( Dalam perjalanan mereka bertemu dengan rakyat yang lainnya, rakyat tersebut itu pun
ikut bergabung menuju istana untuk bertemu raja )
Rakyat 3 : Kalian hendak kemana ?
Rakyat 1 : Kami ingin menghadap raja, agar mengatasi masalah kekeringan ini. Apakah kau
kau ingin ikut bersama kami ?
Rakyat 3 : Ya, Aku ikut. Sawahku juga kering akibat musim kemarau ini.
Rakyat 1 : Mari.. !
( Mereka berjalan bersama menuju ke istana. Tidak lama kemudian setibanya mereka
sampai ke istana, mereka bertemu dengan pengawal dan pengawal tersebut mengantar
mereka menghadap raja )
Pengawal : Mohon ampun paduka raja , saya menghadap untuk mengantarkan para rakyat
menemui paduka
Raja : Baiklah antar mereka untuk menemui ku
Pengawal : Baik paduka raja
Raja : Ada perihal apa sehingga kalian datang kemari ?
Rakyat 1 : Mohon maaf atas kedatangan kami baginda, maksud kami kemari ialah untuk
memohon kepada baginda menanggulangi masalah yang telah melanda negeri
ini.
Raja : Baiklah, sebenarnya saya juga memikirkan masalah kemarau ini. Siang ini saya
sudah mengundang para peramal untuk berkumpul di istana, dengan tujuan
untuk menemukan jalan keluar atas masalah ini.
Rakyat 3 : Baiklah baginda, kami akan menunggu kabar baik dari paduka. Kalau begitu
Kami mohon undur diri paduka. ( memberi hormat dan keluar dari istana )
( pada keesokan siang harinya, para peramal telah diundang oleh raja untuk datang
keistana)
Peramal 1 : Mohon maaf baginda, apa gerangan paduka memanggi kami datang kemari
Raja : Saya mengundang kalian kesini dengan suatu tujuan untuk mencari jalan keluar
atas masalah kekeringan yang terjadi sekarang ini.
Peramal 2 : Beribu maaf baginda, kami tidak dapat menemukan solusi atas masalah ini.
Raja : Lalu siapakah yang bia mengatasi masalah ini ? ( raja tampak bersedih )
Alangkah kasihannya rakyat dinegeriku ini. Mereka begitu menderita.
Peramal 3 : Maaf atas keterbatasan pengetahuan kami baginda.
Raja : Baiklah , kalian boleh kembali.
Peramal 1 : Kalau begitu, kami pamitan undur diri
( para peramal meninggalkan kerajaan. Sementara itu, raja dan para pengawal berkumpul
diruang pertemuan )
Raja : Aku begitu merasa bersalah kepada rakyat ku. Aku tidak mampu mengatasi
Penderitaan mereka.
Pengawal : Ampun baginda, saya telah mendengar kabar tentang seorang peramal yang
amat sakti. Peramal itu berada di desa yang jauh dari kerajaan ini dan sangat
terpencil.
Raja : Benarkah ? aku harap dia dapat memberikanku solusi. Segera siapkan kereta
Aku akan menuju kedesa itu.
Pengawal : Baik baginda ( undur diri dari hadapan raja ).
( raja segera bersiap-siap untuk menemui peramal yang dimaksud. Setelah itu, seluruh
keluarga kerajaan berkumpul )
Raja : Duhai anakku, ayahanda akan menemui seorang peramal yang ada di desa yang
jauh dari kerajaan lain. Selama kepergian ayah, ayah percayakan kerajaan ini
kepadamu putri ku.
Putri : Baiklah ayahanda, aku akan mejalankan perintah ayah, selama ayahanda pergi
aku akan menjaga kerajaan ini dengan baik, hati hati lah ayahanda. Dan lekas
kembali. ( putri tersenyum )
Raja : baiklah anakku, ayahanda berangkat
( tidak lama kemudian sang raja pun berangkat dan meninggalkan kerjaannya. Setelah
butuh beberapa hari perjalanan, raja pun tiba di kediaman peramal yang di tuju itu. Lantas
raja mengetuk pintu beberapa kali, dan tidak lama permal itu membuka pintunya )
( sang raja pun meninggalkan rumah peramal itu. Butuh beberapa waktu untuk sampai ke
kerajaannya.Setelah sampai di kerajaannya, raja kemudian menemui putrinya )
Raja : putri ku, ayahanda sudah bertemu dengan peramal yang ayah ceritakan tempo
hari. Dia mengatakan bahwa petunjuk tentang jalan keluar atas masalah negeri
ini akan datang dalam mimpimu. Tidakkah kau bermimpi mengenai hal
tersebut ?
putri : mohon maaf ayah, aku belum mengalami mimpi tersebut. Akan tetapi, alangkah
baiknya jika masalah kekeringan ini kita serahkan saja pada tuhan ?
Raja : Benar perkataan mu itu putriku. Maafkan ayah, ayah sudah sadar dengan apa
yang seharusnya ayah lakukan.
( malam pun tiba, sang putri tertidur di kamar pribadinya. Saat tidurnya itu, putri bermimpi
bertemu dengan ibunya ).
Ibu : putriku , apa yang telah dialami oleh negeri ini akan segera berakhir, apabila ada
ada seorang gadis yang bersedia berkorban dan mau menjeburkan dirinya ke laut.
( putri segera terbangun dari tidurya. Raja juga masuk kedalam kamar putri kemarau dan
menenangkannya )
Raja : wahai rakyatku, adakah dari kalian yang bersedia mengajukan diri untuk
melaksanakan ini ? ( suasana hening )
putri : mohon maaf ayah, saya rela mengorbankan diri demi kemakmuran rakyat yang
ada di negeri ini ( sembari berdiri )
Raja : ( Terkejut ) jangan anakku, engkau adalah satu-satunya keluarga yang akua miliki
engkau pula yang akan meneruskan dan memimpin kerajaan ini.
Putri : tidak ayahanda, sebaiknya saya saja yang berkorban demi rakyat, mungkin ini
adalah takdir hamba ayahanda.
Raja : ( sedih ) baiklah , putriku. Kalau begitu tekadmu maka nanti malam kita akan
menuju ketepi laut.
( malam pun datang dan raja, putri serta rakyatnya sudah berada di tepi laut yang curam )
Raja : anakku, apakah kau yakin dengan semua ini ?
Putri : iya ayahanda, tolong ikhlaskan kepergianku dan maafkan juga kesalahanku.
( berjalan menuju tebing dan menerjunkan diri kelaut ).
Raja : Baiklah rakyatku, marilah kita kembali kerumah masing-masing ( dengan wajah
sedih ).
( setibanya diistana, raja dan tidur di dalam kamarnya. Kala itu, raja mendengar sebuah
suara ghaib )
Raja : wahai rakyatku, marilah kita ketepi laut kembali, ada suara yang mengatakan bahwa
aku harus kesana.
( raja dan rakyat menuju ketepi laut dan menemukan putri disana )
Raja sangat bersuka cita, dan rombongan itupun kembali keistana. Masalah sudah
terselesaikan dan beberapa tahun kemudian, putri kemarau menjadi ratu menggantikan
ayahandanya dan ia memerintah dengan bijaksana, sehingga rakyatnya bisa hidup tentram
dan makmur.