Anda di halaman 1dari 5

Narrator: Karisha

Putri: Tessa
Pangeran tapi ditolak tapi ganteng kok J : Joe
Pengawal, kekasih hati sang putri : Johan
Peramal: Monci
Rakyat 1: Monic [Modern]
Rakyat 2: Jejes [b aja]
Rakyat 3: Karisha [Medok]

suara ghaib : Johan


Peramal 1: Callia
Peramal 2: Jejes
Ibunda/Ratu: Angel
Putri Kemarau
Narrator : Pada zaman dahulu kala, tepatnya di wilayah Jawa Tengah, hiduplah seorang putri.
Nama asli putri tersebut adalah Putri Gugeng Gelay. Dia disebut Putri Kemarau karena lahir
pada musim kemarau. Sayangnya, ayahnya sudah meninggal dunia, sehingga dia menjadi putri
semata wayang sang Ratu.
Ratu : Nak, Ibu hendak menikahkanmu dengan pangeran Prikitiw Udin Sedunia, dia anak ke-
dua dari kerajaan Kalisemen. Orangnya Guanteng pake banget.
Putri : Tapi bunda, aku sudah memiliki pujaan hati yang sangat menyayangi ku
Ratu : Nanti nyesel lho nduk
Putri : Dia benar-benar menyayangiku-
Ratu : Kamu yo tinggal nikah aja susah, udah nanti pernikahannya bunda yang urus
Putri : (wajah terlihat lesu)
Ratu : Ini kenalin calon mantu bunda
Udin : Udin ( Mengulurkan tangan, pandangan jth cinta )
Putri : Gugeng (🙏🏻)

Udin : (Menarik uluran tangannya)


Narrator : Di sisi lain raykat sedang resah karna sumur sumur dan sumber air yang mengering
Rakyat 1 : gimana ini udah 2 minggu ga keramas. Tuh liatin gimbal, habis nggak ada airnya,
aku kan jadi insekyur (murung)
Rakyat 2 : Ya, negara ini sangat menyedihkan. Ada banyak rakyat yang mengeluhkan tentang
musim kemarau ini. Kita kekurangan air.
Rakyat 1 : Gimana kalo kita pergi ke istana, bilang ke ratu kalo rakyatnya yang satu ini udah
menderita banget gegara gaada air.
Rakyat 2 : Aku setuju. Ayo kita ke istana.
Narrator : Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan rakyat yang lainnya. Rakyat tersebut ikut
bergabung menuju istana untuk bertemu dengan ratu
Rakyat 1 : btw, yang menghadap ratu siapa?
Rakyat 3 : Hompimpa alaium gambreng (Rakyat ke 3 memulai permainan hompimpa yang
diikuti dengan rakyat 1 & 2)

Rakyat 3 : Noh, kamu (Menunjuk ke arah rakyat 1)


Rakyat 1 : Gamaw ah
Rakyat 3 : Yowes kamu aja (menunjuk ke arah rakyat 2) liatin rambut dia gimbal.

Narrator : Mereka berjalan ke istana. Setibanya di istana, mereka bertemu dengan pengawal
dan pengawal tersebut mengantar mereka ke hadapan ratu
Ratu : Ada perihal apa sehingga kalian datang kemari?
Rakyat 2 : Mohon maaf atas kedatangan kami Baginda. Maksud kami kemari ialah untuk
memohon kepada Baginda menanggulangi masalah yang tengah melanda negeri ini.
Ratu : Baiklah, sebenarnya saya juga memikirkan masalah kemarau ini. Siang ini, saya sudah
mengundang para peramal untuk berkumpul di istana, dengan tujuan untuk menemukan jalan
keluar atas masalah ini.
Rakyat 2 : Baiklah Baginda. Kalau begitu, kami mohon diri (memberi hormat dan keluar dari
istana)

Narrator : Pada siang harinya, para peramal yang telah diundang oleh raja datang ke istana
Peramal 1 : Mohon maaf Baginda, apa gerangan Paduka memanggil kami kemari?
Ratu : Saya mengundang kalian dengan tujuan untuk mencari jalan keluar atas masalah
kekeringan yang terjadi sekarang ini.
Peramal 2 : Beribu maaf Baginda, kami tidak dapat menemukan solusi atas masalah ini.
Ratu : Lalu siapakah yang bisa mengatasi masalah ini? (Tampak bersedih) Alangkah
kasihannya rakyat di negeriku. Mereka begitu menderita.
Peramal 1 : Maaf atas keterbatasan pengetahuan kami Baginda.
Ratu : Baiklah, kalian boleh kembali.
Peramal 1 : Kalau begitu, kami pamit undur diri.

Narrator : Para peramal meninggalkan kerajaan. Sementara itu, raja dan para pengawal
berkumpul di ruang pertemuan
Ratu : Aku merasa begitu bersalah kepada rakyatku. Aku tidak mampu mengatasi penderitaan
mereka.
Pengawal : Ampun Baginda, saya telah mendengar kabar tentang seorang peramal yang amat
sakti. Peramal itu berada di desa yang jauh dari kerajaan ini dan sangat terpencil.
Ratu : Benarkah? Aku harap dia dapat memberikanku solusi. Kirimkan dia surat undangan
untuk datang ke istanaku besok siang
Pengawal : Baik Baginda (undur diri dari hadapan ratu).

Narrator : Keesokan harinya, peramal yang dikatakan sakti itu pun mendatangi istana
Peramal : Suatu kehormatan bagi hamba, ………..Kiranya, apa yang membuat Paduka
mengundang hamba kemari?
Ratu : Wahai Tuan Peramal, negeriku tengah dilanda musim kemarau. Rakyatku kesulitan
dalam menghadapinya dan aku tidak mempunyai jalan keluar. Tolong, apakah kau ada cara
untuk mengatasinya.
Peramal : (Mulai memanggil dewa, dilakukan secara berlebihan) Baginda, ada petunjuk yang
akan membawa masalah tersebut keluar dari negeri paduka.
Ratu : Baiklah
Peramal : Kita harus mengorbankan seorang perempuan muda, lajang, berumur 16 sampai 19
tahun, Tinggi badan minimal 155 cm berat badan proporsional, Pendidikan minimal sma/smk
semua jurusan, ramah, sopan, disiplin, dan yang paling penting jujur dan dapat dipercaya. Dia
harus menjatuhkan dirinya ke dalam laut.
Ratu : Ehm.. anda ingin membuka lowongan pekerjaan? (bergumam)
Peramal : Maaf baginda?
Ratu : Terimakasih tuan peramal, saya sangat menghargai …..
Peramal : Terima kasih kembali, Baginda.

Narrator : Sang peramal pun meninggalkan istana


Pengawal :Tadi ada peramal yang datang memberikan solusi untuk masalah kekeringan negri
ini, Harus ada yang mengorbankan dirinya ke laut, seorang perempuan berumur kisaran 16-19
tahun, terus….eeee. Pokok e banyak dah!
Putri: Syaratnya cocok gk sama aku?
Pengawal :Hmmm…(berpikir), seinget aku iya sih
Putri: Oh iya, tadi moso aku dijodohin ama si udin itu loh yang pangeran negri sebelah. Ya gk
ganteng2 amat si
Putri & Pengawal : (terdiam) {Sound effect krik krik….}
Pengawal : Neng, kita putus aja
Putri: Lho Napa kang? Eneng salah apa sama akang?
Pengawal: Aku capek neng, kamu kan juga tau emak kamu gak akan setuju sama hubungan
kita. Apa nanti kata rakyat kalo Putri negeri mereka pacaran sama pengawal rendahan kyk
aku.🥺
Putri: Tapi aku gak peduli kang, aku gak peduli rakyat mau bilang apa soal hubungan kita.
Lagian yang pacaran kan aku, kenapa mereka yang ribet?
Pengawal: Saya pamit undur diri, maaf [Menggunakan bahasa formal secara tiba-tiba]
(memberi hormat pada putri, kemudian pergi)
(Putri yang sedang patah hati tiba-tiba teringat tentang perihal kekeringan di negeri ini)
Putri : (bermonolog) Rakyatku menderita karena kekeringan ini, apa aku mengorbankan diri,
toh kalo aku tetap hidup aku juga akan dipaksa menikah dengan orang yang tidak kucintai.
Keesokan harinya, Hujan pun turun membasahi negeri itu yang membuat seluruh rakyat
bergembira dan mengadakan pesta, namun kegembiraan itu tidak bertahan lama dengan
adanya kabar bahwa sang putri telah menghilang. Pengawal yang panik mengetahui putri yang
hilang teringat dengan pembicaraan mereka beberapa hari lalu.Pengawal yang merasa
bersalah dan merasa semua ini
terjadi karena dia, memutuskan untuk melompat ke laut untuk menyusul sang putri.(< keknya
ini hrs diganti kata2 nya soalnya ini aneh beut kata2nya:’))Putri kemarau pun menerjunkan diri
ke laut pada malah hari tanpa sepengtahuan siapapun.

Anda mungkin juga menyukai