Putri: Tessa
Pangeran tapi ditolak tapi ganteng kok J : Joe
Pengawal, kekasih hati sang putri : Johan
Peramal: Monci
Rakyat 1: Monic [Modern]
Rakyat 2: Jejes [b aja]
Rakyat 3: Karisha [Medok]
Narrator : Mereka berjalan ke istana. Setibanya di istana, mereka bertemu dengan pengawal
dan pengawal tersebut mengantar mereka ke hadapan ratu
Ratu : Ada perihal apa sehingga kalian datang kemari?
Rakyat 2 : Mohon maaf atas kedatangan kami Baginda. Maksud kami kemari ialah untuk
memohon kepada Baginda menanggulangi masalah yang tengah melanda negeri ini.
Ratu : Baiklah, sebenarnya saya juga memikirkan masalah kemarau ini. Siang ini, saya sudah
mengundang para peramal untuk berkumpul di istana, dengan tujuan untuk menemukan jalan
keluar atas masalah ini.
Rakyat 2 : Baiklah Baginda. Kalau begitu, kami mohon diri (memberi hormat dan keluar dari
istana)
Narrator : Pada siang harinya, para peramal yang telah diundang oleh raja datang ke istana
Peramal 1 : Mohon maaf Baginda, apa gerangan Paduka memanggil kami kemari?
Ratu : Saya mengundang kalian dengan tujuan untuk mencari jalan keluar atas masalah
kekeringan yang terjadi sekarang ini.
Peramal 2 : Beribu maaf Baginda, kami tidak dapat menemukan solusi atas masalah ini.
Ratu : Lalu siapakah yang bisa mengatasi masalah ini? (Tampak bersedih) Alangkah
kasihannya rakyat di negeriku. Mereka begitu menderita.
Peramal 1 : Maaf atas keterbatasan pengetahuan kami Baginda.
Ratu : Baiklah, kalian boleh kembali.
Peramal 1 : Kalau begitu, kami pamit undur diri.
Narrator : Para peramal meninggalkan kerajaan. Sementara itu, raja dan para pengawal
berkumpul di ruang pertemuan
Ratu : Aku merasa begitu bersalah kepada rakyatku. Aku tidak mampu mengatasi penderitaan
mereka.
Pengawal : Ampun Baginda, saya telah mendengar kabar tentang seorang peramal yang amat
sakti. Peramal itu berada di desa yang jauh dari kerajaan ini dan sangat terpencil.
Ratu : Benarkah? Aku harap dia dapat memberikanku solusi. Kirimkan dia surat undangan
untuk datang ke istanaku besok siang
Pengawal : Baik Baginda (undur diri dari hadapan ratu).
Narrator : Keesokan harinya, peramal yang dikatakan sakti itu pun mendatangi istana
Peramal : Suatu kehormatan bagi hamba, ………..Kiranya, apa yang membuat Paduka
mengundang hamba kemari?
Ratu : Wahai Tuan Peramal, negeriku tengah dilanda musim kemarau. Rakyatku kesulitan
dalam menghadapinya dan aku tidak mempunyai jalan keluar. Tolong, apakah kau ada cara
untuk mengatasinya.
Peramal : (Mulai memanggil dewa, dilakukan secara berlebihan) Baginda, ada petunjuk yang
akan membawa masalah tersebut keluar dari negeri paduka.
Ratu : Baiklah
Peramal : Kita harus mengorbankan seorang perempuan muda, lajang, berumur 16 sampai 19
tahun, Tinggi badan minimal 155 cm berat badan proporsional, Pendidikan minimal sma/smk
semua jurusan, ramah, sopan, disiplin, dan yang paling penting jujur dan dapat dipercaya. Dia
harus menjatuhkan dirinya ke dalam laut.
Ratu : Ehm.. anda ingin membuka lowongan pekerjaan? (bergumam)
Peramal : Maaf baginda?
Ratu : Terimakasih tuan peramal, saya sangat menghargai …..
Peramal : Terima kasih kembali, Baginda.