Anda di halaman 1dari 37

DRAMA I

NASKAH DRAMA
NATAL
oleh: Diah Pawitri

SINOPSIS
Tokoh           :  Raja                 Sifat bijaksana
                        Permaisuri       Cerdas dan penuh perhatian
                        Mbok Rondo   Sengsara tetapi selalu penuh pengharapan.
                        Anak-anak       Percaya kepada Ibunya
                        Wanita  1         Jujur
                        Wanita 2          Licik
Pengajaran    :  Seorang Ibu akan selalu mengasihi anaknya, bagaimanapun keadaannya. 
Tuhan juga tidak pernah meninggalkan umatnya.
                        Mengajarkan sifat bijaksana, adil dan penuh kasih.
Setting Panggung: 
1.      Suasana istana
2.      Rumah mbok rondo
3.      Pertengkaran di jalan.
Ayat pengajaran:  Kasihilah ayah dan ibumu.
                             Hai orang tua, kasihilah anak-anakmu.

NASKAH DRAMA
Pencerita:
Di sebuah negeri yang jauh, ada seorang raja yang adil dan bijaksana. Raja itu
bernama Sulaeman. Raja selalu memantau kehidupan rakyatnya.
         (Pemeran raja dan permaisuri sedang duduk di singgasana menyaksikan tarian
anak-anak, musik padang pasir)
Raja:             (berbicara pada permaisuri) Adinda, hari ini aku mendapat laporan bahwa
rakyat kita sudah semakin makmur, tidak ada lagi kelaparan.
Ratu:            Puji Tuhan, bersyukur sekali kita diberkati negeri yang aman dan damai. Tetapi
Kakanda, apakah tidak lebih baik kalau Kanda melihat langsung keadaan rakyat
kita?
Raja:             (antusias) Saran yang bagus sekali! Wah, aku akan menyamar untuk
mengetahui keadaan rakyatku. Malam  ini juga, aku akan pergi ke desa yang
paling jauh di kerajaan kita. (raja dan permaisuri bersiap-siap, musik ceria)
Pencerita:     Pergilah raja ke sebuah desa yang bernama Dadapan. Ia berjalan jauh sekali.
Sampai di ujung desa, ia mendengar suara anak-anak menangis dari sebuah rumah, raja
bergegas pergi ke rumah itu. (raja mengintip ke dalam rumah)
                     Rumah itu adalah milik Mbok Rondo Dadapan, seorang janda dengan empat
orang anak. Mbok Rondo sedang memasak sesuatu di dalam kuali dan anak-
anaknya duduk mengitari kuali itu dengan tatapan yang sangat lapar.
Anak 1         Simbok, apakah sudah matang? Perutku lapar sekali.
Mbok           Sabar ya, Le. Sabar, Nak. Sebentar lagi sudah akan matang.
Anak2          Sepertinya aku sudah tidur dua kali, kenapa belum matang juga?
Mbok:           Iya, ubi kali ini mungkin ubi tua, jadi tidak empuk-empuk dimasak. Sekarang
begini ya, bagaimana kalau kalian cicipi kuahnya dulu.
Anak-anak: Iya, Mbok. Yang banyak ya kuahnya.  (Mbok Rondo membagi-bagikan kuah ke
dalam mangkuk sambil menangis.)
Anak3          Kenapa Simbok menangis? Kami sabar kok menunggu masakannya matang.
Mbok:          Iya, iya....minumlah dulu kuahnya, setelah itu kalian pergi tidur, nanti bangun
tidur, pasti ubi ini sudah matang.
(Anak-anak terlihat mulai minum kuah di dalam mangkuk, kemudian mereka
berbaring di atas tikar. Mbok Rondo Dadapan mengelus-elus kepala anaknya
sambil menangis)
Mbok:           Ya Tuhan, tolonglah kami, berilah anak-anak ini makan hari ini.
Anak4          Apakah aku sudah boleh bangun, mbok?
Mbok           Kenapa tidak boleh nak?
Anak4          Kalau aku bangun, ubinyakan harus sudah matang. (mbok tersenyum)
Mbok            Coba kita lihat ya! (Simbok mengetuk-ngetukkan sendok sayur ke dalam
pancinya.)  Belum matang le, masih keras.  Tidurlah sebentar lagi.
Pencerita:     Raja mendengarkan percakapan anak-beranak itu dari balik jendela.  Dia sangat
bingung.  Ubi apakah yang dimasak begitu lama.  Akhirnya Sang Raja tidak sabar untuk
mengetahui masakan mbok rondo.
Raja              (Mengetuk pintu)  Permisi!  Salam! 
Mbok            Siapa itu ya!? Tunggu sebentar.  (mbok rondo  berjalan membukakan pintu).
Raja              Maaf ibu, saya seorang pengelana.  Saya sedang berjalan melewati desa ini dan
mencium bau masakan ibu yang enak.  Bolehkah saya ikut mencicipinya?
Mbok            (Menangis)  Huu…. Hu….   Anak yang baik.  (Sambil terisak).  Maafkan saya
tidak bisa mengundangmu makan.  Karena kami tidak punya apapun untuk
dimakan. 
Raja              Benarkah?  Kenapa ibu menjerang panci di atas api? Dan saya mencium bau
yang enak dari panci itu.
Mbok            Nak, sebenarnya yang ibu masak di panci itu adalah empat buah batu, Ibu hanya
ingin, menghibur hati anak-anak bahwa akan ada makanan yang mereka tunggu
setelah bangun dari tidur.
Raja              (Terharu dan memegang tangan Mbok Rondo)  Ibu, hati ibu baik.  Karena itu,
maukah ibu menolong saya memasakkan makanan?  Ini ada sedikit uang dan ibu
bisa membeli beras serta lauk pauk untuk anak-anak itu.
Mbok           Jangan nak, apa yang telah saya lakukan untukmu, sehingga engkau memberi
uang?
Raja              Terimalah uang ini Ibu, saya telah mendapatkan sebuah pelajaran.  Bahwa kasih
ibu tidak ada duanya.  Pakailah uang itu berbelanja, sebelum anak-anak bangun. 
Tuhan telah mendengar doa ibu.
Pencerita      Adik-adik, Mbok Rondo sangat bahagia bisa membelikan makanan untuk anak-
anaknya.  Rajapun mendapatkan pelajaran, ketulusan hati Mbok Rondo dalam
doa dan pengharapan, bahwa Tuhan akan menolong keluarganya.  Kemudian
Raja melanjutkan perjalanannya.
                     Suatu hari, raja melihat pertengkaran antar dua orang wanita yang
memperebutkan seorang bayi.  Apa yang terjadi?
Wanita1        Ini anakku!  Lihat, ada tahi lalat di bibirnya. 
Wanita 2       Bukan, bayi yang mati itu (Sambil menunjuk keranjang, berisi mayat bayi
dalam lampin).  Itu anakmu! 
Wanita  1      Tidak!  Dia anakmu, ini anakku.
Raja              Adakah yang bisa dibantu, saudara-saudaraku?
Wanita 1       Dia mengakui bayi yang hidup ini adalah anaknya, padahal anak dia sudah mati.
Wanita 2       Dia bohong!  Bayiku yang hidup.
Raja              Saudara-saudaraku aku tidak tahu mana yang benar di antara kalian, aku juga
tidak membela satu dari antara kalian. (Raja mengambil pedang dari balik
bajunya, meminta bayi dan mengangkat pedangnya)
                     Aku akan membagi dua, dan kalian mendapat masing-masing sepotong.
Wanita 2       Ya, itu sangat adil! 
Wanita 1       Jangan lakukan itu.  Biarlah bayi ini menjadi anaknya, asal dia tidak dibunuh.  
Raja              (Menyarungkan pedangnya dan memberikan bayi kepada wanita 1)  Ibu ini
anakmu, jagalah dia baik-baik.
Wanita 2       Bagaimana engkau ini!?  Kenapa kau berikan bayi itu kepadanya.
Raja              Seorang ibu tidak akan tega melihat anaknya disakiti.  Kau pembohong.  Aku
tidak melaporkan kepada Raja, asalkan kau tidak mengulangi perbuatanmu dan
kuburkan bayimu baik-baik.
Wanita 1       Bapak yang baik, kenapa kau melakukan ini kepada kami? 
Raja              Ibu, Tuhan mengajarkan kepada kita untuk berbuat jujur, mengasihi dan
bijaksana. 
Wanita 1       Siapakah Tuhanmu? Apakah dia seorang raja? 
Raja              Ya Tuhanku adalah seorang Raja Damai, yaitu Yesus Kristus, yang dilahirkan
di kota Bethlehem.
Wanita 1       Aku pernah mendengarnya.  Ceritakan lagi tentang Bayi yang lahir di
Bethlehem itu.
(Dilanjutkan dengan cerita Natal oleh Guru Sekolah Minggu diselingi dengan menyanyikan
bersama lagu-lagu natal!)

DRAMA 2
Berikut ini kami sajikan sebuah bahan Drama Natal yang dialognya diambil langsung dari
Injil Lukas 1:39-56; Lukas 2:1-20 dan Matius 2:1-12. Naskah drama ini bisa menjadi salah
satu alternatif yang bisa anda pakai untuk pementasan drama natal di Sekolah Minggu
anda.
PEMERAN:
Peran utama: Yusuf, Maria, Elisabet, Zakaria, Malaikat, beberapa gembala, Herodes, dan
tiga orang Majus,
Peran pembantu: tetangga Elisabet dan Zakaria, orang kebanyakan, para prajurit, pemilik
penginapan, dan ahli Taurat.
Keterangan:
Kalimat di dalam [[...]] merupakan keterangan saja tapi bukan bagian dari naskah untuk
dibaca atau diucapkan. Lagu-lagu instrumental yang dipilih bisa diganti dengan lagu lain
jika memang tidak memungkinkan/tidak dimiliki.
KELAHIRAN YESUS KRISTUS
ADEGAN 1: Pemberitahuan Tentang Kelahiran Yesus
[[Musik pengiring instrumental mengalunkan lagu (O Come, O Come Emmanuel). Narator
mulai membacakan naskahnya di belakang panggung.]]
NARATOR:
Dalam bulan keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea
bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama
Yusuf dari keluarga Daud, nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah
Maria, ia berkata:
[[Maria muncul di panggung, berjalan perlahan-lahan, dan spot light diarahkan ke Maria.
Lalu tak lama kemudian spot light ganti diarahkan ke malaikat yang muncul di panggung
(diusahakan dari sebuah tempat yang lebih tinggi) dan berhenti di hadapan Maria.]]
MALAIKAT:
"Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
NARATOR:
Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya. Apakah arti salam
itu?
MALAIKAT:
"Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.
Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan
hendaklah engkau menamai Dia, Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak
Allah yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya tahta Daud,
bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-
lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
MARIA:
"Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
MALAIKAT:
"Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau;
sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu disebut Kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya,
Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya
dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak
ada yang mustahil."
MARIA:
"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."
[[Musik terus mengalun sampai pemeran Malaikat meninggalkan panggung. Beberapa saat
kemudian Maria juga meninggalkan panggung.]]
ADEGAN 2: Maria dan Elisabet
[[Panggung ditata dengan latar belakang rumah Elisabeth. Elisabet memasuki panggung.
Musik instumental (Bring a Torch) mengalun pelan dan Narator mulai membacakan
naskahnya.]]
NARATOR:
Berapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju
sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakaria dan memberi salam kepada
Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam
rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring.
[[Maria memasuki panggung dengan membawa bungkusan bekal, spot light tertuju pada
Maria. Elisabet menyambut Maria dengan memegangi perutnya, lalu mencium pipi
Maria.]]
ELISABET:
"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.
Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya,
ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di rahimku melonjak kegirangan. Dan
berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan,
akan terlaksana."
[[Mereka berdua sangat bahagia sambil bergandengan tangan Maria dan Elizabet
meninggalkan panggung. Musik semakin pelan dan berhenti.]]
ADEGAN 3: Nyanyian dan Pujian Maria
[[Setting panggung tetap sama, musik (What Child is This) mengiringi Maria muncul ke
panggung lagi (spot light ditujukan ke Maria). Dengan tangan yang dilipat di depan dada
dan kepala sedikit menengadah ke atas Maria membacakan pujiannya.]]
MARIA:
"Jiwaku memuliakan Tuhan,
dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku,
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesunguhnya, mulai dari sekarang segala
keturunan akan menyebut aku berbahagia,
karena yang Maha Kuasa telah melakukan
perbuatan-perbuatan besar kepadaku,
dan nama-Nya adalah kudus.
Dan rahmat-Nya turun-temurun atas
orang yang takut akan Dia.
Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan
perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan
orang-orang yang congkak hatinya;
Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa
dari takhtanya, dan meninggikan
orang-orang yang rendah;
Ia melimpahkan segala yang baik kepada
orang yang lapar; dan menyuruh
orang yang kaya pergi dengan tangan hampa;
Ia menolong Israel, hamba-Nya,
karena Ia mengingat rahmatNya,
seperti dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita,
kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya."
NARATOR:
Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang
kembali ke rumahnya.
ADEGAN 4: Kelahiran Yesus
[[Diiringi dengan musik instrumental lagu (Joy to the World) Masuklah beberapa prajurit
yang seakan-akan sedang membaca pengumuman dari raja Herodes. Sementara itu Narator
membacakan naskahnya.]]
NARATOR:
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan
semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu
Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri,
masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nasaret di Galilea
ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem - karena ia berasal dari keluarga
keturunan Daud - supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria tunangannya yang
sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin
dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan
lampin dan dibaringkannya dalam palungan karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah
penginapan.
[[Lalu prajurit pergi dan masuklah Maria dan Yusuf berjalan perlahan- lahan mengitari
panggung dan terlihat lelah karena Maria sedang mengandung. Yusuf sesekali berhenti
menuju ke sebuah pintu (Jika memungkinkan panggung dihiasi dengan beberapa pintu
rumah untuk bisa diketuk oleh Yusuf) dan mengetuk rumah penginapan, namun pemilik
penginapan menolak mereka. Hal ini bisa dilakukan 2 kali sampai pemilik penginapan
yang ke dua menunjukkan kandangnya. Musik pengiring "Malam Kudus" (O Holy Night)
mengalun lembut. Spot light diarahkan kepada Maria dan Yusuf. Di salah satu sudut
panggung telah dihias dekorasi kandang yang telah tersedia palungan dan boneka bayi
yang dibungkus lampin. Setelah Yusuf dan Maria memandangi bayi lalu Maria
menggendong bayi Yesus dan masuk ke belakang panggung]]
ADEGAN 5: Gembala-gembala
[[Adegan ke 5 disambut dengan iringan perlahan lagu (Hark the Herald Angels Sing). Para
gembala muncul di panggung dengan membawa domba- domba dan duduk berkeliling
seakan-akan ada api unggun di tengah- tengah mereka,]]
NARATOR:
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak
mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka
dan kemulian Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata
malaikat itu kepada mereka:
[[Pemeran malaikat memasuki panggung. Spot light pertama ditujukan kepada para
gembala, lalu kepada malaikat.]]
MALAIKAT:
"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk
seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat yaitu Kristus, Tuhan di kota Daud.
Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan
lampin dan terbaring di dalam palungan."
NARATOR:
Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah bala tentara sorga
yang memuji Allah katanya:
[[Ada beberapa malaikat menari-nari dan bernyanyi memuji Tuhan, diiringi musik
instrumental (Hark The Herald Angels Sing).]]
BALA TENTARA SORGA:
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antara
manusia yang berkenan kepadaNya."
NARATOR:
Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan kembali ke Sorga, gembala itu
berkata seorang kepada yang lain:
GEMBALA:
"Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana seperti yang
diberitahukan Tuhan kepada kita."
[[Lalu gembala-gembala itu bergegas membawa domba-dombanya menuju ke belakang
panggung. Maria dan Yusuf kemudian muncul di panggung yang telah dibuat suasana
kandang lagi, di mana di hadapan Maria bayi Yesus terbaring di palungan dibungkus kain
lampin. Kemudian disusul gembala-gembala yang datang untuk menyembah Yesus.]]
NARATOR:
Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan Bayi itu, yang
sedang berbaring di dalam palungan. Dan Ketika mereka melihat-Nya mereka
memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua
orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada
mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara di dalam hatinya dan merenungkannya.
Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji Allah karena sesuatu yang mereka
dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada
mereka.
[[Setelah narator selesai membacakan naskahnya, para gembala meninggalkan panggung,
spot light dimatikan. Maria dan Yusuf juga meninggalkan panggung.]]
ADEGAN 6: Orang-orang Majus dari Timur
[[Suasana panggung dihias dengan kursi kerajaan, dimana ada Raja Herodes duduk dengan
didampingi oleh para prajurit dan ahli Taurat yang membawa gulungan-gulungan kitab
Perjanjian Lama. Musik lagu (O Come All ye Faithful) mengiringi Narator membaca.]]
NARATOR:
Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah
orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya:
[[Lalu tiga orang Majus muncul ke panggung dan memberi hormat kepada raja Herodes.]]
ORANG MAJUS:
"Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan? Kami telah melihat bintang-
Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
NARATOR:
Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka
dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya
keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya:
AHLI TAURAT:
"Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikian ada tertulis [[Membuka gulungan Kitab]]
dalam kitab nabi: "Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang
terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit
seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel."
NARATOR:
Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang Majus itu dan dengan teliti
bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke
Betlehem, katanya:
[[Herodes berdiri seakan-akan berbisik-bisik dengan orang-orang Majus.]]
HERODES:
"Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah
kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia."
[[Musik instrumental diganti dengan (Silent Night, Holy Night) mulai berkumandang
dengan diikuti pembacaan dari Narator.]]
NARATOR:
Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang
mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di
mana anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka.
Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya,
lalu sujud menyembah Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan
mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan karena
diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah
mereka ke negerinya melalui jalan lain.
[[Orang-orang Majus meninggalkan panggung, demikian juga diikuti oleh Herodes, para
prajurit, dan ahli Taurat. Tak lama kemudian orang-orang Majus itu muncul lagi ke
panggung, sambil melihat-lihat ke atas mengamati bintang cemerlang (yang telah dipajang
di sudut panggung sebelumnya). Tepat di bawah bintang tsb. Yusuf dan Maria, yang
sedang menggendong bayi Yesus, sedang duduk. Lalu orang-orang Majus itu memberikan
persembahan mas, mur dan kemenyan kepada bayi Yesus. Setelah menyembah kepada
bayi Yesus, orang-orang Majus itu meninggalkan panggung, diikuti oleh Yusuf dan Maria
yang menggendong bayi Yesus. Drama selesai.]]
[[Guru bisa langsung mengajak anak-anak semua untuk menyanyikan lagu "Malam
Kudus".]]

DRAMA 3

PERSIAPAN
1. Daftar lagu yang akan dialunkan pada saat drama berlangsung.
2. Anda bisa mengganti setiap lagu yang ada dalam konsep ini dengan lagu-lagu yang
lain.
3. Pemeran cerita:
a. 4 Pembaca puisi
b. Penyanyi:
Bagilah anak-anak menjadi tiga kelompok di mana masing-masing kelompok
menyanyikan lagu yang berbeda, memakai baju yang berbeda pula. Kemudian
mintalah seluruh anak untuk berkumpul bersama menyanyikan lagu
penutupnya. Bila ada lebih dari tiga kelompok penyanyi, tambahkanlah lagu-
lagu cadangan.

KONSEP DRAMA
Puisi I dibacakan:
Pada suatu ketika,
pada zaman dahulu kala.
Ada kisah tentang seorang bayi,
yang harus kalian tahu.
Ayahnya adalah Yusuf,
dan Maria adalah ibunya.
Bayi ini sangat istimewa,
Dialah Putra tunggal Allah.
Kelompok penyanyi I menyanyikan lagu "Mary`s Boy Child". Seorang penyanyi didandani
sebagai Maria dan menggendong boneka bayi, seorang lagi sebagai Yusuf dan anak-anak lain
berperan sebagai bermacam-macam binatang.
Puisi II dibacakan (sambil lagu "Mary`s Boy Child" tetap dialunkan):
"Siapakah Anak ini?"
Maria menunggang keledai,
dan Yusuf berjalan menuntunnya,
dan para malaikat menyertai mereka dari jauh,
menyanyikan lagu-lagu pujian.
Ketika mereka tiba di Betlehem,
pasangan ini ditolak
oleh pemilik penginapan,
yang mengatakan tidak ada tempat bagi mereka.
Yusuf mendesak,
mengatakan bahwa istrinya perlu tempat untuk bersalin.
Pemilik penginapan itu memberitahu letak sebuah kandang
binatang dan jerami.
Perjalanan Maria dan Yusuf berakhir
di sebuah kandang yang penuh dengan jerami,
di sanalah Maria melahirkan
Raja kita.
Malaikat turun dari surga,
dan mereka mulai memuji.
Para gembala di padang yang dingin,
"Kami bawa kabar gembira!"
Kelompok penyanyi II menyanyikan lagu "Hark the Herald Angels Sing". (Para penyanyi
didandani sebagai malaikat, gembala, dan kawanan domba.)
Puisi III dibacakan:
Natal yang Pertama
mengabarkan kedatangan Raja
segera tersiar,
Para malaikat itu mengabarkan kepada para gembala
bahwa seorang Raja telah lahir.
Sebuah bintang bersinar dari surga,
untuk menerangi jalan para Majus
menuju ke palungan Bayi itu,
yang lahir di hari Natal.
Kelompok III menyanyikan lagu "Away in a Manger" (penyanyi didandani sebagai tiga
raja/majus dan sebagai bintang). Untuk kostum bintang, gunakan gabus yang sudah dibentuk
bintang dan hiasi dengan bunga-bunga. Anak-anak yang masih TK bisa didandani dengan
kostum bintang.
Puisi IV dibacakan:
Dan semua yang ada di dekat-Nya,
menyembah dan memuji atas kelahiran-Nya.
Untuk Bayi, Raja yang bernama Yesus,
Juru Selamat kami di bumi!
Mari rayakan Natal
dengan permen dan hadiah-hadiah dan apa saja.
Ingatlah kita memiliki seorang Juru Selamat,
yang memberi kita hidup kekal.
PENUTUP
Semua pemain menyanyikan lagu "Joy to the World". Dan setelah itu memberikan ucapan
selamat Natal kepada semua hadirin. (t/Ratri)

DRAMA 4

“Kristus lahir di hatiku dan di hatimu”

DRAMA NATAL
Lampu panggung menyala, musik, lagu-lagu Natal Elvis Prisley Seorang bapak dengan
mengenakan piama duduk mendengarkan lagu-lagu Elvis.
Seorang ibu masuk dengan pakaian bagus habis pergi. 
Ibu       :  Alah…alah…bapak ini lho…Lha wong temannya pada sibuk, lha kok malah
nglaras…Itu Pak Anton latihan koor, Pak Ngatari jadi panitia natal, lha bapak…
nyantai…mbok yo ikut kegiatan apa gitu…
Bapak  :  (berdiri) Eh…bu…bu…sadar (memegang dahi istrinya) Natal itu yang penting
disini nih…(memegang dadanya sendiri) Ndak usah rame-rame, pokoke Yesus lahir
di hatiku…kalau sudah, aku harus hidup dengan teladan Yesus wis cukup… (duduk
lagi dengan memilih CD)
Ibu       :  Memang aneh kok bapak iki…orang yang aneh. Orang lain bersuka cita
menyatakan kegembiraan dengan segala daya, bapak… ompong… pong… pong…
bengong.
Bapak  :  Lho…kok ngajak tawuran?? Masing-masing orang itu ya punya gaya sendiri-
sendiri, style…gitu lho…aku kok disamakan dengan pak Anton, ya jelas beda
apalagi Pak Narso, beda banget…bodinya saja lain…nuwun sewu Pak Narso ben
rak kuwalat.
Ibu       :  Wis…ben …terserah…susah men dikasih tau.
(Ibu masuk, Bapak meneruskan kegiatan mendengarkan CD)
Bapak  :  Begini kan nyaman, tenteram, di hati enak. Suara Elvis merdu, lagunya sesuai
suasana hati yang mau natalan. Ini berkat…ndak usah ditonjol-tonjolken. Wong
kalau di gereja khotbah natal juga paling disuruh menolong yang kekurangan…
natal itu kok kadang-kadang ngucek-ngucek orang kaya…yang beruntung yang
miskin, yang kaya itu salah aja…
(asyik mendengarkan lagu, Seorang nenek tua datang mengetuk pintu). 
Nenek  :  permisi anak..
Bapak  :  (menoleh) sebentar, nek, bu…bune…ada yang minta-minta tuh… (kembali sibuk,
Ibu keluar)
Ibu       :  Oh, ada tamu.
Bapak  :  Peminta-minta kok tamu.
Nenek  :  Maaf, saya bukan peminta-minta. Tadi saya lewat dengar lagu-lagu natalnya Elvis,
saya jadi mampir mau ikut dengar.
Ibu       :  oh…boleh. Silahkan, ibu, silahkan.
Nenek  :  Tidak, disini saja.
Ibu       :  Jangan, silahkan duduk.
(Sambil memelototi bapak yang menatap bengong)
Nenek  :  Tidak usah, anak…
Ibu       :  Tidak apa-apa, tunggu sebentar. (masuk ke dalam) Nenek mencoba ramah pada
bapak, tapi bapak pura-pura cuek.
Nenek  :  Saya paling suka lagu White Chistmasnya Elvis, sebenarnya anak saya yang suka.
Bapak  :  (masa bodoh) ooohh…
Ibu keluar membawa minuman.
Ibu       :  monggo, silahkan diminum…
Nenek  :  aden dari tanah jawa ya?
Ibu       :  Iya nek…jangan panggil itu, Sri nama saya.
Nenek  :  Saya dari Sulawesi, nak… Kita orang lari dari tanah kelahiran karena di
sana ada kerusuhan. Dorang baku bunuh. Jadilah nenek mencari anak nenek yang
merantau ke Bogor, tapi tidak ketemu.
Ibu       :  Puteranya tinggal di mana, Nek?
Nenek  :  Katanya di babakan. Di sini banyak babakan, ada babakan gunung gede, babakan
fakultas, pokoknya nenek bingung. Tadi waktu dengar, e…itu lagu Elvis…hati
nenek bergetar, ingat natal di kampong. Kita suka manari rock ‘n Roll. (tersenyum
sambil menutup mulutnya)
Ibu ikut tersenyum, bapak kelihatan mulai tertarik.
Ibu       : Rock ‘n Roll, nek?
Nenek  : Betul…yang begini (memperagakan) Waktu muda nenek suka sekali.
Bapak  : Ya jelas waktu muda, masa nenek sekarang mau menari rock ‘n roll?
Nenek  : Betul, nak…bisa-bisa patah kaki nenek. Tapi di kampong nenek, meskipun
sederhana, kitorang suka badansa, jo…jadi segala musik kita suka.
Ibu       : ceritakan tentang natal di kampung nenek.
Nenek  :  Iyo.. disana semua orang berebut menjadi panitia, kalau tidak paduan suara atau
vocal grup.
Ibu       :  Wah beda dong dengan di sini ya.. semua orang berebut menolak menjadi panitia. 
Ya to pak?  Apa lagi bapak-bapak, kalau diminta paduan suara, susah…  banget.
Nenek  :  Mungkin kalian belum tahu hakikat Natal….
Bapak  :  Maksud nenek?
Nenek  :  Ya.. natal, itu harus lahir di hati kita, karena Yesus Juru selamat memeberikan tiket
gratis untuk kita nonton konser malaikat di Sorga ya
kan?
Ibu       :  Ah, masa menonton konser …
Nenek  :  Betul itu!  Malaikat tiap hari memuji Allah…. Jadi, siapa menjadi anggota paduan
suara itu temannya malaikat
kan?  Saat Allah menjadi manusia dan menjadi jembatan bagi kita kembali ke
kebenaran Allah….  Hati kita senang.
Bapak  :  Wah ya… yang paling penting hati kita terima Yesus to nek?  Memperbarui
komitmen kesetiaan pada Yesus.
Nenek  :  Pintar..  tapi setalah itu apa?
Bapak  :  Yo… mengubah perilaku agar sesuai kehendak Kristus, mengikuti teladan Kristus.
Nenek  :  Bagus, lalu…
Bapak  :  (garuk-garuk kepala)  opo .. yo!
Nenek  :  Coba kalian bayangkan, tempat penampungan air.  Kalau kita isi terus, bagaimana?
Bapak  :  Luber… tumpah.
Nenek  :  Sia-siakan? Malah merusak kayu-kayu dan barang-barang disekitarnya, tetapi kalau
dari tempat penampungan air itu kita alirkan ke tempat lain, meski kita isi, dia tidak
akan tumpah.  Bisa untuk mandi di bak, menyiram tanaman dan lain-lain.
Ibu       :  Aku mengerti …  jadi berkat Tuhan yang harus disalurkan ya nek.
Nenek  :  Iyo… Yesus akhirnya tidak hanya lahir di hatiku, tapi dihatimu, dan di hati semua
orang.  Karena tiap orang mau berbagi.  Tidak hanya si kaya memberi si miskin,
tapi si miskinpun memberi si kaya dan yang lain-lain.
Ibu       :  Tuh pak… Sukacita natal, harus dibagikan juga. 
Nenek  :  Betul, apa yang kalian perbuat untuk Tuhan menjadi panitia, tukang ketik, paduan
suara, bahkan hadir di perayaan sudah menjadi berkat, asal kalian tulus melakukan
untuk Tuhan.
Ibu       :  Wah kita dapat pelajaran berharga hari ini.  Nenek tinggal di sini aja, sambil
mencari anak nenek.  Jadi orang tua buat kami.
Nenek  :  Puji Tuhan …. Tapi apakah tidak  merepotkan?
Ibu       :  Tidak .. yo to pak?  (Bapak tersenyum masam).
Nenek  :  Baiklah Tuhan memberkati kalian.
Ibu       :  Ayo nek… mana tasnya tadi, mbok dibawakan to pak?  Sini saya tunjukkan kamar
nenek. 
Pemain meninggalkan panggung. 
Narator:          
Natal!  Biarlah selalu harir di hatiku, di hatimu, di hati setiap orang percaya.  Gloria in exelcis
Deo

DRAMA 5

Sinopsis:          Seekor harimau terhimpit dahan, kemudian ditolong oleh Banteng, akan tetapi
harimau meminta Banteng untuk bersedia dimakan.  Kemudian mereka pergi mencari
keadilan, Burung Hantu membantu memecahkan masalah mereka dan juga memperkenalkan
pada Domba yang menjadi saksi kelahiran seorang Hakim Agung, Raja Damai, yakni Yesus
Kristus.  Di akhir Cerita, pergilah hewan-hewan itu menemui sang Bayi Keselamatan, yang
disambut dengan nyanyian merdu malaikat. 
Pengajaran:      Anak diajarkan untuk suka menolong sesama.
Anak diajarkan untuk tidak berwatak licik dan culas. Anak dikenalkan pada makna kelahiran
Yesus Kristus sebagai Juru Selamat bagi semua Makhluk. 
Penokohan:
Harimau: Berwatak  licik, culas.  Pintar bicara.
Banteng: Lugu dan baik hati.
Burung Hantu: Cerdik dan adil. 
Domba: Gugup tapi riang gembira.                       
Malaikat: PS Anak.
Orang Majus: Hormat pada bayi Yesus, berwibawa, bisa menguasai suasana ruangan karena
akan berperan sebagi MC.
Maria & Yusuf: Orang tua Yesus. 
Panggung: ¾ Panggung menggambarkan hutan dengan segala pepohonan, semak dan hewan-
hewan kecil. 
Gambar gunung di kejauhan.  ¼ Panggung menggambarkan Kandang Domba dengan
palungan dan jerami. 

NASKAH DRAMA NATAL ANAK


(Pangung mengambarkan suasana sebuah hutan , terdengar cicit burung dan suara – suara
serangga.  Musik lembut mengiringi narasi.)
NARATOR: Adik-adik di sebuah hutan bernama ‘Hijau Lebat’ di kaki gunung ‘Ada Tiada’
tinggal bermacam –macam hewan. Semua hidup damai dan tenang, sampai pada suatu
pagi .. (musik mengenai ditimpa dengan suara kokok ayam musik berganti denganirama
riang dan seekor banteng tampak berjalan dengan santai ..)
Banteng: Mo..    aku tertinggal dari teman-temanku.   Mo… ke arah mana ya kira-kira mereka
pergi?  (banteng menoleh ke kiri dan kekanan).    Ah..  ya.. pasti ke arah sungai.  Mo …!
(Sambil melompat kecil si Banteng, menuju ke arah sungai..  terdengar sayup-sayup suara
teriakan minta tolong.  Semakin lama semakin keras).
Suara: Haum… tolong!  To..  longlah.  Grrr.. to.. long.
Banteng: Mo… suara siapa itu?  Apakah aku harus menolongya?  Mo.. tidak ah…  nanti aku
semakin jauh tertinggal dari kawan-kawanku.  (Banteng meneruskan perjalanan sejenak
kemudian berhenti mendengar minta tolong).   Tapi kasihan binatang itu, ada apa ya…
apakah dia digigiti harimau…  (banteng bergegas kembali ke arah suara, teriakan minta
tolong semakin dekat dan keras, suara musik dengan irama bimbang).
Suara: Tolonglah.. aku.  Hmm.  Grrrr.. grrr.
Banteng: (Terkejut)  Ow.. ternyata harimau yang minta tolong.  Moo…  (Seekor harimau
tampak tertimpa dahan kayu yang besar, berusaha melepaskan diri sambil berteriak meminta
tolong). 
Harimau: Grrr… banteng yang baik… tolonglah aku, angkatlah dahan ini dengan tandukmu
yang kuat.  Haum… grr…
Banteng: Begini, Har!… apakah kamu tidak akan memakanku nantinya, kalau aku
menolongmu?
Harimau: Oh tentu tidak… masa kau akan memakanmu, kita itu sebenarnya saudara, maka
aku meminta tolong padamu.
Banteng: Saudara?  Mo… saudara darimana Har?
Harimau: Kita kan hidup dalam hutan yang sama, menghirup udara yang sama, jadi kita
adalah saudara.
Banteng: O.. begitu!  Baiklah .. aku akan menolongmu.  Siap-siap ya!  Moo.. mh.. Ergh…
mooo.. (Dengan tanduknya berusaha mengangkat kayu, kaki depan menendang kayu…
diiringi musik riang, akhirnya kayu terangkat). Hh…  hh… Mooo..  mo… kau sekarang
sudah bebas..  (terengah-engah…. ).
Harimau: (Dengan suara lemah, menghiba-hiba).  Ya… terima kasih Banteng, tapi badanku
masih lemah dan terasa sakit.  Maukah engkau menolongku lagi?
Banteng: Apalagi yang bisa ku lakukan untukmu Harimau?
Harimau: Gendonglah aku sampai ke sarangku, karena aku tidak kuat untuk berjalan.
Banteng: Baiklah… naiklah ke punggungku.  (Banteng menunduk dan harimau naik ke
punggung banteng, diiringi musik lembut Banteng berjalan perlahan-lahan).
Harimau: Banteng yang baik…. Maukah menolongku lagi?  Grrr… grr…..
Banteng: Apalagi Harimau?  Moo…
Harimau: Aku lapar..      Maukah kau memberikan sedikit daging punukmu untukku.  Supaya
tenagaku pulih dan aku bisa berjalan sendiri sehingga tidak menyusahkanmu?
Banteng: (Banteng berhenti berjalan, menurunkan Harimau dari punggungnya)  Rasanya
aku salah dengar ya… kau mau memakanku?
Harimau: Tidak… tentu tidak.  Mana mungkin aku melanggar janji, lagipula engkau sudah
menolongku…   Aku hanya meminta sedikit daging punukmu supaya laparku hilang dan aku
bisa kuat berjalan, jadi kau tidak perlu menggendongku.
Banteng: Moo… Betul juga ya.  (Berpikir).  Tapi kalau kau gigit punukku kan aku jadi luka,
dan aku bisa mati.  Tidak!  Aku tidak mau kau bunuh.
Harimau: Bukan begitu.. tidak ada niatku membunuhmu…  Bukankah engkau binatang yang
baik hati dan mau menolong.  Aku hanya akan menggigit sedikit saja.  Bagaimana grrr…
grrr.
Banteng: (Berpikir).  Lebih baik kita tanyakan pada Pak Burung Hantu, apakah pendapatmu
betul.
Harimau: Baiklah.  Grr…. grr… (Suara musik diiringi suara angin, kedua hewan berjalan
perlahan meninggalkan panggung).
NARATOR: Nah adik-adik!  Banteng dan Harimau berjalan dan berjalan… mencari Pak
Burung Hantu.  Bagaimana menurut kalian?  Betulkah tindakan Banteng menolong
Harimau??  (Diam sejenak)  Iya betul.  Itu adalah perbuatan yang baik sekali menolong
sesama.  Lalu.. apakah Harimau juga melakukan perbuatan yang baik??  (Diam).  Benar..
Harimau ternyata serakah.  Sudah ditolong, tetapi tidak berterima kasih malah meminta
daging si Banteng.  Boleh tidak menjadi orang serakah?? (Suasana musik dan bunyi kicauan
burung-burung, kemudian terdengar suara burung hantu.  Tampak seekor burung hantu tua
dengan kacamatanya, terbang dan hinggap di dahan, lalu seekor domba berjalan
mengikutinya). 
Burung Hantu: Ku… ku…ku.. ku…. ku… (Sambil mengangguk-angguk). (Musik mengeras
kemudian Banteng dan Harimau tampak berjalan di kejauhan).
NARATOR: (Musik melembut)  Akhirnya Pak Banteng dan Pak Harimau menemukan
sarang Burung Hantu.  Mereka bergegas datang dan segera menceritakan persoalan mereka. 
(Banteng dan Harimau tampak bercakap-cakap dengan Burung Hantu). 
Burung Hantu: Hmm.. ku.. ku.. ku.  Hm.  Aku mengerti.  Banteng kamu memang baik hati,
tindakan yang terpuji menolong sesama.  Kamu Harimau, ya kamu memang cerdik dan licik. 
Begini, Harimau!  Aku mengijinkan kamu mengigit daging Banteng, 1 ons! (Harimau
melonjak girang dan siap-siap untuk menerkam).                                    Tunggu dulu,
Harimau.  Ingat satu ons saja.  Tidak boleh lebih atau kurang.  Kalau kamu menggigit lebih,
maka aku aku akan mengiris pahamu sebanyak kelebihan yang kamu gigit dari Banteng. 
Oke?
Harimau: Grrr… grr..  bagaimana mungkin saya menggigit tepat satu ons?  Lagi pula, saya
tidak mau diiris untuk mengganti kelebihan daging banteng.
Burung Hantu: Itulah…  Jangan suka mengakali teman, serakah.  Tindakanmu itu tidak baik.
Banteng sudah berbuat baik sepantasnya kamu balas dengan kebaikan bukan dengan cara
seperti itu.  Ayo sekarang bersalaman.  Ucapkan terima kasih dan minta maaf, Harimau
(Banteng dan Harimau bersalam-salaman).   
Burung Hantu: Nah,  sekarang dengar!  Teman kita si Domba ini baru saja menyampaikan
kabar penting.  Coba Domba, ceritakan pada mereka.
Domba: Mbeek… mbeek.  Seorang bayi baru lahir di kandang kami dipinggir kota.  Mbeek…
bayi itu katanya adalah Juru Selamat, Hakim Agung, Raja Damai.  Ada bintang besar di timur
mengiringi kelahiran-Nya.
Harimau: Haum… tapi aku raja di hutan ini..
Burung Hantu: Dengar.. Bayi itu Raja untuk semuanya, bukan cuma di hutan ini.  Ayo …
siapa mau ikut ke kandang Domba?   Kita antarkan pulang si Domba yang tersesat ini –
sekalian.
Banteng: Mooo aku ikut! (Musik mengeras para hewan meninggalkan panggung, musik
berganti dengan lagu NATAL, lagu melembut mengiringi narator).
NARATOR:               Begitulah adik-adik.  Akhirnya Banteng dan Harimau dapat
menyelesaikan masalah mereka berkat bantuan Burung Hantu yang bijaksana.  Nah, sekarang
kita ikuti mereka untuk menemui Bayi yang lahir di kandang Domba.  Bayi itu ada di
palungan, dibungkus dengan kain lampin, bayi kecil sederhana, bayi YESUS. (Musik
mengeras, panggung menghadirkan Yusuf, Maria, bayi Yesus dengan beberapa domba di
dekatnya).  PADUAN SUARA ANAK (Hadir sebagai Paduan Suara Malaikat) 
Lagu: (Musik mengiring masuknya Orang Majus, membawa persembahan bagi Bayi Yesus. 
Setelah menyembah dan menyerahkan persembahan, mereka berdiri menghadap ke arah
hadirin, selanjutnya mereka akan berperan sebagai MC). 
Raja I: Marilah kita berdoa bersama-sama mengucap syukur di Hari NATAL ini. (doa: ….)
Raja II: Adik-adik, kita memuji bersama, lagu HAI MARI BERHIMPUN. Dilanjutkan
dengan Acara NATAL (yang disusun panitia) dipandu oleh MC.
DRAMA 5
KANDANG YANG TERBUKA
Category: Other
oleh Grace Kurniawan, untuk remaja
sumber dari intenet..

Pemain
1. Yusuf =
2. Maria =
3. Baltazar =
4. Melkior/Tentara =
5. Gaspar/Tentara =
6. Arkeologi =
7. Raja Herodes =
8. Penterjemah/Hamba =
9. Nathan/Orang Pemerintah =
10. Abigail/Rakyat =
11. Elizabet/Rakyat =
12. Marta/Rakyat =
13. Narator =
14. Dayang-dayang =

Tujuan :
Visualisasi kelahiran Tuhan Yesus menyadarkan kita bahwa kehadiran Tuhan Yesus
mengingatkan kita tentang :

1. Yesus dilahirkan ditempat yang hina, dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam
palungan. Sebuah tanda yang aneh, tanda ketidak wajaran, tanda ketersisihkan dari tempat
yang wajar.
2. Meskipun Natal selesai sudah namun pintu kandang masih bisa dibuka dan lentera
didalamnya masih menyala serta bayi itu masih ada.

Babak Ke Satu

Seorang Arkeolog di Israel, menemukan gulungan surat kuno ………

Ark : Hai …. Lihat apa yang aku temukan …….. (mulai membaca)
“Kandang Yang terbuka” dari Baltazar, Orang Majus yang melihat Yesus dikandang domba
Surat ini ditujukan untuk orang-orang yang belum pernah berjumpa dengan Yesus …..
Adapun ceritanya adalah sebagai berikut :

Tampak seorang Majus dengan para pembantunya sedang meneropong bintang-bintang ……

H : Tuanku ….. cepat …. Tuanku Baltazar ….. lihat ada sesuatu yang aneh …. Ajaib ….. dan
….. besar ….
Bal : Wei … wei …. Tenang ….. ada apa … kamu ini ….. malam-malam begini kamu kayak
orang stress aja…….
Hamba : Ini loh … Pak ….. saya melihat ada sebuah bintang beusssaaar …. Sekali …..
Bintang ini bercahya sangat terang sekali ….. apa artinya ini Pak …….
Bal : Benar …. Bintang itu besar sekali, artinya …… pasti ada seorang Raja yang Besar yang
akan lahir … Hayo …. Cepat-cepat kita pergi untuk mencari tahu siapakah Raja yang Besar
itu.

Nampak disebuah tempat pesta pertunangan Maria dan Yusuf …………………

Nathan : Wah …. Lihat itu Yusuf …. Beruntung sekali dia bisa dapat Maria …. Orangnya
baik …. Cerdas dan rendah hati pula …….
Abigail : Yah …. Maria adalah wanita berbahagia bisa mendapatkan tunangan yang baik,
ganteng, dan tulus hatinya ……….. zaman sekarang mana ada pria yang sebaik dia …….
Wah … aku jadi iri rasanya sama Maria …….
Nathan : Hush……. Awas kamu …… lupa kamu adalah calon istri saya …… kamupun
beruntung bisa mendapatkan saya, sayakan tidak kalah gantengnya sama Yusuf ………..
cuma …… kalau sabarnya memang saya kurang ………….. tapi saya punya kelebihan lain
….. saya pandai melukis dan suarakupun tidak kalah bagusnya dengan penyanyi yang ada di
……….
Abigail : Ah ……… Nathan ……… sudahlah diam, jangan sombong, kita ini sedang di pesta
pertunangan Maria dan Yusuf ……..

(Prosesi pertunangan Maria dan Yusuf)

Narator :

Yusuf keturunan Daud terkenal sangat taat dan beriman, berhasil mengangkat Maria, seorang
dara menjadi tunangannya. Menurut adat Yahudi seseorang yang sudah bertunangan disebut
Betrothal artinya
pertunangan yang serius, dan tidak dapat memutuskan pertunangan sembarangan dan harus
ada 3 orang
saksi secara hukum, pemutusan pertunangan disebut Cerai, dan apabila dia menceraikan,
berarti dia harus bertanggung jawab terhadap seluruh nafkah hidup pasangan yang diceraikan.

Adegan beralih di sebuah sumur, dimana tampak para wanita bersenda-gurau :

Marta : Maria mana cincin pertunanganmu, aduh … bagus sekali ….. pasti kamu senang ya
….
Elisabet : Eh …… Maria ……… Yusuf itu orangnya baik sekali, tampan, wah ….. kamu …
beruntung dapat menjadi tunangannya.
Marta : Ngomong-ngomong aku mau pulang duluan yach ….. aku harus membuat roti untuk
Ayahku
Elisabet : Aku juga mau pulang duluan ……… ayo Maria biar aku duluan yang ambil airnya
……… aku harus memberi makan keledaiku……..
Maria : Oklah kawan-kawanku yang cerewet …… silakan kamu pergi dulu ….. sementara
aku masih tetap di sini ……. Karena buyungku banyak sekali .. yang harus aku isi ……
Marta : Tapi hati-hati Maria, hari sudah hampir malam, cepat pulang sebelum binatang buas
menerkam kamu.
Elisabet : Iya Maria jangan melamun saja, cepat kerjakan ….. isi buyung-buyungmu …..
jangan biarkan tunanganmu Yusuf mencemaskan kamu……. Daaag…….

Sementara Maria mengisi buyung-buyungnya ….. Maria mengantuk dan jatuh tertidur.

Maria : Tunanganku …. Yusuf ……. Oh ….. kau memang pantas menjadi tunanganku ……..
emmmmmh ….. aku ngantuk sekali …… sebaiknya aku duduk sebentar ……… emh…….

Angel : Maria …. Maria ….. Salam Hai Engkau yang dikaruniai, Tuahn menyertai engkau
………

Maria : Siapakah Engkau ?

Angel : Jangan takut Hai Maria, aku Malaikat Tuhan …….

Maria : Malaikat Tuhan ….

Angel : Sesungguhnya kamu akan mengandung anak dan anak yang kau kandung itu berasal
dari Roh Kudus dan kau akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan dia
Yesus, Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan
Allah akan mengaruniakan takta Daud, bapa leluhur-Nya.
Maria : Bagaimana hal itu mungkin terjadi karena aku belum bersuami ?

Angel : Roh kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Maha tinggi akan menaungi
engkau, sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.

Maria : Sesungguhnya aku ini Hamba Allah, jadilah padaku menurut perkataanMu……

Sesudah Malaikat pergi, Maria terbangun.

Maria : Oh …. Aku bermimpi, tapi mimpi ini nampaknya sepert benar-benar terjadi ……..
aku … aku …akan mengandung …….. Oh …… bagaimana dengan Yusuf ….. Oh …. Aku
harus memberitahu Yusuf ………………

Maria membereskan buyung-buyungnya ………….. lalu pergi ………

Yusuf : Aneh …… Maria mengandung …. Apa yang harus ku perbuat ……… menceraikan
dia ….. mana mungkin ……. Maria ………… Tidak …. Tidak mungkin ………… hal ini
tidak mungkin terjadi padaku ………… Maria ………. (Yusuf jatuh tertidur)

Angel : Yusuf ………… Yusuf ………

Yusuf : Siapa Engkau …….. Yusuf anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria
sebagai istrimu, sebab Anak yang dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan
melahirkan anak laki-laki dan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka. Hal itu terjadi
supaya genaplah yang difirmankan Allah oleh nabi. “Sesungguhnya, anak dara itu akan
mengandung dan melajirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia
Imanuel, yang berarti Allah menyertai kita.

Yusuf terbangun …………: Maria ……… Maria …………. Aku harus segera
memberitahukan Maria …

Narator :

Begitu mengetahui Maria mengandung, Yusuf mempunyai hak untuk mempublikasikan


perbuatan Maria
dan membawa Maria ke pengadilan, karena Maria tunangannya hamil bukan oleh dia, namun
Yusuf orang
yang taat dan beriman ini malah berencana menceraikan Maria diam-diam secara hukum
dengan
menghadirkan 3 orang saksi secara setelah itu dia akan menanggung seluruh hidup Maria,
Namun jalan
Tuhan lain, Dia mengirim Malaikat Tuhan untuk meneguhkan hati Yusuf tentang kehamilan
Maria berasal dari Roh Kudus.. Sesudah terbangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang
diperintahkan Malaikat Tuhan itu kepadanya, Ia mengambil Maria sebagai istrinya, tetapi dia
berjanji untuk tidak bersetubuh dengan Maria sampai melahirkan anaknya ………

Babak Kedua

Tentara : Pengumuman ….. pengumuman …. Pengumuman ….. Pengumuman …..


Pengumuman …. Pengumuman …….
Rakyat1 : Ada apa yach …..
Rakyat2`: Wah ….. wah … sepertinya Raja mau lewat lagi …… macet lagi dech …..
Rakyat 1 : Dasar Penjajah …..
Rakyat2 : Eh …. Jangan marah-marah dulu ….. sebaiknya kita dengar dulu apa isi
pengumuman itu …..
Tentara : Pengumuman ….. pengumuman …. Pengumuman ….. Pengumuman …..
Pengumuman …. Pengumuman Penting dari Kaisar Agustus …… semua orang diseluruh
dunia harus mendaftarkan diri, dan masing-masing dikota kelahiran sendiri.
Yusuf : Wah … aku harus memberitahu Maria untuk segera bergegas pergi dari kota ini, dan
perjalanan ini sangat jauh sekali …. Maria harus segera berbelanja dan menyiapkan
perbekalan yang banyak sekali ….. aduh kasihan …. Maria sedang mengandung ….. mana
mungkin ia kuat untuk perjalanan ini …… tapi ini adalah perintah Kaisar …. Harus dipenuhi
…….

Narator:

Maka berangkatlah Yusuf dan Maria ke tanah Yudea ke kota Betlehem, jarak antara Nazaret
ke Betlehem +/- 12 km jauhnya dan jalannya berliku dan bergunung, sehingga dapat
ditempuh hampir 1 bulan lamanya, sementara itu, kandungan Maria mendekati bulan tua,
dalam perjalanan yang jauh tersebut, sangat sulit dan berat untuk ditempuh oleh Maria, Dia
harus menahan dingin, panas, debu dan lapar …. Inilah penderitaan Maria dan Yusuf ….
Namun berkat iman dan ketaatan mereka berdua sampailah di kota Betlehem tanah Yudea.

Saatnya pendaftaran …………..

Rakyat1 : Bagaimana …. Sudah mendaftar belum ……


Rakyat2 : Wah belum …. Lihat antriannya panjang sekali ……..
Rakyat1 : Iya benar-benar luarbiasa ramainya ……
Yusuf : Permisi dimana tempat mendaftarkan diri ……
Rakyat : Tuh …. Di sana ……
Yusuf : Maria, kamu tunggu disini yac, saya mau mendaftarkan diri dulu …… ini minumnya
…. Coba pegang yach …… dan ini rotinya kamu makan dulu ….. duduklah kalau kamu capai
…..
Maria : Hati-hati Yusuf …… dan cepatlah kembali …..
Tentara : Hei … hei …. Antri … antri …. Jangan berebutan begitu …… harus tahu aturannya
…. Ayo kita mulai ….. siapa datang lebih dulu …. Ayo ke sini….
Rakyat : Saya dulu …. Saya dulu …. Saya dari tadi disini menunggu …. Dia datang lebih
belakangan ….. , saya dulu pak ….. dia bukan yang pertama ……
Tentara : Tenang … tenang …. Semua juga akan kebagian ……
Orpem : Siapa kamu …..
Yusuf : Saya Yusuf Pak … dari keturunan Yakub ….. saya daftar untuk 2 orang, saya dan
Maria istri saya Pak ….
Orpem : Mana istri kamu …… dia datang tidak ?
Yusuf : Datang Pak …. Dia sedang menunggu di sana …. Dia sedang mengandung Pak, tidak
kuat untuk mengantri Pak …….
Orpem : OK …. Dari mana kamu
Yusuf : Dari tanah Yudea …. Betlehem Pak ….
Orpem : OK … Berikutnya …..
Yusuf : Ayo … Maria kita pergi dari sini … hari sudah hampir malam ….. kita akan mencari
penginapan ….. sebentar lagi akan datang angin besar dan cuacapun akan dingin……. Jangan
lupa pakai mantel kamu yach ……..
Maria : Aduh …. Yusuf …. Perutku …….. aduh ….
Yusuf : Kenapa Maria …… kamu baik-baik saja …..
Maria : Yusuf …. Perutku mulas sekali ….. sepertinya aku sudah tidak kuat lagi berjalan …..
Yusuf : Tenang Maria …. Tarik nafasmu panjang …… tenangkan pikiranmu ….. kita harus
berjalan sebentar untuk mencari penginapan ….. bertahanlah sebentar ……
Maria dan Yusuf berjalan sebentar dan tiba-tiba …..
Maria : Yusuf …. Pinggangku pegal sekali …. Tolong berhenti sebentar ….. Oh…. Oh ….
Perutku mulas lagi ….. mulas lagi ….. sepertinya …. Aku … aku …..
Yusuf : Maria …. Duduklah sebentar …… aku akan mencari penginapan …. Sementara
kamu tunggu dulu disini … yach ……
Maria : Ya… Yusuf cepatlah …. Aku sudah tidak tahan lagi ….. sakit sekali semua
badanku…. Sepertinya aku mau melahirkan ….. segeralah kembali, Yusuf …. Jangan kau
tinggalkan aku sendirian disini ….. aku … aku ….
Yusuf : Iya … ya ….. Maria tunggulah ….. aku segera akan pergi ….. Maria bertahanlah …..

Sementara Yusuf mencari penginapan Maria berkata-kata dalam hati dan berdoa :

Maria : Oh … Tuhan …. Berilah aku kekuatan ….. sepertinya aku mau melahirkan …..
tolong Tuhan …. Kiranya Engkau mau menyertai Yusuf suamiku, agar ada orang yang
bersedia memberi penginapan di kota ini …. Kota ini terasa sangat asing bagiku …… Oh….
Anakku … bertahanlah …… Ayahmu sedang pergi mencari penginapan ….. bertahanlah Nak
…. Sebentar lagi kita akan berjumpa …. …. Tuhan … begitu baiknya Suamiku ….. aku
sangat bersyukur menjadi istrinya …. Dia penuh perhatian dan pengertian …… tidak semua
laki-laki zaman sekarang seperti dia ……
Maria : Aduh …. Lama sekali Yusuf belum datang …….Tuhan tolong …… berikan kami
tempat dimana saja …, sepertinya waktu untuk melahirkan semakin dekat …. Aduh …. Aduh
…..
Yusuf : Maria …. Maria …… tidak ada tempat yang layak untuk kita berteduh …… cuma …
cuma …..
Maria : Yusuf ……. Cepat bantu aku …. Sepertinya ….. bayi ini akan segera keluar ……
carilah tempat dimana saja …. Asal kita bisa berteduh ….. aku sudah tidak tahan lagi …
Yusuf : Ayo Maria ….. aku punya satu tempat ……. Ada orang yang baik hatinya …
memberi kita tumpangan …. Namun tempat itu kotor, bau, dan berantakan …. Tidak apa kan
….dan lihat pintu kandangnyapun tertutup, biar aku buka …. Dan Oh, gelap sekali …. Oh…
untung ada lentera utnuk penerangannya, lekas kemari Maria, ikut aku ke dalam.
Maria : Iya Yusuf …. Oh bau sekali … tapi tak apalah ….. Aduh perutku …..
Yusuf : Tenang Maria ……. Tenang …… Maria ……. Inilah tempat yang aku maksud ……
tahan tidak kamu Maria ….
Maria : Tidak apa-apa …. Yusuf …. Anak yang ada di dalam perutku ini sudah tidak tahan
lagi … dia ingin cepat-cepat melihat dunia …… rasa bau ini mengalahkan rasa sakit perutku
…..
Yusuf : Mari masuklah Maria ….. dan tunggulah …. Sementara aku akan mengambil air
untuk kamu
Maria : Yusuf ….. tolong … Yusuf ….. pegang tangan ku ……
Yusuf : Tarik nafasmu …. Tarik nafasmu …. Kamu pasti bisa …..
Maria : Yusuf ………………… perutku sakit sekali ……… Oh ……. Tuhan … (Oa…. Oa
…..Oa … Oa….…)
Yusuf : Oh …. Anakku …… akhirnya lahir juga …………. Maria …. Lihat anak laki-laki
…… terima kasih Maria …………. Tampan sekali ……… aku akan menamakan Dia : Yesus
…..yang berarti Tuhan menyelamatkan.

Narator :

Demikianlah Maria melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung lalu
dibungkusnya dengan
kain lampin dan dibaringkan di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka
dirumah penginapan. Selang beberapa waktu setelah Yesus dilahirkan, dating para gembala
ke kandang itu. Para Gembala dating karena dikabarkan oleh Malaikat dari Surga tentang
berita sukacita : “Hari ini telah lahir bagimu Juruslamat, yaitu Kristus Tuhan di kota Daud,
Dan inilah tandanya bagimu : Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin
dan terbaring dalam palungan”. Setelah melihat bayi Yesus kembalilah gembala-gembala itu
sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan lihat,
semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.

Babak Ketiga
Narator
Orang Majus berasal dari negeri Timur yaitu Negri Persia (atau yang sekarang dikenal Iran),
mereka juga adalah para ahli nujum, ahli perbintangan, mereka melihat bintang yang besar di
langit, pertanda bahwa akan ada seorang Raja Besar yang baru lahir.
Kebiasaan para Raja dijaman dulu, selalu memberi selamat kepada Raja Yang Baru Lahir,
maka Raja Persia yang dikenal Raja Segala Raja, mengutus Orang Majus untuk memberi
salam selamat.
Mereka mencari Raja yang baru lahir disebuah Istana, maka mereka langsung menuju Istana
Raja Herodes dengan maksud memberi selamat.

Majus : Salam … Baginda Raja ….


Gas : Dimanakah Raja yang baru dilahirkan itu ….
Bal : Kami dating untuk memberi Selamat atas Raja yang baru dilahirkan …
Herodes : Raja yang baru lahir, ternyata benar … kekuatiranku bahwa ada seorang Raja disini
selain diriku …. Oh…. Bagaimana kalian tahu ada Raja yang baru lahir itu ?
Mel : Kami melihat dari Bintang yang besar itu dan mengarahkan kami ke negeri ini….
Herodes : Di Istana ini tidak ada Raja yang kalian maksudkan itu, pergilah dan selidikilah
dengan seksama hal-hal mengenai Raja itu dan segeralah sesudah kamu menemukan Anak itu
kabarkan kepadaku, supaya akupun dating menyembah Dia.
Majus : Kalau begitu kami mohon undur dir, …. Salam Baginda Raja …

Narator
Demikian setelah itu Orang-orang Majus itu pergi mencari Raja yang baru lahir. Saat berita
itu disampaikan Raja Herodes baru berusia 68 tahun, ia menjadi kalap ketika mendengar
bahwa ada seorang Raja Yahudi baru lahir. Mengapa Herodes marah … ?
Herodes adalah penguasa Galilea, awal karir politiknya dimulai dari seorang Gubernur lalu ia
berhasil meminang seoran istri yang bernama Marianme cucu Imam Besar Yahudi, berkat
bantuan Roma ia berhasil diberi gelar Raja Orang Yahudi.

Ia selalu kuatir akan kedudukannya diserobot orang, sehingga dia terkenal dengan nama :
“Herodes yang takut disaingi”. Untuk menyingkirkan lawan-lawannya yang dianggap
membahayakan kedudukannya sebagai Raja, ia tidak segan-segan untuk :
1. Membenamkan Adik Iparnya hingga mati di sungai
2. Membunuh angota Sanhendrin atau Pengadilan Agama sebanyak 45 orang dari total 71
orang,
berarti hampir 64 %nya.
3. Bahkan sampai ia tega membunuh Istri pertamanya Marianme karena dianggap
membahayakan
posisinya
4. Terakhir dia juga membunuh anaknya sendiri yang bernama Herodes Antipater sebagai
pewaris
tahta

Yusuf : Maria …. Sudah letakan bayi itu dipalungan, kamu kan sudah memberi dia susu,
biarkanlah dia tidur ……
Maria : Oh …. Yusuf …. Anak ini sangat lucu dan tampan sekali … lihat pipinya segar sekali
….
Bal : Oi ….. lihat kandangnya masih terbuka ……
Mel : Iya … bintangnya berhenti … tepat di atas kandang ini …..
Gaspar : Saya yakin inilah tempatnya ….. Oh …. Setelah mencari 3 bulan lamanya akhirnya
kita sampai juga ditempat ini …… lihat lenteranya masih menyala …..
Bal : Berarti Bayi itu masih ada di dalam ….. Ayo cepat
Maria : Oh … Yusuf suara apa diluar …..
Yusuf : Biar aku melihatnya … kamu lindungi bayi kita dan tetap diamlah di dalam …..
Siapa engkau …. Aku tak mengenal kalian ………
Majus : Shallooom …….

Narator :

Demikianlah para Orang Majus dari Persia ini berusaha berkomunikasi dengan Yusuf karena
bahasa mereka berbeda, Yusuf dan Maria berbahasa Yahudi sedangkan Majus berbahasa
Persia, namun Orang Majus melihat tanda Bintang berhenti diatas kandang dan mereka
melihat ada seorang Bayi yang baru lahir dengan umur kira-kira 3 bulan, merka yakin bahwa
itu Raja yang baru lahir itu, lalu sujudlah mereka menyembahNya dan mempersembahkan
Mas, Mur dan kemenyan, Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali
kepada Herodes, maka pulanglah mereka kenegerinya melalui jalan lain.

Arke : Oh …Aku mengerti sekarang mengapa Baltazar – Orang Majus ini memberi Judul
suratnya “Kandang Yang Terbuka” karena meskipun Natal sudah selesai namun pintu
kandang masih bisa dibuka, lentera didalamnya masih menyala dan bayi itu masih ada, dan
setiap orang harus cukup rendah hati dan berlutut, bila hendak menghampiri Bayi Yesus
………

Narator :

Hari ini tanggal 29 Desember


Semua perayaan Natal sudah usai
Tidak ada lagi berita Natal
Tetapi berita susulannya masih ada

Berita susulan ini ditujukan kepada :

Mereka yang pada hari Kristus dilahirkan


Malah dirundung kematian dan kesedihan

Mereka yang sejak awal bulan


Menginginkan pohon terang dan hiasan
Tetapi harganya aduhai,

Mereka yang mengikuti perayaan Natal sampai tiga kali


Tetapi berita Natal masuk dari telinga kanan
Keluar lagi dari telinga kiri
Mereka yang pada Natal ini
Terlentang merindukan kesembuhan
Dan hatinya berbisik
Janji Hu sudah genap
Mereka yang seorang diri
Yang sungguh mengerti apa artinya sunyi senyap

Mereka yang pada hari-hari meriah


Malah tertimpa musibah

Mereka yang menjelang Natal ditumpuk segunduk kesibukan


Sehingga khidmat Natal sebelum singgah di hati
Sudah terlewatkan

Mereka yang hatinya dikuasai benci dan iri


Atau kekecewaan dan kecemasan
Sehingga tidak mengenyam ketentraman

Mereka yang lampu Natal-nya terang benderang


Tetapi pikirannya gelap

Kepada mereka itu semua


Natal masih mempunyai berita susulan ini :

Meskipun Natal selesailah sudah


Namun pintu kandang masih bias dibuka
Lentera di dalamnya masih menyala
Dan bayi itu masih ada

DRAMA 6
Drama " SETIA SAMPAI MATI"
Next: Tata Ibadah Natal Kelas Kecil 2006
"Tebaran Kasih Di Malam Natal"
Posted by sm@HKBP on Nov 5, '08 3:21 AM for everyone
Category: Other
dari internet juga, yg jelas bukan saya yg buat ya :)

Tebaran Kasih Di Malam Natal

Sekilas kisah natal, dalam bentuk drama natal...

Panggung menggambarkan ruang keluarga sebuah keluarga sederhana, meja dan kursi.

Pemain :
Ayah
Ibu
Anak 1 : Mei (15 tahun)
Anak 2 : Boy (12 tahun)
Anak 3 : Ipik (8 tahun)

Babak I

(Mei dan Boy sedang menghias pohon natal sedangkan Ipik asyik bermain di ubin dengan
hiasan-hiasan natal )
Mei : Tidak terasa ya, sekarang sudah natal lagi .......
Boy : Iya, ..... rasanya natal tahun lalu masih terasa ... ada kue taart dari oom Bin,
ada coklat dari New Zealand ....
Ipik : Ada sup ayam, kerupuk ...... dan ada hadiah natal ..... sedap !!!!
Boy : Kalau aku paling senang bisa mengucapkan selamat natal kepada banyak orang
di gereja ..... apalagi kalau disertai gerimis desember ....
Mei : Pik, bintangnya dong ... itu yang kuning .......
Ipik : Bagus yang merah kak Mei, seperti bintang yang menuntun majus kepada
Yesus
Mei : Ya udah, sini ......
(lalu sambil menimang-nimang bintang merah .... )
Kisah natal itu udah tua tapi tak pernah usang, selalu indah untuk didengar
Boy : Kalau kak Mei, natal bagaimana yang berkesan .....
Mei : Aku ..... aku paling terkesan saat aku pergi ke gereja dengan papa ... kau
masih kecil sedang mama tinggal di rumah dengan kamu dan Ipik yang baru
saja lahir .... Saat itu kami berjalan pulang dari gereja dan sepanjang jalan papa bercerita
tentang kisah natal, kisah kelahiran Tuhan Yesus .....
Boy : Aku tidak ingat pernah merayakan natal dengan papa
Mei : Kau masih kecil, sudah 8 tahun yang lalu dan kali itu adalah kali terakhir kita
natalan dengan papa
Ipik : Lalu papa sekarang kemana ?!
Mei : Ah, sudahlah, kita bicara yang lain saja ya ..... ayo Pik, ambilkan bintang yang
kuning tadi, biar kita pasang disini .....
Ipik : (bangkit memberikan bintang kuning kepada Mei)
Kak Mei, papa sekarang dimana ?! Kenapa Ipik tidak pernah bertemu papa ??!!
Boy : O iya, jam berapa mama pulang ?!
Ipik : Papa ada dimana kak Mei ... kenapa kak Mei enggak mau jawab ???!!!!
Mei : (mendekati Ipik dan memeluknya)
Papa sudah pergi jauh .... dan sudah tidak mengingat kita lagi !!! Sudahlah
kisah yang tidak sedap untuk diceritakan apalagi menjelang natal begini ....
Ayo bantu kak Mei membereskan hiasan-hiasan ini .....
Ipik : Ipik ingin bertemu papa .......
Boy : Berdoa saja, supaya Tuhan kirim papa pulang .....
Mei : Sudah, ayo Boy ikut bantu mengemasi barang-barang ini sebelum mama pulang

Babak II

Suasana malam hari, Mei duduk di kursi sambil belajar, Ipik bermain mobil-mobilan, Boy
tengah membaca Alkitab dan ibu menjahit ,,,, mereka berkumpul di ruang keluarga....

Ibu : Tiga minggu lagi Natal, kita pergi ibadah malam natal sama-sama ya
Boy : Mama mau masak sup ayam seperti natal tahun lalu ?! Pulang gereja kita
santap sama-sama........ wouw sedap !!!!!!
Ipik : Jangan lupa kerupuknya .......
Mei : Dan sambal tomatnya ...........
Ibu : Eh, yang penting kan bukan makanannya tapi bagaimana setiap suap nasi kita
makan dengan rasa syukur dan dengan hati yang menerima Dia, Juruselamat
kita ..... ....
Boy : Itu sih iya ma, tapi yang tadi itu juga iya ..... gitu kan kak Mei ?!
Mei : Betul sekali !!!!!!
Ipik : Yessss !!!!!!
Ibu : Huh, kalian memang pintar bicara, mama ngaku kalah deh !!!!! O iya, bagaimana
kalau sekarang kita memikirkan apa yang kita akan minta sebagai hadiah
Natal ??!!!
Boy : Nah ini, baru sedap .....
Mei : He .... bukan kadonya yang penting !!!!
Boy : Lho, bertukar kado natal kan lambang dari kasih, tanda bahwa kita saling
mengasihi ........ ya kan ma ??!!!
Ibu : Memang bukan kadonya yang penting tapi makna dibalik pemberian itu ... kasih
!!!! Allah juga berbuat demikian, karena demikian besar kasih Nya kepada
dunia maka Dia memberikan Putra Nya yang tunggal, supaya kita yang percaya
kepada Nya tidak binasa tapi beroleh hidup yang kekal..... Bagaimana kalau
kita sekarang saling menceritakan hadiah apa yang kita inginkan di malam
natal nanti ???!!!!
Boy : Boleh juga ma, dan kita mulai dari anak tertua .........
Ibu : Usul yang bagus, bagaimana Mei ???!!!!!
Mei : Aku .... aku ingin apa ya ...... aku ingin sebuah alkitab baru karena punyaku
sudah lusuh, juga punya liontin biru seperti yang kulihat di mall waktu itu ,,,,
ah tapi tidak mungkinlah karena harganya sangat mahal .....
Ipik : Berdoa saja, supaya Tuhan Yesus memberikan liontin biru itu ....
Mei : Emangnya Tuhan mau menjawab doa kita yang seperti itu ... ??!!
Boy : Tapi enggak ada salahnya meminta kepada Tuhan. Ya ma ??!!!!
Ibu : Memang kita bisa meminta apa saja kepada Tuhan tapi kita harus
menyerahkan jawabannya ke dalam kehendak Tuhan, siapa tahu kita bukan
minta ikan tapi minta ular, bukan minta roti tapi minta batu. Jelas Tuhan
enggak jawab karena Tuhan tetap ingin memberi kita roti dan ikan !!!!

Boy : Kalau keinginanku, kupikir roti dan bukan ular. Aku pingin sepatu baru karena
sepatuku sudah mau robek dan aku juga ingin sebuah sepeda sehingga kalau
disuruh mama ke warung aku bisa naik sepeda, permintaan yang wajar kan ?!
Ipik : Dan aku dibonceng ke sekolah ya kak Boy !!!
Boy : Beres !!!!!
Mei : Emangnya kamu pikir sepeda itu murah, mahal tahu !!!!
Boy : Lho kan kita bisa berdoa ....... siapa tahu Tuhan memandang permintaanku itu
adalah roti dan ikan, pasti dijawab
Ipik : Iya, siapa tahu ada orang tergerak memberikan sepeda bekasnya kepada kita
Ibu : Memang kita harus berdoa tapi kita juga harus punya sikap berserah kepada
kehendak Tuhan dan tidak memaksakan kehendak kita. Nanti kita doakan
keinginan-keinginan kita itu .......
Ipik : Ma, apakah Tuhan mau menjawab permintaan Ipik ya .........
Ibu : Kalau baik, pasti dijawab. Ipik ingin hadiah apa di malam nantal nanti ????
Ipik : Ipik ingin sekali natalan dengan papa ........ Ipik ingin papa menceritakan kisah
Natal pada Ipik .... Ipik ingin pulang gereja jalan kaki bersama papa .......
(Ibu, Mei dan Boy terpana : Apa Pik ?!
Mei : Itu permintaan yang mustahil Pik. Tidak mungkin papa mau pulang ..!!!!
Boy : Iya, papa sudah pergi jauh, papa sudah tidak ingat kita ......
Ipik : Kan kita bisa berdoa ... masak Tuhan Yesus tidak mendengarkan doa kita ?!
Boy : Dulu tahun-tahun pertama setelah papa pergi kita terus berdoa siang malam
supaya papa pulang tapi kenyataannya sampai sekarang tidak pernah ada
kabar beritanya .
Mei : Doa kita tidak dijawab Tuhan
Ipik : Tapi itu permohonan yang baik kan, Ipik kan minta roti bukan ular !!!!!!!
(Hening sebentar .... lalu Ipik lari ke pelukan ibu sambil menangis)
Ipik : Ma, kita bisa berdoa supaya papa pulang kan ?! Ipik ingin ketemu papa ..... Ipik
pingin natalan dengan papa .....
Ibu : Iya sayang, kita akan berdoa tiap pagi dan tiap malam supaya papa pulang dan
kita bisa natalan bersama papa ..... tapi kalau Tuhan tidak menjawabnya, kita
harus tetap percaya bahwa yang Tuhan berikan adalah terbaik bagi kita.
Mei : Tapi apakah Tuhan akan menjawab doa kita ya?! Sampai kapan kita harus
berdoa ?! Rasanya tidak mungkin, papa kan sudah pergi meninggalkan kita
selama 8 tahun, waktu Ipik masih orok !!!!! Mungkin sekarang dia sedang
mempersiapkan natalan bersama anak-anaknya yang lain ..... mana mungkin dia ingat
kita ???!!!!
Boy : Kita aja yang tidak tahu diri masih mengharapkan papa mengingat kita dan
pulang , rasanya tidak mungkin !!!! Tapi tidak ada salahnya berdoa kan kak Mei,
siapa tahu Tuhan menjawab doa kita !!!!
Mei : Kadang kupikir percuma saja berdoa untuk papa ... apalagi dia sudah
meninggalkan kita, untuk apa diharap kedatangannya ?!
Ipik : Tapi Ipik ingin ketemu papa ... Ipik pingin natalan dengan papa ......
Ibu : Sudahlah, kita akan berdoa supaya papa pulang ....
Mei : Kalau Tuhan membawa papa pulang, wah itu adalah mujizat besar dan
merupakan hadiah natal terindah dalam keluarga kita.
Boy : Bagaimana ma, kita mulai berdoa ?!
Ibu : (Dengan agak ragu)
Iya, yuk kita berdoa bersama, mulai malam ini kita akan berdoa minta Tuhan
memberi papa pulang ..... mulai dari Ipik ya ?!
Ipik : Asyik, kita akan berdoa minta papa pulang dan Ipik akan terus berdoa tiap
hari ....
Ibu : Yuk, kita mulai ..... ayo Ipik ......
(semua melipat tangan dan menutup mata, mengambil sikap berdoa)
Ipik : Tuhan Yesus, Ipik kangen pada papa ... Ipik ingin papa pulang supaya kami
dapat natalan bersama .......
Boy : Iya Tuhan, kami ingin papa pulang dan kami dapat bersama lagi !!!!!!
Mei : Tuhan Yesus, bawalah papa pulang dan kami dapat memperingati natal dalam
keluarga yang utuh seperti dulu !!!!!
Ibu : Tuhan, kehendak Mu lah yang terjadi, tapi inilah kerinduan hati kami ..... amin!
(Semua membuka mata)
Ayo, sudah malam, kita tidur .......... Boy, bantu adikmu cuci kaki !!!
Boy : Iya ma, ayo Pik, cuci kaki dulu ......
(Semua meninggalkan pentas, dilantunkan lagu “Yesus sayang padaku”)

Babak III

(Tanggal 24 Desember, mereka baru pulang dari gereja; di luar hujan turun dengan lebat. Boy
sedang duduk membaca Alkitab, Mei sedang membaca kartu-kartu Natal, ibu sedang
menyuapi Ipik)

Mei : Setiap malam natal seperti ini, hujannya pasti lebat juga ya ......... ???!!! Bikin
sepatu kotor .....
Boy : Tapi natal tanpa hujan rasanya kurang indah ......
Mei : Bagian apa yang sedang kamu baca ?! Khotbah di gereja tadi ??!!!!
Boy : Ini Yohanes 3 : 16
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”
Aku sering berpikir mengapa Tuhan Yesus mau lahir ke dunia, kan dunia ini
penuh orang-orang jahat, orang-orang yang tidak setia .... mengapa Dia mau
??!!!!
Mei : Iya itu tadi, yang kamu baca ... karena kasih !!!
Boy : Jadi KASIH MEMBAWA KRISTUS DATANG .... (bergumam sendiri)
Ibu : Sebentar lagi jam dua belas, kita akan berdoa bersama ya, kita
bersyukur kepada Tuhan karena kasih Nya yang diberikan kepada kita dan
kita akan menaikkan juga permohonan-permohonan kita kepada Tuhan !!! Ayo
Pik, habiskan dulu sup nya ... sup natal lho !!!!
Mei : Kerupuknya ditambah ma, biar cepat habis !!!!
Ibu : O iya, kerupuknya lupa !!!!!
Ipik : Ma, apa betul Tuhan Yesus mengasihi kita ??!!!
Ibu : Tentu, Tuhan Yesus mau datang ke dunia karena Dia mengasihi kita ??!!!
Ipik : Tapi mengapa Tuhan tidak menjawab doa kita .... Ipik kan ingin natalan
dengan papa ...???!!! Mengapa Tuhan tidak menjawab Ipik ???!!!!
(Ipik menangis di pangkuan ibu !!!!)
Ibu : Mungkin belum sekarang waktunya, Pik ..............
Ipik : Tapi Ipik ingin sekali natalan bersama papa .......
(Suasana hening, ...... ibu mengelus-elus rambut Ipik)
Boy : Sudah jam dua belas, lebih baik kita berdoa sekarang .... juga minta supaya
papa pulang ........
Mei : Rasanya percuma, aku sudah lelah berdoa bertahun-tahun untuk hal ini ....
Boy : Tidak ada salahnya dicoba, Tuhan kan tahu kerinduan hati kita .... yuk ma ....
Ibu : OK, sekarang kita berdoa ........, Tuhan mengasihi kita, Dia akan berikan yang
terbaik bagi kita .......
Ipik : Ipik akan berdoa supaya papa pulang ya ma...... ?!
Ibu : Iya, kita akan berdoa supaya papa pulang ....
(Mereka berdoa sementara dilantunkan lagu “Yesus sayang padaku” dan di depan pintu ayah
datang dengan kaki pincang, memakai mantel kumuh dan terbatuk-batuk. Ia mendengar doa
ibu dan anak-anaknya dan ia menangis)
Ayah : Tuhan, betapa jahatnya aku, meninggalkan istri dan anak-anakku yang begitu
baik hanya untuk mendapatkan harta dan wanita !!!! Mereka masih mendoakan
aku .... mereka masih mendoakan aku .... ampuni aku, Tuhan !!!!!! Betapa jahatnya aku !!!!
Ampuni aku, Tuhan ; ampuni aku ...... !!!!!!
(Dengan ragu ayah mengetuk pintu pelan, Mei, Boy, ibu dan Ipik, berhenti berdoa dan
membuka mata)
Boy : Ada suara ketukan di pintu .....
Mei : Ya, dan suara orang terbatuk-batuk ...
Ibu : Mungkin seorang pengemis yang kedinginan ... biar ibu ambilkan nasi dan sup
sepiring .... biar ia merasakan tebaran kasih di malam natal ini. (Ibu masuk ke
dalam)
Mei : Biar aku yang membukakan pintu ........
(Mei tertegun waktu membuka pintu, melihat ayah berdiri di situ .....)
Mei : Papa ..... papa ....... ???!!!!!
Benarkah ??!!!! O Tuhan, benarkan ini papa ........ Mama, papa pulang ..... papa
pulang !!!!!!!!
(Mei langsung memeluk papanya, begitu juga Boy dan Ipik dan mereka membawa ayah
masuk; ayah disuruh duduk, sementara ibu keluar membawa semangkuk sup. Begitu melihat
ayah, mangkuk sup itu terjatuh ...... )
Ayah : Mama ,..........
Ibu : Kamu, masih punya muka kamu datang ke sini ....... !!!
Mei & Boy : Mama ??!!!!!
Ayah : Maafkan aku, ma ..... maafkan aku !!!! Aku sudah berdosa dengan meninggalkan
Mama dan anak-anak, padahal kalian begitu baik...... maafkan aku ......
Ibu : (bertolak pinggang)
Apa?! Maaf katamu ?! Enak saja .... delapan tahun kamu pergi mengikuti
perempuan kaya, meninggalkan anak-anak yang masih kecil dan sekarang ....
kamu datang kemari ........ sakit lagi !!!!! Sekarang juga, kamu harus pergi dari
sini .... , ayo pergi ...... !!!!
(Mei memegangi ayah, sedang Ipik dan Boy lari kepada ibu)
Boy : Mama mengapa bersikap begini ???!!!!
Ipik : Mama ...... papa pulang .... Ipik pingin natalan dengan papa ..... !!!!!!
Mei : Ma, bukankah ini jawaban doa kita ..... bertahun-tahun kita berdoa supaya
papa pulang dan sekarang Tuhan menjawab doa kita, Tuhan membawa papa
pulang !!!!!
Ibu : Mei, ke sini, biarkan laki-laki itu pergi dari sini ...... dia sudah menterlantarkan
kita semua ..... mama yang selama ini membanting tulang membesarkan kalian
semua tanpa kasih dari seorang suami ..... dan kalian tumbuh besar tanpa kasih
dari seorang papa ........ dan sekarang .... sekarang ......... !!!!!
Boy : Ma, bukankah tadi mama mau memberikan tebaran kasih di malam natal .....
sekarang dimana tebaran kasih itu ma ... dimana ???!!!!
Mei : (Mendudukkan ayah dan menghampiri ibu)
Mama,.... mengapa mama tidak mau menerima papa?!
Ibu : Papamu sudah meninggalkan kita ..... dia sudah meninggalkan kita ..... dia tidak
layak untuk diterima ........(ibu menangis)
Mei : Kita juga tidak layak diterima oleh Tuhan, tapi Kristus mau datang karena
kasih Nya pada kita ... tebaran kasih yang harus kita teruskan kepada orang
lain, kepada papa juga .....
Boy : Iya ma, KASIH MEMBAWA KRISTUS DATANG ... agaknya mama perlu
berdoa, ayo ma kita berdoa (Ibu berdiri di sudut dan berdoa, sementara itu
seorang anak menyanyikan lagu “Yesus sayang padaku”
Ayah : Sudahlah, papa yang salah .... memang papa tidak kayak untuk kembali ... papa
sudah berdosa dan menterlantarkan kalian semua selama 8 tahun,.. .... tadi
waktu mendengar doa kalian, hati papa teriris ... kalian masih mendoakan papa
.... tapi memang papa tidak layak untuk kembali ....... rawatlah ibumu baik-
baik.........
Ipik : Tidak papa, papa tidak boleh pergi ... Ipik ingin natalan dengan papa dan ingin
mendengar papa menceritakan kisah natal ...... Ipik sudah berdoa supaya papa
pulang ..... jangan pergi papa,.... jangan pergi .... Ipik pingin natalan dengan
papa .......
Ayah : (Memeluk Ipik)
Maafkan papa, Ipik ...... papa harus pergi ...... jaga ibumu ya ..... selamat malam
semuanya ....
(Ayah melepaskan pelukan Ipik dan mengambil sikap mau keluar)
Ibu : (Sementara dilantunkan terus lagu “Yesus Sayang Padaku”)
Papa ........
Papa : (berbalik memandang ibu) ....... mama .... !!!!!!
Ibu : Jangan pergi pa, maafkan aku .......tinggallah di sini .... kami semua
membutuhkan papa.....
Papa : Papa tidak layak untuk kembali, papa sudah melukai hati kalian .... selamat
natal, biarlah papa pergi ......
Ibu : (mendatangi dan memeluk papa)
Kami juga sudah berulang kali melukai hati Tuhan tapi Dia tetap mau
menerima dan mengampuni kita. KASIH MEMBAWA KRISTUS DATANG,
biarlah tebaran kasih Nya tinggal di tengah keluarga kita malam ini ......

Mei : (memeluk ibu)


Terima-kasih Tuhan Yesus, inilah natal yang paling berkesan bagiku
Boy : (memeluk mama) Bagiku juga !!!!!
Ibu : Juga bagi mama,....... Selamat natal, ayo kita makan lagi bersama papa ..... !!!!
Mei, Boy, bantu mama menata meja makan !!!!! Dan Ipik tidur ya .... ?!
Ipik : Enggak mau, Ipik mau mendengar kisah Natal ...........
(Mei, Boy masuk ke dalam .... Ipik menggandeng ayah masuk sambil berceloteh ...papa,
ceritakan aku kisah natal ya ........)

DRAMA 7
Drama Natal "Malam Istimewa"
Posted by sm@HKBP on Nov 5, '08 2:22 AM for everyone
Category: Other
untuk Natal kelas kecil tahun 2006, kami memilih Malam Istimewa, maafkan saya yang tidak
bisa mengingat drama ini diambil dari website mana, yang jelas bukan saya yang buat...
sesudah diedit dan ditambah/dikurangi tokoh binatangnya
kami sepakat mencoba menampilkan drama ini..
karena susah mencari kostum binatang2nya, kami pakai topi dr flanel yang berbentuk
binatang.. ada domba, bebek, sapi, babi n etc
Sebelumnya setiap tahun kami selalu menampilkan drama kelahiran Yesus seperti kisah injil
Lukas, tetapi karena tahun lalu dpt protes 'itu-itu aja kakak..;)
mungkin ada sebagian anak yang milih2 mau jadi tokoh apa..
akhirnya saya milih anak-anak kelas 2 (kebanyakan cowok) jadi gak terlalu 'pemalu' untuk
berbunyi seperti tokoh2nya.
untuk topi flanel bisa dibuat atau dibeli,
saya beli juga dari toko Anak Panah Jkt.. sepertinya dapat dari mailist ini, tinggal ngirim
email n order.. toko bukunya ngirim ke Medan..
thx for Christian ;) (aku promosiin nih ntar klu beli lagi dpt diskon ya.. hehe)

berikut script yang bukan saya yang buat..

MALAM ISTIMEWA

Narator :

Pada suatu malam penuh bintang di Betlehem, semua ternak sedang berkumpul di kandang
menikmati makan malam mereka, sama seperti malam sebelumnya. Mereka makan yaaaanng
banyak, minuuum sampai perutnya kenyang.. Lalu bersiap untuk tidur, sama seperti malam
sebelumnya.

Tiba-tiba mereka mendengar suara sayup-sayup dari balik pintu kandang.


Seorang laki-laki bernama Yusuf berjalan masuk bersama Maria

Sapi : "Siapa yang moooouuuuuuu pindah ke sini ya?"


Kuda : "Ada orang yang datang.. laki-laki dan perempuan.."
Bebek : “kweeeek kweeek .. Malam-malam begini...”
Anjing : "Wah, aneh juga, Guuukk guukkk aku mau lihat ah."

Seluruh penghuni kandang dengan mengendap-endap melihat orang yang baru datang itu.
Ternyata bersama orang itu ikut juga seorang ibu. Orang itu menuntunnya duduk di jerami.
Setelah itu dia membersihkan sebuah palungan, tempat salah satu penghuni kandang bisa
makan. Lalu ia mengisinya dengan jerami bersih.
Ayam : "kukuruuuuuuyyyuuukkk Apa yang sedang mereka kerjakan?"
Domba : "Mereka sedang mmmmbbee...ersihkan palungan itu untuk tempat tidur Bayi
mereka."
Sapi : "Bayi itu mmmoooooouu tinggal di kandang ini "Wah, asyik!! Hore...”

Maka lahirlah Bayi itu. Maria ibunya membungkusnya dengan kain yang bersih dan
menidurkannya di palungan. Meskipun si Bayi tidak berpakaian indah dan mewah, binatang-
binatang di kandang tahu bahwa DIA amat istimewa.
Kelinci : "Wah ada bayi yang baru lahir"
Kucing : "Dia meeeeeeeeooonnng meoooong meoooooong sekali,"
Anjing : "Guk guk Manis, maksudmu... Wajahnya bercahaya seperti mmmmmbbuuuuulan
ya,"
Tikus : "Ciiit cuittt Bolehkah aku ikut melihat?"
Babi : “Uiik aku juga mau lihat..”

Semua binatang di kandang amat gembira karena kedatangan Bayi itu. Belum pernah mereka
melihat Bayi yang begitu menyenangkan seperti DIA. Meskipun Bayi ini mungil, mereka
tahu akan terjadi hal yang amat penting pada Bayi ini. Maka mereka melihat dan menanti.
Beberapa waktu kemudian, mereka mendengar suara agak gaduh di luar kandang. Rupanya
beberapa gembala datang ke situ. Mereka berlutut di bawah Sang Bayi Agung.
Kodok : “Lihat ada gembala yang datang”
Domba : "Kandang ini menjadi rammmmmmmeeeeeee ya." .
Tikus : "Ya, rasanya senang sekali,"
Bebek : "Bayi ini pasti Orang penting nantinya,"
Babi : "Banyak orang akan datang uiiiikk uiiikkk melihat Dia."
Kelinci : “Wah, lihat orang tua bayi sangat senang sekali”

Penghuni kandang sangat asyik dengan kejadian penting ini. Mereka terus berjaga dan
menjaga sang Bayi di dekat mereka.
Anjing : "Hmmmmmmm, malam yang amat istimmmeeewa"

Hewan di kandang bahagia. Memang itu malam yang amat istimewa, tak seperti malam-
malam lainnya. Itu adalah malam di mana Yesus lahir.

6 orang malaikat masuk menari... Joy to the world..


Seluruh anak berdiri bernyanyi “Selamat Hari Natal “

Selamat Natal!!

DRAMA 8
Drama Natal "Natal di Hatiku"
Posted by sm@HKBP on Nov 5, '08 2:51 AM for everyone
Category: Other
Rancangan Acara dan Drama Natal
Perayaan Natal Sekolah Minggu:
Natal di Hatiku

Ditulis oleh Guru Sekolah Minggu GKI Ngagel Surabaya


Tanggal 10-12-2002
http://www.5roti2ikan.net/a.php/41/

(Musik instrumental yang melantunkan lagu “JINGLE BELLS” melatarbelakangi suasana


natal. Diawali dengan bunyi lonceng – menandakan suasana Natal – dan tetap mengalun,
mengiringi Narator)

NARATOR : “Selamat datang dan selamat berjumpa kembali adik-adik. Kali ini kakak akan
bercerita kepada adik-adik tentang pengalaman teman kakak pada waktu dia masih seusia
kalian. (berhenti sejenak – musik mulai agak lambat dan kemudian menghilang) Teman
kakak ini bernama Nikita, tapi bukan Nikita penyanyi itu lho. Teman kakak ini adalah
seorang anak yang rajin sekali datang Sekolah Minggu. Dia hampir tidak pernah bolos,
kecuali kalau dia sedang sakit. Dia suka menolong, pandai menyanyi dan juga termasuk anak
yang ramah, sehingga dia punya banyak teman...... (berhenti sejenak) Tapi adik-adik, ada satu
hal yang sangat disayangkan. Keluarga Nikita adalah keluarga yang belum mengenal Tuhan
Yesus. Papa, Mama, serta kakak laki-lakinya; jadi hanya Nikita saja yang sudah mengenal
Tuhan Yesus.”

Adegan I
(TOKOH NIKITA MASUK, MENUNJUKKAN ADEGAN MELAMUN ATAU MONDAR-
MANDIR SEPERTI ORANG YANG SEDANG MEMIKIRKAN SESUATU YANG
BERAT.)

(Alunan musik berubah untuk mendukung peran tokoh utama).

NARATOR : (menunggu beberapa waktu agar tampak suasana lamunan) “Pada suatu malam,
Nikita berada dalam keadaan galau ........”

NIKITA : “Sebentar lagi natal tiba......tapi kenapa hatiku merasa tidak enak ya. (sambil
mondar-mandir) padahal biasanya aku senang sekali, karena aku bisa bernyanyi bersama
teman-teman, tukar kado, pergi ke panti asuhan, bermain drama dan lainnya. Kenapa ya??
(kemudian duduk sambil menunjukkan kesedihan). Aku iri dengan teman-teman. Kemarin
mereka pergi berbelanja dengan orangtuanya, beli baju baru, beli kue untuk acara natal
keluarganya, beli hiasan pohon natal.......sedangkan aku ???? Aku nggak bisa seperti mereka,
tapi apakah setiap natal harus begitu?
Kemarin ada masalah juga sama papa. Aku nggak boleh sering keluar rumah, apalagi pergi ke
Gereja. Papa bilang aku buang-buang waktu aja. Aku harus belajar, karena sebentar lagi UU
(=Ulangan Umum). Padahal aku kan ingin ikut latihan menyanyi dan ensamble musik untuk
acara natal nanti. Yachhh........gimana ini. Sebel deh jadinya!!”

NARATOR : “Itulah adik-adik kegalauan Nikita. Saat itu Masih banyak hal yang ada dalam
pikiran Nikita tentang hal-hal seputar Natal. Kejengkelan, rasa sakit hati dan kebingungan
membuat dia menangis....... hingga akhirnya ia tertidur. (berhenti sejenak) Setelah beberapa
waktu lamanya ia tidur, ia bermimpi bertemu dengan Guru Sekolah Minggunya.......”

(TOKOH KAK TINA (GSM) MASUK DAN MENGHAMPIRI NIKITA YANG SEDANG
SEDIH DAN BINGUNG)

TINA : “Hallo Nikita, sedang apa di sini? Kak Tina lihat dari jauh sepertinya Nikita sedang
menangis? Benar, Nikita? Apa yang terjadi?”
NIKITA : “Hallo Kak Tina. Eng....Enggak kok. Nikita nggak menangis.”
TINA : “Tapi kenapa wajah Nikita seperti buah pepaya yang kusam begitu? Sepertinya
Nikita sedang sedih? Kak Tina mau kok dengerin kalau Nikita mau cerita. Yah..... siapa tahu
Kak Tina bisa bantu.”
NIKITA : “Hmmm.....gimana yah. (berhenti sejenak) OK deh! (sambil menunjukkan wajah
enggan). Begini Kak Tina. Nikita sebenernya lagi jengkel.”
TINA : “Jengkel??? Kenapa?”
NIKITA : “Iya. Habisnya Nikita iri dengan teman-teman.”
TINA : “Iri bagaimana maksudmu?”
NIKITA : “Sebentar lagi kan Natal, teman-teman sudah mulai pergi ke mal sama papa
mamanya buat beli baju baru, beli kue-kue, beli hiasan pohon natal, kartu natal dan banyak
lagi untuk acara natal nanti. Sedangkan aku, nggak bisa seperti mereka. Papa mamaku belum
kenal Tuhan Yesus. Jadi aku nggak bisa selalu minta dibelikan baju baru sama mama setiap
hari natal.”
TINA : “Lho, tahun lalu sepertinya kamu pakai baju baru?”
NIKITA : “Iya, tapi waktu itu kebetulan Nikita diberikan Tante Dina, oleh-oleh dari Jakarta.”

TINA : “Selama ini apakah Nikita selalu pakai baju baru kalau natal ?”
NIKITA : “Enggak juga sih. Kalau Nikita nggak punya baju baru, ya... Nikita cari baju lama
yang jarang Nikita pakai. Kan, teman-teman jarang tahu, jadi ya bisa dianggap itu baju baru.
Masak sekarang harus gitu lagi. Nikita sudah nggak punya stok baju Kak Tina. Lagian,
walaupun Niki merayakan natal dengan teman-teman di gereja, tapi masih tetap merasa
sendirian. Nggak seperti teman-teman, bisa merayakan natal sama keluarganya.
Huuhhhh........ sebel deh!!”
TINA : “Heiii..... nggak perlu sebel. Ayo, ikut Kak Tina.”
NIKITA : “Kemana Kak?”
TINA : “Ada deh... pokoknya ikut aja Kak Tina.”
NIKITA : “OK!!”

NARATOR : “Nah, adik-adik. Begitulah percakapan antara Nikita dan Kak Tina. Saat itu,
Kak Tina mengajak Nikita untuk berkeliling. (berhenti sejenak)

(MUSIK YANG MENGGAMBARKAN DAERAH SUMATERA / BATAK MENGALUN


UNTUK MENGGAMBARKAN SUASANA DI DAERAH BATAK)

Adegan II
(TOKOH KELUARGA BATAK MASUK DENGAN MENUNJUKKAN SUASANA
NATAL KELUARGA. MEREKA BERSAMA-SAMA MENGHIAS POHON NATAL
MEREKA SAMBIL MENAMPAKKAN ADANYA PERCAKAPAN – NAMUN TANPA
SUARA)

NARATOR : “Nikita dan Kak Tina pergi ke daerah Sumatera. Di sana mereka mengunjungi
sebuah keluarga dari suku Batak yang sedang sibuk mempersiapkan acara natal keluarga
mereka.”
NIKITA : “Kak Tina, siapa mereka?”
TINA : “Nik, mereka adalah keluarga Tampubolon. Kita saat ini ada di Medan.”
NIKITA : “Lho, kenapa kita ke sini Kak?”
TINA : “Hmmm..... Kak Tina ingin menunjukkan kepadamu tentang cara orang-orang dari
berbagai macam tempat dan adat dalam merayakan natal. Kak Tina harap hal ini bisa
membantumu untuk menemukan jawaban dari semua hal yang membuat Nikita bertanya-
tanya tentang Natal....... (berhenti sejenak) Sekarang kamu lihat, betapa gembiranya mereka
menyambut natal. Mereka bukan orang kaya. Tapi lihat dari sinar wajah mereka. Tampak
nggak sukacita mereka?”
NIKITA : “Benar sekali Kak Tina. Nikita juga senang sekali melihat mereka bersukacita.”
TINA : “Coba dengar, mereka akan menyanyikan sebuah lagu natal dalam bahasa Batak.
Dengarkan ya.”

(KELUARGA MENYANYIKAN LAGU “MALAM KUDUS” DALAM BAHASA BATAK


DENGAN IRINGAN MUSIK – LIVE!! SETELAH MENYANYI, KELUARGA
MENINGGALKAN PANGGUNG)
NIKITA : “Woww!!! Bagus, bagus sekali. (sambil bertepuk tangan) Ayo dong teman-teman
beri tepuk tangan buat mereka!!!” (berhenti sejenak)
TINA : “Nah, gimana Nikita?”
NIKITA : “Nikita senang sih, rasanya seperti natalan di rumah sendiri. Walaupun mereka
nggak kaya seperti teman-temanku, mereka masih bisa merayakan Natal dengan hati yang
senang..... Tapi sayang Kak, keluarga Niki nggak bisa seperti mereka.”
TINA : “Kamu nggak perlu putus asa Nik. Kamu harus selalu berdoa untuk keluargamu, agar
mereka mau mengenal Tuhan Yesus. Percayalah, Roh Kudus akan senantiasa menyertai
kamu dan bekerja untuk mengubahkan keluargamu. Tapi, satu hal yang nggak boleh kamu
abaikan.”
NIKITA : “Apa itu Kak?”
TINA : “Kamu harus taat kepada orangtuamu. Tunjukkan kepada mereka bahwa kamu adalah
anak Tuhan. Di sekolah minggu, kamu diajar untuk bersikap dan berperilaku yang baik
seperti yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Menghormati dan taat kepada orangtua, tidak selalu
bertengkar dengan saudara, rajin belajar, itu semua akan dapat membuat mereka sadar bahwa
mereka membutuhkan Tuhan Yesus. (berhenti sejenak) Sudah ahhh, nggak perlu bersedih.
Ayo ikuti Kak Tina lagi.”
NIKITA : “Ayo!!”

(MUSIK DAERAH BATAK KEMBALI TERDENGAR UNTUK MENGANTAR


KEPERGIAN TOKOH UTAMA)

Adegan III

(DISAMBUNG DENGAN MUSIK DAERAH DAYAK – BISA MUSIK YANG DIPAKAI


UNTUK MENGIRINGI TARIAN DAYAK. PESERTA TARIAN DAYAK MASUK DAN
BERAKTING LAYAKNYA LATIHAN MENARI, NAMUN BELUM TARIAN YANG
SESUNGGUHNYA)

NARATOR : “Nikita dan Kak Tina melanjutkan perjalanan. Kali ini mereka sampai di daerah
Kalimantan. Mereka berada di suatu rumah penduduk.”
NIKITA : “Kita sampai di mana sekarang Kak?”
TINA : “Ini, kita sampai di daerah Kalimantan.”
NIKITA : “Mereka sedang apa Kak?”
TINA : “Mereka itu sedang berlatih menari. Tarian mereka nanti akan mereka persembah-kan
di acara natal gereja mereka. Lihat kesungguhan mereka dalam berlatih. Mereka senang
sekali, karena mereka baru pertama kali membawakan tarian adat untuk acara natal di gereja
mereka. Biasanya tarian-tarian yang mereka bawakan adalah tarian modern. Coba kita lihat,
sepertinya mereka mau mulai menari.”

(KELOMPOK PENARI MULAI MENARIKAN TARIANNYA)

NIKITA : “Horeee.... bagus sekali Kak Tina tarian mereka. Ayo teman-teman beri mereka
tepuk tangan. Horeeee!!!!” (berhenti sejenak) Wah, Nikita bangga sekali melihat mereka.
Ternyata negara kita kaya ya budayanya.”
TINA : “Iya, benar.”
NIKITA : “Niki juga pengin menari seperti mereka. Kapan Kak Sekolah Minggu kita seperti
mereka. Aku dan teman-teman kan bisa kenal budaya masing-masing suku di Indonesia.”
TINA : “Boleh. Niki bisa usulkan itu nanti. Tapi kamu ngerti nggak apa maksud Kak Tina
mengajak Nikita ke sini.”
NIKITA : “Nggak tahu, Kak.”
TINA : “OK, tunggu. Ayo ikut Kak Tina lagi. Kak Tina akan tunjukkan lagi acara natal
teman-temanmu dari daerah Ambon.”
NIKITA : “Hahhh!! kita ke Ambon Kak?”
TINA : “Iya.”
NIKITA : “Assyyyyiiiikkkk!!”

(KEDUA TOKOH BERJALAN-JALAN DISEKITAR PANGGUNG – DIIRINGI LAGU


DAERAH DAYAK. (berhenti sejenak) LAGU DAERAH AMBON MULAI MENGALUN
UNTUK MEMBERIKAN SUASANA DAERAH AMBON).

Adegan IV
NIKITA : “Kak Tina. Masih ingat nggak kalau dua tahun yang lalu kota Ambon hancur.”
TINA : “Iya, Kak Tina ingat. Kenapa, kamu tahu permasalahannya?”
NIKITA : “Enggak juga sih. Tapi Nikita kan takut, hiii...... ngeriiii.”
TINA : “Lho, kenapa takut? Kan Tuhan selalu beserta kita, demikian juga untuk orang-orang
Ambon. Tuhan pasti tidak akan meninggalkan mereka. (SEMENTARA ITU, 2 ORG ANAK
NAIK KE PANGGUNG UNTUK MENYANYIKAN LAGU) Coba, nanti buktikan. Tuh,
lihat ada 2 anak seusiamu yang bersiap akan menyanyikan sebuah lagu untuk acara natal di
gerejanya. Walaupun waktu itu banyak gereja yang hancur dibakar orang, sanak keluarga
mereka ada yang hilang, mereka masih tetap beribadah kepada Tuhan, karena mereka yakin
bahwa Tuhan ada dan memiliki rencana yang indah buat mereka. Yuk kita dengar mereka
menyanyi.”

(KEMUDIAN, 2 ANAK TADI MENYANYI – SETELAH SELESAI, DIHARAPKAN ADA


ORANG YANG MENDAHULUI UNTUK TEPUK TANGAN, AGAR PENONTON IKUT
TEPUK TANGAN)

NIKITA : “Kak, Niki nggak menyangka. Indah sekali pujian mereka.”


TINA : “Nah, kamu tahu kan sekarang. Dalam keadaan apapun, kita bisa memuji dan
memuliakan Tuhan, terlebih-lebih pada waktu natal. Kita mengucap syukur kepada Allah
akan kelahiran Tuhan Yesus Kristus, yang membawa kemenangan untuk kita. Semuanya itu
intinya hanya terletak di dalam hati kita, bukan pada baju baru, sepatu baru, hiasan-hiasan,
dan banyak hal lainnya.”

(SEMENTARA ITU, TOKOH PAK TUA MASUK DENGAN MEMBAWA SATU


KARUNG BUNGKUSAN NATAL)

TINA : “Heiii... itu kan, itukan. Sebentar Nikita.....” (berhenti sejenak – sambil mencoba
mengingat-ingat dan mengcari tahu wajah Pak Tua)
NIKITA : “Ada apa Kak Tina?”
TINA : “Sepertinya, Kak Tina kenal dengan Bapak Tua itu. O...iya.......Kakek!! Kakek!!
(SAMBIL BERJALAN MENUJU PAK TUA) Kakek masih ingat saya?”
PAK TUA : “Siapa kamu?”
TINA : “Saya Tina, Kek. Beberapa waktu yang lalu, kakek menolong saya waktu saya
kehujanan. Kakek meminjamkan payung kepada saya. Kok, kita bisa bertemu di sini ya
Kek?”
NIKITA : “(sambil berbisik) Kak Tina, kak Tina, siapa kakek ini? Kenalin dong sama Nikita.

PAK TUA : “Sebentar ya, aku ingat-ingat dulu. Siapa ya?? (berhenti sejenak) Waktu hujan....
waktu hujan....... O, iya. Sekarang kakek ingat. Iya kamu Tina. Bagaimana kabarmu? Kamu
tidak sakit kan, karena kehujanan?”
TINA : “Tidak Kek. Wah, Tina senang sekali bisa bertemu di sini dengan kakek di sini.”
PAK TUA : “(sambil melihat-lihat Nikita) Siapa gadis kecil yang cantik ini? Dia adikmu?”
TINA : “Bukan Kek. Dia adalah anak sekolah minggu di gereja saya.” “Ayo Nikita, beri
salam kepada kakek dan perkenalkan dirimu.”
NIKITA : “Selamat sore, Kek.”
PAK TUA : “Selamat sore, anak manis. Siapa namamu?”
NIKITA : “Nikita, Kek. Saya sekarang berumur 11 tahun, duduk di kelas lima SD.”
PAK TUA : “O, Nikita. Nama yang bagus itu, sama seperti anaknya yang cantik.”
NIKITA : “Ah, kakek. Jangan bikin Nikita malu dong, Kek.”
PAK TUA : “Kamu tidak perlu malu anak manis. Kakek juga punya banyak teman seusia
kamu. Mereka juga manis-manis, kakek senang sekali bertemu dengan mereka. (berhenti
sejenak) Ada apa kalian kemari?”
NIKITA : “Ini lho Kek, Nikita. Tina menemukan dia sedang menangis.”
PAK TUA : “Lho, anak cantik kok menangis? Ada apa?”
NIKITA : “Iya Kek. Nikita sedang kesal dengan keadaan Nikita. Sebentar lagi kan natal, tapi
Nikita nggak bisa seperti teman-teman. Mereka bisa merayakan natal bersama keluarganya,
beli baju baru, sepatu baru, beli hiasan natal, dan masih banyak hal lagi. Belum lagi kalau
mereka dapet hadiah natal dari orang-orang yang sayang mereka. Niki merasa sendirian.......
Papa, mama, dan kakak belum mengenal Tuhan Yesus, Nikita bosan ikutan acara natal yang
tiap tahun gitu-gitu aja. Pokoknya sedih deh, Kek.
TINA : “Nah, melihat keadaan Nikita seperti itu, Tina mengajaknya jalan-jalan ke Batak,
Kalimantan, dan di sini Kek, Ambon. Tina ingin menunjukkan bahwa sukacita natal tidak
terletak semua yang disebutkan Nikita tadi, tapi terletak di dalam hati kita masing-masing.
Benar kan Kek?
PAK TUA : “Ho...ho....ho...... Benar sekali anakku. Tuhan Yesus waktu lahir juga tidak
bertaburkan harta atau benda-benda yang indah. Kamu tahu kan Nikita, Tuhan Yesus, Anak
Allah, dan Juru Selamat kita justru nggak dapat tempat untuk meletakkan kepalanya. Baju
saja nggak punya. Dia lahir cuma dibungkus kain lampin yang........ yah nggak bisa
memberikan kehangatan buat tubuhnya. O ya..... kamu ingat nggak, siapa yang pertama kali
mendapat kabar sukacita natal itu? Hayo... siapa?”
NIKITA : “Hhmmmm.......siapa ya? Hhhhmmmm.... (sambil menunjukkan perilaku
mengingat-ingat) Aku tahu Kek!! Para Gembala.”
PAK TUA : “Betul sekali!! Nah, kamu tahu juga tidak, apa yang dilakukan para gembala
setelah mendengarkan kabar itu.”
NIKITA : “Iya, mereka terkejut dan heran waktu para malaikat datang memberitakan kabar
itu. Lalu mereka cepat-cepat pergi ke tempat Tuhan Yesus.”
PAK TUA : “Kamu tahu apa yang mereka bawa?”
NIKITA : “Nggak ada. Ya.... mereka datang ke sana dan memberitahukan kepada Maria dan
Yusuf kalau mereka baru saja bertemu dengan para malaikat dan mendengarkan kabar
sukacita itu.”
PAK TUA : “Tepat sekali jawabanmu anak manis..... Nah, sekarang kira-kira kamu sudah
mengerti belum apa maksud Kak Tina.”
NIKITA : “Iya Kek. Nikita sekarang sudah nggak sedih lagi...... Nikita yakin, Tuhan Yesus
ada di dalam hati Niki. Dia lahir untuk Niki dan menyelamatkan Niki dari dosa. Tapi.......”
PAK TUA : “Ada apa lagi, anak manis.”
NIKITA : “Bagaimana dengan keluarga Niki, Kek? Mereka kan belum mengenal Yesus.
Apakah mereka mau mengenalnya? Sampai sekarang Niki belum pernah melihat papa,
mama, atau kakak datang ke gereja.”
PAK TUA : “Anakku, kamu jangan putus asa. Tetaplah berdoa untuk mereka, karena doa
orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.”
TINA : “Benar Kek.”
PAK TUA : “Tapi ada satu hal lagi yang perlu kamu lakukan.”
NIKITA : “Apa itu, Kek?
PAK TUA : “Kamu harus dapat menjadi saksi Kristus bagi anggota keluargamu, biar mereka
melihat bahwa keselamatan yang telah kamu terima mengubah seluruh kehidupanmu.
Usahakan, jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau masih muda.
Jadilah teladan dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam
kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu.......Ho...ho.....ho...... kamu rajin ke sekolah minggu apa
enggak?”
TINA : “Ooo, kalau Nikita sih anak yang rajin Kakek.”
PAK TUA : “Nah, kamu bisa belajar banyak dari sekolah minggu, bagaimana caranya
menjadi saksi Kristus.”
NIKITA : “Baik Kek. Terima kasih... (berhenti sejenak) Tapi Kek, ngomong-ngomong apa
yang kakek bawa ini? Sepertinya berat sekali, ya Kak Tina?”
TINA : “Iya benar, apa itu Kek?”
PAK TUA : “Ooo, ini. Kalian mau lihat?”
NIKITA DAN TINA : “ Iya Kek.”

(SANG KAKEK SEGERA MENGAMBIL BARANG-BARANG YANG ADA DI DALAM


KANTUNG YANG DIBAWANYA)

NIKITA : “Woww!! Hadiah untuk siapa Kek itu. Banyak sekali.”


TINA : “Iya, untuk siapa itu Kek?”
PAK TUA : “Begini, ini kakek dapat dari anak-anak yang ada di berbagai gereja di Ambon
ini.”
NIKITA : “Lho, memangnya Kakek ulang tahun.”
PAK TUA : “Ho......ho...ho..... bukan... bukan... Kakek tadi diundang oleh mereka. Biasanya
kakek yang memberi mereka hadiah pada waktu natal. Tapi kali ini, sebelum jatuh waktunya
kakek membagi-bagikan hadiah natal, kakek diundang justru untuk mengambil hadiah-hadiah
ini.”
TINA : “Untuk apa Kek?”
PAK TUA : “Hhhmmmm..... rupanya natal kali ini, mereka ingin memberi hadiah untuk
anak-anak lainnya. Mereka ingin berbagi dengan anak-anak yang tidak bisa mendapat hadiah
natal. Kata mereka, kan kakek bisa bertemu dengan banyak anak. Jadi mereka menitipkan
semuanya ini kepada kakek. Kakek sangat terharu dengan perbuatan mereka. Mereka tidak
memikirkan diri mereka sendiri. Kakek merasakan ketulusan hati mereka saat memberikan
hadiah-hadiah ini. Semoga banyak anak lainnya yang dapat mencontoh perbuatan mereka.
Nikita, itulah salah satu contoh teladan di dalam kasih, yang kakek beritahukan tadi.”
NIKITA : “Lho, kok seperti Sinterklas aja kakek ini. Apa...... kakek memang Sinterklas?”
PAK TUA : “Ho....ho....ho..... bagaimana tampaknya. Apakah kakek mirip Sinterklas?
Apakah Nikita pernah melihat Sinterklas?”
NIKITA : “Belum sih. Tapi Sinterklas kan seperti kakek ini, suka memberi hadiah pada anak-
anak.”
PAK TUA : “Nikita, sekali lagi kakek katakan bahwa inti dari natal bukan hadiah. Tapi....
justru kelahiran Tuhan Yesus itu. Ya Tuhan Yesus itulah hadiah dari Allah untuk kita semua.
Tokoh Sinterklas memang dikenal suka memberi hadiah pada waktu natal. Itu hanyalah
dongeng yang dibuat oleh orang-orang tua kepada anak-anak mereka agar anak-anak mereka
senang.”
NIKITA : “Ooo..... begitu ya Kek.”
PAK TUA : “Sekarang, mau nggak Nikita ikut Kakek.melanjutkan perjalanan.”
NIKITA : “Mauuuu!!!”
PAK TUA : “Mari, ikuti kakek.”

(LALU MEREKA PERGI.......DIIRINGI DENGAN MUSIK “JINGLE BELLS” )

Adegan V
(DENGAN IRINGAN MUSIK KLASIK – PESERTA ENSAMBLE MUSIK MASUK
DENGAN MEMBAWA SELURUH PERALATAN MUSIKNYA SAMBIL BERPURA-
PURA MEMAINKAN ALAT MUSIKNYA).
PAK TUA : “Nah, kita sampai di daratan Eropa. Kamu lihat, mereka adalah murid-murid
sekolah musik yang ada di sini. Tampaknya mereka akan berlatih untuk tampil di acara
kebaktian natal disekolah mereka.”
NIKITA : “Asyik sekali ya Kek. Nikita jadi ingat teman-teman ensamble musik di gereja
Nikita.”
PAK TUA : “Ayo coba kita dengarkan permainan mereka.”

(ENSAMBLE MUSIK MEMAINKAN MUSIK)

PAK TUA : “Bagus sekali anak-anak. Ayo beri mereka applaus.......Kamu ingin seperti
mereka Nikita?”
NIKITA : “Betul Kek, sekarang Nikita juga mulai belajar beberapa alat musik, lho. Nikita
ingin melayani Tuhan melalui musik.
PAK TUA : “Bagus, bagus sekali.”
TINA : “Kek, apakah di sekolah musik itu nggak ada Paduan Suaranya?”
PAK TUA : “Ooo, ada tentunya. Kalian pengin tahu kegiatan mereka?”
NIKITA DAN TINA : “Benar Kek.”
PAK TUA : “Ayo ikuti Kakek. Sepertinya sekarang mereka juga sedang latihan.”

(LALU MEREKA MENGIKUTI PAK TUA TURUN PANGGUNG – PESERTA PADUAN


SUARA MASUK DENGAN ADEGAN BERMAIN, DIIRINGI LAGU “JINGLE BELLS”)

NIKITA : “Itu Kek, mereka.”


TINA : “Tapi mereka kok nggak latihan?”
PAK TUA : “Wah kakek nggak tahu. Mungkin karena pelatihnya belum datang. Jadi mereka
bermain-main dulu.”

(PELATIH MASUK DAN MEMBERI ISYARAT KEPADA ANAK-ANAK UNTUK


MULAI BERLATIH)

NIKITA : “Nah itu dia pelatihnya.“


TINA : “Iya, benar. Kita dengarkan suara mereka, yuk.”

(PADUAN SUARA MULAI MENYANYI)

NIKITA DAN TINA : “Wahhh..... bagus sekali (SAMBIL TEPUK TANGAN)”


PAK TUA : “Nah, Nikita bagaimana perasaanmu sekarang.”
NIKITA : “Senang sekali Kek. Nikita tahu sekarang kalau dalam keadaan apa pun kita harus
selalu mengucap syukur. Apalagi kita menerima kado dari Allah yang nggak ada
bandingannya.”
TINA : “Ya, dan jangan lupa..... berikan hati sukacitamu dan hati cinta kasihmu kepada
Allah. Kalau kita sudah menerima kasih Tuhan yang sangat besar, tentunya kita juga harus
berikan kasih kita kepada sesama kita.”
PAK TUA : “Betul Tina...... (berhenti sejenak) O, ya kakek harus melanjutkan kunjungan
kakek ke tempat lain, tapi sayang kakek tidak bisa mengajak kalian, karena kalian harus
pulang.”
NIKITA : “Terima kasih ya Kek, Kak Tina. Pengalaman berharga ini membuat Nikita ingin
cepat-cepat memberikan kado kepada teman-teman Niki yang nggak mampu, seperti teman-
teman kakek.”
TINA : “Benar Niki. Kamu bisa bawa kadomu di acara natal gereja kita. Sepertinya nanti
anak-anak sekolah minggu diminta untuk bawa kado kali ini. Tapi, kadonya bukan untuk
ditukar, tapi dikumpulkan untuk kita berikan kepada teman-teman kita di panti asuhan.”
PAK TUA : “Bagus sekali ide itu....... Baik, kakek harus berpisah dengan kalian sekarang.....
Da daaaaa, sampai jumpa lagi. Tuhan memberkati kalian.”
NIKITA DAN TINA : “Daaa.....daaaa..... Kek. Tuhan memberkati kakek juga.”

(SEMUA PEMAIN MASUK KE PANGGUNG – DIIRINGI LAGU “JINGLE BELLS”)

NARATOR : “Nah itulah cerita Nikita. Dari pengalaman dalam mimpi malam itu, Nikita
benar-benar merasakan sukacita yang besar. Dia yakin bahwa natal tidak terletak pada acara-
acara yang meriah dan hadiah-hadiah yang diterima, tetapi terletak pada hati setiap orang
yang menerima Yesus sebagai Juru selamatnya dan mewujudkan sukacita itu kepada orang-
orang yang ada disekitarnya melalui perbuatan baik. Nah, adik-adik bagaimana dengan
kalian?”
NO GIFT IS MORE NEEDED BY A DYING WORLD
THAN A LIVING SAVIOR

Anda mungkin juga menyukai