LITURGI NATAL
FKIP Univ. HKBP Nommensen
19 Desember 2000
Thema:
"...tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus
AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita..." I Yoh. 4, 10)
Pemimpin: Saudara-saudara yang kekasih di dalam Tuhan. Marilah kita mendekat dengan
hati yang tulus, dan mengaku dosa kita pada Allah Bapa, memohon pengampunan dosa di
dalam Nama Tuhan kita Yesus Kristus, sebab pertolongan kepada kita adalah di dalam
Nama Allah, Yang menciptakan langit dan bumi. Marilah kita berdoa: (Pemimpin
melanjutkan dengan sebuah doa pengakuan dosa, dan disambung dengan berita
pengampunan.)
(Setelah selesai berita Pengampunan, Jemaat menyanyikan KJ 85:1-3 di bawah ini,
sementara itu arak-arakan naik ke pentas, dan Paduan Suara serta para Liturgist
mengambil tempat masing-masing, dan Pendeta melanjutkan memimpin kebaktian.)
C. KEBAKTIAN NATAL
Nyanyian Bersama: Kidung Jemaat no. 85,1-3 : "Kusongsong bagaimana"
Kusongsong bagaimana, ya Tuhan datangMu / Engkau Terang buana, Kau Surya
hidupku / Kiranya Kau sendiri Penyuluh jalanku / supaya kuyakini tujuan janjiMu.
Kaum Sion menaburkan kembang di jalanMu; / 'ku ikut mengelukan Dikau di hatiku /
Kunyanyi Hosiana, ya Raja, tolonglah / PadaMulah kiranya hambaMu menyerah.
Betapa Kau berkorban hendak menghibutku / Di kala 'ku di jurang sengsara kemelut /
Kau datang, Jurus'lamat dengan sejahtera: / keluhkesahku tamat dan hatiku cerah.
Jemaat:
Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang,
dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad,
supaya masuk Raja Kemuliaan!
"Siapakah itu Raja Kemuliaan?"
"Tuhan, jaya dan perkasa, Tuhan perkasa dalam peperangan!"
Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang,
dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad,
supaya masuk Raja kemuliaan.
"Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?"
"Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!"
Pemimpin: Kemuliaan kepada Allah Bapa, dan Anak dan Roh Kudus,
Jemaat: seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan dari kekal hingga kekal. Amin.
(Paduan Suara kemudian menyanyikan dengan lembut "Tuhan Kasihanilah", sesudah satu ayat,
Pemimpin menaikkan doa Kyrie di bawah ini. Sementara itu Paduan Suara melanjutkan
menyanyikannya berulang-ulang hingga Doa Kyrie di bawah ini selesai)
(Pemimpin membiarkan Paduan Suara selesai menyanyikan satu ayat penuh "Tuhan Kasihanilah"
sebagai penutup, lalu melanjutkan doa "Gloria in excelsis" berikut ini)
Gloria in Excelsis:
P. : Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah
mengasihi kita, dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
J.: Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi.
P. : Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah
mengasihi kita, dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
P. : Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah
mengasihi kita, dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
J. : Ya, Tuhan, Anak Allah yang Tunggal, Yesus Kristus!
Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Anak Sang Bapa,
Yang mengangkut dosa dunia, kasihanilah kami..
Dikau, Yang mengangkut dosa dunia, terimalah doakami.
Dikau, Yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa, kasihanilah kami.
P. : Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah
mengasihi kita, dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
J. : Sebab Engkaulah yang kudus, Engkau sajalah Tuhan, Engkau sajalah yang Maha
Tinggi ya Kristus, bersama dengan Roh Kudus, di dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.
Sambutan Jemaat: Nyanyian KJ. 64, 1-2 Bila Kulihat Bintang Gemerlapan
Bila kulihat bintang gemerlapan / dan bunyi guruh riuh kudengar / Ya, Tuhanku, tak
putus aku heran / melihat ciptaanMu yang besar. / Maka jiwaku pun memujiMu /
sungguh besar Kau Allahku, / Maka jiwaku pun memujiMu / sungguh besar Kau,
Allahku.
Ya, Tuhanku, pabila kurenungkan pemberianMu dalam Penebus / 'ku tertegun: bagiku
dicurahkan oleh PutraMu daraNya kudus / Maka jiwaku pun memujiMu / sungguh
besar Kau Allahku, / Maka jiwaku pun memujiMu / sungguh besar Kau, Allahku.
Berita tentang Kasih Allah yang tidak terrusakkan oleh kejatuhan dosa manusia:
a. Pembacaan Alkitab: Liturgist 1: Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi
Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita. Marilah kita mendengar, bagaimana
kejatuhan manusia ke dalam dosa, sehingga Kasih Allah semakin nyata, untuk
menyelamatkan manusia.
(Liturgist 6): Kej. 3: 1-6, 17-19; (Liturgist 7): Roma 1: 18-23; (Liturgist 8): Roma 5:
15 - 16 + 20 - 21;
b. Perenungan:
Liturgist 9:
Desaku tak lagi seperti dulu
Ada beban duka; Ada cadar Lara
Menutp wajah, dalam kabut asap kelabu.
Liturgist 1:
Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah,
tetapi Allah yang telah mengasihi kita
Liturgist 9:
Kami adalah orang-orang miskin
Dari kumpulan nista.....
Liturgist 1:
Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah,
tetapi Allah yang telah mengasihi kita
Pembacaan Injil:
(Paduan Suara menyanyikan "Dan kini Natal Raya telah tiba"; sementara itu Lilin Besar di
Altar akan dinyalakan oleh Bapak Dekan dan dua orang lainnya yang dipilih untuk itu. Seorang
dari Liturgist menyalakan lilinnya kemudian membawanya pada Liturgist lain untuk
menyalakan lilinnya masing-masing.)
Setelah Paduan Suara selesai bernyanyi Pemimpin melanjutkan Oembacaan di bawah ini:)
4. Khotbah.
5. Sambutan Jemaat: "S'perti rusa rindu sungaiMu" (dinyanyikan dua kali dengan
sangat lembut)
S'perti rusa rindu sungaiMu, jiwaku rindu Engkau / Kaulah Tuhan hasrat hatiku
kurindu menyembahMu / Engkau kekuatan dan perisaiku / KepadaMu rohku
berserah / Kaulah Tuhan hasrat hatiku, 'kurindu menyembahMu / Yesus, Yesus, Kau
berarti bagiku / Yesus, Yesus, Kau selamanya bagiku.
Yang di sorga disembah, Kristus Raja yang baka, / lahir dalam dunia dan
Maria bundaNya. / Dalam daging dikenal Firman Allah yang kekal; / dalam
Anak yang kecil nyatalah Immanuel! / Gita sorga bergema: "Lahir Raja
Mulia!"
Raja Damai yang besar, Surya hidup yang benar, / menyembuhkan dunia dalam
naungan sayapNya, / tak memandang diriNya, bahkan maut dit'rimaNya, / lahir
untuk memberi hidup baru abadi! / Gita sorga bergema: "Lahir Raja mulia!"