Anda di halaman 1dari 8

LITURGI NATAL
FKIP Univ. HKBP Nommensen
19 Desember 2000
Thema:
"...tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus
AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita..." I Yoh. 4, 10)

A.Ucapan Selamat Datang dari Panitia

B. Persiapan untuk Kebaktian Natal:


1. ( Arak-arakan Pengkhotbah, para Liturgist dan Paduan Suara; diiringi oleh Nyanyian
"Tuhan Kasihanilah!" Arak-arakan berhenti di depan panggung, dan tinggal tetap
hingga Doa Perngakuan dosa selesai.)

2. Doa Konsekrasi ruang ibadah dan peralatan ibadah:


Pemimpin:( berdoa menurut II Taw. 6):
Ya Tuhan, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti Engkau di langit dan di bumi;
Engkau yang memelihara perjanjian dan kasih setia kepada hamba-hambaMu
yang dengan segenap hatinya hidup di hadapanMu.
Tetapi benarkah Allah hendak diam dengan manusia di atas bumi?
Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi langit pun
tidaklah dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah ini.
Maka berpalinglah kepada doa dan permohonan hambaMu ini, ya Tuhan Allahku,
dengarkanlah seruan dan doa yang hambaMu panjatkan di hadapanMu ini.
Kiranya mataMu terbuka terhadap rumah ini,
dengarkanlah permohonan hambaMu dan umatMu yang mereka panjatkan di
tempat ini;

Paduan Suara: Tuhan, kasihanilah kami! Kristus, kasihanilah kami! Tuhan,


kasihanilah kami!

3. Invocatio dan Pengakuan Dosa.


Pemimpin: Di dalam Nama Allah Bapa, dan AnakNya yang Tunggal, Tuhan Yesus Kristus
dan Nama Roh Kudus, yang menciptakan langit dan bumi.
Jemaat : Amin.

Pemimpin: Saudara-saudara yang kekasih di dalam Tuhan. Marilah kita mendekat dengan
hati yang tulus, dan mengaku dosa kita pada Allah Bapa, memohon pengampunan dosa di
dalam Nama Tuhan kita Yesus Kristus, sebab pertolongan kepada kita adalah di dalam
Nama Allah, Yang menciptakan langit dan bumi. Marilah kita berdoa: (Pemimpin
melanjutkan dengan sebuah doa pengakuan dosa, dan disambung dengan berita
pengampunan.)
(Setelah selesai berita Pengampunan, Jemaat menyanyikan KJ 85:1-3 di bawah ini,
sementara itu arak-arakan naik ke pentas, dan Paduan Suara serta para Liturgist
mengambil tempat masing-masing, dan Pendeta melanjutkan memimpin kebaktian.)
C. KEBAKTIAN NATAL
Nyanyian Bersama: Kidung Jemaat no. 85,1-3 : "Kusongsong bagaimana"
Kusongsong bagaimana, ya Tuhan datangMu / Engkau Terang buana, Kau Surya
hidupku / Kiranya Kau sendiri Penyuluh jalanku / supaya kuyakini tujuan janjiMu.

Kaum Sion menaburkan kembang di jalanMu; / 'ku ikut mengelukan Dikau di hatiku /
Kunyanyi Hosiana, ya Raja, tolonglah / PadaMulah kiranya hambaMu menyerah.

Betapa Kau berkorban hendak menghibutku / Di kala 'ku di jurang sengsara kemelut /
Kau datang, Jurus'lamat dengan sejahtera: / keluhkesahku tamat dan hatiku cerah.

1. Introitus / Kyrie / Gloria in excelsis


Introitus:
P. : Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah
mengasihi kita, dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

Jemaat:
Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang,
dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad,
supaya masuk Raja Kemuliaan!
"Siapakah itu Raja Kemuliaan?"
"Tuhan, jaya dan perkasa, Tuhan perkasa dalam peperangan!"
Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang,
dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad,
supaya masuk Raja kemuliaan.
"Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?"
"Tuhan semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!"

Pemimpin: Kemuliaan kepada Allah Bapa, dan Anak dan Roh Kudus,
Jemaat: seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan dari kekal hingga kekal. Amin.

(Paduan Suara kemudian menyanyikan dengan lembut "Tuhan Kasihanilah", sesudah satu ayat,
Pemimpin menaikkan doa Kyrie di bawah ini. Sementara itu Paduan Suara melanjutkan
menyanyikannya berulang-ulang hingga Doa Kyrie di bawah ini selesai)

Kyrie (Doa mohon pengasihan)


P. : Agar kita memperoleh damai surgawi dan menerima keselamatan jiwa kita, marilah
kita mohon:
J. : Tuhan kasihanilah,
P : Untuk damai sejahtera bagi seluruh dunia, dan keutuhan Gereja Tuhan serta kesatuan
seluruh alam raya, marilah kita mohon:
J. : Tuhan kasihanilah,
P. : Untuk ruangan ini, dan seluruh gedung-gedung Gereja serta bagi semua orang percaya
yang dengan iman dan takut akan Allah memasukinya, marilah kita mohon:
J. : Tuhan kasihanilah,
P. : Untuk para Pimpinan-pimpinan Gereja di seluruh Indonesia, marilah kita mohon:
J. : Tuhan kasihanilah,
P. : Untuk kota Pematangsiantar dan sekitarnya, untuk setiap kota dan negara di mana
orang-orang percaya hidup, marilah kita mohon:
J. : Tuhan kasihanilah,
P. : Agar kita jauh dari marabahya dan kecelakaan, marilah kita mohon:
J. : Tuhan kasihanilah.

(Pemimpin membiarkan Paduan Suara selesai menyanyikan satu ayat penuh "Tuhan Kasihanilah"
sebagai penutup, lalu melanjutkan doa "Gloria in excelsis" berikut ini)
Gloria in Excelsis:
P. : Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah
mengasihi kita, dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
J.: Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi.

P. : Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah
mengasihi kita, dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

J. : Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi,


dan damai di bumi, di antara manusia yang berkenan kepadaNya.
Kami memuji Engkau, kami memuliakan Engkau, kami menyebah Dikau, kami
mengagungkan Dikau,
kami mengucap syukur padaMu atas kemuliaanMu yang maha besar,
ya, Allah, Raja surgawi, Allah Bapa yang Mahakuasa.

P. : Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah
mengasihi kita, dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.
J. : Ya, Tuhan, Anak Allah yang Tunggal, Yesus Kristus!
Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Anak Sang Bapa,
Yang mengangkut dosa dunia, kasihanilah kami..
Dikau, Yang mengangkut dosa dunia, terimalah doakami.
Dikau, Yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa, kasihanilah kami.

P. : Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah
mengasihi kita, dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

J. : Sebab Engkaulah yang kudus, Engkau sajalah Tuhan, Engkau sajalah yang Maha
Tinggi ya Kristus, bersama dengan Roh Kudus, di dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.

2. Nyanyian Bersama: KJ. No. 88: 1, 7 "Hai Waris Kerajaan"


Hai Waris Kerajaan, Rajamu sambutlah / Siapkan kedatangan Penghibur dunia /
Dan tampil ke depan, nyanyikan Hosiana / berharaplah padaNya, penuh dengan
iman.
Ya, Yesus Raja Agung, Kaub'rikan DiriMu; / cela dan aib Kautanggung dan dosa
Kautebus / Seluruh umatMu menyanyi Hosiana / dan sampai selamanya padaMu
bersyukur.

3. Pembacaan Liturgis: Perjanjian Lama, "Gradual" (peralihan) dan Injil


Pembacaan Perjanjian Lama:

 Berita tentang Kasih Allah yang nyata dalam Penciptaan:


a. Liturgist 1: Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah
yang telah mengasihi kita. Marilah kita mendengar, bagaimana Allah mengasihi kita
melalui karya Penciptaannya.
b. Pembacaan Alkitab tentang Keberadaan Kristus sebelum Penciptaan dan
hubunganNya dengan seluruh ciptaan( Liturgist 2 dan 3): Yoh. 1: 1-3; Kolosse 1:15-
17;
c. Pembacaan Berita tentang Penciptaan dunia dan manusia (Liturgist 4): Kej. 1: 1-
2,26-28; + 2:1-4a;
d. Perenungan (Liturgist 5): (diiringi Paduan Suara dengan nyanyian tanpa kata-
kata)

Allah adalah Kasih.


Kasih itu, mencipta langit dan bumi dan segala isinya.
Bumi ini dan seluruh ciptaan lainnya menjadi terbentuk demikian,
adalah karena rancangan Kasih itu.
Lalu kasih itu menilai semuanya baik,
karena sesuai dengan rancangan Kasih.
Kepulauan Indonesia, dalam bentuknya yang semula,
adalah baik bagi Kasih itu, karena sesuai dengan rancangan Kasih.
Hutan-hutan tropis di Irianjaya, Kalimantan, Sumatera Selatan, Riau dan Aceh
adalah baik bagi Kasih itu, karena sesuai dengan rancangan Kasih.
Bila tanah Maluku cocok untuk tanaman rempah-rempah, tetapi di Eropa tidak
itu pun adalah baik bagi Kasih itu, karena sesuai dengan rancangan Kasih.
Udara dan air yang bersih di Porsea dan sekitarnya,
yang memungkinkan manusia bebas bernafas dengan sehat,
yang memungkinkan tumbuh-tumbuhan bernafas dan tumbuh dengan subur,
yang memungkinkan binatang-binatang serta ternak lainnya hidup sehat dan
nyaman,
adalah baik bagi Kasih itu, karena sesuai dengan rancangan Kasih
Kasih itu mengherankan.
Dia menghargai manusia,
untuk memelihara seluruh ciptaan, agar tetap baik.
Dengan demikian Dia menghargai manusia,
mempertahankan rancangan Kasih itu,
agar Kasih itu melihat ciptaanNya tetap baik seperti semula.
Ya Tuhan, Tuhan kami.
Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?
Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya NamaMu di seluruh bumi!

 Sambutan Jemaat: Nyanyian KJ. 64, 1-2 Bila Kulihat Bintang Gemerlapan
Bila kulihat bintang gemerlapan / dan bunyi guruh riuh kudengar / Ya, Tuhanku, tak
putus aku heran / melihat ciptaanMu yang besar. / Maka jiwaku pun memujiMu /
sungguh besar Kau Allahku, / Maka jiwaku pun memujiMu / sungguh besar Kau,
Allahku.
Ya, Tuhanku, pabila kurenungkan pemberianMu dalam Penebus / 'ku tertegun: bagiku
dicurahkan oleh PutraMu daraNya kudus / Maka jiwaku pun memujiMu / sungguh
besar Kau Allahku, / Maka jiwaku pun memujiMu / sungguh besar Kau, Allahku.

 Berita tentang Kasih Allah yang tidak terrusakkan oleh kejatuhan dosa manusia:
a. Pembacaan Alkitab: Liturgist 1: Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi
Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita. Marilah kita mendengar, bagaimana
kejatuhan manusia ke dalam dosa, sehingga Kasih Allah semakin nyata, untuk
menyelamatkan manusia.
(Liturgist 6): Kej. 3: 1-6, 17-19; (Liturgist 7): Roma 1: 18-23; (Liturgist 8): Roma 5:
15 - 16 + 20 - 21;
b. Perenungan:
Liturgist 9:
Desaku tak lagi seperti dulu
Ada beban duka; Ada cadar Lara
Menutp wajah, dalam kabut asap kelabu.

Rumput-rumput sudah lama mati


Pohon juga seperti enggan bertumbuh
Semua sudah lama tak tersenyum lagi
Menahan duka, menahan Lara

Pohon-pohon karet, tak lagi segagah dulu;


Biar disadap pagi sekali, Tetap tak punya susu.
Seperti perempuan mandul, Daundaun layu.
Kuning, kering terbang,
melayanglayang sepanjang jalan, lalu terbakar.

Asap menggumpal, Bertebaran seperti awan-awan semu


Langit pun memupur wajah abu-abu.
Kupukupu ikut kehilangan matahari, lalu membentur diri
Pada dinding bambu, dan mati!

Aku pun ikut terlunta, paru-paru terasa padat asap


Pulauku terbakar, desaku terkapar,
Rakyatku terlantar, dan kami semua lapar.

Liturgist 1:
Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah,
tetapi Allah yang telah mengasihi kita

Liturgist 9:
Kami adalah orang-orang miskin
Dari kumpulan nista.....

Kami adalah orang-orang miskin


yang merayap di bawah meja perjamuanmu;
yang menggelepar di kaki pohon Natalmu;
yang menggelantung di sela lampu kristalmu;
yang kaupaksa memakan sisa makananmu dengan ucapan syukur.
memakai bekas pakaianmu yang kedodoran;
menerima limbah cintamu.....

Kami adalah orang-orang miskin


Dari kumpulan nista........
Anak-anak kami yang cacingan dan disentri
Adalah refrein lagu natalmu.
Borokkami yang tak kunjung sembuh
adalah musik pengiring tarian ballet anakmu;
Sebab gubuk yang merusak pemandangan kota
telah kau gusur
telah menjadi burung-burung
yang terbang gagah ke segala penjuru
menjadi duta orang-orang miskin sedunia.

Liturgist 1:
Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah,
tetapi Allah yang telah mengasihi kita

 Sambutan Jemaat: KJ. No. 85: 7-6 "Kusongsong bagaimana"


Tak usah cari jalan, tak usah berlelah / bersusah siang malam mengatur
datangNya. /Sengaja Ia datang melipur laramu / menaruh kasih sayang, membuka
belenggu.
Kendati hutang dosa membuatmu gentar / padaNya kau sentosa, anug'rahNya besar /
Bagimu Ia datang menjadi Penebus / sejaht'ra Kerajaan warisanmu terus.
Gradual (peralihan)

P. : Semua yang menanti-nantikan Dikau, tidak akan dipermalukan, ya Tuhan.


J.: Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari
seorang perempuan dan takluk kepada Hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka,
yang takluk kepada Hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. (Gal. 4:4-5)

P. : Tunjukkanlah jalanMu bagi kami ya Tuhan, dan ajarlah kami langkah-langkahMu.


Haleluya, Haleluya!
J. : Tunjukkanlah kami kasih karuniaMu, ya Tuhan: dan anugerahkanlah kami
keselamatan dariMu. Haleluya, Haleluya!

Pembacaan Injil:
(Paduan Suara menyanyikan "Dan kini Natal Raya telah tiba"; sementara itu Lilin Besar di
Altar akan dinyalakan oleh Bapak Dekan dan dua orang lainnya yang dipilih untuk itu. Seorang
dari Liturgist menyalakan lilinnya kemudian membawanya pada Liturgist lain untuk
menyalakan lilinnya masing-masing.)

Setelah Paduan Suara selesai bernyanyi Pemimpin melanjutkan Oembacaan di bawah ini:)

 Beritakemenangan Kasih Allah Atas dosa:


a. Pembacaan Lukas 2: 1 - 7; (sebelumnya jemaat dipersilahkan beridiri)
b. Nyanyian bersama: 92: 1-3 "Malam Kudus:
 Malam Kudus, sunyi senyap; dunia terlelap. / Hanya dua berjaga terus, ayah
bunda mesra dan kudus / Anak tidur tenang, Anak tidur tenang.
 Malam Kudus, sunyi senyap, Kabar baik,menggegap /bala sorga
menyanyikannya / kaum gembvala menyaksikannya: / Lahir Raja Syalom, lahir
Raja Syalom."
 Malam Kudus, sunyi senyap / kurnia dan berkat / tercermin bagi kami terus / di
wajahMu ya, anak Kudus / cinta kasih kekal, cinta kasih kekal.
c. Pembacaan Lukas 2: 8 - 19. dan I Yoh. 4:10. (diiringi Paduan Suara
menyanyikan "Love lifted me" tanpa kata-kata)
d. Paduan Suara menyambut dengan menyanyikan "Love lifted me":
 Dalam dosa 'ku tenggelam, jauh dari daratan / hatiku sangat cemar, putus
pengharapan / Tuhan dengar seruku untuk kes'lamatan / dari jahat 'ku seg'ra
diangkatNya / Kasih Tuhan angkat daku / 'ku s'lamat oleh kasih Tuhan / Kasih
Tuhan angkat daku, tak lain sebabnya kasih Tuhan.

4. Khotbah.

5. Sambutan Jemaat: "S'perti rusa rindu sungaiMu" (dinyanyikan dua kali dengan
sangat lembut)
S'perti rusa rindu sungaiMu, jiwaku rindu Engkau / Kaulah Tuhan hasrat hatiku
kurindu menyembahMu / Engkau kekuatan dan perisaiku / KepadaMu rohku
berserah / Kaulah Tuhan hasrat hatiku, 'kurindu menyembahMu / Yesus, Yesus, Kau
berarti bagiku / Yesus, Yesus, Kau selamanya bagiku.

6.. Doa syafaat:


P. Tuhan, kasihanilah.
J. : Kristus, kasihanilah!
P.: Tuhan, kasihanilah
J. : Kristus, dengarkanlah kami!
P. : Allah Bapa, Pencipta dunia,
J.: kasihanilah kami!
P. : Allah Anak, Penyelamat Manusia
J. : kasihanilah kami!
P. : Allah Roh Kudus, sumber persekutuan,
J. : kasihanilah kami!
P.: Allah yang Esa dan Tritunggal,
J. :kasihanilah kami!
P.: Beserta dengan malaikat dan para penghulu malaikat kami memuji Engkau
Tuhan:
J. : Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi.
P.: Seperti bapa leluhur Israel dan para nabi, kami memuji Engkau:
J. :Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Maha Tinggi!
P.: Seperti Maria, jiwa kami akan memuliakan Engkau, ya Tuhan:
J. :Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Maha Tinggi.
P.: Seperti para Rasul dan Penginjil, kami memuji Engkau:
J. : Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi.
P.: Sambil mengingat mereka yang mati martir karena iman kami mengkhususkan
hidup kami dengan pujian:
J. : Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi.
P.: Dengan seluruh umat Allah di segala tempat dan abad kami memuji Engkau:
J. : Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi!
P.: Bersama dengan seluruh ciptaan kami menyatukan pujian kami:.
J. : Kemuliaan bagi Allah di tempat yang maha tinggi.
P. : (melanjutkan dengan doa syafaat)

7. Nyanyian Bersama: KJ. 99: 1 - 3 Gita Sorga Bergema (sambil mengumpulkan


persembahan)
Gita sorga bergema: "Lahir Raja Mulia /Damai dan sejahtera turun dalam
dunia!"/ Bangsa-bangsa bangkitlah dan bersoraklah serta, / permaklumkan
kabarbaik: "Lahir Kristus t'rang ajaib! / Gita sorga bergema: "Lahir Raja
Mulia!"

Yang di sorga disembah, Kristus Raja yang baka, / lahir dalam dunia dan
Maria bundaNya. / Dalam daging dikenal Firman Allah yang kekal; / dalam
Anak yang kecil nyatalah Immanuel! / Gita sorga bergema: "Lahir Raja
Mulia!"

Raja Damai yang besar, Surya hidup yang benar, / menyembuhkan dunia dalam
naungan sayapNya, / tak memandang diriNya, bahkan maut dit'rimaNya, / lahir
untuk memberi hidup baru abadi! / Gita sorga bergema: "Lahir Raja mulia!"

8. Doa Persembahan, Doa Bapakami, Berkat.

9. Nyanyian Penutup: KJ. 118: 1-3 "Sungguh Mulia"


Sungguh mulia, berkarunia, Hari Natal yang kudus / Duka berakhir, Kristus t'lah
lahir. / Mari bernyanyi dengan merdu.
Sungguh mulia, berkarunia, Hari Natal yang kudus. / Damai ilahi nyata
kembali / Mari bernyanyi dengan merdu.
Sungguh mulia, berkarunia, Hari Natal yang kudus / Sambut semua pujian
sorga / Mari bernyanyi dengan merdu.

Anda mungkin juga menyukai