Anda di halaman 1dari 9

Drama WAISAK Riwayat hidup

Buddha Gautama
Babak 1
Prolog : Pada zaman dahulu kala di India , terdapat suatu wilayah yang disebut Jambudipa. Di wilayah tersebut
banyak kerajaan kecil maupun besar salah satunya yaitu kerajaan suku Sakya dengan ibu kota
Kapilavatthu yang dipimpin oleh Raja Sudhodana.
Raja Sudhodana menikahi seorang putri dari kerajaan Kolia bernama Mahamaya. Mereka hidup
dengan damai, tentram dan saling mengasihi satu sama lain.
Sudah cukup lama mereka menikah , tetapi belum juga mendapatkan keturunan. Pada saat itu mereka
melakukan upacara uttarasalhanakkhatta di bulan asalha. Pada suatu malam setelah upacara selesai
Dewi Maha maya bermimpi , di dalam mimpi tersebut tampak seekor gajah putih bergading enam
membawa sekuntum bungai teratai putih dengan belalainya yang berkilau. Gajah tersebut kemudian
mengelilingi tubuhnya kemudian memasuki kandungannya dari sisi kanan. Dewi Mahamaya merasa
gelisah, karena tidak memahami apa makna dari mimpi tersebut, kemudian dengan sedikit cemas
beliau menyampaikan perihal mimpi tersebut kepada suaminya Raja Sudhodana.
Raja Sudhodana : Adinda….Mengapa Adinda tampak begitu gelisah ? ceritakanlah…janganlah disimpan
sendiri !
Dewi Mahamaya              : Kanda, semalam adinda bermimpi ada seekor gajah putih membawa bunga teratai
dengan belalalinya mengelilingi 3 x dan memasuki perut adinda. Adinda bingung dan resah…
pertanda apakah mimpi tersebut ?
Raja Sudhodana: Benarkah,? Hmmmm ,Apa arti dari mimpi itu,(kebinggungan)
Adinda, jujur saja , Kanda juga tidak mengerti akan makna mimpi tersebut. Ada baiknya bagaimana kalua kita
tanyakan para cerdik pandai , para Brahmin untuk menyimpulkan arti mimpi tersebut.
Dewi Mahamaya : Baiklah kakanda, semoga mimpi itu membawa pertanda baik untuk kita.
Raja Sudhodana : “ Prajurit.!! Lekas kemari ! (Masuklah 4 orang prajurit dengan gagahnya , dan segera
memberi hormat)
Prajurit bersamaan : “ Hormat yang Mulia Raja Agung, kami menghadap!”
Raja Sudhodana : Segera panggilkan para Brahmin untuk menghadap sekarang juga!’
Prajurit bersamaan : “ Titah paduka kami laksanakan !” (Keluarlah para prajurit tersebut , beberapa waktu
kemudian masuklah para Brahmin)
Brahmin (3 orang) : “ Hormat yang mulia Raja Agung, kami menghadap.
Raja Suddhodana : Wahai Brahmin yang bijaksana, dengarkanlah ! Ratu kalian akan menanyakan tentang
mimpinya semalam, silahkan isteriku.
Dewi Mahamaya : Baiklah Kakanda, Para Brahmin yang bijaksana, semalam saya bermimpi , di dalam mimpi
tersebut tampak seekor gajah putih bergading enam membawa sekuntum bungai teratai putih
dengan belalainya yang berkilau. Gajah tersebut kemudian mengelilingi tubuh saya kemudian
memasuki tubuh saya dari sisi kanan.Gerangan apa makna mimpi tersebut?
Brahmin (3 orang) : (berunding dan menyimpulkan) “Raja Agung jangan khawatir” sekarang ratu telah
mengandung seorang bayi laki-laki. Jika anak ini meninggalkan kehidupan rumah tangga maka
akan menjadi petapa yang Agung dan Mahatau, tetapi jika tetap di istana, maka akan menjadi raja
yang bijaksanan dan termahsyur namanya sampai ujung dunia.
Raja Sudhodana: Jadi begitu arti dari mimpi tersebut, aku memang mengharapkan putraku mampu melanjutkan
kerajaan ini. Adinda..ini sungguh luar biasa!
Dewi Mahamaya : Oh Dewata yang Agung, semoga semua ini menjadi kenyataan. Terimakasih Brahmin yang
bijaksana.
Brahmin : Salam Horamat kami Yang Mulia, semoga kebahagian selalu menaungi Raja dan Ratu kami, kami
undur diri. (Keluarlah para Brahmin lalu Raja dan ratu mahamaya berlutut berterimaksaih kepada
para Dewa )

Page 1 of 9
Prolog : Tatkala usia kandungannya sudah mencapai 10 bulan Dewi Mahamaya memohon kepada Raja
Sudhodana unutuk mengunjungi Devadaha tempat dimana orangtua Dewi Mahamaya dan sanak
sudaranya tinggal, demikian sudah menjadi tradisi kehidupan pada saat itu.
Dewi Mahamaya              : Baginda, adinda ingin pergi ke Devadaha, kota tempat tinggal orangtua adinda ,
karena sepertinya bayi sudah menjelang lahir.
Raja Sudhodana: Baiklah, besok kita akan berangkat ke Devadaha. Biar para prajurit dan dayang-dayang
mempersiapkan keberangkatan kita.
Prolog : Keesokan harinya Raja dan Ratu Mahamayapun berangkat ke Devadaha. Saat di perjalanan di hutan
pohon Sala (Taman lumbini) mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil mendengarkan
kicauan burung dan menikmati udara yang segar. Saat itu ratu Mahamaya beristirahat di bawah
pohon Sala yang besar dan dipenuhi dengan bunga dan daun yang lebat sambil berpegangan pada
sebuah tangkai. Saat itulah merasakan bahwa bayi yang dikandungnya akan lahir. Para dayangpun
buru buru membuat tirai untuk menutupinya.
Dayang 1 : Hai gays. Cepat ngumpul, buruan ke sini !!
Dayang 2 : Ada apaan sih ?.. kaki udah pegel banget nih jalan mulu. Ada apalagi ??
Dayang 3 : Yah, ini nih, itu Yang Mulia Permaisuri sudah waktunya melahirkan !
Dayang 2 : Apaa,aahh , apa yang kita harus lakukan ?
Dayang 1 : Sudah jangan banyak omong, siapkan kain dan semua yang permaisuri butuhkan. Cepat!
(Para dayang membawa kain dan dayang 4 memakai kainnya di pinggang)
Dayang 1 : Sudah siap semua ??
Semua Dayang : Siaap.
Dayang 1 : Hei kamu, apa yang siap ? mana kain kamu ?
Dayang 4 : Lah ini, kain, katanya suruh bawa kain, gimana sih ?
Dayang 3 : Astagaa Bestie, itu kain buat permaisuri, ngapa lu pakeee ??
Dayang 4 : Hah!! Emang iya, seriusan !!
Dayang 1 : Bolot, cepat lepas, ngga sopan banget kamu !
Dayang 4 : IIIH maaf, ngga sengaja. (Kainnya dibuka tapi malah nutupin kepala Dayang satu )
Dayang 1 : Woiii !!! Yang bener woii !
Dayang 4 : Maaf Bu, ibu sih disitu.
Dayang 1 : Sudah-sudah, ayo kita melayani Permaisuri, cepaat ! (para dayangpun mengelilingi Dewi
Mahamaya )
Setelah beberapa saat ia melahirkan seorang bayi laki-laki. Pangeran tersebut berdiri kokoh , berjalan tujuh
Langkah ke arah Utara dan melantangkan suara yang keras bergema :
Siddharta kecil :
“Akulah yang terluhur di dunia ini!
Akulah yang teragung di dunia ini!
Akulah yang termulia di dunia ini!
inilah kelahiranku yang terakhir !
Tak aka nada kelahiran kembali bagiku!”

Prolog 1 : Bersamaan dengan kelahiran bodhisatta lahirlah 7 makluk lainnya. kemudian mereka kembali ke
Kapilavattu dan disambut degan suka citta.
Prolog 2 : Disaat petapa Asita mendengar kabar atas kelahiran pangeran tersebut petapa Asita mendatangi
kapilavattu untuk melihat sendiri kabar kebahagiaan dan keagungan putra raja.
Pengawal Kerajaan :Daulat tuanku.... Hamba membawa informasi Yang Mulia, ada seorang pertapa yang ingin
menghadap Tuanku.
Raja Sudoddhana : Hmmm, Baik persilahkan masuk!

Page 2 of 9
Pengawal : Pertapa dipersilahkan masuk !
Petapa Asita                       : Salam Hormat “O Raja Agung, saya dengar seorang putra luhur telah lahir untuk
anda. Izinkanlah saya untuk melihatnya”
Raja Sudhodana:Oh Pertapa Asita ! Silahkan ,silahkan masuklah dan sampaikan jika anda mengetahui sesuatu
tentang anak kami (menunjukan jalan)
Petapa Asita kemudian memeriksa dan menemukan 7 tanda maha purisa, saat itulah petapa Asita tertawa
dengan sangat gembira kemudia menangis tersedu sedu.
Petapa Asita ; Ha ha ha ha ha..........Hik hik hik hik !!!!!
Pengawal 4 : Lah kok aneh ya???! itu pertapa abis nangis ketawa – tawa? Pada aneh ngga sih ??!!
Pengawal; 1 : Jangan ribut, Petapa Asita itu pertapa yang sakti, kita tidak tau
Apa arti nangis dan ketawanya itu ! .
Pengawal 3 : Iyaa ! Jangan ngomong sembarangan, ntar dikutuk jadi kodok
Baru tau rasa lu.
Pengawal 4 : Waduh maaf, saya ngga mau jadi kodok, masa selama hidup
Makan serangga , iiiih jijik amat.
Pengawal 2 : Makanya jangan asal ngomong, dah diam dulu !
Raja Sudhoddana : “Ada apa Pertapa Asita ????, Apakan akan ada bahaya yang
Akan menimpa putra kami ???!!
Petapa Asita                       : “O tidak, tidak ada bahaya yang akan menimpanya, saya tertawa kerena merasa
sungguh beruntung menjumpainya, Ia akan menjadi seorang Buddha yang tercerahkan
sempurnanya. Saya menangis karena saya tidak akan berkesempatan menyaksikan tercapainya
pencerahannya. Ini kerugian besar bagi saya.Itulah yang membuat saya sedih.
( Tiba-tiba ada suara keras seperti orang menangis )
Pengawal 2 : Aduuuh, uh...uh..uh.aduuuhhh!!
Raja : Ada apa pengawal ? apa kamu juga mengetahui sesuatu ???!!!
Pengawal 2 : Ampuuun tuanku, tidaak, bukan itu.
Pengawal 1 : Hei ada apa, kenapa kamu teriak teriak ??!!
Pengawal 2 : Ampuun tuanku, ini tuan ( sambil menunjuk ke bawah )
Kaki saya keinjak. Aduuuuuh.!!!
Semua : Huuuuuu !!
Pengawal 3 : Parah lu ..bikin kaget aja !!!
Pengawal 2 : sakit tau, coba sini lu gua injek !
Pebgawal 1 : Sudah..sudah ! bikin masalah aja, sudah diam !
Raja : Baiklah Pertapa Asita , terimakasih atas apa yang telah anda
Sampaikan.
Pertapa : Terima kasih Yang mulia, semoga kebahagiaan akan selalu
Menyertai anda dan keluarga . saya mohon diri .
( Pertapa dan pengawal keluar )
Pada hari kelima setelah kelahirannya, raja sudodana mengadakan upacara pemberian nama dan mengundang
seluruh orang terkemuka dan terpelajar (Rama, Lakkhana, Manti,Yanna, Subhoja, Suyama Sudatta).
Raja Sudhodana : Untuk perayaan pembrian nama tolong undang seluruh orang terkemuka yang ada di
Kapilavattu ini. Dan persiapkan hidangan dan acara untuk perayaan tersebut
Pelayan, dan prajurit     : Baik baginda raja, kami akan mempersiapkan semua kebutuhan perayaan ini. (Maka
masuklah semua undangan termasuk para Brahmin )
Raja Sudhodana      : “Bagaimanakah ramalan kehidupan putra kami dan siapakah nama yang tepat untuk putra
kami ini,” Bertanya pada para Brahmin.

Page 3 of 9
Brahmin (8 orang) : (setelah berunding) salah satu mengucapkan “ “Hanya ada dua kemungkinan Tuanku Raja ,
Pangeran akan menjadi raja yang Maha Agung atau menjadi seorang menjadi petapa yang luar
biasa”
Brahmin (kondanna/yanna)        : (Dengan tegas) ia akan meninggalkan kehidupan duniawi menjadi petapa dan
menjadi buddha
Brahmin   : pangeran akan meninggalkan istana jika melihat empat peristiwa yaitu orang tua, sakit, mati dan
petapa. “Kami memberikan nama Siddhatta (yang akan terpenuhi pengharapannya)”
Raja ; Hmmmm, aku harus mencari cara apapun, agar putraku tetap menjandi penerus kerajaan ini,
bukan seorang pertapa !

Penutup Babak I
Demikianlah Riwayat kelahiran Pangeran Siddharta Dibabak pertama bagaimana?...seru
kan?!
Mau tau kelanjutannya ? jangan lewatkan! Besok kita lanjutkan kembali Riwayat masa remaja
Pangeran Siddharta yang semakin seru dan penuh ajaran hidup di dalamnya. Sekian dahulu
untuk babak pertama ini. Jangan lewatkan babak kedua besok hari. Namo Buddhaya.

BABAK II
Prolog
Masa anak anak pangeran Siddharta memasuki masa belajar, Pangeran sangat
bersemangat menerima ilmu-ilmu baru yang ia pelajari dari para gurunya
(When Prince Siddhartha was ready for school, he was very excited about receiving new
knowledge that he learned from his teachers)
Prolog
Pangeran Siddharta sangat pintar, giat belajar dan bijaksana hingga gurunya kualahan
memberikan pelajaran kepadanya.
(Prince Siddhartha was very smart, diligent and wise. At some point, his teacher wasn’t able
to teach him any lessons, anymore)
Guru 1 : Pangeran , hari ini kita akan belajar mengenai IImu Pengetahuan Alam. Apakah Pangeran sudah
siap ?
Siddharta : Siap Guru, saya akan menerima dengan konsentrasi.
Guru 1 : Siddharta, Menurut ilmu pengetahuan, Bumi kita ini adalah planet, bagian dari tata surya dan tata
surya terdiri dari 8 planet serta matahari adalah pusatnya. Faham ? ini Ilmu pengetahuan baru ya.
Siddharta : Oh begitu ya Guru, jadi Tata surya terdiri dari Planet, Merkurius, Bumi, Mars, Yupiter , Saturnus,
uranus, dan ada Asteroid Pluto. Karena Matahari itu Bintang, maka akan ada milyaran bintang yang
membentuk Galaksi, Tatasurya kita masuk ke dalam Galaksi Milk Way, banyak galaksi lain di jagat
raya ini Guru.
Guru 1 :Siddharta, pelajaran saat ini telah selesai, bahkan materi ilmu pengetahuan belum sampai kesana,
guru akan cari informasi dahulu ya. Dan pelajaran telah berakhir ....
Siddharta : Baik Guru, terimakasih untuk semua ilmu pengetahuannya.
( Guru 1 bertemu guru 2 )
Guru 2 : Gimana Pangeran Siddharta belajarnya ? Susah ngga dia menerima pelajaran ?
Guru 1 : Wah , saya ngga bisa jawab. Kamu coba aja dah !
(Guru 2 kebingungan mendengar informasi guru 1 )
Guru 2 : Selamat siang Pangeran, Perkenalkan saya guru Ilmu Tata Kerajaan.
Siddharta : Baiklah Guru, silahkan saya selalu siap menerimanya
Guru : Dalam Kerajaan dikepalai oleh seorang Raja, tapi dalam kepemerintahan ada dewan yang
mengurus semua masalah kerajaan dalam bebagai bidang.

Page 4 of 9
Siddharta : Oh demikian ya guru, berarti banyak jenis pemerintahan yang berbeda. Ya, seperti kerajaan,
demokrasi, liberal, dan pemimpinnya pun bisa Raja, presiden, atau perdana menteri ya guru. Namun
sistem pemerintahan secara presidensial menganut doktrin Trias Political, yaitu : legislatif,
eksekutif dan yudikatif. Untuk parlementer parlemen adalah pemegang kekuasaan tertinggi,
dilengkapi dengan perdana menteri sebagai kepala negara. Presiden dibidang eksekutif dan menteri-
menteri pendukung. Selanjutnya....
Guru 2 : Cukup dulu , jauh amat Pangeran, memang ada sitem pemerintahan seperti itu ?
Siddharta : ada tapi di belahan dunia lain
Guru 2 : Waduh Pangeran, besok saya datang kemari bukan sebagai guru deh
Siddharta : Kenapa guru ? guru tetap menjadi guru yang saya hormati
Guru 2 :Terimakasih pangeran tapi, saya rasa ilmu pangeran sudah kelewat. Saya saja belum tahu masalah
ilmu tata negara yang Pangeran katakan.
Siddharta : Oh maaf guru, nanti kita belajar lagi
Guru : Mungkin saya cukup dahulu ya pangeran.
Siddharta : Baiklah Guru, selamat jalan !
Prolog
Demikianlah proses pembelajaran Siddharta kecil yang sangat cerdas, walaupun
demikian Siddharta selalu rendah hati dan tidak pernah merasa sombong.
(At that time, the learning process ran very smoothly. Prince Siddharta understood all the
lesson very fast. Even so, he was always humble and never felt arrogant.)
Prolog
Selain itu, Siddharta selalu bersikap sopan dan penuh welas asih Lihatlah cara Siddharta
menghargai kehidupan bahkan untuk hewan sekalipun.
(Besides that, Prince Siddhartha was always polite and compassionate. Look at the way he
respects life, even for the animals.)
(Tampak Devadata tengah mengendap-endap membawa busur panahnya)
Devadata : Nah, ada seekor angsa besar nih, aka aku bidik dengan panah ini, kalau kena akan ku jadikan makan
siang hari ini, pasti lezat. (membidik dan wuuuuuussstttt, krakkkkk) hahahhahaha akhirnya angsa
itu kena bidikanku. (Kebetulan Angsa itu jatuh tepat dihadapan Siddharta)
Pangeran siddhatta         : haaahhh, ada seekor angsa yang terkena anak panah, ulah siapa ini,,? Kasihan sekali !
Akan kucabut dan kurawat angsa ini.
Devadata                             : hey siddhata, serahkan angsa itu kepadaku, itu merupakan angsa miliku, aku yang
memanahnya, jadi itu miliku.
Pangeran Siddhata          : Tidah, ini angsa miliku, aku yang menyelamatkan hidupnya, jadi ini miliku.!
Devadata     : tidak bisa, ini miliku,enak aja kamu main ambil ambil !
Pangeran Siddhatta      : kalau kamu tidak percaya, ayo kita tanyakan kepada mahkamah para bijaksana, siapa
yang memiliki angsa ini.
Devadata           : Siapa takut, ayo kita menghadap sekarang. (Setelah beberapa saat menghadaplah mereka ke
Dewan Mahkamah keadilan )
Devadata        : Dewan Mahkamah, kami memiliki permasalahan, siapakah yang memiliki angsa ini, saya atau
Sidahrta.
Dewan Bijak : Coba ceritakan awal mulanya, hingga kalian memperebutkan angsa ini !
Devadata : Saya menemukan angsa ini di atas pohon, lalu saya panah, tuh lihat panahnya saja masih ada.
Berarti ini angsa saya dong !
Dewan Bijak : ( Sambil tersenyum berkata ) lalu bagaimana denganmu Siddharta ?
Siddharta : Angsa ini terluka dan jatuh di hadapan saya, sungguh malang. Angsa ini punya hak untuk hidup,
kita tidak berhak membunuhnya. Saya berusaha untuk menolongnya dari kematian .
Dewan para bijak             : oooh, begitu, dengarkanlah wahai anak muda ! Angsa ini dimiliki orang yang
menyelamatkan hidupnya bukan orang yang mencoba mengakhiri hidupnya. Jadi Sidahrta pantas
memilikinya. Faham!

Page 5 of 9
Siddharta dan Devadata : Faham Yang mulia ! Terimakasih atas kebijaksanaanya !
(Pemain keluar panggung )
Penutup Babak II
Demikianlah Riwayat Pangeran Siddharta, dibabak kedua bagaimana?... Makin seru
kan ?!
Bagaimana kelanjutannya? Penasaran gak? jangan lewatkan! Besok kita lanjutkan Kembali
Riwayat Buddha Gautama yang lebih seru lagi dan tentunya penuh dengan ajaran hidup di
dalamnya. Sekian dahulu untuk babak kedua ini. Jangan lewatkan babak ketiga besok hari.
Namo Buddhaya.

BABAK III (3)


Prolog 1 ; Saat ini Pangeran Siddharta telah tumbuh menjadi seorang remaja, ada kekhawatiran dari Raja
Suddodana mengenai ramalan petapa asita yang mengatakan bahwa kelak Pangeran akan menjadi
Pertapa.
Prolog : maka untuk menghindari semua ramalan iyu, raja berniat menikahkan Pangerran Siddharta, agar nanti
dapat terikat dengan keluarganya. Apakah keinginan Raja mampu menutup jalan hidup Pangeran
sidahrta untuk menjadi Pertapa agung.Mari kita saksikan kembali kisahnya !
Setelah beberapa tahun dan pangeran menginjak umur 16 tahun, maka raja Suddodana memiliki inisiatif
menikahkan pangeran siddhatta.
Raja Sudhodana  : putraku siddhatta, usiamu sudah memasuki masa remaja. Kini saatnya kamu menikah, akan
ku undang semua putri yang ada di jambudipa ini.
Pangeran siddhatta         : tapi saya baru berusia 16 tahun ayah. Saya masih ingin banyak belajar.
Raja Sudhodana       : iya, tapi kini sudah waktunya bagimu menikah,
Pangeran siddhatta         : baiklah ayah, saya akan menuruti kemauan ayah.
Raja : Pengawal !
( Masuklah pengawal raja )
Pengawal 1 ; Daulat Tuanku Raja agung, hamba siap menerima perintah !
Raja : Panggil seluruh putri-putri tercantik dari Jambudiva untuk menghadap ke sini
Pengawal 1: Titah paduka kami laksanakan !
Para putri yang ada di jambudipa di undang ke acara tersebut.
Raja Sudhodana: kini saatnya kamu memilih, siapakah yang akan kamu pilih menjadi pendamping hidupmu
( Para Putri memamerkan kecantikan bergaya dihadapan Pangeran Siddharta )
Pangeran Siddharta  : Ayah saya memilih Yasodhara, putri Suppabuddha.
Raja : baiklah, Yasodara , persiapkan dirimu untuk menjadi isteri dari anakku dengan penuh kesetiaan dan
tanggung jawab.
Yasodara : Daulat rajaku yang mulia ! Titah Paduka akan saya junjung tinggi !
Pangeran Siddharta : Itu bukan perintah Yasodara, itu adalah keinginan sebagai beliau sebagai orang tua, bikan
sebagai Raja.
Yasodara : Benar apa yang dikatakan para gadis, anda memang pangeran Yang bijaksana, maka beruntunglah
saya dapat mendampingi Pangeran. (Lalu Pangeran tersenyum dan memegang tangan Yasodara
melangkah ke depan ...para hadirinpun bertepuk tangan )
Prolog 1 : Pernikahanpun dimulai dan hidup sebagai Berumah tangga pangeran dimulai sejak usia 16 tahun.
Ayahnya memberikan kemewahan dn kenikmatan agar apa yang diramalkan para orang bijak tidak
terjadi. Akan tetapi saat pangeran siddhata berumur 28 tahun pangeran siddhatta merasa bosan dan
jenuh menjalani kehidupan di istana yang bagaikan penjara.
Pangeran siddhatta         : hidup ini terasa membosankan, semua hal yang ku dapatkan di istana ini terasa jenuh.
Aku ingin sekali melihat lingkungan luat istana ini. Aku harus menemui ayahku untuk meminta izin
keluar istana .

Page 6 of 9
( Raja kebetulan datang menghampiri )
Raja : Ada apa Siddharta, tampaknya ada sesuatun yang kamu pikirkan ?
Pangeran siddhatta         : Ayah, selama ini saya telah hidup di dalam istana, namun sebagai pangeran yang akan
menjadi raja suatu hari nanti, seharusnya saya mengetahui bagaimana rakyat kita hidup diluarsana.
Bolehkan saya berjalan-jalan keluar istana.
Raja berbicara dalam hati : Anakku kini telah mempunyai keluarga , jadi semua kemungkinan menjadi Pertapa
sudah tidak mungkin lagi, jadi sekarang dia boleh keluar dan mengetahui keadaan sebenarnya !
Raja   : Baiklah putraku, engkau boleh pergi keluar istana dan menyaksikan rakyat kita hidup di kota yang
indah ini. Namun sebelum itu aku harus mempersiapkan segala sesuatu untuk engkau pergi
berjalan-jalan dengan layak.
Pangeran siddharta         : Baiklah, terimaksaih ayah. Besok, pagi saya akan pergi keluar istana.
Perjalanan di luar istana pun dimulai dengan ditemani chana kusirnya. Pada suatu ketika……….
Pangeran siddhaatta      : chana, apakah itu,? Pastilah bukan manusia,? kalau ia manusia mengapa punggungnya
begitu bungkuk, tidak seperti orang lainnya,? mengapa tubuhnya gemetaran,? Mengapa matanya
begitu suyu dan mukanya keriput,? Mana giginya chana,? Chana, katakanlah apa sebutan baginya.?
Chana      : “Pangeran, dia disebut orang tua”
Pangeran : “orang tua,?” saya tidak pernah melihat orang seperti itu, apa artinya itu,?
Chana      : “semua orang akan mengalami usia tua pangeran, tidak ada orang yang tidak akan mengalami usia
tua pangeran, tidak terkecuali.”
Empat bulan telah berlalu, peristiwa orang tua tersebut membuatnya binggung dan bimbang serta selalu
membuat pikirannya terganggu. Kali ini pangeran meminta kepada ayahnya untuk pergi keluar
istana tanpa apa apa hanya berpakaian biasa tidak ada bunga dan perayaan dan hanya di temani oleh
chana.
Pangeran    : Chana, ayo kita keluar melihat suasana luar istana.
Chana         : baiklah pangeran.
Pangeran  : Chana, siapakah orang itu, kenapa orang itu terbaring kesakitan dan badanya kurus.?
Chana      : dia adalah orang sakit, semua orang tidak dapat dterhindar dari sakit pangeran, semua orang akan
mengalaminya.
Pangeran  : apakah tidak ada orang yang bisa membantu menyembuhkan penyakit ini,?
Chana       : pangeran, di dunia ini banyak terjadi bahwa setiap orang akan mengalami sakit, termasuk orang tua
kita, orang yang kita cintai, bahkan paduka raja dan saya.
Setelah kembali ke istana, pangeran menjadi murung dn gelisah. Empat bulan berlalu dan pangeran
memohon kembali untuk melihat lebih dekat kehidupan luar.

Pangeran Siddharta            : Chana, apa itu, mengapa dibawa dengan tandu seperti itu,?
Chana                                   : Itu adalah orang mati,
Pangeran Siddharta             : mengapa itu terjadi Chana,?
Chana      : Semua orang akan mengalami kematian, itu terjadi secara alami, semua orang tidak bisa menghindar
dari kematian.
Pangeran Siddharta        : Chana, Apakah saya juga akan mati,? Apakah, ayah, ibu, yasodara, dan semua orang
yang saya kenal akan mati.?
Chana      : Benar pangeran, semua yang hidup suatusaat akan mati seperti orang itu. Tak seorangpun bisa
menghindar dan menghentikan kematian dan hidup selamaya. Sambil berjalan-jalan mereka
bertemu dengan seorang petapa……
Pangeran : Chana, Siapakah dia, kenapa dia lain dari pada yang lain, rambutnya dicukur habis, memakai jubah
jingga muda dan membawa mangkuk derma. kenapa terlihat begitu tenang dan wajahnya berseri,?
Chana      : “Pangeran, dia adalah petapa”
Pangeran : Petapa,? Apa yang dimaksud dengan petapa,?

Page 7 of 9
Chana      : Petapa adalah ornag yang meninggalkan kehidupan duniawi/berkeluarga, ia memakai jubah jingga
muda sebagai lambing pelepasan keduniawian. Pikirannya senantiasa tercamkan untuk melakukan
perbuatan baik karena ia menyadari bahwa ini adalah hal yang terpuji.
Prolog(dibawah panggung) : Merasa tidak puas maka pangeran mendekati petapa tersebut dan bertanya
kepadanya. Setelah itu, pangeran pulang ke istana dan merenungkan apa yang dikatakan chana dan
petapa. Setelah itu prajurit memberikan kabar bahwa anak pertama pangeran sidhatta pun lahir.
Pangeran             : sebuah belenggu telah lahir bagiku, ikatan besar telah timbul bagiku.
Suatu malam, pangeran memutuskan untuk meninggalkan istana dan keluarganya.
Pangeran             : chana, ayo antarkan aku keluar istana ini, aku sudah mantap untuk menjadi petapa.
Chana                   : baiklah pangeran.
(Lagu Berbahagialah)
Prolog(dibawah panggung) : Saat itu pangeran Siddharta pergi melewati tiga kerajaan dan sampailah di tepi
sungai anoma. Disitulah pangeran sidhatta memotong rambut dan melepaskan perhiasannya.
Kemudian brahma Ghatikara yang mengetahui pelepasan agung pangeran sidhatta memberikan
perlengkapan petapa.
Chana      : izinkan saya ikut bersama pangeran menjadi petapa.
Pangeran : jangan chana, engkau tidak saya izinkan menjadi petapa, kembalilah ke kapilavattu dan sampaikan
salamku kepada ayah, ibu, dan yasodara serta keluarga kerajaan.
Prolog(dibawah panggung) : Setelah bertekad menjadi petapa, pangeran siddhatta menjalai hidup di hutan
sebagai petapa selama enam tahun. Belajar dengan dua guru yaitu alarakalama dan uddaka
ramaputta. Dari gurunya itu petapa gotama mempelajari teknik meditasi dan delapan pencapaian
duniawi. Selain itu petapa siddhatta belajar bersama dengan lima petapa.
Petapa Siddharta    : aku telah belajar dengan benerapa guru dan menjalani kehidupan suci, tetapi belum juga
mendapatkan apa yang menjadi tujuanku yaitu melenyapkan kekotoran batin, terbebas dari
penderitaan. aku akan pergi mencari jalanku sendiri dengan usahaku sendiri.
Prolog(dibawah panggung) : Suatu hari di tengah-tengah meditasinya yang keras, hingga tubuhnya kering
keronta hanya tinggal tulang dan kulit beliau tersadarkan oleh nyanyian penari ronggeng.
Penari ronggeng  : jika senar gitar ditarik terlalu kencang maka akan putus dan tidak menghasilkan suara yang
merdu, begitu juga jika senar itu terlalu kendor maka tidak akan menghasilkan suara yang harmoni
dan bagus didengar.
Petapa siddhatta : ooh, begitu sulitnya menyadari hal itu, jalan yang ku ambil selama ini merupakan hal yang
salah, jika aku menari kencang-kencang kehidupan ini, maka aku tidak akan mencapai pencerahan
sedangkan aku terlalu mengumbar keinginan juga tidak akan mencapai pencerahan.
Prolog(dibawah panggung) : Mulai saat itu petapa siddhatta meninggalkan pelatihan keras dan mengambil
jalan tengah.
Music Mara
Prolog(dibawah panggung) : Saat bulan purnama saat jaga petapa sidhatta di datangi kembali oleh mara
vasavatti untuk menggagalkan usahanya, akan tetapi serangan itu tidak menggoyahkan tekad petapa
siddhatta. Semua usahanya mara gagal.
Tarian Mara
Prolog : Setelah itu, semua usaha mara gagal dan berhenti menghalangi petapa siddhatta. Pada bulan
purnama penuh tercapailah penerangan sempurna dan hancurnya semua kekotoran batin sampai
dengan akar-akarnya.

Prolog 1
Setelah mencapai penerangan sempurna di bulan waisaka dan menjadi Buddha, Sang
Buddhapun membabarkan dhamma agung yang mulia, lima orang pertapa menjadi murid
pertama, selanjutnya Dhamma tersebut menjadi pedoman hidup untuk mencapai kesempurnaan
mulai dibabarkan lebih luas lagi bahkan bukan hanya manusia para dewapun turut menjalankan
Ajaran Buddha Gautama.

Page 8 of 9
Prolog 2
Selama 45 Tahun lamanya sang Buddha membabarkan Dharma kesemua mahkluk Di
usia 80 tahun setelah membabarkan Dharma, Sang Buddhapun wafat dan mencapai
parinibanna. Semua makhluk berduka, bersujud dan memberikan penghormatan terahir. Kini
ajaran Dharma Buddha di babarkan oleh anggota Sangha atau yang hidup dalam ajaran Dharma
yang menjadi penerus ajaran Agung tersebut kepada kita semua. (Lagu Parinibanna)

Prolog 1 dan 2
Penutup Babak III
Para hadirin yang berbahagia, demikianlah Riwayat Buddha Gautama. Semoga dari
drama musical yang kami bawakan dapat di petik pelajaran yang dapat memberikan wawasan
yang baik untuk kita semua. Mohon maaf jika terdapat hal-hal atau kata-kata yang kurang
berkenan akhir kata selamat hari Tri Suci Waisak 2567 BE. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata,
Semoga semua makhluk Hidup Berbahagia.

Page 9 of 9

Anda mungkin juga menyukai