KELOMPOK IV
-RAMADANI :
-TASYA MUSFIRA :
-NURFA :
-DYLAN :
SANG PUTRI
BABAK 2
KENANGA DENGAN PAKAIAN SEADANYA TERLIHAT LELAH DAN TAK BERDAYA, IA
SEAKAN TAK TAHU HARUS KAMANA DAN MENCARI SIAPA. HINGGA TUBUHNYA
JATUH LEMAS TERKULAI DITANAH. BERUNTUNG SEORANG PEMUDA PENCARI
KAYU BAKAR MENEMUKAN KENANGA DAN MEMBAWANYA PULANG.
(KENANGA TERBANGUN)
Kenanga :”Dimana aku ?.”
Jakawana :”Kamu di rumahku nona.”
Kenanga :”Siapa kamu ?.”
Jakawana :”Namaku Jakawana, aku pencari kayu bakar di hutan ini, aku
menemukanmu lemah tak sadarkan diri, maaf jika aku telah lancang membawamu
kerumahku. Sekarang, ceritakan siapa kamu sehingga tersesat di hutan ini sendirian.”
Kenanga :”Aku…, aku gadis sebatang kara yang tidak tahu arah dan tujuanku
harus kemana, dan aku juga tidak ingat apa-apa tentang masa laluku.” (KENANGA TAK
MENCERITAKAN YANG SESUNGGUHNYA)
Jakawana :”Siapa nama kamu ?”
(KENANGA MENGGELENGKAN KEPALA)
Kenanga :”Aku tak ingat.”
Jakawana :”Baiklah, sekarang terserah kamu, kamu mau tetap tinggal di sini atau
pergi lagi. Aku mau keluar dulu mencari kayu bakar.”
Kenanga :”Tunggu!, apa kamu tidak takut melihar wajahku yang buruk ini ?.”
Jakawana :”Lebih baik melihat wajahmu yang buruk, daripada melihat wanita
cantik tetapi buruk hatinya. Aku pergi dulu.”
JAKAWANA PERGI, KENANGA MEMUTUSKAN UNTUK TETAP TINGGAL. SEBAGAI
BALAS BUDI, IA MEMBANTU JAKAWANA MEMEBRESKAN PEKERJAAN RUMAH,
SEKALIAN MEMASAK. SEPULANG DARI MENCARI KAYU, JAKAWANA TERKEJUT
MENDAPATKAN RUMAHNYA SANGAT RAPI, DAN TERSEDIA MAKANAN DI MEJA. IA
LEKAS MENCARI KENANGA.
Jakawana :”Biar aku menunggunya, dia pasti kembali.”
Kenanga :”Maaf, aku ingin tinggal di sini.”
Jakawana :”Kenapa kau melakukan ini semua ?.”
Kenanga :”Tidak apa-apa, karena kamu juga sudah baik kepadaku, sudah
sepatutnya aku berbuat baik pula kepadamu.”
Jakawana :”Aku tidak salah, bagaimanapun keadaanmu ternyata hatimu baik
sekali.”
JAKAWANA TERTARIK HATINYA, IA MENDEKATI KENANGA UNTUK MENYATAKAN
PERASAANYA.
Jakawana :”Diajeng, bersediakah kau untuk tidak pergi dan menemaniku
selamanya di sini ?. Aku mencintaimu.”
KENCANA TERSENYUM DAN TIBA-TIBA LEMAS TAK SADARKAN DIRI, KUTUKAN
KAMBOJA LEWAT BUAH APEL ITU KINI TELAH BERAKHIR.
Jakawana :”Wajahmu berubah, kau tampak cantik sekali.”
KENCANA MEMBUKA MATANYA DAN BANGUN.
Kenanga :”Benarkah ?,” (LANGSUNG MENCARI AIR UNTUK BERCERMIN).
Maafkan Aku Jaka, selama ini aku tidak jujur kepadamu. Sebenarnya aku adalah putri
Kenanga. Wajahku berubah menjadi buruk karena kecemburuan kakakku putri Kamboja,
lalu ia mengusirku. Jika aku cerita, aku khawatir kamu tidak percaya kepadaku.”
Jakawana :”Aku melihat kecantikan seorang dari hatinya, bukan dari rupanya.
Tapi kini kau memiliki kedunya.”
JAKAWANA BENAR-BANAR JATUH HATI DENGAN KENANGA.
Jakawana :”Diajeng tidak pantas tinggal di hutan ini, maafkan saya.”
Kenanga :”Aku senang di sini, Jaka.”
Jakawana :”Tidak putri, kau harus kembali, aku akan mengantarmu ke istana.”
Kenanga :”Baiklah, terimakasih Jaka.”
KENANGA KEMBALI MENJADI CANTIK, DAN JAKAWANA MENGANTARNYA KEMBALI
KE ISTANA.
BABAK III
SEPERTINYA RAJA MEMPUNYAI FIRASAT AKAN KEMBALINYA SANG PUTRI. SEPERTI
BIASA, IA DUDUK DI SINGGASANA BERSAMA PERMAISURI. DAN TIBA-TIBA ADA
PENGAWAL MASUK.
Pengawal :”Permisi Paduka, ada yang hendak bertemu dengan Paduka,”
Raja :”Biarkan dia masuk.”
KENANGA DAN JAKAWANA KEMUDIAN MASUK MENEMUI RAJA.
Kenanga :”Ayahanda, Ibunda, masihkah kalian mengingatku ?.”
Permaisuri :”Putriku, kau pasti putriku Kenanga. Llihat, ini cincin yang aku berikan
sebelum kamu pergi.”
Kenanga :”Benar Ibunda.”
(PERMAISURI MEMELUK KENANGA)
Raja :”Kamu telah berhasil melewati ujianmu ini putriku, tapi kau tdak
mungkin sendirian. Siapakah yang bersamamu ini ?.”
Kenanga :”Dia Jakawana Ayah, dia yang menolongku dan menyelamatkanku
sewaktu di hutan.”
Raja :”Terimakasih Jaka, kau telah menolong putriku. Sebagai balas budiku,
tinggalah kamu di Istana, dan menjadi suami Kenanga. ”
Jakawana :”Terimakasih Paduka,”
TIBA-TIBA PENGAWAL MASUK.
Pengawal :”Permisi Paduka. Ada seorang buruk rupa ingin menemui Paduka.”
Raja :”Biarkan dia masuk.”
Kamboja :”Ayahanda, Ibunda, Dinda Kenanga, maafkan saya, saya yang telah
berbuat jahat kepada kalian.”
Permaisuri :”Putriku Kamboja, ini balasan atas perbuatanmu yang jahat, kami
memaafkanmu, tapi kami tidak bisa menolongmu putriku, kamu harus menerima akibatnya.”
Raja :”Kamu harus menjalani hukuman yang sama dengan apa yang telah
kamu lakukan, bahkan lebih berat. Ayah tidak dapat menerimamu, karena kamu harus
tinggal di hutan seperti adikmu selama ini.”
Kenanga :”Kutukan ini akan berakhir, jika yunda berbuat baik kepada semua
orang, maafkan saya karena tidak bisa membantu yunda.”
Kamboja :”Kalian semua jahat dan tega kepadaku, aku tidak akan memaafkan
kalian !.”
KAMBOJA PUN BERLARI PERGI, KARENA HATINYA YANG JAHAT DAN SEKERAS
BATU, IA MENJALANI HUKUMAN ITU SELAMANYA DI HUTAN
Raja :”Kejahatan tidak akan pernah mengalahkan kebaikan, maka dari itu
kita harus berteguh hati untuk tetap berbuat baik dan rendah hati kepada siapapun.”
Kenanga :”Iya ayah.”
KENANGAPUN AKHIRNYA MENIKAH DENGAN JAKAWANA DAN HIDUP BAHAGIA DI
ISTANA.