Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TEATER

KELOMPOK IV

-RAMADANI :

-TASYA MUSFIRA :

-NURFA :

-MUH FHAREL PRATAMA : PANGERAN

-MUH RAFLY HAM :

-DYLAN :

SANG PUTRI

NARASI : ALKISAH, DI SEBUAH KERAJAAN YANG BERNAMA MEKAR WANGI,


TINGGALLAH DUA ORANG PUTRI YANG BERNAMA KAMBOJA DAN ADIKNYA YANG
BERNAMA KENANGA. SUATU HARI DATANGLAH SEORANG PANGERAN HENDAK
MELAMAR SALAH SATU DIANTARA KEDUA PUTRI TERSEBUT. UNTUK KISAH
SELANJUTNYA, MARI KITA SAKSIKAN BERSAMA-SAMA DI TeKaPe !
(SUARA GAMELAN)
(HENING)

DUDUKLAH SEORANG RAJA DAN PERMAISURINYA DI SINGGASANA KERAJAAN, DAN


SEDANG MEMBICARAKAN KEDUA PUTRINYA.
Raja :”Dinda, sepertinya putri kita sudah mulai beranjak dewasa, sudah
waktunya mereka mendapatkan calon suami.”
Permaisuri :”Benar, Paduka. Bukankah Paduka mempunyai sahabat di seberang
yang mempunyai seorang anak laki-laki.”
Raja :”Kamu benar Dinda, besok aku akan mengundangnya untuk datang
kemari.”
TIBA-TIBA SEORANG PENGAWAL MASUK MENEMUI RAJA
Pengawal :”Permisi, Paduka. Ada tamu seorang pemuda yang hendak bertemu
dengan Paduka.”
Raja :”Baiklah, persilahkan ia masuk menemuiku.”
Pengawal :”Baik, Paduka.”
PENGAWAL PERGI DAN TAK LAMA KEMUDIAN KEMBALI BERSAMA SEORANG
PEMUDA TAMPAN.
Raja :”Pemuda, siapakah namamu ?, dan apa keperluannmu menemuiku.”
Pangeran :”Maafkan saya, Paduka. Telah lancang datang ke kerajaan Paduka.
Saya datang kemari bersama surat dari ayahanda untuk Paduka baca.” (SAMBIL
MEMBERIKAN GULUNGAN KEPADA RAJA, RAJAPUN MENERIMA DAN MEMBACANYA)
Raja :”Dinda, rupanya pemuda ini adalah yang telah kita bicarakan tadi.
Dengarlah, sesungguhnya kamu disuruh ayahmu untuk datang kemari adalah untuk satu
hal.”
Pangeran :”Ayahanda sudah menceritakannya, Paduka. Sehingga saya dengan
suka cita datang kemari.”
Raja : (TERTAWA) “Rupanya kerajaan kita telah benar-benar berjodoh.
Sepertinya kamu juga sudah tidak sabar ingin bertemu dengan kedua putriku.”
(PANGERAN HANYA TERSENYUM MALU)
Raja :”Dinda, ajaklah kedua putrimu kemari.”
Permaisuri :”Baik, Paduka.”
RAJA MEMPERSILAHKAN PANGERAN UNTUK DUDUK, TAK LAMA KEMUDIAN
PERMAISURI DAN KEDUA PUTRINYAPUN DATANG DAN DUDUK BERSAMA RAJA DAN
PENGERAN.
Raja :”Putriku, ini adalah putra dari sahabat ayah, yakni pangeran dari
kerajaan Arum. Yang sengaja datang kemari hendak mempersunting salah satu diantara
kalian. Pangeran, putriku ada dua orang, yang pertama bernama Kamboja, dan adiknya
bernama Kenanga. Pada siapakan pangeran menaruh hari, saya bebaskan untuk mamilih.”
Pangeran :”Terimakasih Paduka. Tetapi saya tidak ingin menyakiti hati salah
satu diajeng. Jadi biar nanti saya sampaikan sendiri kepada Paduka siapa yang hendak
saya pinang.”
Raja :”Baiklah putraku. Dinda, ajaklah kedua putrimu untuk masuk, biar aku
berbicara sendriri dengan pangeran.”
Permaisuri :”Baiklah, Paduka.”
PERMAISURIPUN MASUK BERSAMA KEDUA PUTRINYA YANG SANGAT PATUH
KEPADA AYAHANDANYA.
Raja :”Sudahkah kamu dapat menetukan pilihanmu putraku ?.”
Pangeran :”Semoga tidak menyakiti hati diajeng Kamboja, karena saya menaruh
hati kepada diajeng Kenanga.”
Raja :”Sudah menjadi keputusan bahwa hati tidak mugkin dapat dipaksakan
jika tidak mempunyai rasa. Saya restui pilihanmu, datanglah bersama ayahandamu besok
untuk melakukan lamaran.”
Pangeran :”Baiklah, Paduka.”
Raja :”Berhati-hatilah dalam perjalanan, dan sampaikan salamku kepada
ayahandamu.”
Pangeran :”Pasti saya sampaikan, mohon diri Paduka.”
PANGERANPUN PULANG DAN SANG RAJA MEMANGGIL KEMBALI PERMAISURI
BERSAMA KEDUA PUTRINYA.
Raja :”Dinda, Putriku Kamboja dan Kenanga, besok pangeran akan kembali
ke kerajaan kita bersama ayahandanya untuk melamar Kenanga. Putriku Kamboja,
hendaknya kamu berbesar hati untuk melepasakan adikmu.”
Kamboja :”Nanda mengerti ayah, dan nanda juga turut bahagia.”
Kenanga :”Terimakasih Yunda,”
Permaisuri :”Paduka, sepertinya banyak yang akan kita persiapkan.”
Raja :”Benar, Dinda. Putriku, persiapkanlah diri kalian.”
Kamboja&Kenanga :”Baik, Ayah.”
RAJA DAN PERMAISURI MENINGGALKAN KEDUA PUTRINYA, DAN SEPERTINYA
KAMBOJA SUDAH MEMPUNYAI NIAT JAHAT KEPADA KENANGA.
Kamboja :”Selamat dinda, pangeran telah memilihmu.”
Kenanga :”Terimakasih yunda.”
Kamboja :”Aku ingin kamu menunggu di sini sebentar, aku akan kembali
membawa hadiah yang pantas untukmu.”
Kenanga :”Baiklah yunda, saya akan menunggu yunda di sini.”
KAMBOJA PERGI SEBENTAR, DAN KEMBALI DENGAN MEMBAWA SEKERANJANG
BUAH APEL.
Kamboja :”Aku ingin kita makan bersama dinda, dan nanti kita akan tahu
siapakan yang sebenranya pantas mendapatkan pangeran dan menikah terlebih dahulu.
Ayo, makanlah !.”
KENANGA TAMPAK BINGUNG, TAPI IA TAK DAPAT MENOLAK PERMINTAAN
KAKAKNYA UNTUK MEMAKAN BUAH APEL TERSEBUT, KENANGA LALU MEMAKAN
APEL YANG DIPILIHKAN KAKAKNYA.
Kamboja :”Jangan takut dinda, apel itu tidak akan membunuhmu. Tapi apel ini
akan menentukan siapakan besok yang pantas dilamar oleh pangeran. Sebaiknya kita
bersiap-siap sekarang”
KEESOKAN HARINYA, PANGERANPUN DATANG MELAMAR KENANGA, RAJA
MENYAMBUT DENGAN SUKA CITA.
Pangeran :”Beribu maaf Paduka, ayahanda tidak dapt ikut karena sedang sakit.”
Raja :”Tidak menjadi masalah putraku, aku yang akan datang untuk
menjengguk ayahmu. Tapi apakah yang kau bawa sekarang putraku ?.”
Pangeran :”Sebuah kotak pemberian ayahanda dan ibunda untuk diajeng
Kenanga, Paduka. Mohon diterima.”
RAJA MENERIMA KOTAK TERSEBUT DAN MEMBUKANNYA, CINCIN BERSIMBUL
KERAJAAN ARUM YANG BERBENTUK BUNGA.
Raja :”Baiklah, saya terima putraku.”
TIBA-TIBA KAMBOJA MASUK DENGAN TERGESA-GESA.
Kamboja :”Ayahanda, Ibunda, dinda Kenanga, wajahnya berubah, beruubah
menjadi sangat buruk.”
Raja :”Bagaimana bisa Kamboja ?.”
Kamboja :”Saya tidak tahu ayah.”
Raja :”Dinda, sebaiknya Kenanga kau jemput kemari.”
Permaisuri :”Baiklah Paduka.”
PERMAISURI KELUAR DAN KEMBALI LAGI MEMBAWA KENANGA.
Raja :”Apa yang terjadi padamu, Kenanga ?.”
Kenanga :”Kenanga tidak mengerti ayah, tiba-tiba wajah kenanga berubah
menjadi buruk seperti ini.” (SAMBIL MEMBUKA TUDUNGNYA)
PANGERANPUN TERKEJUT DAN LANGSUNG BERUCAP LAIN.
Pangeran :”Maaf, Paduka. Sepertinya saya tidak sanggup membawa diajeng
Kenanga untuk bertemu ayahanda. Saya meminta untuk membatal kan lamaran saya
kepada diajeng Kenanga.”
Raja :”Kalau begitu, sudilah pangeran membawa Kamboja agar tidak
membuat malu kerajaan ini.”
Pangeran :”Baiklah, saya bersedia membawa diajeng Kamboja untuk bertemu
ayahanda dan juga mempersuntingnya sebagai seorang istri.”
Kamboja :”Ayah, haruskah saya ikut bersama pangeran ?.”
Raja :”Iya putriku, ayah sudah menerima cincin pinangan itu. Pakailah
sebelum kamu pergi.”
PANGERAN MEMAKAIKAN CINCIN ITU KE JARI KAMBOJA. KENANGA HANYA DIAM, IA
MENUTUPI PERASANNYA.
Raja :”Pangeran, pergilah sebelum larut, bawalah Kamboja menghadap
ayah dan ibundamu. Jangan lupa sampaikan salamku kepada mereka.”
Pangeran :”Baik, Paduka.”
Kamboja :”Ayah, apakah ayah tidak malu mempunyai seorang putri yang buruk
rupa ?, sebaiknya ayah mengasingkan dinda Kenanga di tengah hutan, agar tidak ada yang
tahu jika ayah mempunyai putri yang buruk rupa seperti adinda Kenanga.”
Permaisuri :”Jaga ucapanmu Kamboja, dia adalah adikmu.”
Kamboja :”Kamboja tidak punya adik yang buruk rupa, Ibunda. Dia pasti bukan
adik saya. Jika ayah tidak mengusir si buruk rupa ini, saya tidak mau ikut pergi dengan
pangeran.”
Kenanga :”Maafkan saya yunda, maafkan saya.”
Kamboja :”Kamu bukan adikku. Ayah, usir dia !.”
Kenanga : (MENANGIS) “Ayah, Ibunda, jangan usir saya, maafkan saya,”
Permaisuri :”Jangan menangis sayang, jika kamu benar, kamu akan baik-baik saja
meskipun di tengah hutan, pakailah cincin ibu, jangan takut putriku.”
Raja :”Kamboja benar, ayah terpaksa mengasingkanmu di hutan sampai
kamu bisa kembali menjadi Kenanga yang seperti dulu.”
Kamboja :”Ayo, pergi !, pengawal akan mengantarkanmu sampai kamu di tengah
hutan nanti.”
KENANGA TAK LAGI DAPAT MEMBATAH, IA HANYA DAPAT MENANGIS DAN PERGI
MENINGGALKAN KERAJAAN.
Kamboja :”Ayahanda, Ibunda, terimakasih telah merestui hubungan kami.”
Raja :”Iya, sekarang segeralah berangkat menuju Arum, orang tua pangeran
pasti sudah menunggu.”
Pangeran :”Kami mohan pamit, Ayahanda, Ibunda.”
Permaisuri :”Hati-hati, semoga selamat sampai tujuan.”
KAMBOJA DAN PANGERANPUN PERGI.
Raja :”Dinda, bagaimana bisa putri kita kenanga menjadi buruk rupanya ?.”
Permaisuri :”Dinda juga tidak tahu Paduka, tetapi jika putri kita Kenanga adalah
anak yang baik hati dan budinya, ia pasti akan kembali, mungkin sekarang dia sedang diuji,
kita doakan saja semoga dia selamat dan bisa menjalani ujiannya ini Paduka.”
Raja :”Kamu benar, Dinda.”
RAJA DAN PERMAISURI JUGA MENDO’AKAN AGAR KENANGA BISA MELEWATI
TAKDIRNYA, DAN KEMBALI KE KERAJAAN DENGAN SELAMAT.

BABAK 2
KENANGA DENGAN PAKAIAN SEADANYA TERLIHAT LELAH DAN TAK BERDAYA, IA
SEAKAN TAK TAHU HARUS KAMANA DAN MENCARI SIAPA. HINGGA TUBUHNYA
JATUH LEMAS TERKULAI DITANAH. BERUNTUNG SEORANG PEMUDA PENCARI
KAYU BAKAR MENEMUKAN KENANGA DAN MEMBAWANYA PULANG.
(KENANGA TERBANGUN)
Kenanga :”Dimana aku ?.”
Jakawana :”Kamu di rumahku nona.”
Kenanga :”Siapa kamu ?.”
Jakawana :”Namaku Jakawana, aku pencari kayu bakar di hutan ini, aku
menemukanmu lemah tak sadarkan diri, maaf jika aku telah lancang membawamu
kerumahku. Sekarang, ceritakan siapa kamu sehingga tersesat di hutan ini sendirian.”
Kenanga :”Aku…, aku gadis sebatang kara yang tidak tahu arah dan tujuanku
harus kemana, dan aku juga tidak ingat apa-apa tentang masa laluku.” (KENANGA TAK
MENCERITAKAN YANG SESUNGGUHNYA)
Jakawana :”Siapa nama kamu ?”
(KENANGA MENGGELENGKAN KEPALA)
Kenanga :”Aku tak ingat.”
Jakawana :”Baiklah, sekarang terserah kamu, kamu mau tetap tinggal di sini atau
pergi lagi. Aku mau keluar dulu mencari kayu bakar.”
Kenanga :”Tunggu!, apa kamu tidak takut melihar wajahku yang buruk ini ?.”
Jakawana :”Lebih baik melihat wajahmu yang buruk, daripada melihat wanita
cantik tetapi buruk hatinya. Aku pergi dulu.”
JAKAWANA PERGI, KENANGA MEMUTUSKAN UNTUK TETAP TINGGAL. SEBAGAI
BALAS BUDI, IA MEMBANTU JAKAWANA MEMEBRESKAN PEKERJAAN RUMAH,
SEKALIAN MEMASAK. SEPULANG DARI MENCARI KAYU, JAKAWANA TERKEJUT
MENDAPATKAN RUMAHNYA SANGAT RAPI, DAN TERSEDIA MAKANAN DI MEJA. IA
LEKAS MENCARI KENANGA.
Jakawana :”Biar aku menunggunya, dia pasti kembali.”
Kenanga :”Maaf, aku ingin tinggal di sini.”
Jakawana :”Kenapa kau melakukan ini semua ?.”
Kenanga :”Tidak apa-apa, karena kamu juga sudah baik kepadaku, sudah
sepatutnya aku berbuat baik pula kepadamu.”
Jakawana :”Aku tidak salah, bagaimanapun keadaanmu ternyata hatimu baik
sekali.”
JAKAWANA TERTARIK HATINYA, IA MENDEKATI KENANGA UNTUK MENYATAKAN
PERASAANYA.
Jakawana :”Diajeng, bersediakah kau untuk tidak pergi dan menemaniku
selamanya di sini ?. Aku mencintaimu.”
KENCANA TERSENYUM DAN TIBA-TIBA LEMAS TAK SADARKAN DIRI, KUTUKAN
KAMBOJA LEWAT BUAH APEL ITU KINI TELAH BERAKHIR.
Jakawana :”Wajahmu berubah, kau tampak cantik sekali.”
KENCANA MEMBUKA MATANYA DAN BANGUN.
Kenanga :”Benarkah ?,” (LANGSUNG MENCARI AIR UNTUK BERCERMIN).
Maafkan Aku Jaka, selama ini aku tidak jujur kepadamu. Sebenarnya aku adalah putri
Kenanga. Wajahku berubah menjadi buruk karena kecemburuan kakakku putri Kamboja,
lalu ia mengusirku. Jika aku cerita, aku khawatir kamu tidak percaya kepadaku.”
Jakawana :”Aku melihat kecantikan seorang dari hatinya, bukan dari rupanya.
Tapi kini kau memiliki kedunya.”
JAKAWANA BENAR-BANAR JATUH HATI DENGAN KENANGA.
Jakawana :”Diajeng tidak pantas tinggal di hutan ini, maafkan saya.”
Kenanga :”Aku senang di sini, Jaka.”
Jakawana :”Tidak putri, kau harus kembali, aku akan mengantarmu ke istana.”
Kenanga :”Baiklah, terimakasih Jaka.”
KENANGA KEMBALI MENJADI CANTIK, DAN JAKAWANA MENGANTARNYA KEMBALI
KE ISTANA.

BABAK III
SEPERTINYA RAJA MEMPUNYAI FIRASAT AKAN KEMBALINYA SANG PUTRI. SEPERTI
BIASA, IA DUDUK DI SINGGASANA BERSAMA PERMAISURI. DAN TIBA-TIBA ADA
PENGAWAL MASUK.
Pengawal :”Permisi Paduka, ada yang hendak bertemu dengan Paduka,”
Raja :”Biarkan dia masuk.”
KENANGA DAN JAKAWANA KEMUDIAN MASUK MENEMUI RAJA.
Kenanga :”Ayahanda, Ibunda, masihkah kalian mengingatku ?.”
Permaisuri :”Putriku, kau pasti putriku Kenanga. Llihat, ini cincin yang aku berikan
sebelum kamu pergi.”
Kenanga :”Benar Ibunda.”
(PERMAISURI MEMELUK KENANGA)
Raja :”Kamu telah berhasil melewati ujianmu ini putriku, tapi kau tdak
mungkin sendirian. Siapakah yang bersamamu ini ?.”
Kenanga :”Dia Jakawana Ayah, dia yang menolongku dan menyelamatkanku
sewaktu di hutan.”
Raja :”Terimakasih Jaka, kau telah menolong putriku. Sebagai balas budiku,
tinggalah kamu di Istana, dan menjadi suami Kenanga. ”
Jakawana :”Terimakasih Paduka,”
TIBA-TIBA PENGAWAL MASUK.
Pengawal :”Permisi Paduka. Ada seorang buruk rupa ingin menemui Paduka.”
Raja :”Biarkan dia masuk.”
Kamboja :”Ayahanda, Ibunda, Dinda Kenanga, maafkan saya, saya yang telah
berbuat jahat kepada kalian.”
Permaisuri :”Putriku Kamboja, ini balasan atas perbuatanmu yang jahat, kami
memaafkanmu, tapi kami tidak bisa menolongmu putriku, kamu harus menerima akibatnya.”
Raja :”Kamu harus menjalani hukuman yang sama dengan apa yang telah
kamu lakukan, bahkan lebih berat. Ayah tidak dapat menerimamu, karena kamu harus
tinggal di hutan seperti adikmu selama ini.”
Kenanga :”Kutukan ini akan berakhir, jika yunda berbuat baik kepada semua
orang, maafkan saya karena tidak bisa membantu yunda.”
Kamboja :”Kalian semua jahat dan tega kepadaku, aku tidak akan memaafkan
kalian !.”
KAMBOJA PUN BERLARI PERGI, KARENA HATINYA YANG JAHAT DAN SEKERAS
BATU, IA MENJALANI HUKUMAN ITU SELAMANYA DI HUTAN
Raja :”Kejahatan tidak akan pernah mengalahkan kebaikan, maka dari itu
kita harus berteguh hati untuk tetap berbuat baik dan rendah hati kepada siapapun.”
Kenanga :”Iya ayah.”
KENANGAPUN AKHIRNYA MENIKAH DENGAN JAKAWANA DAN HIDUP BAHAGIA DI
ISTANA.

Anda mungkin juga menyukai