Anda di halaman 1dari 5

Bujang Selamat

Tokoh : 1. Bujang Selamat 2. Putri Rembulan 3. Pangeran Baidawi 4. Raja 5. Ratu 6. Hulubalang 7. Ratu K.Pelabuhandagang 8. Mak Selamat 9. Madam 10. Pembantu 11. Pembawa Acara : M. Reza Halomoan : Yolanda : Brama Dewa Shaputra : Sendi Nanda Putra : Anita Sari : Erik Astrada : Devi Sasmalinda : Desti Rahayu : Herganda : Devi Sasmalinda : Herganda

Hulubalang Tuan putri Hulubalang Tuan putri

Raja Ratu Baidawi Ratu

Pembantu Raja

Hulubalang

Raja Hulubalang Raja Hulubalang

Dahulu kala, di kecamatan Tungkal Ulu, ada seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri Rembulan. Ia adalah anak dari kerajaan Pelabuhandagang. Ia mencari seorang pendamping hidup dengan mengadakan sayembara menebak teka-teki dengan bahasa isyarat. :bagaimana tuan putri, telah banyak pangeran-pangeran dan rakyat biasa yang telah mencoba menebak teka-teki tuan putri. Tapi tak ada satupun yang bisa menebaknya. :benar, aku juga telah lelah. Tapi semua kembali kepada Tuhan. (dengan wajah putus asa) :baiklah tuan putri, kita akan terus mencoba mencari di kerajaan-kerajaan. :terima kasih. Di sebuah kerajaan lainnya di kecamatan Tungkal Ulu, seorang raja mempunyai anak bernama Baidawi, ia kerap di panggil dengan Pangeran Muda. Raja sangat menyayangi anaknya. :wahai anakku, hendaklah kau segera menikah, karena ayahmu ini sudah mulai sakitsakitan. (sambil berdehem) :benar kata ayahmu itu, anakku. Ibumu juga sudah mulai tua, ingin sekali memiliki cucu. :(melihat ke arah ayah dan ibunya) ayahanda, ibunda, maafkan anandamu ini, ananda belum terfikir untuk menikah. :tapi anakku, watku terus berjalan, umurmu terus bertambah. Ayolah anakku. (dengan wajah sedikit memohon) Baidawi hanya diam, dan ia pun langsung pergi meninggalkan ruangan itu. Setelah beberapa saat kemudian :maaf baginda raja, ada tamu dari kerajaan pelabuhandagang. Ia ingin menyampaikan sesuatu. :persilakan ia masuk. Pembantu keluar dan membawa tamu tersebut masuk menghadap Baginda Raja. Ratu :silakan duduk. Hulubalang :terima kasih. (sembari menarik kursi dan duduk) Raja :apa maksud kedatangan anda kemari? :maksud kedatangan hamba kemari yaitu untuk menyampaikan bahwa Putri Rembulan, yaitu putri dari kerajaan pelabuhandagang, akan mengadakan sayembara untuk mencari jodoh dengan menebak teka-teki isyarat. Kali ini giliran pengeran Baidawi. :jikalau anakku tak dapat menebaknya, apakah yang akan terjadi pada dirinya? :jikalau pangeran tak dapat menebak teka-teki isyarat itu, maka pengeran akan dipenjara. :(dengan nada sedikit terkejut) besar sekali resikonya! Apa kelebihan putri itu? :sungguh besar memang resikonya, tetapi setimpal pula jika pangeran bisa menebak tekateki itu, karena putri sangatlah cantik dan pintar.

Raja Hulubalang Raja Hulubalang

Suasana hening sejenak :baiklah, saya menerima tantangan itu. Jadi kapan akan dilaksanakan sayembara itu? :3 hari lagi. Diadakan di kerajaan pelauhandagang itu sendiri. :terima kasih atas pemberitahuannya. :sama-sama baginda raja, telah menerima tantangan ini. (menyalami raja dan ratu) permisi. (menuju keluar) Di sebuah gubuk kecil, hiduplah seorang anak yang jujur, bodoh, tetapi sangat patuh kepada majikannya, Bujang Selamat namanya. Ia tinggal bersama ibunya yang sudah tua. Mereka sedang berbincang-bincang tentang masalah pekerjaan Bujang Selamat. :wahai anakku, bagaimanakah pekerjaanmu dengan Pangeran Muda itu? :baik, mak. Tidak ada masalah apa-apa, Pangeran Muda sangat baik padaku. :syukurlah anakku. Maafkan mak ini, mak tidak sanggup lagi bekerja, sehinggalah kamu yang menghidupi keluarga ini. (batuk-batuk) :(mengelus pundak maknya) sudahlah, mak, ini memang sudah menjadi tanggungjawabku. Aku tak ingin mak bekerja membanting tulang demi aku. :beruntunglah aku memiliki anak sepertimu, mat. Tetaplah kau menjadi anak yang jujur, dan jangan sekali-sekali kau mengkhianati pangeran muda. :aku janji mak, tidak akan mengkhianati pangeran, karena ia telah banyak membantu menghidupi keluarga ini. :sungguh baik pangeran muda, semoga ia kelak dapat menjadi raja yang disenangi rakyatnya. :aminaku pun juga berharap begitu, mak. :hari sudah larut malam, kau pergilah tidur, aku juga ingin tidur. (sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan, ia menguap) :baiklah mak. (menuju ke kamar tidur) Pagi harinya di kerajaan pelabuhandagang :ibunda, telah lama aku mengadakan sayembara ini untuk mencari jodohku, tapi tak ada satupun yang bisa menebak teka-tekiku itu. :sabar anakku, jodoh di tangan Tuhan, mungkin belum saatnya kau menemukan jodohmu. Percayalah, suatu saat nanti kau akan menemukan lelaki terbaik sebagai pendamping hidupmu. :tapi ibunda :(memotong pembicaraan putri) jangan menyerah, anakku. Kau pasti akan menemukannya jika sudah saatnya. (mengelus pundak anaknya) :baiklah ibunda, aku akan mencobanya lagi. Semoga dengan sayembara kali ini akan berhasil. :teruslah berusaha, ibunda yakin kau bisa. (seraya tersenyum) Di kerajaan tempat Pangeran Baidawi :anakku, kau telah diikutkan dengan ayahmu dalam sayembara Putri Rembulan. :apa??!!! (terkejut) aku belum siap, ibu! :sudah! Ibu tidak mau tahu! Syembara itu 2 hari lagi. (langsung pergi meninggalkan Baidawi) Malam itu juga pangeran memutar otak agar terhindar dari malu dan sengsara di penjara. Lalu terlintas di pikirannya SELAMAT!!!! Ia pun pergi menemuinya. :mat, bujang selamat! Mandilah dulu, setelah itu temui aku di beranda istana, ada yang ingin ku katakana. :apakah tidak boleh tuan mengatakannya di sini?

Mak Selamat Mak Selamat Mak Selamat Mak Selamat Mak Selamat

Tuan Putri Ratu PD

Tuan Putri Ratu PD Tuan Putri Ratu PD

Ratu Baidawi Ratu

Baidawi Selamat

Baidawi

Baidawi

Selamat Baidawi Selamat

:rahasia, mat! Ingat, seorangpun tidak boleh mendengarnya, kambing-kambingmu pun tidak boleh. Jika ada yang tahu rencanaku, akan matilah kita berdua. Setelah shalat maghrib usai, Bujang Selamat dijamu dengan makanan dan minuman yang lezat. Sejak usianya 12 tahun, baru kali ini, setelah usianya 25 tahun ia di jamu ramahramah. :mat, bantu diriku. (setengah berbisik) besok akan ada lagi upacara di alun-alun kerajaan pelabuhandagang. Aku sendiri akan jadi tontonan orang banyak, karena giliranku yang akan menebak teka-teki Putri Rembulan. :maaf tuanku, izinkan hamba untuk berfikir-fikir dahulu. :baiklah, mat. Besok malam kau ku tunggu di sini. Tapi aku sangat berharap kau mau membantuku. :baik, tuan. Di pagi hari nan indah, di padang rumput yang cukup luas, Bujang Selamat sedang berbincang-bincang engan seorang temannya, bernama Madam. :mat! Apa kau tak bosan mengembala terus-terusan seperti ini? (meneguk segelas air) :tidak, dam. Segala sesuatu yang dilakukan dengan ikhlas itu pasti akan menyenangkan. (diikuti dengan senyuman yang manis) :ah, munafik kau ini, mat! :hahaha oh.ya madam, menurutmu, apakah pantas aku menjadi seorang pangeran? :(tersedak) apa?? Hahahaha kau mat?? Mau jadi pangeran? Tak pernah ku bayangkan. :bukan, ceritanya begini Selamat pun bercerita tentang apa yang dikatakan pangeran muda padanya Madam :ooobegitu, menurutku, kau coba saja, mana tahu hidupmu berubah. Selamat :tapi, jika aku tak bisa menjawab, matilah aku. :ah, pengecut kau ini, mat! Jalani saja dulu, resiko itu urusan belakang. Lagipula, inilah saat kau membalas budi pangeran muda. :benar juga, dam! (memandang ke langit lepas) :nah, itu baru temanku. Sudah, urus saja kambing-kambingmu itu. Malam harinya, bujang selamat pergi menemui pangeran muda di beranda istana, sebagaimana yang telah dijanjikan kemarin. Baidawi :bagaimana, mat? :apapun tugas yang pangeran muda berikan kepada hamba, tentu akan hamba jalankan sebisanya. Hamba merasa berbahagia menerima kepercayaan pangeran muda. :terima kasih, memang engkau satu-satunya tempat ku mengadu untung. Besok kau menjadi pangeran Baidawi. Aku akan jadi Bujang Selamat. Malam ini kita berlatih, supaya peranan kita masing-masing berhasil. :caranya? :gampang! aku memakai pakaian pengembala, kau memakai pakaian kebesaran sebagai anak seorang bangsawan. Juga tutur kata dan sikap kita mesti sebagaimana mestinya. :kapan dimulai? :mala ini kita berlatih. Besok pagi-pagi aku akan mengiringmu ke alun-alun kerajaan pelabuhandagang. Sesampai di sana kita berpisah. Kau duduk di tempat yang telah disediakan. :jadi, hamba sendiri di sana nanti? :jangan berhamba! Memanggil diriku pun Bujang Selamat. Ingat, mulai detik ini kau sebagai pangeran Baidawi, aku sebagai Bujang Selamat si pengembala kambing. :tidak bisa, tuan! Hamba masih memakai pakaian pengembala kambing.

Madam Selamat Madam Selamat Madam Selamat

Madam Selamat Madam

Selamat Baidawi

Selamat Baidawi Selamat Baidawi

Selamat Baidawi Selamat

Baidawi

:o.ya, mari kita bertukaran pakaian dulu. Matahari telah memancarkan sinar dari ufuk timur. Pagi itu udara sangat cerah, secerah wajah Pangeran Baidawi saat diiringi Bujang Selamat ke alun-alun kerajaan Pelabuhandagang. Teapi, ketika terlihatorang banyak telah memenuhi alun-alun para pemuka masyarakat yang diundang telah duduk di kursi masing-masing, barulah timbul kecemasan mencekam dari Pangeran Baidawi tiruan itu. Selamat :syukur pangeran, kita tidak terlambat! :pangeran muda, lidahmu! Telah berkali-kali hamba katakana, panggil aku Bujang Selamat. :o.yauntung orang lain tidak mendengar hamba. :ituitu juga yang kau katakana. Jangan berhamba lagi. Masuklah, serahkakn undangan pada tangan pangeran kepada panitia. Duduklah tenang-tenang di tempat tuan nanti. Hamba akan menyaksikan dari jauh, di tempat orang banyak di sana. (sambil menunjuk ke arah khalayak ramai kejauhan) :doamu, selamat! :ya, hamba ikuti dengan doa. Nah, lihat, Putri Rembulan menuju ke alun-alun. Cepatlah kau melapor kepada panitia. Ayo! Baidawi pergi menuju kea rah panitia tersebut, menyerahkan undangan, dan kemudian duduk di tempat yang telah disediakan. Gong telah dipukul berkali-kali, pertanda upacara segera dimulai. Suasana hening, diteruskan oleh si pembawa acara. :silakan tuan Putri Rembulan menyampaikan teka-teki isyarat, karena penebaknya, Tuan Pangeran Baidawi telah siap. :(melihat sejenak kea rah hadirin, kemudian menatap wajah Pangeran Baidawi) siap? Tebaklah teka-tekiku dengan bahasa isyarat. (lalu mengacungkan tangan kanannya tinggitinggi, kemudian digerakkan seakan-akan membentuk lingkaran yang mengeilingi kepalanya) Pangeran Baidawi menjulurkan tangan dengan telapak tangan terbuka, tanda TIDAK. :bagus, bagus sekali! Agaknya tuan Pangeran Baidawi akan jadi jodohku. Jawab teka-teki berikutnya. (mengacungkan 2 jari tangan kanannya ke atas) Pangeran Baidawi membalas dengan bahasa isyarat seperti yang dilakukannya tadi. :kalau begitu pangeran, perhatikanlah teka-teki terakhir. Jika benar, yaaku ikhlas mendampingi Tuan memimpin Kerajaan Pelabuhandagang. (mengacungkan telunjuk tangan kanannya ke atas) Baidawi menekurkan kepala sambil kedua matanya dipejamkan. Dalam hatinya berkata Putri Rembulan meminta semua kambingku tidak ku berikan. Dipintanya lagi 2 ekor, tidak pula ku berikan. Sekarang minta seekor, apakah akan ku berikan? Jika aku berikan, kambing itu bukan milikku. Jika tidak ku berikan, alangkah kikirnya diriku. Aduh, mengapa tidak ku tanyakan tadi pada pangeran muda? Ahterserahlah! Sebaiknya kuberikan. :(mendongakkan kepala dan member isyarat dengan mengangguk-anggukan kepalanya beberapa kali) :betul, betul tebakanmu, tuan! (langsung terjatuh dan pingsan) :hadirin yang saya hormati, rupanya telah ditakdirkan bahwa Putri Rembulan akan dipersunting oleh Pangeran Muda, pangeran Baidawi yang mujur dan cerdas. Putri Rembulan member isyarat yang maksudnya bertanya apakah P. baidawi akan merampas segala harta kekayaan kerajaannya, dan dijawab oleh p. Baidawi tidak. Jawaban begitu amat menyenangkan Putri Rembulan. Teka-teki kedua, apakah P. Baidawi nanti akan beristri dua sehingga Putri Rembulan akan dimadu? Dijawab tidak, berarti perjaka demikian idaman P.Rembulan. terakhir, apakah sepenuh hati mencintai dirinya seorang? Dijawab ia. Semua

Baidawi Selamat Baidawi

Selamat Baidawi

P. acara Tuan Putri

Tuan Putri

Tuan Putri

Selamat Tuan Putri P. Acara

jawaban P.Baidawi berkenan di hati P.Rembulan. karena itu, kami umumkan, seminggu lagi akan ada perhelatan besar. Pesta perkawinan kedua bangsawan akan diramaikan selama 7 hari 7 malam. Dalam kesempatan ini, kami mengundang hadirin, agar turut memeriahkan upacara pernikahan dimaksud. Setelah sampai waktunya, dilangsungkanlah keramaian dengan menghadirkan berbagai jenis kesenian rakyat. Setahun berikutnya, setelah Pangeran Baidawi dididik dan diajarkan oleh sekelompok guru, dinobatkanlah beliau jadi Raja Kerajaan Pelabuhandagang. Rupanya raja Muda itu tida sanggup lagi menyimpan rahasia. Diceritakannya peranan yang dilakukannya ketika menebak teka-teki Putri Rembulan Tuan Putri :kanda, peristiwa yang lalu biarlah berlalu, tidak boleh diungkit lagi! Siapapun asalmu, hamba tetap mencintai hamba. Jika kanda setuju, kita undang Bujang Selamat alias Pangeran Baidawi itu, agar dia tahu keadaan Pangeran Baidawi suamiku ini. (seraya menunjuk kepada suaminya) Selamat :yakarena Pangeran Muda, aku dapat serumah setangga denganmu, dinda! Besar sekali budinya. Tuan Putri :betul, hamba harap sifat dan tabiatnya akan menohok kawan seiring pada diri Pangeran Baidawi, itu tidak boleh dicontoh. Selamat :sifat dan tabiatku? Tuan Putri :tidak noleh juga, bisa dinilai sebagai persekongkolan untuk menipu orang, bukan? Selamat :o.ya,,,hanya sekal itu saja! Maafkan aku, ya?? Tuan Putri:ya,,sayang! Telah hamba maafkan, agar tidak dibocorkan kepada orang lain rahasia kanda. Tetaplah jadi Pangeran Baidawi, jangan ditukar dengan Bujang Selamat. AMANAT :::: kalo jadi orang jujur,,,pasti akan dapat yang baeqq So,,for maii plend,,,must BE HONEST,,yahh!!! Hahahaha,,,,,,

Anda mungkin juga menyukai