Anda di halaman 1dari 9

TEATER

“KUTA KOSOD”

Disusun oleh:
1. Adita Shakila R. (02)
2. Arli Dwi Indiar (06)
3. Aura Moya H. (08)
4. Fadhillah Apriliyani (12)
5. Faishal Tsaqif V. (14)
6. Hafizh Nur C. (16)
7. Muhammad Syifa (21)
8. Rahayu Sinta D. (26)
9. Sugianto A. H. (28)
10. Zahra Nasywa I. (32)
PEMERAN KUTA KOSOD
Adita Shakila R. as Wewe Gombel
Muhammad Syifa as Sultan Matang Aji
Zahra Nasywa I. as Nyi Mas Ayu Banowati
Rahayu S. D. as Nyi Mas Ayu Kaliwedi
Aura Moya H. as Istri
Sugianto A. H. as Suami
Faishal Tsaqif V. as Raden Johar & Patih Mertasinga
ArIi Dwi I. as Raden Gilap
Hafizh N. C. as Ki Ageng Tepak
Fadhillah A. as Pelayan & Jin
SCENE 1

Suatu hari, Sultan Matang Aji menikah dengan putri siluman yaitu Nyi Mas Ayu
Banowati putri dari penguasa siluman goa palimanan yaitu Ki Ageng Tepak di .....

Ki Ageng Tepak : “Akhirnya saya memiliki menantu yang gagah perkasa. Jagalah anak

kesayangan ku ini dengan baik.”

Sultan Matang Aji : “Tenang saja Yang Mulia percayakan semuanya padaku.”

Ki Ageng Tepak : “Baiklah aku harap kalian bisa menjadi pasangan yang bahagia selamanya.”
Nyi Mas Ayu Banowati : “Terima kasih Ayahanda.”
Ki Ageng Tepak : “Baiklah saya akan kembali ke istana.”

Ki Ageng Tepak pun kembali ke Istana. Lalu pelayan datang membawa hidangan untuk
Nyi Mas Ayu Banowati.

Sultan Matang Aji : “Nikmatilah hidanganmu ini adinda, aku akan pergi sebentar untuk
menemui Patih Merta Singa.”
Nyi Mas Ayu Banowati : “Baik yang mulia.”
Nyi Mas Ayu Banowati : “Pelayan tolong tinggalkan aku sendiri.”
Pelayan : “Baik putri.”

Pelayan pergi meninggalkan Nyi Mas Ayu Banowati

Nyi Mas Ayu Banowati : “Cih hidangan macam apa ini, bukan ini makanan yang kubutuhkan,
aku harus menemukan jabang bayi atau aku akan mati kelaparan.”

Nyi Mas Ayu Banowati berubah wujud menjadi Wewe Gombel dan meninggalkan Istana
untuk menemukan jabang bayi.
Wewe Gombel : “Huahaha, akan kuculik semua jabang bayi yang ada di daerah ini untuk
hidanganku huahaha.”

Wewe Gombel masuk ke rumah warga dan menculik bayi sepasang sumi istri yang
sedang tertidur.

Wewe Gombel : “Untung saja orang tua nya sedang tertidur ini kesempatan bagiku untuk
mengambil bayi mereka.”

Wewe Gombel membawa bayi itu untuk dimakan di hutan.

Wewe Gombel: “Sepertinya aku harus ke hutan agar tidak ada orang yang melihatku.”

SCENE

Disisi lain kedua orang tua bayi itu telah bangun dari tidurnya.

Suami: “Astaga istriku, dimana bayi kita?!”


Istri: “Hah? Aku yakin aku menidurkannya di keranjang itu semalam, huhu.. dimana bayikuu...”
Suami : “Tenanglah istriku ayo kita beritahu baginda raja soal ini.”

Suami istri pergi ke kerajaan untuk melaporkan kejadian hilangnya bayi mereka kepada
baginda raja.

Suami: “Baginda raja bantulah kami, bayi kami satu satunya telah menghilang.”
Istri: “Betul baginda raja tolonglah kami menemukan bayi.”
Sultan Matang Aji: “Tenanglah rakyatku, akan ku kerahkan seluruh jajaran pasukan ku untuk
menemukan bayi kalian.”
Sultan Matang aji: “Wahai Patih Merta Singa, kuperintahkan engkau untuk menemukan penculik
bayi yang meresahkan rakyatku.”
Patih Merta Singa : “Baik Yang Mulia, akan kulaksanakan perintahmu.”

Patih Merta Singa langsung memanggil pasukannya untuk melaksanakan perintah dari
Sultan Matang Aji.

Patih Merta Singa : “Pasukanku mulailah pencarian di sekitar hutan itu!.”


Pasukan : “Baik patih!!.”

Mengetahui keberadaan Patih Merta Singa beserta Pasukannya, Wewe Gombel langsung
melarikan diri agar tidak tertangkap oleh mereka.

Patih Merta Singa : “Hei, sedang apa kau disana?!!.”

Wewe Gombel berusaha melarikan diri, tetapi Patih Merta Singa langsung mengambil
tali gaib dan mengikat Wewe Gombel.

Patih Merta Singa : “Allahuakbar…….laailaahaillallah.”

Patih Merta Singa membawa Wewe Gombel ke hadapan Sultan Matang Aji.

Wewe Gombel : “Jangan bunuh saya Yang Mulia, saya adalah istrimu Nyi Mas Ayu Banowati.”
Sultan Matang Aji : “APA?! , Wanita sialan! bisa bisa nya engkau membohongiku mau ditaruh
dimana muka ku didepan rakyatku!”
Wewe Gombel : “Maafkan saya Yang Mulia, saya berhak untuk dihukum.”

Sultan Matang Aji membawa Wewe Gombel ke hadapan rakyatnya. Sultan Matang Aji
dengan bijaksana berpura-pura memusnahkan Wewe Gombel dengan pusakanya.
Sultan Matang Aji : “Di hadapan rakyatku akan kubunuh siluman yang telah meresahkan
rakyatku selama ini dengan keris pusaka Kasultanan Cirebon.”
Rakyat : “Allahuakbar!.”
Sultan Matang Aji : “Enyahlah engkau siluman pengganggu! Allahu akbar!.”
Rakyat : “Hidup Sultan Matang Aji!! hidup Sultan Matang Aji!!.”

Di kamar Sultan Matang Aji dan Nyi Mas Ayu Banowati, Sultan Matang Aji mengubah
wujud Wewe Gombel menjadi Nyi Mas Ayu Banowati.

Sultan: dengan kehendak allah swt akan kuubah wujudmu menjadi seperti semula wahai nyi mas
ayu banowati
Wewe berubah wujud kembali menjadi nyi mas
Sultan: tinggalkan istana ini sekarang juga! Aku telah muak melihat mu
Nyi mas: baik yang mulia akn kuturuti segala perintahmu
.
.
.
.
.
Sultan memanggil patih
Sultan: patih merta singa!
Patih : ada apa wahai yang mulia?
Sultan: bawalah bayi ku dengan nyi mas ayu banowati ini ke laut dia akanmenjadi aib ku
selamanya
Patih: baik yang mulia

Gilap: akhirnya aku bisa kembali lagi ke istana ini setelah 20 tahun lamanya
Dayang :siapa kamu?
Gilap: aku adalah raden gilap
Dayang: apa maksud dan tujuanmu kemari?
Gilap: aku ingin bertemu dengan sultan matang aji
Dayang:baiklah, mari ikuti saya
.
.
.
.
Dayang: baginda, ada seorang pemuda yang ingin menemui baginda
Sultan: siapa pemuda itu?
Raden gilap datang
Raden gilap : aku adalah raden gilap dan aku adalah putramu
Matang aji: itu tidak mungkin, putraku telah tiada sejak 20 tahun yang lalu, kau pasti berbohong.
Raden gilap:aku tidak berbohong baginda,aku adalah putramu dan aku kembali kesini untuk
menemuimu.
Matang aji: baiklah, aku akan mengakuimu sebagai putraku, namun dengan 1 syarat
Raden : baiklah.beri tahu aku apa persyaratanmu dan aku akan memenuhinya
Matang aji: bangunlah kuta kosod di sekeliling keraton dalam jangka waktu satu malam
Raden: baiklah akan kulaksanakan sesuai perintahmu
.
.
.
raden gilap memanggil jin dari goa palimanan untuk membangun kuta kosod
raden: (membaca mantra)
lalu jin muncul
jin: aduh… ada apa lagi raden?! Kau mengganggu waktu makan ku saja
raden : aku ingin meminta bantuanmu dan teman-temanmu untuk membangun kuta kosod dalam
waktu semalam.
Jin: hahahaha….wani piro…?
Raden: jangan khawatir , apapun akan kuberikan untuk jin secantik dirimu
Jin: ah rayuanmu basi. Baiklah akan kulaksanakan perintahmu.
.
.
.
.
Sultan mengintip pekerjaan yang raden lakukan
Sultan : dasar pemuda licik, ternyata ia meminta bantan pasukan jin untuk membangun kuta
kosod
Lihat saja aku akan menggagalkan perbuatanmu
Sultan membuat tipu daya dengan membuat api unggun dan membentangkan kain putih dan
serta merta ayam berkokok

Jin: astaga! Sudah dini hari! Pasukan ku ayo kita lekas pergi dari sini
Gilap: hey mau kemana kalian?
Jin: maaf tuanku kami tidak bisa bekerja di bawah cahaya matahari.
Sultan: kau pikir kau bisa menipuku.
Gilap:maafkan saya raja,saya melakukan ini karena saya tidak sanggup membangun kuta kosod
sendirian.
Sultan: Saya sangat kecewa atas perbuatan mu,sekarang juga tinggalkan istana ini.
Akhirnya Gilap pergi meninggalkan istana dengan perasaan kecewa.Ditengah perjalanannya
raden Gilap tidak sengaja menarik selendang Nyi Mas Ayu Kaliwedi,sontak Nyi Mas mengejar
Gilap,dan terjadilah perkelahian.
Kaliwedi: Hey,pencuri.Kembalikan selendangku.
Gilap menoleh.Tiba tiba datanglah pemuda tampan menggantikan nyi mas kali wedi bertarung.
Akhirnya datanglah sultan menghentikan perkelahian.
Sultan: Ada masalah apa ini,sipa dirimu wahai pemuda.
Johar: Saya adalah Raden Johar dari Jepara.
Sultan: Apa maksudmu datang kemari.
Johar: Saya kesini untuk mencari ayahku,menurut ibu angkatku aku ditemukan di dalam peti
kendaga beserta konde mas dan selembar dun bertuliskan nama Johar.
Mengetahui hal itu Sultan langsung memeluk raden Johar sebab sultan menyadari bahwa raden
Johar adalah anaknya ,Begitu juga dengan Raden Johar.
Sultan: Kau adalah putraku yang selama ini aku cari.
Johar: Ayah,ternya kau adalh ayahku.
Sultan: Begitu pun engkau Gilap,aku akan mengangkatmu menjadi anakku karena engkau telah
berusaha mematuhi perintahku.
Gilap : Terimakasih yang mulia.

Anda mungkin juga menyukai