KELAS IX.1
KEONG MAS
Adegan 1
Pada zaman dahulu di Kerajaan Daha, hiduplah seorang raja bernama Raja Kertamarta yang
memiliki dua putri yang sangat cantik jelita. Putri tersebut bernama Candra Girangan yang
selalu kegirangan dan Dewi Galau si ratu endorse yang selalu galau. Tetapi, semua hidupnya
serba kecukupan. Hingga suatu hari datanglah pangeran yang sangat tampan seperti nampan,
sangat tinggi seperti menara, serta sangat putih seperti kapur. Waww emejing ya penonton.
Nama pangeran tersebut adalah Raden Idung Kertasmati yang datang dari Kerajaan
Kahuripan. Maksud dari kedatangan Raden Idung adalah untuk melamar Candra Girangan.
Kedatangan Raden Idung disambut sangat baik oleh Raja Kertamarta. Daripada penasaran
sama Raden idung, kuy kita lihat langsung di TKP (musik walimah perkawinan)
Adegan 2
Raja : Putriku, kemarilah
Girangan : Ada apa ayah?
Galau : Apakah ayah juga memanggilku?
Raja : Benar putriku, ada yang ingin ayah sampaikan pada kalian berdua. Lusa, Raden
Idung dari Kerajaan Kahuripan akan datang kemari
Galau : hah, benarkah ayah, ibu?
Istri : Benar sekali putriku
Galau : Wah, kalo gitu bias selfie bareng dong. Terus upload di FB, BBM, Twitter, Ig. buat
nambah followers dong, asikk
Istri : Haha benar putriku, ibu juga mau ke salon buat persiapan ketemu Radeng Idung biar
tambah geulis
Galau : Galau ikut ya bu!
Raja : Ehem (batuk) ayah sudah membuat perjanjian dengan Raden Idung bahwa ayah akan
menikahkan salah satu putri ayah dengan raden idung
Galau : (berbinar senang) siapa diantara kami yang akan dinikahkan dengan Raden Idung
ayah?
Girangan : apakah itu Girangan ayah?
Galau : Pasti itu Galau kan ayah?
Girangan : Girangan kan ayah
Galau : Galau kan ayah
Girangan : Girangan!
Galau : Galau!
Girangan : Girangan!
Galau : Galau!
Raja : Heh heh heh stop, kalian main berantem aja. Dak malu apa diliatin banyak orang.
Ayah dan ibu sudah sepakat untuk menikahkan Candra Girangan
Girangan : yes yes yes, terima kasih ayah, terima kasih ibu, aku sangatt bahagiaa sekali.
Pernikahan ini adalah impianku sejak kecil.
Raja : Benarkah putriku? Kalau begitu ayah tidak salah memilihmu. Ayo nak, persiapkan
segala kebutuhannya untuk menyambut kedatangan Raden Idung!
Adegan 3
Raja dan Candra Girangan meninggalkan ruangan yang hanya dihuni Dewi Galau. Ternyata,
Dewi Galau mulai galau dengan pertunangan yang di peruntukkan untuk Candra Girangan,
dia merasa iri, karena dia merasa kalau Raden Idung lebih cocok untuk dirinya.
(Musik ---> SURAT CINTA UNTUK STARLA)
(ADEGAN SEDIH)
Istri : sabar anakku, mungkin ini yang terbaik
Galau : Tapi kenapa harus Girangan ibu
Istri : Ayolah nak, kamu tidak boleh seperti ini
Galau : Aku tidak setuju dengan pertunangan ini kenapa harus Girangan yang dipilih,
kenapa bukan aku? Padahal secara nyata jelas aku yang lebih cantik! Huh ini tidak adil !!!
Istri : Sabarlah nak cinta memang tidak harus memiliki
Galau : Tapi bu .
Istri : Cukuplah nak, jangan buang-buang air mata kamu, lihatlah sudah berapa tisu yang
kamu habiskan
Galau : Terus apa yang harus Galau lakukan bu?
Istri : Ahaaa (berbisik)
ADEGAN 4
Kemudian, Dewi galau pergi ke rumah penyihir gaul yang ada di desa itu. Dia meminta agar
penyihir menyihir Candra Girangan menjadi sesuatu yang menjijikkan dan dijauhkan dari
Raden Idung. Penyihir gaul pun menyetujui permintaan Dewi Galau dan menyihir Candra
Girangan menjadi Keong Mas, lalu membuangnya ke sungai.
Adegan 5
Keesokan harinya, Candra Girangan pergi ke pasar membeli keperluan untuk menyambut
kedatangan Raden Idung besok. Sepulang dari pasar, Girangan melewati sebuah sungai. Di
sungai tersebut, girangan dihadang olehseorang perempuan tua yang buruk rupa tetapi
memakai yang necis-necis alias gaul. Ternyata itu adalah penyihir yang di perintah Dewi
Galau.
Penyihir : Hwahahahahaah !! Candra Girangan, apa kabarmu? (nada judes). Kurasa, samu
sangat senang hari ini? Hwahahahahhaha .
Girangan : (terkejut) siapa kamu? Kenapa kamu sangat buruk rupa? Tidak pantas dengan
pakaianmu yang seperti Syahrono!
Penyihir : diam! Aku kesini untuk menyihirmu!
Girangan : Apa? Tidak! Aku tidak mau!
Penyihir : harus mau!
Girangan : apa salahku?
Penyihir : kau tidak boleh sampai menikah dengan Raden Idung!
Girangan : Apa hakmu? Pacar-pacar gua, hidup-hidup gua! Jadi lu, kagak bias ikut campur!
Dasar haters!
Penyihir : Beraninya kamu ngomong seperti itu! Terima nasibmu! Dengan kekuatan angin,
ku kutuk kauu menjadi Keong .. !!!!!! hwhaaaaaaaaahahaahahah
Girangan : TIDAKKKKKKKK . (berubah menjadi keong)
Penyihir : hwahahahahahahah .. !!!!! Kamu hanya akan menjadi manusia ketika siang
hari! Ketika menjelang malam, kamu akan kembali menjadi keong. kutukanmu akan berakhir
jikalau kamu bertemu dengan Raden Idung . Hwhwhwhhwhwhwhwhw
ADEGAN 6
Candra Girangan telah dikutuk menjadi Keong Mas dan dibuang ke sungai hingga terdampar
di Desa Dadapan. Suatu hari, seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong mas
terangkut dalam jala itu. Lalu, keong mas di bawa pulang dan di taruh di tempayan.
Setibanya di pondok dekat sungai, nenek itu meletakkan keong di tempat yang aman. Lalu
dia beristirahat sejenak di kursi.
Nenek : huh kenapa sampai jam segini belum juga mendapatkan ikan lagi ya, aku harus
mencari lagi, kalau tidak aku mau makan apa nanti?
Girangan : Loh, kenapa aku disini? Oh iya ya, kan aku di bantu seorang nenek, kasian sekali
dia
ADEGAN 7
Hingga menjelang malam, nenek itu tidak mendapatkan ikan seekorpun. Kemudian nenek itu
memutuskan untuk pulang saja, menaiki pesawat Jet pribadinya. Sesampainya di rumah, dia
sangat kaget, karena di meja sudah tersedia makanan seperti di restaurant. Si nenek pun
bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapa yang mengirim masakan ini. Begitu pula hari-hari
berikutnya, si nenek menjalani hal serupa. Suatu pagi, nenek mengintip apa yang terjadi pada
saat dia pergi mencari ikan. Nenek itu pura-pura pergi ke sungai seperti biasanya. Setelah
beberapa saat, nenek sangat terkejut, karena keong mas yang di ada di tempayan berubah
wujud menjadi gadis cantik. Lalu gadis itu menyiapkan masakan tersebut dengan sulap, dan
meletakkan di meja. Karena penasaran, nenek itu memberanikan diri untuk menegur putri
cantik itu.
ADEGAN 8
Setelah mengetahui kabar bahwa Candra Girangan menghilang, Raden Idung tidak mau diam
saja. Iapun mencari dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa. Penyihir gaul pun
mengetahui kabar ini, dan mengubah dirinya menjadi gagak. Raden Idung terkejut melihat
burung gagak yang bias berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak
itu sakti dan menurutinya, padahal Raden Idung diberikan jalan yang salah.
ADEGAN 9
Setelah berjalan cukup jauh mengikuti petunjuk arah burung gagak, Raden Idung tidak bias
menemukan Desa Dadapan. Diperjalanan Raden Idung bertemu seorang kakek yang sedang
kelaparan, diberinya kakek itu makan. Ternyata, kakek adalah orang sakti yang menolong
Raden Idung dari burung gagak itu.
Kakek : tolonglah nak, sudah berapa hari ini kakek tidak makan
Raden Idung : oh ini kek, ada pizza oleh-oleh dari keliling hutan
Kakek : terima kasih anak muda. Janganlah kau mengikuti petunjuk yang diberikan burung
gagak tadi, dia sebenarnya jelmaan penyihir gaul bernama Syahrono, dia memberikan arah
yang salah kepadamu
Raden Idung : lalu apa yang harus ku lakukan kek?
Kakek : berjalanlah mengikuti jalur 201M ini, di ujung sana lah Desa Dadapan
Raden Idung : terima kasih kek, saya akan melanjutkan perjalanan ini
Kakek : pergilah anak muda, hati-hati dalam perjalananmu, karena ada hati yang harus
kamu jaga
Raden Idung : thank you very much kakek, alafyu. I will follow your perintah
ADEGAN 10
Raden Idung : (menghampiri pondok itu) sampurasun, aya urang dina bumi eta?
Girangan : iya, sebentar (membuka pintu)
Raden Idung : (terkejut) itukah kamu Candra Girangan?
Girangan : Raden Idung? Subhanallah kenapa kamu bisa disini?
Raden Idung : ceritanya panjang, sudah berhari-hari aku mencarimu. Sekarang, ayo kita go
home, ayahmu sudah waiting ..
Girangan : thank you so much, because kamu sudah save me
Akhirnya, Raden Idung memboyong Candra Girangan dan Nenek yang baik hati ke istana.
Sesampainya disana, Girangan menceritakan perbuatan Dewi Galau pada Baginda
Kertamarta.
Dewi Galau kemudian mendapatkan hukuman yang setimpal. Karena Dewi Galau merasa
takut, maka dia melarikan diri ke hutan. Pernikahan Candra Girangan dan Raden Idung
berlangsung sangat meriah dan penuh kemewahan.
HAPPY ENDING : Akhirnya mereka hidup bahagia.