TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Nyeri
1. Definisi Nyeri
Nyeri (Pain) adalah kondisi perasaan yang tidak menyenagkan. Sifatnya
sangat subjektif karna perasaan nyeri berbeda pada setiap orang baik dalam
hal skala ataupun tingkatannya dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan dan mengefakuasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat, 2008).
2. Teori Nyeri
a. Teori Spesivitas
Teori Spesivitas ini diperkenalkan oleh Descartes, teori ini menjelaskan
bahwa nyeri berjalan dari resepror-reseptor nyeri yang spesifik melalui
jalur neuroanatomik tertentu kepusat nyeri diotak (Andarmoyo, 2013).
b. Teori Pengontrolan Nyeri
Teori gate control dari Melzack dan Wall ( 1965) menyatakan bahwa
implus nyeri dapat diatur dan dihambat oleh mekanisme pertahanan
disepanjang sistem saraf pusat, dimana implus nyeri dihantarkan saat
sebuah pertahanan dibuka dan implus dihambat saat sebuah pertahanan
tertutup (Andarmoyo, 2013).
3. Klasifikasi Nyeri
a. Klasifikasi nyeri berdasarkan durasi:
1) Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit,
atau intervensi bedah dan memiliki proses yang cepat dengan
intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat), dan berlangsung
untuk waktu yang singkat (Andarmoyo, 2013).
2) Nyeri kronis
Nyeri kronik adalah nyeri konstan yang intermiten yang menetap
sepanjang suatu priode waktu, Nyeri ini berlangsung lama dengan
intensitas yang bervariasi dan biasanya berlangsung lebih dari 6
bulan (Andarmoyo, 2013).
Skala analog visual ( Visual Analog Scale) merupakan suatu garis lurus,
yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat
pendeskripsian verbal pada setiap ujungnya (Andarmoyo, 2013).
B. Konsep Asam Urat
1. Definisi Asam Urat
Gout Arthritis adalah penyakit yang sering ditemukan dan tersebar di
seluruh dunia. Gout (pirai) merupakan kelompok penyakit heterogen
sebagai akibat deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau
akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraselular. Gangguan
metabolisme yang mendasarkan gout adalah hiperurisemia yang
didefinisikan sebagai peninggian kadar asam urat lebih dari 7,0 ml/dl
dan 6,0 mg/dl (Sudoyo, 2009).
Kadar asam urat laki-laki di dalam darah secara alami lebih tinggi
dibandingkan kadar asam urat pada wanita. karena wanita mempunyai
hormon esterogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat
urine. Kadar asam urat kaum pria cenderung meningkat sejalan dengan
peningkatan usia. Pada wanita, peningkatan itu dimulai sejak masa
monopouse. Kadar normal asam urat pada wanita adalah 2,4-6,0 mg/dl
dan pria 3,0-7,0 mg/dl. Jika melebihi nilai ini, maka seseorang
dikategorikan mengalami hiperurisemia. Hiperurisemia adalah
terjadinya peningkatan kadar asam urat dalam darah melebihi batas
normal. Angka kejadian penyakit asam urat meningkat pada keadaan
asam urat tinggi lebih dari 9,0 mg/dl (Noviyanti, 2015).
Peningkatan kadar asam urat dalam urine disebut urikosuria. Asam urat
akan mengalami supersaturasi dan kristalisasi dalam urine yang akan
menjadi batu saluran kencing (BSK) sehingga menghambat sistem dari
fungsi ginjal. Eksresi asam urat dalam urine tergantung pada kadar asam
urat dalam darah, filtrasi glomerulus dan sekresi tubulus asam urat ke
dalam urine. Asam urat kurang mengalami saturasi pada suasana urine
yang asam. Ketika pH urine naik maka asam urat tidak mengalami
kristalisasi dan tidak akan membentuk batu.
4. Manifestasi Klinis
a. Serangan asam urat biasanya timbul secara mendadak kebanyakan
linu atau nyeri menyerang pada malam hari atau pagi hari pada saat
bangun tidur
b. Kulit merah, bengkak, panas dan nyeri
c. Sendi sulit digerakkan
d. Demam tidak turun selama 3 hari
e. Jumlah sel darah putih meningkat
f. Diare atau muntah
5. Komplikasi
a. Merusak tulang akibat tofi (timbunan asam urat pada jaringan lunak)
b. Kelumpuhan sendi
c. Batu urat ginjal
C. Konsep Lansia
1. Pengertian lansia
Lansia atau menua adalah suatu yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan nyeri sampai menjadi tua. Tua merupakan masa hidup
manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami
kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit sehingga tidak dapat
melakukan tugasnya sehari-hari lagi, lansia banyak menghadapi
berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan
terintegrasi (Nugroho 2008).
2. Proses Menua
Menua adalah proses yang mengubah seorang dewasa dengan menjadi
seorang yang frail dengan berkurangnya sebagian besar cadangan sistem
fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan
kematian. Terdapat dua jenis penuaan, antara lain penuaan primer,
merupakan proses kemunduran tubuh gradual tak terhindarkan yang dimulai
pada masa awal kehidupan dan terus menerus berlangsung selama bertahun-
tahun, terlepas dari orang-orang lakukan untuk menundanya. Sedangkan
penuaan sekunder merupakan hasil penyakit, kesalahgunaan dan faktor-
faktor yang sebenarnya dapat berada dalam kontrol seseorang ( Feldman,
2005).
3. Klasifikasi lansia
a. Pralansia (Prasanelis) seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
c. Lansia resiko tinggi seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih,
seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dari masalah kesehatan
(Depkes RI, 2003)
d. Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
atau kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa (Depkes RI,
2003)
e. Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantungan pada bantuan orang lain (Depkes
RI, 2003)