Anda di halaman 1dari 10

Asal Mula Langgapayung

ASAL MULA LANGGAPAYUNG Alkisah pada zaman dahulu kala di sebuah daerah kecil terdapat sebuah Kerajaan yang bernama Kerajaan Langga . Kerajaan itu sangat makmur dan sejahterah, dimana penduduk nya ramah tamah . Penduduk setempat kebanyakan bersuku Batak Tapanuli. Singkat cerita di Kerajaan ini ada seorang Puteri Raja yang sangat Cantik dan Perilakunya yang sangat ramah tamah kepada semua penduduk setempat, perilakunya berbeda dengan sang Raja yang sangat Angkuh sehingga membuat para Pemuda di kerajaan ini tergila gila kepadanya, tapi tidak ada satu pun yang berhasil menakhluk kan hatinya. Puteri ini selalu menggunakan Payung saat keluar kerajaan untuk melindungi dirinya dari sinar Matahari, karena dia ingin menjaga kulitnya yang putih dan mulus. Suatu hari Puteri sedang membasuh diri di sebuah sungai yang bernama Sungai Kanan begitulah penduduk setempat menyebut sungai ini. Sungai ini sangat bersih dan sungainya tidak terlalu dalam. Saat Puteri sedang asik asiknya mandi, dia diperhatikan seorang Pemuda yang sangat Tampan yang sedang lewat dari pinggir sungai tersebut. Pemuda ini melamun sesaat karena melihat kecantikan Puteri yang sangat menawan ini dan tanpa sadar Pemuda ini terjatuh kedalam Sungai dan pakaiannya basah, alangkah terkejutnya sang puteri karena melihat Pemuda ini jatuh di dekatnya. Puteri lalu bertanya kepada pria ini dan terjadilah percakapan antara mereka. Puteri : Hei ! siapa kamu dan sedang apa kamu disini ? Pemuda : Maaf, saya tadi hendak berburu dihutan, tapi buruan saya lari kearah pinggiranSungai ini dan saya tanpa sengaja melihat ( dengan Sedikit tersenyum karena malu sudahanda mandi disungai ini ketahuan dan terjatuh kedalam sungai ). Puteri : Kurang ajar kamu ! Pemuda : Jangan marah dulu Nona, saya tidak bermaksud kurang ajar kepada Nona tapi Jujur saya sangat terpesona melihat kecantikan nona. Bolehkah saya tahu siapa Nama nona? Puteri : Nama saya Puteri Dewi Anjani Pemuda : (Nama yang sangat bagus, persis seperti orangnya Rayu Pangeran ) Enaknya saya memanggil nona siapa? Puteri, Dewi atau Anjani? Puteri : Anjani saja. Semua lelaki hampir sama ya, pandainya hanya merayu wanita Pemuda : oh iya Anjani ! Bolehkah saya bertanya lagi? Puteri : Kamu mau bertanya apa lagi? Pemuda : Kalau boleh tahu Anjani tinggal dimana? Puteri : Saya tinggal di daerah ini dan saya adalah Puteri di Kerajaan ini. Pemuda ini melamun setelah Puteri mengatakan dimana dia tinggal, dalam lamunannya Pemuda ini berniat melamar Puteri yang sedang berdiri dihadapannya. Dan Puteri menyapanya lagi. Puteri : Hai anak muda! Kenapa kamu melamun? (tanya sang Puteri heran) Pemuda : ??// ada yang melintas difikiran sayaeh maaf nona tadi. Puteri : oh ! kalau begitu saya pulang dulu, hari sudah mulai sore, saya takut ayah saya kehilangan dan mencari saya. Pemuda : silahkan Puteri, saya berharap kita bertemu lagi di lain waktu. Puteri : (Puteri memberi senyum indah kepada Pemudaiya sama sama itu) Tidak lama Puteri pun menghilang dari hadapan Pemuda ini, dan Pemuda ini mengurungkan niatnya untuk berburu kehutan kemudian memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Lalu dia pulang dengan hati yang sangat gembira. Setelah Pemuda ini sampai kerumahnya ayahnya sangat heran melihat tingkah laku anaknya yang dari tadi tersenyum dan tidak menghiraukan sang ayah yang sedang menyapanya. Ayahnya pun menyapa anaknya lagi. Ayah : Hai Putera ku ! Ayah lihat kamu tersenyum sendiri, apa yang lucu nak? Pemuda : itu ayah Ayah : itu apa nak? (ayahnya penasaran) Pemuda : saya sedang jatuh cinta ayah Ayah : ??!// (heran dan senang mendengar apa yang baru saja dikatakan puteranya, karena sepengetahuannya tidak ada satu pun wanita di desanya yang dapat memikat hati puteranya). Siapakah wanita yang telah berhasil memikat hatimu Putera ku? Pemuda : wanita yang ku cintai ini bukan dari desa ini ayah, tapi dari Kerajaan Langga dan dia adalah

seorang Puteri Raja ayah. Ayah : (ayahnya pun terkejut mendengar perkataan puteranya) puteraku, kenapa ini bisa terjadi? Bukankah sudah engkau ketahui bahwa Kerajaan Langga adalah kerajaan yang sangat ayah benci ! Pemuda : saya tahu ayah, tapi ......... Ayah : tapi apa nak? Pemuda : tapi saya sudah terlanjur jatuh cinta kepada Puteri itu ayah dan saya yakin dia juga menyukai saya. Ayah : hilangkan rasa cintamu itu nak, aku tidak akan merestui hubungan mu dengan wanita itu. Pemuda : kenapa ayah ? Ayah tidak berhak untuk melarangku mencintai wanita manapun dan siapapun! Aku ingin melamarnya ayah dan aku berharap akan menikahinya ! Ayah : jangan gila kamu Putera ku ! Kamu boleh menikahi wanita manapun tapi jangan Puteri Raja Langga yang sangat angkuh itu dan Raja tidak akan menerima lamaran mu Puteraku. Pemuda : aku tidak peduli ayah, apapun akan aku lakukan untuk mendapatkan Puteri Anjani. (dengan tegas Pemuda ini berkata kepada ayahnya dan tidak takut dengan masalah yang akan dihadapinya) Ayah : ayah tetap tidak setuju nak dengan keinginan mu itu. Pemuda : kalau begitu biar aku sendiri yang akan pergi kekerajaan Langga untuk melamarnya. Ayah : jangan Putera ku, dengarkan ayah nak ! Kemudian Pemuda itu pergi dan tidak mendengarkan apa kata ayahnya kepadanya, ia pun menuju Kerajaan Langga untuk meneruskan niatnya yang hendak melamar Puteri Anjani. Setelah anaknya pergi, sang ayah sangat gelisah dan khawatir dengan keinginan Puteranya itu. Satu hari perjalan menuju Kerajaan Langga akhirnya Pemuda ini sampai juga di Kerajaan tersebut. Sesampainya disana ia bertemu dengan seorang penduduk yang sedang melintas dihadapannya dan bertanya : Pemuda : Hai kek ! ( ia menyapa lelaki agak tua itu) Kakek : ya anak muda, ada yang bisa saya bantu? Pemuda : saya ingin bertanya kek Kakek : apa itu anak muda? Pemuda : apakah dikerajaan ini ada seorang Puteri yang bernama Anjani? Kakek : benar anak muda, dia adalah Puteri dikerajaan ini. Pemuda : apakah dia sudah memiliki seorang suami? Kakek : belum, banyak Pemuda disini yang sangat mengagumi kecantikannya dan kebaikan hatinya, tapi tak seorang pun yang berani mendekatinya karena takut kepada Sang Raja yang sangat Angkuh dan Sombong. Pemuda : oh begitu Kakek : iya, anak muda sepertinya kamu bukan anak muda dari daerah sini, darimana asal mu anak muda dan apa tujuan mu kekerajaan ini? Pemuda : saya datang dari desa seberang kek dan saya hendak melamar Puteri Anjani. Kakek : wah ! Sungguh berani kamu anak muda, apakah kamu tidak takut dengan Raja? Pemuda : saya tidak takut kek, saya takut hanya kepada Allah SWT Kakek : saya doakan niat baik kamu diterima Raja dan perlu kamu ketahui ada 2 Ular raksasa yang menjaga kerajaan ini, jika kamu hendak berniat jahat, maka ular ular itu tidak segan akan memakan mu ! Pemuda : Terima kasih kek Kakek : sama sama nak. Pemuda ini pun melanjutkan perjalanannya menuju Istana Kerajaan Langga. Sesampainya di Istana Pemuda ini ditahan oleh penjaga Kerajaan dan di bawa menghadap Raja. Berita itu sampai juga di telinga Puteri Anjani dan dia terkejut akan keberanian Pemuda yang ditemuinya di pinggir Sungai Kanan kemarin. Puteri kemudian mendengarkan pembicaraan Raja dan Pemuda itu dari balik pintu kamarnya yang tidak jauh dari Raja dan Pemuda itu berbicara. Raja bertanya kepada Pemuda itu : Raja : Hai anak muda ! Atas dasar apa yang membawamu datang ke Istana ku ini? Pemuda : Saya ingin melamar Puteri baginda, yaitu Puteri Anjani. Puteri : (sungguh berani Pemuda itu, tidak pernah kutemukan Pemuda seperti dia. Sebenarnya dari awal bertemu aku sudah jatuh cinta kepadanya) Raja : lancang kamu anak muda ! Kamu pikir kamu siapa? Berani sekali ingin melamar Puteri ku , kamu tidak tahu siapa aku ! Pemuda : saya Putera Ki Ridho Harahap dari Desa seberang. Raja : ternyata kamu adalah anak musuh ku sendiri, pergi kamu ! Sebelum aku memenggal kepala mu dan membuangnya ke Sungai Kanan. Mengetahui hal tersebut, Puteri Anjani mendekati Pemuda itu dan berkata : Puteri : Jangan pergi ! saya juga mencintai mu dan saya mau jadi istri mu. Pemuda : Benarkah ! (Pemuda ini sangat gembira mendengar perkataan Puteri ) Kemudian Pemuda itu berbisik

dengan Puteri : Pemuda : Apakah engkau mau ku bawa lari dari Kerajaan ini dan menikah dengan ku? Puteri : saya mau, asalkan saya selalu bersamu, tapi bawa saya pergi besok siang, sekarang pergilah dari sini. Pemuda itu pun pergi meninggalkan Istana itu. Keesokan harinya Puteri diam diam melarikan diri dari istana dan membawa Payung kesayangannya menuju Sungai Kanan. Mengetahui hal tersebut Raja sangat Marah, ketika Puteri dan Pemuda itu bertemu dan hendak menyeberangi Sungai Kanan Raja melihat mereka lalu berkata Wahai Puteriku, Ku Kutuk engkau dan Pemuda itu menjani Batu Hidup. Tak lama kemudian terdengar suara petir yang sangat kuat dan dahsyat, Puteri dan Pemuda itu pun dalam sekejab berubah menjadi Batu di pinggiran Sungai Kanan. Payung yang sering digunakan Puteri hanyut terbawa arus Sungai dan Payung tersebut berubah jadi Ular NAGA. Setelah kejadian tersebut Lama kelamaan raja terserang penyakit dan akhirnya meninggal dunia. Untuk mengenang kisah Puteri dan Pemuda itu penduduk setempat menggati nama daerah mereka menjadi LANGGAPAYUNG. Konon katanya Batu Hidup Puteri dan Pemuda itu masih ada sampai sekarang. Dan sekarang daerah ini bernama Kelurahan LANGGAPAYUNG, Kecamatan SUNGAI KANAN, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Ini cerita ku, bagaimana cerita kamu????? Cerita ini hanya karangan saja dan tidak ada unsur yang mengandung kebenaran di dalamnya. Karangan ini di buat oleh asli anak Langgapayung , dan karangan ini hanya untuk sekedar pembelajaran saja, jika ada yang tidak suka dengan karangan saya ini, saya minta maaf dengan sebesar besarnya. SELAMAT MEMBACA DAN JANGAN LUPA LIKE Karangan Oleh A.Ridho HRP ( Shinobie Dari Langgapayung )

Asal Usul Banjarmasin dimasa Lalu

Pintu gerbang dengan tulisan 1606 (tahun ketika VOC pertama kali datang di Banjarmasin) dibangun untuk menyambut kedatangan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Dirk Fock pada tahun 1924 Kehidupan di Kota Banjarmasin memang tidak terpisahkan dari Sungai Barito dan beserta anakanak sungainya. Sejah dahulu Banjarmasin memegang peranan strategis dalam lalu lintas perdagangan antar pulau, karena terletak di pertemuan antara sungai Barito dan Sungai Martapura yang Luas dan dalam. Terletak 22 km dari laut Jawa, sungai sungai tersebut tentunya dapat dilayari kapal besar sehingga kapal-kapal Samudera dapat merapat hingga Kota Banjarmasin. Pada zaman Belanda, Banjarmasin menjadi pelabuhan masuk dan keluar bagi seluruh daerah aliran Sungai Barito dan merupakan pelabuhan transito untuk kapal kapal yang datang dari Singapura dan Jawa, ke pantai timur Kalimantan. Barang-barang hasil hutan seperti rotan, damar, kapur barus, karet, telur itik, buah-buahan, barang anyaman rotan, serta batu-batuan permata dan berlian. Barang yang masuk dari Jawa dan Singapura terdiri dari beras, ikan asin, barang-barang pecah belah, minyak tanah, garam, besi dan lain-lain. Sedangkan industri yang berkembang milik warga Eropa yang terdiri diBanjarmasin pada waktu itu terdiri dari Pabrik Es, galangan kapal kecil milik Borneo Industri Mij dan Perdagangan yang dikelola oleh Borneo Soernatra Handel Mij, Heiinnenman & Co, dan Kantor Cabang dari Javasche Bank en Factorij. Pada masa itu, Banjarmasin mempunyai pelayaran yang teratur dan langsung dengan sampit, Kotabaru, Samarinda, Martapura, Marabahan, Negara, Amuntai, Buntok, Muara Teweh dan Kuala Kapuas serta di luar Kalimantan dengan Surabaya dan Singapura. Kawasan Banjarmasin awalnya sebuah perkampungan bernama "Banjarmasih" (terletak di Bagian utara Banjarmasin). Tahun 1606 pertama kali VOC-Belanda mengunjungi Banjarmasin, saat itu masih terletak di muara sungai Kuin. Kota-kota yang terkenal di pulau Kalimantan pada awal abad ke-18 adalah Borneo (Brunei City), rmata, Marudo, Bendamarfin (Banjarmasin), dan Lava (Lawai). Tahun 1747, VOC-Belanda memperoleh Pulau Tatas (Banjarmasin bagian Barat) yang menjadi pusat Banjarmasin semenjak saat itu hingga ditinggalkan Belanda tahun 1809. Tahun 1812 Inggris menduduki Banjarmasin dan menyerahkannya kemali kepada Belanda tahun 1817. Daerah Banjar Lama (Kuin) dan Banjarmasin bagian Timur masih tetap menjadi daerah pemerintahan pribumi di bawah Sultan Banjar yang berkedudukan di keraton Martapura (istana kenegaraan) hingga diserahkan pada tanggal 14 Mei 1826.

Tahun 1849, Banjarmasin (Pulau Tatas) menjadi ibukota Divisi Selatan dan Timur Borneo. Saat itu rumah Residen terletak di Kampung Amerong berhadap-hadapan dengan Istana pribadi Sultan di Kampung Sungai Mesa yang dipisahkan oleh sungai Martapura. Pulau Tatas yang menjadi daerah hunian orang Belanda dinamakan kotta-blanda. Ditetapkan dalam Staatblaad tahun 1898 no. 178, kota ini merupakan Onderafdeeling Banjarmasin en Ommelanden (1898-1902), yang merupakan bagian dari Afdeeling Bandjermasin en Ommelanden (Banjarmasin dan daerah sekitarnya). Tahun 1918, Banjarmasin, ibukota Residentie Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo mendapat Gemeente-Raad. Pada 1 Juli 1919, Deean gemeente mulai berlaku beranggotakan 7 orang Eropa, 4 Bumiputra dan 2 Timur Asing. Pada tahun 1936 ditetapkan Ordonantie pembentukan Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost (Stbld. 1936/68). Borneo Barat dan Borneo Selatan-Timur menjadi daerah Karesidenan dan sebagai Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost yang pusat pemerintahannya adalah Banjarmasin. Tahun 1938, otonomi kota Banjarmasin ditingkatkan dengan Stads Gemeente Banjarmasin karena Banjarmasin sebagai ibukota Gouvernemen Borneo. Tanggal 16 Februari 1942, Jepang menduduki Banjarmasin, kemudian dibentuk pemerintahan pendudukan bagi Borneo & kawasan Timur di bawah Angkatan Laut Jepang. Tanggal 17 September 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu (tentara Australia) yang memasuki Banjarmasin. Tanggal 1 Juli 1946 H. J. van Mook menerima daerah Borneo en de Groote-Oost dari tentara pendudukan Sekutu dan menyusun rencana pemerintahan federal melalui Konferensi Malino (16-22 Juli 1966) dan Konferensi Denpasar (7-24 Desember 1946) yang memutuskan pembentukan 4 negara bagian yaitu Jawa, Sumatera, Borneo (Netherlands Borneo) dan Timur Besar (Negara Indonesia Timur), namun pembentukan negara Borneo terhalang karena ditentang rakyat Banjarmasin. Tahun 1946 Banjarmasin sebagai ibukota Daerah Banjar satuan kenegaraan sebagai daerah bagian dari Republik Indonesia Serikat. Kotapradja Banjarmasin termasuk ke dalam Daerah Banjar, meskipun demikian Daerah Banjar tidak boleh mencampuri hak-hak dan kewajiban rumah-tangga Kotapradja Banjarmasin dalam daerahnya sendiri.

Asal Usul Jakarta


Pengetahuan awal mengenai Jakarta terkumpul sedikit melalui berbagai prasasti yang ditemukan di kawasan bandar tersebut. Keterangan mengenai kota Jakarta sampai dengan awal kedatangan para penjelajah Eropa dapat dikatakan sangat sedikit.

Laporan para penulis Eropa abad ke-16 menyebutkan sebuah kota bernama Kalapa, yang tampaknya menjadi bandar utama bagi sebuah kerajaan Hindu bernama Sunda, beribukota Pajajaran, terletak sekitar 40 kilometer di pedalaman, dekat dengan kota Bogor sekarang. Bangsa Portugis merupakan rombongan besar orang-orang Eropa pertama yang datang ke bandar Kalapa. Kota ini kemudian diserang oleh seorang muda usia, bernama Fatahillah, dari sebuah kerajaan yang berdekatan dengan Kalapa.

Fatahillah mengubah nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta pada 22 Juni 1527. Tanggal inilah yang kini diperingati sebagai hari lahir kota Jakarta. Orang-orang Belanda datang pada akhir abad ke-16 dan kemudian menguasai Jayakarta.

Nama Jayakarta diganti menjadi Batavia. Keadaan alam Batavia yang berawa-rawa mirip dengan negeri Belanda, tanah air mereka. Mereka pun membangun kanal-kanal untuk melindungi Batavia dari ancaman banjir. Kegiatan pemerintahan kota dipusatkan di sekitar lapangan yang terletak sekitar 500 meter dari bandar.

Mereka membangun balai kota yang anggun, yang merupakan kedudukan pusat pemerintahan kota Batavia. Lama-kelamaan kota Batavia berkembang ke arah selatan. Pertumbuhan yang pesat mengakibatkan keadaan lilngkungan cepat rusak, sehingga memaksa penguasa Belanda memindahkan pusat kegiatan pemerintahan ke kawasan yang lebih tinggi letaknya. Wilayah ini dinamakan Weltevreden.

MENGAMATI kota Jakarta bagaikan membaca catatan panjang yang merekam berbagai kejadian masa lalu. Berbagai bangunan dan lingkungan di Jakarta menyimpan jejak-jejak perjalanan masyarakatnya, bagaimana mereka bersikap menghadapi tantangan zamannya,

memenuhi kebutuhan hidupnya dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ia menyimpan suka-duka dan pahit-manisnya perkembangan, di mana kita dapat menyerap pelajaran yang berharga.

Jakarta, Ibukota Republik Indonesia, memiliki banyak rekaman sejarah. Antara lain dalam bentuk bangunan maupun lingkungan. Di dalamnya tercermin upaya masyarakat masa lalu dalam membangun kotanya yang tak luput dari berbagai masalah dari zaman ke zaman. Jika kita memandang kota Jakarta sekarang, mungkin sulit terbayang bahwa ribuan tahun yang lalu kawasan ini masih baru terbentuk dari endapan lumpur sungai-sungai yang mengalir ke Jakarta. Misalnya Kali Ciliwung, Kali Angke, Kali Marunda, Kali Cisadane, Kali Besar, Kali Bekasi dan Kali Citarum. Usia dataran Jakarta kini diperkirakan 500 tahun berdasarkan geomorfologi, ilmu lapisan tanah.

Endapan ini membentuk dataran dengan alur-alur sungai yang menyerupai kipas. Dataran ini setelah mantap lama kelamaan dihuni orang dan terbentuklah beberapa kelompok pemukiman, di mana salah satunya kemudian berkembang menjadi pelabuhan besar, " kata Muhammad Isa Ansyari SS, Sejarawan Terkemuka di Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemda DKI Jakarta.

Ia menuturkan, kota Jakarta merupakan kota yang berkembang dengan cepat sejak mendapat peran sebagai Ibukota Rl. Perkembangan itu disebabkan oleh faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya yang saling menjalin satu sama lain.

Bermula dari sebuah lingkungan pemukiman kecil dengan kegiatan hidup terbatas, dan kemudian berkembang menjadi lingkungan pemukiman megapolitan dengan berbagai kegiatan yang amatkompleks. Dalam paparan sejarah pertumbuhannya, di mana pemerintah kotanya silih berganti dan kondisi masyarakatnya sangat majemuk, baik dari suku bangsa, ras dan agama berikut berbagai aspek kehidupannya, warga kotanya tetap membangun tempat bermukim dan berkehidupan mereka sesuai dengan kemampuan dana, daya dan teknologi yang mereka miliki.

Sejarah Kota Jakarta

Peta Batavia tahun 1897, Muhammad Isa Ansyari SS mengungkapkan sejarah kota Jakarta dimulai dengan terbentuknya sebuah pemukiman di muara Ciliwung. Menurut berita Kerajaan Portugal pada awal abad ke-15, pemukiman tersebut bernama "Kalapa" dan merupakan sebuah Bandar penting di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran, yang pusatnya pada waktu itu berada di Kota Bogor.

"Di Kerajaan Pajajaran, Bogor, itu kini masih terdapat prasasti peninggalan abad ke-16. Nama prasasti itu "Sato Tulis", peninggalan Rahyang Niskala Watu Kencana, Namun oleh orang Eropa Bandar tersebut lebih dikenal dengan nama Sunda Kalapa, karena berada di bawah kekuasaan Sunda," kata Muhammad Isa Ansyari SS.

Dalam sejarah, ujar Sejarawan Terkemuka Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Pemda OKI Jakarta itu, Bandar Malaka ditaklukkan Kerajaan Portugal pada 1511. Tujuan Portugal ketika itu adalah mencari jalur laut untuk mencapai kepulauan Maluku, sumber rempah-rempah. Maka pada 1522 mendaratlah kapal utusan dari Malaka di bawah pimpinan Francesco De Sa.

Menurut laporan Francesco De Sa terjadi perundingan dengan pemuka Bandar Kalapa yang berada di bawah kekuasaan Raja Sunda yang beragama Hindu.

Sementara itu di Jawa Tengan dengan surutnya Kerajaan Majapahit berkembanglah Kerajaan Islam di Demak. Kerajaan Islam itu kemudian menyerang Kerajaan Sunda di Jawa Barat meliputi Cirebon, Banten, Kalapa dan lain-lain. Mengingat kurangnya sumber-sumber asli Jawa Tengah tnengenai peristiwa itu, maka kita terpaksa berpaling kepada berita Kerajaan Portugal yang pada akhirnya tidak saja berlabuh di Maluku tetapi juga Kerajaan Portugal ini merapatdi Timor Timur, menyatakan bahwa pada 1526-1527 sebuah armada Portugal telah mengunjungi Sunda Kalapa untuk memenuni perfanjian tahun 1522.

"Ternyata mereka belum mengetahui bahwa telah terjadi perubahan kekuasaan dari Kerajaan Pajajaran ke Kerajaan Banten, yaltu orang-orang dari Jawa Tengah yang beragama Islam

.Ivlenurut berita yang mereka dapat, nama Pangtima yang diberikan adalah Falatehan, sebutan mereka untuk nama Fatahillah," ujar Muhammad Isa Ansyari SS.

Asal-usul Nama Melaka 1. Sejarah Melayu Pokok Melaka I. Semasa berburu Parameswara melihat seekor pelanduk yang kecil menendang anjing perburuan semasa beliau sedang berehat di bawah sepohon pokok II. Keberanian pelanduk yang kecil tersebut menjadi ilham kepada beliau lalu menamankan tempat tersebut Melaka dan berpendapat tempat tersebut sesuai untuk dijadikan negeri 2. Istilah Arab Mulaqah, Malakat I. Melaka menjadi tumpuan pedagang-pedagang Arab II. Mereka menganggap Melaka sebagai Mulaqah iaitu yang bermaksud 'pertemuan' III. Mereka juga menyebut Melaka 'Malakat' yang bermaksud 'perhimpunan segala dagang' 3. Mitos Hindu Karya Skanda Purana (Bahagian berjudul Vaishnara Khanda) Pokok Amalaka I. Nama ini diambil daripada pokok iaitu sepohon pokok iaitu pokok Amalaka yang pertama tumbuh di alam semesta II. Pokok ini dianggap mempunyai kuasa ajaib yang berkaitan dengan kekayaan, kesihatan kekuatan III. Menurut mitos Hindu dalam karya Skanda Purana pokok ini dikaitkan dengan kediaman agama Hinduu iaiatu Brahma Vishu. Buahnya juga dianggap buah ajaib IV. Oleh sebab pelabuhan Melaka berkembang pesat, pedagang-pedagang Hindu mengaitkan Melaka dengan pokok tersebut

Anda mungkin juga menyukai