Anda di halaman 1dari 4

drama kerajaan mataram kuno

Rabu, 10 Desember 2014


DRAMA KERAJAAN MATARAM KUNO

DRAMA CERITA KERAJAAN MATARAM KUNO.


Raja Sanna diperankan oleh
Permaisuri diperankan oleh
Patih Rayan diperankan oleh
Pengawal diperankan oleh
Sahana diperankan oleh
Sanjaya diperankan oleh
Panglima bailung diperankan oleh
Dayang diperankan oleh
Raja Airlangga diperankan oleh
Mpu Barada siperankan oleh

Ada sebuah kerajaan di sekitar candi Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Kerajaan tersebut
bersama Kerajaan Mataram Kuno. Raja yang berkuasa pertama kali ialah Raja Sanna. Suatu ketika,
terjadilah sebuah pembicaraan serius anatara Raja Sanna dan Permaisurinya di singgasana.
Raja Sanna: (menatap permaisuri) hai permaisuriku, ada hal penting yang ingin kubicarakan denganmu
Permaisuri: apakah itu raja? (dengan suara lembut sambil menatap raja)
Raja Sanna: begini permaisuriku, sudah kita ketahui bahwa kita tidak akan pernah memiliki keturunan.
Aku bermaksud untuk turun tahta dan memberikannya kepada Sanjaya putra dari adikku Sahana,
bagaimana menurutmu permaisuriku?
Permaisuri: apakah hal itu sudah raja pikir secara bijaksana? (dengan wajah yang ragu)
Raja Sanna: sudah permaisuriku, aku yakin dia bisa memimpin kerajaan ini dengan bijaksana (dengan
wajah yang meyakinkan)
Permaisuriku: ya sudah raja jika itu keputusanmu yang terbaik, aku hanya bisa menuruti saja (berkata
sembari sedih)
Raja Sanna: baiklah permaisuriku, pengawal !(dengan suara keras)
Pengawal: siap raja ( berlari dan hormat di depan raja)
Raja Sanna: beritahu patih rayan, aku ingin bertemu dia sekarang disini
Pengawal: baik raja (sambil membungkukkan badan)
Pengawal pun segera menyampaikan pesan raja kepada Patih Rayan.
Pengawal : hormat .. sang patih rayan, raja sanna menyuruh hamba datang kesini untuk menyuruh
tuan, agar tuan datang ke kerajaan mataram kuno menghadap raja.
Patih rayan : ada keperluan apa raja sanna ingin menemui aku?
Pengawal : saya tidak tahu tusn, yang jelas saya hanya disuruh raja untuk bilang itu kepada tuan.
Patih rayan : baiklah saya akan segera kesana.
Pengawal : Baik tuan.
Patih rayan pun segera menemui raja sanna.
Patih Rayan: hormat Raja, ada apa Raja tiba-tiba memanggil hamba? (sambil membungkukkan untuk
member hormat)
Raja Sanna: begini patih, aku ingin turun tahta dan digantikan oleh Sanjaya, bagaimana menurutmu
Patih?
Path Rayan: apakah hal tersebut sudah raja pikirkan dengan matang? (Tanya ragu patih Rayan)
Raja Sanna: aku tahu bahwa dia belum mengerti tentang memimpin kerajaan ini, tetapi secara perlahan
dia bisa mempelajarinya, aku yakin dia bisa memimpin kerajaan ini
Patih Rayan: bagaimana jika gagal dalam tugasnya raja?
Raja Sanna: jangan berpikiran seperti itu Patih, aku yakin dia mampu, karena dia adalah putra dari
adikku.
Patih Rayan: maafkan saya Raja telah meragukan keputusanmu, baiklah raja, aku setuju dengan
pendapatmu (dengan raut wajah yang masih terlihat ragu-ragu)
Raja Sanna: baiklah, segera panggilkan Sahana adikku, Sanjaya dan Panglima Bailung, dan engkau
jelaskan saja semua maksudku untuk menjadikan sanjaya menjadi seorang Raja.
Patih rayan: baik raja ( sambil menundukkan kepala)
Patih Rayan pun segera meninggalkan singgasana dan memanggil Sahana, Sanjaya, dan
panglima Bailung untuk menghadap Raja Sanna.

Patih rayan :Tuan sahana hamba disuruh kakak tuan, raja sanna untuk memanggil tuan datang
menemui raja
Sahana :Ada keperluan apa kakakku memanggilku datang menem uinya?
Patih rayan :Hamba tidak tahu betul tuan, yang hamba tahu baginda raja akan turun tahta dari
kerajaan.
Sahana :Lalu apa hubungannya denganku?
Patih rayan :Raja sanna ingin yang menggantikan posisinya sebagai raja adalah ank tuan, raden
sanjaya.
Sahana :Apa sanjaya?
Patih rayan :Iya tuan.
Sahana :tu tak mungkin, putraku sanjaya masihkecil , kenapa raja sanna ingin yng menggantikannya
adalah putraku, yang sudah jelas masih kecil?
Patih rayan :Saya tidak tahu tuan, saya hanya disuruh baginda raja hanya untuk bilang begitu tuan.
Tuan bisa menanyakannya langsung ke baginda raja di istana.
Sahana :Baiklah saya akan kesana nanti.
Patih rayan :Baik tuan, saya juga disuruh raja sanna unntuk mengundang putra engkau, sanjaya
untuk datang kesana juga.
Sahana :Baiklah saya sampaikan nanti ke putraku, sanjaya.
Patih rayan :Baik tuan, kalau begitu saya mau pamit tuan, saya juga disuruh menyamoaikan hal ini
juga ke panglima bailung.
Sahana :Baiklah , silahkan.
Patih rayan :Baik tuan ( sembari meninggalkan rumah sahana )
Sahana :Sanjaya, cepat kesini, ada hal penting ynag ingin ayah katakan kepada mu.
Sanjaya :Baik ayah, hal penting apa yang ingin ayah sampaikan kepadaku?
Sahana :Begini sanjaya, pamanmu raja sanna ingin turun tahta dari kerajaan, dan dia ingin menginginkan
engkaulah yang menggantikannya.
Sanjaya :Apa aku yah? Kenapa harus sanjaya, sanjaya kan masih kecil?
Sahana :Ayah juga tidak tahu sanjaya, kamu cepat siap-siap untuk ke istana kerajaaan mataram kuno
untuk menemui pamanmu, brsama ayah dan panglima bailung.
Sanjaya :Baik ayah, ayah silahkan bisa ke istana duluan, biar sanjaya nanti sama panglima bailung
sama-sama.
Sahana :Baik, anakku.
Sahana pun beranjak dari rumahnya pergi ke kerajaan matarm kuno sendirian.
Sahana: hormat raja ( sambil membungkukkan badan)
Raja Sanna: baiklah Sahana, apakah kamu sudah tahu maksudku memnggilmu?
Sahana: mengapa harus putraku yang meenggatikanmu Raja? Aku rasa dia belum siap
Raja Sanna: sadarkah engkau adikku, hanya engkaulah saudaraku terdekat, maka dari itu aku
mengangkat putramu untuk mempin kerajaan ini. Aku sangat yakin dia bisa.
Sahana: apakah hal ini sudah diketahui oleh semua rakyatmu raja?
Raja Sanna: belum Sahana, nanti saja pada saat penobatan dia menjadi Raja
Tiba-tiba salah seorang dayang datang ke hadapan raja.
Dayang: ampun tuanku, didepan istana tuan sanjaya dan tuan Bailung ingin bertemu yang mulia (sambil
menundukkan kepala)
Raja Sanna: suruh mereka masuk
Dayang: baik yang mulia (sembari berpaling dari hadapan raja)
Sanjaya dan Bailung pun memasuki isatana menuju singgasana Raja
Raja Sanna: hai sanjaya, bagaimana kabarmu hari ini?
Sanjaya: hari ini adalah hari yang sangat mengejutkan bagi hamba raja. Aku tidak tahu mengenai
kepemimpinan di kerajaan ini? Mengapa tidak Pangllma Bailung saja yang lebih pantas menjadi raja,
yang mulia?
Panglima Bailung: apa maksudmu Sanjaya? Ini sudah menjadi keputusan Raja
Raja Sanna: apa yang dikatakan Panglima Bailung benar Sanjaya. Ini sudah menjadi keputusanku. Aku
sangat percaya denganmu. Engkau bisa adil memimpin kerajaan ini
Sanjaya: maafkan hamba yang mulia, hamba sangat berterimakasih karena raja telah mempercayai saya,
danmudah-mudahan dengan segenap hati saya siap untuk melaksanakan perintah raja ( dengan
suara mantap)
Raja Sanna: baiklah Sanjaya dan engkau Panglima Bailung, aku memanggilmu kesini untuk
mempersiapkan segala keperluan untuk penobatan Sanjaya
Panglima Bailung: baik raja ( sembari bergegas mempersiapkan rencana)
Tiba waktu yang telah ditentukan, akhirnya Sanjaya di nobatkan menjadi Raja. Penobatan
tersebut dibawa oleh patih rayan.
Patih Rayan: hai rakyat kerajaan Mataram Kuno. Hari ini adalah hari yang akan menjadi sejarah dalm
kerajaan ini. Raja Sanna akan turun tahta dan akan digantikan oleh Sanjaya sebagai pemimpin kerajaan
Mataram Kuno. Bagaimana tuan Sanjaya? Apa kau siap melaksanakan tugasmu?
Sanjaya: demi kejayaan dan kebangkitan Negara ini, saya siap
Patih Rayan: baiklah, maka hari ini dinyatakan bahwa pemimpin baru di kerajaan Mataram Kuno adalah
Raja sanjaya
Setelah sanjaya dinobatkan sebagai raja di kerajaan mataram kuno, kerajaan kuno berkembanng
pesat dan mencapai puncak kejayaannya. Namun, setelah sanjaya wafat kerajaan mataram kuno mulai
terjadi adanya perpecahan perpeahan. Pada tahun 1042, seorang raja mataram kuno waktu itu, raja
Airlangga, berbincang bincang serius masalh kerajaan mataram kuno denga empu bharada di rumah
empu bharada.
Airlangga :Wahai empu, aku datang kesini ada hal penting yng ingin kusampaikan kepadamu.
Empu bharada :Hal penting apa itu, tuan? Sehinga engkau sudi datang ke gubuk tempat aku tinggal ini?
Airlangga :Begini empu, aku ingin turun tahta dari kerajaaan mataram kuno, aku ingin yang
menggantikan aku adalah putriku, sang rama wijaya tunggang dewi, namun, dia tak menolaknya , ia
memilih mejadi seorang peetapa. Aku jadi bingung, siapa yang pantas menggantikanku.
Empu bharada :Mengapa tidak putra tuan saja,?
Airlangga :Tapi saya takut kalau sya serahkan kepada putraku, takut terjadinya perang saudara
antara kedua putraku.
Empu bharada :Iya tuan. Benar kata tuan.
Airlangga :Namun, apabila aku buat kerajaan mataram kuno jadi dua bagian, yaitu kerajaaan
panjalu dan kerajaan jenggala mungkin itu tidak akan membuat putraku bertikai, betul kan empu?.
Empu bharada :iya tuan, Itu ide bagus tuan.
Airlangga :Baiklah, aku perintahkan engkau untuk membagi kerajaan mataram kuno, seprti yang
aku katakan tadi.
Empu bharada :Baik tuanku.

Setelah kerrajaan mataram kuno terbagi menjadi dua kerajaan, berakhirlah kerajaam mataram
kuno.

created by R.Mo

Anda mungkin juga menyukai