Anda di halaman 1dari 13

DRAMA KERAJAAN KEDIRI

Putri Dewi Sri : Chindy Putri Ramadania


Prajurit : Bintang Akbar Palinja
Dharmawangsa Teguh : Andriansyah
Mpu Narotama : Rahmi Febiarum
Tabib : Anissa Putri Wijaya
Ratu Wuwari : Dinda Maulidia
Sanggarama Sriwijaya : Ayu Monalisa
Dewi Galuh sekar Keraton : Nadia Anistia
Raja Airlangga : Hisyam Ramadhan
Pangeran Sri Samarawijaya : Andriansyah
Pangeran Mapanji : Bintang
Permaisuri : Ayu Monalisa
Ken Arok : Andriansyah
Raja Bameswara : Andriansyah
Raja Jayabaya : Hisyam Ramadhan
Mpu Sedeh : Mutia Alina P
Mpu Panulu : Chindy Putri Ramadhania
Raja Kameswara : Hisyam Ramadhan
Mpu Darmaja : Dinda Maulidia
Mpu Tan Alung : Villya Sawitri
Raja Kertajaya : Bintang
Para Brahmana : All kecuali Andri
Pendeta : Aniisa Putri Wijaya
Dayang 1 : Mutia Alina P
Dayang 2 : Dinda Maulidia
Moderator : Rahmi Febiarum

Pada tahun tahun 928 Saka, atau sekitar tahun 1006 di Ibu kota Kerajaan
Medang, sedang dilaksanakan pernikahan antara Airlangga dan Dewi Galuh
Sekar Kedaton. Mereka menggelar pernikahan yang sangat meriah, yang tiba-
tiba…

Prajurit : Ampun baginda, ada penyerangan diluar.

Dharmawangsa Teguh : Kenapa bisa terjadi? Ada apa sebenarnya?

Semua orang di pesta itupun berlarian yang menjadikan semuanya berantakan.

Raja Wuwari : Hahahaha… Matilah kalian semua

Dharmawangsa Teguh : Prajurit serang mereka!

Raja Wuwari : Percuma saja kau menyuruh prajuritmu yang sudah tergeletak
lemah hahaha…

Dharmawangsa Teguh : Dasar Licik! Pangeran Airlangga cepat bawa putriku


menjauh dari sin..arghhhh…

Belum selesai bicara Raja Dharmawangsa Teguh pun dibunuh oleh Raja Wuwari.
Airlangga, Dewi Galuh dan pembantunya yang bernama Mpu Narotama akhirnya
meninggalkan istana menggunakan jalan rahasia dan masuk ke dalam hutan.Yang
saat itu Airlangga masih berumur 16 tahun.

Dewi Galuh : Bagaimana ini bisa terjadi ?

Dewi Galuh pun menangis karena kedua orang tuanya telah dibunuh oleh Raja
Wuwari.

Airlangga : Takkan kubiarkan mereka! Akan kuhabisi mereka tunggu saja. Kau
jangan menangis istriku, akan kubalaskan dendam kita kepada mereka karena telah
menghancurkan istana kerajaan mu.

Mpu Narotama : Tenanglah putri, kita akan aman disini.

Setelah tiga tahun hidup dihutan, Airlangga didatangi utusan rakyat yang
memintanya supaya memangun kembali kerajaan medang, karena kota Wwatan
sudah hancur airlangga pun membangun ibu kota baru bernama Watan Mas di
dekat Gunung Penanggungan. Dan pada tahun 1009 Airlangga naik takhta yang
wilayah kerajannya hanya meliputi daerah Sidoarjo dan Pasuruan. Airlangga
berniat menyusun kekuatan untuk menegakkan kembali kekuasaan Wngsa Isyana
atas pulau Jawa, tetapi itu tidak berjalan baik. Watan Mas kemudian direbut
musuh sehingga Airlangga melarikan diri bersama Istrinya dan Mpu Narotama.

Airlangga : Bagaimana kalau kita tinggal didesa ini terlebih dahulu.

Dewi Galuh : Baiklah kakanda

Yang saat itu dimana Dewi Galuh sedang mengandung anaknya yang ke 9 bulan.

Suatu malam…

Dewi Galuh : Kakanda, arghhh rasanya perutku sakit sekali.

Airlangga : Ada apa istriku, Mpu bagaimana kedaan istriku? Kenapa dia seperti
ini?

Mpu Narotama : Maaf pangeran, sepertinya istri pangeran akan melahirkan


sekarang.

Airlangga : Cepat panggilkan tabib!

Mpu Narotama : Baik pangeran.

Airlangga : Bertahanlah istriku

Tabib pun tiba dengan terlambat.Dewi Galuh telah melahirkan anak


perempuannya akan tetapi Dewi Galuh tidak terselamatkan.

Tabib : Maaf tuan, Istri tuan tidak bisa diselamatkan. Tetapi anak anda selamat
tuan.

Airlangga tidak bisa menahan tangisnya karena telah kehilangan istrinya yang
selama ini menemaninya.

Mpu Narotama : Tenanglah pangeran, jangan kau terpuruk seperti ini, bagaimana
dengan anakmu nanti!

Mendengar itu Airlangga pun bangkit dan memberi nama pada putrinya, Dewi Sri
Sekar Kedaton.

Beberapa tahun kemudian Airlangga akhirnya menikahi Putri Sanggarama


Sriwijaya karena politik agar Airlangga mendapatkan kepastian dalam
membangun kerajaannya dan dikaruniahi dua orang anak laki-laki yang bernama
Samarawijaya dan Mapanji.

Sanggarama Wijaya : Apa yang akan kakanda lakukan nantinya?

Airlangga : Aku akan membangun Istana ku lagi dan akan memperbaiki istana
Mertuaku dahulu, agar istana kita lebih luas.

Sanggarama Wijaya : Baiklah kakanda, aku akan selalu mendukungmu

Pada tahun 1029 ia berhasil menaklukan Raja Bhismaprabawa, tahun 1031 ia


menaklukan Raja Wijaya dan kemudian menaklukan Raja Worawari pada tahun
1032 akibat dendamnya yang lama karena telah membunuh orang tuanya dan
keduaa orang tua istrinya.

Pada tahun 1039M, Airlangga dinobatkan menjadi Raja Mendang Kamulan dan
memindahkan kerajaan Medang Kamula ke Kahuripan. Namun akhirnya, dia
memutuskan untuk mundur dan menjadi pertapa.

Airlangga : Putriku sekiranya engkaulah yang akan menjadi penerusku, mewarisi


tahtahku.

Dewi Sri : Maaf ayahanda bukan bermaksud aku untuk menolakk, tetapi hamba
lebih memilih menjadi seorang pertapa

Airlangga : Putriku… kaulah yang terlahir dari seorang permaisuri, kaulah yang
seharusnya menggantikan diriku!

Dewi Sri : Maaf ayahanda, tetapi keputusan hamba sudah bulat.

Airlangga : Baiklah jika kau tidak mau tahtaku akan kuberikan kepada kedua orang
anakku yang terlahir dari seorang selir. Apakah kau rela putriku?

Dewi Sri : Hamba rela ayahanda. Hamba yakin keputusan ayahanda tepat

Airlangga : Baiklah

Sebelum itu raja pun membagi kerajaannya menjadi dua bagian. Kerajaan
Jenggala dan Kerajaan Panjalu. Saat telah dipisah raja memanggil kedua
putranya
Airlangga : Dayang!

Dayang 1 : Ada apa paduka?

Airlangga : Panggilkan kedua putraku!

Dayang 1 : Baik paduka!

Dayang pun memanggil kedua putra sang raja yang sedang belajar memanah.

Dayang 1 : Ampun pangeran… paduka memanggil kalian.

Samarawijaya & Mapanji : Baiklah dayang, kau boleh kembali.

Setibanya di tahta kerajaan...

Samarawijaya & Mapanji : Permisi ayah, ada gerangan apa ayahanda memanggil
kami ?

Airlangga : Ada hal yang ingin saya bicarakan kepada kalian.

Samarawijaya & Mapanji : Baiklah ayah.

Airlangga : Aku ingin memberikan tahtaku kepada kalian berdua.

Samarawijaya : Maksud ayahanda hamba ataukah dia? (menunjuk sang pangeran)

Airlangga : Kepada kalian berdua

Samarawijaya : Tapi, mana mungkin ayahanda!

Airlangga : Kau Samarawijaya, kau akan memimpin kerajaan Panjalu dengan


ibukota Daha. Dan kau Mapanji kau akan memimpin kerajaan Jenggala dengan
ibukota mauripan.

Samarawijaya : Baik ayahanda. Kami mohon undur diri.

Pangeran Samarawijaya dan Pangeran Mapanji pergi meninggalkan ruangan


ayahnya.

Akhirnya waktu penyerahan tahta kepada kedua putranya.


Airlangga : Wahai rakyatku inilah yang akan menjadi Raja baru bagi kalian
sekarang. Saya berharap kalian menyukai mereka dan semoga kerajaan ini selalu
makmur. Pangeran Samarawijaya akan memimpin kerajaan ini sedangkan
Pangeran Mapanji akan memimpin kerajaan Jenggala.

Raja pun memberikan mahkota kepada kedua putranya itu. Semua rakyatpun
bahagia…

Tiba hari dimana samarawijaya memimpin kerajaan.

Samarawijaya : Dayang!

Dayang 2 : Ada apa baginda.

Samarawijaya : segera panggilkan pendeta kemari.

Dayang : Baik baginda.

Dayang pun memanggil Pendeta dan kemudian pendeta pun datang bersama
dengan dayang dihadapan raja Samarawijaya.

Pendeta : Ampun baginda, ada apa baginda memanggil hamba kemari.

Samarawijaya : Aku mendengar kalau kau telah menolak usulku

Pendeta : Bukan maksud sa….

Samarawijaya : Halah

Pendeta : Tapi tua…n

Samarawijaya : cukup! Prajurit, usir dia dari kerajaanku!

Prajurit : Baik tuan.

Pendeta : Tuan…tapi tuan…

Prajurit pun menyeret paksa si pendeta. Disis lain Raja tampak benar benar kesal
karena sang pendeta menolak usulannya.

Samarawijaya : Panglima!

Panglima : Iya tuan


Samarawijaya : Aku mendengar jika kerajaan jenggala telah mengibarkan bendera
perang kepada kerajaan kita

Panglima : Benar tuan

Samarawijaya : Esok sebelum fajar menjelang kita akan menyerang kerajaan


mereka

Panglima : Baik tuan. Akan segera hamba laksanakan.

Panglima pun pergi mrninggalkan Raja Samarawijaya.

Di Kerajaan Jenggala.

Mapanji : Adinda, sepertinya kerajaan kita justru semakin tidak aman

Permaisuri : Jikalau adinda boleh berusul bagaimana kakanda mencari prajurit


yang baru dan menambah panglima yang ada

Mapanji : Iya, adinda benar…Dayang!

Dayang 1& 2 : Ampun baginda. Ada apa baginda memanggil kami kemari

Mapanji : Carikan panglima yang cocok untuk kerajaan ini!

Dayang 1 & 2 : Baik baginda

Dayang itupun pergi. Dan beberapa saat kemudian Dayang itupun kembali
membawa seorang laki laki.

Dayang 1 : Ampun baginda. Hamba sepertinya menemukan panglima yang tepat


untuk kerajaan ini

Mapanji : Siapakah gerangan?

Dayang 1 : Ini dia baginda. Namanya Ken Arok

Mapanji : Baiklah Ken Arok aku mempercayakan semuanya padamu. Dayang


tolong bawa dia ketempat itu.

Dayang 1 : Baik baginda

Ken Arok : Dengan senang hati, terima kasih baginda. Anda telah mempercayaiku.
Raja hanya tersenyum melihatnya dan akhirnya ken arok pun pergi bersama
dayang.

Beberapa saat berlalu…Ken Arok berada di sebuah taman

Ken Arok : ah… cantik sekali permaisuri itu.

Disaat Ken Arok tengah melamunkan permaisuri itu tiba tiba ada seorang dayang
yang mendatanginya.

Dayang 2 : Maaf panglima, baginda memanggil anda

Ken Arok pun terkejut dan membuyarkan lamunanya.

Ken Arok : a..h i..ya… Baiklah aku akan segera kesana

Ken Arok dan dayang itupun pergi. Dan Ken Arok segera menemui sang raja.

Ken Arok : Maaf… baginda ada apa gerangan memanggil hamba kemari.

Mapanji : Panglima.. bersiap siaga lah, aku mendengar ada keributan di pasar,
Aku tidak ingin rakyat ku menderita. Jangan bermalas malasan. Terus lah
berlatih(berbicara dengan nada yang tinggi)

Ken Arok : baik… baginda.

Dan Ken Arok pun pergi dari hadapan sang raja

Ken Arok : Dasar tua bangka. Aku tidak terima disuruh suruh oleh nya.Dengan
tangan ku sendiri akan ku bunuh dia

Lalu, Ken Arok pun berangkat menuju ke pasar untuk melihat keadaan yang ada
disana,serentak ia terkejut karena melihat prajurit dari kerajaan panjalu yang
membuat kekacauan disana dan juga ia melihat Raja Samarawijaya. Lalu Ken
Arok melaporkan hal ini kepada Raja Panji Garasakan karena ini juga sesuatu
kesempatan untuk mendapatkan kepercayaan.

Ken Arok : Ampun… Baginda ada penyerangan dipasar yang dilakukan oleh
kerajaan Panjalu yang dipimpin oleh Raja Samarawijaya.

Mapanji : Apaaa.......? Bagaimana bisa mereka menyerang kerajaan kita!Panglima,


Tolong bawa saya kesana
Ken Arok : Baik baginda

Raja Panji pun pergi bersama Ken Arok menuju tempat terjadinya keributan.

Saat tiba disana, Panji pun terkejut ketika melihat Raja Samarawijaya yang
memimpin pasukan itu,yang diyakini ia adalah saudara sedarahnya sendiri.

Mapanji : Kenapa kau membuat keributan disini? Ini kerajaanku

Samarawijaya : Siapa yang membuat keributan, aku hanya diperintah oleh ayah mu
saja untuk menjadi raja dikerajaan panjalu ini

Mapanji Gasarakan : Tapi kerajaan ini milik ku karna dulu ini ayah
memberikannya padaku ,jadi ini adalah kerajaan milik ku. Bukankah kita telah
mendapatkan jatah masing-masing

Samarawijaya :  Tidak bisa. Aku juga berhak untuk menjadi raja disini.

Mapanji Gasarakan : Oh… Kamu ingin mengajakku berperang?

Samarawijaya : Siapa takut!

Mapanji Gasarakan : Baiklah, kita akan berperang besok!

Selama kekuasaan Samarawijaya. Kerajaan Kediri dan Jenggala tidak pernah


hidup berdampingan secara damai. Perebutan kekuasaan berlangsung hingga
pada tahun 1052, Mapanji Gasarakan dapat mengalahkan Samarawijaya. Sri
Maharaja Samarotsaha berkuasa sekitar 60 tahun  Pertempuran yang terus
menerus antara Jenggala dan Panjalu menyebabkan selama 60 tahun tidak ada
berita yang jelas mengenai kedua kerajaan tersebut hingga munculnya nama Raja
Bameswara. pada tahun  1117 kerajaan Kediri di pimpin oleh Bameswara.

Raja Bameswara : Saya akan pindahkan ibukota panjalu dari daha ke Kediri.


Dayang mulai sekarang pindahkan ibukota panjalu dari daha ke Kediri

Dayang 2 : Siap raja sekitar 1 mingguan ibukota panjalu sudah pindah dari daha ke
kediri

Pada masa itu ibu kota Panjalu telah dipindahkan dari Daha ke Kediri sehingga
kerajaan ini lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri. Setelah Bameswara
turun takhta, ia digantikan Jayabaya yang dalam masa pemerintahannya itu
berhasil mengalahkan Jenggala.

Raja Jayabaya : Aku akan menggunakan lencana kerajaan berupa lencana


Narasingha. Kemenangannya atas peperangan melawan Jenggala aku peringati
dengan menggubah kakawin Bharatayudha. Mpu sedah tolong ubahkanlah
kakawin bhatarudh.

Mpu Sedah :  Baik raja tapi saya tidak sanggup menyelesaikan kakawin tersebut
sendirian , saya butuh 1 teman untuk membantu saya.

Raja Jayabaya : Baiklah aku akan cari satu teman untuk membantu mu
menyelesaikan kakawin itu.  Dayang tolong carikan teman untuk membantu Mpu
Sedah mengubah kakawin bharatayudha.

Dayang 2 : Baik raja. Saya permisi.

Setelah 3 hari raja memerintahkan Dayang untuk mencarikan satu teman untuk
membantu mpu sedah. dan  akhirnya telah ditemukan 1 teman untuk membantu
Mpu Sedeh yaitu adalah Mpu Panulu.

Dayang 2 : Raja saya telah menemukan teman untuk Mpu Sedah. Dia bernama
Mpu Panuluh

Raja jayabaya : baiklah dayang,terimakasih.

Mpu Panuluh : Saya bersedia membantu Mpu Sedeh Baginda

Raja Jayabaya : Baiklah, dayang tolong antarkan dia kepada Mpu Sedah

Mpu Panuluh : Suatu kehormatan bagimu baginda.

Pengganti Jayabaya adalah Raja Sarweswara. Tidak banyak yang diketahui


mengenai raja ini sebab terbatasnya peninggalan yang ditemukan. Ia memakai
lencana kerajaan berupa Ganesha. Raja sarsewara memerintah dari tahun1159 –
1169 M. Selama beberapa waktu, tidak ada berita yang jelas mengenai raja
Kediri hingga munculnya Kameswara. Pada masa pemerintahannya ini ditulis
kitab Kakawin Smaradahana oleh Mpu Darmaja yang berisi pemujaan terhadap
raja, serta kitab Lubdaka dan Wretasancayayang ditulis oleh Mpu Tan Alung.
Kitab Lubdaka bercerita tentang seorang pemburu yang akhirnya masuk surga
dan Wretasancaya berisi petunjuk mempelajari tembang Jawa Kuno.

Raja Kameswara : Hai kalian Mpu Darmaja dan Mpu Tan Alung. Hei Mpu
Darmaja kau buatkan lah kitab kakawin smaradhana yang berisi pemujaan
terhadap raja.dan kau Mpu Tan Alung buatkan kitab kakawin lubdaka yang
bercerita tentang seorang pemburu yang akhirnya masuk surga dan buatkan lah
juga kitab kakawin Wretasancaya yang berisi petunjuk mempelajari tembang Jawa
Kuno.

Mpu Darmaja dan Mpu Tan Alung : Baik raja. Kami siap membuatkan kitab kitab
itu untuk raja

Setelah raja kameswara turun tahta di gantikan lah oleh raja kertajaya. Pada
masa pemerintahan raja Kertajaya, terjadi pertentangan antara para brahmana
dan Raja Kertajaya. Hal ini terjadi karena para brahmana menolak menyembah
raja yang menganggap dirinya sebagai dewa.

Raja Kertajaya : Hei kalian. Kalian seharusnya menyembah saya dan anggaplah
saya sebagai dewa. Kamu tidak tahu apa di kerajaan ini terdapat kitab kakawin
smaradhana yang berisi harus memuja raja seperti memuja dewa

Para brahmana  : kita tidak mau . masa raja dianggap sebagai dewa. Intinya saya
tidak mau menyembah kamu

Para brahmana lalu meminta perlindungan pada Ken Arok. Dan akhirnya ken
arok memberontah kertajaya. setelah  Ken Arok memberontak terhadap
Kertajaya. Pada tahun 1222 M terjadi pertempuran hebat di Ganter dan Ken Arok
berhasil mengalahkan Kertajaya Sejarah kehidupan kerajaan Kediri justru ditulis
sumber asing yaitu cina. Misalnya dalam kitab ling-wai-tai-ta (1178) karya chou
ku-fei, sealin itu, kitab chu-fan-chi (1225)karya chau-ju-kua

Anda mungkin juga menyukai