Anda di halaman 1dari 7

SI PAHIT LIDAH (RAWA BATU MENANGIS)

Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang Raja dengan Permaisuri-nya yang dikaruniai seorang putri
yang sangat cantik nan anggun, rambutnya selalu terurai hitam panjang, sang Putri sangat suka mengenakan
bando dari rangkain bunga. Setiap hari ia selalu membuatnya sendiri terkadang pula ketika sang Putri sedang
sibuk, dayang-dayangnya yang merangkaikan bunga-bunga itu menjadi bando. Pada suatu hari sang Putri
mendengar kabar tentang seorang Ratu di negeri seberang yang melangsungkan acara pernikahannya dengan
mengenakan rangkaian bunga teratai ungu yang dipadukan dengan bunga anggrek ungu yang dikenakan di
kepalanya. Sang putri pun tertarik dengan rangkaian bunga Ratu di negeri seberang itu. Raja yang selalu
memanjakan putrinya itu pun tak kuasa menolak permintaan putri tunggalnya itu.
Raja pun dengan sendirinya datang ke negeri seberang menemui sang Ratu yang baru kemarin
melangsungkan pernikahan itu. Sayangnya sang Ratu menolak memberikan rangkaian bunga itu meskipun
Raja bersedia membayar berapa pun yang Ratu minta. “Maafkan saya Raja, saya tahu putrimu sangat suka
dengan rangkain bunga, seperti apa pun rangkain bunga yang putrimu minta akan ku berikan khusus padanya.
Tapi tidak untuk yang satu ini,” ujar Ratu. “Saya bisa mengerti, lagi pula rangkaian bunga itu yang engkau
kenakan di pernikahanmu tentunya sangat berharga bagimu,” jawab Raja. “Selain karena itu, engkau tentu
tahu bunga-bunga ini sangat sulit didapat. Aku pun mendapatkan dari seorang pengembara, ia datang kemari 3
hari sebelum pernikahanku. Dia kelaparan, aku memberinya sedikit makanan dan bekal untuknya kembali
mengembara, namun ia kembali datang ke istana pada dini hari di hari pernikahanku, ia memberiku rangkaian
bunga ini dan berpesan ini khusus untukku.” ucap Ratu. “Siapa pengembara itu?” tanya Raja. “Dia tidak
menyebutkan namanya, tapi yang ku tahu ia punya sembrani, tentu raja tahu bukan, tidak sembarang orang
bisa mengendalikan sembrani,” ujar Ratu. “Baiklah Ratu terima kasih, maaf telah mengganggu,” ucap Raja.
Raja pun kembali ke istananya dan menyampaikan kepada sang Putri apa yang Ratu katakan, namun sang
putri tetap tidak mau tahu ia hanya mau rangkaian bunga itu. Permaisuri pun mengusulkan agar mengadakan
sayembara dengan imbalan akan dikabulkan satu permintaan sang pemenang sayembara. Raja pun
menyetujuinya dan yang akan menilai rangkaian bunga itu adalah sang Putri sendiri. Hingga 3 bulan, belum
ada seorang pun yang memenangkan sayembara itu. Sang Putri pun murung dan tak mau makan. Hingga suatu
hari datang seorang pengembara dengan menuntun kuda sembraninya ke istana. Ia seorang pemuda tampan
dengan pedang di punggungnya, ia menjadi pusat perhatian. Sang Raja pun mempersilahkan si pengembara itu
memasuki istananya, Raja menjamunya dengan baik.
Sang Pengembara pun menjelaskan maksud kedatangannya untuk mengikuti sayembara. Raja pun
memanggil sang Putri yang mengurung diri di kamar. Sang Pengembara pun tercengang melihat sang Putri
yang sedang melangkah menghampirinya di salembo. Sejenak sang Putri melirik ke arah sang Pengembara
yang sedari tadi duduk menatapnya. Raja pun menyampaikan pada sang Putri maksud ia memanggilnya.
“Benarkah Ayah, mana bunga itu?” tanya Putri. “Kau tanyakanlah sendiri pada pemuda yang ada di
hadapanmu sekarang putriku,” ujar Raja. “Tuan, mana bungamu?” tanya Putri. “Sesuai janjimu kan putri, kau
akan mengabulkan satu permintaan bagi pemenang sayembara,” ucap Pengembara. “Tentu saja tuan
pengembara.” jawab Putri. Sang Pengembara pun memberikan rangkaian bunga yang bahkan lebih indah dari
bunga milik sang Ratu di negeri seberang itu. Sang Putri pun langsung menerima bunga itu. Wajahnya
nampak semakin cantik dengan rangkaian bunga itu yang langsung ia kenakan di kepalanya. “Ini indah sekali,
bahkan lebih indah dari milik sang Ratu,” ujar Putri. “Ini lebih dari istimewa untukmu tuan Putri,” jawab
Pengembara. “Apa permintaanmu tuan?” tanya Putri. “Aku ingin meminangmu tuan Putri,” jawab
Pengembara. “Apa?! lancang sekali kau, kau pikir kau siapa beraninya meminangku?” ucap Putri. Mendengar
kalimat sang Putri, si pengembara pun mulai agak marah, sang penasihat yang melihat raut wajah sang
pengembara dari sebwrang salembo pun segera menghampiri Raja dan Permaisuri dan membisikkan sesuatu
tentang si pengembara itu. “Putriku, kau tidak boleh seperti itu,” ucap Permaisuri. “Kau harus menepati
janjimu, itu permintaannya, ayolah putriku,” bujuk Raja. “Tidak Ayahanda, Ibunda, aku tidak mau menikah
dengan kaum seperti dia, menjijikkan!” ucap Putri. “Tajam sekali ucapanmu Putri, sombong!” ucap
pengembara. “Putriku, jangan buat dia marah!” ucap Permaisuri. “Harusnya kau sadar diri, kau bukan
pangeran ataupun keluarga dari bangsawan sedangkan aku? aku adalah sang putri!” ujar Putri. “Wajahmu
cantik putri, tapi sayang ucapanmu tajam seperti duri, hatimu pun sekeras batu, kau tak mau peduli dengan
kaum sepertiku.
Kau tak pantas menjadi pemimpin negeri ini.” ucap Pengembara. Sang Putri pun hanya memalingkan
wajah. “Dasar batu!” ucap Pengembara. Sang Pengembara pun berlalu pergi, tiba-tiba cuaca menjadi sangat
mendung, petir pun menggelegar habat dan sang Putri perlahan tubuhnya mulai tidak bisa digerakan dan
membatu. “Ayahanda, ibunda… apa yang terjadi padaku?” ucap Putri. “Putriku..” ucap Raja dan Permaisuri.
Sang putri akhirnya berubah menjadi patung batu akibat kutukan si pengembara itu. Patung tuan Putri itu
selalu mengeluarkan air dari matanya seperti seseorang yang menangis. Halaman di sekitar salembo pun
menjadi banjir dan rangkaian bunga yang dikenakan sang Putri tumbuh subur semakin banyak. Karena volume
air semakin banyak akhirnya menjelma menjadi rawa dan dijuluki, “Rawa Batu Menangis”
SELESAI
NENEK SUKARNI DAN PUTRI KERAJAAN
Pada suatu hari di sebuah desa, terdapat seseorang nenek yang sedang mencuci baju di pinggir
sungai. Nenek tersebut bernama Sukarni. Sukarni bekerja sebagai petani ladang jagung dan singkong. Di
siang yang terik, Sukarni sedang beristirahat di bawah pohon beringin. Tak lama kemudian ada seorang
pemuda yang sedang membawa kotak yang cukup besar dan menghampiri nenek Sukarni. “Nek..
Bolehkah saya meminta sedikit air?” Sang pemuda itu meminta air karena kehausan. “Iya boleh.” Jawab
Nenek Sukarni sembari memberi kendi yang berisi air. “Apa yang kamu bawa itu?” Sang nenek mulai
bertanya. “Oh ini ada kotak Nek.” Jawab pemuda tersebut. “Isinya apa?” Sang nenek bertanya kembali.
“Isinya ada sebuah bayi.. Nenek mau membelinya?” Sang pemuda menawarkan seorang bayi. “Bayi? Apa
jenis kelaminnya?” Nenek Sukarni bertanya lagi karena merasa heran. “Perempuan Nek.” Jawab pemuda
tersebut. Karena sang nenek hidup sendirian selama bertahun tahun, ia pun membeli bayi tersebut. “Oke
saya ingin membeli bayi tersebut.” Sang pemuda itu pun membuka kotak dan mengeluarkan bayi yang
berada di dalam kotak tersebut. “Nih Nek bayinya.” Ucap pemuda sambil memberi bayi. Sang nenek pun
merasa bahagia karena setelah lama ia tinggal sendirian, ia pun hidup bersama anak perempuan yang ia
beli dari seseorang. Sang pemuda tersebut pun kembali melanjutkan pekerjaannya yaitu melaut. Nenek itu
sangat menyayangi dan mencintai anaknya. Mereka pun hidup bersama. Anak perempuan itu tumbuh
menjadi seorang gadis yang cantik, baik, dan sopan. Kecantikan anak nenek Sukarni menjadi bahan
pembicaraan warga sekitar. Dan lama kelamaan berita kecantikan anak Sukarni itu pun menyebar luas
sampai raja yang berada di sekitar wilayah tersebut mengetahuinya dan ingin melihat langsung bagaimana
wajah anak tersebut. “Tolong panggilkan anak Sukarni ke sini bersama Ibunya.” Raja memerintahkan
stafnya. “Baik yang mulia.” Jawab staf kerajaan dengan tegas.
Tak lama kemudian staf kerajaan pun kembali lagi untuk memberitahu sang raja kalau mereka
sudah dalam perjalanan. “Yang mulia, Nenek Sukarni dan anaknya sudah dalam perjalanan.” Ucap staf
kerajaan. “Terima kasih.. Lanjutkan tugasmu.” Jawab raja. “Baik yang mulia.” staf kerajaan pun pergi
untuk memantau Sukarni dan anaknya. Tak lama kemudian staf kerajaan pun kembali memberi laporan.
“Lapor yang mulia, Nenek Sukarni dan anaknya sudah di halaman utama.” Ucap staf kerajaan. “Bawa
mereka ke hadapanku.” Jawab sang raja. “Baik yang mulia.” Jawab staf kerajaan. Staf kerajaan pun
membawa nenek Sukarni dan anaknya ke ruang singgasana. “Sukarni.. Apa benar ini anakmu?” Tanya
sang raja. “Benar yang mulia.” Jawab nenek Sukarni. “Oh.. Jadi ini gadis yang menjadi bahan
pembicaraan orang-orang.” Ucap sang raja. “Dari mana kau dapat anak ini? Bukankah suamimu sudah
meninggal 30 tahun yang lalu?” Sang raja merasa heran. “Sebenarnya anak ini aku beli dari seorang
pemuda yang menawarkan bayi. Karena aku selalu hidup sendirian.. Aku pun membeli bayi tersebut
karena aku ingin merasakan hidup bersama seseorang.” Jelas nenek Sukarni. “Apa ini?!! kau dapat karena
membeli dari seorang pemuda.. Itu sudah melanggar peraturan!!” Sang raja mulai marah. “Maafkan aku
yang mulia.” Nenek Sukarni meminta maaf. “Yang mulia tolong maafkan Ibuku.” Anak nenek Sukarani
memohon agar sang raja memaafkan ibunya. “Diam kau!! Untuk hukumannya anak ini harus dihukum
mati!!” Sang raja menjatuhkan hukuman untuk anak nenek Sukarni. “Tolong jangan hukum mati
anakku.” Nenek Sukarni memohon pada raja. “Ayah, tolong jangan hukum mati dia.. Karena kelak dia
akan menjadi istriku.” Ucap sang pangeran. “Menjadi istrimu?!! Ayah tidak sudi jika perempuan ini
menjadi bagian dari kerajaan!!” Jawab sang raja. Tak lama kemudian anak nenek Sukarni itu pun dibawa
ke halaman utama untuk dihukum mati. “Pengawal!! Bawa anak Nenek Sukarni ke halaman utama untuk
dihukum mati!!!” Sang raja memerintahkan pengawalnya. Warga yang tahu bahwa gadis yang menjadi
kembang desa akan dihukum mati, langsung pergi ke kerajaan untuk melihat eksekusi mati. Anak nenek
Sukarni diikat di atas tiang setinggi 500 meter. Para eksekutor pun sudah siap dan pada hitungan ketiga,
tali itu pun putus dan anak nenek Sukarni langsung jatuh.
Dengan sigap sang pangeran langsung ke halaman utama kerajaan dan menangkap anak nenek
Sukarni tersebut. Semua orang yang menyaksikan pun langsung terkejut termasuk raja dan nenek Sukarni.
Sang pangeran pun merangkul anak nenek Sukarni ke dalam kerajaan. Ketika sedang merangkul,
pangeran melihat seperti ada kotoran di lehernya. Pangeran pun membersihkan kotoran tersebut namun
anehnya kotoran tersebut tidak bisa hilang. Ternyata kotoran itu adalah tanda lahir.
Tanda lahir itu sama dengan anak raja yang menghilang 17 tahun lalu. “Ayah coba lihat ini.. Ada
tanda lahir di lehernya. Tanda lahir ini sama dengan adikku yang menghilang 17 tahun yang lalu.” Sang
pangeran memberitahu sang raja. “Apa? Tak mungkin.” Raja terkejut. “Iya.. Benar Yah coba lihat.”
Pangeran membuktikannya. “Ternyata benar kau anakku.” Ucap sang raja. “Aku? Aku anak raja?” Anak
nenek Sukarni merasa tidak percaya. “Iya.. Kamu adalah anakku yang hilang 17 tahun lalu.” Jelas sang
raja. “Nenek Sukarni, terima kasih telah merawat anakku. Mungkin tanpamu anakku tidak akan kembali.”
Sang raja berterima kasih kepada nenek Sukarni. “Sama-sama. Aku juga senang bisa merawat anak
secantik dia.” Ucap nenek Sukarni. Warga pun sangat senang atas kembalinya putri raja yang sudah lama
hilang. Untuk merayakan kepulangan putri kerajaan, sang raja pun menggelar pesta dan karnaval selama
7 hari 7 malam. TAMAT
PUTRI DUYUNG YANG BERUBAH WUJUD

Suatu hari ada seorang ibu yang membuang anak perempuanya yang bernama arum,
zaman itu masih zaman kuno. Bayi itu ditemukan oleh seorang penyihir jahat dan ia merubah
bayi perempuan itu menjadi putri duyung
5 tahun kemudian arum menjadi anak anak, suatu hari ia dikasih kalung oleh penyihir
jahat, suatu hari ia main bersama duyng duyung lain lalu tiba tiba ada 3 hiu yang kelaparan, hiu
itu hampir memakan arum tapi tiba tiba kalung pemberian penyihir itu bersinar dan membuat
ombak besar dan membuat hiu hiu itu langsung lari ketakutan “Yee arum hebat arum hebat!!”
kata si teman teman duyung arum.
Zaman kuno mulai berakhir, ketika itu sudah tahun 1503 secara tidak sengaja ia bertemu
dengan manusia yang tampan, ia adalah anak dari raja alexsander gheraha yang bernama jordan
gheraha, putra ke-2 raja alexsander, lalu arum bertemu lagi dengan jordan tapi saat itu badai besar
dan kapal tenggelam tapi jordan selamat lalu arum pergi agar identintas tidak diketahui oleh
jordan Suatu hari arum meminta kepada penyihir agar menjadikannya seorang manusia “Kamu
bisa menjadi manusia dengan satu syarat yaitu mengembalikan kalung pemberianku apakah kamu
bersedia?” kata penyihir sambil tertawa kata arum “Iya aku bersedia” lalu arum menjadi manusia
dan menuju ke kerajaan, lalu arum bertemu dengan pangeran jordan, langsung pangeran jatuh
cinta dengan arum “Maukah kau menjadi pendamping hidupku?” dengan malu malu arum
mengatakan “Iya pangeran aku bersedia menjadi pendamping hidupmu” tapi ternyata pangeran
jordan sudah dijodohkan dengan sinta alexsa dan satu bulan kemudian ada peperangan besar
antara kerajaan alexsander gheraha melawan kerajaan selatan di situ arum tertembak dan
mengetahui hal itu jordan lari dan memeluk arum “Aku cinta kamu arum” kata sih pangeran
sambil menangis. Akhirnya pangeran jordan juga tertembak dan mati bersamaan, sejak hari itu
kerajaan terus memperingati hari kematian arum dan pangeran jordan.

TAMAT
Naskah Drama Timun Mas
Di suatu desa daerah Antahbrantah tinggallah di sebuah gubug kecil nan sederhana ,yang ditempati oleh seorang
petani bersama istrinya yang bernama keluarga pak Karta ,suatu ketika bu Karta sedang bercakap-cakap dengan
suaminya perihal daerah pertanian yang maju gemah ripah loh jinawi tibalah bu Karta menanyakan …..
Bu Karta : “ Pak ,sekarang sudah saatnya kita panen padi ,mentimun dan jagung .“
“ Alangkah bahagianya apabila kita……”
Pak Karta : “ hssst… ( sambil menutup bibir istrinya dengan jari telunjuk )”
“ Jangan teruskan ….”
Bu Karta : “ Maksudku ,kita harus memperbaiki rumah kita agar tidak roboh di kemudian
hari “.
Pak Karta : “ oh….begitu maksudmu , baiklah aku setuju,nanti kalau hasil tanaman kita
sudah laku dan kita sudah mendapat uangnya.”
Bu Karta : ( Istrinya menganggukkan kepala sambil menyiapkan makanan untuk
suaminya) Ya, pak .”
Pak Karta : “ Bu ,sekarang aku mau berangkat ke sawah sambil nengok kebun jagung apa
sudah selesai dipetik atau belum oleh pak salam.”
Bu karta : “ Baiklah pak hati-hati di jalan ya ,pak .”
Pak Karta : “ Aku berangkat dulu ya ,bu ..”
Tiba di perkebunan jagung Pak karta segera menemui Pak Salam yang sedang memungut jagung yang baru saja
selesai dipetik.
Pak Karta : “ Hai .. .pak Salam apa sudah selesai memetik jagungnya ?”
Pak Salam : “ hai…tentu nya sudah, tinggal mengumpulkan saja.”
Pak Karta : “ Oh…ya sudah selesai sekarang tinggal diangkut ke kota untuk dijual .”
Pak Salam : “ Sekarang kita tunggu mobil datang ,sambil menunggu bagaimana kalau
Kita adu teka-teki ,yang tidak bisa jawab harus menyanyi atau
menggendong temannya .”
Pak Karta : “ Baiklah, aku setuju siapa takut …!!!
Pak Salam : “ Sekarang aku duluan ,ya…??”
Pak Karta : “ Okey…. Ayo cepat katakan !!!”
Pak Salam : “Barang apa kalau dipegang badannya, kepalanya malah manggut-manggut
sambil kepalanya dibenturkan ke tanah.”
Pak Karta : “ Orang sedang gulat . “
Pak Salam : “ salah …”
Pak Karta : “ Apa . …ya aku menyerah !!”
Pak Salam : “ Orang sedang mencangkul,nah perhatikan aku pegang badannya nanti
kepalanya manggut-manggut.”Nah,kamu yang gendong aku atau nyanyi.”
Pak Karta :” Okeylah sekarang aku yang gendong kamu sampai ke seberang sana.”
Pak Salam : “ Nah sekarang giliranmu untuk memberi pertanyaan .”
Pak Karta : “ Ini pertanyaan yang sulit pasti kamu tak bisa jawab,lehernya dicekik lalu
mengeluarkan kenikmatan.”
Pak Salam : “ Wah ..ini tak masuk akal mestinya khan harus mati kalau dicekik,kok ma-
lah jadi nikmat.”
Pak Karta : “ ya kendi ini lihat ya.. aku cekik lehernya lalu glek..glek nikmat…!
Pak Darus : ( datang dengan membawa mobil ) “ hai..bapak –bapak semua lagi ngapain
nih..boleh aku ikutan.”
Pak Karta : “ wah ini ada pak Darus tiba,sekarang kita angkut jagung-jagung ke atas truk.”
Pak Darus : ( sambil menyetir mobil ) greng..greng …ngeng..ngeng!!!
Bu Karta : “ Ayo pak ne cepat ke mari aku bawa makanan ,suruh pak Salam juga ke sini.”
“ Kita makan sama-sama.”
Setelah selesai makan mereka berkemas-kemas barangnya untuk dibawa pulang,sesampai di rumah ……
Bu Karta : “ Pak ..tadi aku sempat tertidur ,dalam tidurku aku bermimpi ,
mempunyai anak,tapi dalam mimpiku aku disuruh berdoa minta anak lalu
tiba-tiba ada orang yang menyanggupi memberi anak.”
Pak Karta : “ Bu ne itu khan hanya mimpi,sebenarnya kamu itu hanya ingin punya anak
sampai-sampai terbawa mimpi segala .”
Bu Karta : “ Tidak pak ,aku yakin kalau ini bener-bener terjadi,bagaimana sekarang kalau
kita coba ,siapa tahu ada yang mendengar doa kita lalu langsung dikabulkan.”
Pak Karta : “Kamu itu kalau maunya sih harus dituruti, dasar ngeyel …!”
“ Baiklah ,sekarang kita coba berdoa sama-sama biar afdol doa kita.”
Bu Karta : “ Sekarang kita duduk sama-sama sambil menengadahkan tangan dengan
suara yang keras agar doa kita terdengar yang Maha Kuasa.”
Pak Karta dan Bu Karta : “Wahai…para gaib yang ada di sini dengarkanlah permintaanku
Aku minta anak yang lucu,cantik dan sangat menawan.”
Raksasa : “ Ha.ha.ha…Kini aku datang untuk memberi sesuatu untukmu ,tapi ada syarat
nya ,kalau anak itu sudah besar harus kau berikan padaku lagi,gimana setuju .
kalau setuju ketik Reg. raksasa.213 #. “
Pak Karta : ( Dengan perasaan ketakutan dan gemetar ) “Ba,baiklah aku setuju apapun
permintaanmu aku pasti memenuhi janji .”
Raksasa : “ Baiklah aku pasti datang mmberimu anak perempuan seperti yang kau
minta ,ha…ha..ha..!!”
Pak Karta : “ Bu ne..orang itu sudah tidak ada ,keluarlah kamu ,tadi itu siapa kok
suaranya besar dan rumah kita bergetar,bagaimana nanti kalau seandainya
kita tidak menepati janji ,apa kita taruhannya ya.. bu “.
Bu Karta : “ Itu nanti saja kita pikirkan ,yang penting kita punya anak dulu.”
“ Alangkah bahagianya kalau kita benar-benar punya anak ya, pak .”
Pak Karta : “ Tadi aku rasanya ingin melihat makhluk aneh itu ,tapi aku ketakutan,bu BuKarta : “ Ya,sama juga
tapi yang penting besok kita tunggu apakah makhluk itu
datang lagi ya,pak ,terus membawa bayi kita.” Esok hari sang raksasa itu datang dengan membawa bayi ,lalu
raksasa itu ….
Raksasa : “ ha,ha,ha ……. Aku datang sesuai dengan jadwalku ha,ha,…..!
“aku membawa anak cantik untukmu, ha,ha,ha…..
Pak Karta : (dengan perasaan takut mondar-mandir ke sana-ke mari )
Baik…terima kasih pak atas pemeberiannya,…!
Raksasa : “ jangan panggil aku pak,sangat tidak cocok sekali panggilan itu untukku,ha..”
Pak Karta : “ lalu aku panggila apa tuan atau mister.
Raksasa : “ Mister ,memangnya aku ini misteri .” panggil saja aku Rak..sa..sa !
Pak Karta : “ Anak yang kau janjikan apa sudah kau bawa?”
Raksasa : “ ha.ha.ha. sepertinya kau tidak sabaran ..nanti kalau aku sudah pulang
“kau ambil di depan rumahmu,tapi jangan lupa tiga bulan lagi aku datang
mengambil anak itu,ha,ha,ha.” Pak Karta : “ Bu ,raksasa itu sudah pulang, sekarang kita ambil anak kita di depan
rumah.”
Bu Karta : “ Ya,pak anak itu ada di sini,hem ..cantik sekali ya pak.!”
Pak Karta : “ Ya,bu cantik sekali kita harus memberi tahu kepada tetangga kita,kalau kita
“sudah punya anak perempuan yang cantik.”

Bu Karta : “ Sambil kita beritahu nama anak kita ya,pak,sekarang kita harus memberi
nama anak kita,dan bagaimana kalau namanya Timun Emas yang artinya
timun berarti bisa membawa kesegaran bagi orang yang kehausan dan emas
berarti barang yang tak ternilai harganya.”
Pak Karta : “Nama yang bagus sekali ,apalagi bersamaan dengan musim buah mentimun
yang ada di desa kita .”
Pak Karta tak bosan-bosannya memandang ,mencium serta mengayun-
ayunkan bayinya yang mungil itu ,sambil mereka bergurau dengan anak
kesayangannya. Tiga bulan berlalu telah berjalan begitu cepatnya datanglah
raksasa untuk melihat bayi yang dititipkannya tersebut.
Raksasa : “ Ha,ha,ha aku datang lagi mencari anakmu yang kutitipkan padamu,
“rasanya aku ingin membawa kembali anak itu bukannya sekarang sudah
besar,ha..ha..ha.”
Bu Karta :”Jangan diambil dulu raksasa,ia masih kecil ,kalau kamu makan tentu hanya
Tulangnya saja tak enak rasanya.”
Raksasa : “Betul katamu,jadi kapan aku bisa bawa anak itu lagi.”
Bu Karta dan Pak Karta : (bicara secara bersama-sama ) “Sembilan tahun lagi kamu datang
ke sini bawa anak ini.”
Raksasa : “ Ha,ha.ha…. memang kamu cerdas sekali ha,ha,ha itu baru makanan yang
lezat untukku ,aku pesankan beri makan yang banyak agar anak itu besar
dan kenyal dimakan ha,ha,ha…!
Pak Karta : “ Baiklah aku akan memelihara agar anak ini tidak sakit dan cepat besar !”
Raksasa : “ Okey,aku akan datang sesuai dengan janjimu ,ha,ha, sampai jumpa..!”
Pak Karta : “ Bu ne ,mulai sekarang kita harus waspada jangan sampai anak kita diambil
Oleh raksasa tanpa sepengetahuan kita.”
Bukarta :” benar pak,mulai sekarang anak kita tidak boleh main terlalu jauh dari rumah,agar kita dapat mengawasi
dengan mudah.”
Enam tahun berjalan ,telah dilewati Timun mas bersama ke dua orang tuanya dengan penuh kebahagiaan,dan
keceriaan. Tibalah saatnya Timun mas bermain bersama teman-temannya. …..
Timun mas : “ Ayo,teman-teman sekarang kita main dakon .Ada yang cari batu kerikil dan
aku yang sudah bawa dakonnya ,nah sekarang kita atur batunya enam-
enam jangan sampai ada yang kelebihan.”
Teman : “ Ayo mun sekarang kamu mulai ambil .”Ambil yang ada dalam lubang lalu
masukkan ke lubang berikutnya.”
Bu Karta : “ Mumun ,ayo pulang nak sudah sore,dan kamu langsung mandi .”
Timun mas :” Ya,bu aku sudah selesai, ayo teman-teman aku pulang duluan ya !”
Timun mas memang anak penurut selalu patuh terhadap ke dua orang tuanya,
Tidak pernah membantah apa yang diperintah oleh kedua orang tuanya.Ia selalu di-
ingatkan agar tidak bermain terlalu jauh dari rumah agar tidak dibawa oleh raksasa.
Suatu saat Timun mas diajak bercakap-cakap oleh kedua orang tuanya…
Bu Karta : “Mun,kamu sekarang sudah besar tentu kamu harus tahu asal-usulmu
Dan kamu harus mengerti apa yang perlu kamu lakukan .”
Timun mas :”Ya,bu aku akan dengarkan nasehat ibu ,nasehat ibu sangat
berarti untuk masa depan mumun nantinya.”
Bu Karta :”Begini ya Mun,beberapa tahun lalu sekitar enam tahun yang lalu,ibu dan
bapakmu minta seorang anak yang cantik,kemudian datang sang raksasa
“memberi anak bayi yaitu kamu , untuk diasuh dan dibesarkan ,sehingga
nanti kalau sudah besar harus diserahkan kembali kepada raksasa untuk…
( Ucapannya terhenti karena tak sampai hati untuk melanjutkan).
Timun mas :” Untuk dimakan maksud ibu ! “
Bu Karta : “ Ya,mun ,tapi bapak dan ibumu tidak rela kalau kau jadi santapan sang
raksasa itu.Makanya kamu aku beritahu agar kamu dapat memepersiapkan
diri untuk menghindar agar tidak dimakan oleh sang raksasa.”
Timun mas :” Ya,bu sekarang aku tahu dan aku tidak main jauh dari rumah ini,supaya kalau ada raksasa aku
langsung masuk rumah.”
Bu Karta :”Kamu benar Mun ,sekarang kamu makan dulu ya nak.”
Timun :”Baiklah ,bu .”
Tak terasa umur timun mas sudah mencapai 9 tahun ,tiba saatnya Bu Karta
Dan pak Karta mempersiapkan diri untuk menghadapi raksasa,tiba-tiba rumahnya bergetar pertanda ada tamu tak
diundang datang …..
Raksasa :”Ha,ha,ha,aku datang lagi …”
Pak Karta : “bu,anak kita mana ,cepat sembunyikan jangan sampai ketahuan.”
Raksasa :”Ha,ha,ha, ternyata kau berkhianat hai manusia,ayo keluarkan anakmu.”
Pak Karta :”Ba..ba..baiklah ,akan kupanggilkan anakku.”
Bu Karta :”Hai,mun sekarang kau harus mulai bertindak,lari keluar lewat pintu belakang
“agar kau tidak ketangkap,kau sebarkan satu persatu biji mentimun ,duri,garam dan terasi ,saat kamu hampir
ketangkap.” Nah semuanya sudah ibu masukkan ke dalam kantong ini .”
Timun :” Baiklah bu,pesan ibu akan mumun laksanakan .”
Bu Karta :” Nah,sekarang kamu mulai lari,keburu raksasa marah sama bapakmu.”
Raksasa :”Hem,mana makananku yang kutitipkan,aku sudah lapar.”
Bu Karta :”Bagaimana kalau aku saja sebagai ganti anakku .”
Raksasa :”Tidak bisa,dagingnya pasti keras karena kau terlalu tua untuk dimakan.”
Timun mas :”Raksasa,ini aku ada di sini ,kejar aku kalau dapat.”
Raksasa :”Kurang ajar kau telah mempermainkan aku,awas kalau ketangkap pasti
langsung kumakan, ha.haha…..”
Timun mas:”Ayo kejar aku,hait,hait tidak kena.kalau lapar nih aku beri makanan
( sambil melempar biji mentimun ke arah raksasa ).
Raksasa :”hem. Hem ini baru makanan yang menyegarkan ..hap.hap…
Mana dagingnya rasanya tidak puas kalau tanpa daging..hem..oh mana
Timun mas tadi kok sudah menghilang .hem ternyata sudah jauh dariku.”
Timun mas :” Ha..dia sudah mulai mendekat ,lebih baik senjataku kedua aku lemparkan
sekarang biar aku tidak ketangkap( melempar duri ikan ).”
Raksasa :” hah..ternyata jalan ini sudah berubah menjadi jalan penuh duri yang tajam,
Huh..aku harus jalan pelan-pelan agar kulitku tidak ditembus duri terlalu dalam.” Aduh kakiku sakit sekali…
hem.hem (suara kesakitan).”

Baca Juga :  Arsip Nasional Ri Soekarno

Timun mas :”Rasakan,hai raksasa makanya sebelum kau makan aku,kau injak dulu
duri yang aku beri ini.”
“Ait sudah mulai dekat ,sekarang senjataku yang ke tiga,kamu harus
rasakan.”
“ nih garam untukmu (sambil melempar garam yang dibawanya).”
Raksasa :”Hem ..aku sekarang dipermainkan sama anak kecil..ha.ha..apa ini yang ada
di depanku,Hem..ternyata lautan yang amat luas, hem aku akan tetap mengejarmu timun mas,tunggu aku jangan
kau tinggalkan aku .hep..hep….”
Timun mas:” Hai..raksasa aku akan tunggu di seberang,ayo..kejar aku !”
Raksasa :”Hep..hep..hep aku tetap mengejarmu Timunmas.”
Timun mas:” Ah ..ternyata raksasa itu masih bisa mengejarku,aku harus tetap menghindar
meski senjataku tinggal satu,mudah-mudahan yang terakhir ini membuat raksasa itu binasa pada akhirnya tak bisa
mengejarku.”
Raksasa :” Hem rasanya aku bisa menangkapmu,Timun mas..ha.ha kau sudah mulai
kehabisan tenaga Timun mas ,apalagi yang kau lemparkan padaku anak gadis?”Kau pasti tertangkap anak
manis,ayo mendekatlah..ha.ha.ha !!”
Timun mas :” Ternyata kau ulet juga raksasa,sekarang terimalah terasi dariku..”
( sambil melempar terasi ke arah raksasa yang kejam itu ).
Raksasa : “Benda itu sudah tidak ada gunanya Timun mas ,lebih baik kau menyerah
saja dari pada kau kecapekan.”Hah..ternyata aku terkurung oleh lautan
lumpur ,rasanya aku sudah tidak sanggup melangkah ,auw.kakiku tak bisa ku
angkat lagi,wow..tolong badanku masuk ke lumpur yang sangat dalam ..tolong
akuTimun mas ..aku tak jadi memakanmu apabila kau mau menolongku.”
Tolong…tolong…long…….”
Timun mas:” Hem sekarang habislah riwayatmu sang raksasa yang rakus.”
“ Aku harus pulang dan melaporkan pada ibu kalau aku sudah berhasil membinasakan raksasa yang jahat itu.”
Pada akhirnya Timun mas berhasil membinasakan raksasa dengan bekal yang dibawa dari ibunya. Patuh terhadap
nasehat kedua orang tua sangatlah ampuh untuk mengalahkan segalanya dan dapat meraih segala yang kita cita-
citakan. Kemenangan Timun mas sampai terdengar di seluruh penjuru wilayah kerajaan.sampai akhirnya sang raja
berkeinginan untuk menjodohkannya dengan seorang pangeran ..Demikian cerita ini mudah-mudahan dapat
diambil hikmahnya.

Anda mungkin juga menyukai