Anda di halaman 1dari 10

Legenda Asal Usul Telaga Warna

Zaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Sembilan bulan kemudian, Ratu


Jawa Barat bernama Kutatanggeuhan. melahirkan seorang putri yang
Kutatanggeuhan merupakan kerajaan diberinama Gilang Rukmini . Penduduk
yang makmur dan damai. Rakyatnya negeri pun kembali mengirimi putri kecil
hidup tenang dan sejahtera karena itu aneka hadiah. Bayi itu tumbuh
dipimpin oleh raja yang bijaksana. Raja menjadi anak yang lucu. Belasan tahun
Kutatanggeuhan bernama Prabu kemudian, ia sudah menjadi remaja
Suwartalaya dan permaisurinya bernama yang cantik.
Ratu Purbamanah. Raja dan ratu
sangant bijaksana sehingga kerjaan Prabu dan Ratu sangat menyayangi
yang dipimpin makmur dan tenteram. putrinya. Mereka memberi putrinya apa
pun yang dia inginkan. Namun itu
Semua sangat menyenangkan. membuatnya menjadi gadis yang manja.
Sayangnya, Prabu dan istrinya belum Kalau keinginannya tidak terpenuhi,
memiliki anak. Itu membuat pasangan gadis itu akan marah. Ia bahkan sering
kerajaan itu sangat sedih. Penasehat berkata kasar. Walaupun begitu,
Prabu menyarankan, agar mereka orangtua dan rakyat di kerajaan itu
mengangkat anak. Namun Prabu dan mencintainya.
Ratu tidak setuju. “Buat kami, anak
kandung adalah lebih baik dari pada Hari berlalu, Putri pun tumbuh menjadi
anak angkat,” sahut mereka. gadis tercantik di seluruh negeri. Dalam
beberapa hari, Putri akan berusia 17
Ratu sering murung dan menangis. tahun. Maka para penduduk di negeri itu
Prabu pun ikut sedih melihat istrinya. pergi ke istana. Mereka membawa aneka
Lalu Prabu pergi ke hutan untuk hadiah yang sangat indah. Prabu
bertapa. Di sana sang Prabu terus mengumpulkan hadiah-hadiah yang
berdoa, agar dikaruniai anak. Beberapa sangat banyak itu, lalu menyimpannya
bulan kemudian, keinginan mereka dalam ruangan istana. Sewaktu-waktu,
terkabul. Ratu pun mulai hamil. Seluruh ia bisa menggunakannya untuk
rakyat di kerajaan itu senang sekali. kepentingan rakyat.
Mereka membanjiri istana dengan
hadiah.
Prabu hanya mengambil sedikit emas Kalung yang indah pun rusak. Emas dan
dan permata. Ia membawanya ke ahli permatanya tersebar di lantai.
perhiasan. “Tolong, buatkan kalung yang
sangat indah untuk putriku,” kata Prabu. Itu sungguh mengejutkan. Tak seorang
“Dengan senang hati, Yang Mulia,” sahut pun menyangka, Putri akan berbuat
ahli perhiasan. Ia lalu bekerja d sebaik seperti itu. Tak seorang pun bicara.
mungkin, dengan sepenuh hati. Ia ingin Suasana hening. Tiba-tiba meledaklah
menciptakan kalung yang paling indah di tangis Ratu Purbamanah. Dia sangat
dunia, karena ia sangat menyayangi sedih melihat kelakuan
Putri. putrinya.Akhirnya semua pun
meneteskan air mata, hingga istana pun
Hari ulang tahun pun tiba. Penduduk basah oleh air mata mereka. Mereka
negeri berkumpul di alun-alun istana. terus menangis hingga air mata mereka
Ketika Prabu dan Ratu datang, orang membanjiri istana, dan tiba-tiba saja
menyambutnya dengan gembira. dari dalam tanah pun keluar air yang
Sambutan hangat makin terdengar, deras, makin lama makin banyak.
ketika Putri yang cantik jelita muncul di Hingga akhirnya kerajaan
hadapan semua orang. Semua orang Kutatanggeuhan tenggelam dan
mengagumi kecantikannya. terciptalah sebuah danau yang sangat
indah.
Prabu lalu bangkit dari kursinya. Kalung
yang indah sudah dipegangnya. “Putriku Di hari yang cerah, kita bisa melihat
tercinta, hari ini aku berikan kalung ini danau itu penuh warna yang indah dan
untukmu. Kalung ini pemberian orang- mengagumkan. Warna itu berasal dari
orang dari penjuru negeri. Mereka bayangan hutan, tanaman, bunga-
sangat mencintaimu. Mereka bunga, dan langit di sekitar telaga.
mempersembahkan hadiah ini, karena Namun orang mengatakan, warna-warna
mereka gembira melihatmu tumbuh jadi itu berasal dari kalung Putri yang
dewasa. Pakailah kalung ini, Nak,” kata tersebar di dasar telaga.
Prabu.

Putri menerima kalung itu. Lalu ia


melihat kalung itu sekilas. “Aku tak mau
memakainya. Kalung ini jelek!” seru
Putri. Kemudian ia melempar kalung itu.
Batu Menangis

Pada zaman dahulu kala, di atas sebuah bukit Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-
kecil yang jauh dari pemukiman penduduk, di orang desa memandangi mereka. Mereka
daerah Kalimantan Barat hiduplah seorang begitu terpesona melihat kecantikan anak
janda yang sangat miskin bersama seorang gadis itu, terutama para pemuda desa yang
anak gadisnya. tak puas-puasnya memandang wajah gadis
Anak gadis nya sangat cantik, bentuk itu. Namun ketika melihat orang yang
tubuhnya sangat indah, rambutnya terurai berjalan dibelakang gadis itu, sungguh
mengikal sampai ke mata kaki. Poni kontras keadaannya. Hal itu membuat orang
rambutnya tersisir rapi dan keningnya bertanya-tanya.
sehalus batu cendana. Namun sayang nya ia
memiliki sifat yang buruk. Di antara orang yang melihatnya itu, seorang
pemuda mendekati dan bertanya kepada
Gadis itu amat pemalas, tak pernah gadis itu, “Hai, gadis cantik. Apakah yang
membantu ibunya melakukan pekerjaan- berjalan dibelakang itu ibumu?”
pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek Namun, apa jawaban anak gadis itu ?
setiap hari.
Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya “Bukan,” katanya dengan angkuh. “Ia
manja sekali. Segala permintaannya harus adalah pembantuku !”
dituruti. Setiap kali ia meminta sesuatu
kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa Kedua ibu dan anak itu kemudian
memperdulikan keadaan ibunya yang miskin, meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh,
setiap hari harus membanting tulang mencari mendekati lagi seorang pemuda dan
sesuap nasi. bertanya kepada anak gadis itu.

Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya “Hai, manis. Apakah yang berjalan
turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar dibelakangmu itu ibumu?” “Bukan,
desa itu amat jauh, sehingga mereka harus bukan,” jawab gadis itu dengan
berjalan kaki yang cukup melelahkan. Anak mendongakkan kepalanya. ” Ia adalah
gadis itu berjalan melenggang dengan budakk!”
memakai pakaian yang bagus dan bersolek
agar orang dijalan yang melihatnya nanti Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan
akan mengagumi kecantikannya. Sementara seseorang disepanjang jalan yang
ibunya berjalan dibelakang sambil membawa menanyakan perihal ibunya, selalu
keranjang dengan pakaian sangat dekil. jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai
Karena mereka hidup ditempat terpencil, tak pembantu atau budaknya.
seorangpun mengetahui bahwa kedua
perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan Pada mulanya mendengar jawaban putrinya
anak. yang durhaka jika ditanya orang, si ibu masih
dapat menahan diri. Namun setelah berulang
kali didengarnya jawabannya sama dan yang
amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu yang
malang itu tak dapat menahan diri. Si ibu ” Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah
berdoa. kedurhakaan anakmu selama ini.
Ibu…Ibu…ampunilah anakmu..” Anak gadis
“Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan itu terus meratap dan menangis memohon
hinaan ini. Anak kandung hamba begitu kepada ibunya. Akan tetapi, semuanya telah
teganya memperlakukan diri hamba terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya
sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi
durhaka ini ! Hukumlah dia….” batu, namun orang dapat melihat bahwa
kedua matanya masih menitikkan air mata,
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, seperti sedang menangis. Oleh karena itu,
perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu batu yang berasal dari gadis yang mendapat
berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai kutukan ibunya itu disebut ” Batu Menangis
dari kaki. Ketika perubahan itu telah “.
mencapai setengah badan, anak gadis itu
menangis memohon ampun kepada ibunya.

Garuda Wisnu Kencana


Konon disebuah negeri di Pulau Bali, walaupun hanya setetes. Bersamaan
hiduplah seorang Resi yang arif dan dengan kejadian itu, muncullah kuda
bijaksana. Resi itu bernama Resi Kasyapa. terbang bernama Ucaihswara. Oleh karena
Beliau memiliki dua orang istri yakni Kadru Kadru yang selalu menaruh rasa dengki
dan Winata. Resi kasyapa bersikap adil terhadapa Winata, Kadru kemudian
kepada kedua istrinya, namun salah satu menantang Winata untuk menebak warna
istrinya yaitu Kadru selalu menyimpan rasa Kuda Ucaihswara yang belum terlihat oleh
iri dan dengki kepada Winata. mereka.

Alkisah Kedua istri Resi Kasyapa masing- Winata kemudian menyanggupi tantangan
masing dikaruniai anak. Kadru dikaruniai dari Kadru dengan perjanjian, jika siapapun
para Naga, sedangkan Winata dikaruniai yang kalah harus bersedia menjadi budak
seekor Burung Garuda. Kadru yang tetap dan selalu mentaati seluruh perintah dari
memiliki rasa iri dan dengki terhadap yang menang. Kemudian Kadru menebak
Winata selalu melancarkan niat jahat agar warna kuda itu berwarna hitam, dan
Winata dapat keluar dari lingkaran Winata menebak warna kuda itu berwarna
keluarga Resi Kasyapa. putih. Sebelum kuda itu muncul, secara
diam-diam Kadru menerima informasi dari
Suatu ketika, Para Dewa mengaduk-aduk anaknya(naga) bahwa kuda itu sebenarnya
samudra untuk mendapatkan Tirtha berwarna putih.
Amartha. Tirtha(air) yang diebut-sebut
dapat memberikan keabadian kepada Mengetahui bahwa dirinya akan kalah,
siapapun yang dapat meminumnya maka Kadru berbuat licik dengan
menyuruh anaknya untuk menyembur tirtha tersebut kepada para naga, namun
dengan racun tubuh kuda itu sehingga sebelum para naga sempat meminumnya
terlihat kehitaman. tirtha itu terlebih dahulu diambil oleh
dewa indra yang kebetulan lewat. Namun
Benar saja kuda yang dulunya putih tetesan tirtha amertha itu masih tertinggal
kemudian menjadi hitam setelah muncul di tali rumput ilalangnya. Naga kemudian
dan dilihat oleh Kadru dan Winata. Karena menjilat rumput ilalang tersebut yang
Winata merasa dirinya telah kalah, maka ia ternyata sangat tajam dan lebih tajam dari
bersedia menjadi budak Kadru selama pisau. Oleh karena itu lidah naga menjadi
hidupnya. terbelah menjadi 2 ujung yang kemudian
Garuda wisnu kencana menyadari disetiap keturunan naga itu juga memiliki
kelicikan Kadru, anak Winata yakni sang lidah yang terbelah.
Garuda tidak tinggal diam. Dia kemudian
bertarung dengan anak-anak Kadru yakni Kemudian ibu Winata berhasil dibebaskan
para Naga yang berlangsung tanpa henti dari jeratan perbudakan.
siang dan malam. Keduanya berhasil
menahan imbang disetiap pertarungan
sampai akhirnya para Nagapun
memberikan persyaratan bahwa dia akan
membebaskan Winata dengan syarat sang
Garuda dapat membawakan Tirtha
Amartha kepada para Naga.

Sang Garuda menyanggupinya, dia


bersedia mencari Tirtha Amertha yang
Asal Mula Nama Kota
tidak dia ketahui tempatnya agar dia dapat
menyelamatkan ibunya dari perbudakan. Bandung
Di tengah petualangannya, sang Garuda
bertemu dengan Dewa Wisnu yang Alkisah pada zaman dahulu kala di tanah pasundan,
di pinggiran sungai Citarum hidup lah seorang kakek
membawa Tirtha Amertha. Garuda
tua yang terkenal karena memiliki ilmu sakti
kemudian meminta Tirtha Amertha itu, mandraguna. Disana Ia tinggal bersama anak
perempuannya yang cantik jelita, Sekar.
Dewa Wisnu menyerahkannya dengan
syarat agar Garuda mau menjadi Selain Sekar, Empu Wisesa memiliki 2 orang murid
tunggangan Dewa Wisnu yang kemudian Jaka dan Wira, Ia menemukan mereka ketika masih
bayi di sebuah desa yang hancur berantakan karena
dikenal dengan nama Garuda Wisnu letusan gunung tangkuban perahu yang hingga saat
Kencana. itu lahar nya masih sering membahayakan area
sekitarnya. Ke dua bayi itu kemudian dibawa pulang,
dirawat dan diajarkan ilmu oleh Empu Wisesa.
Garuda kemudian mendapat tirtha
Walaupun memiliki guru yang sama, Jaka dan Wira
amertha dengan berwadahkan kamendalu memiliki perangai yang berbeda. Jaka berparas
dengan tali rumput ilalang. Ia memberikan tampan, Ia senang bermain dan pandai bercakap,
walaupun pintar namun karena sifat nya yang
menggampangkan sesuatu ia jauh ketinggalan dari Dengan penuh perhitungan Wira mulai melaksanakan
Wira yang rajin mencari ilmu dan hakikat hidup. ide nya itu, mula-mula Ia mengungsikan manusia dan
hewan-hewan yang ada di cekungan lahar tersebut
Sifat yang berbeda tersebut tidak membuat mereka agar tidak tenggelam oleh air. Kemudian berbekal
berdua berjauhan, mereka seperti dua orang kesaktian dari Empu Wisesa, Ia meruntuhkan sebuah
saudara yang saling tolong dan berbagi rahasia. bukit dengan tangan nya, sehingga tanah dan
Namun ada satu hal yang tak mereka ungkapkan satu batuan membendung air sungai. Lama-kelamaan air
sama lain, yaitu tentang perasaan mereka terhadap mulai menggenang, lahar panas menjadi dingin dan
Sekar, putri guru mereka. cekungan itu berubah menjadi danau yang luas,
orang-orang menyebut daerah itu “Danau Bandung”.
Setelah berhasil melewati ujian yang di berikan oleh
Jaka terlebih dahulu menyampaikan maksud hati
untuk melamar Sekar kepada Empu Wisesa, karena Mpu Wisesa, ia pun kemudian pulang dan melamar
pandai mengambil hati guru nya, Empu Wisesa tanpa Sekar. Mpu Wisesa sangat senang, murid nya terbukti
meminta persetujuan anaknya langsung menyetujui sangat mencintai anak semata wayang nya, dan
lamaran Jaka. Ia berfikir Sekar pasti juga menyukai mencegah bencana yang bisa muncul akibat lahar
Jaka yang rupawan dan pandai bergaul. panas itu.

Keesokan hari nya Empu Wisesa memanggil Sekar Tak lama kemudian mereka pun mengadakan pesta
dan kemudian menyampaikan keinginannya untuk pernikahan yang meriah, dihadiri oleh semua
menikahkan nya dengan Jaka. Sekar adalah anak yang penduduk disekitarnya. Jaka tidak ada kabar
baik dan berbakti pada orang tua namun baru sekali beritanya lagi.
inilah Sekar membantah orang tuanya, ia menolak
keinginan Empu Wisesa, ia mengatakan bahwa Ia Setelah bertahun-tahun Wira & Sekar dikaruniai
mencintai Wira dan hanya mau menikah dengan banyak anak dan cucu, sementara itu bendungan
Wira. yang dibuat Wira mulai runtuh akibat debit air yang
tinggi. Lama-lama air di danau itu mulai mengering,
Hal itu membuat Empu Wisesa gundah, sebelumnya tanah nya menjadi subur dan gembur. Akhir nya
Ia sudah menjanjikannya pada Jaka. Agar adil ia mereka pun berpindah kesana, tak lupa mengajak
kemudian membuat sayembara. penduduk sekitar.

“Baiklah, aku hanya akan menikahkan Sekar dengan Lama kelamaan daerah itu menjadi ramai ditinggali
orang yang bisa memadamkan lahar panas dan didatangi pengembara, karena danau nya sudah
tidak lagi ada, mereka menyebut nya Bandung.
Tangkuban Perahu.” kata Empu Wisesa.
Menurut mitos nya penduduk asli kota Bandung
Jaka merasa itu adalah hal yang mustahil, tidak berasal dari keturunan Wira dan Sekar.
mungkin memadamkan lahar panas yang telah ada
sejak berabad-abad yang lalu. Namun didepan Empu Begitulah Asal Mula Nama Kota Bandung, yang
Wisesa dia menyanggupi nya dan mengaku ingin berasal dari kata “bendung” atau “bendungan” yang
dibuat oleh Wira untuk memadamkan lahar panas
mengembara mencari ilmu untuk memadamkan Tangkuban Perahu.
lahar. Ia hanya berfoya-foya dan bahkan bermain Si Jampang dari Betawi
wanita.
Jampang adalah lelaki Betawi yang hidup pada masa
Sementara itu Wira, berfikir keras mencari tahu Indonesia masih dijajah Belanda. Ia dikenal tinggi
bagaimana cara memenangkan sayembara ilmu silatnya. Piawai pula memainkan golok untuk
itu. Dengan tekun setiap hari ia mengitari cekungan senjata. Sejak masih muda usianya, Si Jampang suka
luas yang terbentuk oleh lahar panas tersebut, dia merampok. Hingga kemudian ia menikah, tetap juga
tahu hanya air yang bisa mengalahkan api, tapi dari kebiasaannya merampok itu dilakukannya. Bahkan
mana dia bisa mendapatkan air sebanyak ketika istrinya meninggal dunia dan anaknya telah
itu. Setahun berlalu namun Ia belum juga beranjak remaja.
menemukan caranya hingga suatu hari dia melihat
berang-berang yang sedang membuat bendungan Meski dikenal sebagai perampok, Si Jampang tidak
dari ranting-ranting pohon. ingin anaknya itu mengikuti jejaknya. Ia menghendaki
anaknya menjadi ahli agama. Maka, hendak
“Wah, bagaimana kalau aku membendung sungai dimasukkannya anaknya itu ke pesantren. Anak Si
Citarum sehingga air nya bisa memadamkan lahar Jampang bersedia masuk pesantren dengan syarat
panas” pikir nya dalam hati. ayahnya itu menghentikan tindakan buruknya.
“Masak anaknya mengaji di pesantren tapi babehnya
kerjaannya merampok? Apa kata orang nanti, Be?”
menghubungi Sarpin dan mengajak keponakannya itu
Si Jampang hanya tertawa mendengar ucapan merampok rumah Haji Saud.
anaknya. Pada suatu hari Si Jampang mengunjungi
Sarba, sahabat Iamanya. Ia telah lama tidak Rupanya, rencana perampokan itu telah diketahui
berkunjung. Sama sekali tidak disangkanya jika Haji Saud. Haji Saud telah menghubungi polisi. Para
sahabatnya itu telah meninggal dunia. polisi segera bersiaga di sekitar rumah Haji Saud.
Maka, ketika Si Jampang dan Sarpin yang
Ia ditemui Mayangsari, istri mendiang Sarba. mengenakan baju hitam-hitam itu datang hendak
Mayangsari bercerita, ia dan suaminya itu dahulu merampok, para polisi segera mengepungnya. Si
berziarah ke Gunung Kepuh Batu. Mereka berdoa di Jampang ditangkap dan dipenjarakan. Ia kemudian
tempat itu dan memohon agar dikaruniai anak. Sarba dijatuhi hukuman mati.
berjanji,jika doanya dikabulkan, ia akan menyumbang Kematian Si Jampang disambut gembira para tauke
dua ekor kerbau. Doa mereka akhirnya dikabulkan dan tuan tanah karena merasa terbebas dari
Tuhan. Mayangsari hamil dan akhirnya melahirkan keonaran yang dilakukan Si Jampang. Namun,
seorang anak lelaki yang mereka beri nama Abdih. kematian Si Jampang ditangisi rakyat miskin. Meski
Ketika Abdih beranjak remaja, Sarba meninggal dikenal selaku perampok, namun Si Jampang banyak
dunia. “Kata orang, suami aye’ itu meninggal karena memberikan bantuannya kepada mereka.
lupa pada janjinya yang akan menyumbang dua ekor Kebanyakan Si Jampang membagi-bagikan hasil
kerbau.” rampokannya itu kepada mereka yang
membutuhkan. Bagi rakyat miskin, Si Jampang adalah
Mendapati Mayangsari telah menjanda sementara sosok pahlawan.
dirinya juga telah menduda, Si Jampang lantas
melamar Mayangsari. Namun, Mayangsari menolak Konon Dikampungnya, Jampang mengajarkan ilmu
dengan kasar pinangan Si Jampang. Si Jampang yang pengetahuan silatnya ke santri-santri Haji Baasyir.
sakit hati lalu mencari dukun untuk mengguna-gunai Salah satu ucapan beliau, “Sebagai seorang Muslim,
Mayangsari. Dengan bantuan keponakannya yang kita tidak boleh lemah. Kita harus kuat agar bisa
bernama Sarpin, didapatkannya dukun itu. Pak Dul membela diri dan melindungi orang yang lemah dari
namanya, seorang dukun dari kampung Gabus. Si para penjahat”.
Jampang lantas mengguna-gunai Mayangsari dengan
guna-guna dari Pak Dul. Haji Baasyir sangat menyukai pemuda yang
bersemangat seperti Jampang. Suatu hari, ia
Mayangsari jadi gila setelah terkena guna-guna. Ia memberi tugas kepada Jampang untuk
sering berbicara dan tertawa sendiri. Abdih yang mengantarkan sebuah surat ke adik seperguran H.
sangat prihatin pun berusaha mencari cara untuk Baasyir yang bernama Haji Hasan yang tinggal di
menyembuhkan kegilaan yang dialami ibunya. Abdih Kebayoran.
lantas mencari dukun. Kebetulan dukun yang Jampang seorang sayang dan patuh ke H. Baasyir dan
ditemuinya adalah Pak Dul dari kampung Gabus menerima tugas itu dengan senang hati.
hingga Pak Dul dapat dengan mudah melepaskan
gunaguna yang mengena pada diri Mayangsari. Selepas dzuhur, Jampang telah berada di daerah
Kebayoran dan melihat serombongan pejabat sedang
mengontrol daerah kekuasaan mereka. Para
penduduk yang berada di pinggir jalan menunduk
Si Jampang lantas menemui Abdih dan menyatakan seraya memberi hormat layaknya seorang raja jaman
minatnya untuk memperistri ibu Abdih itu. dahulu memberi hormat.

“Aye tidak menolak pinangan Mang’ Jampang untuk Jampang merasa kesal. Untuk apa mereka memberi
ibu aye, tapi aye minta syarat, Mang,” jawab Abdih. hormat seperti itu. “Sekarang bukan jamannya raja-
raja. Setiap manusia mempunyai kedudukan yang
“Syarat apa yang kamu minta?” sama di hadapan Tuhan. Jadi apa perlunya memberi
hormat seperti itu. Kekesalannya membuat tekad di
“Aye minta sepasang kerbau untuk mas kawinnya, hati dan pikirannya untuk membela dan berjuang
Mang,” hak-hak rakyat kecil.

Si Jampang menyanggupi, meski sepasang kerbau Saat Jampang sedang di dekat aliran sungai, ia
bukan perkara yang gampang untuk didapatkan Si mendengar suara seorang wanita menjerit meminta
Jampang. Si Jampang berusaha memikirkan cara pertolongan. Tampak dimatanya dia melihat seorang
untuk mendapatkan sepasang kerbau. Teringatlah ia laki laki kasar sedang hendak berbuat senonoh
pada Haji Saud yang tinggal di Tambuh. Haji Saud kepada seorang wanita yang baru selesai mandi. Laki-
sangat kaya, namun sangat kikir. Si Jampang lantas laki bejat ini bernama Kepeng, anak buah Si Jabrig,
jawara daerah itu. dan Gadis itu bernama Siti putri menangkap beliau.
Pak Sudin.
Polisi pun dikerahkan dimana-mana. Mereka
Dia pun marah dan menolong wanita tersebut. berhasil menemukan Jampang. Beberapa dari
Pertarungan sengit tak bisa dielakkan. Dengan mereka telah menembak Jampang hingga tewas.
kesaktiannya Jampang berhasil mengalahkan Kepeng
Jampang mengantar Siti ke rumahnya. Lalu Pak Sudin Namun mithos yang telah beredar Jampang tidaklah
orang tua Siti mengantar beliau ke rumah Pak Haji tewas. Dengan kesaktiannya, Jampang mengelabui
Hasan untuk mengantarkan sebuah surat titipan Haji mereka dengan mengubah sebuah gedebong (batang
Baasyir ke Haji Hasan. pohon) pisang seolah-olah menjadi dirinya. Jadi yang
bunuh mereka adalah sebuah gedebong pisang,
Ternyata surat itu berisi anjuran agar Haji Hasan bukan jampang sebenarnya.
menyuruh agar anak-anak muda asuhan beliau untuk
belajar ilmu beladiri. Dengan demikian mereka Setelah keadaan aman Jampang menikahi Siti anak
mampu menjaga keamanan di daerahnya. Memang dari Pak Sudin, orang yang pernah ditolongnya dulu.
kala itu tanah-tanah di pinggir kota betawi sering
tidak aman. Dan Jampang mendapat tugas untuk
melatih para pemuda itu.

Jampang pun melakukan tugasnya dengan baik.


Dididiknya para pemuda dengan sungguh-sunguh.
Kehadiran Jampang di daerah itu membuat Jabrig
dan anak buahnya merasa tidak aman dan berniat
menyingkirkan beliau.

Namun, Jampang bukan pemuda sembarangan. Ia


adalah jebolan perguruan silat Gunung Kepuh.
Gebrakan Jabrig dancurkann anak buahnya tidak
berarti apa-apa. Ia bahkan mampu menghancurkan
gerombolan itu. Keadaan kampung pun menjadi
aman.
Hancurnya gerombolan Si Jabrig membuat tugas
Jampang selesai. Ia pun segera pamit untuk kembali
ke kampung halamannya. Hal ini membuat nama
Jampang kembali terkenal karena kehebatannya.

Setibanya dikampung, sebuah fitnah menanti.


Sebuah fitnah yang dibuat Subro dan Gabus yang
menyatakan bahwa Jampang telah mencuri dua ekor
kerbau milik Juragan Saud. Mereka yang pernah
dikalahkan jampang ternyata masih merasa dendam
dan mereka ingin menjebloskan Jampang ke penjara
dengan cara melaporkan Jampang ke pihak
kepolisian.
Asal – Usul Danau Lipan
Jampang tahu bahwa ini adalah sebuah Jebakan.
Beliau menghadap Haji Baasyir untuk diberi petunjuk. Konon, di suatu waktu, Muara Kaman
Haji Baasyir menyarankan Jampang untuk menemui merupakan lautan. Di sana berdirilah sebuah
Juragan Saud dan menyadarkannya.
kerajaan dengan Bandar di tepi laut yang
Akhirnya Jampang pergi ke rumah Juragan Saud. ramai. Tersebutlah seorang puteri cantik
Disana ia malah mengambil kerbau dan dan barang- bernama Puteri Aji Berdarah Putih. Kata yang
barang berharga milik Juragan Saud lalu empunya cerita, disebut demikian karena jika
membagikannya kepada masyarakat kecil yang sang Puteri memakan sirih, maka air sepah
membutuhkan. berwarna merah yang ditelannya akan terlihat
saat mengalir. Kecantikan itu tersebar ke
Juragan Saud yang kesal kepada Jampang yang ia
fitnah, malah telah merampoknya. Ia meminta seantero negeri dan kerajaan di luarnya.
kepolisian agar mengerahkan pasukannya untuk
Alkisah, ketenaran sang Puteri sampai juga ke perangnya yang jumlahnya jauh lebih sedikit.
telinga seorang Raja Cina dari negeri Puteri takut tak lama lagi tentaranya akan
seberang. Maka sang Raja Cina segera tumpas.
membaw abala tentara mengarungi lautan
dengan sebuah jung besar untuk melamar Maka, sebagai titisan raja sakti ia pun mulai
Puteri Aji Berdarah Putih. bangkit di saat tindasan makin berat. Ia
mengambil kinang dari wadahnya. Kemudian
Kehadiran sang Raja Cina disambut dengan ia mengunyah sirih sambil mengucapkan
meriah. Puteri nan jelita menyambut sang mantera-mantera sakti. Mulutnya berkomat-
tamu dengan pesta makan yang meriah. kamit dan matanya yang indah terpejam. Tak
Tarian-tarian dan nyanyian disajikan juga lama kemudian sang Puteri menyemburkan
untuk menambah meriahnya pesta. Alangkah sepah-sepah sirih ke segala penjuru arah.
gembiranya sang Raja menerima sambutan
yang demikian meriah itu. Sang Puteri jelita Ajaib! Sepah-sepah itu tiba-tiba menjelma
memang tahu bahwa kehadiran Raja Cina itu jutaan lipan ganas yang menyerang barisan
tak lain adalah untuk mempersuntingnya. besar prajurit Raja Cina. Lipan-lipan itu kini
Akan tetapi begitu melihat gerak-gerik dan menjadi barisan tentara yang mengambil alih
cara melahap makanan, Sang Puteri sontak barisan para tentara Puteri Aji yang mulai
menjadi jijik tak terkira. Alangkah tidak terdesak. Dalam waktu sekejap tentanra Raja
lazimnya cara makan Raja Cina itu yang tidak Cina lumpuh oleh keganasan lipan-lipan itu.
bedanya dengan cara anjing menyantap Sebagian yang tersisa lari tunggang langgang
makanan. meninggalkan daerah itu. Namun serang
lipan-lipan itu memburu hingga sampai ke
Bukan saja saja sang Puteri merasakan jijik, laut, tempat prajurit menyelamatkan diri di
bahkan ketika lamaran diajukan, sang Puteri jungnya. Perahu mereka pun tenggelam.
juga merasa terhina. Tentu saja tidak Seluruh laskar Raja Cina tumpas.
sepantasnya raja terhormat punya tabiat
seperti b inatang. Lamaran itu bagaikan Tempat yang menenggelamkan jung Raja Cina
tamparan bagi sang Puteri. itu menjadi padang luas yang menyatu
dengan laut. Syahdan, tempat itu hingga kini
Namun, penolakan disertai murka itu juga disebut Danau Lipan
ditanggapi amarah pula oleh Raja Cina. Ia
sakit hati. Darah mengalir ke ubun-ubun saat
menghadapi rasa malu yang luar biasa itu.
Tangannya menggenggam seolah ingin
dihantamkan pada apa saja yang ada di
hadapannya.

Sepulang dari sana, ia memerintahkan


panglima perangnya untuk menyerang Lutung Kasarung
kerajaan Puteri Aji Berdarah Putih.
Pertempuran pun tak dapat dielakkan. Beribu- Pada jaman dahulu di daerah pasundan ada
ribu prajurit Raja Cina merangsek bagaikan seorang raja yang bernama Prabu Tapak Agung.
gelombang laut yang ganas. Beliau memimpin wilayahnya dengan sangat
bijaksana, sehingga dicintai oleh rakyatnya.
Sang raja mempunyai dua orang putri yang
Menghadapi serangan itu, prajurit sang Puteri cantik. Yang tertua bernama Purbararang, dan
jelita tak mau kalah. Gempuran dahsyat itu adiknya bernama Purbasari.
ditandinginya dengan kegagahberanian yang
luar biasa. Makin lama sang Puteri cemas Suatu hari, saat mendekati akhir hayatnya, sang
melihat gelombang serangan prajurit Raja raja meminta Purbasari putri bungsunya untuk
Cina yang tak bisa ditandingi tentara menggantikan posisinya memimpin kerajaan.
“Anakku, aku sudah lelah dan terlalu tua untuk
memimpin, jadi sudah saatnya aku turun tahta,” sangat terkejut dan merasa sangat gembira
kata sang raja. Purbararang, yang merupakan karena kecantikannya telah pulih.
kakak dari Purbasari, tidak setuju dengan
perintah ayahnya tersebut. Dia merasa bahwa
karena dia adalah anak tertua, maka dia lah Di hari yang sama, Purbararang yang jahat tiba-
yang seharusnya menggantikan posisi ayahnya tiba berniat ingin melihat keadaan adiknya di
sebagai pemimpin kerajaan. hutan. Dia pun pergi ke hutan bersama
tunangannya dan beberapa orang pengawal
kerajaan. Saat melihat kondisi adiknya yang
Purbararang yang sangat geram dan iri tersebut sudah kembali cantik, Purbararang terkejut. Tapi,
kemudian berencana untuk mencelakakan putri yang jahat itu tidak menyerah. Dia
adiknya. Purbararang pergi menemui seorang mengajak adiknya untuk adu panjang rambut.
nenek sihir. Dia meminta nenek sihir tersebut Siapa yang rambutnya lebih panjang, dia lah
untuk memanterai adiknya. Akibat dari mantera yang menang. Ternyata, rambut Purbasari lebih
nenek sihir itu cukup parah. Purbasari tiba-tiba panjang, jadi dia lah yang menang.
kulitnya menjadi bertotol-totol hitam, dan itu lah
yang dijadikan alasan oleh Purbararang untuk
mengusirnya dari istana. “Pergi dari sini!” kata Purbararang masih belum menyerah. Ia
Purbararang kepada adiknya. “Orang yang telah kemudian mengajak Purbasari untuk adu tampan
dikutuk seperti kamu tidak layak untuk menjadi tunangan, lalu ditunjukkannya tunangannya yang
seorang ratu, bahkan tidak layak untuk tinggal di tampan. Purbasari kebingungan karena dia tidak
sini!” lanjutnya. memiliki tunangan. Dia pun langsung menarik
monyet sahabatnya. Purbararang tertawa
terbahak-bahak melihat hal itu. “Jadi
Purbararang lalu menyuruh seorang Patih untuk tunanganmu seekor monyet?” ledeknya dengan
mengasingkan adiknya itu ke tengah hutan. sinis.
Dengan berat hati, Patih tersebut menuruti
perintahnya. Namun, di tengah hutan, sang Patih
yang sebenarnya baik hati itu tidak langsung Tiba-tiba terjadi sebuah keajaiban. Monyet
meninggalkannya. Dibuatkannya sebuah pondok sahabat Purbasari berubah menjadi seorang
untuk Purbasari. Sebelum pergi, dia juga pemuda yang gagah dan berwajah sangat
menasehati sang putri yang malang itu, tampan, jauh lebih tampan dari tunangan
memintanya agar selalu tabah dan sabar. Purbararang. Para pengawal yang melihat hal
tersebut terheran-heran dan bersorak gembira
karena putri yang baik hati menang. Purbararang
Selama tinggal di hutan, Purbasari tidak pernah mengaku kalah, mengakui kesalahannya, dan
merasa kesepian. Sang putri yang baik hati itu meminta maaf. Purbasari yang baik hati tidak
berteman dengan banyak hewan, yang juga dendam dan tidak menghukum kakaknya yang
selalu baik kepadanya. Di antara ratusan hewan jahat itu.
yang menjadi temannya, ada seekor kera
dengan bulu berwarna hitam yang misterius. Di
antara hewan-hewan lainnya, kera tersebut lah Purbasari kemudian menjadi seorang ratu yang
yang paling perhatian dan paling baik hati memimpin kerajaannya dengan bijaksana,
kepada Purbasari. Kera tersebut bahkan sering ditemani oleh pemuda pujaan hatinya, yang dulu
membawakan bunga dan buah-buahan untuk selalu menemaninya dengan setia dalam wujud
menghibur hati sang putri. Purbasari lalu seekor lutung.
memberi nama kera itu Lutung Kasarung.

Pada suatu malam, saat bulan purnama, kera


yang menjadi teman Purbasari tersebut pergi ke
tempat yang sepi untuk bersemedi. Setelah
cukup lama bersemedi, tiba-tiba tanah di dekat
tempatnya bersemedi mulai mengeluarkan air
yang jernih dan harum, yang kemudian
membentuk sebuah telaga kecil.

Keesokan harinya, kera tersebut meminta


Purbasari untuk mandi di telaga kecil itu.
Walaupun awalnya merasa ragu, Purbasari
menuruti permintaannya. Hal yang ajaib pun
terjadi. Setelah mandi, tiba-tiba kulit Purbasari
menjadi bersih seperti semula. Sang putri pun
menjadi cantik jelita seperti sedia kala. Purbasari

Anda mungkin juga menyukai