Anda di halaman 1dari 3

oiya cerita ini aku bikin sendiri, cerita ini terinspirasi dari kisah hubungan seorang laki laki

dengan
segala kekurangannya dan seorang wanita yang cantik, hebat, dan tangguh.

Selamat membaca sayang…

The True Love

Di suatu kerajaan ada seorang pangeran yang gagah berani dengan jubah kebanggaan
kerajaannya dan ada seorang putri yang sangattt cantik serta hebat dan disukai oleh seluruh pria
di kerajaan. Setiap harinya pangeran itu selalu mencoba memberi kejutan sederhana, mencoba
untuk menghibur serta menyemangati sang putri dan menjaga sang putri. Begitu juga dengan
sang putri yang selalu menghibur, mendukung, menjaga, dan dengan sabar mencoba menerima
serta memaafkan berbagai kekurangan sang pangeran. Mereka menjadi pasangan terbaik di
kerjaan. Suatu ketika sang pangeran melakukan kesalahan yang menyebabkan sang putri kecewa
terhadap sang pangeran. Tiap hari, tiap malam, tiap jam, bahkan setiap detiknya pangeran itu
berfikir, Kenapa itu bisa terjadi. Karena masalah itu keindahan serta keharmonisan hubungan
mereka terganggu. Sang pangeran memohon kepada sang putri, dia memohon untuk
memaafkannya dan dia berjanji akan lebih baik dalam memberi keputusan dan tidak akan
mengulangi kesalahan itu lagi. Sang putri memaafkannya, walaupun membutuhkan waktu yang
sangat amat panjang dan sangat amat susah untuk menerima maaf sang pangeran. Mulai sejak
itu sang pangeran berfikir bahwa dia harus membuat sang putri jatuh cinta kepadanya setiap
harinya. Sang pangeran juga rela melakukan apapun demi mendapatkan kembali hati dan kasih
sayang dari sang putri sepenuhnya. Namun, usahanya malah menimbulkan masalah. Karena sang
pangeran menjadi seorang yang mengekang dan menuntut untuk selalu dimengerti, sehingga
sang putri merasa muak bahkan benci kepada pangeran karena perbuatan dan sikap yang
dilakukan oleh sang pangeran. Sang putri pun pergi dari istana meninggalkan sang pangeran yang
buruk itu.

Setelah kejadian itu pangeran itu bukan lagi pangeran yang gagah dan berani dengan jubah
kebanggaan kerajaannya. Sang putri juga tidak lagi peduli dengan sang pangeran. Tapi pangeran
itu sadar, karena pada saat malam itu dia merenungkan dan mengingat betapa indahnya masa
dimana pertemuan dirinya dengan sang putri, masa dimana mereka bercanda bersenda gurau,
masa dimana mereka meyakinkan satu sama lain, masa dimana mereka menyusun masa depan
mereka. Sang pangeran menangis sejadi-jadinya ketika mengingat itu semua, dan dia benar benar
sadar betapa buruknya dan betapa bodohnya dia melakukan itu semua kepada sang putri.

Akhirnya, sang pangeran memberanikan diri pergi keluar istana tanpa pengawal untuk menemui
sang putri serta memperjuangkan hubungannya. Karena menurut sang pangeran, saat itu adalah
waktunya untuk dia yang berjuang mempertahankan hubungan yang telah dia bangun bersama
dengan sang putri, dan tentunya disitu juga terdapat usaha dari sang putri ,dan sang pangeran
tidak ingin menyianyiakan usaha sang putri selama ini, dan dia sayang dengan tulus kepada sang
putri maka dari itu dia terus memperjuangkan hubungannya.

Setelah perjalanannya yang panjang, sang pangeran bertemu dengan sang putri, dan dia
mengakui serta menyesali semua keburukannya dan dia juga mengakui sudah membuang sifat
buruknya itu, bahkan dia rela melukai dirinya sendiri hanya ingin membuktikan bahwa dia benar
benar menyesal dan dia benar benar janji untuk yang terakhir kalinya. Dia juga mohon maaf
sebesar besarnya, dia hanya ingin diberi kesempatan terakhir oleh sang putri. Sang putri masih
belum bisa seutuhnya untuk menerima kembali sang pangeran. Namun, Sang pangeran itu tidak
menyerah. Dia terus mencoba memberi semua perhatiannya, memberi semangat, mencoba
memberi hiburan. Sang putri tetap meresponnya, tapi responnya tidak seperti sebelumnya. Sang
putri berkata bahwa dirinya sudah merasa bahagia menjadi dirinya yang sekarang tanpa adanya
sang pangeran. Namun sang pangeran masih belum menyerah, dia terus memberi semuanya
pada sang putri. Setiap malam pangeran itu menangis serta berfikir apa lagi yang harus dia
lakukan dan setiap hari sang pangeran berkunjung menemui sang putri.

Pada saat itu banyak orang dikerajaan bertanya kepada sang pangeran “mengapa tuan tidak
mencari pengganti sang putri saja ? di kerajaan ini pasti banyak wanita yang mau menggantikan
posisi sang putri.” Sang pengeran menjawab “aku tidak butuh disukai oleh banyak wanita dan aku
tidak butuh menjadi seorang pangeran, aku hanya butuh 1 wanita saja yang dapat menerima
segala kekurangan ku dan wanita itu adalah sang putri. Aku tulus padanya aku juga tidak akan
bisa seperti sekarang tanpa hadirnya.”

Pada suatu malam sang pangeran berfikir untuk memberi kejutan kepada sang putri berharap
untuk diterima kembali oleh sang putri. Sang pangeran itu berusaha sangat keras demi
mendapatkan kejutan yang diberikan. Kejutan itu berupa sebongkah perhiasan permata langka.
Sang pangeran mencari permata itu sendirian, dia menyisiri seluruh pedalaman kerajaan demi
mendapatkan permata yang pernah dijanjikan kepada sang putri. Sang pangeran pun
mendapatkan beberapa permata yang ia cari dan dia jadikan perhiasan yang akan diberikan
kepada sang putri.

Keesokan harinya ketika sang pangeran ingin berkunjung menemui sang putri dengan
membawa sebongkah perhiasan dan bunga untuk sang putri. Tiba tiba, pangeran itu dihadang
oleh pasukan berkuda dari kerajaan lawan. Pasukan berkuda itu berusaha mencuri perhiasan
yang dibawa oleh pangeran. Pangeran itu berusaha keras melawan pasukan berkuda itu, demi
bertemu dengan sang putri dan mempertahankan perhiasaan yang ingin diberikan kepada sang
putri. Sang putri sebenarnya sudah di beritahu oleh salah satu warga kerajaan bahwa sang
pangeran sedang bertempur sendirian melawan pasukan berkuda dari kerjaan lawan. Namun
sang putri tidak percaya dan dia tidak peduli, karena dia pikir itu hanya akal akalan sang pangeran
agar sang putri mau menerima dan menemuinya.

Disamping itu, sang pangeran masih berusaha sangat keras melawan pasukan berkuda itu.
Sampai pada akhirnya, sang pangeran sudah lemas tidak berdaya karena banyaknya luka yang di
terima olehnya. Ketika pasukan berkuda itu ingin mengambil perhiasan yang dibawa sang
pangeran. Sang pangeran langsung bangun dan menghadang serta melawan para pasukan
berkuda itu untuk mengambil perhiasan tersebut. Namun naas sang pangeran mati tertusuk
dengan ratusan tusukan tombak pada bagian tubuhnya. Akhirnya perhiasan tersebut berhasil
dicuri oleh pasukan berkuda itu. Tidak lama kemudian ada salah satu warga yang melihat jasad
sang pangeran, warga itu langsung berlari dan memberi kabar kepada seluruh orang dikerajaan
bahwa sang pangeran telah meninggal. Para pengawal kerajaan segera mencari dan menggelar
acara pemakaman sang pangeran.

Sang putri yang mendengar berita tersebut tidak percaya. Karena pangeran tidak mungkin
melawannya sendiri, pasti ada pengawal yang menjaga dan membantunya. Sang putri pun
mendatangi istana dan mencari sang pangeran. Setibanya ia di istana, sang putri terdiam dan
menangis melihat jasad pangeran dengan banyaknya luka tusuk serta darah yang mengalir dari
tubuhnya. Lalu ketika sang putri itu menangis datang seorang pengawal kerajaan yang berkata
“sang pangeran meninggal karena di kepung oleh pasukan kerajaan lain saat dalam perjalanan
menemui tuan putri, sang pangeran melarang kami untuk ikut, karena dia ingin memperbaiki
hubungannya dengan tuan putri. Sang pangeran berkata apapun akan dia lakukan bahkan jika
harus bertaruh nyawanya demi memperbaiki hubungannya dengan tuan putri. Kami mohon maaf
kami gagal menjaga pangeran.” Dan sang pengawal pun pergi meninggalkan tuan putri yang
menangis dihadapan jasad sang pangeran.

Disaat itu sang putri menangis sejadi jadinya, dia menyesal tidak mempercayai informasi yang
diberikan oleh orang itu dan dia menyesal tidak mempedulikan usaha yang dilakukan oleh sang
pangeran selama ini. Sang putri sangat sedih kehilangan laki-laki yang sangat tulus kepadanya
bahkan sampai rela mempertaruhkan semua yang dimilikinya demi sang putri.

Proses pemakaman sang pangeran pun sudah selesai dilaksanakan.

Setelah berbulan bulan semenjak kematian sang pangeran, akhirnya kehidupan dikerajaan
kembali normal. Namun, kehidupan di istana berubah. Yang sebelumnya kerajaan itu diurus oleh
sang pangeran dan sang putri. Kini hanya sang putri yang mengurus kerajaan sendirian, hanya
ditemani kenangan serta bayang bayang dari sang pangeran.

Tamat

Anda mungkin juga menyukai