Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN BACA

Nama: Diajeng Oktaviani

Kelas: 1B

Npm: 2213041072

Judul: Kisah Keong Mas, Putri Cantik dari Jawa Timur.

Puisi: Kangen – W.S Rendra

1. Analisis Cerpen legenda

Kisah ini menceritakan tentang dua saudara perempuan yang memiliki nasib yang
berbeda dan membuat salah satu di antara mereka iri hati, sehingga melakukan
perbuatan jahat.

Kisah ini dimulai dengan pengenalan terhadap hidup seorang raja yang bernama
Kertamarta. Ia memimpin sebuah kerajaan yang makmur dan tersohor, kerajaan
tersebut adalah kerajaan Daha.

Raja Kertamarta mempunyai dua orang putri yang cantik, bernama Candra Kirana
dan Dewi Galuh. Mereka hidup berbahagia dan sangat berkecukupan.

Diceritakan bahwa suatu hari, seorang pangeran yang tampan dan rupawan dari
Kerajaan Kahuripan berkunjung ke Kerajaan Daha. Pangeran tersebut bernama Raden
Inu Kartapati.

Kedatangan pangeran tersebut untuk melamar Candra Kirana dan sangat disambut
baik oleh Raja Kertamarta. Sang raja menerima lamaran tersebut dan Candra Kirana
akhirnya ditunangkan dengan Raden Inu.
Namun, pertunangan tersebut membuat saudara satu-satunya Candra Kirana, yaitu
Dewi Galuh, merasa iri dengki. Sebab, Dewi Galuh merasa Raden Inu lebih cocok
dengannya dibanding saudara perempuannya tersebut.

Dewi Galuh pun gelap mata hingga akhirnya ia pergi ke kediaman nenek sihir dan
meminta bantuannya untuk membuat Candra Kirana menjadi sesuatu yang menjijikan
dan mengerikan, sehingga dijauhi oleh Raden Inu.

Nenek sihir pun menuruti permintaan Dewi Galuh. Tidak lama kemudian, Candra
Kirana berubah menjadi Keong Mas, lalu dibuang ke sungai.

Di lain hari, seorang nenek yang baik hati mencari ikan dengan jala di sungai. Tanpa
disadarinya, Keong Mas tersangkut di jala nenek tersebut dan terbawa pulang.

Keesokan harinya sang nenek kembali ke sungai, tapi malang nasibnya karena tidak
ada satu pun ikan yang tertangkap di jalanya. Sang nenek lalu pulang dengan
perasaan sedih dan betapa kagetnya ia ketika melihat banyak macam makanan sudah
tersedia di meja makan.

Nenek tersebut bertanya-tanya siapakah gerangan yang memasakkan semua makanan


itu untuknya. Kejadian tersebut terjadi setiap hari, sehingga nenek menjadi penasaran.

Pada suatu pagi sebelum pergi ke sungai, nenek mengintip apa yang terjadi di
rumahnya. Betapa kagetnya ia melihat Keong Mas berubah menjadi wanita cantik. Ia
pun pergi menyapa wanita cantik tersebut.

Disinilah bagian yang paling saya sukai:

"Siapakah kamu, wahai putri cantik, dan dari manakah asalmu?" tanya sang nenek.

"Aku adalah putri Kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh nenek sihir
utusan saudaraku karena merasa iri kepadaku," kata Keong Mas,
Setelah menjawab pertanyaan nenek, Candra Kirana berubah kembali menjadi Keong
Mas.

Sementara itu, Raden Inu tak mau diam saja ketika tahu Candra Kirana menghilang.
Ia pun mencarinya dengan cara menyamar menjadi rakyat biasa.

Nenek sihir pun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak untuk
mencelakai Raden Inu. Raden Inu kaget sekali melihat burung gagak yang bisa
berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia menganggap burung gagak itu sakti dan
menurutinya, padahal Raden Inu diberikan arah yang salah.

Di perjalanan, Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, lalu
diberinya kakek itu makan. Ternyata kakek itu adalah orang sakti yang baik, ia
menolong Raden Inu dari burung gagak itu.

Kakek tersebut membantu mengusir burung gagak hingga menjadi asap. Sang kakek
juga memberi tahu Raden Inu di mana keberadaan Candra Kirana.

Raden Inu segera berjalan menelusuri hutan dan setelah berhari-hari, akhirnya ia
menemukan Candra Kirana yang sedang memasak di sebuah gubuk yang sangat reok.
Kutukan dari nenek sihir pun menghilang karena perjumpaan itu.

Raden Inu kemudian memboyong tunangannya beserta nenek yang baik hati tersebut
ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Raja
Kertamarta. Raja Kertamarta meminta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya,
Dewi Galuh mendapat hukuman yang setimpal.

Karena Dewi Galuh merasa takut, dia melarikan diri ke hutan. Akhirnya, pernikahan
Candra Kirana dan Raden Inu pun berlangsung dengan pesta yang sangat meriah dan
mereka hidup bahagia selamanya.

Demikianlah cerita Keong Mas singkat yang pesannya bisa dipetik sebagai pelajaran
hidup, bahwa perbuatan jahat tidak akan pernah menang dari perbuatan baik.
2. Analisis Puisi

Dalam puisi W.S Rendra yang berjudul “Kangen” ini menggambarkan kesedihan dan
kesepiannya yang mendalam. Dalam puisi ini, penyair memposisikan dirinya sebagai
tokoh dalam puisi tersebut.

Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku..

Menghadapi kemerdekaan tanpa cinta..

Makna: Ingin mengungkapkan bahwa seseorang yang rindukannya tak akan


mengerti betapa kesepian hidupnya walau ia bebas (lajang)… Kemerdekaan
yang dimaksud adalah sebuah kebebasan individu dan hidup seseorang yang
berada dalam kesendirian tanpa cinta.

Kau takkan mengerti segala lukaku..

Karena cinta telah sembunyikan pisaunya..

Makna: Mengungkapkan betapa seseorang yang merasa sakit tanpa alasan


karena mencintai “Kau”.

Membayangkan wajahmu adalah siksa

Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.

Makna: Menahan rindu adalah hal yang menyakitkan bahkan ketika


mengenangnya. Serta perasaan sepi yang menyiksa seseorang, seperti orang
yang mengalami cacat fisik yaitu lumpuh ketika orang lumpuh merasa takut,
dan harus tetap menghadapinya.

Engkau telah menjadi racun bagi darahku..

Apabila aku dalam kangen dan sepi…


Makna: Menggambarkan orang yang dirindukannya sudah menguasai jiwa dan
pikirannya, sehingga susah untuk dilupakan dan merasakan kesepian yang jauh
lebih mendalam.

Itulah berarti..

Aku tungku tanpa api..

Makna: Menggambarkan seseorang yang merasa kesepian karena merindukan


seseorang, ia merasa tidak berguna, karena hanya bias merindukan tanpa bisa
bertemu langsung dengannya.

Dari puisi “Kangen” dapat diambil pelajaran, Jika kita mencintain seseorang ada
baiknya cinta itu jangan terlalu berlebihan hingga dapat menyakitkan diri sendiri, kita
harus siap merelakan seseorang yang kita cintai kapanpun itu entah karena keadaan
yang tidak dapat mempersatukan, seperti beda keyakinan dan tidak direstui orang tua.
Jangan sampai kita terjerat dalam kebinasaan dan bodoh dalam hal cinta. Walaupun
seseorang itu adalah suatu hal yang berarti dalam hidup kita. Namun, kita tetap harus
merelakannya demi kebahagiaan hidup masing-masing. Karena semua itu merupakan
takdir Tuhan. Semua orang yang memiliki cinta dihatinya pasti merasakan "kangen"
dan bisa dibilang semua orang di dunia ini, meskipun penjahat sekalipun pasti
merasakan rasa kangen, karena manusia tetaplah manusia, siapapun dan apapun
pekerjaanya pasti ada sisi lunak yang diciptakan oleh sang pencipta untuk merasakan
cinta. Semakin besar rasa cinta kepada seseorang pasti akan merasakan kangen atau
rindu yang sangar besar untuk bertemu dan bercinta. Bahkan semakin besar cinta
seseorang kepada pasangannya, ketika berdua masih saja merasa kangen. Apalagi
ketika sang cinta akan pergi meninggalkan entah pergi kemana.

Lalu dalam penulisan puisi pada umumnya, W.S. Rendra mengemas puisinya secara
bebas dengan kata-kata kiasan dan pemilihan diksi yang keluar dari jalur romantis,
meskipun isi dan makna dari puisi tersebut sangatlah romantis apabila kita hayati.
Selain itu W.S Rendra membuat gaya penulisan terkesan modern.

Anda mungkin juga menyukai