Anda di halaman 1dari 2

PANGERAN PANDEGLANG DAN PUTRI CADASARI

Di tengah sebidang kebun manggis, Putri arum yang cantik jelita duduk termenung, bibirnya
terkatup rapat menandakan dia sedang bermuram durja.
Lalu melintaslah seorang lelaki paruh Baya dengan karung di pundaknya, lelaki itu tertegun menatap
sang putri dengan penuh kehawatiran kemudian lelaki tua yang ternyata bernama ki pande seorang
pandeglang, menyapa sang putri dan bertanya mengapa sang putri terlihat murung.

Kemudian sang putri menceritakan apa yang tengah dirinya alami kepada ki pande, yaitu dirinya
sedang mendapat tekanan dari seorang yang bengis dan kejam, bernama pangeran cunihin, sang
putri sangat sedih karena tiga hari lagi pangeran cunihin akan menemuainya dan memaksa kawin
dengannya. Padahal menurut wangsit, dengan merenung di bukit manggis ini putri arum akan
berjumpa dengan dewa penolong yang hatinya seputih dan semanis buah manggis.

Mendengar cerita putri arum ki pande ikut bersedih, lalu ki pande memberi saran agar putri arum
menerima lamaran pangeran cunihin, tapi dengan mengajukan sebuah syarat, yaitu dalam waktu
tiga hari, pangeran cunihin harus mencari batu keramat, batu keramat itu harus di lubangi supaya
bisa di lalui manusia, kemudian batu itu harus di bawa ke pesisir pantai.
Sangputripun menyetujui saran dari ki pande.

Kemudian ki pande mengajak sang putri ketempat tinggalnya yang sangat jauh, hingga melelahkan
tuan putri. Akhirnya putri arum pinsan di atas sebuah batu cadas. Orang-orang kampung yang
melihat, membantu ki pande membawa putri arum ke rumah penduduk dan merawatnya dengan
penuh kasih sayang. Lalu tetua kampung menyarankan supaya putri arum meminum air gunung yang
memancar melalui batu cadas, dan keajaiban pun terjadi putri arum kembali sehat setelah
meminum air itu. Lalu penduduk kampung memanggil putri arum dengan sebutan baru yaitu putri
cadasari.
Waktu yang di tentukan pangeran cunihinpun tiba, dia datang menemui putri cadasari dan meminta
jawaban atas lamarannya. Putri cadasari mengajukan syarat.
Tak sampai tiga hari pangeran cunihin.menemukan batu keramnat itu. Kemudian di bawa ke pesisir
pantai yang sangat indah, dan dengan kesaktiannya pangeran cunihin melubangi batu keramat itu.

Pangeran yang bengis dan kejam itupun tertawa karena berhasil, lalu dia pergi mencari putri
cadasari.
Kesempataan itu tak di sia-siakan oleh ki pande untuk memasang gelang pada batu keramat yang
berlubang itu. Tak lama pangeran cunihin pun kembali bersama sang putri. Dengan penuh
kesembongan dia menujukan batu tersebut kepada putri cadasari. Melihat itu, putri cadasari, dalam
hatinya merasa sangat takut, Mimpi buruknya menjadi pendamping pangeran cunihin akan menjadi
kenyataan.
Lalu sang putri berpura-pura tak melihat batu itu berlubang, akhirnya sesuai rencana putri cadasari
dan ki pande, tanpa berfikir panjang, pangeran cunihin kemudian berjalan melewati lubang batu
keramat itu. tapi tiba-tiba! Dia pun merasakan tubuhnya sakit luar biasa, dia berteriak-teriak,
suaranya memecah angkasa, lalu seluruh kekuatannya pun menghilang. dia terduduk lemah tak
kuasa berdiri. Perlahan pangeran cunihin berubah menjadi orang tua yang tak berdaya, pada saat
bersamaan ki pade berubah menjadi pemuda tampan yang gagah perkasa, yaitu pangeran
pandeglang. Lalu pangeran menjelaskan kepada putri cadasari apa yang sebenarnya terjadi.
sebenarnya saya seorang pangeran, dulu kami berteman. Tapi setelah mendapat kesaktian dari
guru, dia mencuri ilmu dan kesaktian saya, lalu menjadikan saya seorang yang sudah tua, lalu saya
mencari kesaktian untuk mengembalikan saya, yakni hanya satu yang bisa mengembalikan keadaan
saya, jika pangeran cunihin melewati gelang-gelang buatan saya. Kata pangeran pandeglang kini
saya sudah kembali seperti sedia kala, ini semua karena jasa tuan putri, untuk itu saya
menghaturkan terima kasih lanjutnya.
ah saya lah yang seharusnya berterima kasih, pangeran ternyata wangsit, yang saya terima,
memang benar-benar adanya.
Ujar putri cadasari dengan wajah penuh bahagia.
Akhirnya mereka berdua meninggalkan batu keramat berlubang itu, beberapa waktu kemudian
merekapun menikah dan hidup bahagia sampai akhir hayatnya.
Tempat mengambil batu keramat itu dikenal dengan kampung keramat watu. Batu yang berlubang
di pesisir pantain di kenal dengan nama karang bolong. Tempat putri melaksanakan wangsit di kenal
dengan kampung pasir manggu. Tempat putri cadasari di sembuhkan dari sakitnya kini di kenal
dengan kampung cadasari di daerah pandeglang tempat pangeran panfdeglang membuat gelang.
Cukup sekian cerita dari saya `
Assalamualaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai