Anda di halaman 1dari 8

Legenda Manusia Serigala

Scene 1
Latar : malam hari di kerajaan
Suasana : gembira, dan ramai
Di suatu kerajaan hiduplah seorang raja perkasa yang bernama Raja Abdul, beliau memiliki
seorang istri yang rendah hati nan cantic bernama Ratu Enrtis, saat itu kerajaan sedang
mengadakan pesta rakyat yang meriah, seluruh warga datang ke ruang dansa kerajaan
untuk merayakannya. Nyala kembang api menghiasi langit kerajaan dan warga berdansa
mengikuti alunan musik. Di tengah pesta sang Raja memandangi seorang gadis lugu nan
cantic yang tengah tersenyum manis sambil menari bersama teman-temannya. Sang Raja
pun menghampiri gadis tersebut dan mengajaknya untuk berbincang-bincang. Sang gadis
seketika terpesona dengan tampang dan wibawa sang Raja.
Scene 2
Latar : malam hari di halaman kerajaan
Suasana : terejut, sedih
Sang Ratu mulai tersadar bahwa Raja sudah tidak berada disisinya, ia pun mencoba mencari
sang Raja sambil terus bertegur sapa dengan rakyat-rakyatnya. Tidak lama ia mencari
perhatiannya pun tertuju pada sosok yang sedang bermesraan di balik keramaian pesta, ia
menyadari bahwa itu adalah sang Raja, ia sudah berselingkuh dari dirinya, meskipun
dadanya terasa sangat sakit tetapi sang ratu tetap bersikap tenang dan tersenyum lembut
kepada para warga, dengan berat hati sang Ratu berjalan pergi memasuki istana, sambil
mencoba menahan air matanya.
Scene 3
Latar : malam hari di halaman kerajaan
Suasana : khawatir
Sang Raja yang sadar akan kehadiran Ratu pun berusaha mengejarnya, namun gadis cantic
itu menahannya untuk pergi, Raja pun menarik tangan sang gadis untuk membawanya
menemui sang Ratu,
Eva : “ Tunggu sebentar Raja, hamba tidak bisa menemui Ratu Entis. Bagaimana jika beliau
marah kepada hamba, dan mengusir hamba dari kerajaan?” (ucapnya bergetar ketakutan)
Abdul : “tidak apa - apa Eva.. aku akan melindungimu. Lagi pula Ratu itu orang yang baik, dia
bahkan tidak pernah marah… jadi kau tidak perlu khawatir.”
Sang Gadis pun tersenyum lembut dan mengangguk sebagai balasan. Raja pun mengaitkan
tangan nya dengan milik sang gadis dan mulai berjalan untuk menemui sang Ratu.
Scene 4
Latar : bagian dalam istana
Suasana : tegang, mencekam
Abdul : “Adinda… aku ingin bicara dengan mu” (ucapnya lembut)
Entis : tersenyum lembut “ aku tau apa yang ingin kakanda bicarakan...
Abdul : “Adinda.. kakanda ingin mempersunting gadis ini.” (suaranya tegas) “ sudikah
engkau aku duakan adinda ?”
Entis : “ aku sangat mencintaimu kakanda.… telah kuberikan semua yang kupunya untuk
mu, kerajaan ku…, ladang ku…, pasukanku .…” (ucapnya bergetar karena tangis)
“tapi inikah balasan mu padaku…?”
Abdul : “ aku tidak peduli adinda!” (ucapnya lantang penuh amarah)
“aku akan tetap mempersunting gadis ini, karena aku mencintainya”
Ratu pun sakit hati mendengar keputusan sang Raja, ia pun berlari pergi meinggalkannya.
Eva : “ Raja.. apakah Ratu akan baik-baik saja? ” (tanyanya kawatir)
Abdul : “ Tidak apa-apa Eva.. semua akan baik-baik saja. Malam bulan purnama sebentar
lagi akan tiba, dan saat itulah aku akan mempersunting dirimu.”

3 HARI KEMUDIAN
Scene 5
Latar : pagi hari di taman kerajaan
Suasana : sedih, khawatir
Kerumunan rakyat dengan perasaan gembira, bangga karena salah satu dari mereka akan
menjadi keluarga kerajaan, tapi bukan hanya itu banyak juga yang menggunjing gadis
tersebut karena mereka tau watak gadis manis ini tidak se-manis dan se-cantik wajahnya.
Juwita : “Bagaimana mungkin baginda raja menyukai gadis dengan watak penyihir seperti
itu!”
Arisma : “Hey kamu tidak tahu ceritanya? Saat pesta rakyat kemarin gadis ini seperti
menggoda sang Raja bahkan saat sang Raja masih duduk di singgahsana nya bersama Ratu!
Kasihan sekali Ratu tercinta kita…”
Juwita : “YAAMPUN! (ucapnya dengan sangat terkejut sambil mengelus dada nya sendiri)
Apa kau bercanda? Pesta rakyat ini sangat membawa malapetaka. Kamu tau gadis ini sangat
lah……”
Tiba-tiba Ibu gadis itu datang dan menatap mereka dengan sinis lalu berkata
Sherin : “Jangan bicara sembarangan dasar rakyat jelata! (ucapnya dengan lantang dan
keangkuhannya) dalam hitungan jam anak ku akan menjadi selir Raja, dan aku akan menjadi
bagian dari kerajaan, jadi jagalah mulut kotor kalian itu! Jangan sampai ucapan kalian
sampai ke telinga ku, atau akan ku habisi kalian!” (ucapnya dengan penuh ancaman)
Dua warga itu pun segera pergi menjauh dengan perasaan takut dan Lelah dengan
keangkuhan Ibunda gadis tersebut.
Scene 6
Latar : pagi hari di taman kerajaan
Suasana : kelam dan mencekam
Upacara adat sudah dimulai, semua orang pun secara khitmat mengikuti upacara tersebut.
Para penari mulai membentuk lingkaran mengelilingi kedua mempelai yang berada di
tengah, diiringi dengan alunan musik membuat suasana upacara begitu sakral.
Saat semua orang terpaku dengan upacara adat tersebut, sang Ratu datang menyela
kemudian berkata dengan nada tingginya,
Entis : “ Sebelum kau mengikat sumpah suci dengan wanita lain, akan ku putus sumpah suci
yang telah aku ucapkan dulu dengan mu. Tetua! Cepat putuskan ikatan ku dengan pria ini..”
Tetua adat pun segera menuruti permintaan ratu.
Abdul : “DASAR TIDAK TAHU DIRI! Berani-beraninya kau menceraikan ku di hari sakral
seperti ini.”
Ratu tidak menghiraukan ucapan Raja lagi, ia langsung mengangkat kaki dari kerajaan dan
tidak pernah terlihat lagi.
Scene 7
Latar : malam hari di bagian dalam kerajaan
Suasana : mencekam
5 TAHUN KEMUDIAN
Ekonomi kerajaan mulai menurun, hasil panen warga tidak dibagi dengan rata seperti dulu,
jual beli ke luar kerajaan juga sulit karena menurunnya kualitas produk, sehingga banyak
rakyat yang hidup sengsara karena kelaparan. Para warga sering meminta keadilan ke pada
Raja namun, jawaban sang Raja tidak pernah memuaskan. Beberapa rakyat mulai bergunjing
bahwa sepertinya Ratu baru lah yang telah membuat Raja menjadi tidak bijaksana seperti
dulu lagi.
Abdul : “ Apa yang salah..? kenapa kerajaan ku jadi seperti ini.” ( ucap Raja yang
kebingungan dan geram akan situasi ini )
Eva : “ Tidak perlu khawatir baginda, semua akan baik-baik saja. Lebih baik baginda sekarang
beristirahat karena ini sudah larut”
Abdul : “ huuuft… baiklah aku akan beristirahat, selamat malam manis ku” (ucap Raja
sambil membelai kepala sang Ratu)
Sang ratu hanya tersenyum sebagai balasan.
Malam semakin larut, namun langit terlihat sangat terang karena cahaya bulan purnama
yang menyinari. Sang Raja tengah mencari keberadaan manis nya, karena saat dia
terbangun tadi Ratu tidak berada di sisinya.
Raja mulai menyusuri setiap lorong kerajaan namun tak kunjung juga menemukan Ratu,
Raja mulai panik karena mengira bahwa Ratu telah di culik, namun seketika kepanikannya
berubah menjadi amarah ketika ia melihat pintu ruang penyimpanan harta nya telah
terbuka dengan kedua pengawal yang bersimbah dara dan diikat di salah satu tiang
penyangga.
Abdul : “ BANGUN PENGAWAL! Apa yang terjadi!? siapa yang melakukan ini? Kemana
semua harta ku?” (tanya Raja dengan panik)
Serli : “R..a..t..u.. di..aaa yang.. me..la..ku..kannya”
Abdul : “ tidak mungkin! Berani-berani nya kalian berkata seperti itu!” ( ucap Raja tidak
terima)
Niken : “ kaa.. mi.. ti..daak.. bo..hong.. ra..ja”
Dengan penuh amarah Raja berteriak dengan latang memanggil pengawal lainnya, tak lama
kemudian para pengawal sudah berkumpul dan siap menerima perintah sang Raja.
Abdul : “CARI WANITA TERKUTUK ITU, BAWA DIA KEHADAPAN KU HIDUP-HIDUP” ( ucap
Raja penuh amarah)
Para pengawal serentak mennjawab sang Raja dan seketika pasukan pun berpencar untuk
mencari dimana keberadaan sang Ratu.
Scene 8
Latar : malam hari di alun-alun kerajaan
Suasana : tegang, mengerikan
1 MINGGU KEMUDIAN
Pencarian tersebut tidak menghasilkan apapun, Raja semakin gelisah dengan permasalahan
kerajaan yang tak kunjung selesai, sedangkan dirinya sendiri tidak memiliki harta sedikitpun.
Saat sedang berpatroli di alun-alun kerajaan, tanpa sengaja ia melihat siluet seorang wanita
yang mirip dengan Ratu, seketika amarahnya memuncak dan ia pun berlari dan menarik
lengan wanita itu dengan kasar. Namun ternyata wanita itu bukanlah sang Ratu yang ia cari-
cari. Tapi entah mengapa Raja melihat wanita sebagai sang Ratu dan langsung menarik
rambutnya dengan kuat.
Abdul : “ HAHAHAA akhirnya aku menemukan mu wanita terkutuk, kembalikan harta ku
dasar dasar wanita jahanam!” ucap Raja sambil mengeluarkan pedang nya.
Serli : “Raja berhenti! Itu bukan Ratu!” (teriak nya dengan lantang)
Niken : “ Raja berhenti!”
Para pengawal pun panik ketika melihat sang Raja mulai tidak terkendali, mereka berusaha
menyelamatkan wanita itu. Namum nahas, pedang yang di ayunkan oleh Raja telah
menancap sempurna di jantung wanita itu.
Para warga yang melihat kejadian itupun sontak histeris dan berlari berhamburan karena
Raja masih terus menikam tubuh wanita itu berkali-kali.
Beberapa orang berusaha menghentikan tindakan Raja, namun tidak ada yang berhasil
karena Raja terus mengayunkan pedangnya ke segala arah.
Serli : “CEPAT PANGGIL TETUA, SEPERTINYA RAJA KERASUKANNN!!”
Salah satu pengawal langsung berlari menuju Kuil dimana Tetua tinggal, ia lari dengan
tergesa-gesa.
Andika : “TETUAAA!! RAJA R-RAJAAAA..”
Dani : “Apa yang coba kau katakana wahai pengawal Raja? Atur lah nafasmu dan ceritakan
dengan perlahan”
Andika : “Hufft..Hufft Raja sudah gila…Beliau mengayunkan pedang nya ke segala arah,
BAHKAN BELIAU SUDAH MEMBUNUH SEORANG WANITA TIDAK BERSALAH DENGAN
KEJAMNYA!!”
Dani : “Apa! bawa aku kesana sekarang juga!”
Tetua memerintah kan pelayan nya untuk mengeluarkan kuda tercepat, dan tak lama tetua
serta pengawal Raja pun sampai di alun-alun Kerajaan. Sesampainya mereka disana alun-
alun kerajaan sudah di penuhi oleh darah serta mayat-mayat, dan warga yang sekarat.
Sayang nya sang Raja sudah pergi dari alun-alun kerajaan dan para pengawal yang menjaga
sang Raja sudah tewas.
Dani : “Dia sangat berbahaya sekarang…Aura jahat nya sangat pekat…”
Orang-orang yang melihat peristiwa tersebut hanya terdiam membeku berharap mereka
bukanlah korban Raja selanjutnya.
Scene 9
Latar : Malam hari Kuil kerajaan
Suasana : Kebingungan, panik
Dani : “Kalau begitu aku akan pergi ke Kerajaan lain untuk menyebarkan berita mengerikan
ini, dan aku akan mencari jalan keluarnya, untuk sementara waktu kalian tetaplah berjaga-
jaga lah di sekitar hutan dan perbatasan Kerajaan, jangan lupa! Lindungi para wanita karena
mereka merupakan target sang Raja selanjutnya”.

Tetua pergi menemui Raja, dan tetua dari kerajaan lainnya. Pagi berganti Siang, dan Siang
berganti Malam, 7 hari sudah para Tetua mencari cara untuk menghentikan ancaman ini.
Arisma : “Sebenarnya kutukan apa yang menimpa nya…terakhir kali aku bertemu dengan
beliau aura nya sangat terang tetapi saat kamu membawakan sepotong kain pakaian milik
beliau aura nya sangat mengerikan”
Sherin : “Benar, mita tidak bisa mengusir roh yang merasuki Baginda Raja..ataukah harus ku
panggil “MONSTER? “”.
Dani : “Kalau begitu bagaimana jika kita mengubah dia menjadi serigala?”
Arisma : “Mengapa harus serigala? Bukan kah ada hewan lebih jinak?”
Dani : “Kegelapan ini sudah terlalu pekat, hewan lemah tidak akan kuat menahan nya..”
Tiba-tiba pintu kuil terbuka dan seorang prajurit muncul dengan nafas yang tak beraturan
Andika : “TETUAA KAMI SUDAH MENEMUKAN DIMANA KEBERADAAN RAJA SEKARANG,
BELIAU BERADA DI HUTAN PERBATASAN PIPPPP”
Dani : “Segera siapkan kuda untuk pergi kesana sekarang juga, dan kirimkan pasukan di
daerah dekat perbatasan untuk memperlambat gerakan sang Raja sebelum kami sampai!”
Prajurit tersebut langsung berlari ke Menara tertinggi dan mengirimkan sinyal ke daerah
perbatasan tersebut.
Dani : “Akan terjadi banyak pertumpahan untuk Menghentikan Manusia berbahaya ini”
Mereka pun langsung menuju lokasi perbatasan tersebut, menunggangi kuda dengan
kecepatan penuh sambil memerhatikan warna langit yang lebih hitam dari malam hari.
Scene 10
Latar : Malam hari, Hutan perbatasan, Rumah
Suasana : Mencekam, Menakutkan, kehangatan, mengharukan
Tidak jauh dari tempat perbatasan seorang wanita cantik, baik hati dengan mata tajam dan
senyuman khas yang tidak akan dimiliki siapapun di kerajaan manapun, Mantan Ratu
kerajaan **** sekaligus mantan istri dari Raja yang menggila. Dia sedang menyeduh teh
kesukaan nya sambil di temani seekor kucing yang selalu mengikuti nya.
Entis : “Terimakasih sudah menghiburku, lagipula itu sudah berlalu 5 tahun lebih…aku suka
tinggal di pedalaman seperti ini, sangat tenang dan sejuk”
Sambil berjalan menuju balkon tiba-tiba ratu mencium bau darah yang sangat menyengat, Ia
khawatir ada orang yang terluka karena binatang buas, tanpa berfikir Panjang Ia mengambil
belati kesayangan nya dan meninggalkan rumah hangat tersebut serta kucing tercinta nya.
Ia berlari se cepat yang Ia bisa, dengan penuh kecemasan dan pemikiran banyak orang yang
terluka Ia mempercepat langkah nya.
“SI KURON GAM JO CHAM PANGE!!”
Wajah sang ratu memucat, kaki nya terpaku dan tak bisa di gerakan, bagaimana tidak
terkejut Ia melihat mantan suami nya sendiri berlumuran darah dan berubah menjadi
Serigala Raksaksa.
Ternyata mantra tersebut gagal menyegel Sang Raja, Raja menjadi lebih ganas dan lebih
besar daripada ukuran serigala pada umumnya, Ratu oun memberanikan diri untuk berlari
mendekati Sang Raja yang sekarang menjadi Monster serigala yang sangat berbahaya.
Para Tetua yang melihat Ratu tersebut berlari mendekati serigala berusaha untuk
menghentikan sang Ratu Tetapi itu sudah terlambat karena sang Ratu sudah terlalu dekat
dengan Serigala tersebut.
“KAKANDAAA!!”
Serigala tersebut membalikkan wajah nya dengan wajah mengerikan seperti anjing gila,
Sang Ratu tidak bergeming sedikitpun, serigala itu mulai mendekati Ratu seluruh orang
disana hanya bisa terdiam ketakutan melihat nya, apakah ratu akan mati di tangan mantan
suami nya sendiri? Begitulah pemikiran mereka.
Para tetua mencoba menghentikan Serigala tersebut dari jauh dengan berbagai mantra yang
di rapalkannya..
Entis : “BERHENTI KALIAN, JANGAN RAPALKAN MANTRA APAPUN!!, kalaupun aku harus mati
aku akan mati di tangan orang yang ku cintai”
Para tetua pun tidak bisa melakukan apapun, walaupun Ia hanyalah seorang mantan istri
buangan raja mereka tetap sangat mengharai Ratu pertama.
Serigala tersebut berdiri tepat di depan Sang ratu, sang ratu mulai sedikit ketakutan, kaki
nya mulai bergetar Ia tidak dapat menahannya lagi, Ia terjatuh dan serigala itu pun mulai
mengeluarkan cakar besar nya.
Entis : “Hentikan kakanda…ini bukanlah dirimu..”
Secara ajaib suara lirih sang ratu membuat serigala itu tenang dan menempelkan hidung nya
ke kepala mungil sang Ratu, tak lama Serigala itu berubah menjadi sosok Raja yang sangat di
cintai oleh sang Ratu. Raja memeluk erat sang ratu sambil meminta maaf dan memohon
mohon mereka untuk kembali bersama.
Abdul : “Adinda…maafkan kakanda yang tidak bisa menjaga hati dan perasaan adinda ini”
Ucapnya sambil menangis terisak-isak
Entis : “Aku memaafkan mu kakanda, berjanjilah padaku kau tidak akan pernah
mengkhianati dan meninggalkan ku lagi”
Abdul : “ Aku berjanji…aku berjanji seumur hidup ku, tidak aku bersumpah seumur hidup ku
aku akan mencintai mu dengan sepenuh hati ku adinda”.
Tetua meminta sang ratu untuk menjaga Sang Raja, dan karena sang raja merupakan
ancaman bagi kerajaan sang ratu diminta membawa sang raja bersamanya demi keamanan
danketentraman rakyat, Sang ratu menyetujui nya dan membawa sang raja meninggalkan
perbatasan tersebut, masuk ke dalam kegelapan hutan dan kembali ke rumah hangat nan
nyaman.

TAMAT WOY

Anda mungkin juga menyukai