Anda di halaman 1dari 13

BAHASA Versi

Source: http://www.ppsmutiarapancarasa.com
email: info@ppsmutiarapancarasa.com

Selamat Datang
BIOGRAPHI PERGURUAN PENCAK SILAT MUTIARA PANCA RASA

Berasal dari kerajaan “ SIAK SRI INDRAPURA “

SULTAN MAHMUD MANGKAT DIJULANG (CERITA RAKYAT) / CERITA RINGKAS, YANG DI CERITAKAN
KEMBALI OLEH : KETURUNAN KERAJAAN SIAK SRI INDRAPURA DI PROVINSI RIAU, PEKAN BARU,
TENGKU FUAD ALZAKIYAT AZHAR, GURU BESAR DAN PENDIRI PERGURUAN PENCAK SILAT
“MUTIARA PANCA RASA“

Kira – kira abad ke – 12 masehi, saat itu penyiaran Agama Islam sudah memasuki
Semananjung Malaka, Aceh, Sumatra Timur, dan Riau, dll.
Syahdan , yang berkuasa saat itu di KERAJAAN SIAK SRI INDRAPURA adalah SULTAN
MAHMUD. Panglima atau hulubalang kerajan adalah dua orang pendekar sakti kakak
beradik yaitu, PANGLIMA MEGAT SRI RAMA (kakak) beragama Hindu , dan PANGLIMA
WAHAB (adik) beragama Islam . Konon Sultan Mahmud (Islam) ,semasa hayatnya adalah
seorang Raja yang sakti, beliau sangat disegani oleh seluruh rakyatnya dan
ditakuti oleh musuh-musuhnya . Raja ini kebal terhadap semua senjata tajam apabila
kakinya menginjak tanah . Beliau dapat berjalan diatas sungai/laut, dan
kendaraanya adalah seekor Harimau . Sampai sekarang ini , orang-orang Siak Sri
Indrapura menyebut mahluk itu adalah “Harimau Tengkes ”.

Harimau tengkes artinya adalah harimau yang pincang kaki kiri bagian belakangnya.

Konon menurut cerita harimau ini pernah berbuat salah pada Sultan , Sehingga
Sultan menghukumnya dengan memukul kaki kiri binatang tersebut , sehingga pincang
. Binatang ini selalu telihat oleh orang-orang yang pintar . pada saat hari ulang
tahun penobatan Sultan-Sultan yang seterusanya, katanya harimau itu menangis
karena teringat pada yang dipertuannya. Harimau itu juga sering terlihat didaerah
makam Sultan Mahmud yang berada dikampung Gasip , kira-kira 5 Km dari Siak Sri
Indrapura .

Selain dari kesaktian dan keperkasaannya , Raja ini mempunyai suatu sifat yang
kurang baik , yaitu sangat banyak selirnya . Apabila beliau berkenan dengan
seorang wanita, maka beliau tidak peduli wanita itu istri orang , janda atau siapa
saja , Maka titahnya dikeluarkan , untuk mengambil wanita tersebut

“SULTAN MAHMUD MANGKAT DIJULANG“ Artinya Sultan Mahmud Mati Didalam Gendongan .
Alkisah, suatu hari Sultan menitahkan Panglima Megat Sri Rama untuk mengumpulkan
semua WANITA yang ada dinegri itu di suatu Tanah Lapang , Apakah itu Tua , Muda ,
Janda , Istri orang , ataukah Anak – anak . Panglima Megat Sri Rama sempat
bertanya pada Raja :
“APAKAH ISTRI HAMBA HARUS IKUT DIKUMPULKAN JUGA ?, KARENA ISTRI HAMBA SAAT INI
SEDANG BERBADAN DUA SUDAH 3 PURNAMA “.

RAJA bersabda : “TIDAK PEDULI , LAKUKAN TITAHKU , SEMUA WANITA DINEGRI INI
KUMPULKAN DI TANAH LAPANG ITU , BETA INGIN MENCARI SEORANG PELIPUR DAHAGA
”.

PANGLIMA menjawab : “DAULAT TUANKU , TITAH PADUKA HAMBA JUNJUNG TINGGI ”.

Maka , berangkatlah Panglima untuk mengumpulkan semua wanita – wanita yang ada
dinegri itu pada suatu lapangan . Hal ini adalah menggambarkan bahwa Seorang
Prajurit harus patuh dan taat pada atasan , Walaupun kadang kala perintah itu
sangatlah menyinggung perasaan ataupun sangat beratnya , Namun perintah tetaplah
perintah , Tidak boleh dibantah , yang penting laksanakan terlebih dahulu .

Alkisah , Setelah semua Wanita – wanita itu dikumpulkan sebuah tanah lapang ,
Panglima menghadap Raja melaporkan semua hasil kerjanya , Termasuk Istrinya
Sendiri Dengan diiringi oleh para Pembesar Kerajaan , Mulailah Sultan mengadakan
penyeleksian terhadap semua wanita – wanita itu , Untuk dipilihnya sebagai
pendamping Yaitu ingin dijadikannya “ Sebagai Permaisuri ” , Karena selama ini
Raja hanya memiliki Selir – selir , Mungkin karena merasa sudah mulai tua , Raja
Ingin mendapat seorang keturunan yang kelak akan mengantikanya apabila Beliau
wafat , Sebagai penerus Dynastinya.

“TUHAN MENTAKDIRKAN PILIHAN RAJA JUSTRU JATUH PADA WANITA YANG SUDAH BERSUAMI ,
YAITU ISTRI DARI PANGLIMA MEGAT SRI RAMA , YANG SAAT ITU SEDANG HAMIL EMPAT
PURNAMA “ .

Dengan perasaan yang sangat masyngul (di baca masgul , artinya: Yang di harap) ,
Sedih , Cemburu , dan Marah yang bercampur aduk dengan sangat berat dilepaskannya
Kekasih buah hati yang sangat dicintainya itu untuk dipersunting Raja . Begitu
pulalah dengan Sang Istri , Dengan air mata bercucuran terpaksa berpisah dengan
Pahlawan Kekasih Hati , Demi baktinya terhadap Raja .

“SAAT BERPISAH PANGLIMA MEGAT SRI RAMA SEMPAT BERKATA PADA ISTRINYA , “ KELAK
ANAK KITA YANG SAAT INI ADINDA KANDUNG ADALAH AKAN MENJADI RAJA DI RAJA , YANG
AKAN MENAKLUKAN 1 2 KERAJAAN DAN AKAN MENURUNKAN 1 2 RAJA BESAR DARI
KETURUNANNYA “.

Demikianlah saat itu Kekuasaan Raja adalah ABSOLUT MONARCHI , Apa Yang
diucapkannya adalah Undang - Undang , Siapa yang membantah akan berhadapan
dengan Mata Pedang .
Alkisah , Sebagai Wanita yang sedang hamil muda , Sudah tentu ada beban
Psikologinya yaitu , suka Mengidam , Yang merupakan akibat dari tingkah polah Si
Bayi yang dikandungnya , Demikian pula dengan Sang Permaisuri ini yang tidak
terkecuali.

Suatu hari Permaisuri menitah seorang pembantu setianya untuk mencari Buah
Nangka, Ujarnya :
“ HAI AWANG … !! , CARIKAN BETA BUAH NANGKA YANG MASAK , KALAU TIDAK DAPAT
SEBUAH , SEULASPUN JADILAH , BUKAN BETA YANG INGIN MEMAKAN BUAH NANGKA
ITU , TETAPI BUAH CINTA YANG ADA DALAM DIRI BETALAH , YANG INGIN
BERSANTAP BUAH NANGKA “ .

Demikianlah Sang pembantu setia pergilah mencari Buah Nangka ,Setiap Nangka
yang didapat oleh “ Si Awang “ , Sang Permaisuri berkata :
“ BUKAN NANGKA INI AWANG , COBALAH CARI YANG LAIN LAGI , KARENA WANGINYA ,
ANAK BETA TAK SUKAI ”.

Demikianlah hal itu terjadi berkali – kali , Sampailah suatu saat Si Awang
menjadi kesal , Karena Nangka ini salah Nangka itu salah , Ditakdirkan Tuhan ,
Pohon Nangka yang ada dalam pekarangan Istana Raja ada yang masak , Baunya
sangat disenangi oleh Permaisuri , Beliau berkata dalam hatinya : “ NAH….INILAH
NANGKA YANG DIIDAM – IDAMKAN OLEH ANAKKU “

Si Awang Dititahkannya mengambil Nangka tersebut , Tetapi Si Awang sangatlah


takutnya , sambil berkata :
“ WAHAI …. PERMAISURI JUNJUNGAN HAMBA ,
… AMPUN BERIBU AMPUN ,
DENGAN SEPULUH JARI TERSUSUN ,
SEBELAS DENGAN KEPALA YANG MENEKUR ,
HAMBA TIDAK DAPAT MELAKSANAKAN TITAH PADUKA ,
KARENA NANGKA ITU ADALAH SANTAPAN AYAPAN PADUKA TUANKU SULTAN YANG DI
PERTUAN AGUNG “.
“ KALAU HAMBA BERANI BERSALAH TANGAN ,
MAKA AKAN BERPISAHLAH ATMA HAMBA DENGAN RAGA INI ,
HAMBA MOHON AMPUN PADUKA MENGASIHI HAMBA YANG HINA INI “ .

Dengan sedih Permaisuri , Sambil menangis berhiba – hiba , Meminta kesedian Si


Awang untuk mengambil Nangka itu walaupun tidak dapat sebuah , Tetapi seulaspun
cukuplah .Karena rasa kasihan dan hormat pada Junjungannya dan juga Si Awang ini
tahu benar bahwa Permaisuri ini adalah Istri dari Satria Yang Terkenal Baiknya
Yaitu PANGLIMA MEGAT SRI RAMA . Maka pergilah Si Awang mengambil Nangka itu
dengan sembunyi - sembunyi cara melubangi kulitnya , Kemudian mengambil isinya
seulas setelah itu ditutupi lagi dengan kulit yang dilubangi tadi .
Syahdan , Besoknya Raja sedang berjalan – jalan didalam kebun Istananya , Tak
terasa hidungnya mencium bau Nangka yang masak . Maka Titahnya pada pengawal agar
menyuruh Si Awang untuk mengambil Buah Nangka matang itu . Mendengar perintah
itu Si Awang sangatlah takut nya , gemetar seluruh persendianya , Dia sadar
bahwa nyawanya tinggal diujung rambut . Setelah Buah Nangka tersebut diambil oleh
Si Awang , Dengan hati – hati langsung dipersembahkan kepada Raja dengan meletakan
bekas penutup lubang dari Buah Nangka yang diambilnya untuk Permaisuri sebanyak
seulas disebelah bawah agar tidak terlihat oleh Raja bahwa Buah Nangka tersebut
sudah rusak atau cacat . Seperti biasa kalau orang ingin memakan buah , Biasnya
suka mencium – cium buah tersebut , Nah …! pada saat Nangka tersebut itu diangkat
oleh Raja maka terjatuhlah kulit penutup yang telah dibuat Si Awang itu . Raja
melihat kulit penutup yang jatuh itu ,
Maka tahulah Raja bahwa Nangka tersebut sudah ada yang merusaknya , Mengambilnya
seulas , Maka ,,,,! ! Timbulah MURKA – Nya . Sasarannya pertama adalah Si –
Awang itu ,

Sabdanya :
“ HAI …!! AWANG ,
KATAKAN SEGERA SIAPA YANG BERSALAH TANGAN ,
BERANI MENGAMBIL SANTAPAN AYAPAN BETA ,
KALAU ENGKAU MASIH INGIN MELIHAT SANG SURYA TERBIT BESOK PAGI DARI TIMUR ,
KATAKANLAH …!! SEGERA ..!”.

Dengan ketakutannya Si Awang terpaksa menceritakan bahwa yang menyuruhnya


mengambil Buah Nangka itu suulas adalah Sang Permaisuri . Sang Permaisuri pun
dipangillah untuk menghandap .
Raja bersabda :
“ WAHAI ADINDA SURI ISTANA .
PELIPUR HATI , PEREDAM JANTUNG ,
BENARKAH … ?? WAHAI ENGKAU YANG MENITAHKAN
SI AWANG MENGAMBIL NANGKA AYAPAN BETA … ! ? ,
TIDAKKAH ENGKAU TAHU WAHAI ADINDA ,
ITU NANGKA SANTAPAN RAJA !!! .
TIDAKKAH ENGKAU TAHU MENCURI ITU SANGATLAH TERCELA , MAKA PEDANGLAH
PEMBELAH PRAHARA “ .

Sang Permaisuri dengan perutnya yang mulai membesar datang dengan menghaturkan
sembah Nya dan menjawab sambil berurai air mata :
“ WAHAI KAKANDA RAJA DIPERTUAN NEGRI JUNJUNGAN HAMBA , TIADA MAKSUD BERANI
BERSALAH TANGAN ,
TETAPI SANG ANANDALAH YANG HENDAK MAKAN ,
SUDAH DICOBA NANGKA SENGRI ,
TETAPI TIADA DISUKA TIADA SUDI ,
NAMUN NANGKA DIIDAM ADA DITAMAN PURI ,
DEMI ANANDA SIBUAH HATI ,
BIARLAH ADINDA MENANGGUNG SENDIRI ,
KALAU KAKANDA INGIN MENGHAKIMI “ .

Raja semakin murka , karena merasa dibohongi oleh Permaisuri , Raja tidak
percaya , Mana mungkin anak yang dikandung didalam perut bisa makan Buah
Nangka , Tetapi Permaisuri tetap kukuh dengan pendiriannya BAHWA SIANAKLAH
YANG MEMINTA MAKAN NANGKA , Mungkin sakin kesalnya terlontar ucapan dari
mulut Sang Permaisuri :
“ KALAU KAKANDA RAJA TIDAK PERCAYA ,
SILAHKAN BELAHLAH PERUT ADINDA INI “ .

Dasar memang Raja ini Zalim , Tanpa berfikir panjang lagi Sang Permaisuri
langsung ditarik dan ditelentangkan diatas sebuah meja yang besar . Saat itu
hadir beberapa Pembesar Kerajaan termasuk Panglima Megat Sri Rama dan Adiknya
Panglima Wahab , Karena memang demikian kebiasan Kerajaan bila ada suatu masalah
atau perkara yang akan diselesaikan , Namun karena saat itu “ RAJA ADALAH
ABSOLUT
MONARCHI “ , Maka yang didengar atau yang dipatuhi adalah apa yang telah
diucapkan RAJA .
Dalam pada itu Panglima Megat Sri Rama dan Panglima Wahab , mulai tegang ,
Karena mereka sudah tahu bahwa Raja ini tidak akan menarik ucapan nya lagi ,
Dan
pasti melakukan niatnya . Disaat itulah Panglima Wahab berkata pada Abangnya

Panglima Megat Sri Rama :


“ WAHAI MEGAT ABANGKU ,
RAJA YANG ALIM RAJA DISEMBAH ,
RAJA YANG ZALIM RAJA DISANGGAH ,
DULU KEKASIH HATIMU DIAMBILNYA DIDEPAN HIDUNGMU , SEKARANG KEKASIH HATIMU
INI PULA AKAN DIBUNUHNYA DIDEPAN HIDUNGMU JUGA ,
HANYA KARENA KESALAHAN YANG TAK BERPADA ,
ALANGKAH PENGECUTNYA ENKAU WAHAI ABANGKU !!!? .
APAKAH ENGKAU PENGECUT WAHAI ABANGKU !! … ?? . “

Disaat – saat yang kritis itulah Panglima Megat Sri Rama baru sadar , Bahwa
selama ini dia telah mengabdi pada suatu kekuasan yang TIRANI KEJAM TAK
BERPERI , Namun dia juga sangat menyadari bahwa Sang Baginda Adalah seorang
Sakti pada zamannya , Belum lagi kalau diperhitungkan Pembesar ataupun Pungawa
yang Pro atau yang kontra Kepadanya , Akhirnya Dia terpaksa mengalah dan didepan
mata kepelanya sendiri disaksikannya kejadian yang teragis itu, ISTRI ,
KEKASIHNYA YANG TERCINTA DIBELAH PERUTNYA OLEH SANG RAJA .

TUHAN MAHA KUASA SERU SEKALIAN ALAM , Darah bersimbah , Jerit istri tercinta
masih terngiang diliang telinga , Sekarat meregang nyawa , Namun
ALLAH berkehendak yang mati itu Ibunya saja sedang Sang Bayi tetap hidup walau
belum saatnya lahir , Didalam gengamannya kedua tangannya tergengam seulas “ Buah
Nangka “ , Untuk ditunjukan pada Sang Raja . Itu Kuasa ALLAH YANG MAHA PERKASA ,
IA BERKUASA TERHADAP APA SAJA APALAGI TERHADAP RAJA YANG ZALIM ITU .

“BAYI MERAH YANG BERSIMBAH DARAH ITU DIAMBIL OLEH PANGLIMA WAHAB , SEDANG
MAYAT SANG PERMAISURI DIAMBIL DAN DISEMPURNAKAN OLEH PANGLIMA MEGAT SRI
RAMA“.

Dengan hati yang hancur luluh , Remuk redam , dan dendam yang membara Panglima
Megat Sri Rama mengkebumikan mantan Istrinya itu dibantu oleh Adiknya Panglima
Wahab disaksikan oleh Sang Bayi Merah . Didepan Makam itu pula Panglima Megat
Sri Rama bersabda :
“AKU BERSUMPAH….!! ,
AKAN MEMBALAS DENDAM ,
TERHADAP RAJA ATAS KEKEJAMAN DAN KEZALIMANNYA ,
YANG TELAH DILAKUKANYA TERHADAP KEKASIHKU .

Begitu pula : Pangkima Wahab berjanji didepan makam :


“ Berjanji akan mengasuh dan mendidik anak tersebut , sehingga suatu saat nanti
akan merebut kekuasaan Raja yang zalim itu , seperti telah diucapkan oleh Panglima
Megat Sri Rama di depan istrinnnya saat mereka berpisah , sewaktu istrimya itu
diambil oleh Raja untuk dijadikan Permaisuri akan menjadi RAJA DI RAJA untuk
dapat menaklukan 1 2 Kerajaan dan dari padanya akan diturunkan 1 2 Raja – Raja .

Setelah kejadian tragis itu Raja kelihatan agak menyesal dengan perbuatannya ,
Karena secara tidak langsung Raja telah kehilangan 3 Orang yang dekat dengannya
yaitu :
- Permaisuri Mangkat ditangannya sendiri
- Panglima Megat Sri Rama menghilang entah kemana sedangkan Panglima
Wahab pergi ke Temasik ( Yang sekarang ini adalah Singapore ) membawa
kemenakannya yaitu anak dari Panglima Megat Sri Rama , atau mantan Putra
Mahkota dari Raja SULTAN MAHMUD .

“PEMBALASAN PANGLIMA MEGAT SRI RAMA “


Akisah , Tersebut SULTAN MAHMUD , Raja dipertuan Agung di Siak Sri Indrapura ,
Konon kalau Sang Raja hendak bersiram ( mandi ) , Raja tersebut selalu DIJULANG (
Digendong atau didudukkan diatas bahu ) untuk menuju ke TELAGA PESIRAMAN RAJA
, Sedang dibelakangnya berjalan mengiringi beberapa orang gadis / DAYANG –
DAYANG sambil bernyanyi , Ditangan mereka biasanya membawa peralatan untuk Raja
bersiram, Seperti pakaian untuk ganti , Handuk , Wangi – wangian dan Siwak ( Sikat
Gigi ) dll .

Demikian kalau Raja pergi mandi , Perginya dijulang , Pulangnya pun dijulang .
Dayang – dayang sibuk mengurus Nya , Pokoknya serba wah , Seperti disurga layaknya
.

KITA KEMBALI PADA “ PANGLIMA MEGAT SRI RAMA “ .


Didalam kesendiriannya disebuah gua di tepi pantai , Si Megat ini sedang mencari
Ilham bagaimana caranya untuk membalas Dendam kepada Raja yang TIRANI ini .
Karena dia tahu benar bahwa Raja ini sangatlah Sakti Mandra Guna , Dia berfikir
keras dimanakah letak kelemahan atau ke – apesan Si Raja . Akhirnya setelah
berbulan – bulan didalam gua tersebut , dengan petunjuk YANG MAHA KUASA ,
didapatkanya ilham tentng kelemahanya Si Raja , yaitu :
“ Raja tersebut , tidak kebal senjata kalau dia tidak memijak bumi”. Saatnya
adalah pada waktu matahari condong ke barat, dimana biasanya Raja akan pergi
bersiram, di saat itu tentu si Raja berada di atas bahu seorang juru julang,
menuju telaga persiraman Raja.

Demikianlah setelah mendapatkan ILHAM tersebut , Panglima Megat Sri Rama pun
membuat persiapan untuk menyerang Raja , Setiap harinya dia berlatih PENCAK
SILAT , melatih semua Ilmu – ilmunya , Sambil tak lupa untuk menyusun taktik ,
Dia tahu benar Raja ini selain Sakti , Tapi juga sangat cerdik , Sangat tinggi
kewaspadanya .

Setelah sekian lama berlatih dan berlatih , Megat sudah merasa yakin akan akan
kemampuannya , Berangkatlah dia menuju Kota Siak Sri Indrapura
Menghadap Raja dan seperti biasanya lagi menjalankan tugasnya sebagai PANGLIMA ,
Raja masih menerimanya , Karena selama dia tidak ada , Tidak ada yang
berkenan di Hati Raja , Siapa yang sanggup menggantikan PANGLIMA MEGAT SRI
RAMA ini namun kedatangannya sangatlah mengejutkan Raja ,Sekaligus timbul juga
SAKWASANGKA , Bahwa Megat tentu datang dengan membawa Dendam Kesumat . Tetapi
dengan sangatlah pandainya Megat mengambil Hati Raja , maka berangsur – angsur
kecurigaan itupun hilang .

Selanjutnya, setelah sekian lama Panglima mengintip dan mempelajari segala


situasi , telah pula menghitung segala sial atau langkah keberuntungan , Maka
dengan diam – diam dihubunginya Si JURU JULANG , YAITU ORANG YANG BIASA
MENJULANG
RAJA KALAU AKAN PERGI BERSIRAM , ORANG ITU BERNAMA “ MUBARAK “ ( Orang
Arab , Salah satu orang yang mengembangkan Agama Islam di Siak Sri
Indrapura ) . denganya Panglima Megat Sri Rama Ini menceritakan segala
maksudnya , Diantara pesan Panglima pada mubarak adalah :
“ BILA AKU DATANG , JANGAN ENGKAU TURUNKAN RAJA DARI JULANGAN MU “ .
Dan saat itu pula Panglima Megat Sri Rama masuk Agama Islam .

“MANUSIA HANYA BISA MENGUKIR RENCANA ,


MEMBANTING TULANG MEMBUAT UPAYA ,
TETAPI ALLAHLAH YANG MAHA MENENTUKAN SEGALA – SEGALANYA ,
TAK TERKECUALI DENGAN REZEKI , JODOH DAN MAUT “ .

Demikianlah pada suatu hari yang telah ditentukan , Matahari telah condong ke
barat , Panjang bayang – bayang sepenggalahan , Pertanda hari sudahlah petang ,
Saat itulah rombongan RAJA SULTAN MAHMUD , Bergerak menuju TELAGA PERSIRAMAN
RAJA .
Raja dengan PONGKAHNYA , Dengan TAKAHNYA , Duduk tersenyum - senyum diatas
bahu Si JURU JULANG , MUBARAK Si orang Arab , Matanya larak – lirik dengan
genitnya pada DAYANG – DAYANG pengiring yang cantik molek itu . Lagu dan Tarian
RENTAK PATAH SEMBILAN , SRI MERSING , dan ANAK KALA , Ditarikkan
sepanjang jalan , mengiring RAJA PERGI BERSIRAM.

Saat rombongan tiba pada suatu tikungan jalan yang sepi , mendadak sontak munculah
… ?
PENDEKAR MEGAT SRI RAMA BAGAIKAN KILAT ,
Sumpah serapahnya ke Raja Laknat :
“WAHAI … RAJA CELAKA , RAJA PEMBUAT PRAHARA ,
AKU … !! MEGAT , DATANG MENUNTUT BELA ,
KEKASIHKU TERCINTA MATI SENGSARA ,
AKIBAT PERBUATAN MU YANG DURJANA ,
BEGITU PULA NANDAKU HIDUP MERANA ,
TIADA KASIH SAYANG SAYANG IBU DAN BAPAK.

“BUKAN PEDANG SEMBARANG PEDANG ,


PEDANG DITEMPA LAKSAMANA SAKTI ,
BUKAN DATANG SEMBARANG DATANG ,
YANG DATANG JANTAN SEJATI ,
MENUNTUT BELA KEKASIH MATI “.
Raja dan rombongannya terkejut tak semena – mena , Para Dayang – dayang menjerit
– jerit, Lari kucar – kacir terbirit – birit , Sembunyi diri agar selamat.

Saat itulah juga PENDEKAR MEGAT MEMBACA MANTRA :


“BISMILLAHIRROHMANNIRROHIM “
SIKUJU DIUJUNG TANJUNG,
JATUH MELAYANG SELARANYA,
SEJUK PERUT IBU MENGANDUNG,
DI BISIKAN ALLAH MARA BAHAYANYA ,
KABULKAN AKU MEMAKAI PELIAS TUMBUK SYECH ABDUL QODIR DJAILANI,
SAHABAT TANGAN KANAN NABI,
“ TIKAM JAUH TAK SAMPAI, TIKAM DARI DEKAT MELAMPAUI
LAILAHAILLALLAH MUHAMADAR RASULLULLAH “

Kedua tangannya mengusap mukanya, Tangan kiri mengusap kapalan tangan kanan ,
tangan kanan mengusap kapalan tangan kiri . Dengan TENAGA DALAM YANG PENUH,
Sang Pendekar melompat bagai kilat , PUKULAN PERTAMA DENGAN TELAK TEPAT
MENGENAI RAHANG RAJA , RAHANG ITU LEPAS DARI SENDI NYA. Kemudian dengan
beruntun TANGAN KIRI MENGHAJAR LENGAN

KANAN KANAN RAJA LEPAS SENDI BAHU ITU, Dalam waktu yang tak detik KAKI
KANAN PENDEKAR MAMPIR TEPAT DIDADA RAJA, TERDENGAR JERIT TERIAK SANG
RAJA KARENA KESAKITAN, AGAR JANGAN SAMPAI JATUH KE BUMI . Tetapi karena
Raja ini memang SAKTI MANDRA GUNA, TIBA - TIBA SAJA SEMUA ANGGOTA BADANNYA
YANG RUSAK LEPAS DARI SENDINYA, TELAH KEMBALI SEPERTI SEDIA KALA.

Selanjutnya, SANG PENDEKAR MEGAT SRI RAMA MEMBACA MANTRANYA YANG LAIN :
“ BISMILLAHIRRAHMANIRROHIM “
HUM LIAS PUTAR LIAS ,
HAK SIBATIK SUMAITA ,
MUHAMAD SERTA ALLAH ,
HAK BATU DATANG ,
HAK BATU MENANTI ,
BESI DATANG BESI MENANTI ,
API DATANG API MENANTI ,
KAYU DATANG , KAYU MENANTI .
LAILLAHAILLALAH MUHAMMADUR RASULLULLAH ,
HHHAAAKKK ! ! ! .

Dengan suatu lompatan yang indah , Jungkir balik diudara dua kali , tubuh sang
Pendekar menukik kearah Raja , Kedua cakar tangannya mencakar keperut Raja ,
tidak ampun lagi robeklah perut itu , darah bersembur , usus memburai , Raja
mengamuk , kepala Si Mubarak dipukulnya hingga hancur , sambil berkata : “
TURUUUNNNKKAAANNN AAKKUU !! “

Si Mubarak dalam sekaratnya tetap bertahan agar tidak jatuh ke bumi, akhirnya dia
mati dalam keadaan berdiri, kedua tangannya terpaut erat tak bisa dilepas lagi
dari lutut kaki raja.Melihat kejadian ini , SANG PENDEKAR MEGAT JADI BERTAMBAH
NAFSU , HINGGA LUPA DIRI. SANG PENDEKAR MEGAT MENCABUT KERISNYA YANG
BERNAMA “ KERIS SEMPANA RIAU “ ( Disinilah kesalahanya , Dia lupa bahwa
Raja itu KEBAL SEGALA SENJATA TAJAM) , Maksudnya ingin menyelesaikan
pertarungan itu dengan cepat , Keris tersebut ditusukan keperut Raja , Anehnya
keris itu menempel di tulang iga perut yang luka itu , tidak bisa dicabut lagi ,
Walaupun sudah dicobanya dengan sekuat tenaga , Akhirnya keris itu dilepaskannya
, Nah … pada saat yang kritis itu , Sang Raja sempat mencabut keris itu
dilemparkannya kepada pendekar Megat , Tepat menancap di dadanya menembus
jantung . Akhirnya kedua Pendekar itu menghebuskan nafas terakhir , Namun
Pendekar Megat masih sempat menyebut Nama – Nama ALLAH sebelum nyawanya melayang
.

Demikianlah pertarungan kedua Pendekar – pendekar Sakti itu diakhiri dengan


gugurnya kedua belah pihak . Seterusnya kedua Pahlawan ini dimakam disuatu desa
yang bernama G A S I P, Kira– kira 5 Km jauhnya dari kota SIAK SRI INDRAPURA,
KERIS SEMPANA RIAU, Dikembalikan kedalam Istana , Disimpan oleh para kerabat
. Sedang jenazah MUBARAK , Dimakamkan dibelakang Mesjid Siak Sri Indrapura .

Selama Raja tidak ada, Maka TAMPUK PEMERINTAHAN KERAJAAN DIPEGANG OLEH
MENTERI BESAR . Semua pembesar tahu bahwa yang berhak MENJADI RAJA ADALAH
ANAK YANG LAHIR DARI RAHIM SANG PERMAISURI, Nah … anak itu sekarang berada
di TEMASIK yaitu : (SINGAPORE sekarang ini ) , Bersama pamannya PANGLIMA WAHAB
.Tidak adalagi yang lain, Walaupun anak tersebut, Bukan darah daging Raja ,
Tetapi jelas dan pasti bahwa anak itu telah ber-ibu dan terlahir dari rahim
PERMAISURI .

Demikianlah , Seperti telah dijanjikan dan ALLAH MENTAKDIRKAN Suatu hari


datanglah dari TEMASIK ( SINGAPORE ) PANGLIMA WAHAB DAN KEMENAKANNYA ke
kota SIAK SRI INDRAPURA setelah berbelas tahun tidak pernah pulang .
Kedatanganya disambut dengan sangat meriah , maklum yang datang itu adalah
seorang PANGLIMA DAN SEORANG CALON RAJA. UPACARA PENOBATAN RAJAPUN DIADAKAN .

Alksah , kemudian Pemuda Gagah dan Rupawan ini dilantik dan didaulat menjadi Raja
dengan sebutan : RAJA KECIL BERGELAR “ SULTAN JALIL RAHMATSYAH “.
Kenapa disebut Raja Kecil ? , Karena Darah yang mengalir ditubuh Raja Muda ini
adalah Darah PANGLIMA MEGAT SRI RAMA , Bukan dari darah SULTAN MAHMUD .
Keris yang dipakai adalah “KERIS SEMPANA RIAU “ , Keris Ayahanda.

Demikianlah RAJA MUDA ini dalam memegang tampuk Pemerintahan , Raja ini sangat
bijak Bestari – Nya , terkenal sangat alim dalam Agamanya dan cemerlang pula
otaknya. Kesaktiannya tidak diragukan lag , terbukti selama dalam pemerintahannya
yang selalu didampingi oleh Pamannya PANGLIMA WAHAB, Kerajaan Siak Sri Indrapura
telah sampai pada masa KEEMASAN dengan melebarkan sayapnya ke :

1. ACEH .
2. TAMIANG .
3. LANGKAT .
4. BANGKO . ( Bagan Siapi – api ) .
5. LINGA SINGKEP .
6. INDRA GIRI .
7. PELALAWAN .
8. JOHOR .
9. TEMASIK ( SINGAPORE ) .
10. PONTIANAK .
11. MEMPAWAH .
12. SAMBAS .

Alkisah , Semua Kerajaan – kerajaan itu adalah merupakan daerah taklukan dari
Kerajaan Siak Sri Indrapura yang setiap tahunnya diwajibkan membayar upeti kepada
Sultan Abdul Jalil Rahmatsyah sebagai Raja di Raja seluruh negeri ditaklukkan.,
bukan jajahan.
SULTAN ABDUL JALIL RAHMATSYAH SANGAT BENCI DENGAN PENJAJAHAN KARENA “AGAMA“
SANGAT MELARANGNYA, JADI NEGRI–NEGRI TERSEBUT DIATAS CUKUP DITAKLUKAN SAJA BUKAN
DIJAJAH .

Demikian juga dalam menjalankan roda pemerintahan , Negri ini adalah berdasarkan
Undang – Undang ISLAM . Oleh sebab itu negri ini disebut SIAK , Artinya
adalah TEMPAT BERKUMPUL ORANG – ORANG ALIM ( Lihat Kamus BAHASA
INDONESIA ) . Didaerah RIAU dan daerah negri – negri yang ditaklukan AGAMA
ISLAM berkembang dengan pesatnya , Agama ini dikembangkan oleh para

saudagar – saudagar Arab, Gujarat dan Persia . Salah satu cara yang dipakai adalah
dengan “ berbaur dengan penduduk setempat “ . Terutama dengan Raja – raja atau
para bangsawan . Mereka disebut “ SYAID “ atau “ SYARIFAH “ .
Dalam pemerintahan Undang – Undang Islam dipegang oleh seorang Imam / QODHI
sebagai Hakim .
Demikianlah Kerajaan ini berjaya dari abad ke abad pada setiap Dynastinya dari
keturunan Raja – raja ini selalu ada Imam / Qodhi sebagai Hakim Islam .
Sultan Abdul Jalil Rahmatsyah dalam Dynastyinya menurunkan 1 2 Raja – raja besar
, dimana selalu didampingi oleh Imam – imamnya secara turun – temurun . Diantara
Raja – raja besar yang terkenal hingga zaman penjajahan Belanda adalah :
SULTAN SYARIF QOSYIM , yaitu Raja yang ke XII , dari Dynasti Sultan
JalilRahmatsyah .Istana–Nya bernama “AL – HASYIMIYAH”

(Sampai sekarang masih berdiri megah ditepian sungai Siak , Pekan Baru , RIAU )
Pada saat Perang Kemerdekaan Indonesia , Raja Siak – lah yang pertama mengakui
kemerdekaan Indonesia , Terbukti dengan telah diserahkannya Mahkota Kerajaan Oleh
Raja yang terakhir yaitu Sultan Syarif Qosyim kepada Pemerintah Republik Indonesia
yang SAH dan sebagai sarana Perjuangan Bangsa Indonesia , Sultan juga membuatkan
lapangan Terbang SIMPANG TIGA “ di Pekan Baru , Riau . Sebuah mobil sedan dan uang
tunai sebesar 135 .000 , - GULDEN . Semua ini dilakukan Sultan dengan Ikhlas ,
selain itu memang telah ada sebelumnya sebuah “ SURAT WASIAT “ dari kakeknya
yaitu Sultan yang ke – X , kemudian diteruskan pada anaknya yaitu Sultan yang ke –
XI , Yang isinya antara lain :
“ JIKA SUATU SAAT NEGRI NUSANTARA INI MERDEKA ,
TUNDUKLAH KEPADA PEMERINTAH YANG SAH, DAN YANG BERDAULAT."

PERKEMBANGAN
PERGURUAN PENCAK SILAT MUTIARA PANCA RASA

Pada saat pemerintahan Sultan Syarif Qosyim , Raja yang ke – XII , Raja ini
didampingi oleh seorang Imam / Qodhi bernama Imam Suhil bin Abdul Ghoni , yaitu
salah satu pewaris semua ke “ ILMUAN “ dari Sultan Abdul Jalil Rahmatsyah . Sang
pewaris mempunyai anak sebanyak 25 orang dari 2 istri ( Istri I , melahirkan 5
anak dan istri ke II , melahirkan 20 anak ) . Dari anak istrinya yang ke II , ada
seorang puterinya yang bernama : “ FATIMAH DJAWAHIR BINTI IMAM SUHIL “
dinikahinya dengan seorang pemuda dari keturunan Panglima Megat Sri Rama atau
keturunan Sultan Abdul Rahmatsyah yang bergelar : “ DATUK PANGLIMA BAHROEM
AZHAR “( Ranji silsilah Panglima Wahab di Temasik / Johor, Malaysia ) . Datuk
Panglima Bahroem Azhar adalah juga salah satu pewaris dari KEILMUAN yang dimiliki
oleh Panglima Megat Sri Rama atau Sultan Jalil Rahmatsyah .Dari hubungan cinta
kasih sayang kedua mempelai ini terlahirlah anak lelaki bernama: “ FUAD AZHAR “.
Pada saat itu anak yang terlahir ini sebelumnya dibawa terlebih dahulu ke Istana
oleh ibundanya untuk diperlihatkan oleh Sultan dengan rasa gembira dengan
kehadiran anak pertamanya itu dengan membawa kain songket tenunan siak berwarna
hijau biasanya sultan sering memberi kain kepada orang baru saja melahirkan namun
kali ini tidak malah ibunda Fatimah yang memberi kain tersebut kepada Sultan,
sedangkan pada saat itu Sultan tidak mempunyai keturunan (anak) maka Sultan pun
sedih sambil mendodoikan bayi itu lalu Sultan berucap “ KELAK NANTI BAYI INI
TUMBUH BESAR HIDUP DAN KETURUNANNYA INSYA ALLAH TIDAK SUSAH, AMIN YA ROBALALAMIN “
dan Sultan berucap kembali “ KUBERI GELAR ANAK INI bergelar “TENGKU FUAD AL
ZAKIYAT AZHAR ”.

Semasa kecil kerap sekali anak yang tumbuh dewasa dilingkungan Istana serta pada
usia yang cukup anak tersebut dikhitan di Istana dan duduk di Kursi Sultan yang
terbuat dari Emas itu yang sekarang dapat kita jumpai diIstana.

Bunda Fatimah binti Suhil semasa gadisnya pernah tinggal di Istana Al asyimiah
(Istana Sultan Siak) kerajaam Sri Siak Indrapura selama 8 tahun sebagai guru
pengajian Al Quran semua putri-putri raja. Setelah menikah bunda Fatimah keluar
dari Istana menetap di rumah ayahandanya Imam Suhil.

( Gelar ini diberikan oleh Sultan Syarif Qosyim Raja ke XII Kerajaan SIAK SRI
INDRAPURA saat FUAD AZHAR akan melanjutkan sekolah / pergi merantau ke Jawa pada
tahun 1968 disaksikan oleh Bundanya Fatimah Djawahir binti Imam Suhil , Permaisuri
Raja “ TENGKU SYARIF FADLUN “. Kakeknya Imam Suhil Bin Imam Abdul Ghoni Ayahanda
DATUK PANGLIMA BAHROEM AZHAR serta para kerabat Istana ) .

Semasa mudanya “ Tengku Fuad Al zakiyat Azhar “ , sangat rajin berguru pada
kakeknya Imam Suhil Bin Abdul Ghoni dan Ayahandanya Datuk Panglima Bahroem Azhar
, yang merupakan GURUNYA YANG KE I dan YANG KE II . Ilmu – ilmu yang
dipelajarinya adalah Ilmu Agama Islam serta Ilmu Pencak Silat Aliran Pengngiang
dan

Ilmu Pencak Silat Aliran Minangkabau serta Ilmu Pencak Silat Aliran Gerak Pengelat
yang dijaga keasliannya walaupun sudah mengalami perubahan sesuai keadaan zaman .
Ilmu Persilatan Warisan Nenek Moyangnya , Kebatinan dan Pengobatan . Kebetulan
pula dari sekian puluh cucu dari Kakeknya Imam Suhil Abdul Ghoni ini dialah yang
BERBAKAT . BERJIWA PENDEKAR dan dinilai mampu menyerap semua ke “ ILMUAN “
warisan nenek moyangnya itu. Dengan demikian secara tak langsung

Tumpahlah semua kasih sayang baik dari Kakek atau dari Ayahanda yang sekaligus
adalah Guru – Gurunya. Setelah mereka merasa cukup dalam menurunkan Keilmuan
warisan ini, Pemuda Fuad Azhar diperintahkan merantau ke pulau Jawa , sekaligus
melanjutkan sekolah disana . Didalam perantauanya ke Pulau Jawa tepatnya di tanah
Betawi yang sekaligus melanjutkan sekolah di sana .

Demikianlah Sang Pemuda perjaka , dalam kesibukannya menuntut ILMU DUNIA DAN
AKHIRAT, Disuatu hari yang bahagia , Dia diketemukan ALLAH dengan seorang gadis
MOJANG PRIANGAN, bernama RADEN TIEN SUHARTINI BINTI RADEN ATMA WIJAYA , yang
juga berdarah Bangsawan berasal campuran dari Kerajaan “PARAKAN MUNCANG “ di Tanah
GARUT dan juga dari “ SUNAN CIREBON “ ( Dari Sunan Gunung Djati ) di Tanah
CIREBON, JAWA BARAT.

Disinilah juga yang merupakan asal – usul keilmuan PERGURUAN PENCAK SILAT MUTIARA
PANCA RASA diantaranya yaitu :

Cimande , Cikalong , Sahbandar, Kari – Madi, Sera, Dan juga Debus Yang sekarang
ini telah dimodifikasi menurut situasi keadaan zaman dan tetap keasliannya .Tak
luput juga keilmuan Betawian serta tidak ketingalan unsur – unsur keilmuan yang
lain yaitu dari Jawa yang telah dicampur menjadi SEBELAS JURUS ANDALAN adalah :

Jurus I : LA HAW LA WALAQUATA ILLABILLA ALIYILAZIM


Jurus II : ASTAGFIRULAALAZIM
Jurus III : BISMILLHIROHMANNIRROHIM
Jurus IV : ALHAMDULILLAHIROBILALMIN
Jurus V : SUBHANALLAH
Jurus VI : ALLAHUMMASHOLI A’LASYA’I DYNA MUHAMMAD, WA A’LA ALI SYA’ I DYNA
MUHAMMAD
Jurus VII : MASYA ALLAH
Jurus VIII : ALLAHU AKBAR
Jurus IX : LAILAHAILLAWLAH
Jurus X : INNALILLAHI WAINNALILLAHI ROJIUN
Jurus XI : INSYA ALLAH

Alhamdulilah , dengan segala kehendak – Nya , Pada tanggal 16 Februari 1974 ,


Raden Tien Suhartini Binti Raden Atmawijaya , Telah sah menjadi istri tercinta
dari Tengku Fuad Alzakiyat Azhar . Dalam jalinan kisah cinta kedua remaja ini
terlahir dua orang putra berdarah Pendekar yaitu :

1. RADEN ESA PANJI HARUMAN


2. RADEN RANGGA PADMA NEGARA
Selanjutnya , tepat pada saat Tengku Fuad Alzakiyat Azhar , Berumur 40 tahun ,
datanglah MANDAT dari Ayahanda dari Tanah Siak di Riau , Datuk Panglima Bahroem
Azhar Berkata (Saat itu berupa bayang – bayang)

“WAHAI ANAKKU SI ALANG FUAD,


SEBELUM AKU DIJEMPUT ALLAH UNTUK KEMBALI KEHARIBAANNYA ,

AKU HARAP KEMBANGKANLAH ILMU LELUHUR ITU SEBAGAI AMALAN MU TERHADAP SESAMA MANUSIA

SEBELUM ALLAH JUGA MENJEMPUTMU KEMBALI KEHARIBAANNYA“.

Alhamdulillah Dengan KODRAT dan IRADAT ALLAH , Tepat tanggal 25 Juni 1989,
Diresmikanlah PERGURUAN PENCAK SILAT MUTIARA PANCA RASA oleh Pengurus Cabang IPSI
Jawa Barat dan lalu disusul diresmikanya oleh Pengurus Cabang IPSI DKI JAKARTA dan
pada kesempatan itu juga diresmikan oleh Pengurus Cabang di Provinsi lain hingga
sekarang.

Demikianlah Perguruan Pencak Silat Mutiara Panca Rasa, berkembang dengan


pesatnya, dari murid asalnya dibentuk adalah 50 orang dari berbagai suku,
Alhamdulillah sekarang ini sudah memiliki murid lebih dari 5000 orang dari seluruh
Nusantara. Ditambah beberapa Cabang diluar negeri yaitu Turki , Jepang dan
Philipine.

Demikianlah riwayat ringkas dari Autobiografi penyadur yaitu Bapak Tengku Fuad
Alzakiyat Azhar, sekaligus adalah Pendiri dan Guru Besar Perguruan Pencak Silat
Mutiara Panca Rasa .

TENTANG KAMI,

M U T I A R A P A N C A R ASA
Menyerang Tanpa Tentara - Berperang Tanpa Senjata - Menang Tanpa Pujian - Berjuang
Lillahi Taa’la

ARTI LAMBANG
“ BENTUK PRISMA BERSEGI LIMA DILINDUNGI BENDERA MERAH - PUTIH “
Melukiskan Dasar Negara Republik Indonesia, Pancasila.
Bentuk posisi kokoh seorang pesilat 5T yang bergerak bebas berputar tidak habis
langkah dan akal Dilhami dari gerak tari rumpun melayu yang berasal dari asli
indonesia

TULISAN WARNA PUTIH BERBENTUK PARABOLA


“ PERGURUAN PENCAK SILAT “
Merupakan suatu wadah, sarana & prasarana untuk mengembang bakat bagi pecinta
pencak silat Indonesia

BENTUK TELAPAK TANGAN KANAN DAN RANTAI “


Melukiskan semangat perjuangan, kepahlawanan, semangat pembangunan yang bersatu
serta gotong royong yang seluruhannya dimaktubkan dengan tangan yang halus
terkandung saling asah, asih dan asuh serta teguh, gagah berani dan suci siap
segala cobaan dan godaan serta setia kepada perguruan.

” MUTIARA DI TENGAH TELAPAK TANGAN KANAN “


Lambang akan cinta, perdamaian dan ketinggian suatu keilmuan atau ilmu gerak tubuh
manusia, walaupun dicari orang mahal dan jauh didasar laut sekalipun
TULISAN “ MUTIARA PANCA RASA “ DENGAN WARNA HITAM DIATAS PITA KUNING
Melukiskan kebenaran atas dasar kesucian, merupakan singkatan dari “ Menyerang
Tanpa Tentara, Berperang tanpa Senjata, Menang Tanpa Pujian Berjuang Lillahi
Ta’ala “.

SEJARAH SINGKAT (Rangkuman),

Menulusuri keberadaan dan asal – usul perguruan Pencak Silat Mutiara Panca Rasa,
seakan menapak suatu mata rantai sejarah yang teramat penting dan panjang.

Bertitik tolak dari sisi dan jiwa amanat sang guru kepada putranya yaitu Tengku
Fuad Al – Zakiyat Azhar di suatu senja latihan. Berbekal ilmu pencak silat & agama
yang diperoleh langsung dari guru – gurunya dan setelah mendapat mandat secara
gaib ( berupa bayang bayang ) dari ayahandanya Datuk Panglima Bahroem Azhar, yang
isinya iyalah :
“ ……. Saat ini aku merasa ada harapan meneruskan ilmu yang kumiliki ini kepadamu.
Akan tetapi bukan berarti sampai di sini tugasmu ! Mulai saat ini kita harus
memberanikan diri mengamalkan ilmu tersebut demi kepentingan orang banyak.
Artinya, ilmu ini tidak hanya diturunkan kepada keluarga saja, melainkan
dikembangkan juga untuk kepentingan masyarakat ….. “

Sejak itu, disusunlah suatu bentuk organisasi yang merupakan wadah keanggotaan
dengan nama Perguruan Pencak Silat MUTIARA PANCA RASA , dengan Doktrin Perguruan
yaitu MUTIARA PANCA RASA, yang merupakan kepanjangan dari :

Menyerang Tanpa Tentara


Berperang Tanpa Senjata
Menang Tanpa Pujian
Berjuang Tanpa Lillahi taa’lla

Yang maknanya iyalah : Jadilah dirimu Engkau adalah dirimu sendiri. Dan takut
kepada ALLAH, selalu
Waspada serta ingat “ Diatas Langit Masih Ada Langit “
Artinya : “ Kalau Ada Orang Yang Mengaku Pandai Masih Ada Orang Yang Lebih Pandai
lagi “.

Adapun materi pelajaran PPS Mutiara Panca Rasa, meliputi seluruh teknik belaan
maupun serangan . Unsur belaan antara lain hindaran dan tangkisan. Serangan
terdiri dari pukulan dengan berbagai variasinya, berbagai macam tendangan,
jatuhan, bantingan dan kuncian dll. Selain itu juga diajarkan Pencak Silat Seni
tradisional. Ini merupakan salah satu kelebihan yang di miliki Pencak Silat
Mutiara Panca Rasa.

JANJI SISWA
Kami siswa-siswi Perguruan Pencak Silat keluarga Mutiara Panca Rasa dengan ini
berjanji:

1.Akan selalu taat, patuh dan disiplin terhadap orang tua, guru serta saling
asah,asih dan asuh terhadap sesama siswa.
2.Akan selalu taat, patuh menjalankan agama, selalu membela keadilan, kebenaran
terhadap sesama umat beragama. Siap dalam menghadapi segala cobaan dan godaan
serta berjiwa pancasila.
MOTTO PERGURUAN
Menyerang Tanpa tentara
Berperang tanpa senjata
Menang tanpa pujian
Berjuang lillahi taala

Anda mungkin juga menyukai