Anda di halaman 1dari 9

Mahkota Emas

Narator:

Suatu hari hari di negri yang sangat-sangat jauh, berdiri kerajaan yang
sangat luas bernama Sangat Jauh. Kerajaan dipimpin oleh raja yang
arif, bijaksana, dan adil. Raja memiliki dua orang putri bernama Putri
Silla dan Putri Alfan. Suatu hari raja mendapati seorang tamu dari
kerajaan seberang. Tamu itu adalah Pangeran Suko.

Ismail : Yang mulia seseorang ingin bertemu dengan anda.

Topan : Suruh dia masuk.

Suko : Yang Mulia Raja, kedatangan saya kemari tidak lain adalah
untuk mempersunting salah seorang dari putri paduka.

Topan : Siapakah kamu.

Suko : Kasih tau nggak ya?

Topan : Kalau nggak di kasih tau ntar saya pukul kamu.

Suko : Just Kid Paduka, saya Pangeran Suko dari negri seberang.

Topan : Ohh.....

Suko : Jadi gimana Paduka?

Topan : Ok. Ismail!!

Ismail : Iya paduka.

Topan : Perkenalkan ini Pangeran Suko, Pangeran Suko ini Ismail


panglima setia kerajaan. Panglima tolong panggilkan tuan putri.
Ismail : Baik yang mulia.

Narator : Panglima memanggil Tuan Putri.

Ismail : Tuan putri yang cantik, raja memanggil kalian.

Sillla : Mengapa raja memanggil kami

Ismail : Mana saya tau tuan putri, emang saya bapaknya.

Silla : Kurang ajar kamu.

Alfan : Sudah sudah jangan bertengkar, nanti raja marah lagi kalau
menunggu lama.

Ismail : Maaf Tuan Putri.

(Mereka bertiga berjalan menuju aula istana.)

Topan : Ini dia putri-putriku, mana diantaranya yang ingin kau


persunting pangeran?

Suko : Sabar paduka, saya juga belum mengenal tuan putri. Ijinkan
saya tinggal beberapa saat di istana yang megah ini, agar dapat saling
mengenal dengan tuan putri.

Topan : Baiklah Kau. Kau kuijinkan.

Ismail : Silahkan pangeran, ikuti saya, saya akan mengantar anda ke


kamar. (Panglima mengantarkan pangeran ke kamarnya.)
Narator:

Saat makan malam tiba seluruh anggota kerajaan menuju ruang


makan. Putri, pangeran, serta panglima sudah duduk di meja makan
sambil menunggu paduka raja.

(Paduka Raja memasuki ruang makan)

Ismail : Yang mulia silahkan duduk.

Raja : Terima kasih panglima. Aku akan mengumumkan pewaris


tahta kerajaan.

Sillla : Pastinya aku yang akan jadi Ratu. Aku kan anak pertama.

Raja : Sebenarnya adikmulah yang akan menjadi Ratu.

Silla : Whaaat !!!! kok dia sih. Kan aku yang anak pertama kenapa
dia yang jadi Ratunya.

Alfan : Iya ayah kenapa aku yang jadi Ratunya. Bukankah kakak yang
lebih berhak jadi Ratunya. Lagi pula aku juga tak mengharapkan posisi
itu. Biar kakak saja yang jadi Ratunya.

Topan : Aku lihat adikmu lebih pantas menjadi Ratu. Dia lebih adil dan
tenang dalam menghadapi masalah.

Silla : Aku tak terima ini!!! (sambil menggebrak meja dan


meninggalkan ruang makan)

Narator:

Suasana menjadi kacau, seluruh anggota kerajaan meninggalkan ruang


makan. Raja dan Putri Alfan masuk ke kamarnya begitu juga pangeran.
Panglima berkeliling kerajaan untuk memeriksa keadaan. Secara tidak
sengaja saat melewati kamar pangeran, Panglima mendengar
percakapan pangeran di telefon.

Suko : Iya, tenang bro, gue bakal segera menguasai kerajaan ini dan
menjadi Raja paling paling berkuasa di seluruh negeri. (berbicara dalam
telefon)

(Panglima mendengar)

Ismail : Apa yang dia bicarakan. Dia sangat mencurigakan. Aku akan
mengawasinya, dia sepertinya merencanakan hal yang buruk.

Narator:

Kesokan harinya semua orang berkumpul di aula kerajaan. Pangeran


akan menyampaikan siapa yang akan dipilihnya.

Topan : Pangeran siapakah yang akan kamu pilih.

Suko : Aku memilih Putri Alfan.

(Putri Silla terlihat kecewa atas keputusan pangeran)

Topan : Bagaimana Putri apakah kamu menerimanya??

Alfan : Akan kupikirkan dulu ayah. Aku tak yakin ayah.

Topan : Baiklah pertimbangkanlah. Besok katakan keputusanmu.

Silla : Hahhh!!! (Berjalan meniggalkan aula)


Narator:

Waktu makan malam hampir tiba. Pangeran Suko datang lebih awal.
Dia mengendap-endap ke dapur dan menaruh suatu cairan kemakanan
raja. Kemudian kemeja makan mengikuti lainnya duduk untuk makan
bersama.

Topan : Ayo kita makan. (Raja memakan makanannya)

Topan : Ahrrggg... (sambil terjatuh)

Silla & Alfan : Ayaaaaah !!!! (kaget)

Ismail : Paduka Raja !! (kaget)

Suko : Kenapa ini bisa terjadi ?!

Alfan : Aku tidak tahu, setelah Ayah makan tiba-tiba Ayah langsung
tak sadarkan diri !

Ismail : Kita harus segera mengobati Raja sebelum terlambat.

Narator:

Hingga beberapa minggu Raja masih dalam keadaan tak sadarkan diri.
Pangeran Suko pun mulai melakukan rencana buruknya.

Alfan : Gawat !!! keadaan rakyat saat ini sangat memprihatinkan,


banyak terjadi kekacauan ditambah lagi masalah ekonomi di kerajaan.
Panglima bagaimana ini ? kau yang dari dulu juga sebagai penasihat
Kerajaan ini seharusnya dapat mengatasinya.
Ismail : Tuan putri saran saya...(belum selesai panglima bicara
pangeran langsung memotong ucapanya)

Suko : Sebaiknya segera mengganti raja baru untuk memimpin


kerajaan kembali dan mengatasi semua kekacauan.

Ismail : Tuan Putri Alfan ini saatnya anda menggantikan raja.

Silla : Ha !! tidak bisa. Kepimpinan Raja akan diganti jika Ayah sudah
memutuskanya.

Ismail : Heh bilang saja kalau Putri Silla tidak terima jika Putri Alfan
menjadi ratu.

Silla : Diam kau panglima menyebalkan, a a aku hanya khawatir jika


adikku nanti tidak mampu mengatasi kerajaan saat ini

Ismail : Memangnya putri Silla mampu mengatasi masalah ? Bermain


dakon saja selalu kalah

Silla : diam !

Alfan : Bagaimana jika Pangeran Suko saja yang menggantikan ayah ?

Ismail : Tidak bisa ! alangkah baiknya jika tuan Putri saja yang
menggantikanya. Lagi pula dia orang luar yang tidak ada sangkut
pautnya dengan kerajaan kita.

Alfan : Aku percaya padanya. Dia adalah sosok raja yang kita cari.
Sementara itu aku akan pergi mencari obat untuk penyembuhan ayah.

Silla : Kau akan pergi kemana ?

Alfan : Ke Jonggol. Ya ke hutan lah.


Ismail : Tidak tuan putri terlalu bahaya jika anda pergi kesana, aku
akan menemani mu

Alfan : Tak apa, biar aku saja yang pergi. Aku akan segera kembali.

Suko : Biar aku temani Tuan Putri.

Ismail : Apa tidak sebaiknya aku saja yang menemani Tuan Putri.

Alfan : Tidak. Biar Pangeran saja yang menemaniku.

Narator:

Putri Alfan segera berkemas untuk perjalanan ke hutan di temani


Pangeran Suko. Panglima tidak tinggal diam, Panglima berencana
mengikuti mereka karena tidak yakin dengan keselamatan Putri Alfan.

Suko : Ayo Tuan Putri kita segera berangkat.

Alfan : Baiklah.

(setelah pangeran dan putri tidak terlihat panglima mulai berjalan


mengikuti mereka)

Narator:

Akhirnya mereka berdua sampai di hutan.

Suko : Akhirnya tinggal kita berdua.

Alfan : Apa yang kau maksud Pangeran?


Suko : Aku akan segera membunuhmu.

Alfan : Apa yang kau inginkan Pangeran. Apa salahku padamu.

Suko : Kau tidak punya salah kepadaku, hanya saja itu udah takdir
kamu untuk masuk jebakanku.

Alfan : Mengapa Pangeran ??? Mengapa ???

Suko : Aku aka membunuhmu, kemudian kukatakan pada kerajaan


kalau kau diserang binatang buas di hutan. Lalu aku akan menikah
dengan Putri Silla. Aku akan membunuhnya seperti aku meracuni raja.
Lalu aku akan menjadi Raja dari kerajaan Sangat Jauh.

Alfan : Jadi kamu yang telah membuat raja sakit. BIADAB Kau
Pangeran.

Suko : Matilah Kau. (menebas pedang ke Putri Alfan)

Ismail : Tidak secepat itu (sambil menangkis pedang Pangeran Suko)

Alfan : Panglima.

Ismail : Aku mengikuti kalian. Ternyata benar kau memiliki niat buruk.
Rasakan ini. (menebas kaki Pangeran Suko)

Suko : Ahhrrrgg…. (sambil menjatuhkan pedang dan memegang


kakinya yang terluka)

Ismail : Kau tidak apa-apa Tuan Putri?

Alfan : Aku tidak apa-apa. Terima kasih Panglima. Kau memang


pahlawanku.

Ismail : Itu sudah kewajiban saya. Kubawa Kau ke penjara. (sambil


menyeret Pangeran)
Narator:

Merekapun kembali kekerajaan dan mendapati raja telah meninggal.


Pangeran dipenjara dan menjadi aib yang besar bagi kerajaan negri
sebrang.

Alfan : Ayah... kenapa kau pergi meniggalkan kami.

Silla : Apa yang sebenarnya terjadi. Gimana sih kalian raja


meninggal malah keluyuran. Gak guna banget loe jadi Panglima.

Ismail : Ya Sorry to. Begini Putri, Pangeran Suko telah membuat


scenario pembunuhan raja dan ingin menguasai kerajaan.

Suko : Ya iyalah buat scenario inikan drama.

Silla : Ohhh… Pantes aja gue dah curiga dari dulu. Gak heran gue.
Gara-gara kamu ayah jadi meniggal. Hukum dia penjara seumur hidup.

Narator:

Kerajaan kembali tentram. Putri Silla sadar dan mengakui Putri Alfan
sebagai Ratu. Panglima naik pangkat dan menjabat juga sebagai
penasehat kerajaan. Seluruhnya berakhir indah dan hidup bahagia
selama..lama..lama..lamanya…

Anda mungkin juga menyukai