Narator:
Suatu hari hari di negri yang sangat-sangat jauh, berdiri kerajaan yang
sangat luas bernama Sangat Jauh. Kerajaan dipimpin oleh raja yang
arif, bijaksana, dan adil. Raja memiliki dua orang putri bernama Putri
Silla dan Putri Alfan. Suatu hari raja mendapati seorang tamu dari
kerajaan seberang. Tamu itu adalah Pangeran Suko.
Suko : Yang Mulia Raja, kedatangan saya kemari tidak lain adalah
untuk mempersunting salah seorang dari putri paduka.
Suko : Just Kid Paduka, saya Pangeran Suko dari negri seberang.
Topan : Ohh.....
Alfan : Sudah sudah jangan bertengkar, nanti raja marah lagi kalau
menunggu lama.
Suko : Sabar paduka, saya juga belum mengenal tuan putri. Ijinkan
saya tinggal beberapa saat di istana yang megah ini, agar dapat saling
mengenal dengan tuan putri.
Sillla : Pastinya aku yang akan jadi Ratu. Aku kan anak pertama.
Silla : Whaaat !!!! kok dia sih. Kan aku yang anak pertama kenapa
dia yang jadi Ratunya.
Alfan : Iya ayah kenapa aku yang jadi Ratunya. Bukankah kakak yang
lebih berhak jadi Ratunya. Lagi pula aku juga tak mengharapkan posisi
itu. Biar kakak saja yang jadi Ratunya.
Topan : Aku lihat adikmu lebih pantas menjadi Ratu. Dia lebih adil dan
tenang dalam menghadapi masalah.
Narator:
Suko : Iya, tenang bro, gue bakal segera menguasai kerajaan ini dan
menjadi Raja paling paling berkuasa di seluruh negeri. (berbicara dalam
telefon)
(Panglima mendengar)
Ismail : Apa yang dia bicarakan. Dia sangat mencurigakan. Aku akan
mengawasinya, dia sepertinya merencanakan hal yang buruk.
Narator:
Waktu makan malam hampir tiba. Pangeran Suko datang lebih awal.
Dia mengendap-endap ke dapur dan menaruh suatu cairan kemakanan
raja. Kemudian kemeja makan mengikuti lainnya duduk untuk makan
bersama.
Alfan : Aku tidak tahu, setelah Ayah makan tiba-tiba Ayah langsung
tak sadarkan diri !
Narator:
Hingga beberapa minggu Raja masih dalam keadaan tak sadarkan diri.
Pangeran Suko pun mulai melakukan rencana buruknya.
Silla : Ha !! tidak bisa. Kepimpinan Raja akan diganti jika Ayah sudah
memutuskanya.
Ismail : Heh bilang saja kalau Putri Silla tidak terima jika Putri Alfan
menjadi ratu.
Silla : diam !
Ismail : Tidak bisa ! alangkah baiknya jika tuan Putri saja yang
menggantikanya. Lagi pula dia orang luar yang tidak ada sangkut
pautnya dengan kerajaan kita.
Alfan : Aku percaya padanya. Dia adalah sosok raja yang kita cari.
Sementara itu aku akan pergi mencari obat untuk penyembuhan ayah.
Alfan : Tak apa, biar aku saja yang pergi. Aku akan segera kembali.
Ismail : Apa tidak sebaiknya aku saja yang menemani Tuan Putri.
Narator:
Alfan : Baiklah.
Narator:
Suko : Kau tidak punya salah kepadaku, hanya saja itu udah takdir
kamu untuk masuk jebakanku.
Alfan : Jadi kamu yang telah membuat raja sakit. BIADAB Kau
Pangeran.
Alfan : Panglima.
Ismail : Aku mengikuti kalian. Ternyata benar kau memiliki niat buruk.
Rasakan ini. (menebas kaki Pangeran Suko)
Silla : Ohhh… Pantes aja gue dah curiga dari dulu. Gak heran gue.
Gara-gara kamu ayah jadi meniggal. Hukum dia penjara seumur hidup.
Narator:
Kerajaan kembali tentram. Putri Silla sadar dan mengakui Putri Alfan
sebagai Ratu. Panglima naik pangkat dan menjabat juga sebagai
penasehat kerajaan. Seluruhnya berakhir indah dan hidup bahagia
selama..lama..lama..lamanya…