Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 1

XI MM 1

JAYAPRANA LAYONSARI

NAMA KELOMPOK : ABBSEN: PERAN :


1. Alvianus Aryawan (01) Raja Kalianget
2. Dewa Ayu Putu Candra Dewi (02) Luh Harum
3. Guido Arya Pratama (05) Patih Sawung Galing
4. I Putu adi Permana (11) Regug
5. Komang Yanna Brahmanta (16) Jayaprana
6. Nicholas Hugo Santoso (22) Jero Bendesa (Bapak
Layonsari )
7. Putu Tanaya Renita Udayana (26) Ibu Layonsari
8. Valentina Louciane A. K (28) Layonsari
9. I Gede Gusnadha Efant (29) Regig
Jayaprana dan Layonsari

Pada jaman dahulu kala, ada sebuah kerajaan kecil di daerah utara pulau Bali. Kerajaan
itu bernama kerajaan Wanekeling Kalianget. Di kerajaan itu, hiduplah satu keluarga sederhana,
terdiri dari suami istri serta dua anaknya, satu orang laki-laki dan seorang wanita. Kerajaan itu
terkena sebuah wabah yang menyebabkan banyak warganya meninggal, baik dari kalangan
kerajaan maupun rakyat biasa. Keluarga sederhana itu pun ikut terkena wabah, empat anggota
keluarganya meninggal dan menyisakan si bungsu, I Nyoman Jayaprana. (Tanaya)

Jayaprana : ibu... bapak... jangan tinggalkan saya. Saya tidak bisa hidup sendirian....
(sambil menangis)

Beberapa hari kemudian, Raja Kalianget memutuskan untuk mengunjungi rakyatnya.


Saat melakukan kunjungan, Raja merasa iba terhadap Jayaprana yang pada saat itu tengah
menangisi kematian kedua orang tua dan kedua saudaranya, hingga membuatnya ingin
menjadikan Jayaprana sebagai anak angkat. (Tanaya)
Raja kalianget : Regug ! antarkan aku mengunjungi rakyat. Aku ingin melihat keadaan rakyatku
setelah wabah yang menyerang kerajaan dan rakyatku.
Regug : Baik baginda. Hamba akan mengantarkan baginda melihat keadaan rakyat.
Raja kalianget : Sungguh kasihan anak ini, Sebaiknya aku angkat saja anak ini sebagai putraku.
Heii anak kecil, siapa namamu? Jangan tangisi kematian orang tuamu. Mari ikut aku ke
kerajaanku, aku akan mengangkat kamu sebagai anakku.
Jayaprana : tapi baginda, bagaimana nasib jasad orangtua hamba???
Raja kalianget : kamu tidak perlu khawatir, nanti pengawal - pengawalku akan mengurus
semuanya, mulai sekarang ikutlah ke istana dan jangan panggil aku baginda, panggil aku
ayahanda.
Jayaprana : baik ayahanda.
10 tahun kemudian, jayaprana tumbuh dewasa. Jayaprana tumbuh menjadi seorang
pemuda tampan yang lihai bertarung. banyak gadis yang diam-diam memendam perasaan pada
Jayaprana. Melihat itu, lantas Raja memerintahkan Jayaprana memilih dayang-dayang istana atau
gadis di luar istana untuk dijadikan pendamping. (Regig)

Raja kalianget : Regug, panggilkan Jayaprana mengahadapku!


Regug : baik baginda raja. (pergi memanggil jayaprana dan dibawa menghadap raja)
Jayaprana : sembah sujudku ayahanda. Ada apakah ayahanda memanggilku?
Raja kalianget : begini jayaprana, kau adalah sosok lelaki yang tampan dan gagah. Dan ku rasa,
sudah saatnya kau untuk menikah. Jika kau tidak keberatan, pilihlah salah satu dari mereka, lalu
jadikanlah istrimu.
Jayaprana : maaf ayahanda, saya bukan bermaksud untuk menolak tawaran dari ayahanda.
Hamba hanya ingin menikah, tapi bukan dengan dayang-dayang istana (diam sejenak),
izinkanlah hamba untuk mencari calon istri hamba diluar istana.
Raja kalianget : baiklah jayaprana, jika itu yang kau inginkan, aku pun tidak akan
menghalangimu untuk memilih calon istri yang sesuai dengan pilihan hatimu.
Jayaprana : terimakasih ayahanda, saya mohon diri untuk mencari udara segar diluar istana.

Jayaprana pun keluar dari istana. Sambil berjalan, dari arah yang berlawanan, datanglah
Layonsari yang berjalan sambil sibuk baca buku. Tanpa mereka sadari, akhirnya mereka
bertabrakan. (regug)

Layonsari : brakkk! (terjatuh bersama gadis cantik itu)


Jayaprana : maaf-maaf. Saya benar-benar tidak sengaja. Saya sedang buru-buru (menatap
layonsari)
Layonsari : (tersenyum)..iya tidak apa-apa
Jayaprana : siapa namamu gadis cantik?
Layonsari : nama saya Layonsari, dan siapa namamu dan dari mana kau berasal? Sepertinya
saya tidak pernah melihatmu?
Jayaprana : nama saya Jayaprana, saya dari kerajaan kalianget.
Layonsari : Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu.
Jayaprana : mari, silahkan…
(Jayaprana pun terpesona melihat kecantikan dan keramahan layonsari. Ia jatuh hati kepadanya.
Setelah pulang dan mencari udara segar, jayaprana memberitahu Raja Kalianget bahwa ia telah
menemukan calon istrinya)

Jayaprana : dengan penuh rasa hormat ayahanda. Saya ingin menyampaikan bahwa saya
telah menemukan calon istri saya.
Raja kalianget : dari desa mana dia berasal?
Jayaprana : ia berasal dari desa Banjar Sekar, ia putri dari bapak Jero Bandesa.
Raja kalianget : baiklah kalau begitu. (menulis surat). Regig, berikan surat ini kepada Jero
Bandesa di desa Banjar Sekar.
Regig : baik baginda raja.
Raja kalianget : Jayaprana, surat itu berisi undangan untuk menghadap kepadaku. Jadi hendaklah
kau bersiap-siap.
Jayaprana : baik ayahanda.
(Bapak Layonsari telah menerima surat dan langsung membacanya. setelah selesai membacanya
Jero bendesa pun hendak menarik nafas dan berkata ada jayaprana)
Bapak Layonsari : Wahai kau Jayaprana, jika anakku layonsari akan kau jadikan sebagai
pendamping hidupmu, jagalah dia baik
Ibu Layonsari :bahagiakanlah dia jayaprana,seperti abdimu pada yang mulia raja
Jayaprana :itu sudah pasti ayahanda,ibunda
Bapak Layonsari :baguslah, kalau begitu nanti malam kami akan datang ke kerajaan.
Jayaprana :baiklah kalau begitu,saya mohon pamit.
Ibu layonsari :hati hati dalam perjalanan nak.
(setelah jayaprana pergi,bapak dan ibu layonsari mulai mendiskusikan tentang pernikahan
anaknya)
Ibu layonsari :suamiku,apakah pernikahan ini akan baik-baik saja? Perasaanku tidak enak.
Bapak layonsari:tenang saja istriku,semua pasti akan baik-baik saja.
(malam harinya , kelurga layonsari datang ke kerajaan Kalianget)
Ibu Layonsari : Om Swastyastu
Regig : Om Swastyastu, apakah kalian keluarga bapak Jero Bandesa?
Ibu Layonsari : benar. Kami adalah keluarga Jero Bandesa.
Regig : kalau begitu, silahkan masuk.
(keluarga layonsari masuk kedalam istana dan bertemu Raja Kalianget)
Raja kalianget : (menatap layonsari dan terpesona) silahkan duduk...!
Layonsari : terimakasih baginda Raja.
Bapak Layonsari : maaf baginda raja, jika kami boleh tahu, ada maksud apakah kami diundang
kemari?
Raja kalianget : begini, anak saya Jayaprana terpikat oleh keramahan dan kecantikan anak bapak.
Saya sebagai ayahandanya, ingin sekali menikahkan putra saya dengan putri bapak.
Bapak Layonsari : Iyaa. untuk persoalan itu , saya serahkan kepada putri saya.
Layonsari : baiklah, saya pun menaruh hati kepada putra baginda. Ia adalah sosok lelaki
yang ramah dan tidak sombong.
Ibu Layonsari :Jayaprana.. anak ibu adalah wanita yang kurang mengerti dengan aturan di
istana, pesan ibu jaga dia baik2 dan janganlah pernah berhenti untuk mengajarinya jika ia
berbuat salah.
Jayaprana : Baik Ibu.
Ibu. Layonsari : Baiklah,, jangan bersedih anakku, jaga dirimuu baik” disana, jangan lupa untuk
selalu mengabdi kepada Sang raja.
Raja kalianget : kalau begitu, esok hari akan ku laksanakn pernikahan kalian. Untuk
kelancarannya, silahkan kalian menginap dan beristirahat disini. Pengawal…
Regug : ada apa baginda raja memanggil saya?
Raja kalianget : antarkan keluarga ini ke kamar peristirahatan mereka.
Regug : baik baginda raja. (mengantarkan keluarga layonsari ke kamar
istirahatnya)
Raja kalianget : dan kau Jayaprana, silahkan kau menuju kamarmu untuk beristirahat agar besok
pernikahanmu berjalan lancar.
Jayaprana : baik ayahanda. (pergi ke kamarnya)

Keesokan harinya, tibalah hari upacara perkawinan Jayaprana. Kemudian datanglah


rombongan Jayaprana di depan istana. Kedua mempelai itu lantas turun, dan langsung
menyembah kehadapan Raja dengan hormatnya. Raja terpesona dengan kecantikan Layonsari
hingga tak mampu berkata-kata. (Candra)
Jayaprana : sembah sujudku ayahanda. Saya ingin meminta doa restu untuk menikahi
layonsari, perempuan yang saya sangat cintai.
Raja kalianget : aku restui pernikahan kalian, dengan ini, aku sahkan kalian menjadi pasangan
suami istri yang berbahagia.. (menyatukan tangan Jayaprana dan Layonsari)

Diam-diam tumbuh benih cinta di hati Raja pada Layonsari. Rasa cintanya pada Layonsari
membutakan akal sehat Raja yang sebelumnya dikenal sangat bijaksana. Raja pun memikirkan
strategi untuk membunuh Jayaprana agar dapat memperistri Layonsari. Strategi itu disampaikan
Raja kepada patih kerajaan bernama Sawung Galing melalui surat. (Candra)

Raja kalianget : patih! bunuhlah jayaprana agar aku bisa memperistri layonsari!!
Sawung galing : tapi baginda, dia kan putra baginda.... kenapa baginda tega membunuh
putra baginda sendiri??
Raja kalianget : jangan banyak bicara kamu patih,,, laksanakan saja perintahku,,,!!!
Sawung galih : baiklah baginda...
Raja kalianget : patih! perintahkan jayaprana meminpin rombongan untuk pergi ke perbatasan
istana Teluk trima, untuk menyelidiki kekacauan disana. Dan berikan surat ini kepada Jayaprana.
Karena dia pasti tidak akan menolak jika aku yang memerintahkan.
Sawung galing : baiklah baginda,, hamba akan melakukan apa yang baginda
perintahkan....

1 minggu kemudian setelah pernikahan jayaprana dengan layonsari, datanglah utusan


kerajaan ke rumah Jayaprana yang menyampaikan titah Raja agar Jayaprana menghadap Raja
secepatnya. Jayaprana diperintahkan memimpin rombongan bersama Patih Sawung Galing pergi
ke Teluktrima untuk menyelidiki perahu yang hancur dan orang-orang Bajo yang menembak
binatang di kawasan Pengulon. (Can)
Keesokan harinya, Jayaprana bersama Sawung galing berangkat ke Teluktrima.
Sesampainya di hutan Teluktrima dengan galaunya patih Sawung Galing menyerang Jayaprana,
namun ilmu Jayaprana lebih sakti dari patih Sawung Galing hingga tidak mampu mengalahkan
Jayaprana. Ditengah kebingungannya, Jayaprana bertanya pada patih Sawung Galing.
Jayaprana : patih, mengapa patih ingin membunuhku???
Sawung galing : maafkan aku Jayaprana,,, ini perintah dari Baginda Raja... mau tidak mau
aku harus melakukanya. Kemarin aku mendapatkan surat dari Baginda raja... ini lihatlah isi surat
dari Baginda raja...
Hai engkau Jayaprana
Manusia tiada berguna
Berjalan berjalanlah engkau
Akulah menyuruh membunuh kau
Dosamu sangat besar
Kau melampaui tingkah raja
Istrimu sungguh milik orang besar
Ku ambil kujadikan istri raja
Serahkanlah jiwamu sekarang
Jangan engkau melawan
Layonsari jangan kau kenang
Kuperistri hingga akhir jaman.
Jayaprana menangis sesegukan membaca surat tersebut, (Tan)
Jayaprana : "Lakukanlah patih, bila ini memang titah Raja, saya siap dicabut nyawanya demi
kepentingan Raja, dahulu Beliaulah yang merawat dan membesarkan saya, kini Beliau pula yang
ingin mencabut nyawa saya".
Dalam dukanya Jayaprana menyerahkan keris sakti miliknya sebagai satu-satunya senjata yang
dapat digunakan untuk membunuh Jayaprana.
Jayaprana : patih,, jika saya sudah mati,, berikan keris ini dan beritakan pada layonsari akan
kematian saya. Ini sebagai bukti kesetiaanku pada titah raja.

Setelah menerima keris itu, dengan mudah patih Sawung Galing membunuh Jayaprana
dengan berat hati. Darah menyembur namun tidak tercium bau amis, malahan wangi semerbak.
Setelah mayat Jayaprana itu dikubur, maka seluruh rombongan kembali pulang dengan perasaan
sangat sedih. Di tengah jalan mereka mendapat bahaya, diantaranya banyak yang mati. Seekor
macan putih juga tiba-tiba menyerang patih Sawung Galing dan menewaskan sang patih, Lalu
Regig mengambil Keris yang ada pada jasad Patih Sawung Galing (Hugo)
“Layonsari dan adiknya gelisah setia menanti kedatangan jayaprana”
Layonsari ; Kenapa lama sekali Suamiku datang ? aku sangat menghawatirkannya
Luh harum ; sabarlahh kakak, nanti kita tanyakkan kepada orang – orang yang kita temui,.
Regug : “Lewat lah Regug di depan Rumah Layonsari,.”
Luh harum : Kakak regug, Apakah kau melihat Jayaprana?
Regug ; Rasanya kalau tidak salah dia di belakang , Ia benar dia di belakang, tadi dia
berjalan bersama dengan rombongan yang lain, iya benar Dia di belakang.
Layonsari ; kenapa wajah regig begitu ketakuutan ?
Luh haruum ; Entahlah kakak, aku juga kurang tahu,. Lebih baik kita tannyakan sama orang
lain lagi,,. ( Regig Melewati Rumah Layonsari )
Luh harum ; Kakak regig apa kau melihat suami kakak ku Jayaprana?
Regig ; “wajahnya kelimpungan”
Luh Harum ; Jangan kau buat kami penasaran Regig cepat katakan dimana Suami kakakku,.
Regig ; Layonsari,. Maaf aku hanya tak ingin bila nanti orang lain tau bahwa aku
membongkar semua ini,. Nanti bisa aku yang di bunuh oleh raja,.
Layonsari ; Cepatlah katakan dimana Suamiku Jayaprana
Regig ; sabarlah ini aku takut jika ada orang lain tau jika akuu yang memberi tahu ini
sama kalian sebenarnya Suamimu jayaprana tela terbunuh oleh sawunggaling, atas perintah dari
Raja Kalianget,. Ingat jangan kasi tau siapapun jika aku yang mengatakan semua ini kepada
kalian,.
Luh harum ; aah yang benar saja Regig, Kasianilah Kakakku,.
Regig ; Apa yang aku katakan ini benar apa adanya karena aku menyaksikan dengan
mata kepalaku sendiri,. lihat ini... ini keris milik Jayaprana yang sudah berisi darahnya...
Layonsari : aku tidak percaya suamiku mati...
Kabar tewasnya Jayaprana pun sampai ke telinga Raja. Dengan terpongoh-pongoh Raja
segera menghampiri Layonsari di rumahnya. (Hugo)
Dalam tangisnya Layonsari merebut keris yang dibawa oleh Regig kemudian
menusukkan ke jantungnya sendiri. Layonsari tewas seketika dan dari jasadnya tersebut
mengeluarkan aroma wewangian yang menyerbak keseluruh wilayah kerajaan bahkan tercium
hingga lokasi jasad Jayaprana berada. (Hugo)
Luh harum ; Aduh,,, kakakku Layonsari kenapa kau tega bunuh diri... Bangunlah jangan kau
tinggalkan aku sendiri… Bangunlah,, Bangun,.. “menangis”
( pada saat yang sama dataglah Raja kalianget )
Raja kalianget : layonsari, suami mu Jayaprana sudah tewas. Jadi sekarang aku bisa menjadikan
mu istri.
( Namun Raja Kalianget langsung meratap muka yang pucat menyaksikan bahwa Layonsari telah
meninggal dunia karena telah menusukkan Keris ke punggungnya. Hingga ia meninggal dunia.)
Luh harum ; Raja,. Layonsari telah meninggal dunia, ia bunuhdiri karena mendengar bahwa
suaminya Jayaprana telah terbunuh oleh sawunggaling.
Raja Kalianget :”berbicara dalam hati” Jika akhirnya Layonsari ikut mati, aku tidak akan
memunuh Jayaprana, aku telah kehilangan Layonsari juga Jayaprana yang sangat setia kepadaku.

Rakyat sekitar membawa jasad yang mewangi tersebut untuk ditempatkan disebelah jasad
Jayaprana agar selamanya kedua kekasih ini dapat selalu bersama. Sedangkan patih Sawung
Galing yang dengan setianya menjalankan titah raja turut serta ditempatkan dilokasi tersebut
sebagai simbol kesetian seorang abdi. (Regig)

Anda mungkin juga menyukai