Anda di halaman 1dari 2

CERITA TAIFAH

Maka, Bayan berkata, “Dahulu kala, hiduplah seorang raja di sebuah benua bernama
Benua Tabaristan. Raja itu senang menjamu para hulubalangnya. Kemudian datanglah seorang
hulubalang bersama anak dan istrinya. Kemudian raja bertanya, “Dari mana engkau datang?
Siapa dirimu dan ada apa datang kemari?”

Maka hulubalang itu menjawab, “Hamba ini datang dari Irak dan nama hamba Taifah.
Hamba datang kemari ingin dijadikan hulubalang mu, Raja Syah Alam. Sebelumnya hamba telah
menjadi hulubalang di Irak, kemudian hamba datang kemari setelah mendengar bahwa Raja
Syah Alam adalah raja yang mengasihi hulubalangnya. Itu sebabnya hamba datang kemari.”
Terang Taifah.

Sesuai dengan kebiasaan Raja Syah Alam, tiga hari sekali ia pun mengadakan jamuan
untuk para hulubalangnya. Tiba-tiba Taifah muncul untuk menghadap, “Hai raja yang bijaksana!
Hamba mendengar akan terjadi pemberontakkan terhadap dirimu, tetapi hamba akan melawan
semua pemberontak-pemberontak itu.” Begitu katanya dihadapan sang raja. Maka raja marah
dan mengira ini semua adalah akal-akalan Taifah. Raja menganggap Taifah tidak berguna lagi.

Pada suatu malam, raja mendengar suara aneh, “Aku sudah keluar… Tangkaplah aku
kalau kau bisa…” Kemudian raja turun ke bagian bawah istana, ia mengintip melalui celah-celah
jendela istananya, dilihatnya sesosok orang tengah berjaga-jaga malam. “Siapa yang disana itu?”
Tanyanya kepada orang itu. “Ini hamba tuan, Taifah…” Jawab orang itu yang ternyata adalah
Taifah. “Apakah kamu mendengar suara aneh itu?” Tanya raja kepada Taifah. “Ya, tuan… Tapi
hamba tidak tahu itu suara darimana.” Jawab Taifah. “Coba kau lihat itu suara apa!” perintah
sang raja. “Baik, tuan.” Jawab Taifah

Kemudian Taifah berjalan menuju sumber suara itu. Dilihatnya sesosok perempuan yang
sangat cantik. Perempuan itu berkata kepada Taifah, “Sesungguhnya rajamu itu akan segera
lengser, dan sebentar lagi dia akan wafat.” Jelas perempuan misterius itu. “Apa yang kau
katakan? Siapa kau sebenarnya?” Tanya Taifah. “Jika kamu ingin rajamu terus-menerus
jabatannya dan umurnya dipanjangkan oleh Allah ta’ala, maka bunuhlah anakmu yang sangat
kau sayangi itu.” Terang perempuan misterius tadi.

Segeralah Taifah pulang dan menceritakan semuanya kepada anak dan istrinya. Lalu
istrinya berkata, “Ambillah anak ini, korbankanlah dia demi raja kita dan negri ini.” Tanpa
berpikir panjang lagi, Taifah segera mengambil anaknya dan kembali menuju tempat perempuan
tadi, segeranya diikat anaknya ditiang, kemudian hendak dihunuskannya pedang ke arah anak
itu. “Jangan! Janganlah kau bunuh anakmu sendiri. Lepaskanlah dia dan kembalilah ke istanamu.
Sesungguhnya ketulusan hatimu itulah yang telah membuat rajamu akan terus-menerus
jabatannya dan umurnya akan dipanjangkan oleh Allah subhanahuwata’ala.” Kata perempuan
misterius tadi.
Segeralah Taifah kembali ke istana. Ia bingung harus bercerita apa kepada sang raja,
“Apa yang harus kukatakan kepada raja? Apakah raja akan mempercayai semua kata-kataku?
Baiklah , aku akan bercerita yang lain-lain saja kepadanya.” Batinnya.

Setelah ia kembali ke istana dan bertemu sang raja, raja bertanya, “Suara apakah
sebenarnya itu, Taifah?” Tanya raja. “Itu hanya suara sepasang suami istri yang tengah
bertengkar, tapi hamba sudah melerainya.” Jawab Taifah. “Sudahlah Taifah, sesungguhnya aku
mengetahui semua yang terjadi sejak tadi. Sudah kulihat semuanya, kau memang benar-benar
hulubalang yang setia dan rela berkorban.” Jelas sang raja.

Kemudian, raja memberikan sebuah kerajaan serta harta yang sangat banyak untuk
Taifah. Diangkatnya Taifah sebagai saudara raja. “Begitulah kisah orang yang tulus, rela
berkorban demi orang banyak, dan setia kepada atasannya. Kebahagiaan akan didapatnya secara
tidak terduga…” kata Bayan mengakhiri ceritanya.

Anda mungkin juga menyukai