Kelompok 3:
1. Andre Ramadhani
2. Hanifa Qurida
3. Husnul Zikri
4. Indah
5. Kayla Zahira
6. Mailani Situmorang
7. Nabila Siziana Luthfia
8. Ribi Afnesia
9. Tasya Nandita Aksa
Penulis:
Fajr Ujung Barat »
Naskah
Narator :
Suatu pagi yang cerah, ketujuh putri berkeinginan untuk pergi ke sebuah
danau yang Bernama lubuk sarang umai.untuk memenuhi keinginannya,
ketujuh putri bergegas bertemu Raja cik sima, untuk memohon izin pergi.
Empang Kuala : “eistt, apa yang kau katakan. Aku adalah seorang
pangeran, tentu saja boleh. Bagaimana cantikkan? ya….ya…ya….
d’umai….d’umai…..gadis itu” ( mengintip dan sambil melirik salah
satu putri)
(Narator:
Suatu hari putri mayang sari sedang berada di hutan sambil membawa
apel yang ditemukan kakaknya. Saat ia hendak mencari pemerah susu, ia
bertemu dengan pangeran empang kuala)
M. Sari : “ terimakasih”
Empang Kuala : “bolehkah saya berbicara dengan adinda
disana?”
M.Sari : “baiklah”
Empang kuala : “ooo, jadii jika kakak kau seorang putri, maka
kau juga seorang putri?”
M.Sari : “iyaaa”
(Narrator :
Dan pangeran sadari jika ia benar-benar jatuh hati kepada putri.
Karena itu, sang pangeran nak berniat untuk meminangnya.
Beberapa hari kemudian, sang pangeran meminta ibunye Ratu Melani
untuk melamar putri itu yang di ketahui bernama putri Mayang Sari)
Empang kuala : “wahai ibunda, antarkan lah tepak sirih ini sebagai
pinanganku kepade keluarga kerajean Seri Bunga Tanjung”.
Cik Sima : “ini lah anak-anak saye, manakah yang ratu inginkan
menjadi menantu ratu?”
Cik Sima : “maaf ratu, kami tak bisa menerima pinangan ratu”
Cik Sima : “benar itu ratu, saye paham maksud ratu, tapi
menurut adat kerajaan seri bunga tanjung, putri tertua lah yang berhak
menerima pinangan terlebih dahulu”
(Narrator:
dengan perasaan kecewa ratu melani dan pengawalnye pun pulang
kembali kekerajannye.
Sesampainye dikerajaan pengawal yang ikut bersama ratu melani
tadi pun menghadap kepada pangeran empang kuala…)
(Narator :
amarah yang menguasai hati pangeran Empang Kuala tak bise di
kendalikan lagi. Sang pangeran pun segera memerintahkan para
panglima dan pasukan yang lain untuk menyerang kerajaan seri bunga
tanjung. Maka pertempuran antara kedua kerajaan itu tak dapat di
elakkan lagi.
Sementara itu di kerajaan Seri Bunga Tanjung, Cik Sima segera
melarikan ke tujuh putrinya ke dalam hutan dan menyembunyikan
mereka kedalam sebuah lubang yang beratapkan tanah dan terlindung
oleh pepohonan. Tak lupa pula Cik Sima membekali ketujuh putrinya
tersebut makanan yang cukup untuk tiga bulan)
M.Lili : “mayang sari, kau tenang saje. Aku akan tetap berada
disamping kau”
(Narrator:
setelah mengantarkan ketujuh putrinye sang raja kembali
kekerajaannye untuk melawan pasukan pangeran empang kuala. Sudah
3bulan berlalu tetapi pertempuran antarakedua kerajaan itu tak kunjung
usai. Setelah memasuki bulan keempat, pasukan cik sima semakin
terdesak dan tak berdaya. Akhirnye, kerajaan seri bunga tanjung di
hancurkan. Rakyatnye banyak yang tewas. Melihat kerajaannye hancur
dan tak berdaye ratu cik sima segera meminta bantuan jin yang sedang
bertapa di bukit hulu sungai umai.)
(perang)
Pengawal (CS) : “kami utusan raja Cik Sima, kami nak mintak tolong
kepada jin untuk mengalahkan pasukan Empang Kuala”
(Narrator:
setelah itu pergilah para pengawal tersebut kepada raja. Dan
menyampaikan bahwa jin terebut mau membantu. Suatu malam terjadi
peristiwa yang sangat mengerikan. Secara tiba-tiba pasukan empang
kuala tertimpa beribu-ribu buah bakau yang jatuh dan menusuk ke badan
para pasukan Pangeran Empang Kuala. Tak sampai separuh malam,
pasukan Pangeran Empang Kuala dapat dilumpuhkan. Pade saat pasukan
Kerajaan Empang Kuala tak berdaya, datanglah utusan Raja Cik Sima
menghadap Pangeran Empang Kuala)
Empang Kuala : “Hai orang Seri Bunga Tanjung, ape maksud
kedatanganmu ini?”
(Disisi lain, dimana tempat para putri bersembunyi, para putri sudah
sakit, dan tidak kuat karena tidak ada bekal apa lagi. Dan mayang sari
sangattt merasa bersalah, karena ulahnya, semua menjadi seperti ini,
dan ia juga bersalah karena tak bisa menghentikan Tindakan yang
dilakukan pangeran empang kuala)
(Narator :
Keesokan harinye, raja Cik Sima segera mendatangi tempat ke7
putrinye yaitu dihutan. Alangkah terkejutnya Cik Sima melihat para
putrinye sudah tidak bernyawa lagi. Ternyata Raja Cik Sima lupa, kalau
bekal yang disediakan hanya cukup untuk tiga bulan. Sedangkan perang
antara Raja Cik Sima dengan Pangeran Empang Kuala berlangsung
sampai empat bulan.)
(Narator:
Akhirnya, karena tak kuat menahan kesedihan atas kematian
ketujuh putrinye, maka Raja Cik Sima pun mengakhiri hidupnya karena
merasa bersalah.
Sejak peristiwa itu, masyarakat Dumai meyakini bahwa nama kota Dumai
diambil dari kata “d‘umai” yang selalu diucapkan Pangeran Empang Kuala
ketika melihat kecantikan Putri Mayang Sari atau Mayang Mengurai)
~TAMAT~