Anda di halaman 1dari 15

Kelas XI MIPA 6

Kelompok 3:
1. Andre Ramadhani
2. Hanifa Qurida
3. Husnul Zikri
4. Indah
5. Kayla Zahira
6. Mailani Situmorang
7. Nabila Siziana Luthfia
8. Ribi Afnesia
9. Tasya Nandita Aksa
Penulis:
Fajr Ujung Barat »

Naskah drama Putri Tujuh


Pemain:
 Narator :Nabila Siziana Luthfia
 Mayang Kemuning :Ribi Afnesia
 Mayang Melati :Maylani Situmorang
 Mayang Mawar :Nabila Siziana LUthfia
 Mayang Anggrek :Tasya Nandita A
 Mayang Kemboja :Kayla Zahira
 Mayang Lili :Hanifa Qurida
 Mayang Sari :Indah
 Cik Sima :Husnul Zikri
 Ratu Melani :Ribi Afnesia
 Pengawal Cik Sima :Kayla Zahira
 pengawal empangkuala :Husnul Zikri
 Jin :Maylani Situmorang
 Pangeran empang kuala :Andre Ramadhani

 
Naskah

Narator         :

konon, pada zaman dahulu kala, di daerah dumai berdirilah sebuah


kerajaan  bernama Seri Bunga Tanjung. Kerajaan ini di perintah oleh
seorang Raja yang bernama Cik Sima. Raja Cik Sima adalah seorang raja
yang bijaksana,adil,berbudi luhur serta memegang teguh adat
istiadat.karena itulah raja cik sima dikenal sebagai raja yang sangat tegas
dan disegani orang-orang seantero negri. Raja ini memiliki tujuh orang
putri yang elok nan rupawan, yang dikenal dengan putri tujuh. Dari
ketujuh putri tersebut, putri bungsulah yang paling cantik
namanya Mayang Sari. Putri Mayang sari memiliki keindahan tubuh yang
sangat mempesona, kulitnya lembut bagai sutra, wajahnya elok berseri
bagaikan bulan purnama, bibirnya merah bagaikan delima, alisnya bagai
semut beriring, rambutnya panjang dan ikal terurai bagai mayang, karna
itu sang putri juga dikenal dengan sebutan Manyang Mengurai.

Suatu pagi yang cerah, ketujuh putri berkeinginan untuk pergi ke sebuah
danau yang Bernama lubuk sarang umai.untuk memenuhi keinginannya,
ketujuh putri bergegas bertemu Raja cik sima, untuk memohon izin pergi.

M.Kemuning : “salam hormat baginda Raja.”

6 putri lalinnya : “salam hormat kami baginda Raja.”

Cik Sima : “wah, putri-putriku nan cantik jelita! Ada apa


gerangan Ananda semua datang sepagi ini ke aula kerajaan?”

M.Kemuning : “ayahnda, kami berkeinginan untuk pergi ke


Lubuk Sarang Umai, sudikah kirannya Ayahnda mengizinkan kami?.”

Cik Sima : “Lubuk Sarang Umai? Mengapa putri-putriku


berkeinginan kesana?”

M. Mawar : “Ayah, kami dengar bahwasanya disana


terdapat danau yang sangat indah. Jadi kami berkeinginan untuk pergi
mandi dan bermain-main disana. Selama ini kami selalu berada
dikerajaan, jarang sekali kami keluar.”

M. Anggrek : “iya ayah, izinkanlah kami pergi.”

6 putri : “iya ayah izinkan kami.”

M.Anggrek : “ayah lihatlah, kami sangat ingin kesana!”

Cik Sima : “Baiklah-baiklah, ayah izinkan kalian untuk


pergi. Tetapi selalu ingat untuk saling menjaga diri kalian.”

M. Melati : “ Ayah tenang saja, kami akan selalu menjaga


satu sama lain.”

Cik Sima : “Baiklah, kalian semua putri-putriku


berangkatlah”

(ketujuh putri tertawa Bahagia)

M. Kemuning : “kalau begitu kami pergi dahulu. Mohon undur


diri ayah”

6 putri : “kami mohon undur pergi ayahnda raja”

Cik Sima : “baiklah, pergilah bersenang-senang putri-


putriku!”

(Narator: putri tujuhpun berangkat ke lubuk sarang umai)

M.Kemuning : “wahh!! Pemandangannya indah sekali ya”

6 putri : “iyaa!! Benarr!!”

M.Mawar : “kalau begitu tunggu apalagi, ayo kita segera


mandi”

6 putri : “ iya, ayo cepat”


M.Kemuning : “eh, kalian adik-adikku, pergilah mandi terlebih
dahulu! Kakak akan berkeliling sebentar”

M.Melati : “baiklah kalau begitu, kakak cepat menyusul.


Ayoo!”

6 putri : “ayoo, cepat menyusul kakk”

(Narator: 6 putri lainnya langsung pergi mandi, disisi lain mayang


kemuning menemukan sesuatu, lalu memanggi mayang sari untuk
datang kearahnya)

M.Kemuning : “Dinda mayang sari, kamarilah!”

M.Sari : “ada apa gerangan yunda memanggilku?”

M.Kemuning : “ lihat, bagaimanan bisa ada sebuah apel yang


jatuh disini, padahal tidak ada pohon apel satupun disini.”

M.Sari : “ iya itu benar, apa mungkin ada seseorang


sebelum kita yang sudah datang kesini?”

M.Kemuning : “ entahlah, sebaiknya kau saja yang


menyimpannya. Carilah pemilik apel ini.”

M.Sari : “Baiklah, yunda”

(Narator : mayang sari dan mayang kemuningpun Kembali


Bersama saudarinya, 7 putri pun bermain air sambil tertawa)

M. Kemuning        : “kalian adik-adikku sungguh lah cantik rupawan.”

M. Melati              : “kakakku, Mayang Kemuning. Kakak adalah gadis


cantik, rupawan,dan bijaksana! Tentu inilah yang diharapkan rakyat
kepada kakak sebagai penerus kerajaan ini, menggantikan ayahnda.”

M.Kemuning : “kalian ini terlalu memuji adik-adikku”


M. Lili                   : “ahh, kakak tidak perlu malu-malu. Memang
itulah kenyataannya! Lihatlah kakak Mayang Kamboja. Kau memiliki mata
yang indah menampilkan kepercayaan dirinya.hingga mampu membuat
para pria dengan mudah bertekuk lutut hanya dengan melihat matanya”

M. Kamboja          : “ heii,Mayang Lili.bisa-bisannya kau mengatakan


itu?kau pikirr hanya mataku saja yang mempesona?”

M.Lili : “baiklah-baiklah, semua yang ada pada kakakku ini


memang mempesona!”

M.Kemboja : “baguslah kau sadar, hahahaha. Tapi jika dilihat lihat


pipimu yang merah merona membuatmu terlalu imut, sampai sampai
semua orang yang melihat tidak tahan untuk mencubitmu”

M. Mawar             : “tapi, adikku mayang anggrek ini jelaslah yang


paling pintar diantara kita. Lihatkah prestasinya, dia mampu mengatasi
banjir diwilayah barat sebulan yang lalu”

M. Anggrek           : “ahh terimakasih kakak, tapi Mayang Mawar


Kakakku,kau memiliki kebijaksanaan yang di turunkan ibunda, negri ini
akan berlimpah berkah dengan kau sebagai putrinya.”

M.Mawar : “ahh adikku ini, senang sekali membuatku malu”

M.Melati : “mayang mawar ini memnag tidak bisa dipuji


sedikitt” (7 putri tertawa)

M.Kemuning : “kalian adik-adikku, tidakkah kalian lihat semua


kelebihan yang dimiliki kita ada pada mayang sari”

M. Sari                  : “para kakakku memiliki kelebihannya masing-


masing, mana mungkin aku melampaui semua kakak-kakak ku.”

M.Mawar : “yaa benar kalau begitu tunggu apalagi? Ayo


kita bermain lagi” (“ayo ayo”)

7 Putri                   : (melanjutkan bermain air)


(Narator : 
karna asyik berendam dan tak menyadari ada beberapa pasang
mata yang melihat mereka, yang ternyata adalah pangeran empang kuala
dan para pengawalnya. Mereka mengamati ketujuh putri tersebut dari
balik semak-semak. Secara diam-diam, sang pangeran terpesona melihat
kecantikan salah satu putri yang tak lain adalah putri Mayang Sari.)

Empang Kuala      : “Aduhai, rupawan sekali mereka!”

Pengawal (EK)      : “pangeran benar. mereka putri-putri dari kerajaan


Seri Bunga Tanjung, pangeran. Tapi pangeran apa pantas kita melakukan
hal seperti ini?”

Empang Kuala      : “eistt, apa yang kau katakan. Aku adalah seorang
pangeran, tentu saja boleh. Bagaimana cantikkan? ya….ya…ya….
d’umai….d’umai…..gadis itu” ( mengintip dan sambil melirik salah 
satu putri)

(Narator:

kata-kata itu terus terucap dalam hati pangeran Empang Kuala.

Suatu hari putri mayang sari sedang berada di hutan sambil membawa
apel yang ditemukan kakaknya. Saat ia hendak mencari pemerah susu, ia
bertemu dengan pangeran empang kuala)

(mayang sari terjatuh)

Empang Kuala : “ ini “ (sambil menyerahkan apel)

M. Sari : “ terimakasih”
Empang Kuala : “bolehkah saya berbicara dengan adinda
disana?”

M.Sari : “baiklah”

Empang kuala : “apel ditangan kau itu sepertinya sudah terlihat


tidak segar,tapi kenapa masih kau simpan? Kenapa tidak lekas kau
buang?”

M.Sari : “sebenarnya apel ini ditemukan oleh kakak


saye, putri mayang kemuning.di lubuk sarang umai”

Empang kuala : “ooo, jadii jika kakak kau seorang putri, maka
kau juga seorang putri?”

M.Sari : “iyaaa”

Empang kuala : “ kalau begitu, perkenalkan. Saye pangeran


empang kuala! Dan apel itu adalah kepunyaan saye. Tapi saye berikan
apel itu pade engkau, karenae paras kau yang sangaat cantik, palingg
cantik dari putri lainnye”

M.Sari : “benarkah??” (tersipu malu)

(Narrator : 
Dan pangeran sadari jika ia benar-benar jatuh hati kepada putri.
Karena itu, sang pangeran nak berniat untuk meminangnya.
Beberapa hari kemudian, sang pangeran meminta ibunye Ratu Melani
untuk melamar putri itu yang di ketahui bernama putri Mayang Sari)

Empang kuala       : “wahai ibunda, antarkan lah tepak sirih ini sebagai
pinanganku kepade keluarga kerajean Seri Bunga Tanjung”.

Ratu Melani          : “baik lah anakku…”


(Narator               :
pergilah ratu melani beserta pengawalnya ke kerajaan Seri Bunga
Tanjung.
Sesampainye di kerajaan seri bunga tanjung ratu melani beserta
pengawalnye di sambut baik oleh raja Cik Sima)

Cik Sima               : “siape kah gerangan ini?”

Ratu Melani          : “perkenalkan saye ratu melani dari kerajaan


tetangga”

Cik Sima               : “dan ape maksut ratu datang kemari?”

Ratu Melani          : “saye bermaksud nak meminang putri raja, untuk


anak saye pangeran empang kuala”

Cik Sima               : “putri kami yang manekah? Kami punye 7 putri


wahai ratu !”

Ratu Melani          : “bisakah kami melihat ke tujuh putri tersebut?”

Cik Sima               : “ya sebentar…dayang tolong bawa putri tujuhku


kesini..”

(Narrator       : dan dayang pun memanggil 7 putri, tak lama kemudian


datanglah dayang dan ketujuh putri tersebut…)

Cik Sima               : “Inilah ke tujuh putriku. Baiklah putri tujuhku


tersayang, perkenalkan diri kalian kepade Ratu Melani.”

M.Kemunging : “salam hormat ratu melani”

6 putri : “salam hormat ratu melani”

M. Kemuning        : “Saye putri pertame, saye putri Mayang Kemuning,


saye suke menjahit dan merajut”

M. Melati              : “Saye putri kedua, saye putri Mayang Melati, saye


suke berenang”
M. Mawar             : ”Saye putri ketige, saye putri Mayang Mawar, saye
suke memasak”

M. Anggrek           : “Saye putri keempat, saye putri Mayang Anggrek,


saye suke menari”

M. Kemboja          : “Saye putri kelima, saye putri Mayang Memboja, saye


suke berkebun”

M. Lili                   : “Saye putri keenam, saye putri Mayang Lili, saye


suke membaca”

M. Sari                  : “Saye putri ketujuh, saye putri Mayang Sari, saye


suke berkuda”

Cik Sima               : “ini lah anak-anak saye, manakah yang ratu inginkan
menjadi menantu ratu?”

Ratu Melani          : “sebenarnye anak saye , pangeran Empang Kuala


suke dengan Mayang Sari, putri bungsu raja! Dan apakah putri mayang
sari mau menerima pinangan ini?”

M. Sari : “pinangan? Dari pangeran empang kuala?”

Cik Sima               : “bagaimane ya ratu?”(bingung)

Ratu Melani          : “mengapa raja..?”

Cik Sima               : “maaf ratu, kami tak bisa menerima pinangan ratu”

Ratu Melani          : “mengape begitu raja, maksud kami kan baik!”

M.Anggrek : “tapi bukannya yang dipinang adalah putri mayang


kemuning?”

M.Kamboja : “benar! Yunda kemuning adalah putri tertua”

M. Melati : “Dikerajaan seri bunga tanjung ini memiliki adat,


bahwa putri pertamalah yang harus menikah terlebih dahulu”
M.Mawar : “iyaa, dan adat ini tak boleh dilanggar!”

M.Lili : “jadii, mayang kemuninglah yang menerima pinangan


dari pangeran empang kuala”

Cik Sima               : “benar itu ratu, saye paham maksud ratu, tapi
menurut adat kerajaan seri bunga tanjung, putri tertua lah yang berhak
menerima pinangan terlebih dahulu”

Ratu Melani          : “saye mohon..!! anak saya ingin sekali memperistri


Mayang Sari”

Cik Sima               : “tak bisa…!! Sekali lagi saye memohon maaf”

(Narrator:
dengan perasaan kecewa ratu melani dan pengawalnye pun pulang
kembali kekerajannye.
Sesampainye dikerajaan pengawal yang ikut bersama ratu melani
tadi pun menghadap kepada pangeran empang kuala…)

Empang Kuala      : “mengapa kalian bawa lagi tepak itu …??”

Pegawal (EK)        : “ampun baginda.. kami tak ada maksud


mengecewakan tuan. keluarga kerajaan seri bunga tanjung belum
bersedia menerima pinangan tuan untuk memperistri putri Mayang Sari”

Empang Kuala      : “ape …..!!! pinangan saye di tolak. Kenape?”(marah


dan berteriak)

Pengawal (EK)      : “itu karena adat mereka melarang putri bungsu


menerima pinangan sebelum putri tertua menikah”
Empang kuala       : (berdiri sambil marah dan berteriak) “saye tak
peduli dengan adat. Saya merasa terlecehkan. Pengawal! panggil pasukan
yang lain, aku nak menyerang kerajaan Seri Bunga Tanjung karna telah
menolak lamaran saye…!!”

Pengawal (EK)      : “baik pangeran”(segera meninggalkan pangeran


dan memanggil pasukan)

 (Narator :
amarah yang menguasai hati pangeran Empang Kuala tak bise di
kendalikan lagi. Sang pangeran pun segera memerintahkan para
panglima dan pasukan yang lain untuk menyerang kerajaan seri bunga
tanjung. Maka pertempuran antara kedua kerajaan itu tak dapat di
elakkan lagi.
Sementara itu di kerajaan Seri Bunga Tanjung, Cik Sima segera
melarikan ke tujuh putrinya ke dalam hutan dan menyembunyikan
mereka kedalam sebuah lubang yang beratapkan tanah dan terlindung
oleh pepohonan. Tak lupa pula Cik Sima membekali ketujuh putrinya
tersebut makanan yang cukup untuk tiga bulan)

Cik sima                : “putri-putri ku kalian harus bersembunyi di lubang


ini. Untuk berjaga-jaga ini ayahnda telah menyiapkan makanan untuk
kalian selama 3bulan, tapi kalian tenang saja peperangan ini,akan segera
berakhir.”

Mayang sari           : “baik ayahnda. Kami akan bersembunyi di sini”

Cik Sima               : “ingat jangan keluar sebelum ayah kembali.

Dan Mayang Kemuning ingat jaga baik-baik adik-adikmu selama ayahnda


tak ade.”

M. Kemuning        : “baik ayahnda, saye akan menjaga mereka”

Cik Sima               : “ayahnda pergi dulu” (sambil berlari dan


meninggalkan putrid-putrinya)
M.Anggrek : “mayang sari! Kalau bukan karena dirimu hal ini pasti
takkan menimpa kita!”

M.Melati : “benar! Seharusnye yang mengembalikan apel


itu ke pangeran empang kuala adalah yunda mayang kemuning! Jadi
pangeran empang kuala jatuh cintanya kepade mayang kemuning!”

M.Sari : “ tapi bukannye yunda mayang kemuning yang


memberikan apel itu kepadaku. Lalu menyuruhku untuk mencari
pemiliknye”

M.Mawar : “yaa kalau kau sudah tau bahwa pemiliknya


adalah pangeran empang kuala,kau seharusnya memberikannya kepada
yunda!”

M.Lili : “sudah-sudah! ini bukan sama sekali kesalahan


mayang sari, ia telah melaksanakan perintah dari mayang kemuning, jadi
seharusnya…”

M.Anggrek : “ Lili!!, mengapa kau membela mayang sari, bukanya


semua ini terjadi karenannya?”

M.Kemuning : “jauh-jauh dari kami!”

M.Kemboja : “rasakan itu! Mari saudari-saudari ku, lebih baik kita


tinggalkan dia disini!”

M.Lili : “mayang sari, kau tenang saje. Aku akan tetap berada
disamping kau”

(Narrator:
setelah mengantarkan ketujuh putrinye sang raja kembali
kekerajaannye untuk melawan pasukan pangeran empang kuala. Sudah
3bulan berlalu tetapi pertempuran antarakedua kerajaan itu tak kunjung
usai. Setelah memasuki bulan keempat, pasukan cik sima semakin
terdesak dan tak berdaya. Akhirnye, kerajaan seri bunga tanjung di
hancurkan. Rakyatnye banyak yang tewas. Melihat kerajaannye hancur
dan tak berdaye ratu cik sima segera meminta bantuan jin yang sedang
bertapa di bukit hulu sungai umai.)

(perang)

Cik Sima               : “pengawal kerajaan kita sudah hancur, rakyat sudah


banyak yang tewas. agar tidak memburuk keadaan saye perintahkan
kalian berdua untuk menemui jin yang sedang bertapa di bukit hulu
sungai umai untuk meminta pertolongannye agar dapat mengalahkan
pasukan empang kuala.”

Pengawal (CS)      : “baik lah raja, kami akan melaksanakan perintah


raja”

 (Narrator : pergilah pengawal tersebut ketempat bertapahnye jin


tersebut. Sesampainye di sana para pengawal tersebut segera
menyampaikan maksud mereka)

Pengawal (CS)      : “permisi ya jin yang sedang bertapa”

Jin                          : “siape yang mengganggu bertapah saye”

Pengawal (CS)      : “kami utusan raja Cik Sima, kami nak mintak tolong
kepada jin untuk mengalahkan pasukan Empang Kuala”

Jin                          : “utusan raja Cik Sima. Baik lah, saye akan


membantu kalian”(  membaca mantra)

(Narrator:
setelah itu pergilah para pengawal tersebut kepada raja. Dan
menyampaikan bahwa jin terebut mau membantu. Suatu malam terjadi
peristiwa yang sangat mengerikan. Secara tiba-tiba pasukan empang
kuala tertimpa beribu-ribu buah bakau yang jatuh dan menusuk ke badan
para pasukan Pangeran Empang Kuala. Tak sampai separuh malam,
pasukan Pangeran Empang Kuala dapat dilumpuhkan. Pade saat pasukan
Kerajaan Empang Kuala tak berdaya, datanglah utusan Raja Cik Sima
menghadap Pangeran Empang Kuala)
Empang Kuala      : “Hai orang Seri Bunga Tanjung, ape maksud
kedatanganmu ini?”

Pengawal (CS)      : “Hamba datang nak menyampaikan pesan Raja Cik


Sima agar Pangeran berkenan menghentikan peperangan ini. Perbuatan
kita ini telah merusakkan bumi sakti rantau bertuah dan menodai pesisir
Seri Bunga Tanjung. Siape yang datang dengan niat buruk, malapetaka
akan menimpa, sebaliknye siapa yang datang dengan niat baik ke negeri
Seri Bunga Tanjung, akan sejahteralah hidupnye”

Empang Kuala      : “baik lah, saye akan memberhentikan peperangan


tersebut”

(Narrator : sadarlah Pangeran Empang Kuala, bahwa dirinyelah yang


memulai peperangan tersebut. Pangeran langsung memerintahkan
pasukannye agar segera pulang ke Negeri Empang Kuala.)

Empang Kuala      : “Baginda Raja, maafkan lah saya karena telah


memerangi kerajaan Seri Bunga Tanjung.” (sembari berlutut di
hadapan Cik Sima)

Cik Sima               : “Hmm, baiklah. Aku telah memaafkan perbuatanmu


itu.”

Empang Kuala      : “Terima kasih baginda.” (meninggalkan Cik Sima)

(Disisi lain, dimana tempat para putri bersembunyi, para putri sudah
sakit, dan tidak kuat karena tidak ada bekal apa lagi. Dan mayang sari
sangattt merasa bersalah, karena ulahnya, semua menjadi seperti ini,
dan ia juga bersalah karena tak bisa menghentikan Tindakan yang
dilakukan pangeran empang kuala)

(Narator : 
Keesokan harinye, raja Cik Sima segera mendatangi tempat ke7
putrinye yaitu dihutan. Alangkah terkejutnya Cik Sima melihat para
putrinye sudah tidak bernyawa lagi. Ternyata Raja Cik Sima lupa, kalau
bekal yang disediakan hanya cukup untuk tiga bulan. Sedangkan perang
antara Raja Cik Sima dengan Pangeran Empang Kuala berlangsung
sampai empat bulan.)

Cik Sima               : (sambil menagis) “Wahai putri-putriku. Maafkanlah


ayahmu ini yang lupa pada kalian. Maafkan ayah. Maafkan ayah putri-
putri kuu”

(Narator:
Akhirnya, karena tak kuat menahan kesedihan atas kematian
ketujuh putrinye, maka Raja Cik Sima pun mengakhiri hidupnya karena
merasa bersalah.
Sejak peristiwa itu, masyarakat Dumai meyakini bahwa nama kota Dumai
diambil dari kata “d‘umai” yang selalu diucapkan Pangeran Empang Kuala
ketika melihat kecantikan Putri Mayang Sari atau Mayang Mengurai)

~TAMAT~

Anda mungkin juga menyukai