Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN ASESMEN FORMATIF UNTUK MENINGKATAN SELF

REGULATION DAN PENGUASAAN KONSEP PENDIDIKAN


LINGKUNGAN HIDUP MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI
Eka Kartikawati

FKIP UHAMKA, Jl. Tanah Merdeka, Kp. Rambutan, Pasar Rebo, Jakarta Timur 13830,
E-mail: k_ecka@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan asesmen formatif dalam
meningkatkan self regulation dan penguasaan konsep mahasiswa pendidikan biologi. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah weak experiment dengan desain penelitian one-group pretest-postest yang dilakukan
di Jurusan pendidikan Biologi FKIP UHAMKA Jakarta pada mahasiswa yang mengontrak mata kuliah
Pendidikan Lingkungan Hidup pada semester genap 2012/2013 sejumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan
terdiri dari angket Self Regulation awal dan akhir, pretest dan postest penguasaan konsep serta angket respon
mahasiswa, task dan rubric presentasi perkuliahan, lembar observasi presentasi kelompok, learning Journal,
angket mahasiswa setelah mengikuti proses pembelajaran pada mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup serta
catatan lapangan. Data dianalisis menggunakan indeks Gain untuk mengetahui peningkatan self regulation dan
penguasaan konsep, uji-t untuk serta uji regresi untuk melihat konrtibusinya. Pembahasan difokuskan pada
peningkatan self regulation dan penguasaan konsep, kontribusi asesmen formatif terhadap self regulation dan
respon mahasiswa terhadap penerapannya. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan asesmen formatif
dalam pembelajaran dapat meningkatkan self regulation. Asesmen formatif menunjukkan kontribusi umpan
balik (31,2%), self assessment (15,1%) dan peer assessment (14%). Asesmen formatif berpengaruh terhadap
kategori self regulation (25,8%). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan asesmen
formatif pada mata kuliah pendidikan lingkungan hidup mendapat respon positif dari mahasiswa serta dapat
meningkatkan kemampuan self regulation di atas nilai standar 0,58 (N-gain sedang). Penerapan asesmen
formatif terhadap peningkatan penguasaan konsep tidak berkorelasi signifikan, tetapi penerapan asesmen
formatif tetap memiliki kontribusi terhadap peningkatan penguasaan konsep walaupun cenderung kecil dan
dapat diabaikan. Penerapan asesmen formatif mendapat respon positif dari mahasiswa

Kata-kata kunci: asesmen formatif, self regulation, penguasaan konsep

PENDAHULUAN pembelajaran antara lain dilihat sejauhmana


Proses pembelajaran di universitas siswa dapat menguasai materi pelajaran
khususnya pada jurusan kependidikan tersebut. Apakah materi tersebut dipahami
seharusnya berorientasikan keseimbangan untuk kebutuhan siswa, atau apakah siswa
hasil belajar antara kemampuan intelektual dapat menangkap hubungan materi yang
(kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan dihafalnya itu dengan pengembangan potensi
(psikomotor), aktivitas mental termasuk yang dimilikinya, atau bagaimana keterkaitan
emosional dan aktivitas fisik. Namun pada materi tersebut dengan kehidupan sehari-hari,
praktek pembelajarannya masih banyak yang tidaklah menjadi persoalan, yang penting
berorientasikan semata-mata pada penguasaan siswa dapat mengungkapkan kembali apa yang
materi pelajaran. Pengamatan terhadap praktek dipelajarinya (Sriyati, 2011). Oleh karena itu
pendidikan sehari-hari menunjukkan bahwa tidak mengherankan jika proses pembelajaran
pendidikan difokuskan agar siswa menguasai tidak memperhatikan hakekat mata pelajaran
informasi yang terkandung dalam materi yang disajikan, kenyataan ini menjadi tidak
pelajaran (menghafal), ukuran keberhasilan sesuai dengan tujuan pendidikan yang
dipaparkan di atas, yang menuntut adanya menyatakan bahwa asesmen formatif dapat
keseimbangan hasil belajar antar kemampuan berupa performance assessment berbasis
intelektual, sikap dan keterampilan. Dengan proyek atau penyelidikan, menuliskan jurnal
kata lain tujuan pendidikan menuntut adanya ilmiah, peta konsep, portofolio dan tanya
keseimbangan antara aktivitas intelektual, jawab. Sedangkan menurut Black and William
aktivitas mental termasuk emosional dan (1998) elemen kunci dari asesmen formatif
aktivitas fisik. adalah tugas, pertanyaan, observasi, umpan
Dalam jangka panjang visi pendidikan balik dan peer serta self assessment. Menurut
sains memberikan kemampuan berpikir kritis, Zainul (2008) dua hal utama yang secara terus
logis, sistematis, bersikap kreatif, tekun, menerus dapat memperbaiki dalam asesmen
disiplin mengikuti aturan, dapat bekerja sama, formatif untuk meningkatkan proses, hasil dan
bersikap terbuka, percaya diri, memiliki standar pendidikan adalah (1) umpan balik
keterampilan kerja, keterampilan komunikasi dalam asesmen formatif, dan (2) swa asesmen
dan keterampilan sosial lainnya yang (self assesment).
merupakan kemampuan dasar bekerja ilmiah Pada penelitian ini implementasi
yang secara terus menerus perlu asesmen formatif dilakukan pada mata kuliah
dikembangkan untuk memberikan bekal siswa Pendidikan Lingkungan Hidup yang
menghadapi tantangan dalam masyarakat yang merupakan salah satu mata kuliah wajib yang
semakin kompetitif. Oleh karena itu setiap harus dipelajari oleh mahasiswa Jurusan
siswa diperlukan perilaku cerdas untuk Pendidikan Biologi FKIP UHAMKA. Mata
mengatasinya dan merespon masalah yang ada Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup dipilih
di lingkungannya. Kemampuan berperilaku karena Pendidikan Lingkungan Hidup
cerdas tersebut disebut sebagai Habits of Mind merupakan pembelajaran yang dilakukan
(Costa & Kallick, 2000). untuk membantu peserta didik dalam
Asesmen formatif diinterpretasikan memahami lingkungan hidup dengan tujuan
sebagai semua kegiatan yang berkaitan dengan akhir untuk meningkatkan perlindungan dan
aktivitas yang dilakukan guru dan siswa yang sikap bertanggung jawab terhadap lingkungan
dapat menyediakan informasi dimana hidup. Disamping itu Pendidikan Lingkungan
informasi ini dapat digunakan sebagai umpan Hidup merupakan dasar-dasar pendidikan
balik untuk memperbaiki dan memodifikasi dalam proses pemecahan masalah lingkungan
aktivitas belajar mengajar (Black & William, hidup dengan dasar filosofis keseluruhan,
1998). Presentasi merupakan bagian dari kelestarian, peningkatan dan pemeliharaan
asesmen formatif, pendekatan dalam asesmen agar semuanya menjadi lebih baik.
formatif dapat dilakukan harian, mingguan Berdasarkan latar belakang inilah,
atau pertengahan jadwal program berupa; perlu dirancang program penerapan asesmen
observasi selama proses dan hasil belajar, formatif (presentasi) untuk membentuk habits
kinerja, self assessment atau ujian. Mui (2004) of mind pada kategori self regulation dan
penguasaan konsep mahasiswa Biologi yang di sedangkan Learning Journal dianalisis untuk
implementasikan pada mata kuliah Pendidikan mengumpulkan informasi untuk analisis diri
dan refleksi, angket mahasiswa setelah
Lingkungan Hidup serta seberapa besar
mengikuti proses pembelajaran dideskripsikan
kontribusi asesmen formatif (presentasi) untuk engetahui pengaruh penggunaan strategi
terhadap pembentukan habits of mind kategori asesmen formatif (umpan balik, self
assessment, dan peer assessment) terhadap
self regulation dan peningkatan penguasaan
indikator-indikator habits of mind pada self
konsepnya. regulation dan Mencatat hal-hal yang terjadi
dan menggambarkan keadaan dalam penelitian
yang akan menunjang pembahasan dari
METODE
rangkuman catatan lapangan.
Penelitian dilakukan di Jurusan Pendidikan
Biologi FKIP UHAMKA Jakarta pada
mahasiswa yang mengontrak Mata Kuliah HASIL DAN PEMBAHASAN
Pendidikan Lingkungan Hidup semester genap
Hasil penelitian ini menunjukkan
tahun ajaran 2012/2013. Penelitian
dilaksanakan dari awal perkuliahan sampai Kategori self regulation terlihat bahwa
ujian tengah semester (UTS). Pemilihan peningkatan self regulation (0,58). Hal ini
subjek penelitian ini dilaksanakan di satu kelas
menunjukkan bahwa asesmen formatif yang
mahasiswa program studi pendidikan biologi
yang diperoleh dengan menggunakan teknik diterapkan lebih dapat melatih self regulation
Cluster Random Sampling dari 3 kelas dalam kategori yang sedang., secara umum
mahasiswa semester II program studi biologi dapat dilihat pada Tabel 1.
UHAMKA. Penelitian ini menggunakan
metode weak experimental dengan desain the Tabel 1 Hasil Rekapitulasi Angket Self
one-group pretest-postest design yang Regulation
bertujuan untuk memfokuskan pengamatan Kemampuan Rata- Rata- N- kategori
secara langsung dan rinci. Pengumpulan data rata rata Gain
dalam penelitian ini dilakukan dengan awal akhir
menggunakan beberapa instrument yang Self 2,88 3,53 0,58 Sedang
terdiri dari angket Self Regulation awal dan regulation
akhir, pretest dan postest penguasaan konsep
serta angket respon mahasiswa. task dan
rubric presentasi perkuliahan , lembar Peningkatan Habits of Mind pada
observasi presentasi kelompok pada kategori Self regulation terjadi setelah
perkuliahan , learning Journal dan angket penerapan asesmen formatif (presentasi) yang
mahasiswa setelah mengikuti proses
diberikan secara bertahap melalui pemberian
pembelajaran biologi pada mata kuliah
Pendidikan Lingkungan Hidup dan catatan umpan balik pada penyelesaian task, peer
lapangan selama proses penelitian assessment berupa lembar observasi kinerja
berlangsung. Analisis data penelitian
kelompok pada saat proses presentasi dan self
menggunakan nilai normalisasi gain, uji-one
sample, uji korelasi dan uji regresi. Data assessment berupa learning journal yang
dianalisis menggunakan indeks Gain untuk dilakukan diakhir pembelajaran. Temuan ini
mengetahui peningkatan self regulation dan sejalan dengan pendapat Eggen & Kauchak
penguasaan konsep, uji-t untuk serta uji
regresi untuk melihat konrtibusinya, (2012) bahwa komponen asesmen formatif
(umpan balik, peer assessment, dan self dilihat lebih jelas pada Gambar 1 dibawah
assessment) dapat melatih, dan ini.
mengembangkan kemampuan berpikir
mahasiswa jika diberikan secara konsisten,
dan berkesinambungan.
Analisis uji statistik untuk melihat
normalitas data kemampuan Self Regulation
mahasiswa diketahui data berdistribusi normal,
kemudian uji One-Sample Test menunjukkan
nilai Sighitung < ½α (0,025) dan thitung > ttabel (2,030)
untuk data self regulation. Hal ini
membuktikan bahwa terdapat peningkatan Gambar 1. Kontribusi Komponen Asesmen
terhadap self regulation
yang signifikan pada habits of mind
kemampuan self regulation mahasiswa
Efektifitas penerapan komponen
melalui penerapan asesmen formatif. Hasil
asesmen terhadap habits of mind dilihat dari
uji regresi asesmen formatif terhadap
hasil uji regresi komponen asesmen dengan
kemampuan HoM menunjukkan adanya
kategori HoM yang pertama yaitu
korelasi tingkat sedang (R=0,524) dengan nilai
kemampuan self regulation disajikan pada
Sighitung (0,018) < α (0,05) dan nilai rhitung > rtabel.
Tabel 2 dan hasil uji selengkapnya dapat
Nilai tersebut membuktikan bahwa terdapat
dilihat dibawah ini.
kontribusi yang signifikan dari asesmen
Tabel 2. Hasil Uji Korelasi Komponen Asesmen
formatif terhadap peningkatan habits of dengan Self Regulation
mind kemampuan Self Regulation r tabel
r Sig Ketera
Data Pearso
mahasiswa Pendidikan Biologi. Koefisien hitung (α) ngan
n
determinasi R dan nilai R 2 (R square) Umpan
0,442*
Sangat
balik - Self 0,008 Signifik
menunjukkan besarnya kontribusi komponen *
Regulation an
asesmen formatif terhadap HoM yaitu sebesar Self
Sangat
assessment 0,457*
2 0,006 Signifik
27,5% (R =0,275). kontribusi lebih besar - Self * 0,344
an
Regulation
terhadap peningkatan HoM mahasiswa adalah Peer
umpan balik yaitu sebesar 31,2% sedangkan assessment Signifik
0,395* 0,019
- Self an
kontribusi self assessment sebesar 15,1% dan Regulation
peer assessment 14%. Hal ini sejalan dengan
Hasil korelasi antara komponen
temuan Sriyati (2011) bahwa komponen
asesmen formatif dengan self regulation pada
umpan balik merupakan komponen tertinggi.
Tabel 2 menunjukkan nilai Sighitung (0,024) <
Kontribusi komponen asesmen formatif dapat
α(0,05) dengan tingkat korelasi sedang
(R=0,508) membuktikan bahwa terdapat
kontribusi signifikan dari asesmen formatif atau prilaku yang berdampak pada perubahan
terhadap peningkatan kemampuan self lingkungan (sosial dan kognisi). Umpan balik
regulation mahasiswa Pendidikan Biologi. yang diberikan pada mahasiswa bertujuan
Koefisien determinasi R dan nilai R 2 untuk memotivasi mahasiswa dalam
(R square) menunjukkan besarnya kontribusi memperbaiki tugas menjadi lebih baik. Hal ini
komponen asesmen formatif terhadap self mengindikasikan bahwa perlakuan asesmen
2
regulation yaitu sebesar 25,8% (R =0,258). formatif dengan pemberian umpan balik yang
Kontribusi self assessment (22,4%) terhadap membangun dan tidak menjatuhkan akan
kemampuan self regulation lebih besar mampu meningkatkan rasa percaya diri, hasil
daripada umpan balik (21,1%) dan peer belajar, kemampuan siswa dalam mengerjakan
assessment (15,9%). Kontribusi komponen tugas-tugas, dan memotivasi siswa dalam
asesmen formatif terhadap self regulation memperbaiki kesalahannya sehingga kinerja
dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 2. yang ditampilkan menjadi lebih baik (Black
and Willian, 1998). Komponen Peer
assessment berkontribusi terhadap
kemampuan self regulation bertujuan untuk
memberikan feedback yang berasal dari peer,
pendapat Bhola (1990) bahwa peer assessment
mendukung siswa untuk memberikan feedback
kepada siswa lain dan juga belajar menerima
feedback dari siswa lain. Perbandingan
peningkatan setiap indikator self regulation
Gambar 2. Persentase Kontribusi Komponen dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 3 dan
Asesmen terhadap Self Regulation
N-gain peningkatan setiap indikator self

Self assessment memberikan regulation dapat dilihat pada Gambar 4.

kontribusi besar terhadap kemampuan self


regulation mahasiswa dan memiliki korelasi
yang sangat signifikan, sesuai dengan teori
kognitif sosial Bandura (1986) dalam Dahar
(1996) yang menyatakan bahwa manusia Gambar 3. Perbandingan Peningkatan
Indikator Self Regulation
merupakan struktur kausal yang interdependen
dari aspek pribadi, perilaku, dan lingkungan,
ketiga aspek ini merupakan aspek determinan
dalam self regulation yang berhubungan sebab
akibat, dimana person berusaha untuk
meregulasi diri sendiri, hasilnya berupa kinerja
sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Hal
tersebut menjadikan setiap kelompok
membuat rencana efektif untuk
mempersiapkan presentasi dengan sebaik-
baiknya, terlihat dari kemampuan setiap
anggota kelompok menjelaskan informasi
ketika presentasi dan menjawab seluruh
pertanyaan dengan konsep yang tepat, karena
setiap kelompok berlomba menjadi kelompok
yang terbaik. Hal-hal itulah yang membuat
Gambar 4. Peningkatan Indikator Setiap indikator ke 2 self regulation mengalami
Kategori HoM
Keterangan: Indikator self regulation: 1) peningkatan yang tertinggi. Sebagaimana
Menyadari pemikiran sendiri, 2) membuat dinyatakan oleh Chung (2002) bahwa belajar
rencana efektif, 3) menyadari sumber informasi
penting, 4) sensitif pada umpan balik, 5) tidak hanya dikontrol oleh aspek eksternal
mengevaluasi keefektifan tindakan. Indikator
critical thinking: 6) jelas dan mencari kejelasan, saja, melainkan juga dikontrol oleh aspek
7) bersifat terbuka, 8) menahan diri dan bersifat internal yang diatur sediri (self regulation).
impulsif, 9) bersifat sensitif dan tahu
kemampuan temannya. Indikator creative Peningkatan terendah pada indikator 4 yaitu
thinking: 10) dapat terlibat dalam mengerjakan
tugas meskipun jawaban dan solusinya tidak sensitif terhadap umpan balik memiliki
segera kelihatan, 11) melakukan usaha capaian peningkatan indikator self regulation
semaksimal kemampuan dan pengetahuannya,
12) membuat, menggunakan dan memperbaiki terendah (0,25). Menurut hasil observasi hal
standar evaluasi yang dibuatnya sendiri.
ini disebabkan karena pada pembelajaran
Berdasarkan Gambar 3 dan Gambar 4 sebelumnya mahasiswa belum terlatih dan
dapat dilihat bahwa kontribusi asesmen terbiasa untuk menerima umpan balik.
terhadap kemampuan self regulation Hasil rekapitulasi N-gain
ditunjukkan dengan peningkatan setiap penguasaan konsep mahasiswa secara
indikatornya. Peningkatan tertinggi di antara umum dapat dilihat pada Gambar 5
indikator lain terjadi pada kategori self
Perolehan N-gain pada materi PLH secara
regulation indikator 2 (0,96) yaitu membuat
keseluruhan sebesar 0,61.
rencana efektif. Berdasarkan hasil
pengamatan lapangan oleh peneliti, Rendah
5,71%
peningkatan ini terjadi karena aktivitas
Tinggi
mahasiswa dalam membuat rencana secara 34,29%
efektif ketika perlakuan asesmen diberikan, Sedang
60%
Adanya task yang diberikan dalam persiapan
presentasi dengan mencari berbagai sumber-
sumber yang berhubungan, kemudian Gambar 5. Pengelompokan N-gain Penguasaan
Konsep
membuat makalah serta power point yang
Pada Gambar 5 terlihat bahwa dilakukan menggunakan uji One-Sample
mahasiswa mengalami peningkatan Kolmogorov-Smirnov. Rekapitulasi hasil uji
penguasaan konsep yang berbeda mulai dari normalitas data penguasaan konsep disajikan
kategori rendah sampai tinggi. Diketahui pada Tabel 3.
mahasiswa yang mendapat kriteria penguasaan Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Data Tes
Penguasaan Konsep dengan One-Sample
konsep rendah sebesar 5,71% (2 mahasiswa), Kolmogorov-Smirnov.
kriteria sedang 60% (21 mahasiswa), dan Sig
Sig
Data tabel Keterangan
hitung
34,29% (12 mahasiswa). Perolehan N-gain (½α)
Tes
pada materi PLH secara keseluruhan sebesar Distribusi
penguasaan 0,901 0,025
normal
0,61 hal ini menunjukkan bahwa adanya konsep

peningkatan pencapaian penguasaan konsep


Hasil uji normalitas Kolmogorov Smirnov
mahasiswa dari pembelajaran PLH.
data nilai penguasaan konsep menunjukkan
Peningkatan hasil penguasaan konsep
nilai Sighitung > ½α , yang membuktikan
(0,025)
menunjukkan adanya perubahan pengetahuan
bahwa N-gain penguasaan konsep
mahasiswa sebagai ciri dari proses belajar
berdistribusi normal pada taraf signifikansi
yang telah dilaksanakan, sebagaimana Dewey,
0,025. Dengan demikian, data tersebut dapat
Gage dan Berliner (dalam Dimyati dan
digunakan untuk uji hipotes yaitu One-Sample
Mudjiono, 2009) menyatakan bahwa belajar
Test. Rekapitulasi hasil uji hipotesis data
merupakan suatu proses belajar yang
penguasan konsep mahasiswa disajikan pada
melibatkan manusia secara orang per orang
Tabel 4.
sebagai satu kesatuan organisasi sehingga
Tabel 4. Hasil Uji One-Sample Test Data Tes
terjadi perubahan pada pengetahuan, Penguasaan Konsep.
keterampilan dan sikapnya. Peningkatan Sig
Data t hitung Keterangan
hitung
penguasaan konsep setiap mahasiswa dapat Tes
penguasaan 0,000 25,989 Signifikan
dilihat lebih jelas pada Gambar 6. konsep

Tabel 4 menunjukkan nilai Sighitung


(0,000) < ½α , dan thitung
(0,025) (25,989) > ttabel (2,026)

untuk data penguasaan konsep. Hal ini


membuktikan bahwa terdapat peningkatan
signifikan pada penguasaan konsep
mahasiswa Pendidikan Biologi melalui
penerapan asesmen formatif.
Gambar 6 Perbandingan Skor Pretest dan
Posttest Setiap Mahasiswa
Uji regresi dilakukan dengan
menggunakan data komponen asesmen dan N-
Uji normalitas distribusi data Gain penguasaan konsep, untuk mengetahui
penguasaan konsep materi PLH mahasiswa kontribusi komponen asesme n formatif yang
terdiri dari umpan balik, self assessment
dan peer assessment terhadap penguasaan
konsep. Hasil uji ini disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Korelasi Asesmen dengan
Peningkatan Penguasaan Konsep
r r tabel Sig
Data Keterangan
hitung Pearson (α)
Umpan
balik - Tidak
0,234 0,176
Penguasaan signifikan
konsep Gambar 7. Persentase Kontribusi Asesmen
Self terhadap Penguasaan Konsep
assessment
Tidak
- 0,299 0,081
0,344 signifikan
Penguasaan Berdasarkan Gambar 7 komponen
konsep
Peer asesmen formatif hanya memberikan
assessment
Tidak kontribusi yang kecil terhadap peningkatan
- 0,309 0,071
signifikan
Penguasaan
konsep penguasaan konsep PLH. Hal ini dapat
disebabkan karena umpan balik, self
Tabel 5 menunjukkan nilai Sighitung > α assessment dan peer assessment yang
(0,05) dan rhitung < rtabel yang berarti tidak terdapat diberikan hanya ditujukan untuk memberi
korelasi antara komponen asesmen dengan penilaian terhadap tugas-tugas agar yang telah
kemampuan penguasaan konsep mahasiswa dikerjakan oleh mahasiswa.
dan tingkat korelasinya rendah (R=0,342). Pembahasan terhadap hasil penelitian
Hasil uji regresi dengan nilai Sighitung (0,270) > bersumber dari analisis data dan temuan-
α(0,05) membuktikan bahwa tidak terdapat temuan di lapangan. Berdasarkan keterkaitan
kontribusi signifikan dari komponen antara pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam
asesmen formatif terhadap peningkatan rumusan masalah, berikut ini akan dipaparkan
kemampuan penguasaan konsep mahasiswa pembahasan secara umum tentang keterkaitan
Pendidikan Biologi. Hasil uji regresi juga kontribusi peningkatan habits of mind,
menunjukkan besarnya kontribusi asesmen kontribusi peningkatan penguasaan konsep
formatif terhadap kemampuan penguasaan dan respon mahasiswa terhadap penerapan
2
konsep hanya sebesar 11,7% (R =0,117). asesmen formatif.
Kontribusi suatu faktor yang dapat Penerapan asesmen formatif yang
meningkatkan penguasaan konsep dijelaskan memiliki komponen berupa umpan balik, self
lebih lanjut pada pembahasan. Hasil uji regresi assessment dan peer assessment meningkatkan
menunjukkan kontribusi komponen asesmen self regulation mahasiswa, faktor lain dari
formatif terhadap self regulation yang dapat peningkatan self regulation tersebut bahwa
dilihat pada Gambar 7. dalam penelitian ini, peneliti mempergunakan
pendekatan dimension of learning dikarenakan
pendekatan ini akan dapat melatih kemampuan
habits of mind (Marzano, 1993; Rahmat, learning proficiently”, tetapi dengan perasaan
2007). Seluruh dimensi belajar akan terlaksana nyaman di dalam kelas, siswa akan melakukan
jika dimensi belajar pertama yaitu attitude and lebih banyak usaha agar dapat memahami
perception berjalan dengan baik. Sidharta materi pelajaran. Iklim kelas yang positif,
(2005) mengungkapkan bahwa aspek-aspek nyaman, menyenangkan, tidak membuat
pikiran yang terlibat dalam belajar bekerja mahasiswa tertekan, hal inilah yang akan
bagaikan konser musik, bila permulaan belajar berkontribusi terhadap motivasi mahasiswa
sudah negative attitude maka alunan musikpun untuk belajar dan hasil belajarnya.
akan jauh dari indah, tetapi jika telah memiliki Peningkatan kemampuan self
positive attitude yang ditunjang dengan regulation tidak lepas dari penerapan asesmen
keterampilan berpikir maka akan terbentuk formatif, mahasiswa dilatih untuk
pondasi yang kuat dan sinergi. mengembangkan indikator-indikator self
Peningkatan penguasaan konsep regulation melalui umpan balik, self
hasilnya menunjukkan tidak berkorelasi assessment dan peer assessment yang
signifikan, tetapi penerapan asesmen formatif diberikan. Penerapan asesmen formatif
tetap memiliki kontribusi terhadap (umpan balik, self assessment dan peer
peningkatan penguasaan konsep walaupun assessment) telah diterapkan dalam penelitian
cenderung kecil dan dapat diabaikan. ini pada setiap strategi. Strategi-strategi
Peningkatan penguasaan konsep kemungkinan tersebut adalah: 1) pengumpulan buku sumber,
disebabkan oleh faktor lain selain asesmen 2) pembuatan bahan presentasi & presentasi
formatif yaitu proses pembelajaran yang kelompok teori 3) pengumpulan revisi. Pada
dirancang dengan pendekatan dimensi belajar strategi asesmen formatif berupa pengumpulan
menggunakan dimension of learning Marzano buku sumber dan penyiapan bahan presentasi
(1993). Berdasarkan angket mahasiswa dalam bentuk power point mahasiswa dilatih
diketahui bahwa respon mahasiswa terhadap untuk mengembangkan indikator-indikator
pembelajaran sangat positif, mahasiswa habits of mind melalui umpan balik dan
menyatakan proses pembelajaran yang kesempatan self assessment yang diberikan.
dilakukan sangat membantu peningkatan hasil Umpan balik dapat dilakukan secara lisan
belajar serta motivasi untuk belajar semakin (oral feedback) dan tulisan (written feedback)
baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Marzano, (Silverous, 1991; Mui, 2004). Umpan balik
(1993); Breckler & Wiggins dalam Azwar, berupa written feedback dan oral feedback
(2012); Eggen & Kauchak, (2012); Hendika, yang diberikan pada waktu tugas pengumpulan
(2012), bahwa sikap yang diperoleh lewat buku sumber dan pembuatan bahan presentasi.
pengalaman pembelajaran akan menimbulkan Hal ini dapat melatih self regulation seperti
pengaruh langsung terhadap perilaku membuat perencanaan dengan baik karena ada
berikutnya, karena “without positive attitude batas waktu pengumpulan tugas, mencari dan
and perceptions, students have little chance of menggunakan buku-buku sumber berkaitan
dengan buku yang ditugaskan serta berlatih 1998). Fungsi umpan balik yang lainnya yang
untuk menerima umpan balik yang diberikan paling sering disajikan dosen adalah sebagai
dosen, menampilkan konsep yang disajikan alat untuk memotivasi mahasiswa.
pada bahan presentasinya dengan akurat dan Self assessment dapat digunakan untuk
jelas sehingga mereka dituntut untuk mengkaji membantu mahasiswa dalam mengembangkan
berbagai buku sumber, kerja secara kelompok kemampuan menilai dan mengkritisi proses
menuntut setiap anggota kelompok saling belajar serta membantu mahasiswa
menghargai, tenggang rasa dan dapat menentukan kriteria untuk menilai hasil
bekerjasama serta tidak memaksakan belajarnya. Peer assessment dapat digunakan
kehendak sendiri, berusaha semaksimal untuk membantu mahasiswa dalam
mungkin mengerjakan tugasnya dan mengembangkan kemampuan bekerjasama,
mendorong untuk menjadi kreatif dalam mengkritisi proses dan hasil belajar orang lain,
menampilkan bahan presentasi dalam bentuk menerima feedback atau kritik dari orang lain,
power point yang menarik dan penuh ide memberikan pengertian yang mendalam
dalam penyajiannya (tampilan yang jelas, kepada para mahasiswa tentang kriteria yang
tulisannya terbaca dengan baik, memasukkan digunakan untuk menilai proses dan hasil
unsur-unsur seni dalam menampilkan belajar dan untuk penilaian sumatif. Brown,
misalnya dengan menggunakan warna, bentuk, Rust and Gibbs (1994), Zariski (1996), Race
jenis huruf ataupun tampilan gambar, tabel, (1998) menjelaskan keuntungan dari self
diagram dan unsur-unsurnya lainnya). assessment dan peer assessment yaitu
Pada strategi asesmen formatif berupa mendorong mahasiswa untuk memiliki rasa
presentasi kelompok pada perkuliahan teori tanggung jawab terhadap proses belajarnya
diterapkan tiga komponen asesmen formatif sehingga mahasiswa dapat mandiri, melatih
yaitu umpan balik, self assessment dan peer evaluation skill yang berguna untuk life long
assessment. Setiap kelompok secara bergiliran learning dan mendorong deep learning.
menyajikan presentasi sesuai dengan bahan Respon mahasiswa terhadap umpan
materi yang ditugaskan. Pada kegiatan ini balik yang diberikan sebagai komponen
mahasiswa diberi kesempatan melakukan peer asemen formatif pada penelitian ini dapat
assessment terhadap penampilan kelompok dilihat dari Gambar 8.
yang tampil, berpedoman pada lembar
observasi presentasi. Selain melakukan peer
assessment, mahasiswa dan dosen
berkesempatan memberikan umpan balik pada
kelompok yang tampil diskusi. Fungsi umpan
balik adalah membantu siswa untuk menilai
penampilan yang tidak dapat dilihat dan
dirasakan oleh dirinya sendiri (Suherman,
Gambar 8. Respon Mahasiswa terhadap Umpan Gambar 9. Respon Mahasiswa terhadap Self
Balik. Assessment

Hasil angket tersebut menunjukkan Selain itu self assessment diberikan


bahwa umpan balik mempengaruhi mahasiswa berupa pemanfaatan learning journal
dalam menyelesaikan tugasnya. Umpan balik merupakan wadah bagi mahasiswa untuk
yang diberikan sebagai bagian dari penilaian menilai kegiatan pembelajaran yang dilakukan
formatif membantu mahasiswa mengetahui pada hari itu dan persiapan sebelumnya,
adanya kesenjangan antara tujuan, sehingga mahasiswa dan dosen bisa
pengetahuan, pemahaman atau keterampilan merencanakan perbaikan yang akan dilakukan
yang diinginkan serta tindakan yang selanjutnya. Learning journal diterapkan
diperlukan untuk memperoleh tujuan dalam hal ini sebagai sarana optimalisasi
(Ramaprasad, 1983 & Sadler, 1989 dalam refleksi diri dalam pembelajaran sehingga
Carol, 2002). dosen dan mahasiswa bersama-sama
Black & William (1998), Mui SO bersinergi memberi masukan dan menelaah
(2004) mengemukakan bahwa self assessment kekurangan masing-masing dalam
dapat mendorong siswa terlibat secara konstan pembelajaran sehingga diharapkan hasil
dalam proses ilmiah, berpengaruh positif pada pembelajaran dapat optimal. Learning journal
kinerja siswa, mendorong siswa bertanya, dapat menyadari dan menganalisa proses
sehingga dapat memperkuat pemahamannya pemikiran mahasiswa setelah membaca,
terhadap kemampuan dan pengetahuan yang melakukan aktivitas, menyelesaikan sesuatu
diperoleh, mengontrol diri sendiri, memotivasi masalah, atau membuat sesuatu keputusan,
siswa, dan berpotensi mengembangkan data angket mahasiswa menunjukkan sebesar
kemampuan metakognisinya. Melalui self 85% merespon positif terhadap learning
assessment para siswa menjadi mahir dalam journal yang diberikan dosen. Sebagaimana
meregulasi belajarnya sendiri dan dapat menurut Ng Kim Choy (2000) bahwa learning
meningkatkan hasil belajar mereka (Steffens, journal membantu mahasiswa merenung atas
2006). Respon mahasiswa terhadap self proses bacaan, konsep-konsep akhir, atau
assessment yang diberikan sebagai komponen presentasinya. Selain melatih mahasiswa
asesmen formatif dapat dilihat lebih jelas pada menuangkan informasi dalam bentuk tulisan,
Gambar 9. jurnal belajar ini dimaksudkan untuk menjadi
sarana catatan mereka dalam belajar sehingga
penulisan learning journal amat berguna untuk
meningkatkan kemahiran pembelajaran dan
kemahiran berfikir secara kritis dan kreatif.
Komponen asesmen formatif terakhir
adalah pemberian peer assessment, menurut
Zulharman (2007), peer assessment dapat 11 secara umum menunjukkan capaian yang
digunakan untuk membantu mahasiswa dalam sangat baik (80-100%). Nilai terbesar adalah
mengembangkan kemampuan bekerjasama, penggunaan buku sumber dan mengevaluasi
mengkritisi proses dan hasil belajar orang lain kinerja hal ini dikarenakan mahasiswa telah
(penilaian formatif), menerima feedback atau diberi task dari awal untuk menggunakan
kritik dari orang lain, memberikan pengertian sumber informasi yang diperlukan dan selalu
yang mendalam kepada para mahasiswa mengevaluasi kinerjanya yang berasal dari
tentang kriteria yang digunakan untuk menilai pemberian umpan balik.
proses dan hasil belajar dan untuk penilaian Respon mahasiswa yang diungkapkan
sumatif. Hasil angket respon mahasiswa melalui angket mahasiswa yang diberikan
terhadap peer assessment dapat dilihat lebih setelah pembelajaran dengan strategi asesmen
jelas pada Gambar 10. formatif, diperoleh temuan bahwa tanggapan
mahasiswa terhadap pembelajaran sangat
positif. Dampak positif yang berkaitan dengan
peningkatan self regulation bahwa mahasiswa
menjadi tahu cara belajar yang baik dan benar,
menjadi fokus mengikuti proses pembelajaran,
menjadi lebih disiplin, bertanggung jawab dan
teliti, membentuk karakter baru yang lebih
baik, mengasah kemampuan berpikir,
Gambar 10. Respon Mahasiswa terhadap Peer
Assessment mengasah rasa ingin tahu akan ilmu yang
belum diketahui dan rasa percaya diri.
Lembar observasi presentasi
Dampak positif lain yang muncul berkaitan
kelompok mengembangkan indikator-
dengan mata kuliah pendidikan lingkungan
indikator Habits Of Mind. Hasil analisis
hidup adalah lebih mencintai lingkungan
lembar observasi presentasi kelompok
sehingga menjaga lingkungan lebih baik lagi,
tercantum pada Gambar 11.
dan meningkatkan kesadaran diri terhadap
lingkungan yang dimulai dari diri sendiri serta
rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas ciptaan-Nya yang sangat seimbang dan
hal itu perlu dijaga dengan sebaik mungkin.
Hasil penelitian ini didukung juga dengan
penelitian Sriyati (2011) bahwa pembelajaran
Gambar 11 Hasil Analisis Lembar Observasi dengan asesmen formatif yang bervariasi akan
Presentasi Kelompok
mampu memunculkan sikap karakter baru
Hasil analisis lembar observasi yang positif bagi mahasiswa yang berkenaan
presentasi kelompok tercantum pada Gambar dengan rasa syukur dan kepedulian.
Jika dilihat secara keseluruhan Pendidikan Lingkungan Hidup, dijawab tidak
pembelajaran, dosen telah mampu memberatkan sebagian mahasiswa (80%) dan
melaksanakan pembelajaran sesuai rencana. ada sebagian kecil mahasiswa (20%)
Kegiatan pada setiap fase pembelajaran dapat menjawab tugasnya memberatkan. Alasan
dilakukan dengan baik, dosen aktif mahasiswa berkaitan dengan tidak
memberikan umpan balik (oral feedback dan memberatkannya tugas-tugas yang diberikan
written feedback), memotivasi mahasiswa pada pembelajaran karena tugas-tugas tersebut
untuk bekerja dalam kelompok dan membuat mahasiswa menjadi lebih giat
melaksanakan tugas secara keseluruhan. Hal belajar, disiplin, mendapat pengetahuan dan
ini dapat diperkuat oleh respon yang ide-ide yang lebih bagus dan menarik dari
diungkapkan melalui angket mahasiswa pembuatan dan hasil tugas tersebut, semakin
seperti pada pertanyaan pertama yang dijawab kreatif dapat belajar lebih banyak lagi dari
oleh seluruh mahasiswa (100%), mahasiswa berbagai sumber (menambah wawasan).
menyenangi mata kuliah Pendidikan Pertanyaan ketiga berkaitan dengan
Lingkungan Hidup setelah diterapkan asesmen mengubah kebiasaan berpikir menjadi lebih
formatif dalam bentuk penilaian presentasi baik dinyatakan seluruh mahasiswa (100%)
bahwa mahasiswa lebih aktif dalam berbicara bahwa kebiasaan berpikirnya menjadi lebih
dan mengutarakan pendapat, lebih kreatif dan baik karena bisa bertukar pikiran dengan
inovatif dalam membuat bahan tampilan teman-teman, dan selalu berusaha untuk
presentasi, berani tampil dengan hasil kerja memperbaiki bahan dan persiapan presentasi
sendiri, disiplin, dapat belajar lebih baik dari menjadi lebih baik lagi sehingga dapat belajar
kesalahan-kesalahan yang ada sehingga mengemukakan pendapat di depan umum dan
membantu dalam belajar dan memberi dapat mengembangkan kemampuan berpikir
penilaian dengan baik. Alasan mahasiswa dan berbicara.
menyenangi mata kuliah PLH yang berkaitan Pertanyaan keempat berkaitan dengan
dengan peran dosen bahwa dosen manfaat dari tugas-tugas yang diberikan
menyenangkan, dosen selalu memberi selama proses pembelajaran mata kuliah
masukan-masukan sehingga kita selalu Pendidikan Lingkungan Hidup dinyatakan
termotivasi dengan metode belajarnya dan seluruh mahasiswa (100%) bahwa manfaat
alasan yang berkaitan dengan kepedulian dari tugas-tugas yang diberikan tersebut
lingkungan, karena sangat bermanfaaat menambah kreatif mahasiswa dan sadar akan
nantinya dapat diamalkan cara-cara untuk pentingnya lingkungan hidup dalam kehidupan
mencintai lingkungan kita dan semakin serta memberi banyak manfaat, belajar tampil
meningkatkan kesadaran diri terhadap untuk presentasi sehingga belajar menjadi guru
lingkungan dengan baik, mencari sumber-sumber dengan
Pertanyaan kedua berkaitan dengan giat dan belajar banyak hal yang belum
tugas-tugas yang diberikan pada mata kuliah diketahui.
Pertanyaan kelima berkaitan dengan memilih urutan Umpan balik-self assessment-
kesan-kesan mahasiswa setelah mengikuti peer asessment.
proses pembelajaran mata kuliah Pendidikan Pertanyaan ketujuh berkaitan dengan
Lingkungan Hidup dengan penerapan asesmen saran-saran dan kritik yang dikemukakan oleh
formatif (presentasi). Jawaban mahasiswa atas mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran
pertanyaan ini dapat diklasifikasikan menjadi dengan strategi asesmen formatif dalam
7 jawaban. Tujuh jawaban tersebut disajikan bentuk presentasi, dapat diketahui bahwa
pada Gambar 12. dibawah ini. hampir 43% mahasiswa memberikan saran
agar mempertahankan pembelajaran yang
lebih termotivasi dan kreatif dengan membuat
power point yang baik. 22% mahasiswa
memberi saran agar mempertahankan untuk
selalu memberikan umpan balik dalam
kegiatan pembelajaran, 17% mahasiswa
memberi saran agar mempertahankan
Gambar 12. Kesan Mahasiswa terhadap penilaian pembelajaran bukan hanya dari
Pelaksanaan Mata Kuliah Pendidikan
Lingkungan Hidup dosen tetapi dari semua mahasiswa juga, 9%
mahasiswa ingin lebih diperbanyak lagi
Berdasarkan Gambar di atas dapat
prakteknya dan 9% mahasiswa menyarankan
diketahui bahwa jawaban mahasiswa terhadap
agar tidak terlalu banyak tugas yang diberikan
kesan pelaksanaan mata kuliah Pendidikan
karena karena banyak tugas dari mata kuliah
Lingkungan Hidup dikelompokkan menjadi 7
yang lain juga.
kelompok jawaban. Persentase terbesar 34%
mahasiswa menganggap mata kuliah
SIMPULAN
Pendidikan Lingkungan Hidup pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
yang menyenangkan karena pembelajarannya
dilakukan dalam penelitian secara umum dapat
menarik dengan presentasi, menampilkan
disimpulkan bahwa penerapan asesmen
video, gambar-gambar membuat mahasiswa
formatif dapat meningkatkan habits of mind
semakin aktif, hal ini disebabkan oleh banyak
pada kategori self regulation mahasiswa. Hasil
faktor diantaranya proses pembelajaran, dosen
uji menunjukkan bahwa keseluruhan nilai self
dan strategi asesmen formatif yang diterapkan
regulation akhir lebih tinggi dibandingkan
pada mata kuliah ini.
dengan nilai self regulation awal mahasiswa.
Pertanyaan keenam berkaitan dengan
peningkatan kategori HoM self regulation
urutan aspek asesmen formatif yang paling
(0,58), temuan peningkatan HoM kategori self
yang paling berpengaruh pada kebiasaan
regulation terjadi karena komponen asesmen
berpikir mahasiswa yaitu 26% mahasiswa
formatif (umpan balik, peer assessment, dan
self assessment) dapat melatih, dan
mengembangkan kemampuan berpikir Biology Concept”. Journal Biological
Education, 26, (3), 215-223.
mahasiswa jika diberikan secara konsisten,
Marzano, Pickering, and McTighe. (2007).
dan berkesinambungan. Asesmen formatif Assessing Student Outcomes.
Performance Assessment Using The
memiliki kontribusi yang signifikan terhadap
Dimension of Learning Model.
peningkatan habits of mind sebesar 27,5%. Alexandria, Virginia: Association for
Supervision and Curriculum
Komponen asesmen yang paling berpengaruh
Development.
terhadap HoM adalah umpan balik (31,2%), Muslich, M. (2011). Authentic Assessment:
Penilaian Berbasis Kelas Dan
self assessment (15,1%) dan peer assessment
Kompetensi. Bandung: Refika
(14%). Pengaruh asesmen formatif terhadap Aditama.
Mustaji. (2010). Pengembangan Kemampuan
kategori HoM self regulation (25,8%),
Berpikir Kritis dan Kreatif dalam
Kontribusi asesmen formatif pada kemampuan Pembelajaran.:
pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-
self regulation menunjukkan bahwa asesmen
kemampuan-berpikir-kritis-dan-
formatif lebih dapat melatihkan kemampuan kreatif-dalam-pembelajaran.
Novak &Gowing, D., B. (2006).Learning How
self regulation mahasiswa.
To Learn. Cambridge: Cambridge
Penerapan asesmen formatif University Press.
Race, P. (2011). Using Feedback to Help
menunjukkan peningkatan penguasaan konsep
Students to Learn :
hasilnya menunjukkan tidak berkorelasi http://www.google.com/pdf_the_higher
_education_academy_feedback_help
signifikan, tetapi penerapan asesmen formatif
learn.html.
tetap memiliki kontribusi terhadap Sari, L. P. (2011). Pengembangan Instrumen
Performance Assessment Sebagai
peningkatan penguasaan konsep walaupun
Bentuk Penilaian Berkarakter Kimia:
cenderung kecil dan dapat diabaikan. http://google.com/performance_assessm
ent.pdf.
Komponen asesmen masing-masing
Sriyati, S. (2011). Peran Asesmen Formatif
berpengaruh terhadap penguasaan konsep Dalam Membentuk Habits of Mind
Mahasiswa Biologi. Disertasi Doktoral
adalah umpan balik (0,3%), self assessment
Pendidikan IPA UPI Bandung.
(2,7%) dan peer assessment (3,1%). Winkel, W., S. (2007). Psikologi Pengajaran.
Yogyakarta: Media Abadi.
Wulan, R., A. (2008). “Permasalahan Yang
DAFTAR PUSTAKA
Dihadapi Oleh Para Guru Sains Dalam
Melaksanakan Asesmen Kinerja di
Anwar, C. (2006). Penerapan Penilaian SMP”.:
Kinerja (Performance Assessment) http://www.scholar.google.com./downlo
dalam Membentuk Habits of Mind Siswa ad/Permasalahan_yang_dihadapi_guru_
pada Pembelajaran Konsep dalam_melaksanakan_asesmen_kinerja.
Lingkungan. Tesis Magister pada PPS Zainul, A. (2008). Asesmen Sumatif dan
UPI. Bandung. Asesmen Formatif. Bahan Kuliah
Dimyati, dan Mudjiono. (2009). Belajar Dan Evaluasi Pendidikan IPA Program Studi
Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Pendidikan IPA Pascasarjana UPI.
Cipta. Zulharman. (2007). Self dan Peer Assessment
Koosbandiah S, Hertien. (2011). Biologi Sebagai Penilaian Formatif dan
Lingkungan. Bandung: Prisma Press Sumatif:
Lazarowitz, R & Penso, S (2006).“High http://zulharman79.wordpress.com/2007
School Students Difficulties In Learning /05/29/self-dan-peer-assessment-
sebagai-penilaian-formatif-dan-sumatif/

Anda mungkin juga menyukai