Anda di halaman 1dari 4

GPJI Vol (No) (Tahun)

Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia


http://journal2.um.ac.id/index.php/jpj

PENERAPAN TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK PADA SISWA


SEKOLAH DASAR

Dwi Fitri Cahyaningsih 1

Dwifitri558@gmail.com

Info Artikel Abstrak


____________________ _________________________________________________________
Sejarah Artikel: ___
Diterima: Bulan-Tahun
Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari peran dan ketepatan
Disetujui: Bulan-Tahun tenaga pendidik dalam memilij dan menerapkan teori belajar didalam kelas.
Dipublikasikan : Bulan-Tahun Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalu proses belajar yang baik pula.
____________________ Faktor yang mendasari perubahan dalam pembelajaran didalam kelas yang
Kata Kunci: masih sangat tradisional adalah faktor psikologis ditandai dengan munculnya
Teori Behavior, Siswa Sekolah teori behavioristik. teori Behavioristik perubahan perilaku adalah hasilnya
Dasar, Pembelajaran, Belajar Interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar adalah suatu
bentuk perubahan. teori behaviorisme yang menekankan pada hubungan antara
stimulus dan respons secara umum dapat diartikan dengan keberhasilan belajar.
Penerapan atau pengaplikasian teori behavioristik dalam proses pembelajaran
untuk memaksimalkan tercapainya tujuan pembelajaran. Terdapat dua hal yang
perlu diperhatikan dalam penerapan teori ini yakni 1) menganalisis kemampuan
awal dan karakteristik siswa; 2) merencanakan materi pembelajaran yang akan
dibelajarkan.

Abstract
_________________________________________________________
___
The success of a learning process cannot be separated from the role and
accuracy of educators in selecting and applying learning theories in the
classroom. Good learning outcomes are only achieved through a good learning
process. Factors that underlie changes in classroom learning which are still
very traditional are psychological factors marked by the emergence of
behavioristic theory. Behavioristic theory of behavior change is the result of
the interaction between stimulus and response. In other words, learning is a
form of change. behaviorism theory which emphasizes the relationship between
stimulus and response in general can be interpreted with learning success. The
application or application of behavioristic theory in the learning process to
maximize the achievement of learning objectives. There are two things that
need to be considered in the application of this theory, namely 1) analyzing the
initial abilities and characteristics of students; 2) planning the learning
materials to be taught.

© 2019 Universitas Negeri Malang

ISSN: 2614-8293 (Online)



Alamat korespondensi:
E-mail: pjk.journal@um.ac.id

1
Dwi Fitri Cahyaningsih / Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia Vol (No) (Tahun)

PENDAHULUAN

Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari peran dan ketepatan tenaga pendidik
dalam memilij dan menerapkan teori belajar didalam kelas. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalu
proses belajar yang baik pula. Pembelajaran dapat diartikan suatu kegiatan yang memiliki nila edukatif,
nilai tersebetu mewarnai interaksi yang terjadi antara seorang guru dan siswa. Interaksi dalam proses
pembelajaran bernilai edukatif karena mengarah untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelum pembelajaran dilakukan dengan harapan bagaimana materi pembelajaran yang disampaikan
dapat dikuasai dan dimengerti oleh siswa secara tuntas dan maksimal. Menurut Suharlii (2015), model
pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalama belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Model pembelajaran
berfungsi sebagai pedoman bagi tenaga pendidik yang dirancang untuk mencapai tujuan dalam
pembelajaran.
Faktor yang mendasari perubahan dalam pembelajaran didalam kelas yang masih sangat
tradisional adalah faktor psikologis ditandai dengan munculnya teori behavioristik. Menurut Syamsul
Anam & Dwiyogo (2019), Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku
yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans)
yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans
tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang inner maupun eksternal yang menjadi penyebab
belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Belajar
berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat dan kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon).
Menurut Litalisdiana (2017), Teori Behavioristik mementingkan faktor lingkungan, menekankan
pada faktor bagian, menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode
obyektif, sifatnya mekanis dan mementingkan masa lalu. Teori behavioristik dalam kegiatan
pembelajaran di aplikasikan dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang ada di sekolah-sekolah pada umumnya.
Pembelajaran yang berpedoman pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah objektif,
pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah tersusun dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan
pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan ke orang yang belajar atau siswa.
“Siswa di harapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan.

PEMBAHASAN
Pengertian Belajar

Belajar adalah proses manusia untuk memperoleh pengetahuan. Memperoleh pengetahuan,


menghafal, dan mengumpulkan informasi melalui pengalaman Atau cari tahu. Belajar juga merupakan
proses perubahan perilaku yang relatif permanen Hal ini disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan.
Banyak ahli Menyajikan teori dan pandangan tentang proses pembelajaran. Salah satu tren yang
mempengaruhi praktik pembelajaran Yang dilakukan di sekolah adalah aliran psikologi kognitif. sungai
ini Berkontribusi pada penggunaan elemen kognitif atau mental Proses pembelajaran. Aliran kognitif
menganggap kegiatan belajar tidak adil Mekanis tetapi lebih merangsang atau responsif dari pada
aktivitas belajar Ini juga termasuk aktivitas mental pelajar (Firmansyah, 2016).
Menurut AM et al., (2018), Belajar merupakan suatu kegiatan Menyortir, memilih, menyimpan,
dan mengonversi informasi Dengan cara yang lebih agresif. Dalam kegiatan belajar Ada baiknya siswa
mencari tahu sendiri apa penyebabnya. Makna dari berbagai hal yang mereka pelajari, sama seperti teori
"memberi makan" ilmu pengetahuan. Dia belum menggunakannya dalam penelitiannya. Belajar adalah
Proses perubahan yang disebabkan oleh Ketentuan Umum Layanan, Ini bisa dalam bentuk latihan terus
menerus atau terus menerus Ia selalu menimbulkan reaksi (reaksi). Kekurangannya adalah Belajar itu
otomatis dan mengasumsikan lebih banyak Menekankan peran gerakan, termasuk aktivitas dan
kepribadian manusia Ini akan diabaikan.

2
Dwi Fitri Cahyaningsih / Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia Vol (No) (Tahun)

Teori Behaviorisme
Behaviorisme merupakan salah satu teori belajar di Indonesia. Aliran behavioristik (behaviorisme)
yang lebih bersifat elementaristik memandang manusia sebagai organisme yang pasif, yang dikuasai oleh
stimulus-stimulus yang ada di lingkungannya. Pada dasarnya, manusia dapat dimanipulasi, tingkah
lakunya dapat dikontrol dengan jalan mengontrol stimulus-stimulus yang ada dalam lingkungannya.
Menurut Syamsul Anam & Dwiyogo (2019), teori Behavioristik perubahan perilaku adalah hasilnya
Interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar adalah suatu bentuk perubahan.
Pengalaman siswa dengan kemampuan untuk bertindak dengan cara baru Sebagai hasil dari interaksi
rangsangan dan tanggapan. Orang dianggap telah mempelajari sesuatu Menunjukkan perubahan perilaku.
Menurut teori ini, yang terpenting adalah input atau masukan berupa rangsangan dan masukan. Keluaran
berupa keluaran atau respon. Dalam contoh di atas, stimulus adalah segalanya Tabel perkalian, bahan
ajar, pekerjaan, dll yang diberikan kepada siswa oleh guru Atau dengan cara tertentu untuk membantu
siswa belajar tentang rangsangan yang diberikan oleh guru guru. Apa yang terjadi antara rangsangan dan
reaksi. Teori ini mengutamakan pengukuran karena merupakan sesuatu Penting untuk melihat apakah ada
perubahan perilaku.
Menurut pendapat dari Firmansyah, (2016), teori behaviorisme yang menekankan pada hubungan
antara stimulus dan respons secara umum dapat diartikan dengan keberhasilan belajar. Ada beberapa
prinsip umum yang harus diperhatikan dalam teori ini yakni 1) teori beranggapan bahwa yang dinamakan
belajar adalah perubahan tingkah laku. Seorang dikatakan telah belajar sesuatu jika yang bersangkutan
dapat menunjukan perubahan tingkah laku; 2) teori beranggapan bahwa yang terpenting dalam belajar
adanya stimulus dan respons, sebab inilah yang dapat diamati. Sedangkan apa yang terjadi diantaranya
dianggap tidak penting karena tidak dapat diamati; 3) reinforcement yakni apa yang dapat menguatkan
timbulnya respons merupakan faktor penting dalam belajar. Respons semakin kuat apabila reinforcement
(baik positif maupun negative).
Penerapan atau pengaplikasian teori behavioristik dalam proses pembelajaran untuk
memaksimalkan tercapainya tujuan pembelajaran. Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan dalam
penerapan teori ini yakni 1) menganalisis kemampuan awal dan karakteristik siswa yang artinya dimana
siswa sebagai subjek yang diharapakn mampu memiliki sejumlah kompetensi sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam standar kompetensi dasar. Mengingat hal ini siswa belajar disekolah tidak dating tanpa
berbekal apapun sama sekali melainkan mereka sangat mungkin telah memiliki sejumlah pengetahuan
dan keterampilan; 2) merencanakan materi pembelajaran yang akan dibelajarkan yang artinya idealnya
dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh siswa dan telah sesuai dengan kondisi siswa sehingga
disini guru tidak overestimate dan atau under-estimate. Untuk memberi layanan pembelajaran kepada
semua kelompok siswa yang mendekati idealnya kita dapat menggunakan pendekatan yakni secara siswa
dapat menyesuaikan diri dengan materi yang diajarkan dan materi pembelajaran disesuaikan dengan
keadaaan sisa.

KESIMPULAN

Dalam artikel ini dapat disimpulkan bahwa Belajar adalah proses manusia untuk memperoleh
pengetahuan. Memperoleh pengetahuan, menghafal, dan mengumpulkan informasi melalui pengalaman
Atau cari tahu. Belajar juga merupakan proses perubahan perilaku yang relatif permanen. Behaviorisme
merupakan salah satu teori belajar di Indonesia. Aliran behavioristik (behaviorisme) yang lebih bersifat
elementaristik memandang manusia sebagai organisme yang pasif, yang dikuasai oleh stimulus-stimulus
yang ada di lingkungannya.

3
Dwi Fitri Cahyaningsih / Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia Vol (No) (Tahun)

DAFTAR PUSTAKA
AM, I. A., Saputra, S. Y., & Amelia, D. J. (2018). Pembelajaran Tematik Integratif Pada Kurikulum 2013
Di Kelas Rendah Sd Muhammadiyah 07 Wajak. JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), 4(1), 35.
https://doi.org/10.22219/jinop.v4i1.4936
Firmansyah. (2016). Penerapan Teori Pembelajaran Kognitif dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan. Jurnal Pendidikan, 5(2), 154–164.
Litalisdiana, R. (2017). Penerapan Teori Belajar Dalam Pendidikan Dasar Kelas II SDN Panggang.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10, 1–12
Suharlii. (2015). Teori Belajar Dan Model Penerapannya Dalam Pembelajaran. Pengemabangan Model
Pembelajaran IPS, 1(1), 1–13.
Syamsul Anam, M., & Dwiyogo, W. D. (2019). Teori Belajar Behavioristik Dan Implikasinya Dalam
Pembelajaran. Universitas Negeri Malang, 2.

Anda mungkin juga menyukai