Disusun Oleh :
Aulia Agustina Anjani / 191111002
Eka Mei Ayu Widyati Prastyo / 191111022
Naufal dzaki Abrar/ 191111012
Shendy Herta Pradikta Arbi/ 181111049
Adriansyah Dwi Pangestu Putra/ 181111108
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat.
Salah satu teknologi yang mengalami perkembangan yang begitu pesat adalah pengolahan citra
digital. Pengolahan citra digital menurut Efford(2000) merupakan istilah yang umum untuk
berbagai teknik yang keberadaannya untuk memanipulasi dan memodifikasi citra dengan
menggunakan berbagai cara. Pengolahan citra melakukan transformasi suatu citra menjadi citra
lain dengan teknik atau metode tertentu. Citra yang dimaksud adalah gambar diam maupun
gambar bergerak (video). Secara matematis, citra merupakan fungsi kontinyu (continue) dengan
intensitas cahaya pada bidang dua dimensi. Citra digital HSV mendefinisikan warna dalam
terminologi Hue (warna asli), saturation (kemurnian warna) dan value (kecerahaan warna).
Metode ini cenderung mendeteksi warna dan tingkat dominasi serta kecerahannya
HSV adalah sistem koordinat-silinder yang paling umum memperesentasikan poin dalam
model warna RGB, yang mengatur ulang geometri RGB dalam upaya untuk perseptual yang
lebih relevan daripada representasi kooerdinat kartesian. Untuk memudakhkan proses
pengolahan citra, umumnya gambar yang dimodelkan dalam bentuk RGB terlebih dahulu diubah
model ke HSV. Model warna HSV digunakan karena model ini menggambarkan warna yang
sama dengan intuisi manusia untuk melihat warna. Warna RGB mendefinisikan warna sebagai
kombinasi merah, hijau dan biru, HSV mendeskripsikan warna dengan menggunakan
perbandingan ang lebih akrab. Hue mewakiliki jenis warna, Saturation mewakili bagaimana
jenuh atau pudarnya warna tersebut dan Value mewakili tingkat kecerahan. Kelebihan dari
pmodelan HSV adalah sangt mirip dengan warna yang dilihat oleh mata manusia. Dengan
menggunkan model ini, sebuah obyek dengan warna tertentu dapat di deteksi dan mengurangi
pengaruh intensitas cahaya dari luar. Penggunaan model HSV juga memiliki keuntangan lain
yaitu sederhana dalam pemrograman prosesnya cepat sehingga sangat cocol untuk aplikasi
realtime.
Dengan demikian, penulis merancang sebuah sistem yang dapat melakukan proses
pengenalan objek menurut warna secara reltime menggunakan pengolahan citra digital
2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dibuatlah sebuah sistem pendeteksi warna pada
gambar dengan pengolahan model warna RGB dan HSV.
Besar intensitas yang diterima sensor disetiap titik (x,y) disimbolkan oleh f(x,y) dan besarnya
tergantung pada intensitas yang dipantulkan oleh objek.
Pada tampilan GUI memiliki fungsi disetiap komponenya seperti button yang difungsikan
sebagai tombol untuk memiih gambar yang akan diproses. Axes yang difungsikan untuk
memproses gambar dan menampilkan histogram telah dipilih pada button. Hal tersebut bisa
diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman matlab dengan menggunakan metode
pengolahan citra konversi RGB to HSV seperti code dibawah ini.
Code diatas berfungsi untuk membaca nama file citra dengan format jpg dan png saja
Gambar 5. Tampilan Coding RGB dan Histogram
Selanjutnya pada code diatas difungsikan untuk menampilkan citra asli yang sudah diinputkan
dan mengcovert dari citra asli ke citra RGB dengan menampilkan histogram dari citra tersebut.
Berikutnya untuk memproses cira dari RGB menjadi HSV maupun dari citra asli langsung
ditampilkan menjadi citra HSV.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan