Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL JOURNAL

REVIEW

MK. AGAMA ISLAM

PRODI S1 FBS

SKOR NILAI :

Disusun oleh :
Nama Mahasiswa : RISKA RAMADANI
NIM. : 2203510001
Kelas : Sastra Indonesia B (2020)
Dosen Pengampu : Dr. NURMAYANI, M.Ag.
Mata Kuliah : Agama Islam

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Mei 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
saya rahmat kesehatan dan kesempatan. Sehingga saya bisa menyusun atau menyelesaikan
Critical Journal Review (CJR). Tugas ini saya susun dalam rangka memenuhi tugas CJR pada
mata kuliah Agama Islam.

Saya berharap dengan adanya tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca agar pembaca
dengan mudah memahami teori-teori yang terdapat dalam jurnal, mengetahui konsep yang
terdapat dalam hasil penelitian jurnal serta mengetahui keunggulan dan kelemahan jurnal.

Dalam kesempatan ini saya juga berharap agar pembaca memberikan kritik dan saran
yang membangun agar menjadi lebih baik lagi. Akhir kata saya mengucapkan sekian dan
terima kasih.

Riau, September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................4

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR..............................................................................4


B. Tujuan Penulisan CJR..........................................................................................4
C. Manfaat CJR..........................................................................................................5
D. Identitas Jurnal yang Direview............................................................................6

BAB II. RINGKASAN ISI JURNAL...............................................................................7

A. JURNAL UTAMA.................................................................................................7
B. JURNAL PEMBANDING....................................................................................12

BAB III. PEMBAHASAN/ANALISIS.............................................................................15

A. Kelebihan dan Kekurangan Isi Jurnal................................................................15

BAB IV. PENUTUP...........................................................................................................16

A. KESIMPULAN......................................................................................................16
B. SARAN...................................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim disebabkan karena rendahnya minat


baca mahasiswa/i pada saat ini. Mengkritik jurnal merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk menaikkan ketertarikan minat membaca.
Mengkritik Jurnal (Critical Journal Review) merupakan kegiatan mengulas suatu
jurnal agar dapat mengetahui dan memahami apa yang disajikan dalam suatu jurnal. Pada
dasarnya review jurnal menitik beratkan pada evaluasi penjelasan, interpretasi dan
analisis) mengenai keunggulan kelemahan, apa yang menarik, dan bagaimana jurnal
tersebut bias merubah persepsi dan cara berfikir serta menjadi pertimbangan apakah dari
pengetahuan yang didapat mampu menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian
tertentu. Selain itu mengkritik jurnal juga dapat melatih kemampuan kita dalam
menganalisis dan mengevaluasi pembahasan yang disajikan penulis. Sehingga menjadi
masukan berharga bagi proses kreatif kepenulisan lainnya.
Mengkritik jurnal tidak dapat dilakukan apabila pengkritik tidak membaca
keseluruhan jurnal tersebut. Dengan melakukan review tersebut pembaca dapat
mengetahui kualitas jurnal dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang
sama atau penulis lainnya serta dapat memberikan masukan kepada penulis jurnal berupa
kritik dan saran terhadap sistematika penulisan, isi, dan substansi jurnal.
Selain itu untuk para pembaca, Critical Journal Review ini mempunyai tujuan agar
pembaca mendapat bimbingan dalam memilih buku. Setelah membaca hasil review jurnal
ini diharapkan timbulnya minat untuk membaca atau mencocokkan seperti apa yang
ditulis dalam hasil review. Dan apabila tidak memiliki waktu untuk membaca isi jurnal,
maka ia dapat mengandalkan review sebagai sumber informasi.

B. Tujuan Penulisan CJR

Critical journal Review – Sakinatun Najmi Sibarani| 2 Mengkritik jurnal bertujuan


untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai identitas jurnal, ringakasan
jurnal, kelebihan dan kekurangan jurnal baik dari segi sistematika penulisan, EBI,
maupun kepaduan keseluruhan isi jurnal serta implikasinya dari berbagai aspek.

4
Mengkritik jurnal dapat menambah wawasan para pengkritik karena di dalam jurnal
tersbut disajikan masalah yang akan menambah ilmu pengetahuan kita. Hasil kritik jurnal
juga akan memudahkan masyarakat dalam memahami isi jurnal dan mahasiswa
khususnya sehingga secara tidak langsung akan mengurangi kebiasaan malas dalam
membaca akibat narasi yang terlalu panjang.
Selain itu pada dasarnya tugas Critical Journal Review ini bertujuan untuk
menyelesaikan salah satu dari tugas wajib mahasiswa yang merupakan point penting
dalam penilaian mata kuliah Agama Islam.

C. Manfaat CJR
Manfaat penulisan jurnal :
1. Sebagai salah satu bentuk pengasahan cara berpikir kritis seorang mahasiswa
dalam memahami sebuah jurnal.
2. Sebagai bentuk pengasahan mahasiswa dalam menemukan konsep dalam jurnal
dapat berupa pendapat para ahli maupun bentuk penelitian.
3. Sebagai referensi pembaca untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan isi jurnal.

5
D. Identitas Jurnal yang Direview
a) Jurnal Utama
1. Judul : Implementasi nilai-nilai Etika, Moral dan Akhlak dalam
perilaku belajar di STIT Raden Wijaya Mojokerto
2. Jurnal : Journal of Islamic Religious Instruction
3. Penulis : Aan Eko Khusni Ubaidillah
4. Tahun Terbit : Agustus 2007
5. Vol/No : Volume 1 Nomor 2
6. Halaman : 71-80
7. Nomor ISSN :-

b) Jurnal Pembanding
1. Judul : PENANAMAN NILAI-NILAI AKHLAK PADA ANAK
TUNAGRAHITA DALAM PENDIDIKAN VOKASIONAL
2. Jurnal : Penelitian
3. Penulis : Etik Kurniawati
4. Volume & Nomor : 11 , 02
5. Halaman : 263 - 280
6. Nomor ISSN : -
7. Tanggal Terbit : Agustus 2017

6
BAB II
RINGKASAN JURNAL

A. JURNAL UTAMA
1. Langkah-langkah Implementasi nilai nilai Etika, Moral dan Akhlak dalam
perilaku belajar di STIT Raden Wijaya Mojokerto

Pendidikan mempunyai aspek penting dalam usaha pembentukan kepribadian


manusia. sedangkan hubungan pendidikan dengan pembentukan kepribadian karena
manusia yang dilengkapi dengan potensi dasar yang harus diaktualisasikan dan
ditumbuh kembangkan dalam kehidupan melalui proses pendidikan. Dan pendidikan
dalam Islam berusaha untuk mengembangkan potensi dan pemecahan terhadap
masalah dalam hidup manusia.

Seperti yang telah diketahui bahwa timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian
manusia terhadap Allah SWT adalah ukuran yang menentukan corak hidup manusia.
Akhlak atau moral adalah pola tindakan yang didasarkan atas nilai mutlak kebaikan.
Tiap-tiap perbuatan adalah jawaban yang tepat terhadap kesadaran akhlak, sebaliknya
hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap pelanggaran kesusilaan adalah menentang
kesadaran itu. Disitulah hal yang membedakan halal dan haram, hak dan bathil, boleh
dan tidak boleh dilakukan.

Operant (perilaku diperkuat jika akibatnya menyenangkan belajar giat jika


mengakibatkan nilai bagus) merupakan tingkah laku yang ditimbulkan oleh organism
itu sendiri. Operant belum tentu didahului oleh stimuli dari luar. Operant conditioning
dikatakan telah terbentuk bila dalam frekuensi terjadi tingkah laku Operant yang
bertambah atau bila timbul tingkah laku Operant yang tidak tampak sebelumnya.
Frekuensi terjadinya tingkah laku Operant ditentukan oleh akibat tingkah laku ini.

Pembentukan tingkah laku dalam Operant conditioning antara lain sebagai berikut. (1)
Mengidentifikasi hal-hal yang merupakan reinforcement bagi tingkah laku yang akan
dibentuk itu. (2) Melakukan analisis untuk mengidentifikasi aspek-aspek kecil yang
membentuk tingkah laku yang dimaksud. Aspek-aspek tadi diurut untuk menuju

7
terbentuknya tingkah laku yang dimaksud. (3) Dengan mempergunakan secara urut
aspek-aspek itu sebagai tujuan sementara, kemudian diidentifikasikan reinforcer untuk
masing-masing aspek atau komponen itu. (4) Melakukan pembentukan tingkah laku
dengan menggunakan urutan aspek-aspek yang telah disusun itu. Kalau aspek pertama
telah dilakukan, maka hadiah atau reinforcer diberikan; ini mengakibatkan aspek itu
sering dilakukan.

Operant conditioning (kondisioning operan), meskipun dekat dengan teori Thorndike


daripada teori Pavlow, berbeda dari penjelasan Thorndike mengenai belajar. Sesuai
dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya, ada 18 Nilai Etika, Moral dan Akhlak
yang harus ditanamkan dalam ucapan dan tindakan/perilaku mahasiswa dalam
aktivitasnya di lingkungan sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat, yaitu :
a. Religius. Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang di anutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain.
b. Jujur, Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
c. Toleransi, Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
d. Disiplin, Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
e. Kerja Keras, Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaikbaiknya.
f. Kreatif, Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
g. Mandiri, Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
h. Demokratis, Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
i. Rasa Ingin Tahu, Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.

8
j. Semangat Kebangsaan, Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
k. Cinta Tanah Air, Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
l. Menghargai Prestasi, Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
m. Bersahabat/Komuniktif, Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
n. Cinta Damai, Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya).
o. Gemar Membaca, Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
p. Peduli Lingkungan, Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
q. Peduli Sosial, Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
r. Tanggung-jawab, Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan.
Tataran implementasi dalam sikap dan perilaku sehari-hari, 18 nilai Etika, Moral
danAkhlak sungguh tidak mudah untuk diimplementasikan dalam kehidupan
seharihari. Bahkan harus kita akui bahwa 18 nilai Etika, Moral dan Akhlak di atas
sudah semakin luntur dan pudar bahkan menghilang dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari yang serba modern ini.

9
2. Faktor pendukung dan pengahambat Implementasi nilai-nilai Etika, Moral dan
Akhlak dalam perilaku belajar di STIT Raden Wijaya Mojokerto

a. Faktor Internal
Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh
factor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud adalah: a) Jenis
Ras atau Keturunan, Setiap ras yang ada di dunia memperlihatkan tingkah laku
yang khas. Tingkah laku khas ini berbeda pada setiap ras, karena memiliki ciri-ciri
tersendiri. Ciri perilaku ras Negroid antara lain bertemperamen keras, tahan
menderita, menonjol dalam kegiatan olah raga. Ras Mongolid mempunyai ciri
ramah, senang bergotong royong, agak tertutup/pemalu dan sering mengadakan
upacara ritual. Demikian pula beberapa ras lain memiliki ciri perilaku yang
berbeda pula. b) Jenis Kelamin, Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin
antara lain cara berpakaian, melakukan pekerjaan sehari-hari, dan pembagian
tugas pekerjaan. Perbedaan ini bisa dimungkikan karena faktor hormonal, struktur
fisik maupun norma pembagian tugas. Wanita seringkali berperilaku berdasarkan
perasaan, sedangkan orang lakilaki cenderug berperilaku atau bertindak atas
pertimbangan rasional. c) Sifat Fisik, Kretschmer Sheldon membuat tipologi
perilaku seseorang berdasarkan tipe fisiknya. Misalnya, orang yang pendek, bulat,
gendut, wajah berlemak adalah tipe piknis. Orang dengan ciri demikian dikatakan
senang bergaul, humoris, ramah dan banyak teman. d) Kepribadian, Kepribadian
adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya yang
digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik
yang datang dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya, sehingga corak dan
kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu.
Dari pengertian tersebut, kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh terhadap
perilaku sehariharinya. e) Intelegensi, Intelegensia adalah keseluruhan
kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah dan efektif.
Bertitik tolak dari pengertian tersebut, tingkah laku individu sangat dipengaruhi
oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi oleh intelegensia adalah tingkah
laku intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara cepat, tepat, dan mudah
terutama dalam mengambil keputusan. f) Bakat, Bakat adalah suatu kondisi pada
seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu

10
kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya berupa kemampuan
memainkan musik, melukis, olah raga, dan sebagainya.
b. Faktor Eksternal
a) Pendidikan, Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar.
Hasil dari proses belajar mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku.
Dengan demikian pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku
seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya
dengan orang yang berpendidikan rendah. b) Agama, Agama akan menjadikan
individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai yang diajarkan oleh
agama yang diyakininya. c) Kebudayaan. Kebudayaan diartikan sebagai
kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia. Tingkah laku seseorang dalam
kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup pada kebudayaan
lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa dengan tingkah laku orang Papua.
d) Lingkungan, Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk
mengubah sifat dan perilaku individu karena lingkungan itu dapat merupakan
lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya. Individu terus
berusaha menaklukkan lingkungan sehingga menjadi jinak dan dapat
dikuasainya. e) Sosial Ekonomi, Status sosial ekonomi seseorang akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku
seseorang. Perkembangan individu akan ditentukan oleh factor pembawaan
(dasar) atau factor endogen, maupun factor keadaan (lingkungan) atau factor
eksogen. Faktor Endogen merupakan factor yang dibawa oleh individu sejak
dalam kandungan hingga kelahiran. Jadi faktor endogen bisa juga disebut
sebagai faktor keturunan atau faktor pembawaan. Faktor endogen yang dibawa
oleh individu mempunyai sifat-sifat seperti orang tuanya. Sewaktu individu
lahir telah ada sifat-sifat tertentu dalam dirinya terutama sifat-sifat yang
berhubungan dengan Faktor Kejasmanian, misalnya bagaimana kulitnya
apakah hitam,putih, atau coklat. Bagaimana keadaan rambutnya. Sifat ini
merupakan sifat yang mereka dapatkan karena faktor keturunan. Disamping itu
individu juga punya sifat-sifat pembawaan psikologis yang erat hubungannya
dengan keadaan jasmani yaitu temperamen.

11
Tempramen merupakan sifat pembawaan yang hubungannya erat dengan
struktur kejasmanian seseorang, yaitu yang berhubungan dengan fungsi-fungsi
fisiologis seperti darah, kelenjar-kelenjar, cairan-cairan lain yang terdapat
dalam diri manusia.

B. Jurnal Pembanding
1. Penanaman Nilai-Nilai Akhlak
Pengertian akhlak secaraetimologi berasal dan kata khuluq dan jamaknya akhlak
yang berarti budi pekerti, etika, moral.5A1-Ghazali menjelaskan bahwa khulq adalah
suatu kondisi (hai‘ah) dalam jiwa (nafs) yang suci (rasikhah), dan dari kondisi itu
tumbuh suatu aktivitas yang mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan terlebih dahulu.

Menurut Sidi Gazalba7, tindakan yang mengandung nilai akhlak itu ialah tindakan
yang sadar atau yang disengaja. Tidak semua tindakan manusia dilakukannya dengan
sadar atau sengaja.Jadi akhlak hanya menyangkut laku perbuatan manusia. Dan tidak
pula segala laku perbuatannya itu mengandung nilai baik buruk, melainkan tindakan
yang dilakukan dengan sadar dan mengetahui apa yang diperbuatnya.

Nilai-nilai akhlak merupakan bagian dari nilai-nilai Islam yang terwujud dalam
kenyataan pengalaman rohani dan jasmani.Nilai-nilai keislaman merupakan tingkatan
integritas kepribadian yang mencapai tingkat budi (insan kamil).“Akhlak” adalah ilmu
pengetahuan yang memberikan pengertian tentang baik dan buruk, ilmu yang
mengajarkan manusia dan menyatakan tujuan mereka yang terakhir dan seluruh usaha
dan pekerjaan mereka.

Akhlak adalah sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia.Karena
itu, selain dengan akidah, akhlak tidak dapat dipisahkan dengan syari’ah. Karena
syari’ah mencakup segala aspek kehidupan manusia, maka ruang lingkup akhlakpun
dalam islam meliputi segala aktivitas aspek kehidupan manusia, oleh karena itu, ruang
lingkup akhlak sama dengan ruang lingkup ajaran islam. Secara garis besar Yunahar
Ilyas8, membagi akhlak menjadi beberapa yakni:
a. Akhlak kepada Allah

12
b. Akhlak kepada sesama manusia, meliputi akhlak kepada Rasulullah SAW,
orangtua, diri sendiri dan orang lain.Akhlak terhadap rasulullah, Akhlak
terhadap orangtua, Akhlak terhadap diri sendiri, Akhlak kepada orang lain.
c. Akhlak terhadap lingkungan sekitar

Metode pendidikan akhlak menurut Imam al-Ghazali yang dikutip Abudin


Nata9,misalnya mengatakan sebagai berikut:

“Seandainya akhlak itu tidak dapat menerima perubahan, maka batallah fungsi wasiat,
nasihat dan pendidikan dan tidak ada pula fungsinya hadits nabi yang mengatakan
“perbaikilah akhlak kamu sekalian”.

Mendidik memerlukan berbagai metode yang tepat agar diperoleh hasil yang
optimal. Metode pendidikan akhlak menurut Abdullah Nasih Ulwan dikutip dalam Nur
Khayati10adalah sebagai berikut:
1. Metode Keteladanan
2. Metode Pembiasaan
3. Metode Pengawasan
4. Metode Nasihat dan Peringatan
5. Metode Targhib (Hadiah) dan Tarhib (Hukuman)

Jadi, menanamkan nilai-nilai akhlak adalah menanamkan sikap atau perilaku yang
mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan tanpa melalui pertimbangan dan
pemikiran (secara spontan).Dalam menanamkan nilai-nilai akhlak membutuhkan
rangsangan yang tepat sehingga dapat terbentuk secara baik dalam penerapan dan
perkembangannya, dimana ada beberapa faktor baik internal maupun eksternal yang
berpengaruhdalam mendorong terbentuknya akhlak yang baik, terutama akhlak
terhadap diri sendiri.

2. Anak Tunagrahita
Istilah tunagrahita berasal dari bahasa sansekerta tuna yang artinya rugi, kurang, dan
grahita artinya berfikir.Tunagrahita dipakai sebagai istilah resmi di Indonesia sejak
dikeluarkan 1991.11

13
Sedangkan definisi tunagrahita secara luas, ada banyak pakar yang memberikan
pengertian. Tetapi dari sekian definisi tersebut, penulis menganggapbahwa definisi
yangdikemukakan olehAmericanAssociation Mental Deficienci (AAMD) yang
kemudian pada tahun 1992berubah namanya menjadiAmerican Association of Mental
Retardation(AAMR) sudah mampu merangkum keseluruhan makna yaitu
sebagaiberikut:12
“Mental retardation refers to substantial limitation in presentfunctioning by
significantly subaverage intellectual functioning, existing concurrently with related
limitations in two or more of the following applicable adative skill areas:
communication, self care, home living, social skill, community use, self-direction,
healt and safety, functional academics, leisure, and work. Mental retardation
manifest before age 18”

Maksud dari kutipan di atas bahwa mental retardasi merujuk padaketerbatasan


fungsi intelektual umum dan keterbatasan pada keterampilanadaptif, keterampilan
adaptif mencakup area komunikasi, merawat diri,home living, keterampilan sosial,
bermasyarakat, mengontrol diri,funcsional akademik, waktu luang dan kerja.
Ketunagrahitaan munculsebelum usia 18 tahun.

Sedangkan pendapat Bratarana dalam M. Effendi 13, menjelaskan seseorang


dikategorikan berkelainan mental subnormal atau tunagrahita, jika ia memiliki tingkat
kecerdasan yang sedemikian rendahnya (dibawah normal), sehingga untuk secara
spesifik, termasuk dalam program pendidikannya.
Jadi, secara umum anak tunagrahita dapat diartikan sebagai anak yang memiliki tingkat
kecerdasan dibawah anak-anak normal yang sebaya sehingga dalam pendidikanya
memerlukan penanganan khusus.

14
BAB III

PEMBAHASAN/ANALISIS

A. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ISI JURNAL


Kelebihan

a. Teori-teori yang diuraikan oleh penulis di dalam jurnal ini sangatlah bagus dan
sumbernya juga banyak yang tertera dalam isi jurnal walaupun pada umumnya teori
yang digunakan oleh penulis sudah termasuk yang sudah umum.
b. Bahasa yang digunakan mudah dipahami.
c. Banyak menggunakan pendapat para ahli.

Kekurangan Jurnal
a. Model penyusunan jurnal terbelah dua sehingga membuat para pembaca sedikit
bingung.
b. Terlalu banyak menggunakan bahasa inggris yang membuat pembaca awam kurang
memahami.

15
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

JURNAL 1

Dari penelitian yang telah dilaksanakan dengan judul Implementasi nilai- nilai
Etika, Moral dan Akhlak dalam perilaku belajar di STIT Raden Wijaya Mojokerto,
berdasarkan data yang telah diperoleh peneliti melalui dokumentasi, observasi dan
interview, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah- langkah
Implementasi nilai-nilai Etika, Moral dan Akhlak dalam perilaku belajar di STIT
Raden Wijaya Mojokerto adalah pertama lembaga membuat perencanaan yang
matang, kemudian diterapkan dengan pola pembiasaan. 2. Untuk mendeskripsikan
faktor pendukung dan pengahambat Implementasi nilai-nilai Etika, Moral dan Akhlak
dalam perilaku belajar di STIT Raden Wijaya Mojokerto terdiri dari faktor internal
(yang terdiri dari keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, intelegensia dan
bakat) dan eksternal (terdiri dari pendidikan, agama, kebudayaan, lingkungan dan
sosial ekonomi).

JURNAL 2

Pelaksanan penerapan nilai-nilai akhlak melalui pendidikan vokasional di


Barehsos Disgranda “Rharjo” Sragen diantaranya adalah bimbingan activity daily
living(ADL).Banyak metode yang digunakan dalam pelaksanaanya.Penggunaan
metode tersebut disesuaikan dengan kebutuhan anak dan kondisi yang
dihadapi.Penggunaan sarana dan prasarana yang menunjang, lengkap, mudah
dimengerti dan dapat mengantarkan anak pada keberhasilan berinteraksi sosial.Tahap
dalam mendidik berawal dari keteladanan guru/pembimbing, dan kemauan dari anak
untuk bisa menjadi lebih baik dan berhasil kehidupannya kelak. Metode pembiasaan
yang sering diulang-ulang akan memudahkan anak untuk mengingat apa yang telah
diajarkan pembimbing. Metode nasihat untuk mengarahkan.Metode pengawasan baik
secara langsung maupun tidak langsung.Serta metode pemberian hadiah serta
hukuman untuk meningkatkan motivasi anak adalam pembentukan akhlak kepada diri
sendiri.

16
Akhlak yang dibentuk adalah akhlak kepada diri sendiri bagi anak tunagrahita
yang berupa kemandirian hidup, tanggung jawab terhadap kelangsungan hidupnya
dengan berbekal keterampilan, disiplin dalam setiap kegiatan, kerjasama, mampu
berinteraksi sosial dengan lingkungan.

SARAN
Semoga dengan membaca CJR kita semua dapat menjadi jurnalis yang positif dan
dapat diandalkan. Terima kasih untuk waktunya telah membaca CjR ini saya menunggu
segala kritik dan saran yang membangun dari anda.

17

Anda mungkin juga menyukai