Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media dan Sumber Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu :
DESEMBER 2022
1
KATA PENGANTAR
1. Bapak Prof. Dr. Mafitukhin, M. Ag. selaku rektor Universitas Islam Negeri Sayyid
Ali Rahmatullah Tulungagung, yang telah memberikan sarana- prasarana untuk
penulis menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Ibu Dr. H. Sulistyorini, M.Ag. selaku dosen pengampu yang memberikan tugas dan
bimbingan mengerjakan makalah.
3. Teman-teman kelas 3E Program Studi Pendidikan Agama Islam
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini.Semoga dengan adanya makalah ini bisa bermanfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Kelompok 13
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI……………………………………………………………............................3
BAB I PENDAHULUAN….……………………………………………………………...4
A. Pendahuluan………………………………………………………………………..4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….....5
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………...5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….6
A. Kesimpulan………………………………………………………………………...13
B. Saran……………………………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, Guru
adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan ngevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah jalur
pendidikan formal. 1
Pengajaran merupakan suatu proses sistematik yang meliputi banyak
komponen.salah satu dari komponen sistwm pengajaran adalah sumber belajar. Dalam
pengertian yang sederhana (hingga dewasa ini dunia pengajaran praktis masih
berpandangan) sumber belajar (learning resources) adalah guru dan bahan-bahan
pelajaran/bahan pengajaran baik buku-buku bacaan atau semacamnya.Dalam desain
pengajaran yang biasa disusun guru terdapat salah satu komponen pengajaran yang
dirancang berupa sumber belajar/pengajaran yang umumnya diisi dengan buku-buku
rujukan (buku bacaan wajib/anjuran). Dalam arti luas menurut Arif S. Sadiman
berpendapat bahwa, segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang (peserta
didik) dan yang memungkinkan/memudahkan terjadinya proses belajar (seperti
guru/dosen, buku, film, majalah, laboratorium, micro teaching dan sebagainya)
memungkinkan individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti jadi
mengerti, dari tidak terampil menjadi terampil dan seterusnya. Sebab segala apa yang
bisa mendatangkan manfaat atau mendukung dan menunjang individu untuk berubah
kearah yang positif dapat disebut sumber belajar.2
Pengajaran mikro (micro Teacing) mulai dikembagkan di Universitas Stanford
pada tahun 1963, dalam rangka menemukan metode latihan bagi para calon guru yang
lebih efektif. Pengajaran micro sebagai suatu teknik latihan guru berdasarkan rasional,
yang terdiri atas: pengajaran yang nyata, konsentrasi pada keterampilan mengajar,
mengunakan informasi dan pengetahuan tentang tingkah laku belajar sebagai umpan
balik, berdasarkan kemampuan calon dan pengaturan distribusi latihan keterampilan
1
Supardi, Kinerja Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 8
2
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 185-186
4
dalam periode tertentu. Mengajar merupakan pekerjaan professional yang
memerlukan keahlian khusus yang ditempuh melalui pendidikan dan pengalaman.
Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara professional,
guru/pendidik/pengajar/dosen harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam
mengajar. Dan pembelajaran mikro sangat dibutuhkan oleh seorang calon tenaga
pendidik (guru) dalam bentuk peer teaching dengan harapan agar para calon pendidik
sekaligus dapat menjadi pengamat bagi teman sesame calon pendidik, untuk saling
memberikan koreksi dan masukan mengenai penguasaan keterampilan dasar mengajar
yang dimilikinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Micro Teaching?
2. Apa Karakteristik Micro Teaching?
3. Apa Fungsi dan Manfaat Micro Teaching Sebagai Sumber Belajar PAI?
4. Apa Tahapan Pelaksanaan Micro Teaching Sumber Belajar PAI ?
5. Apa Kendala Pelaksanaan Micro Teaching Sumber Belajar PAI ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Micro Teaching
2. Mengetahui Karakteristik Micro Teaching
3. Mengetahui Fungsi dan Manfaat Micro Teaching Sebagai Sumber Belajar PAI
4. Mengetahui Tahpan Pelaksanaan Micro Teaching Sebagai Sumber Belajar
PAI
5. Mengetahui Kendala Pelaksanaan Micro Teaching Sebagai Sumber Belajar
PAI
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
lengkap mengenai penampilan calon gurudi didalam kelas, sehingga memungkinkan
adanya feedback bagi calon guru yang sedang berlatih.3
Jadi dapat kami simpulkan bahwa microteachng adalah pelatihan keterampilan
mengajar terbatas dalam suasana proses pembelajaran yang sebenarnya. Dalm
membuat persiapan mengajar dan melaksanakan proses belajar mengajar dan
melaksanakkan proses pembelajaran dihadapan siswa sesuai perencanaan yang
dirancang.
B. Karakteristik Micro Teaching
Microteching merupakan pembelajaran dalam skala kecil.Karateristik yang
khas dalam microteahing adalah komponen-komponen dalam yang di mikrokan atau
di sederhanakan.Dalam pengajaran sesungguhnya (real Teaching) lingkup
pembelajaran bisa tidak dibatasi, tetapi dalam microteaching terbatas pada satu materi
pokok bahasan tertentu.Demikian pula alokasi waktunya terbatas antara 10-15 menit,
dengan jumlah siswa juga dikecilkan hingga berkisar 7-10 siswa, serta keterampilan
dasar yang dilatihkan juga terbatas (terisolasi). Dengan demikian, ciri khas
microteaching adalah pengajaran yang disederhanakan dalam hal : jumlah siswa,
alokasi waktu, keterampilan, kompetensi dasar, dan materi pembelajaran.
Setiap calon guru membuat persiapan mengajar yang kemudian dilaksanakan
dalam proses pembelajaran bersama siswa dengan seting kondisi dan konteks kegiatan
belajar mengajar yang sesungguhnya.
Penyederhanaan komponen pengajaran sebagai karateristik microteaching
didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Seluruh komponen keterampilan dasar mengajar akan dapat dikuasai secara
mudah apabila terlebih dahulu menguasai komponen keterampilan dasar
mengajar tersebut secara terpisah (terisolasi) satu demi satu.
2. Penyederhanaan situasi dan kondisi latihan, memungkinkan perhatian
praktikan terarah pada keterampilan yang dilatihkan.
3. Penyederhanaan situasi dan kondisi dengan bantuan kamera memudahkan
melakukan observasi dan bermanfaat untuk umpan balik (Freed Back).
4. Konsep pengajaran mikro dilandasi oleh pokok-pokok pikiran, yaitu
pengajaran yang nyata, artinya pengajaran dilaksanakan tidak dalam bentuk
sebenarnya, tetapi berbentuk mini dengan karateristik sebagai berikut :
Peserta berkisar antara 5-10 orang.
3
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-Upi, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. (Jakarta: Grasindo, 2007), hal. 156-157
7
Waktu mengajar terbatas sekitar 10-15 menit.
Komponen mengajar dikembangkan terbatas.
Latihan terpusat pada keterampilan dasar mengajar.
Mempergunakan informasi dan pengetahuan tentang tingkat belajar.
Umpan balik terhadap kemampuan guru/calon guru.
Pengajaran dilaksanakan bagi para siswa dengan latar belakang yang
berbeda-beda dan berdasarkan pada kemampuan intelektual kelompok
usia tertentu.
Pengontrolan secara ketat terhadap lingkungan latihan yang
diselenggarakan dalam laboratorium mikro teaching.
Penyediaaan kesempatan latihan ulang dan pengaturan distribusi
latihan dalam jangka waktu tertentu.4
8
apa yang diinginkan oleh setiap yang berlatih atau atas dasar saran yang diberikan
oleh pihak supervisor. Fokus keterampilan tersebut bisa berupa keterampilan
membuka pelajaran saja, maka keterampilan lainnya tidak menjadi fokus latihan,
dan sebagainya.
4. Micro Teaching Allows For The Increased Control Of Practive
Pembelajaran micro doarahkan untuk meningkatkan kontrol pada setiap
jenis keterampilan yang dilatihkan.Kontrol yang ketat, cermat dan kompehensif
relatif lebih mudah dilakukan dalam pembelajaran micro, karena setiap peserta
yang berlatih hanya memfokuskan diri pada keterampilan tertentu saja.
5. Micro Teaching Greatly Expands The Normal Knowledge Of Results Of
Feedback Dimension In Teaching
Pembelajaran mikro diharapkan dapat memperluas wawasan dan
pemahaman yang terkait dengan pembelajaran , karena pihak-pihak yang
berkepentingan dan juga terlibat didalamnya mendapatkan masukan dari pihak
lainnya.
Jadi, dapat disimpulkan dari penjelesan tentang karateristik micro teaching
yaitu suatu situasi pengajaran yang dilaksanakan dalam waktu dan jumlah
tertentu, yaitu selama lima atau sampai lima belas menit dengan jumlah siswa
sebanyak lima atau sepuluh orang, bentuk pengajaran ini disederhanakan dan
pengajaran berlangsung dalam bentuk sesungguhnya.
C. Fungsi dan Manfaat Micro Teaching Sebagai Sumber Belajar PAI
Berikut ini fungsi dari micro teaching dalam sumber belajar PAI :
5
Barnawi dan M. Arifin, Microteaching: Teori dan Praktik Pengajaran yang efektif dan kreatif,(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2016).
9
keterampilan dasar mengajar secara terpisah. Sedangkan bagi calon tenaga pendidik
dapat mengembangkan keterampilan dasar mengajarnya sebelum mereka
melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik.Memberikan kemungkinan calon tenaga
pendidik untuk mendapatkan bermacam keterampilan dasar mengajar serta
memahami kapan dan bagaimana menerapkan dalam program pembelajaran.6
10
saling memberikan komentar (debriefing) terhadap apa yang telah berjalan dan pada
tahap kelima anggota lain memberikan feed back yang konstruktif terhadap presentasi
yang telah dilakukan. Hasil dari feed back penampilan yang pertama ini digunakan
masukan dan perbaikan untuk menyusun persiapan dan praktik ulang dengan kontrak
menerapkan keterampilan dasar mengajar secara ter-Integrasi pada tahap enam dan
tujuh. Dalam rangka observasi latihan praktik mengajar, digunakan alat bantu VTR
(Video Tape Recorder).7
11
Kurangnya pendanaan Aspek dana sering kali menjadi kendala serius dalam
pelaksaan micro teaching. Tidak adanya fasilitas dan lain sebagainya, adalah
karena minimnya dana.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Microteacing merupakan prosedur yang sistematis, artinya pelaitah guru
melalui microteacing dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu yang sudah
ada di buku.Karakteristik micro teaching, Seluruh komponen keterampilan dasar
mengajar, Penyederhanaan situasi dan kondisi latihan, Penyederhanaan situasi dan
kondisi.Asas dan prinsip micro teaching Asas menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) ialah, dasar.Jadi dasar dari pengajaran micro dapat disimpulkan
bahwa untuk menyederhanakan pendidikan.
Tahapan dan prosedur micro teaching ada enam sebagai berikut: Memahami
teori keterampilan mengajar, Mendiskusikan prinsip. Mempraktikan keterampilan
mengajar, Direkam dengan video dan diputar ulang sebagai bahan masukan terhadap
keterampilan yang sudah dipelajar, Pengajaran micro ada kaitannya dengan praktik di
lapangan dengan situasi yang sesungguhnya.Adapun Kendala pelaksanaan micro
teaching Keterbatasan fasilitas-fasilitas, Siswa kuarng interaktif, Kurangnya
kerjasamaa, Kurangnya.Hubungan micro teaching dengan pusat sumber belajar
(PSB), sangat berhubungan karena Micro teaching adalah suatu kegiatan mengajar
dimana segalanya diperkecil atau disederhanakan, micro teaching juga termasuk
dalam pusat sumber.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna, Tentunya, kami para penulis terus berusaha memperbaiki
13
makalah dengan mengacu berdasarkan sumber-sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
14
Barnawi, & Arifin, M. (2016), Microteaching Teori dan Praktek Pembelajaran,
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
15