Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KLASIFIKASI DAN PEMILIHAN STRATEGI


PEMBELAJARAN
Mata Kuliah:
Perencanaan Sistem Pembelajaran PAI B
Dosen Pengampu :
Ibu Zubaidah, M.Pd

Oleh:
Kelompok II

MUHAMMAD RAIHAN : 20191100029

YAYASAN MA’ARIF PONDOK PESANTREN ASSUNNIYYAH


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAMBARANGAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan taufiq,hidayah,inayah


serta karunia nya .Sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini tepat waktu
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Strategi Pembelajaran PAI B.
Dan tak lupa pula sholawat serta salam kita haturkan kepada penghulu kita
yakni baginda NABI MUHAMMAD SAW beserta keluarga,kerabat tabi’in tabi’at
dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Kami menyadari dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
terbatasnya bahan, pengetahuan dan pengalaman yang kami punya dalam membuat
mkalah .Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran yang membangung
dari berbagai pihak sehingga dikamudian hari kami dapat memperbaiki penulisan
selanjut nya.
Demikian yang dapat kami sampaikan ,kami berharap semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kami sendiri maupun perkembangan dunia
pendidikan.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Strategi Pembelajaran ................................................. 2
B. Strategi Pembelajaran Langsung ................................................... 3
C. Strategi Pembelajaran Tak Langsung ........................................... 4
D. Strategi Pembelajaran Interaktif .................................................. 6
E. Strategi Pembelajaran Mandiri ...................................................... 8
F. Dasar Pemilihan Strategi Pembelajaran ........................................ 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................ 12
B. Saran ....................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses belajar dewasa ini menuntut seorang pendidik memiliki
keterampilan atau metode yang beragam agar proses belajar tersebut
menyenangkan dan mampu mengembangkan kemampuan peserta didiknya.
Metode merupakan hal yang lebih penting dari materi yang akan diajarkan.
Metode adalah cara yang paling tepat dan cepat, kata cepat dan tepat disini
sering diungkapkan dengan ungkapan efektif dan efisien. Di sini seorang guru
harus memilih cara yang efektif dan efisien dalam mentransformasi dan
mengembangkan pengetahuan muridnya. Pembelajaran yang efektif artinya
pembelajaran yang dapat dipahami siswa secara sempurna, dalam hal ini ialah
pembelajaran yang berfungsi pada peserta didik. Berfungsi artinya menjadi
milik peserta didik, pengajaran itu membentuk dan mempengaruhi
pribadinya. Adapun pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang
tidak memerlukan waktu yang lama, artinya pembelajaran tersebut difasilitasi
alat–alat pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman peserta didik
terhadap materi yang diajarkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Klasifikasi Strategi Pembelajaran ?
2. Apa Itu Strategi Pembelajaran Langsung?
3. Apa Itu Strategi Pembelajaran Tak Langsung?
4. Apa Itu Strategi Pembelajaran Interaktif ?
5. Apa Strategi Pembelajaran Mandiri?
6. Bagaimana Dasar Pemilihan Strategi Pembelajaran?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Strategi Pembelajaran

ada beberapa dasar yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan


strategi belajar-mengajar yaitu :
1. Segi Pengaturan Guru dan Siswa
Dari segi pengaturan guru dapat dibedakan pengajaran oleh seorang
guru atau oleh suatu tim, selanjutnya dapat pula dibedakan apakah
hubungan guru-murid terjadi secara tatap muka atau kah dengan perantara
media, baik media cetak atau visual. Sedangkan dari segi dapat dibedakan
pengajaran klasikal (kelompok besar), kelompok kecil (5-7 siswa), atau
pengajaran perorangan.
2. Segi Pengolahan Pesan
Pengajaran yang menyampaikan pesan dalam keadaan “telah siap”
(telah diolah secara tuntas oleh guru sebelum disampaikan) dinamakan
bersifat ekspositorik, sedangkan yang mengaharuskan pengolahan oleh
siswa dinamakan heuristik. Ada dua sub strategi didalam strategi heuristic
yang akhir-akhir ini sering dikemukakan orang, yaitu penemuan
(discovery) dan inkuiri (inquiry)
3. Proses Pengolahan Pesan
Peristiwa belajar mengajar yang bertolak dari yang umum untuk
dilihat keberlakuannya atau akibatnya pada yang khusus dinamakan
strategi belajar-mengajar yang bersifat deduktif, sedangkan strategi
belajar-mengajar yang ditandai oleh proses berfikir yang bergerak dari
khusus ke umum dinamakan strategi belajar-mengajar yang bersifat
induktif.1

1
Lutfi Koto.
https://www.academia.edu/10780991/KLASIFIKASI_STRATEGI_PEMBELAJARAN#:~:text=B.
%20Klasifikasi%20Strategi%20Pembelajaran%20Seperti,%2C%20melalui%20pengalaman%20(e
xperimental).

2
B. Strategi Pembelajaran Langsung
1. Pengertian
Direct Instruction atau directive instruction, dibahasa-Indonesiakan
menjadi pembelajaran langsung, digunakan oleh para peneliti untuk
merujuk pada pola-pola pembelajaran dimana guru banyak menjelaskan
konsep atau keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan menguji
keterampilan siswa melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan arahan
guru. Dengan demikian tujuan pembelajaran distrukturkan oleh guru.
Sementara itu, menurut Roy Killen pembelajaran langsung merujuk pada
berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari
guru kepada murid secara langsung, misalnya ceramah, demonstrasi, dan
tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas. Pendekatan dalam
pembelajaran ini berpusat pada guru dimana guru menyampaikan isi
akademik dalam format yang sangat terstruktur, mengarahkan kegiatan
para siswa, dan mempertahankan fokus pencapaian akademik.2
2. Ciri – ciri Pembelajaran Langsung
ciri-ciri model pengajaran langsung adalah sebagai berikut:
1) Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada peserta didik
termasuk prosedur penilaian belajar
2) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan
agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan
berhasil.
3. Tahapan Pembelajaran Langsung
pada model pembelajaran direct instruction terdapat lima fase yang sangat
penting. Sintaks model tersebut disajikan dalam lima tahap antara lain:
1) Fase orientasi/menyampaikan tujuan
2) Fase presentasi/Demonstrasi
3) Fase latihan terbimbing
4) Fase mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

2
Anissatul Mufarokah, Strategi & Model-Model Pembelajaran, (Tulungagung: STAIN
Tulungagung Press, 2013), hal. 100-101

3
5) Fase latihan mandiri
Tahap-tahap pada model pembelajaran direct instruction disusun
berdasarkan tahap pendahuluan yaitu pada fase orientasi atau
menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya adalah tahap
memberikan materi dengan presentasi/demonstrasi, dan latihan
terbimbing. Sebagai tahap penutup yaitu mengecek kembali pemahaman
siswa dan memberikan umpan balik serta memberikan latihan mandiri.3

C. Strategi Pembelajaran Tidak Langsung


1. Pengertian
Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut inkuiri, induktif,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penemuan. Berlawanan
dengan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran tak langsung
umumnya berpusat kepada peserta didik. Peranan guru bergeser dari
seorang penceramah menjadi fsilitator. Guru mengelola lingkungan
belajar dan memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat.4
2. Ciri-ciri Pembelajaran Tidak Langsung
Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction)
memperlihatkan keterlibatan siswa yang tinggi dalam melakukan
observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data, atau
pembentukan hipotesis. Guru berperan sebagai fasilitator, pendukung, dan
sumber personal. Guru merancang lingkungan belajar, memberikan
kesempatan siswa untuk terlibat, dan bahkan memberikan umpan balik
kepada siswa ketika mereka melakukan inkuiri. Mensyaratkan
digunakannya bahan-bahan cetak, non-cetak, dan sumber manusia.
Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect instruction) Merupakan
strategi pembelajaran yang memperlihatkan bentuk keterlibatan siswa
yang paling tinggi karena fungsi guru disini hanyalah sebagai fasilitator,
siswa lebih banyak belajar melalui observasi, penyelidikan, penggambaran
inferensi data, dan pembentukan hipotesis.

3
Meyta Pritandhari. Implementasi Model Pembelajaran Direct Instruction Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa. Jurnal Pendidikan. Vol.5 No.1.2017
4
Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Insan Madani, 2012)

4
3. Tahapan Pembelajaran Tidak Langsung
pembelajaran ini juga memiliki tahapan-tahapan antara lain yaitu :
1) Pelepasan perasaan.
2) Pemahaman yang diikuti oleh tindakan.
3) Tindakan.
4) Integrasi.
Yang mana keempat-empatnya diharapkan akan bisa menumbuhkan
orientasi baru. Guru tergantung kepada tiga konsep untuk mengukur arah
dan perkembangan proses konseling yang terjadi didalam wawancara non-
direktif, yaitu:
• Pelepasan perasaan (atau catharsis)
• Pemahaman
• Integrasi
Teknik utama dalam mengaplikasikan model pembelajaran pengajaran
tidak langsung adalah apa yang diistilahkan oleh Roger sebagai Non-
directive Interview atau wawancara tanpa menggurui, yaitu wawancara
tatap muka antara guru dan siswa. Selama wawancara, guru berperan
sebagai kolaborator dalam proses penggalian jati diri dan pemecahan
masalah siswa. Inilah yang dimaksud dengan tanpa menggurui non-
directive. Kunci utama keberhasilan dalam menerapkan model ini adalah
kemitraan antara guru dan siswa. Menurut Rogers, iklim wawancara yang
dilakukan oleh guru harus memenuhi empat syarat yaitu:
 Guru harus mampu menunjukkan kehangatan dan tanggap atas masalah
yang dihadapi siswa dan memperlakukannya sebagaimana layaknya
manusia.
 Guru harus mampu membuat siswa dapat mengekspresikan perasaanya
tanpa tekanan dengan cara tidak memberikan penilaian (mencap salah
atau mencap buruk).
 Siswa harus bebas mengekspresikan secara simbolis perasaanya, dan
 Proses konseling (wawancara) harus bebas dari tekanan

5
D. Strategi Pembelajaran Interaktif
1. Pengertian
Pembelajaran interaktif menekankan kepada diskusi dan sharing diantara
peserta didik. Kelebihan strategi ini antara lain, peserta didik dapat belajar
dari temannya dan guru untuk membangun ketrampilan sosial dan
kemampuan-kemampuan. Akan tetapi strategi ini bergantung pada
kecakapan guru dalam menyusun dan mengembangkan dinamika
kelompok.5
2. Ciri-ciri Pembelajaran Interaktif
Strategi pembelajaran interaktif dikembangkan dalam rentang
pengelompokan dan metode-metode interaktif, yang dalamnya terdapat
bentuk-bentuk diskusi kelas, diskusi kelompok kecil, atau pengerjaan
tugas kelompok dan kerja sama siswa secara berpasangan.Salah satu
kebaikan dari strategi pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa belajar
mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba
menemukan jawaban terhadap pertanyaan sendiri dengan melakukan
kegiatan observasi (penyelidikan), dengan cara seperti itu siswa menjadi
kritis dan aktif belajar.
3. Tahapan Pembelajaran Interaktif
langkah-langkah penerapan startegi pembelajaran interaktif yaitu:
1) Persiapan
Tahap kegiatan dari pembelajaran interaktif ini yaitu persiapan guru dan
siswa untuk mencari latar belakang topik yang akan dibahas dalam
kegiatan pembelajaran.
2) Pengetahuan Awal
Tahap pengetahuan awal, guru menggali pengetahuan awal siswa
mengenal hal-hal yang telah diketahui oleh siswa mengenai topik yang
akan dipelajri. Pengetahuan awal siswa ini dapat digali dengan
menyajikan sebuah permasalahan berkaitan dengan topik yang akan
dibahas, kemudian menanyakan pendapat siswa atas permasalah

5
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem pembelajaran, Cetakan Ke 2, (Jakarta: Kencana,
2009),

6
tersebut. Pengetahuan awal siswa dapat menjadi tolak ukur untuk
dibandingkan dengan pengetahuan mereka setelah melakukan kegiatan.
3) Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menampilkan kegiatan
untuk memancing rasa ingin tahu siswa. Selanjutnya siswa didorong
untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan topik kegiatan
dimaksud.
4) Pertanyaan Siswa
Melakukan tahap kegiatan eksplorasi melalui berbagai kegiatan
demonstrasi dan fenomena, pada tahap ini masing-masing siswa
diberikan kesempatan unutk membuat pertanyaan dalam kelompoknya,
kemudian siswa membacakan pertanyaan yang dibuat dalam
kelompoknya tersebut. Sementara itu, guru menulis pertanyaan –
pertanyaan tersebut di papan tulis. Pada tahap ini semua pertanyaan
siswa ditulis pada selembar kertas, kemudian dikumpulkan pada akhir
kegiatan pembelajaran. Pada tahap ini, siswa dimungkinkan mendapat
kesulitan dalam membuat pertanyaan, oleh karena itu, guru harus
memberikan motivasi dan merangsang siswa agar mau bertanya dan
mengarahkan pertanyaan siswa.
5) Penyelidikan
Proses penyelidikan akan terjadi interaksi antara siswa dengan guru,
siswa dengan siswa, siswa dengan media serta siswa dengan alat. Pada
tahap ini, siswa diberi kesmpatan unutk menemukan konsep melalui
pengumpulan, pengorganisasian dan menganalisis data dalam susatu
kegiatan yang telah dirancang oleh guru. Sementara itu, guru menbantu
siswa agar dapat meneukan jawaban terhadap pertanyaan yang mereka
ajukan. Kemudian secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan
melaui observasi atau pengamatan.
6) Pengetahuan Akhir
Tahap pengetahuan akhir, siswa membacakan hasil yang diperolehnya.
Guru mengarahkan siswa untuk melakukan diskusi kelas. Jawaban-
jawaban siswa dikumpulkan dan dibandingkan dengan pengetahuan

7
awal sebelum siswa melakukan penyelidikan yang ditulis sebelumnya.
Dalam hal ini siswa diminta untuk membandingkan apa yang sekarang
meraka ketahui dengana pa yang sebelumnya mereka ketahui.
7) Refleksi
Tahap terakhir adalah refleksi, yaitu kegiatan berfikir tentang apa yang
baru terjadi atau baru saja di pelajari. Intinya adalah berpikir kembali
mengenai apa-apa yang telah dipelajari, kemudian mengedepankannya
menjadi struktur pengetahuan baru. Pada saat ini, siswa diberi waktu
untuk mencerna, menimbang, membandingkan, menghayati dan
melakukan diskusi dengan dirinya sendiri. Pada tahap ini pula siswa
dirangsang untuk mengemukakan pendapat tentang apa yang telah
diperoleh setelah prose pembelajaran. Siswa juga diberikan kesempatan
untuk mengajukan pertanyaan susulan jika ada yang kurang dipahami
setelah mengadakan penyelidikan, dan guru memberikan penguatan
serta meluruskan hal-hal yang masih keliru.6

E. Strategi Pembelajaran Mandiri


1. Pengertian
belajar mandiri adalah suatu proses dimana individu mengambil inisiatif
dengan atau tanpa bantuan dari orang lain untuk mendiagnosa kebutuhan
belajarnya sendiri, merumuskan atau menentukan tujuan belajarnya
sendiri, mengidentifikasi sumber-sumber belajar, memilih dan
melaksanakan strategi belajarnya, serta mengevaluasi hasil belajarnya
sendiri.7
2. Ciri-ciri Pembelajaran Mandiri
ciri-ciri belajar mandiri, adalah sebagai berikut:
a. Dapat menerima kenyataan hidup
b. Berpikir sehat dan maju
c. Dapat membahagiakan orang lain
d. Perbuatan dan keputusannya berdasarkan pertimbangan rasio yang

6
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013)
7
Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Insan Madani, 2012)

8
obyektif, tanpa mengabaikan perasaan bila perlu
e. Bersifat fleksibel
f. Dapat menerima penguasa dan peraturan
g. Dapat bekerja sama dengan orang lain
h. Dapat berprestasi
i. Cara bekerja mengarang keefektifan dan efisien
j. Mempunyai pendirian yang konsisten8

3. Tahapan Pembelajaran Mandiri


Belajar mandiri memberikan otonomi kepada pembelajar dalam
menentukan arah atau tujuan belajarnya, sumber belajar, program belajar,
dan materi yang dipelajarinya.
Sedangkan dalam proses belajar mandiri ini ada beberapa langkah-langkah
yang akan dilakukan oleh pembelajar baik satu orang atau kelompok yaitu
a. Menetapkan Tujuan
Tujuan bukanlah akhir dan semuanya. Tujuan itu akan memberikan
kesempatan untuk menerapkan keahlian profesional akademik kedalam
kehidupan sehari-hari. Saat pembelajar mencapai tujuan yang berarti
dalam kehidupan sehari-hari, proses tersebut membantu mereka
mencapai standar akademik yang tinggi.
b. Membuat Rencana
Pembelajar menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan
mereka. Merencanakan disini meliputi melihat lebih jauh ke depan dan
memutuskan bagaimana cara untuk berhasil. Rencana yang diputuskan
siswa tergantung pada apakah mereka ingin menyelesaikan masalah,
menentukan persoalan, atau menciptakan suatu proyek.
c. Mengikuti Rencana dan Mengukur Kemajuan Diri
Dari semula, pembelajar tidak hanya menyadari tujuan mereka, tetapi
mereka juga harus menyadari keahlian akademik mereka yang harus
dikembangkan serta kecakapan yang diperoleh dalam proses belajar

8
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mandiri, (Jakarta: Rajawali,1990)

9
mandiri. Selain proses tersebut mereka harus mengevaluasi seberapa
baik rencana mereka berjalan.
d. Membuahkan Hasil Belajar
Dari semula, pembelajar tidak hanya menyadari tujuan mereka, tetapi
mereka juga harus menyadari keahlian akademik mereka yang harus
dikembangkan serta kecakapan yang diperoleh dalam proses belajar
mandiri. Selain proses tersebut mereka harus mengevaluasi seberapa
baik rencana mereka berjalan.
e. Menunjukkan kecakapan melalui penilaian autentik
Dari semula, pembelajar tidak hanya menyadari tujuan mereka, tetapi
mereka juga harus menyadari keahlian akademik mereka yang harus
dikembangkan serta kecakapan yang diperoleh dalam proses belajar
mandiri. Selain proses tersebut mereka harus mengevaluasi seberapa
baik rencana mereka berjalan.9

F. Dasar Pemilihan Strategi Pembelajaran


Dasar pertimbangan memilih strategi dalam pembelajaran merupakan bagian
penting dari strategi pembelajaran, sebab berfungsi sebagai landasan dalam
menyajikan, menguraikan, memberikan contoh, dan memberi latihan kepada
peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu.
mempergunakan satu atau dua metode, menerjemahkan metode itu secara
sempit, hal ini bisa saja disebabkan karena kurang memperhatikan dasar-
dasar pertimbangan tersebut. Seorang pendidik yang menyiapkan strategi
pembelajaran secara rinci dan terstruktur akan mampu menyuguhkan materi
kepada peserta didik dengan baik.
Dasar pertimbangan memilih strategi, metode, dan teknik dalam tulisan ini
merupakan bahan pertimbangan dalam menetapkan strategi yang ingin
diterapkan. Misalkan untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan aspek
kognitif, akan memiliki strategi yang berbeda dengan upaya untuk mencapai
tujuan yang afektif psikomotor. Demikian juga halnya, untuk mempelajari

9
Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996)

10
bahan pelajaran yang bersifat fakta akan berbeda dengan mempelajari bahan
pembuktian suatu teori, dan lain sebagainya.
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan seorang guru di dalam
menggunakan suatu strategi pembelajaran menurut Wina sanjaya, yaitu
pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai,
pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran,
dan pertimbangan dari sudut siswa.
1. Pertimbangan yang Berhubungan dengan Tujuan yang Ingin Dicapai
2. Pertimbangan yang Berhubungan dengan Bahan atau Materi Pembelajaran
3. Pertimbangan Dari Sudut Siswa

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa penulis sampaikan dari hasil makalah ini yaitu :
a. Klasifikasi strategi belajar mengajar yaitu :
1. Segi Pengaturan Guru dan Siswa
2. Segi Pengolahan Pesan
3. Proses Pengolahan Pesan
b. Strategi Pembelajaran langung adalah pola pembelajaran dimana guru
banyak menjelaskan konsep atau keterampilan kepada siswa
c. Strategi pembelajaran tak langsung sering disebut inkuiri, induktif,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penemuan.
d. Pembelajaran interaktif menekankan kepada diskusi dan sharing diantara
peserta didik.
e. belajar mandiri adalah suatu proses dimana individu mengambil inisiatif
dengan atau tanpa bantuan dari orang lain untuk mendiagnosa kebutuhan
belajarnya sendiri.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, baik dalam
bahasanya, materi dan penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik, saran dan masukan yang dapat membangun penulisan
makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013)

Anissatul Mufarokah, Strategi & Model-Model Pembelajaran, (Tulungagung:


STAIN Tulungagung Press, 2013).

Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Insan Madani, 2012)

Lutfi Koto.
https://www.academia.edu/10780991/KLASIFIKASI_STRATEGI_PEMBE
LAJARAN#:~:text=B.%20Klasifikasi%20Strategi%20Pembelajaran%20Se
perti,%2C%20melalui%20pengalaman%20(experimental).

Meyta Pritandhari. Implementasi Model Pembelajaran Direct Instruction Untuk


Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa. Jurnal Pendidikan.
Vol.5 No.1.2017.

Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 1996)

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem pembelajaran, Cetakan Ke 2,


(Jakarta: Kencana, 2009).

13

Anda mungkin juga menyukai