Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Hakikat Pembelajaran

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah

Kurikulum dan Pembelajaran

Dosen pengampu : Nunu Nurfirdaus,M.Pd

Di susun oleh :

1. Afifah Putri Utami (192223015)


2. Lutfiana Nur Azizah (192223033)
3. Yulis Virginia (192223030)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN

2021
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan rahmat,
taufik dan hidayahnya sehingga kita mampu melaksanakan segala aktivitas rutinitas dengan
penuh kesabaran dan keikhlasan.

Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Kuningan, Februari 2021

Penyusun

Daftar Isi

[i]
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………...i
DAFTARISI………………………………………………………………………….…….ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang…………………………………………………………………..1
2. Rumusan Masalah……………………………………………………………...1
3. Tujuan………………………………………………………………………….1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Pembelajaran ..…………………………………………………………3
B. Taksonomi Variabel Pembelajaran ..…………………………………………...3
C. Strategi Pembelajaran ………………………………………………………….6
D. Mengenal Pembelajaran Aktif …………………………………………………8
E. BlendedLearning dan Tuntutan Pembelajaran Abad 21 ……………………….14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan…………………………………………………………………………19
B. Kritik dan Saran ……………………………………………………………………19

DAFTARPUSTAKA………………………………………………………………………20

[ii]
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Aktifitas belajar pada setiap individu, tidak selalu dapat berlangsung secara wajar dan
lancar. Terkadang dapat dengan cepat dan mudah mempelajari sesuatu, kadang terasa
amat sulit, kadang semangatnya tinggi, kadang juga sulit untuk konsentrasi. Demikianlah
kenyataan yang sering dijumpai pada anak didik dalam kehidupan sehari-hari kaitannya
dengan aktivitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan
individu inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik.
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah, akan
tetapi disebabkan oleh faktor-faktor non-intelegensi. Dengan demikian IQ yang tinggi
belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan
belajar bisa dikarenakan metode mengajar yang tidak sesuai, penekanan kurikulum yang
tidak cocok atau bahkan pembelajaran yang kompleks.Karena itu dalam rangka
memberikan bimbingan yang tepat kepada setiap anak didik, maka para pendidik perlu
memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar.
Terdapat berbagai macam definisi mengenai kesulitan belajar yang dikemukakan oleh
para ahli. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli tersebut kami mencoba untuk
menyimpulkan apa sebenarnya definisi dari kesulitan belajar, dan juga melalui makalah
ini kami akan memaparkan mengenai seperti apa jenis-jenis kesulitan belajar, bagaimana
manifestarinya, kemudian ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab kesulitan
belajar dan diagnosa menganai kesulitan belajar.

2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan belajar?
2. Apa saja yang termasuk dalam taksonomi Variabel Pembelajaran ?
3. Bagaimana strategi dalam proses pembelajaran ?

3. Tujuan
1. Memaparkan mengenai makna dari Hakikat Pembelajaran.
2. Memaparkan taksonomi variabel pembelajaran.

[3]
3. Menyimpulkan apa yang harus dilakukan dalam proses strategi pembelajran
berlangsung dan apasaja jenis-jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran.

[4]
BAB II

Pembahasan

A. Konsep Pembelajaran
Istilah “pembelajaran” memposisikan siswa sebagai subjek belajar yang
memegang peranan yang utama, sehingga adalah setting proses belajar mengajar siswa
dituntut beraktivitas secara penuh bahkan secara individual mempelajari bahan
pelajaran.
Istilah “mengajar (pengajaran)” menempatkan guru sebagai “pemeran utama”
dalam memberikan informasi dan cenderung berlangsung secara sepihak, maka dalam
pembelajaran guru lebih berperan sebagai fasilitator, mengelola berbagai sumber dan
fasilitas untuk dipelajari siswa (Sanjaya,2010).
Pandangan Suyono & Hariyanto (2012) bahwa pembelajaran indentikdengan
pengajaran, suatu kegiatan dimanaguru mengajar atau membimbing anak-anak menuju
proses pendewasaan diri. Jadi istilah pmbelajaran setara dengan istilah teachingdan
instruction, artinya, kita tidak harus secara diametral mempertentangkan antara
pengajaran (Teacher-centered) dengan istilah pembejalaran (Studentcentered), karena
pada hakikatnya kedua kegiatan itu dapat berlangsung sinergis.
Pembelajaran adalah proses atau usaha sadar dari pendidik untuk menbantu
siswa agar dapat belajar dengan baik sehingga terjadi perubahan tingkahlaku pada diri
mereka dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku
dalam waktu yang relatif lama. Pembelajaran yang dilakukan siswa setidaknya
mencakup empat aspek: konseptual (pemahaman materi), kognitif (pola berpikir),
epistemik(proses mengetahui) dan sosial (interaksi insani yang bermakna).
B. Taksonomi Variabel Pembelajaran
Variabel pembelajaran terbagi menjadi tiga yaitu, (1) kondisi pembelajaran, (2)
metode pembelajaran, dan (3) hasil pembelajaran.
1. Kondisi Pembelajaran
Kondisi pembelajaran berinteraksi dengan metode pembelajaran, dan
hakikatnya tidak dapat dimanipulasi. Metode pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang
berbeda dibawah kondisi pembelajaran yang berbeda.
Pembelajaran yang ideal ditandai dengan sifatnya tang menekankan
pada pemberdayaan siswa secara aktif. Hakikat pembelajaran yang ideal

[5]
adalah proses belajar mengajar yang bukan saja terfokus kepada hasil yang
dicapai siswa, namun bagaimana proses pembelajaran yang ideal mampu
memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan dan
mutu serta dapat memberikan perubahan perilaku dan mengaplikasikannya
dalam kehidupan mereka(Djiwandono,2008).
Kondisi pembelajaran didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi
efek penggunaan metode tertentu untuk meningkatkan hasil pembelajaran.
Degeng(2005) memandang perlu mengelompokkan variabel kondisi
pembelajaran menjadi tiga kelompok, yaitu a)tujuan pembelajaran, b) kendala
dan karakteristik bidang studi, dan c) karakteristik si-belajar.
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada hakekatnya mengacu kepada
hasil pembelajaran yang diharapkan. Sebagai hasil pembelajaran
yang diharapkan, berarti tujuan pembelajaran ditetapkan lebih dulu,
dan berikutnya semua upaya pengajaran diarahkan untuk mencapai
tujuan. Tujuan pengajaran dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis,
sejalan dengan 2 jenis strategi pengorganisasi pengajaran yang ada
(strategi dan mikro) yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
b. Karakteristik bidang studi
Karakteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang
studi yang dapat memberikan landasan yang berguna dalam
mendeskripsikan strategi pembelajaran. Berbedanya karakter satu
bidang studi dengan bidang studi yang lain dituntut menggunakan
strategi dan media yang berbeda pula.

c. Kendala
Keterbatasan sumber-sumber, seperti waktu, media, personalia, dan
uang. Media dapat diartikan sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apabila
dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dpaat
diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses
pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke siswa.
d. Karakteristik si-belajar

[6]
Karakteristik siswa belajar adalah aspek-aspek atau kualitas
perseorangan siswa seperti bakart, motivasi belajar dan kemampuan
awal(hasil belajar) yang telah dimilikinya. Karakteristik si-belajar
berpengaruh dalam pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan
dengan bagaimana menata pengajaran, khsususnyakomponen-
komponen strategi pengajaran, agar sesuai dengan karakteristik
perseorangan si-belajar.
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk
mencapai hasil pembelajaran yang berbeda. Apabila dalam suatu situasi,
metode pembelajaran tidak dapat dimanipulasi. Variabel metode pembelajaran
diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Strategi pengorganisasian adalah metode untuk mengorganisasikan isi
bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran.
b. Strategi penyampaian adalah metode untuk menyampaikan
pembelajaran kepada si-belajar dan atau untuk menerima serta
merespon masukan yang berasal dari si-belajar.
c. Strategi pengelolaan adalah metode untuk menata interaksi antara si-
belajar” dan variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian isi
pembelajaran.
3. Hasil Pembelajaran
Menurut Salamah (2006) hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
a. Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian
si belajar itu ada empat aspek penting yang dapat dipakai untuk
meng-ekspresikan perilaku yang dipelajari (sering disebut tingkat
kesalahan), kecepatan untuk kerja, tingkat ahli belajar, tingkat
reterensi dari apa yang dipelajari.
b. Efisiensi pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara
keefektifan dan jumlah waktu dipakai si belajar dan, atau jumlah
biaya pembelajaran digunakan.
c. Daya tarik pembejalaran biasanya diukur dengan mengamati
kecenderungan siswa untuk tetap/terus belajar. Pengukuran
kecenderungan siswa untuk terus atau tidak terus belajar dapat
dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri atau bidang studi.

[7]
Menurut Salamah (2006) hubungan ketiga variabel pembelajaran dijelaskan
sebagai berikut :

a. Tujuan dan karakteristik bidang studi dihipotesiskan memiliki pengaruh utama pada
pemilihan strategi pengorganisasian pembelajaran, demikian juga kendala
(karakteristik bidang studi) pada pemilihan strategi penyampaian, serta karakteristik
siswa pada pemilihan strategi pengelolaan.
b. Strategi pengorganisasian pembelajran dibedakan kedalam strategi makro dan strategi
mikro, mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang berkisar
pada konsep, prosedur atau prinsip.
c. Strategi penyampaian pembelajaran, memiliki dua funsi kegiatan, yaitu
menyampaikan isi pembelajaran kepada siswa dan menyediakan informasi/bahan yang
diperlukan siswa untuk melakukan kinerjanya.
d. Strategi pengelolaan pembelajaran berurusan dengahn bagaimana menata interaksi
siswa dan variabel metode pembelajaran lainnya, berkaitan dengan pengambilan
keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian yabg digunakan
selama proses pembelajaran.
C. Strategi Pembelajaran
1. Definisi Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu
atau tujuan pembelajaran.
Konsep dasar strategi belajar mengajar meliputi hal-hal berikut: a) menetapkan
spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku pebelajar, b) menentukan pilihan
berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah belajar mengajar, memilih
prosedur, metode dan teknik belajar mengajar dan c) norma dan kriteria
keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Ada empat masalah pokok yang sangat penting yang dapat dan harus
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran acara sesuai
dengan yang diharapkan.
a. Pertama, Spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang
diinginkan sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan. Sasaran

[8]
harus dirumuskan secara jelas dan konkrit sehingga mudah
dipahami oleh siswa.
b. Kedua, memilih cara pendekatan pembelajaran yang dianggap
paling tepat dan infektif untuk mencapai sasaran.
c. Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik
pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif.
d. Keempat, menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan guru
mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai
sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah
dilakukannya.
2. Jenis Strategi yang Berkaitan dengan Pembelajaran
Menurut Direktorat Tenang Kependidikan (2008) paling tidak ada 3 jenis
strategi yang berkaitan dengan pembelajaran yakni:
a. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Strategi pengorganisasian dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi
mikro dan strategi makro. Strategi mikro mengacu kepada metode
untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada saru
konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada
metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih
dari saru konsep atau prosedur atau prinsip.
b. Strategi penyampaian Pembelajaran
Strategi penyampaian isi pembelajaran merupakan komponen
variabel metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi
strategi penyampaian pembelajaran adalah: (1) menyampaikan isi
pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan informasi atau
bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan hasil.
c. Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel
metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara
pebelajardengan variabel metode pembelajaran lainnya.
3. Perbedaan antara Strategi, Metode, Pendekatan, Teknik dan Taktik
a. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan
guru, yang menjalankan fungsjnya merupakan alat untuk mencapai

[9]
tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran bersifat prosedural, yang
berisi tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan,
yang bersifat implementatif.
b. Pendekatan (approach)
Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Roy Killen (1998) mencatat ada dua
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berlusat pada
guru (Teacher-centeredapproaches) dan pendekatan yang berpusat
pada siswa (Student-centeredapproaches).
c. Teknik
Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008) teknik adalah cara
yang dilakukan seseorang untuk mengimplementasikan suatu metode.
d. Taktik
Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau
meotde tertentu. Taktik bersifat individual, walaupun dua orang
menggunakan metode ceramah dalam situasi dan kondisi yang
berbeda.
e. Strategi
Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang
metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses
pembelajaran berlangsung. Strategi pembelajaran yang ditetapkan
guru tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan
bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode
pembelajaran.
D. Mengenal Pembelajaran Aktif
1. CooperativeLearning(Pembelajaran Kooperatif)
a. Definisi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan
silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup
didalammasyarakat nyata. Pembelajaran kooperatif menetapkan siswa
sebagai bagian dari suatu sistem kerjasama dalam mencapai suatu
hasil belajar optimal.
b. Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

[10]
Menurut Ibrahametal(2000) dan Isjono ( 2007) ada lima usnur dasar
yang harus ada dalam belajar kooperatif, yaitu:
1) Saling ketergantungan positif (postiveinterdependence). Siswa
harus merasa bahwa saling saling bergantung secara positif dan
saling terikat antar sesama anggota kelompok.
2) Interaksi langsung (face-to-faceinteraction). Belajar kooperatif
membutuhkan siswa untuk bertatap muka satu dengan lainnya
dan berinteraksi secara langsung. Siswa harus saling
berhadapan dan saling membantu dalam pencapaian tujuan
belajar.
3) Pertanggung jawaban individu (individual accountability).
Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari materi
dan bertanggung jawab pula terhadap hasil belajar kelompok.
4) Keterampilan berinteraksi antar individu dan kelompok.
Keterampilan sosial harus diajarkan kepada siswa dalam
pembelajaran kooperatif. Selain itu, siswa harus di motivasi
untuk menggunakan keterampilan berinteraksi dalam kelompok.
5) Keefektifan proses kelompok (groupprocessing). Siswa
memproses keefektifan kelompok belajar mereka dengan cara
menjelaskan tindakan mana yang dapat menyumbang belajar
dan mana yang tidak, dan membuat keputusan terhadap
tindakan yang bisa dilanjutkan atau yang perlu dirubah.
c. Asas-asas ContextualTeachingandLearning
Menurut Nurhadi (2003) pendekatan pembelajaran kontekstual
memiliki tujuh asas-asas komponen utama pembelajaran efektif,
yatiu:
1) Konstruktivisme (Constructivsm)
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi)
pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh
manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyon-konyong.
Menurut pandangan konstruktivis“strategi memperoleh” lebih
diutamakan dibanding seberapa banyak siswa memperoleh dan
mengingat pengetahuan. Untuk itu tugas guru adalah

[11]
memfasilitasi proses tersebut dengan: a) menjadikan
pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa, b) memberi
kesempatan siswa menentukan dan menerapkan idenya sendiri,
dan c) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka
sendiri.
2) Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis CTL. Guru harus merancang kegiatan yang merancang
kegiatan yang merujuk pada pagiatan menemukan, apapun
materi yang diajrkannya. Langkah-langkah kegiatan
menemukan (inkuiri): (a) merumuskan masalah (dalam mata
pelajaran apapun); (b) mengamati atau melakukan observasi; (c)
menganalisis dab menyajikan hasil dalam tulisan, gambar,
laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya; (d)
mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada
pembaca, teman sekelas, guru atau audien yang lain.
3) Bertanya (Questioning)
Questioning merupakan strategi merupakan strategi utama
pembelajaran yang berbasis CTL. Bertanya dalam pembelajaran
dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong,
membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa.
4) Masyarakat Belajar (LearningCommunity)
Konsep LearningCommunitymenyarankan agar hasil
pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Hasil
belajar diperoleh dari “sharing” antara teman, antar kelompok
dan antara yang tahu dan belum tahu. Praktek masyarakat
belajar dalam pembelajaran terwujud dalam: (a) pembentukan
kelompok kecil; (b) pembentukan kelompok besar; (c)
mendatangkan ahli ke kelas (tokoh olahragwan, dokter,
perawat, polisi, dsb); (d) bekerja dengans e kelas sederajat; (e)
bekerja kelompok dengan kelas diatasnya; (f) bekerja dengan
masyarakat.
5) Pemodelan (Modelling)

[12]
Pemodelaan maksudnya dalam sebuah pembelajaran
keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa
ditiru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, atau
guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Dalam
pembelajaran CTL guru bukan satu-satunya model. Model
dapat dirancang dengan melibatkan siswa.
6) Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau
pengetahuan yang baru diterima. Guru atau orang dewasa
membantu siswa membuat hubungan-hubungan antara
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan
antara pengetahuan yang baru.
7) Penilaian yang sebenarnya (AuthenticAssesment)
Assesmen adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.
Pembelajaran yang benar sudah seharusnya ditekankan pada
upaya membantu siswa agar mampu mempelajari, bukan
ditekankan pada diperolehnya sebanyak-banyak mungkin
informasi diakhir pembelajaran. Karakteristik penilaian yang
sebenarnya: (a) dilaksanakan selama dan sesudah proses
pembelajaran berlangsung; (b) bisa digunakan untuk formatif
maupun sumatif; (c) yang diukur keterampilan dan performansi
bukan mengingat fakta; (d) berkesinambungan; (e) terintegrasi;
dan (f) dapat digunakan sebagai feedback

2. Problem Based Learing (PBL)

a. Definisi dan Manfaat PBL


Problem Based Learning (PBL) adalah seperangkat model yang menggunakan
masalah untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, materi, dan
pengaturan diri (Enggen & Kauchak, 2012)
Sehubungan dengan penerpan kurikulum 2013, menurut Wijaya (2014) model
pembelajaran ini harapannya dapat digunakan untuk mengantarkan siswa dalam
memiliki kompetensi dasar pada kompetensi inti kedua yaitu:

[13]
e. Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung
jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah.
f. Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika serta
memiliki rsa percaya pada daya dan kegunaan matematika.
g. Memiliki sikao terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya
teman.
b. Karakteristik PBL
Menurut Enggen & Kauchak (2012) PBL memiliki karateristik sebagai berikut:
1) Pembelajaran terfokus pada pemecahan masalah, kegiatan PBL bermula dari
satu masalah dan memecahkannya adalah fokus pembelajarannya.
2) Tanggung jawab untuk memecahkan masalah bertumpu pada siswa, PBL
dilaksanakan dalam kelompok cukup kecil, sehingga semua siswa terlibat
dalam proses itu.
3) Guru mendukung proses saat siswa mengerjakan masalah, peran guru dalam
menuntun siswa sangat penting. Hal ini bisa dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan dan memberikan dukungan pengajaran lain saat siswa berusaha
memecahkan masalah.
c. Tahap-tahap PBL
Adapun pelaksanaan pembelajarn berbasis masalah meliputi:
1) Tugas-tugas
Pembelajaran bebasis masalah membutuhkan banyak perncanaan, seperti
halnya model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa lainnya.
a. Penetapa tujuan
Pertama kali kita mendeskripsikan bagaimana pembelajaran berdasarkan
masalah direncanakan untuk membantu mencapai tujuan-tujuan.
b. Merancang situasi masalah
Beberapa guru dalam pembelajaran berbasis masalah lebih suka
memberikan siswa keleluasaan dalam memilih masalah untuk diselidiki
karena cara ini meningkatkan motivasi siswa.
c. Organisasi sumber daya dan rencana logistik
Dalam pembelajaran berbasis masalah siswa dimungkinkan bekerja dengan
beragam material dan peralatan, dan pelaksanaannya bisa dilakukan
dimana saja.

[14]
2) Tugas Interaktif

a. Orientasi siswa pada masalah


Siswa perlu memahami bahwa tujuan pembeajaran berbasis masalah adalah
tidak untuk memperoleh informasi dalam jumlah besar, tetapi melakukan
penyelidikan terhadap masalah-masalah penting untuk menjadi pembelajar
yang mandiri.
b. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pada model ini dibutuhkan pengembangan keterampilan kerjasama diantara
siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama.
c. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai
sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka memikirkan
masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah.
d. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
Tugas guru pada tahap ini adalah membantu siswa menganalisis proses
berfikir mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan yang mereka
gunakan.
3. Project Based Learning (PjBL)
1. Definifi dan karakteristik PjBL
Pembelajaran berbasis proyek atau project-based learning (PjBL) adalah
sebuah metode atau pendekatan pembelajaran inofatif, yang menekankan belajar
konseptual melalui kegiatan-kegiatan kompleks.
Menurut Kemdikbud (2013) PjBL memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Siswa membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja
2) Adanya permasalahan atau tatangan yang diajukan kepada siswa
3) Siswa mendesain proses utnuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan
4) Siswa secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan
5) Proses evaluasinya dijalankan secara kontinyu
6) Siswa secara berkala melakukan refleksi atas aktifitas yang sudah dijalnkan
7) Produk akhir aktifitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif
8) Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

[15]
Peran pendidik dan siswa dalam pelaksanaan PjBL sebagai berikut

1. Peran Pendidik
a) Merencanakan dan mendesain pembelajaran
b) Membuat strategi pembelajaran
c) Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara pendidik dan siswaa
d) Mencari keunikan siswa
e) Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian
f) Membuat portofolio pekerjaan siswa
2. Peran Siswa
a) Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir
b) Melakukan riset sederhana
c) Mempelajari ide dan konsep baru
d) Belajar mengatur waktu dngan baik
e) Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok
f) Mengaplikasikan hasil lewat tindakan
g) Melakukan interaksi sosial
2. Tahapan PjBL
Pelaksanaan langkah kangkah pembelajaran berbasis proyek sebagai berikut
1) Penentuan pertanyaan mendasar, pembelajran dimulai dengan pertanyaan
esnsial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan dalam melakukan
suatu aktifitas.
2) Mendesain perencanaan proyek, perencanaan dilakukan secara kolaboratif
antara pengajar dan siswa. Dengan dmikian sisw diharapkan akan merasa
“memiliki” atas proyek tersebut.
3) Menyusun jadwal, pengajar dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal
aktifitas dalam menyelesaikan proyek.
4) Memonitor siswa dan kemajuan proyek, pengajar bertanggung jawab untuk
melakukan monitor terhadap aktifitas siswa selama menyelesaikan proyek.
5) Menguji hasil, penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam
mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan
masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai siswa, membantu pengajar dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.

[16]
6) Mengevluasi pengalaman, pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan
siswa melakukan refleksi terhadap aktifitas dan hasil proyek yang sudah
dijalankan. Proses refkeksi dilakukan bik secara individu maupun
kelompok.
E. Blended Learning dan Ttuntutan Pembelajaran Abad 21
2 Pembelajaran Abad 21
Perubahan mencolok pada era globalisasi dan terlihat sangat tajam adalah
faktor percepatan. Ini disebabkan oleh kemajuan yang sangat pesat dalam bidang
teknologi informasi dan komunikasi.
a. Karakteristik Pembelajaran Abad 21
Pembelajaran di abad 21 sekarang ini hendaknya disesuaikan dengan kemajuan
dan tuntutan zaman. Menurut Susilo (2011) Karakter-karakter pembelajaran
abad ke-21 yaitu:
a. Core subject knowledge
Unsur pertama adalah menekankan pada mata pelajaran utama. Apapun
keterampilan yang dikembangkan, harus didasarkan pada pengetahuan
mengenai isi materi mata pelajaran utama dan pemahaman mengenai ciri
materi utama tersebut.
b. Communication
Siswa dituntut untuk memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi
yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan
multimedia.
c. Collaboration
Sisa menunjukan kemampuannya dalam kerjasama berkelompok dan
kepemimpinan, beradptasi dalam berbagai peran dan tanggung jawab,
bekerja secara produktif dengan yang lain, menempatkan empati pada
temoatnya, menghormati perspektif yang berbeda.
d. Critical Thinking and Problem Solving
Siswa berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk akal dalam
memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami interkoneksi
antara sistem. Siswa juga menggunakan kemampuan yang dimilikinya
untuk berusaha menyelesaikan permasalahn yang dihadapinya dengan
mandiri, siswa juga memiliki kemampuan untuk menyusun dan
mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah.

[17]
e. Creativity and Innovation
Pada karakter ini, siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan,
melaksanakan, dan menyampaikan gagasan gagasan baru kepada yang lain,
bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.
f. Assesmen
Asesmen abad 21 yang mengukur keterampilan abad 21, sehingga
diperlukan tes terstandar yang berkualitas tinggi yang dapat mengukur
prestasi siswa dalam unsur-unsur pembelajaran abad 21.
a. Keterampilan abad 21
Pesatnya perkembangan sains dan teknologi pada abad 21menuntut kita
melakukan perubahan agr dapat bergerak seiring dengan perubahan dunia. Begitu juga
dengan pembelajaran pada aba ke 21 ini. Pembeljaranidak hanyan menitik beratkan
pada kognitif siswa saja tetapi juga dengan berbagai aspek keterampilan.
Sementara itu, The North Central Regional Eucational Laboratory (enGauge-
2011) keterampilan bad 21 meliputi empat kelompok besar keterampilan yang
dijabarkan lagi menjadi masing masing tiga keterampilan yaitu sebagai berikut
1. Digital Age Literacy-Today’s Basics, meliputi
a) Basic, Scientific, ang Technological literacies yag diterjemahkan
sebagai kemampuan untuk membaca secara kritis, menulis secara
persuasif, berpikir dan bernalar secara logis dan memecahkan
permasalahan kompleks dalam matematika dan sains
b) Visual and Information Literacy yang diterjemahkan sebagai
keterampilan visualisasi untuk menginterpretasi, mendeteksi pola, dan
berkomunikasi dengan enggunakan gambar.
c) Cultural Literacy and GlobalAwarness yang diterjemahkan sebagau
mengetahui, mamahami, dan menghargai budaya yang dimiliki orang
lain termasuk norma yang berlaku dalam masyarakat.
2 Inventive Thinking-Intellectual Capital, meliputi
a) Adaptability Managing Complexity and Self-Directionyang diterjemahkan
sebagai keterampilan mengidentifikasi dan bereaksi secara mandiri
terhadap kondisi yang selalu berubah, mampu menganalisis kondisi yang
muncul, mrngidentofokasi keterampilan baru yang diperlukan untuk
memghadapi kondisi tersebut.

[18]
b) Curiosity, Creativity and Risk-Taking, yang diterjemahkan sebagai
keterampilan untuk ingin tahu mengenai sesuatu dan bagaimana cara
kerjanya.
c) Higher Order Thinking and Sound Reasoning yang diterjemahkan sebagai
berfikir secara kreatif, membuat keputusan, memecahkan masalah, melihat
sesuatu dengan mata otak, mengetahui bagaimana caranya belajar dan
bernalar.
3 Interactive Communication-Social and Personal Skills, meliputi
a) Teaming and Collaboration yang diterjemahkan sebagai keterampilan
bekerja sama dalam tim untuk mengerjakan tugas yang kompleks
secara efiaien, efektif, dan cepat.
b) Personal and Social Responsibility yang diterjemahkan sebagai
keterampilan untuk bertanggung jawab dalam mengaplikasikan sains
dan teknologi dalam masyarakat dengan memperhatikan etika dan nilai
yang berkembang dalam masyarakat.
c) Interactive Communication yang diterjemahkan sebagai keterampilan
berkomunikasi dengan menggunakan teknologi.
4 Quality, State-of-the Art Result, meliputi
a) Prioritizing, planning, and Managing of Result yang diterjemahkan
sebagai keterampilan merancang, mengelola, dan mengantisispasi
sesuatu yang terjadi secara bersamaan.
b) Effective Use of Real-World Tools yang diterjemahkan sebagai
“menggunakan alat digital untuk membantu diri sendiri memecahkan
masalah”, yang tergantung juga dengan keterampilan berkomunikasi
dalam jejaring sosial.
c) High Quality Results with Real-World Application yang diterjemahkan
sebagai keterampilan membangun suatu produk autentik dengan
menggunakan suatu alat.
b. Prinsip Pokok Pembelajaran abad 21
Nichols (2013) menggagas 4 essential rules of 21st century learning atau 4
prinsip pokok pembelajaran abad 21 yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Instruction should be student-centered

[19]
Pada kelas model ini, guru berperan sebagai fasilitator bagi siswa berbeda dengan
sistem penerimaan informasi yang pasif, siswa akan memperoleh informasi bagi
mereka sendiri, di bawah bimbingan guru mereka.
2) Education should be collaborative
Siswa harus diajarkan bagaimana berkolaborasi dengan orang lain. Masyarakat
saat ini adalah orang-orang yang berkolaborasi secara global.
3) Learning should have context
Student-centered tidak berarti bahwa guru melepas semua kendali di kelas. Ketika
siswa belajar dalam langkah-langkah berbeda, guru masih bisa memberikan
bimbingan terkait dengan skill yang mereka butuhkan.
4) School should be integrated with society
Agar dapatmenyiapkan siswa menjadi warga Negara yang bertanggung jawab, kita
membutuhkan model bahagimana warga yang bertanggung jawab itu.
3 Blended Learning sebagai wujud pembelajaran abad 21
Kehidupan abad 21 yang ditandai dengan globalisasi menuntut berbagai bidang
beradaptasi dengan sistem online. Menurut Husamah (2014) implementasi Blended
learning menjadi jalan keluar yang tepat atas berbagai kritik kekurangan e-learing,
yaitu daerah jangkauan e-learing yang terbatas, frekuensi kontak secara langsung
antarsesama siswa maupun antarsesama siswa maupun antar siswa dengan narasumber
atau pengajar/guru sangat minim sehingga cenderung menyebabkan siswa menjadi
anti-sosial.
Blended Leraning seharusnya dipandang sebagai pendekatan pedagogos yang
menerapkan sebagai pendekatan pembelajaran ketimbang dilihat dari seberapa besar
delivery system anatara face-to-face disbanding online.

[20]
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pembelajran adalah seperangkat siswa (event) yang mempengaruhi siswa
sedemikian rupa sehingga siswa itu memperoleh kemudahan. Pembelajaran pada
dasarnya merupakan proses membangun kemandirian melalui aktualisasi otoritas
dan hak belajar siswa
2. Terdapat 3 variabel pembelajaran, yaitu kondisi pembelajaran, metode
pembelajaran, dan hasil pembelajaran
3. Strategi pembelajaran adalah suatu rencana jangka panjang dan sebagai penentu
tujuan jangka panjang, yang kemudian diikuti dengan tindakana tindakan yang
ditujukan untuk pencapaian tujuan tertentu.
B. Kritik dan saran
Untuk membuat pembelajaran berjalan dengan baik, para siswa harus meningkatkan
belajarnya dan aktif ketika pembelajaran berlangsung. Dan bagi seorang guru harus
menggunakan metode pembelajaran yang lebih baik lagi ketika pembelajaran
berlangsung. yang membuat siswa merasa senang di kelas dan menggugah siswa
untuk lebih rajin dalam belajar baik dalam kelas maupun diluar kelas.

[21]
Daftar Pustaka

Husamah, Pantiwati, Y., Restian, A., & Sumarsono, P. (2018). Belajar dan Pembelajaran.
Malang: UMM Press.

[22]

Anda mungkin juga menyukai