Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Sejarah Berdirinya Muhammadiyyah

Diajukan untuk memenuhi tugas individu mata kuliah

Kemuhamadiyyahan

Dosen pengampu : San Susilo,M.Pd

Di susun oleh :

Afifah Putri Utami NIM (196223015)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN

2020

KATA PENGANTAR
Kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan
rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga kita mampu melaksanakan segala aktivitas
rutinitas dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini.

Kuningan , 29 September 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

I. BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................2
II. BAB II PEMBAHASAN
1. Arti dari Muhammadiyyah....................................................................................3
2. Latar belakang berdirinya Muhammadiyyah........................................................3
3. Pokok-pokok pemikira K.H Ahmad Dahla...........................................................5
4. Maksud dan Tujuan Muhammadiyyah..................................................................8
III. BAB III PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................................11
Saran...........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan merupakan
pendiri Muhammadiyah pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, bertepatan pada tanggal 18
November 1912, di kampung Kauman Yogyakarta.Pada tahun itu,K.H. Ahmad Dahlan
mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melakukan cita-cita dalam pembaharuan
Islam di Indonesia. K.H.Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam
cara berpikir dan beramalmenurut tuntunan agama Islam.la ingin mengajak umat Islam di
Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Sejak pertama didirikan, telah ditegaskan bahwa Muhammadiyah bukan


organisasiyang bergerak dibidang politik, namun bersifat sosial dan bergerak di bidang
pendidikan. Hasil pemikiran K.H.Ahmad Dahlan yangdilakukan secara mendalam
dansungguh-sungguh tersebut, kemudian melahirkan berbagai gerakan pembaharuan
yang merupakan operasionalisasi dan pelaksanaan darihasil pemahaman dan
pemikirannyaterhadap ajaran Islam. Di Indonesia lahir beberapa organisasi atau gerakan
islam, diantaranya adalah Muhammadiyah yang lebih dari 30 tahun sebelum merdeka,dan
organisasi lainnya yang bergerak di bidang politik,social dan pendidikan.

Muhammadiayah adalah organisasi yang berdiri bersamaan dengan kebangkitan


masyarakat Islam Indonesia pada dekade pertama yang sampai hari ini bertahandan
membesar yang sulit dicari persepadanannya. Jika dilihat dari amal usaha dan gerakan
Muhammadiyah dibidang sosial kemasyarakatan,khususnya di bidang pendidikan dan
dan kesehatan, maka Muhammadiyah merupakan organisasi sosial keagamaan yang
terbesar di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa arti dari Muhammadiyyah ?


2. Apa latar belakang lahirnya Muhammadiyyah ?
3. Apa saja pokok-pokok pemikiran K.H Ahmad Dahlan ?
4. Apa saja maksud dan tujuan Muhammadiyyah ?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui arti dari Muhammadiyyah.


2. Untuk mengetahui latar belakang lahir nya Muhammadiyyah.
3. Untuk mengetahui pokok-pokok pemikiran K.H Ahmad Dahlan
4. Untuk mengetahui maksud dan tujuan Muhammadiyyah
BAB II

PEMBAHASAN

A.      Arti Muhammadiyah
Dalam catatan sejarah, nama Muhammadiyah yang diberikan oleh KH. Ahmad
Dahlan terhadap organisasi yang didirikannya adalah atas usul dari seorang kerabat
sekaligus teman seperjuangannya yang bernama Muhammad Sangidu, Ketib Anom
Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaharuan yang kemudian menjadi penguhulu Kraton
Yogyakarta. Setelah melalui salat istikharah, KH. Ahmad Dahlan kemudian memberikan
nama Muhammmadiyah bagi organisasi yang akan dipimpinnya itu (Haedar
Nashir,2006:1).
Secara etimologis, Muhammadiyah berasal dari bahasa Arab dengan kata  dasar
“Muhammad”,yaitu nama seorang Nabi atau Rasul terakhir yang diutus olej Allah ke
muka bumi ini. Kemudian kata tersebut mendapatkan tambahan akhir”ya nisbah” yang
artinya menjeniskan atau mengelompokkan. Dengan demikian, Muhammadiyah berarti
kelompok, umat dan pengikut Muhammad. Dengan demikian siapapun yang beragama
islam,yang mengucapkan dua syahadat, maka dia adalah orang Muhammadiyah, tanpa
dilihat atau dibatasi oleh perbedaan organisasi, golongan, bangsa, geografis etnis, dan
sebagainya.
Sedangkan secara terminologis, Muhammadiyah adalah organisasi dan gerakan
islam, dakwah amar makruf nahi munkar, berasas islam dan bersumber dari al-Qur’an
dan as-Sunnah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H,
bertepatan tanggal 18 November 1912 M  di kota Yogyakarta.

B.   Latar Belakang Lahirnya Muhammadiyah


Secara global, menurut Mustafa Kamal Pasha Dan Ahmad Adaby Darban
(2009:100-106)  faktor-faktor yang menjadi latar belakang lahirnya Muhammadiyah
dapat dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu subjektif dan faktor obyektif.
1.Faktor subyektif
Faktor subyektif adalah faktor  yang didasarkan atas pertimbangan pribadi KH.
Ahmad Dahlan. Faktor subyektif inilah yang sangat kuat, bahkan dikatakan sebagai
faktor utama dan faktor penentu yang mendorong berdirinya Muhammadiyah.
Menurut para analis, faktor subyektif yang paling fundamental adalah hasil kajian
mendalam KH. Ahmad Dahlan terhadap al-Qur’an. Sikap KH. Ahmad Dahlan seperti ini
sesungguhnya dalam rangka melaksanakan firman Allah sebagaimana yang tersimpul
dalam surat An-Nisa ayat 82 dan surat Muhammad ayat 24, yaitu melakukan
taddabur atau memperhatikan dan mencermati dengan penuh ketelitian terhadap apa
yang tersirat dalam ayat-ayat al-Qur’an. Sikap seperti ini pulalah yang dilakukan oleh
KH. Ahmad Dahlan ketika mencermati surat Ali Imran ayat 104 yang artinya: “Dan
hendaklah ada di antara kamu sekalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang makruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang
beruntung.
2.  Faktor Obyektif
Faktor obyektif adalah faktor-faktor yang menyebabkan lahirnya Muhammadiyah
menurut kenyataan yang terjadi secara empiris pada saat itu. Ada beberapa sebab yang
bersifat obyektif yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah yang dapat
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor-
faktor penyebab yang muncul di tengah-tengah kehidupan masyarakat islam indonesia.
Sedangkan faktor eksternal yaitu, faktor-faktor penyebab yang ada di luar masyarakat
islam indonesia. Faktor obyektif yang bersifat internal,yaitu:
a.    Ketidak murnian amalan islam akibat tidak dijadikannya al-Qur’an dan as-Sunnah
sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagian besar umat islam indonesia.
Kondisi masyarakat yang masih sangat kental dengan kebudayaan Hindu, Budha,
Animisme, dan Dinamisme memunculkan kepercayaan dan praktik ibadah yang
menyimpang dari islam. Kepercayaan dan praktik ibadah tersebut dikenal dengan istilah
tahayyul, bida’ah dan Churafat (TBC). Dala peraktik pengamalan agamanya, ummat
islam masih banyak percaya kepada benda-benda keramat, seperti keris, tombak, batu aji,
azimat, hari baik dan buruk. Mereka sering pergi kekuburan para wali dan ulama yang
dianggap keramat untuk meminta berkah.
Dalam ibadah, ummat islam saat itu melaukan ritual keagamaan yang telah tercampur
dengan budaya luar.
Dalam ibadah mahdlah , mereka menambah dan mengurangi ajaran islam yang
sebenarnya. Saat ada yang meninggal dunia, diadakan upacara hari ketiga, ketujuhh,
kesembilan, keseribu dan seterusnya. Agar keinginan manusia cepat tercapai, ummat
islam mencari wasilah (perantara) yang menghubungkan mereka dengan tuhan, padahal
wasilah telah meninggal dunia.
b.    Lembaga pendidikan yang dimiliki ummat islam belum mampu menyiapkan generasi
yang siap mengembanmisi selaku “ khalifah Allah di atas bumi”.
KH. Ahmad Dahlan mengetahui bahwa pendidikan di indonesia terpecah menjadi dua
yaitu pendidikan pesantren yang hanya mengajarkan ajaran-ajaran agama dan pendidikan
barat yang sekuler. Kondisi menjadi pemisah antara golongan yang mendapat pendidikan
agama dengan golongan yang mendapatkan pendidikan sekuler.
Dualisme sistem pendidikan diatas membuat perihatin KH. Ahmad Dahlan oleh karna itu
cita-cita pendidikan Ahmad Dahlan ialah melahirkan manusia yang berpandangan luas
dan memiliki pengetahuan umum, sekaligus yang bersedia untuk kemajuan
masyarakatnya. Cita-cita ini dilakukan dengan mendirikan lembaga pendidikan dengan
kurikulum yang menggabungkan antara imtak dan iptek.
Sedangkan paktor obyek yang bersipat eksternal, itu :
a)    Pengaruh ide dan gerakan pembaruan islam ditimur tengah.
b)   Semakin meningkatnya gerakan keristenisasi ditengah-tengah masyarakat indonesia.
c)    Penetrasi bangsa-bangsa eropa,terutama bangsa belanda ke indonesia.

C.      Pokok-pokok pemikiran KH. Ahmad Dahlan


Pokok-pokok pemikiran yang tertuang dalam buku ini dirujuk dan dikutip
langsung dari tulisan M. Yusron asrafi (2005:47-126), kecuali bagian-bagian yang
diberikan referensi lain. Dalam bukunya tersebut, yusron asrafi memotret pemikiran KH.
Ahmad Dahlan dalam Tiga aspek, yaitu aspek keagamaan, kemasyarakatan, dan
kenegaraan.
1.    Pemikiran dalam bidang keagamaan
a)    Sumber Hukum
Disamping dua sumber pokok, Al-qur’an dan Al-hadist sebagai sumber hukum,
dia juga menggunakan kitab-kitab dari ahlus sunnah wal jamaah dalam bidang aqidah dan
dari imam syafi’i dalam ilmu fiqih. Meskipun demikian, dalam peraktiknya jika muncul
suatu masalah, maka ia akan mencari sumbernya dari Al-qur’an dan Al-hadist ditambah
dengan hasil kajian dari kitab-kitab yang telah di baca. Dengan metode pengambilan
hukum atau pemberian tafsir seperti itu, ada tuduhan bahwa dia dan Muhammadiah
mengajarkan ajaran yang keluar dari mazhab.
b)   Bidang Teologi
Dalam bidang teologi KH. Ahmad Dahlan tidak mendapat perhatian yang besar.
Menurut KH. Mas Mansur, dalam masalah ini dia kembali pada pendapatan ulama salaf
dan dia tidak suka berfikir yang mendalam tentang hal itu. Menurutnya, masalah
ketuhanan menimbulkan perbedaan pendapat dan tidak berakibat peraktis untuk beramal.
Itulah mangkanya dia mengartikan orang beragama sebagai orang yang melahirkan amal.
Orang beragama harus menyerahkan harta dan dirinya kepada Allah sebagai bukti
keimanannya. Jadi iman harus disertai dengan amal dan semuanya hanya tertuju kepada
Allah
c)    Persatuan ulama
Dalam masalah persatuan ulama untuk mencari kebenaran dan kebaikan islam, dia
mengadakan musyawarah tentang kiblat. Pimpinan-pimpinan Gerakan Islam dan
Muhammadiyah bekerjasama mengadakan kongres islam di Garut dan kemudian di
Cirebon. Atas dasar itulah ia mengadakan perkumpulan ulama Muhammadiyah yang
bernama”Musyawaratul Ulama”. Pada mulanya perkumpulan itu hanya menjadi tempat
peertemuan ulama Muhammadiyah untuk membicarakan hukum-hukum islam. Tetapi
setelah lama di seluruh jiwa untuk membicarakan bagaimana usaha-usaha agar islam di
indonesia menjadi kuat.

d)   Pemurnian Agama
Beberapa bid’ah dan khurafat yang di berantas oleh KH.Ahmad dahlan, yaitu:
1)   Upacara selamatan pada waktu ibu mengandung tujuh bulan upacara selamatan pada
waktu kelahiran (puputan).
2)   Upacara selamatan kematian, baik selamatan hari ke-3, ke-7, ke-100, satu tahun dan
hari ke 1000.
3)   Permintaan keselamatan dan kesuksesan pada kuburan-kuburan para wali atau orang
yang dianggap suci .
4)   Ziarah kubur yang ditentukan setiap bulan sya’ban atau di sebut bulan ruwah yang
berarti roh.
5)   Bacaan-bacaan tahlil untuk di kirim kepada orang yang meninggal.
Selawatan ( membaca sholawat dengan memakai terbang).
6)   Takhayul lailatul qadar yang di jalankan dengan mengelilingi beteng karaton dan
pohon beringin Yogyakarta.
7)   Kepercayaan kepada jimat-jimat.

2.    bidang kemasyarakatan
Dorongan mati sebagai amal KH.Dahlan menyatakan:” kita manusia hidup di
dunia hanya sekali, untuk bertaruh: sesudah mati, akan mendapatkan kebahagiaankah
atau kesangsaraankah (KRH.Hadjid,2008:7).
KH.Ahmad dahlan menyatkan bahwa mati adalah bahaya yang besar, tetapi lupa kepada
mati adalah bahaya yang lebih besar lagi.Oleh karena itu manusia harus bersiap-siap
menghadapi kemtian dengan menyelesaikan urusan-urusannya dengan allah dan dengan
sesama manusia. Pemikiran tentang dorongan mati nampaknya mendapatkan tempat yang
istimewa.Dia memberi penafsiran yang positif terhadap dorongan mati, dalam arti: agar
selamat dari siksa neraka, manusia harus berbuat sesuatu yaitu harus beramal. Dorongan
mati yang ada padanya menjadi dorongan bagi terciptanya karya amal.
Adapun bekal perjuangan yang diberikan oleh KH.Ahmad Dahlan adalah :
a)    Dengan keiklasan hati menunaikan tugasnya sebagai wanita islam sesuai dengan
bakat dan kecakapannya, tidak enghendaki sanjung puji dan tidak mundur selangkah
karena dicela
b)   Penuh keinsyafan bahwa beramal iu harus berilmu.
c)    Jangan mengadakan alasan yang tidak dianggap syah oleh tuhan hanya untuk
menghinari sesuatu tugas yang di serahkan kepadanya.
d)   Membulatkan tekad untuk membela kesucian agama islam.
e)    Menjaga persaudaraan dan kesatuan kawan sekerja dan seperjuangan.
f)    Pemikiran dalam bidang kenegaraan
Dua dekade pertama abad kedua puluh adalah suatu babak baru dalam sejarah bangsa
indonesia. Zaman itu terkenal sebagai zaman kebangkitan nasional. Setiap gerakan
kebangkitan adalah menuju kepada kemajuan. Arah kemajuan mengarah ke segala
bidang, baik bidang politik, sosial maupun ekonomi. Ada yang berlandasan jasmaniah
daan adapula yang berlandasan rohaniah , agama
Sekalipun bidangnya berbeda-beda, namun sebagai gerakan kemajuan , ia memiliki
suatu sifat yang sama, yaitu ingin membebaskan atau minimal meringankan bangsa dan
tanah air dari belenggu-belenggu jasmaniah dan rohaniah, yang di dalam zaman sebelum
nya meningkat seluruh kehidupan bangsa indonesia.
Zaman itu meliputi Budi utomo berdiri. Organisasi itu didirikan oleh kalangan
pemuda- pemuda intelek yang bangsawan. Kemudian sarekat dagangan islam juga
berdiri, yang kemudian berganti nama menjadi sarekat islam. Sesuai dengan namanya
yang pertama maka sarekat islam banyak terdiri dari kaum pedagang. Di samping itu juga
berdiri juga organisasi muahammadiahyang bergerak dalam lapangan pendidikan sosial.
Pendirinya adalah KH. Ahmad Dahlan.
KH. Ahmad Dahlan bukanlah tokoh politik. Dia lebih bergerak dalam lapangan dakwah,
pendidikan dan gerakan amal sosial. Meskipun begitu dia juga memasuki perkumpulan
bahkan menjadi pengurus budi utomo yang diakui sebagai gerakan kebangkitan nasional
yang pertama di indonesia. Dalam sarekat islam, dia duduk sebagai penasehat. Sarekat
islam adalah pergerakan nasional dan inti impearialis pertama yang kuat dan banyak
berpengaruh di indonesia.

D. Maksud Dan Tujuan Muhammadiyah


Sejak awal berdirinya hingga  sekarang, Muhammadiyahtelaj merumuskan
maksud dan tujuannya dengan redaksi yang berbeda-beda. Menurut haidar nasir
(2008:1), jika dilacak pada rumusan anggaran dasar (statuten)
Muhammadiyah  sejak berdiri tahun 1912 hingga muktamar ke 45 tahun 2005,
Muhammadiyah telah menyusun dan melakukan perubahan anggaran dasar (AD)
sebanyak 15 kali yaitu pada berturut-turut pada tahun 1912, 1914,
1921,1934,1941,1943,1946,1950 ( dua kali), 1959, 1966, 1968, 1985, 2000, dan
2005.
Perubahan AD/ART tersebut berimplikasi pada perubahan pormulasi
maksud dan tujuan Muhammadiyah. Menurut hemat penulis, sejak awal
berdirinya (tahun 1912) seperti berikut (teks nya dikutip dari tulisan Mh.
Decaldan seperti ditulis oleh Haidar nasir, 2008:1)
1.     Tahun 1912 saat berdirinya dirumuskan: maka perhimpunan itu dimaksudnya.

a)    Meyebarluaskan pengajaran igama kangjeng nabi Muhammad SAW kepada


penduduk bumi putra didalam residensi Yogyakarta, dan

b)   Memajukan hal igama kepada anggota-anggotanya

2.    Tahun 1914 dan 1921 dirumuskan: maksud persarikatan ini yaitu:

a)    Memajukan dan menggebirakan pengajaran dan pelajran igama islam di hindia


nederland dan

b)   Memajukan dan menggembirakan kehidupan ( cara hidup) sepanjang kemauan


igama islam kepada lid-lid-nya.

3.    Tahun 1934: hajat persarikatan itu:


a)    Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama islam di
hindia nederland, dan

b)   Memajukan dan menggembirakan kehidupan (cara hidup) sepanjang kemauan


agama islam kepada lid-lid-nya (segala sekutunya)

4.    Tahun 1941: hajat persarikatan

a)    Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama islam di


indonesia, dan

b)   Memajukan dan menggembirakan cara hidup sepanjang kemauan agama islam


kepada lid-lid-nya (segala sekutunya).

5.    Tahun 1943 dirumuskan: sesuae denngan kepercayaan untuk mendirikan


kemakmuran bersama seluruh asia raya, dibawah pimpinan da’i nippon, dan
memang diperintahkan oleh Allah, maka perkumpulan ini:

a)    Hendak menyiarkan agama islam, serta melatihkan hidup yang selaras dengan
tuntunannya.

b)   Hendak melakukan pekerjaan kebaikan-kebaikan umum

c)    Hendak memajukan pengetahuan dan kepandaian serta budi pekerti yang baik
kepada annggota-anggotanya; kesemuanya itu ditunjukan untuk berjasa
mendidik masyarakat ramai.

6.    Tahun 1946 dan 1950 (dua kali perubahan AD/ART) dirumuskan: maksud dan
tujuan persarikatan ini akan menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam,
sehingga dapat mewujutkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya.

7.    Tahun 1959, 1966,1968, dirumuskan: maksud dan tujuan persarikatan ialah


menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga dapat terwujud
masyarakat islam yang sebenar-benarnya 1985 dirumuskan: maksud dan tujuan
persarikatan ialah menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga
terujut masyarakat utama, adil, dan makmur.
Terkait arti dan rumusan terahir maksud dan tujuan Muhammadiyah,
mustapa kamal pasha  dan Ahmad adabi telah menjelaskan sebagiannya sebagai
berikut (2009:1012):

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan
menuntut ilmu di kota suci Makkah, dan hasil dari pendidikannya itu kemudian
beliau membentuk sebuah wadah perubahan untuk kembali kepada Al Qur’an dan
As Sunnah Rasullullah sesuai dengan arti Muhammadiyah yaitu pengikut Nabi
Muhammad SAW. Dari terbentuknya Muhammadiyah di kampung Kauman
Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H yang bertepatan pada 18 November
1912 M dan tersebar luas hampir seluruh Indonesia sehingga menjadi organisasi
besar sampai dengan sekarang tidak lepas dari buah pikiran K.H. Ahmad Dahlan.

B.  Saran
Semoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengetahui
“Sejarah berdirinya Muhammadiyyah”
DAFTAR PUSTAKA

Haedar Nashir, KH. Ittah Muhammadiyah, menengok kembali kelahiran


Muhammadiyah,kontirbutor dalam Muhammadiyah online,Selasa, 12 Desember
2006.

Anda mungkin juga menyukai