Kemuhamadiyyahan
Di susun oleh :
2020
KATA PENGANTAR
Kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan
rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga kita mampu melaksanakan segala aktivitas
rutinitas dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini,
penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
I. BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang......................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................2
II. BAB II PEMBAHASAN
1. Arti dari Muhammadiyyah....................................................................................3
2. Latar belakang berdirinya Muhammadiyyah........................................................3
3. Pokok-pokok pemikira K.H Ahmad Dahla...........................................................5
4. Maksud dan Tujuan Muhammadiyyah..................................................................8
III. BAB III PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................................11
Saran...........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan merupakan
pendiri Muhammadiyah pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H, bertepatan pada tanggal 18
November 1912, di kampung Kauman Yogyakarta.Pada tahun itu,K.H. Ahmad Dahlan
mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melakukan cita-cita dalam pembaharuan
Islam di Indonesia. K.H.Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaharuan dalam
cara berpikir dan beramalmenurut tuntunan agama Islam.la ingin mengajak umat Islam di
Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadits.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Arti Muhammadiyah
Dalam catatan sejarah, nama Muhammadiyah yang diberikan oleh KH. Ahmad
Dahlan terhadap organisasi yang didirikannya adalah atas usul dari seorang kerabat
sekaligus teman seperjuangannya yang bernama Muhammad Sangidu, Ketib Anom
Kraton Yogyakarta dan tokoh pembaharuan yang kemudian menjadi penguhulu Kraton
Yogyakarta. Setelah melalui salat istikharah, KH. Ahmad Dahlan kemudian memberikan
nama Muhammmadiyah bagi organisasi yang akan dipimpinnya itu (Haedar
Nashir,2006:1).
Secara etimologis, Muhammadiyah berasal dari bahasa Arab dengan kata dasar
“Muhammad”,yaitu nama seorang Nabi atau Rasul terakhir yang diutus olej Allah ke
muka bumi ini. Kemudian kata tersebut mendapatkan tambahan akhir”ya nisbah” yang
artinya menjeniskan atau mengelompokkan. Dengan demikian, Muhammadiyah berarti
kelompok, umat dan pengikut Muhammad. Dengan demikian siapapun yang beragama
islam,yang mengucapkan dua syahadat, maka dia adalah orang Muhammadiyah, tanpa
dilihat atau dibatasi oleh perbedaan organisasi, golongan, bangsa, geografis etnis, dan
sebagainya.
Sedangkan secara terminologis, Muhammadiyah adalah organisasi dan gerakan
islam, dakwah amar makruf nahi munkar, berasas islam dan bersumber dari al-Qur’an
dan as-Sunnah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H,
bertepatan tanggal 18 November 1912 M di kota Yogyakarta.
d) Pemurnian Agama
Beberapa bid’ah dan khurafat yang di berantas oleh KH.Ahmad dahlan, yaitu:
1) Upacara selamatan pada waktu ibu mengandung tujuh bulan upacara selamatan pada
waktu kelahiran (puputan).
2) Upacara selamatan kematian, baik selamatan hari ke-3, ke-7, ke-100, satu tahun dan
hari ke 1000.
3) Permintaan keselamatan dan kesuksesan pada kuburan-kuburan para wali atau orang
yang dianggap suci .
4) Ziarah kubur yang ditentukan setiap bulan sya’ban atau di sebut bulan ruwah yang
berarti roh.
5) Bacaan-bacaan tahlil untuk di kirim kepada orang yang meninggal.
Selawatan ( membaca sholawat dengan memakai terbang).
6) Takhayul lailatul qadar yang di jalankan dengan mengelilingi beteng karaton dan
pohon beringin Yogyakarta.
7) Kepercayaan kepada jimat-jimat.
2. bidang kemasyarakatan
Dorongan mati sebagai amal KH.Dahlan menyatakan:” kita manusia hidup di
dunia hanya sekali, untuk bertaruh: sesudah mati, akan mendapatkan kebahagiaankah
atau kesangsaraankah (KRH.Hadjid,2008:7).
KH.Ahmad dahlan menyatkan bahwa mati adalah bahaya yang besar, tetapi lupa kepada
mati adalah bahaya yang lebih besar lagi.Oleh karena itu manusia harus bersiap-siap
menghadapi kemtian dengan menyelesaikan urusan-urusannya dengan allah dan dengan
sesama manusia. Pemikiran tentang dorongan mati nampaknya mendapatkan tempat yang
istimewa.Dia memberi penafsiran yang positif terhadap dorongan mati, dalam arti: agar
selamat dari siksa neraka, manusia harus berbuat sesuatu yaitu harus beramal. Dorongan
mati yang ada padanya menjadi dorongan bagi terciptanya karya amal.
Adapun bekal perjuangan yang diberikan oleh KH.Ahmad Dahlan adalah :
a) Dengan keiklasan hati menunaikan tugasnya sebagai wanita islam sesuai dengan
bakat dan kecakapannya, tidak enghendaki sanjung puji dan tidak mundur selangkah
karena dicela
b) Penuh keinsyafan bahwa beramal iu harus berilmu.
c) Jangan mengadakan alasan yang tidak dianggap syah oleh tuhan hanya untuk
menghinari sesuatu tugas yang di serahkan kepadanya.
d) Membulatkan tekad untuk membela kesucian agama islam.
e) Menjaga persaudaraan dan kesatuan kawan sekerja dan seperjuangan.
f) Pemikiran dalam bidang kenegaraan
Dua dekade pertama abad kedua puluh adalah suatu babak baru dalam sejarah bangsa
indonesia. Zaman itu terkenal sebagai zaman kebangkitan nasional. Setiap gerakan
kebangkitan adalah menuju kepada kemajuan. Arah kemajuan mengarah ke segala
bidang, baik bidang politik, sosial maupun ekonomi. Ada yang berlandasan jasmaniah
daan adapula yang berlandasan rohaniah , agama
Sekalipun bidangnya berbeda-beda, namun sebagai gerakan kemajuan , ia memiliki
suatu sifat yang sama, yaitu ingin membebaskan atau minimal meringankan bangsa dan
tanah air dari belenggu-belenggu jasmaniah dan rohaniah, yang di dalam zaman sebelum
nya meningkat seluruh kehidupan bangsa indonesia.
Zaman itu meliputi Budi utomo berdiri. Organisasi itu didirikan oleh kalangan
pemuda- pemuda intelek yang bangsawan. Kemudian sarekat dagangan islam juga
berdiri, yang kemudian berganti nama menjadi sarekat islam. Sesuai dengan namanya
yang pertama maka sarekat islam banyak terdiri dari kaum pedagang. Di samping itu juga
berdiri juga organisasi muahammadiahyang bergerak dalam lapangan pendidikan sosial.
Pendirinya adalah KH. Ahmad Dahlan.
KH. Ahmad Dahlan bukanlah tokoh politik. Dia lebih bergerak dalam lapangan dakwah,
pendidikan dan gerakan amal sosial. Meskipun begitu dia juga memasuki perkumpulan
bahkan menjadi pengurus budi utomo yang diakui sebagai gerakan kebangkitan nasional
yang pertama di indonesia. Dalam sarekat islam, dia duduk sebagai penasehat. Sarekat
islam adalah pergerakan nasional dan inti impearialis pertama yang kuat dan banyak
berpengaruh di indonesia.
a) Hendak menyiarkan agama islam, serta melatihkan hidup yang selaras dengan
tuntunannya.
c) Hendak memajukan pengetahuan dan kepandaian serta budi pekerti yang baik
kepada annggota-anggotanya; kesemuanya itu ditunjukan untuk berjasa
mendidik masyarakat ramai.
6. Tahun 1946 dan 1950 (dua kali perubahan AD/ART) dirumuskan: maksud dan
tujuan persarikatan ini akan menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam,
sehingga dapat mewujutkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan
menuntut ilmu di kota suci Makkah, dan hasil dari pendidikannya itu kemudian
beliau membentuk sebuah wadah perubahan untuk kembali kepada Al Qur’an dan
As Sunnah Rasullullah sesuai dengan arti Muhammadiyah yaitu pengikut Nabi
Muhammad SAW. Dari terbentuknya Muhammadiyah di kampung Kauman
Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 H yang bertepatan pada 18 November
1912 M dan tersebar luas hampir seluruh Indonesia sehingga menjadi organisasi
besar sampai dengan sekarang tidak lepas dari buah pikiran K.H. Ahmad Dahlan.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat membantu kita semua untuk mengetahui
“Sejarah berdirinya Muhammadiyyah”
DAFTAR PUSTAKA