Anda di halaman 1dari 15

Critical Book Report

“MICRO TEACHING”

Oleh :

NAMA MAHASISWA : YOSUA BUTAR BUTAR


NIM : 4172121035
DOSEN PENGAMPU : Dra. Ida Wahyuni, M.Pd
MATA KULIAH : Micro Teaching

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
April, 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Secara tradisional latihan praktek mengajar dilakukan langsung di sekolah


latihan sesudah calon guru memperoleh pengetahuan teoritis tentang dasar-dasar
keguruan dan isi (konten) dari bidang studi yang akan diajarkannya. Kalau
mengajar di kelas (dengan siswa 35-40 orang, dalam waktu 40-45 menit, untuk
satu pokok bahasan), hal itu akan dirasakan sebagai pekerjaan yang sangat rumit
dan sulit bagi calon guru. Latihan mengajar di kelas dengan murid sekitar 35-40
orang dalam satu jam pelajaran dengan beban pengajaran yang banyak, maka
perhatian guru cenderung akan terfokus kepada “his pupils learn” sehingga tujuan
utama latihan yaitu “he learn to teach” akan terabaikan. Di samping itu,
kekeliruan/kesalahan yang dilakukan oleh calon guru tersebut akan merugikan
sejumlah besar murid di kelas tempat ia berlatih.

B.Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari Micro Teaching?


2. Apa tujuan dari Micro Teaching?
3. Apa manfaat dari Micro Teaching?
4. Bagaimana karakteristik Micro Teaching?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam mengajar?

C.Tujuan

1. Untuk mendeskripsikan pengertian Micro Teaching


2. Untuk Mendeskripsikan tujuan dari Micro Teaching
3. Untuk mendeskripsikan manfaat dari Micro Teaching
4. Untuk mendeskripsikan karakteristik Micro Teaching
5. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah dalam mengajar
D.Manfaat
1. Agar dapat mengetahui dengan luas pengertian Micro Teaching
2. Agar dapat mengetahui tujuan dari Micro Teaching
3. Agar dapat mengetahui manfaat dari Micro Teaching
4. Agar dapat mengetahui karakteristik Micro Teaching
5. Agar dapat mengetahui langkah-langkah dalam mengajar
BAB II

PENGENALAN BUKU

BUKU I

1. Judul Buku : Micro Teaching melatih kemampuan dasar


mengajar
2. Penulis : Dr. Hj. Helmiati, M.Ag
3. Penerbit : Aswaja Pressindo
4. Tahun Terbit : 2013
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Jumlah Halaman :121 Halaman
7. ISBN : 978-602-18652-4-8

BUKU II

1. Judul Buku : Pembelajaran Micro Teaching


2. Penulis : Drs. Dadang Sukirman, M.Pd.
3. Penerbit : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian
Agama
4. Tahun Terbit : 2012
5. Jumlah Halaman : 430 Halaman
6. ISBN : 978-602-7774-23-0
.
BAB III

PEMBAHASAN

I.Buku Satu

A. Micro Teaching & Pengembangan Profesi Keguruan

Pembelajaran merupakan setiap kegiatan yang dirancang oleh


guru/pendidik untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan
atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan,
pelaksanaan dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar.14 Dengan
demikian, pembelajaran merupakan perpaduan yang harmonis antara kegiatan
mengajar yang dilakukan guru dan kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa.
Pembelajaran merupakan suatu proses dan melibatkan berbagai aspek, karena itu,
untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif diperlukan keterampilan. Mengajar
adalah salah satu tugas pokok guru. Oleh karena itu kompetensi profesional yang
mendukung kemampuan guru dalam mengajar haruslah mendapat perhatian
sungguh-sungguh dan menjadi penekanan (stressing point) dalam program
penyiapan calon guru. Dalam micro teaching, tata pelaksanaan pembelajaran
disederhanakan sehingga dapat mengurangi kerumitan yang lazim yang terdapat
dalam proses pembelajaran. Guru juga secara langsung memperoleh umpan balik
atas penampilannya, sehingga bila terjadi kelemahan dan kekurangan dapat
diperbaiki. Begitu juga sebaliknya, ia akan mendapat penguatan bila keterampilan
yang ditampilkannya telah baik. Melalui proses latihan dalam micro teaching
inilah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh selanjutnya
dikembangkan melalui PPL di sekolah-sekolah di bawah pengawasan kepala
sekolah, guru pamong dan supervisor atau pembimbing PPL. Dengan demikian,
pengembangan kompetensi guru dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan
dalam suatu program yang sistematik. Tidak jarang guru-guru yang sudah dalam
jabatanpun mengalami masalah terkait kompetensi dan keterampilan mengajar.
Guru-guru yunior yang baru saja lulus kuliah, masih ada yang belum terampil
dalam melaksanakan tugas ini.

Dengan demikian, dasar pemikiran pelaksanaan micro teaching adalah:


1.Guru sebagai profesional seharusnya memiliki tiga modal dasar yaitu
pemahaman yang mendalam terhadap hal-hal yang bersifat filosofis, konseptual,
dan skill (keterampilan) 2.Pembelajaran merupakan suatu proses dan melibatkan
berbagai aspek. Karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif
diperlukan keterampilan. 3.Keterampilan mengajar merupakan kompetensi
profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi kompetensi guru secara utuh
dan menyeluruh. 4.Sekumpulan teori yang diperoleh di perkuliahan tidak akan
mampu secara otomatis membuat calon guru menghadapi berbagai problema yang
ada dalam kelas. Persoalan terkait penguasaan materi, relevansi metode dan
strategi, manajemen kelas, tempat praktik dan mekanisme pengaturan waktu akan
muncul secara bersamaan melahirkan situasi baru yang belum pernah ditemui oleh
mahasiswa/calon guru sebelumnya. Dalam pembelajaran mikro, agar calon guru
dapat menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar dan mendalami makna
dan strategi penggunaannya pada proses pembelajaran, calon guru/ pendidik perlu
berlatih satu demi satu keterampilan tersebut. Oleh karena itu pembelajaran mikro
sangat diperlukan dalam bentuk peer teaching15 dengan harapan agar para calon
guru/pendidik dapat sekaligus menjadi observer (pengamat) temannya sesama
calon guru/pendidik, dengan harapan masing-masing calon guru/ pendidik dapat
saling memberikan koreksi dan masukan untuk memperbaiki kekurangan
penguasaan keterampilan dasar dalam mengajar. Keterampilan dasar mengajar
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran
2. Keterampilan menjelaskan
3. Keterampilan bertanya (dasar, lanjut)
4. Keterampilan mengadakan variasi
5. Keterampilan memberikan penguatan
6. Keterampilan mengelola kelas
7. Keterampilan membelajarkan kelompok kecil dan perorangan

Pengertian, Fungsi & Manfaat Micro Teaching Secara etimologis, micro


teaching berasal dari dua kata yaitu micro berarti kecil, terbatas, sempit dan
teaching berarti pembelajaran. Secara terminologis, micro teaching didefinisikan
dengan redaksi yang berbeda-beda, namun memiliki subtansi makna yang sama.
Berikut dikemukakan beberapa pengertian pembelajaran mikro menurut beberapa
orang ahli: 1. Pembelajaran mikro adalah kegiatan mengajar dalam skala kecil
(mikro) yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan baru dan
memperbaiki keterampilan yang lama.16 2. Menurut Roestiyah, pembelajaran
mikro merupakan suatu kegiatan mengajar dimana segala sesuatunya dikecilkan
atau disederhanakan.17 3. Micro teaching is effective methode of learning to
teach. Oleh sebab itu, micro teaching sama dengan teaching to teach atau learning
to teach. 18 4. Menurut Michael J Wallace, pembelajaran mikro merupakan
pembelajaran yang disederhanakan. Situasi pembelajaran dikurangi lingkupnya,
tugas guru dipermudah, mata pelajaran dipendekkan dan jumlah peserta didik
dikecilkan.

B. Pengertian, Fungsi & Manfaat Micro Teaching

Secara etimologis, micro teaching berasal dari dua kata yaitu micro berarti kecil,
terbatas, sempit dan teaching berarti pembelajaran. Secara terminologis, micro
teaching didefinisikan dengan redaksi yang berbeda-beda, namun memiliki
subtansi makna yang sama. Berikut dikemukakan beberapa pengertian
pembelajaran mikro menurut beberapa orang ahli:
1.Pembelajaran mikro adalah kegiatan mengajar dalam skala kecil (mikro) yang
dirancang untuk mengembangkan keterampilan baru dan memperbaiki
keterampilan yang lama.
2.Menurut Roestiyah, pembelajaran mikro merupakan suatu kegiatan mengajar
dimana segala sesuatunya dikecilkan atau disederhanakan.
3.Micro teaching is effective methode of learning to teach. Oleh sebab itu, micro
teaching sama dengan teaching to teach atau learning to teach.
Buku II

A. Pentingnyap Pendekatan Pembelajaran Mikro (Micro Teaching)


Kehadiran pembelajaran mikro (micro teaching) dalam program kurikulum
pendidikan keguruan sudah cukup lama, yaitu sekitar tahun 1963. Walaupun
sudah cukup lama, kehadiran pembelajaran mikro dapat dikatakan sebagai sebuah
inovasi dalam upaya mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan (kompetensi)
guru dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Sebelum muncul pendekatan
pembelajaran mikro, setiap mahasiswa calon guru yang telah menyelesaikan
program perkuliahan yang bersifat teori, untuk memberikan pengalaman praktis
mereka langsung diterjunkan ke sekolah tempat latihan untuk melakukan praktek
mengajar, atau yang sering disebut dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL)
Ilmu pengetahun dan teknologi terus berkembang dengan cepat, dan dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut banyak berdampak pada
tuntutan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk terhadap tuntutan
peningkatan profesionalisme para guru. Untuk merespon tuntutan tersebut, upaya-
upaya inovasi dalam program penyiapan calon guru terus menerus diupayakan,
dengan tujuan agar dapat menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas. Sebelum
munculnya pembelajaran mikro, para calon guru yang telah menyelesaikan
seluruh mata kuliah keguruan dan bidang studi yang harus dikuasainya, kemudian
dilanjutkan dengan memberikan pengalaman praktis mengajar, yaitu dengan
mengikuti kegiatan praktek di sekolah tempat latihan melalui Program
Pengalaman Lapangan (PPL).Micro teaching sebagai suatu pendekatan
pembelajaran, pada awalnya mulai dirintis di Amerika Serikat, yaitu di Stanford
University sekitar tahun 1963. Menurut Allen dan Ryan “The idea was developed
at Stanford University in 1963”. Melihat keberhasilan yang dicapai dalam
meningkatkan mutu guru, terutama terkait dengan kemampuan dan keterampilan
mengajarnya (teaching skills), maka dalam waktu relatif singkat pembelajaran
mikro berkembang dan digunakan di negara-negara lain di luar Amerika Serikat.

Setelah mengkaji perkembangan model pembelajaran mikro sebagai salah


satu pendekatan pembelajaran untuk mempersiapkan dan meningkatkan
profesionalisme guru, maka pada garis besarnya ada dua alasan utama yang
menjadi alasan atau dasar pemikiran pentingnya penerapan model pembelajaran
mikro, yaitu: 1. Alasan pengembangan ilmu pengetahuan (pengetahuan keguruan
khususnya dan pendidikan secara lebih luas) Seperti diketahui oleh semua pihak
bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk seni selalu berkembang dan
mengalami perubahan-perubahan. Akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi akan berdampak 14 | Pembelajaran Micro Teaching Modul 1 pula
pada tuntutan perkembangan dan perubahan terhadap berbagai profesi termasuk
profesi keguruan. Profesi guru digolongkan pada profesi yang relatif baru tumbuh
dan berkembang (emerging profession) yang tingkat kematangannya belum
sampai pada yang telah dicapai oleh profesi-profesi yang sudah mapan (old
profession).

B.Karakteristik Micro Teaching

1.Karakteristik pembelajaran mikro; yaitu akan mengidentifikasi dan membahas


ciri-ciri atau tanda-tanda spesifik atau yang bersifat khas pada pendekatan
pembelajaran mikro.
2.Prinsip pembelajaran mikro; yaitu akan mengidentifgfikasi dan membahas
ketentuan atau kaidah tertentu yang harus diperhatikan dan diterapkan dalam
setiap proses pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran mikro.
3.Karakteristik guru yang efektif; yaitu akan mengidentifikasi sejumlah perilaku
atau penampilan guru yang efektif didasarkan pada kajian teori maupun praktis,
dan dapat dikembangkan atau diperoleh melalui pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran mikro. Pembelajaran mikro dapat
dijadikan sebagai jembatan yang akan membekali siswa dalam keterampilan
mengajar. Melalui program pembelajaran yang dikembangkan dengan memberi
porsi latihan atau praktek mengajar yang lebih ditingkatkanmaka dapat memberi
pengalaman belajar yang lebih baik dan saling melengkapi untuk meningkatkan
kemampuan mengajar para calon guru.
7
Untuk lebih jelasnya bentuk penyederhanaan dalam pembelajaran mikro
dibandingkan dengan pembelajaran biasa, dapat dilihat dalam bentuk bagan
sebagai berikut:

Pembelajaran biasa Pembelajaran Mikro

Dari bagan di atas menunjukkan bahwa pembelajaran mikro berbeda dari


segi ukuran dibandingkan dengan pembelajaran biasa. Ukuran pembelajaran
mikro nampak lebih kecil, yaitu untuk mengilustrasikan bahwa dalam
pembelajaran mikro bentuk pembelajarannya lebih disederhanakan. Akan tetapi
walaupun bentuk pembelajaran mikro bersifat disederhanakan “micro”, tetap
sebagai bentuk pembelajaran yang sebenarnya (real teaching), hanya saja praktek
mengajar melalui micro teaching tersebut tidak dilakukan di kelas yang
sebenarnya (not real class room teaching). Kalau demikian, kemudian apanya
yang disederhanakan itu? Tentu saja yang disederhanakan itu setiap komponen
atau unsur pembelajarannya itu sendiri. Komponen pokok,yaitu :
1) komponen tujuan (kompetensi) pembelajaran,
2) komponen isi atau materi yang akan dipelajari oleh siswa,
3) komponen metode dan media
4) komponen evaluasi. Penyederhanaan dalam pelaksanaan pembelajaran mikro,
adalah penyederhanaan dalam setiap aspek pembelajaran tersebut. Misalnya
ketika Anda akan melatihkan keterampilan dasar mengajar, maka tidak semua
keterampilan dilatihkan dalam waktu yang bersamaan.

No PEMBELAJARAN BIASA PEMBELAJARAN MIKRO


.
1 Waktu pembelajaran 35 s.d 40 Waktu pembelajaran 10 s.d 15 menit
menit
2 Jumlah siswa 30 s.d 35 Jumlah siswa 5 s.d 10 orang siswa
3 Materi pembelajaran luas Materi pembelajaran dibatasi
4 Keterampilan mengajar Katerampilan mengajar terisolasi
terintegrasi

Tabel di atas memberikan gambaran bahwa antara pembelajaran yang


sebenarnya dengan pembelajaran mikro masing-masing memiliki kesamaan dan
perbedaan. Persamaannya, pembelajaran biasa dan pembelajaran mikro adalah
mengajar yang sebenarnya (real teaching), dan bukan pura-pura mengajar.
Adapun perbedaannya dilihat dari unsur-unsur pembelajaran yang digunakan,
dimana unsur-unsur pembelajaran mikro lebih disederhanakan terutama dilihat
dari segi kuantitas. Misalnya dari segi materi, waktu, jumlah siswa, jenis
keterampilan dasar mengajar yang diterapkan, dll. Penyederhanaan tersebut,
bukan hanya terkait dengan keempat unsur pembelajaran seperti tertera dalam
tabel di atas, melainkan berlaku pula untuk unsur-unsur pembelajaran lainnya.
Riset tentang Manfaat Pengajaran Mikro (Micro Teaching) sebagai berikut :
1. Korelasi antara Pengajaran Mikro (Micro Teaching) dan Praktik Keguruan
sangat tinggi. Artinya : Calon Guru/Dosen yang berpenampilan baik dalam
Pengajaran Mikro (Micro Teaching), akan baik pula dalam Praktik mengajar di
kelas.
2. Praktikan yang lebih dulu menempuh program Pengajaran Mikro (Micro
Teaching) ternyata lebih baik/lebih terampil dibandingkan praktikan yang tidak
mengikuti Pengajaran Mikro (Micro Teaching).
3. Praktikan yang menempuh Pengajaran Mikro (Micro Teaching) menunjukkan
prestasi mengajar yang lebih tinggi.

C.Langkah-langkah dalam mengajar

Dalam pelaksanaan Pengajaran Mikro (Micro Teaching), Tahap Pertama


dan Kedua mahasiswa diarahkan untuk memahami wawasan dan landasan teori
Keterampilan Dasar Mengajar yang harus dikuasai serta mengamati dan
mencontoh penerapan model – model keterampilan mengajar sesuai bidang
studinya. Tahap Ketiga adalah Penyusunan Perencanaan Program Pembelajaran
dengan mengacu pada format yang telah ada dan dipelajari. Tahap keempat adalah
setiap calon guru/dosen dalam kelompok masing – masing akan mempraktikkan
satu sesi pengajaran dengan kontrak keterampilan dasar mengajar yang berbeda –
beda secara terisolasi. Setelah presentasi calon guru/dosen saling memberikan
komentar (Debriefing) terhadap apa yang telah berjalan dan pada Tahap Kelima
anggota lain memberikan Feed Back yang konstruktif terhadap presentasi yang
telah dilakukan. Hasil dari Feed Back penampilan yang pertama ini digunakan
Masukan dan Perbaikan untuk menyusun persiapan dan Praktik Ulang dengan
kontrak menerapkan Ketreampilan Dasar Mengajar secara ter-Integrasi pada
Tahap Enam dan Tujuh. Dalam rangka Observasi latihan praktik mengajar,
digunakan alat bantu VTR (Video Tape Recorder). Tujuan penggunaan alat
tersebut adalah untuk merekam penampilan guru/dosen ketika sedang berlatih
mengajar. Tiap – tiap penampilan dalam pelatihan mengajar dianalisis bersama
oleh Observer dan Supervisor. Dengan menggunakan alat bantu VTR, penampilan
mengajar dapat diputar kembali, sehingga pihak yang berlatih dapat mengamati
penampilannya. Dengan cara ini pula, pihak yang berlatih dapat menganalisis
penampilannya bersama observer dan fasilitator.

Kelebihan dan Kekurangan buku

Kelebihan
 Buku satu : 1.Materi yang disajikan lengkap disertai banyak dari para
Ahli.
2. Bahasa yang digunakan juga lebih mudah untuk dipakai
dikehidupan sehari-hari.
3.cover atau sampul buku sangat menarik
4.Buku ini cocok untuk dibaca dan dijadikan pedoman bagi
para calon guru maupun guru.

 Buku dua : 1.Dalam buku ini penulis menyajikan materi secara


sistematis sehingga mudh diingat.
2.Sangat baik digunakan oleh mahasiswa sebagai buku
pegangan untuk belajar.
3.Bahasanya komunikatif.
4.Keterkaitan antar bab sudah sangat baik
5.Terdapat soal-soal di akhir masing-masing bab yang dapat
menjadi evaluasi pembaca.

Kekurangan
 Buku satu : Didalam buku ini tidak ada gambar atau diagram dalam
mempermudah pembaca memahami materi yang disajikan sebagai
keterangan untuk lebih menjelaskan dan memudahlan kita
mengerti pembahasan nya.

 Buku dua : Cover buku tidak menarik


BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan

Tujuan umum pengajaran Mikro (Micro Teaching) adalah untuk


memberikan kesempatan kepada Mahasiswa (calon Guru/Dosen) untuk berlatih
mempraktikkan beberapa Keterampilan Dasar Mengajar di depan teman –
temannya dalam suasana yang Constructive, Supportive, dan Bersahabat
sehingga mendukung kesiapan Mental, Keterampilan dan Kemampuan
Performance yang ter-Integrasi untuk Bekal Praktik Mengajar sesungguhnya di
sekolah/institusi Pendidikan. terdapat 8 (Delapan) Keterampilan yang sangat
berperan dalam Kegiatan Belajar Mengajar yaitu :
1. Keterampilan Dasar Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and
Closure)
2. Keterampilan Dasar Menjelaskan (Explaining Skills)
3. Keterampilan Dasar Mengadakan Variasi (Variation Skills)
4. Keterampilan Dasar Memberikan Penguatan (Reinforcement Skills)
5. Keterampilan Dasar Bertanya (Questioning Skills)
6. Keterampilan Dasar Mengelola Kelas
7. Keterampilan Dasar Mengajar Perorangan/Kelompok Kecil
8. Keterampilan Dasar Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

B.Saran

Dari makalah ini penulis mengharapkan:


1. Pembaca mau membaca dan memahami materi yang disajikan.
2. Pembaca berkenan memberikan kritik yang membangun tentang hal-hal
yang kurang tepat.
3 .Pembaca dapat menyempatkan waktunya untuk mendiskusikan materi ini.

DAFTAR PUSTAKA
Helmiati.2013.Micro Teaching melatih kemampuan dasar
mengajar.Yogyakarta.Aswaja Pressindo.
Sukiman,dadang.Pembelajaran Micro Teaching.Jakarta.Direktoral Jendral Islam
Kementrian Agama.

Anda mungkin juga menyukai