Anda di halaman 1dari 38

Buku Pedoman

PENGAJARAN MIKRO

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Sanata Dharma
2022
KATA PENGANTAR

Mengajar adalah aktivitas utama seorang guru. Guru


dinilai berhasil mengajar apabila dapat membuat siswa
belajar. Siswa yang belajar menunjukkan perubahan di dalam
dirinya baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotorik. Pengajaran yang baik, sesuai dengan
hakikatnya, seharusnya berfokus atau terarah pada siswa,
bukan pada guru, dan bukan pula kepada materi pelajaran.
Agar mahasiswa calon guru dapat mengajar dengan baik,
ia perlu berlatih. Berlatih mulai dari kemampuan
berkomunikasi secara umum sampai kemampuan-
kemampuan khusus yang diperlukan dalam mengajar seperti
bertanya, memberi umpan balik dan memberi penguatan
terhadap tanggapan siswa.
Mata kuliah Micro teaching adalah mata kuliah wajib
untuk seluruh mahsiswa FKIP USD. Mata kuliah ini
diselenggarakan dengan maksud agar mahasiswa dengan
bimbingan yang terarah dari dosen, dapat berlatih dan
mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar mengajar.
Selain dibimbing secara terarah oleh dosen, pelaksanaan
kuliah ini dilaksanakan di laboratorium Micro teaching yang
dilengkapi berbagai peralatan yang dapat merekam aktivitas
latihan mahasiswa agar data dianalisis dan dijadikan dasar
pengembangan.
Buku Pedoman ini, yang merupakan pengembangan dari
pedoman sebelumnya, telah disusun sesuai dengan
perkembangan kebutuhan saat ini. Kami berterima kasih
kepada Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. sebagai Koordinator

i
Praktik Keguruan FKIP yang telah mengkoordinasikan
pengembangan Pedoman ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Dr. L. Saptono, S.Pd., M.Pd., sebagai ketua tim
dan seluruh tim dosen yang terlibat sebagai anggota: Nicolas
Bayu Kristiawan, S.Pd., M.Sc., Yoel Kurniawan Raharjo,
M.Pd., Dr. Gendon Barus, M.Si., Septina Krismawati, M.A.,
Rina Astuti Purnamaningwulan, M.Hum., Rohandi, Ph.D.,
Febi Sanjaya, M.Sc., Johnsen Harta, M.Si., Ika Yuli
Listyarini, M.Pd., P. Banyu Dewa H.S., S.Ag., M.Si.,
Andreas Erwin Prasetya, M.Pd., Maria Agustina Amelia,
S.Si., M.Pd., dan Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd.
Kepada saudara A.I. Sukendar diucapkan terima kasih atas
bantuannya sebagai penata letak.
Semoga pedoman ini membantu para dosen dalam
membimbing para mahasiswa agar dapat secara terarah
mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar mereka,
dan berguna bagi para mahasiswa agar dapat secara aktif
mengembangkan kompetesinya.

Yogyakarta, 1 Agustus 2022

Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D.


Dekan FKIP

ii
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................ iii
A. Rasional Pengajaran Mikro ............................................. 1
B. Petunjuk Pelaksanaan Pengajaran Mikro ......................... 4
C. Indikator Kemampuan Umum Keguruan......................... 5
1. Penguasaan Materi ...................................................... 5
2. Penampilan Diri Waktu Latihan Mengajar .................. 5
3. Manaejman Kelas ........................................................ 6
4. Penggunaan Bahasa dan Tata Tulis Baku .................... 7
D. Keterampilan Dasar Mengajar ......................................... 8
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran ........ 8
2. Keterampilan Menjelaskan dan Memvariasi Stimulus 9
3. Keterampilan Bertanya dan Memberi Penguatan ........ 12
4. Keterampilan Membimbing Diskusi ........................... 14
5. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan
Perseorangan ............................................................... 15
6. Keterampilan Mengajar secara Terintegrasi ................ 15

LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Observasi
Keterampilan Mengajar Secara Terintegrasi ........................ 22
Lampiran 2. Instrumen Evaluasi Diri
Keterampilan Melakukan Pembelajaran Terintegrasi ........... 28
Lampiran 3. Contoh Format
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .......................... 31
Lampiran 4. Instrumen Penilaian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 32

iii
PEDOMAN PENGAJARAN MIKRO

A. Rasional Pengajaran Mikro


Tugas dan tanggung jawab guru tidak hanya terbatas di ruang
kelas saja, tetapi yang memberikan corak khas sebagai suatu profesi
keguruan adalah peranannya di sekolah, terutama tugas dan tanggung
jawabnya dalam mengajar. Oleh karena itu, kompetensi profesional
yang mendukung kemampuan guru dalam mengajar haruslah menjadi
titik sentral dalam program prajabatan. Meskipun mengajar itu selalu
berlangsung dalam suatu proses belajar-mengajar yang aktual dan
memerlukan “seni” dalam penanganannya, terdapat beberapa
keterampilan dasar yang akan selalu dipergunakan guru dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Mengajar memang merupakan kegiatan bersegi banyak, yang
membutuhkan berbagai keterampilan mengajar. Keterampilan-
keterampilan tersebut pertama-tama berupa keterampilan berlatih, baik
berlatih secara terisolasi, terbatas melalui peer teaching yang
diakhiri dengan latihan mengajar terbimbing. Latihan keterampilan
mengajar secara terisolasi dan latihan mengajar terbatas dengan
menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kekhasan
bidang studi dilakukan melalui pengajaran mikro dalam situasi
laboratoris, sedangkan latihan mengajar terbimbing dan latihan
mengajar mandiri dilakukan di sekolah di bawah bimbingan guru
pamong, kepala sekolah dan dosen pembimbing. Dengan demikian,
pengembangan kompetensi mengajar calon guru dilakukan secara
terpadu dan berkelanjutan dalam suatu program yang sistemik.
Bagi seorang guru mengajar di kelas (dengan murid sekitar 35-40
orang, dalam waktu 35-45 menit, untuk satu materi pokok) masih
merupakan pekerjaan yang rumit dan kompleks, apalagi bagi calon
guru. Hal ini terjadi karena dalam latihan praktik mengajar “the student
teacher has a two-fold intention, that his pupils learn while he learns
to teach” (Brown, 1975: 7). Dalam latihan praktik mengajar yang
langsung dilakukan di kelas dengan murid 35 – 40 orang dalam satu
Pedoman Pengajaran Mikro
1
jam pelajaran dengan beban pengajaran yang banyak, pelatihannya
akan terpusat pada “his pupils learn”; akibatnya tujuan utama latihan
yaitu “he learns to teach” akan terabaikan. Di samping itu, kesalahan
yang dilakukan oleh calon guru tersebut akan merugikan sejumlah
besar murid di kelas tempat calon guru tersebut berlatih. Karena itu,
sebelum calon guru diterjunkan ke sekolah tempat praktik perlu
dilakukan pengajaran mikro dengan tujuan utama lebih pada “how he
learns to teach.” Dengan demikian ketuntasan penguasaan kompetensi
dalam pengajaran mikro perlu diupayakan dengan sungguh-sungguh.
Sifat “mikro” dalam pengajaran mikro ini berusaha
mengisolasikan secara sistematis bagian-bagian dari keseluruhan
proses belajar mengajar yang sedemikian kompleks itu. Usaha
penyederhanaan ini didasari atas pertimbangan:
1. Bahwa dengan menguasai terlebih dahulu komponen kegiatan
mengajar, akan dapat dilaksanakan kegiatan mengajar secara
keseluruhan yang bersifat kompleks itu.
2. Bahwa dengan menyederhanakan situasi maka perhatian dapat
ditujukan sepenuhnya kepada pembinaan keterampilan tertentu
(khusus) yang merupakan komponen dari kegiatan mengajar.
3. Bahwa dengan menyederhanakan situasi latihan maka lebih
dimungkinkan untuk mengadakan observasi yang lebih seksama
dengan pencatatan yang lebih teliti. Selanjutnya, hasilnya dapat
digunakan sebagai bahan diskusi tentang penampilan yang
bersangkutan. Hasil diskusi tersebut dapat digunakan sebagai
umpan balik/refleksi bagi praktikan sehingga mereka dapat
memperbaiki kesalahan yang dilakukan dengan cepat pada
kesempatan latihan mengajar ulang (reteach).
Meskipun berbagai penelitian telah membuktikan manfaat
pengajaran mikro, masih terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan
pokok dari pengajaran mikro terutama bersumber pada kenyataan
bahwa pengajaran mikro memang merupakan “real teaching”, tetapi
bukan “real classroom teaching.” Dengan demikian, bukan hanya
diperlukan penyesuaian kembali dari keterampilan yang telah dikuasai
dengan situasi kelas yang sebenarnya, tetapi juga harus diperhatikan

2
beberapa hal yang berhubungan dengan kompetensi pengelolaan kelas,
disiplin murid di kelas, dan sebagainya yang tidak tercakup dalam
pengajaran mikro. Oleh karena itu, latihan praktik mengajar di kelas
yang sebenarnya tetap diperlukan dan latihan melalui pengajaran mikro
hanya persiapan ke arah praktik di kelas yang sebenarnya (real
classroom teaching) tersebut. Dengan kata lain, latihan praktik
mengajar tidak berhenti sampai dikuasainya komponen-komponen
keterampilan mengajar di dalam pengajaran mikro, tetapi perlu
diteruskan sampai calon guru dapat mempraktikkan kemampuan
mengajarnya secara komprehensif dalam real classroom teaching.
Dengan demikian, dapat terbina performance seorang guru yang
diperlukan di depan kelas.
Salah satu karakteristik pengajaran mikro adalah
dimungkinkannya pemberian balikan secara cepat bagi calon guru yang
sedang berlatih. Untuk itu, diperlukan pencatatan yang akurat dengan
disediakannya lembar-lembar observasi, tersedianya alat rekam,
antara lain video-tape recorder (VTR unit), atau audio-tape recorder
(ATR). Penggunaan alat rekam tersebut memudahkan mahasiswa dan
dosen untuk melakukan observasi. Sehubungan dengan penggunaan
alat-alat rekam dalam pengajaran mikro, faktor-faktor berikut perlu
dipertimbangkan, yaitu faktor banyak sedikitnya calon guru yang akan
dilatih, alokasi waktu yang tersedia, sumber dana, di samping relevansi
alat dengan jenis keterampilan yang akan dilatih.
Dengan demikian, jelaslah bahwa pengajaran mikro adalah mata
kuliah yang bersifat praktikum dalam situasi laboratoris yang mudah
dikontrol dan membutuhkan mata kuliah-mata kuliah lain sebagai
prasyarat. Sebagai mata kuliah yang bersifat praktikum, jumlah
peserta pengajaran mikro harus dibatasi (16 – 20 mahasiswa) agar
pelaksanaannya dapat efisien dan efektif.

Pedoman Pengajaran Mikro


3
B. Petunjuk Pelaksanaan Pengajaran Mikro
Pelaksanaan pengajaran mikro dilakukan secara luring.
Mahasiswa praktikan melakukan kegiatan latihan mengajar di
laboratorium micro teaching. Mahasiswa mengajar mahasiswa lainnya
secara tatap muka dan diamati/dinilai oleh mahasiswa yang bertugas
sebagai pengamat dan dosen pengampu.
Mahasiswa diwajibkan menerapkan proses pengajaran yang
kreatif dan inovatif. Sangat disarankan mahasiswa menerapkan model-
model pembelajaran yang inovatif sesuai dengan topik pengajaran;
memanfaatkan sumber-sumber belajar fisik atau pun yang tersedia
secara on line; mengembangkan bentuk-bentuk evaluasi baik off line
atau on line; selalu mengoptimalkan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran; dan lain sebagainya.
Dalam setiap praktik pengajaran untuk melatih keterampilan
mengajar, langkah-langkah yang perlu ditempuh mahasiswa sebagai
berikut:
1. Menyusun sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran untuk topik
tertentu yang akan dipraktikkan sesuai dengan waktu yang tersedia;
2. Mengonsultasikan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
kepada dosen pembimbing untuk mendapat balikan;
3. Melakukan revisi RPP (bila ada);
4. Mempersiapkan diri misalnya penguasaan materi, latihan mandiri
dan mengecek berbagai kelengkapan/media yang dibutuhkan
selama kegiatan praktik;
5. Melakukan praktik mengajar
a. Praktik mengajar dilakukan perekaman dengan cara-cara yang
benar dengan menggunakan peralatan audio visual.
b. Mahasiswa yang bertugas sebagai pengamat dan dosen
mengamati jalannya praktik mengajar dan mengisi lembar
observasi.
6. Setiap selesai praktik mengajar, praktikan mengisi lembar refleksi.
7. Bersama dosen, mahasiswa melakukan evaluasi/refleksi terhadap
praktik yang dilakukan untuk memperoleh umpan balik.

4
C. Indikator Kemampuan Umum Keguruan
Indikator kemampuan umum keguruan dalam kegiatan praktik
pengajaran mikro merupakan penanda yang harus ditampilkan
praktikan dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan-kemampuan itu
adalah (1) penguasaan materi, (2) penampilan diri waktu latihan
mengajar, (3) manajemen kelas, dan (4) penggunaan bahasa dan tata
tulis baku. Kemampuan-kemampuan ini dilatihkan secara terpadu
dalam semua latihan keterampilan mengajar lainnya.
1. Penguasaan Materi
Penguasaan materi merupakan kemampuan yang sangat mendasar
dalam kegiatan pembelajaran. Bagaimanapun baiknya
keterampilan-keterampilan mengajar lainnya, tanpa penguasaan
materi yang memadai, proses pembelajaran tidak mencapai
sasarannya. Ketika materi kurang dikuasai, praktikan akan
kehilangan rasa percaya diri dan selanjutnya akan mengganggu
penampilan secara keseluruhan. Dua hal pokok berhubungan
dengan penguasaan materi yang harus diupayakan adalah sebagai
berikut.
a. Tidak terjadi miskonsepsi.
Konsep yang disampaikan dalam setiap latihan mengajar harus
merupakan konsep yang benar. Salah konsep yang terjadi
dalam latihan mengajar, sebaiknya langsung diperbaiki.
b. Tidak tergantung pada buku/catatan.
Dalam kegiatan pembelajaran, praktikan boleh menggunakan
buku/ catatan, tetapi tidak menjadi tergantung pada
buku/catatan. Ketergantungan ini akan mengganggu praktikan
dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan mengajar
dan memberi kesan praktikan tidak menguasai materi.

2. Penampilan Diri Waktu Latihan Mengajar


Pada waktu latihan mengajar praktikan perlu menampilkan diri
seperti layaknya seorang praktikan sesungguhnya. Penampilan ini
meliputi penampilan fisik yang rapi dan penampilan non-fisik yang
menyenangkan sekaligus berwibawa.
Pedoman Pengajaran Mikro
5
a. Penampilan Fisik yang Rapi
Penampilan fisik ini meliputi antara lain cara berpakaian,
dandanan dan asesoris-asesoris yang dikenakan. Praktikan pria
tidak mengenakan celana jeans atau sejenisnya, praktikan
perempuan mengenakan rok (bukan rok mini). Praktikan
mengenakan sepatu yang pantas, perlu berdandan tetapi tidak
berlebihan, dan tidak mengenakan perhiasan secara berlebihan.
Praktikan pria tidak berambut gondrong, praktikan pria
maupun perempuan tidak mencat rambut berwarna-warni
b. Penampilan Non-fisik yang Menyenangkan Sekaligus
Berwibawa.
Praktikan perlu mengupayakan penampilan yang ramah,
bersahabat, antusias dan penuh semangat. Penampilan dan
relasi yang dibangun praktikan harus menghasilkan situasi
yang menyenangkan namun tidak mengurangi wibawa
praktikan. Penguasaan materi merupakan salah satu faktor
yang dapat mengangkat wibawa praktikan. Praktikan perlu
menghindari situasi-situasi ekstrim, seperti praktikan
terlampau bersahabat dengan siswa sehingga memberi peluang
besar disepelekan, atau praktikan sedemikian ”sangar”
sehingga menjadi sosok yang menakutkan.

3. Manajemen Kelas
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, praktikan perlu
mengupayakan manajemen kelas yang baik. Manajemen kelas
yang baik ini meliputi pengelolaan waktu dan pengelolaan situasi
serta kondisi kelas.
a. Pengelolaan waktu dengan efisien
Hal-hal yang perlu diperhatikan praktikan dalam mengelola
waktu selama proses pembelajaran berlangsung antara lain
sebagai berikut. Waktu yang digunakan secara keseluruhan
sesuai dengan rencana (tidak kurang dan tidak lebih). Alokasi
waktu untuk setiap sub kegiatan sesuai dengan kebutuhannya.
Kegiatan yang penting dan membutuhkan waktu yang lebih

6
banyak, dalam pelaksanaannya medapat jatah waktu yang lebih
banyak, demikian juga sebaliknya.
b. Pengelolaan Situasi dan Kondisi Kelas
Situasi dan kondisi kelas meliputi situasi dan kondisi fisik
maupun non-fisik dari kelas. Situasi dan kondisi fisik kelas
meliputi kebersihan, kerapian (kursi, meja, tas, buku-buku
tertata rapi), dan kenyamanan (sirkulasi udara yang baik).
Situasi dan kondisi non-fisik meliputi antuasiasme siswa dan
praktikan dalam proses pembelajaran yang dibangun praktikan,
relasi yang bersahabat antara praktikan dengan siswa tanpa
harus kehilangan wibawanya, dan situasi kerja sama antara
praktikan dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.

4. Penggunaan Bahasa dan Tata Tulis Baku


a. Menggunakan Bahasa Baku
Dalam proses pembelajaran, praktikan harus menggunakan
bahasa yang baku, baik secara lisan maupun secara tertulis.
Praktikan harus menggunakan istilah yang tepat dan susunan
kalimat yang baik. Bahasa yang digunakan sesuai dengan mata
pelajaran yang sedang dipelajari, yaitu bahasa Indonesia atau
bahasa asing untuk mata pelajaran bahasa asing tertentu.
Hindari penggunaan bahasa daerah, kecuali untuk pelajaran
bahasa daerah.
b. Menggunakan tata tulis baku.
Tata tulis yang dimaksud di sini adalah tata tulis papan tulis,
dan lembaran kerja, seperti rencana pelaksanaan pembelajaran
dan lembar kerja siswa. Praktikan harus menggunakan ejaan
yang tepat, huruf yang baku dan tulisan yang jelas. Khusus
untuk tulisan pada papan tulis yang akan menjadi bahan catatan
siswa, harus diupayakan agar yang dituliskan merupakan
representasi dari gagasan atau konsep yang secara terencana
hendak disampaikan praktikan.

Pedoman Pengajaran Mikro


7
D. Keterampilan Dasar Mengajar
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Tujuan membuka pelajaran adalah untuk menciptakan
atmosfir pembelajaran yang dapat menimbulkan motivasi siswa
terhadap topik yang akan dipelajari. Membuka pelajaran
hendaknya dilakukan tidak hanya setiap awal pelajaran tetapi juga
setiap kali beralih ke topik baru.
Hal-hal yang perlu diusahakan dalam membuka kegiatan
pembelajaran terpapar sebagai berikut.
a. Membangkitkan perhatian dan minat siswa
Dalam usaha menarik perhatian dan memotivasi siswa,
praktikan perlu menunjukkan antusiasme yang tinggi.
Praktikan bersemangat dalam menyampaikan pelajaran dan
kelihatan segar, sigap, gerak tidak lamban, suara keras dan
hangat. Perhatian dan minat siswa dapat pula dibangkitkan
melalui penggunaan media pelajaran yang menarik dan
fungsional (seperti alat peraga, surat kabar, gambar-gambar,
cerita aktual/lucu, analogi). Hendaknya diperhatikan bahwa
semua cara itu harus relevan dengan topik dan tujuan
pembelajaran.
b. Menimbulkan motivasi
Dalam membuka pelajaran praktikan harus dapat
membagkitkan rasa ingin tahu dengan memanfaatkan hal-hal
yang menjadi perhatian siswa atau mengemuka-kan ide yang
tampaknya bertentangan sehingga menimbulkan konflik
kognitif.
c. Memberi acuan
Praktikan menyampaikan tujuan pembelajaran dan jenis tugas
untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Untuk
memperlancar tujuan tersebut, diperlukan langkah-langkah
kegiatan yang konkrit.
d. Menunjukkan kaitan
Praktikan perlu mengacu pada pengetahuan dan pengalaman
yang sudah dimiliki siswa sebagai batu loncatan untuk

8
mengarahkan siswa pada topik yang akan dipelajari. Praktikan
juga bisa menunjukkan kaitan dengan mengusahakan
kesinambungan dengan topik yang sudah dipelajari, atau
dengan membandingkan/mempertentangkan pengetahuan
yang sudah dipelajari dan akan dipelajari.
Tujuan menutup pelajaran adalah meninjau kembali sejauh
mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran dan memperoleh
gambaran yang menyeluruh tentang hal-hal yang telah dipelajari,
mengetahui keberhasilan siswa dalam menyerap pelajaran dan
menentukan titik pangkal untuk pelajaran berikutnya. Menutup
pelajaran dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini.
a. Meninjau kembali
Praktikan bersama siswa membuat ringkasan atau kesimpulan
dari topik yang baru saja dipelajari secara lisan dan atau
tertulis.
b. Memberikan dorongan psikologi / sosial
Praktikan memberikan apresiasi terhadap apa yang telah
dilaksanakan bersama selama proses pembelajaran. Selain itu,
praktikan hendaknya menunjukkan sumber-sumber lain untuk
lebih mmperdalam/ memantapkan pemahaman siswa
c. Mengupayakan perolehan balikan
Praktikan meminta siswa untuk menjawab pertanyaan atau
mendemonstrasikan keterampilan baru yang telah
diperolehnya pada akhir pelajaran untuk mengetahui
ketercapaian indikator. Praktikan juga hendaknya memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berefleksi.

2. Keterampilan Menjelaskan dan Memvariasi Stimulus


Kegiatan menjelaskan dan memberikan stimulus yang
bervariasi dalam pembelajaran menjadi bagian penting dalam
membantu pemahaman siswa selama pembelajaran untuk
mencapai kompetensi tertentu sesuai dengan kurikulum. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam upaya menjelaskan dan memberi
variasi stimulus dipaparkan sebagai berikut.
Pedoman Pengajaran Mikro
9
a. Orientasi
Dalam orientasi, siswa harus mengetahui indikator dan hasil
belajar yang akan dicapai melalui serangkaian kegiatan.
Praktikan perlu mengantar siswa pada pokok persoalan yang
akan dibahas.
b. Bahasa
Dalam menjelaskan, praktikan memakai bahasa yang dapat
dipahami oleh siswa dan jelas, dengan menggunakan susunan
kalimat yang benar sesuai dengan kaidah berbahasa.
c. Contoh / Ilustrasi
Siswa akan memperoleh pemahaman yang optimal apabila
praktikan banyak memberikan contoh atau ilustrasi yang
mencukupi, konkrit dan sesuai dengan topik yang dipelajari.
Melalui contoh, siswa dapat diajak berpikir secara induktif
untuk menuju konsep yang lebih umum atau memilih contoh
atau ilustrasi dari konsep-konsep yang lebih umum.
d. Struktur yang jelas
Agar lebih membantu pemahaman siswa, materi yang akan
dijelaskan ditata dan disampaikan secara sistematis. Praktikan
perlu mempertimbangkan peta konsep dari topik/materi yang
dipelajari.
e. Balikan
Praktikan memanfaatkan balikan dari siswa sebagai dasar
untuk menjelaskan konsep dengan mengajukan pertanyaan dan
memberikan komentar terhadap jawaban siswa. Praktikan
memaknai ekspresi non-verbal siswa yang menunjukkan
dipahami atau tidaknya suatu konsep.
f. Suara yang jelas
Praktikan menyampaikan penjelasan dengan suara yang dapat
didengar secara jelas oleh seluruh siswa baik volume maupun
artikulasinya. Praktikan juga harus memperhatikan ritme dan
intonasi yang bervariasi agar tetap bisa mempertahankan
perhatian siswa selama pembelajaran.

10
g. Pemusatan
Untuk lebih memusatkan perhatian siswa terhadap inti
penjelasan dilakukan pemusatan dengan cara verbal dan non-
verbal.
h. Jeda/Pause
Praktikan memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk
mencerna inti penjelasan terlebih untuk materi yang perlu
mendapat perhatian khusus. Praktikan perlu mengetahui kapan
harus memberikan jeda. Pemberian jeda yang mencukupi juga
dilakukan pada saat perpindahan antar-materi.
i. Kontak mata
Kontak mata antara praktikan dan siswa diperlukan untuk
mengontrol interaksi antara praktikan dan siswa. Kontak mata
tertuju pada seluruh siswa dan menunjukkan kesan simpatik
dan ramah.
j. Ekspresi roman muka
Ekspresi wajah praktikan perlu menampakkan kesungguhan
dan keramahan. Praktikan perlu menghindari/menghilangkan
gerakan-gerakan roman muka (seperti kebiasaan mengedip-
ngedipkan mata secara berlebihan) yang dapat mengganggu
perhatian siswa.
k. Gerak-gerik tangan
Praktikan menggunakan gerak tangan secara bermakna dan
tidak berlebihan untuk memberikan penekanan pada bagian-
bagian yang penting dalam penjelasannya.
l. Gerak bebas praktikan di kelas
Untuk lebih membagi perhatian yang merata kepada siswa dan
mempertahankan perhatian siswa, praktikan perlu
mempertimbangkan posisi yang tepat. Hal ini bisa dilakukan
dengan berpindah tempat atau mendekati siswa. Gerak
praktikan hendaknya tidak berlebihan dan dilakukan secara
rileks dan bebas.
m. Pola interaksi

Pedoman Pengajaran Mikro


11
Praktikan hendaknya mengembangkan pola interaksi yang
multi arah: praktikan – siswa, praktikan – kelompok siswa,
siswa – siswa, siswa – kelompok siswa.
n. Penggunaan media konvensional/ berbasis teknologi
Untuk lebih memotivasi siswa dan mempermudah
penyampaian penjelasan, praktikan menggunakan media baik
yang konvensional maupun berbasis teknologi.

3. Keterampilan Bertanya dan Memberi Penguatan


Kegiatan bertanya dalam pembelajaran bertujuan agar siswa
dapat meningkatkan kemampuan berpikirnya, keterlibatannya di
dalam kelas dan memperoleh lebih banyak pengetahuan.
Sedangkan memberi penguatan merupakan hal yang secara
langsung berkaitan dengan keterampilan bertanya sebagai
tanggapan guru atas respon siswa. Kegiatan memberi penguatan
berguna untuk meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan dan
memelihara motivasi dan mendorong munculnya tingkah laku yang
positif. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam upaya bertanya dan
memberi penguatan antara lan:
a. Mengajukan pertanyaan dengan jelas dan singkat
Pertanyaan hendaknya diajukan secara jelas, artinya terlihat
jelas hal atau pokok yang ditanyakan. Kalimat yang digunakan
singkat (tidak berbelit-belit dan terlalu panjang) dengan bahasa
yang sederhana atau konkrit.
b. Menggunakan teknik bertanya
Teknik bertanya diperlukan untuk menggiring siswa pada
pokok persoalan khususnya jika jawaban siswa dipandang
kurang tepat. Dengan demikian, guru dapat menuntun siswa
menuju jawaban yang sesuai. Dalam menuntun siswa, guru
dapat mengungkapkan pertanyaan dengan lebih sederhana,
dengan menggunakan contoh/ ilustrasi, atau mengulangi
penjelasan terdahulu dengan singkat. Teknik menggali
digunakan untuk mengetahui lebih lanjut pemahaman siswa.
Perlu diingat bahwa guru hendaknya menghindari untuk

12
mengulangi pertanyaan sendiri, mengulangi jawaban siswa,
menjawab pertanyaan sendiri dan memancing jawaban
serentak siswa.
c. Memberikan waktu berpikir
Setelah mengajukan pertanyaan, guru hendaknya memberikan
waktu untuk berpikir bagi siswa selama beberapa detik
sebelum menunjuk seorang siswa untuk bertanya. Hal ini
penting dilakukan agar siswa mempunyai cukup waktu untuk
memahami pertanyan dan menyusun jawaban.
d. Memindahkan giliran kepada siswa lain
Pemindahan giliran kepada siswa dilakukan bila satu
pertanyaan belum terjawab dengan tuntas oleh seorang siswa
(pertanyaan sama, siswa berbeda). Selain itu, guru juga perlu
melakukan penyebaran pertanyaan dengan merata/tidak
terpusat pada siswa tertentu. Dalam hal ini, pertanyaan yang
berbeda diajukan untuk siswa yang berbeda pula.
e. Menanggapi jawaban
Jawaban siswa tentu harus ditanggapi dengan baik dengan
menghindari komentar negatif yang bernada menghina atau
mengejek serta tidak memaksakan jawaban guru
f. Mengajukan pertanyaan yang bermutu
Pertanyaan yang diajukan jangan hanya bersifat hafalan saja
tetapi juga pertanyaan tingkat tinggi misalnya meminta siswa
memberi alasan, memberi klarifikasi, menganalisis, ataupun
mengevaluasi sesuatu hal. Guru harus terbuka dan memberikan
pengarahan terhadap kemungkinana jawaban yang
divergen/beragam (bukan hanya satu jawaban benar),
tergantung dari tingkat pemahaman siswa.
g. Penguatan verbal
Penguatan verbal dapat disampaikan dengan kata-kata (ya,
tepat, benar, bagus, betul) maupun dengan kalimat
(Pekerjaanmu baik; Kamu menjawab dengan sistematis; dll.).
Penguatan hendaknya bervariasi, tidak hanya dengan kata-kata
atau kalimat yang sama setiap saat. Waktu pemberian
Pedoman Pengajaran Mikro
13
penguatan yang tepat yaitu sesegera mungkin setelah siswa
berhasil menjawab, sehingga dapat memotivasi siswa.
h. Penguatan non verbal
Penguatan non-verbal dapat berupa mimik atau gerakan tubuh
(mengacungkan ibu jari, mengangguk, tersenyum), mendekati
siswa sambil menuntun jawaban, sentuhan, simbol/tanda
benar, dan kegiatan menyenangkan (ditunjuk menjadi ketua
kelompok diskusi). Jawaban siswa yang kurang hendaknya
tidak ditanggapi dengan negatif tetapi tetap diberi penguatan,
misalnya “jawabanmu sudah baik, tetapi kurang lengkap”.
Selain diberikan dengan bentuk bervariasi, penguatan ini juga
disampaikan dengan sesegera mungkin/waktu yang tepat.
i. Cara memberikan penguatan
Penguatan yang diberikan hendaknya dilakukan dengan
kesungguhan, penuh ketulusan dan bukan hanya basa basi.
Gaya guru yang hangat dengan suara, gerakan ataupun mimik
akan memacu semangat siswa. Penguatan yang bermakna
berarti bahwa penguatan itu tidak diobral begitu saja misalnya
jika memang jawaban siswa kurang benar, janganlah dikatakan
benar atau baik.

4. Keterampilan Membimbing Diskusi


Keterampilan membimbing diskusi bertujuan untuk
mendampingi siswa dalam memecahkan masalah berdasarkan
topik yang sedang dipelajari, menciptakan situasi yang kondusif
sehingga diskusi berlangsung secara efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Selain itu, praktikan juga harus mendorong/
memotivasi siswa agar mereka terlibat secara aktif dalam
mengembangkan keterampilan berkomunikasi, menyampaikan ide,
menguji argumen, menghargai pendapat orang lain (tepa selira).
Indikator:
a. Mengarahkan kelompok diskusi sesuai dengan topik
pembicaraan.

14
b. Menegaskan/menguatkan/mempertajam gagasan-gagasan
yang dilontarkan oleh setiap kelompok diskusi.
c. Mampu membimbing diskusi kelompok.

5. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan


Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
bertujuan agar praktikan mampu mendampingi siswa yang
mengalami kesulitan belajar baik secara berkelompok maupun
perseorangan sehingga mereka mampu menguasai materi yang
dipelajari.

6. Keterampilan Mengajar Secara Terintegrasi


Keterampilan-keterampilan dasar mengajar perlu dilakukan
dalam satu kesatuan proses mengajar. Hal ini menuntut kecermatan
mahasiswa untuk menerapkan berbagai keterampilan tersebut
secara fungsional dalam proses belajar. Para mahasiswa hendaknya
memperhatikan alokasi waktu yang tersedia dan mengembangkan
setiap keterampilan mengajar secara optimal demi tercapainya
tujuan pembelajaran. Hal ini akan terlihat jelas bila mereka
menerapkan pendekatan tertentu dalam pembelajaran. Dengan
menerapkan pendekatan tertentu, mahasiswa dapat memberikan
penekanan pada keterampilan–keterampilan dasar mengajar yang
memang dituntut dalam pendekatan tertentu tersebut.
Dengan mengacu pada Instrumen Penilaian Kinerja Guru
(IPKG), aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan mengajar
terintegrasi meliputi kemampuan calon guru dalam melaksanakan
kegiatan pra pembelajaran, membuka pembelajaran, kegiatan inti
pembelajaran, dan penutup. Secara lebih rinci, tahapan dan
indikator beserta penjelasannya dipaparkan berikut ini.

Pedoman Pengajaran Mikro


15
a. Pra-Pembelajaran
Indikator I.1 Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran,
dan media
Penjelasan Kesiapan ruang (misal keberadaan, kebersihan,
peruntukan/pengaturan perabot), alat
pembelajaran (misal papan tulis, kapur/spidol),
dan media (misal pasokan listrik OHP, LCD dan
kelengkapannya).
Indikator I.2 Memeriksa kesiapan siswa
Penjelasan Kesiapan siswa, antara lain mencakup kehadiran,
kerapian, ketertiban, perlengkapan pelajaran

b. Membuka Pembelajaran
Indikator II.1 Melakukan kegiatan apersepsi
Penjelasan Kegiatan apersepsi, antara lain mengaitkan materi
pelajaran sekarang dengan pengalaman siswa
sebelumnya, mengajukan pertanyaan menantang,
menyampaikan manfaat materi pelajaran,
mendemonstrasikan sesuatu yang terkait dengan
materi pelajaran
Indikator II.2 Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan
rencana kegiatannya
Penjelasan Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai
dengan bahasa siswa, misalnya dengan
mengatakan bahwa setelah pelajaran selesai siswa
dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab gempa
bumi. Rencana kegiatan misalnya, kerja
kelompok, dan melakukan observasi

c. Kegiatan Inti Pembelajaran


1) Penguasaan Materi Pelajaran
Indikator Menunjukkan Penguasaan Materi pembelajaran
II.A.1
Penjelasan Penguasaan materi pembelajaran dapat dilihat
dari tingkat kebenaran dan keakuratan substansi
(materi, isi) pelajaran yang dibahas
Indikator Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang
III.A.2 relevan
Penjelasan Menghubungkan materi yang disampaikan dengan
bidang studi lain yang relevan. Misalnya,

16
mengaitkan aritmatika (operasi bilangan) dengan
IPS (transaksi ekonomi)
Indikator Menyampaikan materi sesuai dengan hirarkhi
III.A.3 belajar
Penjelasan Hierarkhi belajar menunjukkan urutan proses
belajar yang menuntut kemampuan berfikir
tingkat rendah ke tinggi, misalnya dari mengingat
hingga evaluasi
Indikator Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
III.A.4 peserta didik
Penjelasan Realita kehidupan antara lain mencakup mata
pencaharian penduduk, keadaan geografi, adat
istiadat

2) Strategi/pendekatan pembelajaran
Indikator Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
III.B.1 kompetensi yang akan dicapai
Penjelasan Pembelajaran sesuai dengan jenis kompetensi.
Misalnya, kegiatan untuk penguasaan
pengetahuan adalah ceramah dan diskusi,
kegiatan untuk penguasaan keterampilan adalah
berlatih, dan untuk penguasaan sikap/nilai adalah
penghayatan.
Indikator Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
III.B.2 tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa
Penjelasan Pembelajaran disesuaikan dengan kondisi
perkembangan kognitif siswa dan kebutuhan
secara individual dengan memperhatikan siswa
lambat dan cepat. Misalnya: contoh dan jenis
kegiatan disesuaikan dengan perkembangan
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Indikator Melaksanakan pembelajaran secara runtut
III.B.3
Penjelasan Sistematik dan memperhatikan prasyarat
Indikator Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi
III.B.4
Penjelasan Guru dapat mengendalikan pelajaran, perhatian
siswa terfokus pada pelajaran, disiplin kelas
terpelihara
Indikator Melaksanakan pembelajaran yang bersifat
III.B.5 kontekstual

Pedoman Pengajaran Mikro


17
Penjelasan Kontekstual merujuk kepada kesesuaian dengan
tuntutan situasi dan lingkungan, misalnya
mengaitkan dengan mata pencaharian masyarakat,
adat istiadat setempat
Indikator Mengakomodasi adanya keragaman budaya
III.B.6 nusantara
Penjelasan Memberikan kegiatan/contoh-contoh yang sesuai
dengan ragam budaya nusantara
Indikator Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan
III.B.7 tumbuhnya kebiasaan positif
Penjelasan Kebiasaan positif antara lain dapat berbentuk:
kerja sama, tanggung jawab, disiplin, berpikir
kritis
Indikator Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu
III.B.8 yang telah dialokasikan
Penjelasan Guru memulai dan mengakhiri tahap-tahap
pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu

3) Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar


Indikator Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan
III.C.1 media
Penjelasan Terampil menggunakan media pembelajaran,
misalnya mengoperasikan dengan benar dan
lancar OHP, tape recorder, chart, peta, LCD
Indikator Menghasilkan pesan yang menarik
III.C.2
Penjelasan Media yang digunakan berhasil memusatkan
perhatian siswa sehingga pesan dapat ditangkap
dengan jelas
Indikator Menggunakan media secara efektif dan efisien
III.C.3
Penjelasan Pesan tercapai dalam waktu yang disediakan
Indikator Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
III.C.4
Penjelasan Siswa dilibatkan dalam kegiatan pemanfaatan
media, misalnya siswa membuat,
mendemonstrasikan, menggunakan, mengelola
media.

18
4) Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan
siswa
Indikator Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
III.D.1 pembelajaran
Penjelasan Melakukan kegiatan yang memancing keaktifan
siswa baik secara mental, emosional, maupun
fisik
Indikator Merespons positif partisipasi siswa
III.D.2
Penjelasan Misalnya memberi pujian, meminta siswa lain
untuk menanggapi pendapat teman, dan
mengajukan pertanyaan pelacak (probing)
Indikator Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan
III.D.3 siswa-siswa
Penjelasan Misalnya, membuka kesempatan untuk diskusi
kelompok, meminta siswa lain untuk
menanggapi pendapat teman
Indikator Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons
III.D.4 siswa
Penjelasan Menghargai pendapat siswa, mengakui kebenaran
pendapat siswa, mengakui keterbatasan diri
Indikator Menunjukkan hubungan antar pribadi yang
III.D.5 kondusif
Penjelasan Menunjukkan sikap ramah, luwes, sopan, hangat,
menghargai pendapat dan keragaman budaya
(multi-kultur)
Indikator Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa
III.D.6 dalam belajar
Penjelasan Siswa tampak senang dan bersemangat mengikuti
pembelajaran

5) Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi


Indikator Menumbuhkan sikap ekonomis
III.E.1
Penjelasan Memberikan contoh-contoh perilaku yang selalu
membandingkan kurban dan hasil serta untung
dan rugi.
Indikator Menumbuhkan sikap produktif
III.E.2

Pedoman Pengajaran Mikro


19
Penjelasan Mengajak berpikir secara kreatif dan dan
menghindari konsumerisme.

6) Penilaian proses dan hasil belajar


Indikator Melakukan penilaian awal
III.F.1
Penjelasan Mengajukan pertanyaan/tugas terkait kompetensi
yang akan dicapai, termasuk prasyarat, pada awal
pembelajaran
Indikator Memantau kemajuan belajar
III.F.2
Penjelasan Mengajukan pertanyaan/tugas terkait kompetensi
yang akan dicapai, selama proses pembelajaran
Indikator Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi
III.F.3
Penjelasan Pertanyaan/tugas yang diberikan sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
Indikator Melakukan penilaian akhir sesuai dengan
III.F.4 kompetensi
Penjelasan Mengajukan pertanyaan/tugas terkait kompetensi
yang dicapai, pada akhir pembelajaran

7) Penggunaan bahasa
Indikator Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
III.G.1
Penjelasan Bahasa lisan mudah dipahami dan tidak
menimbulkan penafsiran ganda/salah tafsir
Indikator Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar
III.G.2
Penjelasan Struktur kalimat, frasa, kosakata, dan ejaan dalam
bahasa tulis yang terdapat di papan tulis, di
media, di LKS baik dan benar
Indikator Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
III.G.3
Penjelasan Ekspresi wajah, intonasi suara, gerakan tubuh
sesuai dengan pesan yang disampaikan dan
menarik

20
d. Penutup
1) Refleksi dan rangkuman pembelajaran
Indikator Melakukan refleksi pembelajaran dengan
IV.A.1 melibatkan siswa
Penjelasan Mengajak siswa untuk mengingat kembali hal-hal
penting yang terjadi dalam kegiatan yang sudah
berlangsung, misal dengan mengajukan
pertanyaan tentang proses, materi, dan kejadian
lainnya
Indikator Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa
IV.A.2
Penjelasan Memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,
misalnya dengan mengajukan pertanyaan
penuntun agar siswa dapat merumuskan
rangkuman yang benar
Indikator Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai
IV.B.1 bagian remedi
Penjelasan Memberikan kegiatan/tugas khusus bagi siswa
yang belum mencapai kompetensi, misalnya
dalam bentuk latihan dan atau bantuan belajar
Indikator Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai
IV.B.2 bagian pengayaan
Penjelasan Memberikan kegiatan/tugas khusus bagi siswa
yang berkemampuan lebih, misalnya dalam
bentuk latihan dan atau bantuan belajar, misalnya
meminta siswa membimbing temannya (peer
tutoring), memberikan tugas-tugas bacaan
tambahan, dan download internet

Berdasarkan tahapan, indikator, dan penjelasan sebagaimana


tersebut pada tabel di atas, instrumen penilaian keterampilan
mengajar terintegrasi sebagai berikut.

Pedoman Pengajaran Mikro


21
Lampiran 1.

INSTRUMEN OBSERVASI
KETERAMPILAN MENGAJAR SECARA TERINTEGRASI

Nama Praktikan : ______________________________


NIM / Semester : __________________ /___________
Program Studi / Jurusan : __________________ /___________

NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR


I MEMBUKA PEMBELAJARAN
1. Melakukan kegiatan apersepsi 1 2 4 5
2. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan 1 2 4 5
rencana kegiatannya
3. Memberikan motivasi 1 2 4 5

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN


A. Penguasaan materi pelajaran
1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 4 5
2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang 1 2 4 5
relevan
3. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar 1 2 4 5
4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 4 5

B. Pendekatan/strategi pembelajaran
1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi 1 2 4 5
yang akan dicapai
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat 1 2 4 5
perkembangan dan kebutuhan siswa
3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 4 5
4. Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi 1 2 4 5
5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 4 5
6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan 1 2 4 5
tumbuhnya kebiasaan positif
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang 1 2 4 5
telah dialokasikan

C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar


1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media 1 2 4 5
2. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 4 5
3. Menggunakan media secara efektif dan efisien 1 2 4 5
4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 4 5

D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara


keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam 1 2 4 5
pembelajaran
2. Merespons positif partisipasi siswa 1 2 4 5

22
NO ASPEK YANG DIAMATI SKOR
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa- 1 2 4 5
siswa
4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa 1 2 4 5
5. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam 1 2 4 5
belajar

E. Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang


studi
1. Menunjukkan kemampuan mengelola pembelajaran 1 2 4 5
sesuai dengan karakteristik bidang studi

F. Penilaian proses dan hasil belajar


1. Melakukan penilaian awal 1 2 4 5
2. Memantau kemajuan belajar 1 2 4 5
3. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi 1 2 4 5
4. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi 1 2 4 5

G. Penggunaan bahasa
1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 1 2 4 5
2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 4 5
3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 4 5

III PENUTUP
A. Refleksi dan rangkuman pembelajaran
1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan 1 2 4 5
siswa
2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 1 2 4 5

Skor Total
Komentar Pengamat:
Berikan komentar tentang hal-hal yang belum terwadahi dalam indikator-indikator instrumen
ini, dan kesan umum tentang kualitas pembelajaran yang diamati (kelebihan dan kekurangan)
.........................................................................................................................................
............................................................................................................................. ............

Pedoman Pengajaran Mikro


23
Rambu-rambu Skoring: Yogyakarta, …….........
Pengamat,
Skor Penjelasan
1 Kurang Sekali
2 Kurang ………………….….
3 Baik
4 Baik Sekali

4. Penilaian
Keterampilan dasar mengajar secara terintegrasi dirancang 4
kali untuk setiap mahasiswa dengan materi pertemuan atau RPP
berbeda. Dengan asumsi bahwa dalam 1 kelas terdiri dari 20
mahasiswa dan jumlah pertemuan dalam satu semester 32 kali,
maka pada setiap pertemuan mahasiswa praktikan akan berlatih
antara 30 - 45 menit. Sebagai gambaran, jika durasi waktu
mengajar dalam 1 pertemuan pengajaran mikro 100 menit, maka
ada 3 mahasiswa praktikan yang akan melakukan latihan praktik
mengajar dengan durasi @ 30 menit, dan sisa waktu selama 10
menit dapat digunakan dosen dan mahasiswa untuk memberikan
komentar secara lisan. Berikut ini gambaran alokasi waktu untuk
keterampilan yang dilatihkan kepada mahasiswa praktikan dalam 4
kali kesempatan latihan mengajar.

Durasi waktu pada pertemuan


No Aspek
I II III IV
Membuka
1 3 10 5 5
Pelajaran
Kegiatan Inti
2 Pembelajaran 9 10 20 35

3 Menutup Pelajaran 3 10 5 5
Total Waktu 15 30 30 45
Catatan:
I = Keterampilan terintegrasi pada kelompok kecil dan
perseorangan
II-IV = Keterampilan terintegrasi pada kelompok besar (kelas)

24
Penilaian mata kuliah Pengajaran Mikro (Micro Teaching)
secara keseluruhan merupakan penilaian terhadap kinerja
mahasiswa dalam mengelola proses pembelajaran dalam lingkup
yang terbatas. Unsur-unsur keterampilan yang dinilai selama
proses perkuliahan adalah:

No Komponen Penilaian Bobot


Keterampilan dasar mengajar meliputi:
a. Keterampilan mengajar secara terintegrasi – 1 (15%)
b. Keterampilan mengajar secara terintegrasi – 2 (15%)
1 75 %
c. Keterampilan mengajar secara terintegrasi – 3 (15%)
d. Keterampilan mengajar secara terintegrasi – 4 (30%)
(Ujian Akhir)
Portofolio meliputi:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (15%)
2 25%
b. Lembar Observasi Mengajar oleh Mahasiswa (5%)
c. Evaluasi diri praktik pembelajaran (5%)
Total 100%

Cara menghitung skor setiap komponen penilaian:


a. Keterampilan dasar mengajar
Total skor setiap keterampilan mengajar secara terintegrasi
dibagi 165 (lihat: Instrumen Observasi Keterampilan
Mengajar Secara Terintegrasi) lalu dikalikan 100 dan besaran
bobot penilaiannya (persentase).
Contoh:
Pada pertemuan I, seorang mahasiswa praktikan mendapatkan
total skor 150, maka nilai yang bersangkutan pada pertemuan I
berdasarkan bobot: ((150/165) x 100) x 12% = 10,91; pertemuan
II, dan seterusnya dilakukan dengan cara sama.

Pedoman Pengajaran Mikro


25
b. Portofolio
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Skor rata-rata RPP untuk 4 pertemuan (lihat: Lampiran
Instrumen Penilaian Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dibagi 95 lalu dikalikan bobotnya.
Contoh:
RPP I mendapatkan skor 90, RPP II = 80; RPP III = 85; RPP
IV = 70. Nilai RPP I = 90/95 x 100 = 94,74; Nilai RPP II =
80/95 x 100 = 84,21; dan seterusnya. Dengan demikian skor
rata-rata RPP = (94,74 + 84,21 + 89,47 + 73,68)/4 = 85,53.
Nilai akhir RPP berdasarkan bobot = 85,53 x 15% = 12,83.
2) Lembar Observasi Mengajar oleh Mahasiswa
Skor rata-rata observasi mahasiswa pengamat dibagi 165
(lihat: Instrumen Observasi Keterampilan Mengajar
Secara Terintegrasi) dikalikan 100 dan besaran bobot
penilaiannya .
Contoh:
Pada pertemuan I, seorang mahasiswa mendapat total skor
150 dari pengamat I dan 145 dari pengamat II, maka nilai
yang bersangkutan pada pertemuan I: (((150/165)+
(145/165))/2) x 100) = 89,39. Nilai rata-rata untuk 6
pertemuan dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai pada
pertemuan I sampai dengan VI lalu dibagi 6. Nilai yang
bersangkutan berdasarkan bobot adalah nilai rata-rata
tersebut dikalikan 5%.
3) Evaluasi diri praktik pembelajaran
Skor rata-rata evaluasi diri praktik pembelajaran dibagi 70
(lihat: Lampiran Instrumen Evaluasi Diri Keterampilan
Melakukan Pembelajaran Terintegrasi) lalu dikalikan
besaran bobot penilaiannya.
Catatan:
Cara penilaian dilakukan dengan cara seperti dalam
penilaian RPP.

26
Berikut ini disajikan tabel sebagai gambaran ringkas perhitungan nilai
final pengajaran mikro:

Perhitungan
Komponen Kompetensi Bobot Skor
No Skor
(1) (3) (2)x(3)
(2)
1 Keterampilan dasar mengajar:
a. Keterampilan mengajar secara (Skor rerata/
15%
terintegrasi - 1 165) x 100
b. Keterampilan mengajar secara (Skor rerata/
15%
terintegrasi - 2 165) x 100
c. Keterampilan mengajar secara (Skor rerata/
15%
terintegrasi - 3 165) x 100
d. Keterampilan mengajar secara (Skor rerata/
30%
terintegrasi - 4 (Ujian) 165) x 100
2 Portofolio yang meliputi:
a. Rencana Pelaksanaan (Skor rerata/
15%
Pembelajaran 95) x 100
b. Lembar Observasi Mengajar (Skor rerata/
5%
oleh Mahasiswa 165) x 100
c. Evaluasi diri praktik (Skor rerata/
5%
pembelajaran 70) x 100
Total Skor:
Nilai Final:

Nilai Final Mata Kuliah


Nilai final dinyatakan dalam bentuk huruf. Konversi skor menjadi
nilai ditentukan sebagai berikut:

Total Skor Nilai


80 – 100 A
66 – 79 B
56 – 65 C
50 – 55 D
0 – 49 E

Pedoman Pengajaran Mikro


27
Lampiran 2.

INSTRUMEN EVALUASI DIRI


KETERAMPILAN MELAKUKAN PEMBELAJARAN
TERINTEGRASI

Nama Praktikan : ______________________________


NIM / Semester : __________________ /___________
Program Studi / Jurusan : __________________ /___________

A. Evaluasi Diri Bagian 1


Lingkari pada kolom PELAKSANAAN:
Ya : bila Saudara melakukannya dalam pembelajaran.
Ragu : bila Saudara merasa ragu-ragu apakah melakukan atau tidak dalam
pembelajaran.
Tidak : bila Saudara tidak melakukannya dalam pembelajaran.
Bila Sudara memilih YA atau RAGU dalam kolom PELAKSANAAN, maka
lingkari angka dalam kolom SKOR;
1 = bila tingkat kesulitan sangat tinggi,
2 = bila tingkat kesulitan tinggi
3 = bila tingkat kesulitan sedang
4 = bila tingkat kesulitan rendah
5 = bila tingkat kesulitan sangat rendah

NO KOMPONEN LATIHAN PELAKSANAAN SKOR


Menuangkan materi bidang
studi ke dalam rencana
1. Ya / Ragu / Tidak 1 2 3 4 5
pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan kurikulum
Penyampaian materi ajar
kepada siswa sesuai dengan
2. Ya / Ragu / Tidak 1 2 3 4 5
standar kompetensi yang ingin
dicapai
Memberi jawaban atas
pertanyaan siswa yang
3. Ya / Ragu / Tidak 1 2 3 4 5
membantu pemahaman siswa
menjadi lebih baik
Membangkitkan motivasi
4. siswa untuk mencapai hasil Ya / Ragu / Tidak 1 2 3 4 5
belajar yang optimal
Membantu siswa mengatasi
5. Ya / Ragu / Tidak 1 2 3 4 5
kesulitan belajar

28
NO KOMPONEN LATIHAN PELAKSANAAN SKOR
Berkomunikasi dan
6. berinteraksi dengan siswa Ya / Ragu / Tidak 1 2 3 4 5
dalam kegiatan pembelajaran
Menerapkan metode
7. pembelajaran secara bervariasi Ya / Ragu / Tidak 1 2 3 4 5
sesuai kekhasan bidang studi
Memilih strategi pembelajaran
sesuai dengan kompetensi
8. Ya / Ragu / Tidak 1 2 3 4 5
dasar yang ingin dicapai sesuai
kekhasan bidang studi
Mencari dan memberikan
contoh sesuai dengan konteks
9. dan pengalaman kehidupan Ya / Ragu / Tidak 1 2 3 4 5
siswa sehari-hari sesuai
kekhasan bidang studi
Memilih dan menggunakan
media/alat peraga yang dapat
10. Ya / Ragu / Tidak 1 2 3 4 5
membantu pemahaman siswa
sesuai kekhasan bidang studi
Jumlah skor bagian 1: ..................

B. Evaluasi Diri Bagian 2


Uraikan evaluasi diri untuk hal-hal yang terkait dengan latihan mengajar yang
baru saja Saudara lakukan. Skor per butir berikut ini adalah 5.
1. Usaha Saudara dalam merencanakan pembelajaran

2. Usaha Saudara dalam melaksanakan pembelajaran

Pedoman Pengajaran Mikro


29
3. Keberhasilan yang Saudara capai

4. Hal-hal yang perlu Saudara perbaiki

Jumlah skor bagian 2: ………

Total skor = (jumlah skor bagian 1 + jumlah skor bagian 2)/70) x 100
= ................

RAMBU-RAMBU PEMBERIAN SKOR EVALUASI DIRI


(BAGIAN 2)

Pemberian skor evaluasi diri bagian 2 (nomor 1 – 4) dilakukan berdasarkan


indikator sebagai berikut:
1. Objektivitas mahasiswa dalam menuliskan evaluasi diri
2. Kedalaman berpikir dalam menuliskan evaluasi diri

Rambu-rambu Skoring:

Skor Penjelasan
1 Dua indikator tidak tampak
2 Satu indikator tampak, tidak optimal
3 Satu indikator tampak, optimal
4 Dua indikator tampak, tidak optimal
5 Dua indikator tampak, optimal

30
Lampiran 3.

CONTOH FORMAT
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : ............................................................
Mata Pelajaran : ............................................................
Kelas/Semester : ............................................................
Alokasi Waktu : ..... X ...... menit ( ........... pertemuan )

I. Standar Kompetensi
II. Kompetensi Dasar
III. Indikator
IV. Tujuan Pembelajaran
V. Materi Pembelajaran
VI. Pendekatan dan Metode
VII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Alokasi Waktu Metode


Pertemuan 1
1 Pendahuluan

2 Kegiatan Inti

3 Penutup

VI. Sumber dan Media Pembelajaran


IX. Penilaian
............, .......... 20..
Mengetahui

Dosen Pembimbing Praktikan

Saran Dosen Pembimbing


........................................................................................................................
........................................................................................................................

Pedoman Pengajaran Mikro


31
Lampiran 4.

INSTRUMEN PENILAIAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Mahasiswa :
NIM :
Mata Pelajaran :
Materi Pokok :
Kelas/Semester :

No KOMPONEN PENILAIAN SKOR

A. Tujuan/Indikator Capaian Pembelajaran


Penjabaran kompetensi inti (KI) dan kompetensi
1. 1 2 4 5
dasar (KD) pada indikator
Kesesuaian indikator dengan kompetensi inti (KI)
2. 1 2 4 5
dan kompetensi dasar (KD)
3. Peringkat atau level rumusan aspek sikap 1 2 4 5
4. Peringkat atau level rumusan aspek pengetahuan 1 2 4 5
5. Peringkat atau level rumusan aspek keterampilan 1 2 4 5
6. Keterukuran rumusan indikator 1 2 4 5
Rumusan tujuan pembelajaran memuat aspek
7. audience, behaviour, condition, dan degree 1 2 4 5
(ABCD)
Rumusan tujuan pembelajaran
8. 1 2 4 5
mengimplementasikan HOTS/literasi/4C
B. Langkah-langkah Pembelajaran
Kesesuaian materi ajar dengan KD dan indikator
berbasis TPACK (technological pedagogical and
1. 1 2 4 5
content knowledge, perpaduan pengetahuan konten,
pedagogik, dan teknologi)
Kemampuan menjabarkan lingkup materi secara
2. 1 2 4 5
benar
3. Pengembangan materi dengan urutan logis 1 2 4 5
Pengembangan materi secara terpadu, saling terkait
4. 1 2 4 5
satu dengan lainnya

32
No KOMPONEN PENILAIAN SKOR
5. Penyajian sumber belajar berbasis hasil penelitian 1 2 4 5
6. Pengaitan materi dengan kehidupan nyata 1 2 4 5
Kesesuaian strategi dan model dengan tujuan
7. 1 2 4 5
pembelajaran
Kesesuaian antara alat bantu dan media dengan
8. 1 2 4 5
model dan tujuan pembelajaran
C. Penilaian Pembelajaran
Keberadaan penilaian untuk menggali atau
1. 1 2 4 5
mengetahui kemampuan awal siswa
Keberadaan penilaian untuk mengetahui kualitas
2. 1 2 4 5
proses pembelajaran
Kelengkapan instrumen penilaian hasil belajar yang
3. 1 2 4 5
meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap
Total skor

Keterangan: Yogyakarta, ……
1 = Kurang sekali Penilai,
2 = Kurang
4 = Baik
5 = Sangat baik
.................................

Pedoman Pengajaran Mikro


33
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
2022

Anda mungkin juga menyukai