Pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek, dalam pembelajaran
menyatukan komponen-komponen pembelajaran secara terintegrasi, antara lain seperti: tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dicapai siswa, materi yang akan menjadi bahan ajar bagi siswa, metode, media dan sumber pembelajaran, evaluasi, siswa, guru dan lingkungan pembelajaran lainnya. Setiap unsur pembelajaran tersebut masing-masing memiliki karakteristik yang khusus dan antara satu komponen dengan komponen lainnya saling terkait dan mempengaruhi dalam suatu proses pembelajaran secara untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan. Tidak cukup hanya dengan telah dikuasainya materi pembelajaran yang harus disampaikan kepada siswa. Akan tetapi masih banyak tuntutan lain yang harus dikuasai oleh setiap guru yaitu mengelola seluruh unsur pembelajaran yang telah disebutkan di atas, agar berinteraksi dengan siswa sehingga memudahkan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Disinilah letaknya pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek.
Mengingat kompleksnya proses pembelajaran, maka bagi setiap mahasiswa calon guru maupun bagi yang telah menduduki jabatan profesi guru, kemampuan mengajar selalu harus dilatih dan dikembangkan, sehingga dapat diperoleh kemampuan yang maksimal dan profesional. Salah satu upaya untuk mempersiapkan kemampuan para calon guru atau untuk meningkatkan kemampuan para guru dalam menghadapi tugas pembelajaran yang serba komplek itu, dapat dilakukan melalui suatu proses latihan atau pembelajaran dengan menggunakan model atau pendekatan pembelajaran yang lebih disederhanakan atau yang lebih populer disebut dengan pembelajaran mikro (micro teaching). Setelah mahasiswa selesai praktik microteacing, diharapkan dapat memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
1. Kemampuan membuka dan menutup pelajaran
2. Kemampuan menjelaskan 3. Kemampuan bertanya 4. Kemampuan mengadakan variasi 5. Kemampuan memberikan penguatan 6. Kemampuan mengelola kelas 7. Kemampuan membimbing diskusi 8. Kemampuan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
B. Pelaksanaan Pembelajaran Microteaching
Microteaching bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan
kompetensi dasar mengajar sebagai bekal praktek mengajar di sekolah / lembaga pendidikan dalam rangka menghadapi pekerjaan mengajar sepenuhnya di depan kelas dengan memiliki pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan sikap sebagai guru yang profesional. Materi microteaching meliputi: memahami dasar-dasar pengajaran mikro, menyusun rencana pelaksanaan pengajaran (RPP), membentuk dan meningkatkan kompetensi keterampilan dasar mengajar terbatas, kompetensi keterampilan dasar mengajar terpadu, membentuk kompetensi kepribadian, dan membentuk kompetensi sosial. Kebijakan tertulis dalam bentuk peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan pimpinan perguruan tinggi yang mengatur pembelajaran mikro di PS. Beberapa peraturan dan perundang-undangan ang mengatur yakni:
1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2020, tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pasal 15 ayat 1 poin d menyebut tentang bentuk kegiatan pembelajaran praktik Pembelajaran mikro di PS 2. Pedoman Mikro Secara Daring dan Luring tahun 2021 yang disusun oleh Unit Praktik Penglaman Lapangan (UPPL) UNIPMA.
Beberapa peraturan tersebut disosialisasikan melalui
1. Rapat persiapan awal semester dan Tahun ajaran baru di tingkat PS dan UPPS 2. Pembekalan dosen pembimbing magang 3. Melalui web site https://upplm.unipma.ac.id/
Pembelajaran mikro di PS PPKn terdiri dari tiga Kegiatan (1) perancangan
RPP (2) praktek mengajar dengan berbagai model, metode, dan pendekatan, (3) serta praktek evaluasi pembelajaran dalam skala laboratorium berdasarkan panduan yang disusun UPPI Universitas PGRI Madiun Peserta pembelajaran mikro adalah mahasiswa yang menempuh mata kuliah pengajaran mikro Dalam satu kelompok mikro terdapat 7-8 mahasiswa, dan 1 dosen pembimbing
Pelaksanaan pengajaran mikro sebanyak 16 pertemuan dengan bobot 2 SKS: Pada
pertemuan I didiskusikan tentang kontrak kuliah, pertemuan 1 sampai V, mahasiswa dibekali kemapuan dalam penyusunan RPP, kemudian dilanjutkan kegiatan praktek pengajaran mikro, dan 2 pertemuan digunakan untuk ujian pengajaran mikro (UTS dan UAS) Mahasiswa mengenakan seragam dan almamater untuk menunjukkan identitas keguruan, Mahasiswa membawa Buku Penilaian Pembelajaran Mikro untuk diisi oleh Dosen Pembimbing selama praktik mengajar di kelas
pembelajaran, (2) Pelaksanaan praktek pembelajaran yang tertuang dalam pedoman micro teaching terdapat indikator penilaian perencanaan pembelajaran dan 12 indikator praktik pembelajaran indikator perencanaan pembelajaran meliputi (1) kejelasan perumusan tujuan pembelajaran, (2) pemilihan materi ajar (3) pengorganisasian materi ajar, (4) pemilihan sumber/media pembelajaran, (5) Kejelasan sekenario pembelajaran, (6) kerincian skenario pembelajaran, (7) kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran, (8) kelengkapan instrumen Ujian akhir Pembelajaran Mikro dilakukan di Laboratorium Micro Teaching dengan jadwal diatur oleh Tim Pengelola. Sebelum dilaksanakan, dilakukan persamaan persepsi pelaksanaan micro teaching oleh Unit Praktik Pengalaman Lapangan (UPPL). Berikut adalah daftar nilai dan mahasiswa yang mengikuti pembelajaran Microteaching. C. Penutup
Demikian laporan kegiatan ini kami sampaikan. Semoga kegiatan ini
bermanfaat bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Madiun.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional