Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN MICROTEACHING

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


UNIVERSITAS PGRI MADIUN
A. PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek, dalam pembelajaran


menyatukan komponen-komponen pembelajaran secara terintegrasi, antara lain
seperti: tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dicapai siswa, materi
yang akan menjadi bahan ajar bagi siswa, metode, media dan sumber
pembelajaran, evaluasi, siswa, guru dan lingkungan pembelajaran lainnya. Setiap
unsur pembelajaran tersebut masing-masing memiliki karakteristik yang khusus
dan antara satu komponen dengan komponen lainnya saling terkait dan
mempengaruhi dalam suatu proses pembelajaran secara untuk mencapai tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan. Tidak cukup hanya dengan telah
dikuasainya materi pembelajaran yang harus disampaikan kepada siswa. Akan
tetapi masih banyak tuntutan lain yang harus dikuasai oleh setiap guru yaitu
mengelola seluruh unsur pembelajaran yang telah disebutkan di atas, agar
berinteraksi dengan siswa sehingga memudahkan siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.

Disinilah letaknya pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek.


Mengingat kompleksnya proses pembelajaran, maka bagi setiap mahasiswa calon
guru maupun bagi yang telah menduduki jabatan profesi guru, kemampuan
mengajar selalu harus dilatih dan dikembangkan, sehingga dapat diperoleh
kemampuan yang maksimal dan profesional. Salah satu upaya untuk
mempersiapkan kemampuan para calon guru atau untuk meningkatkan
kemampuan para guru dalam menghadapi tugas pembelajaran yang serba komplek
itu, dapat dilakukan melalui suatu proses latihan atau pembelajaran dengan
menggunakan model atau pendekatan pembelajaran yang lebih disederhanakan
atau yang lebih populer disebut dengan pembelajaran mikro (micro teaching).
Setelah mahasiswa selesai praktik microteacing, diharapkan dapat memiliki
kemampuan-kemampuan sebagai berikut:

1. Kemampuan membuka dan menutup pelajaran


2. Kemampuan menjelaskan
3. Kemampuan bertanya
4. Kemampuan mengadakan variasi
5. Kemampuan memberikan penguatan
6. Kemampuan mengelola kelas
7. Kemampuan membimbing diskusi
8. Kemampuan mengajar kelompok kecil dan perseorangan

B. Pelaksanaan Pembelajaran Microteaching

Microteaching bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan


kompetensi dasar mengajar sebagai bekal praktek mengajar di sekolah / lembaga
pendidikan dalam rangka menghadapi pekerjaan mengajar sepenuhnya di depan
kelas dengan memiliki pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan sikap sebagai
guru yang profesional. Materi microteaching meliputi: memahami dasar-dasar
pengajaran mikro, menyusun rencana pelaksanaan pengajaran (RPP), membentuk
dan meningkatkan kompetensi keterampilan dasar mengajar terbatas, kompetensi
keterampilan dasar mengajar terpadu, membentuk kompetensi kepribadian, dan
membentuk kompetensi sosial. Kebijakan tertulis dalam bentuk peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturan pimpinan perguruan tinggi yang
mengatur pembelajaran mikro di PS.
Beberapa peraturan dan perundang-undangan ang mengatur yakni:

1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 3 Tahun 2020, tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Pasal
15 ayat 1 poin d menyebut tentang bentuk kegiatan pembelajaran praktik
Pembelajaran mikro di PS
2. Pedoman Mikro Secara Daring dan Luring tahun 2021 yang disusun oleh
Unit Praktik Penglaman Lapangan (UPPL) UNIPMA.

Beberapa peraturan tersebut disosialisasikan melalui

1. Rapat persiapan awal semester dan Tahun ajaran baru di tingkat PS dan
UPPS
2. Pembekalan dosen pembimbing magang
3. Melalui web site https://upplm.unipma.ac.id/

Pembelajaran mikro di PS PPKn terdiri dari tiga Kegiatan (1) perancangan


RPP (2) praktek mengajar dengan berbagai model, metode, dan pendekatan, (3)
serta praktek evaluasi pembelajaran dalam skala laboratorium berdasarkan
panduan yang disusun UPPI Universitas PGRI Madiun Peserta pembelajaran
mikro adalah mahasiswa yang menempuh mata kuliah pengajaran mikro Dalam
satu kelompok mikro terdapat 7-8 mahasiswa, dan 1 dosen pembimbing

Pelaksanaan pengajaran mikro sebanyak 16 pertemuan dengan bobot 2 SKS: Pada


pertemuan I didiskusikan tentang kontrak kuliah, pertemuan 1 sampai V,
mahasiswa dibekali kemapuan dalam penyusunan RPP, kemudian dilanjutkan
kegiatan praktek pengajaran mikro, dan 2 pertemuan digunakan untuk ujian
pengajaran mikro (UTS dan UAS) Mahasiswa mengenakan seragam dan
almamater untuk menunjukkan identitas keguruan, Mahasiswa membawa Buku
Penilaian Pembelajaran Mikro untuk diisi oleh Dosen Pembimbing selama praktik
mengajar di kelas

Indikator penilaian pelaksanaan pembelajaran mikro meliputi: (1) perencanaan:


pembelajaran, (2) Pelaksanaan praktek pembelajaran yang tertuang dalam
pedoman micro teaching terdapat indikator penilaian perencanaan pembelajaran
dan 12 indikator praktik pembelajaran indikator perencanaan pembelajaran
meliputi (1) kejelasan perumusan tujuan pembelajaran, (2) pemilihan materi ajar
(3) pengorganisasian materi ajar, (4) pemilihan sumber/media pembelajaran, (5)
Kejelasan sekenario pembelajaran, (6) kerincian skenario pembelajaran, (7)
kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran, (8) kelengkapan instrumen Ujian
akhir Pembelajaran Mikro dilakukan di Laboratorium Micro Teaching dengan
jadwal diatur oleh Tim Pengelola. Sebelum dilaksanakan, dilakukan persamaan
persepsi pelaksanaan micro teaching oleh Unit Praktik Pengalaman Lapangan
(UPPL).
Berikut adalah daftar nilai dan mahasiswa yang mengikuti pembelajaran
Microteaching.
C. Penutup

Demikian laporan kegiatan ini kami sampaikan. Semoga kegiatan ini


bermanfaat bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI
Madiun.

Anda mungkin juga menyukai