Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI PEMBELAJARAN PPKN (PENGEMBANGAN MODUL

PEMBELAJARAN PADA MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN


PPKN BERBASIS MICRO TEACHING DI JURUSAN HUKUM DAN
KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS
NEGERI MALANG)
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PPKN BERBASIS
MICRO TEACHING
(Studi pada Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Jurusan Hukum Dan
Kewarganegaraan Universitas Negeri Malang)
LATAR BELAKANG
Tujuan umum pengajaran mikro (micro teaching) adalah untuk
memberikan kesempatan kepada mahasiswa (calon guru untuk berlatih
mempraktikan beberapa keterampilan dasar mengajar di depan teman-temannya
dalam suasana yang Constructive, supportive, dan bersahabat. Sehingga
mendukung kesiapan mental, keterampilan dan kemampuan performance yang
ter-rintegrasi untuk bekal praktik mengajar sesungguhnya di sekolah/institusi
pendidikan. Setiap guru dituntut untuk memahami dengan benar dengan penuh
hikmat strategi pembelajaran yang akan diterapkannya dalam rangka untuk
pencapaian tujuan pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang guru
seyogyanya memikirkan strategi pembelajaran yang akan digunakannya.
Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat berdampak pada tingkat penguasaan
atau prestasi belajar siswa. Konsep keefektifan dan keefisienan dalam
menyampaikan pelajaran tentu jadi bahan pertimbangan yang harus diperhatikan
oleh guru. Dalam rangka tersebut guru perlu mengenal berbagai jenis strategi
pembelajaran sehingga dapat memilih dan menentukan strategi pembelajaran
mana yang dirasa paling tepat untuk mengajar suatu bidang studi tertentu.(harus
ada rujukan, dijelaskan strategi pembelajaran secara umum terlebih dahulu
kemudian masuk pada jenis atau macam strategi pembelajaran yang akan diteliti).
Secara berturut-terut tentu diperlukan mempelajari konsep pembelajaran,
yang meliputi pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran, yang
meliputi pengertian pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran, dan teori
yang melandasi, serta berbagai jenis pendekatan dalam strategi pembelajaran yang
dalam mata kuliah Startegi Pembelajaran PPKn disebut dengan Pembelajaran
Microteaching. Pengajaran mikro menjadi salah satu wadah belajar mahasiswa
sebagai calon guru untuk mengasah bakat dan seni mengajar dalam memudahkan
antara kemampuan intelektual dan keterampilan mengajar yang telah diperoleh
selama proses perkuliahan (harus ada rujukan, dipaparkan permasalahan
mahasiswa sehingga harus diberikan strategi pembelajaran micro teaching).
Setyawam, (2010) mengemukakan bahwa pengajaran mikro sebagai teknik
dan prosedur latihan mengajar yang didasari oleh banyak hal. Penerapan
pendekatan pelatihan mengajar secara tradisional dipandang kurang mampu
membekali kesiapan mental, kemampuan dan keterampilan mengajar calon guru
untuk tampil di depan kelas. Pada lembaga pendidikan keguruan saat ini telah
merancang pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan antara aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini untuk mencetak calon guru tidak hanya
menekankan pada teori pembelajaran saja, tetapi aspek sikap juga harus
diperhatikan, karena menjadi seorang guru tidak hanya mengajar saja tetapi juga
harus mampu untuk mendidik.
Artinya seorang guru tidak hanya mentransfer ilmu saja, akan tetapi juga
harus mampu mengantarkan peserta didik ke arah kedewasaan, yaitu membina
pribadi sikap, mental dan akhlak peserta didik ke arah yang lebih baik. Aspek
keterampilan berkaitan dengan kemampuan seorang calon guru untuk
mengimplementasikan teori pembelajaran yang didapat dalam bentuk praktik
secara nyata. Keterampilan-keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh
seorang calon guru harus mengandung unsur nilai-nilai pendidikan. (harus ada
rujukan)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lubis, DKK ? Tahun
2019 tentang Analisis Kebutuhan Sistem Pengelolaan Microteaching dengan
Siklus Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian dan Peningkatan (PPEPP)
dalam Mengingkatkan Keterampilan Mengajar Calon Guru Institut Pendidikan
Tapanuli Selatan, bahwa hasil analisa data menunjukkan gambaran mahasiswa
PPL mengaplikasikan keterampilan mengajar mngadakan variasi secara
keseluruhan diperoleh nilai 8,10% kategori kurang. Kemampuan untuk variasi
suara dengan presentase 43%, pemusatan/perhatian dengan persentase 34%,
pemberian waktu atau kesenyapan dengan persentase 39%, mengadakan kontak
pandang dengan persentase 26%, pada indikator gerakan badan/mimik wajah
dengan persentase 34% dan perubahan posisi dengan persentase 26%. berdasarkan
hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa PPL dalam keterampilan
mengajar mengadakan variasi masih kategori kurang.
Pembelajaran sangat dekat dengan strategi pembelajaran dari beberapa ahli
mendefinisikan strategi, metode, pendekatan dan teknik pembelajaran antara lain
sebagai berikut: (1) strategi pembelajaran adalah seperangkat kebijaksanaan yang
terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna atau strategi
tersebut, yaitu: a) pemilihan materi pelajaran, b) penyaji materi pelajaran, c) cara
menyajikan materi pelajaran, d) sasaran penerima materi pembelajaran. 2)
Pendekatan pembelajaran adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu disajikan.
(3) Metode pembelajaran adalah cara mengajar secara umum yang dapat
diterapkan pada semua mata pelajaran, misalnya mengajar dengan metode
ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya. (4)
Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus atau metode pembelajaran yang
telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan dosen, ketersediaan media
pembelajaran serta kesiapan mahasiswa, sehingga mahasiswa mendapatkan
pembelajaran yang aktif serta menyenangkan (Nurdiansyah & Fahyuni, 2016
dalam Istianah, DKK(dkk), 2021).
Mata kuliah Strategi Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) bertujuan untuk membekali Mahasiswa dalam memilih,
mengadaptasi, dan menerapkan Strategi Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (langsung menggunakan PPKn) dengan berbagai model secara
kontekstual, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Mata kuliah ini mengajak
Mahasiswa untuk mendalami Strategi Pembelajaran PPKn di sekolah menengah,
dengan maksud agar mahasiswa yang notabene adalah guru, baik yang mengajar
pada tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama maupun Sekolah Menengah Atas
akan senantiasa siap dan penuh percaya diri sebagai seorang guru PPKn yang
profesional (W. Anita, 2007).
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks, dalam kegiatan
pembelajaran terdapat satuan komponen-komponen pembelajaran yang harus
disatukan secara terintegrasi, antara lain seperti: tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang harus dicapai siswa, materi yang akan menjadi bahan ajar bagi
siswa, metode, media dan sumber pembelajaran, evaluasi, siswa, guru dan
lingkungan pembelajaran lainnya. Masing-asing komponen tersebut memiliki
karakteristik yang khusus dan antara satu komponen dengan komponen lainnya
saling terkait dan mempengaruhi dalam suatu proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan (Dadang
Sukirman, 2021). Sebagai seorang guru berdiri di depan kelas melaksanakan
kegiatan pembelajaran, tidak cukup hanya dengan telah dikuasainya materi
pembelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik. Akan tetapi masih
banyak tuntutan lain yang harus dikuasai oleh setiap guru yaitu mengelola seluruh
unsur pembelajaran yang telah dijelaskan di atas, agar berinteraksi dengan peserta
didik sehingga dapat memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
yang telah diharapkan. Dari sinilah terlihat bahwa letaknya kegiatan pembelajaran
merupakan suatu proses yang kompleks.
Mengingat kompleksnya proses kegiatan pembelajaran, maka bagi setiap
mahasiswa calon guru, kemampuan atau keterampilan mengajar selalu harus
dilatih dan ditumbuh kembangkan, sehingga dapat diperoleh kemampuan yang
maksimal dan profesional.(setiap paragraph terda[at 4 kalimat. Kalimat pertma
sebagai kalimat mind idea dan 3 kalimat sebagai pendukung, dan harus ada
rujukan)
Pengajaran microteaching adalah situasi kegiatan simulasi pengajaran
yang dilakukan dalam tempo waktu dan jumlah siswa terbatas, sekurang-
kurangnya 15-30 menit dengan jumlah siswa sebanyak 10-15 mahasiswa sebagai
peserta simulasi. .(setiap paragraph terda[at 4 kalimat. Kalimat pertma sebagai
kalimat mind idea dan 3 kalimat sebagai pendukung, dan harus ada rujukan)
Praktik simulasi mengajar hanya mengajarkan satu konsep dengan
menggunakan satu atau dua keterampilan dasar mengajar. Konsep pengajaran
mikro (microteaching) dilandasi oleh pokok-pokok pikiran sebagai berikut
(sebaiknya diletakkan pada kerangka teori)
1. Pengajaran yang nyata (dilaksanakan dalam bentuk yang sebenarnya) tetapi
berkonsep mini.
2. Latihan terpusat pada keterampilan dasar mengajar, mempergunakan informasi
dan pengetahuan tentang tingkat belajar siswa sebagai umpan balik terhadap
kemampuan calon guru.
3. Pengajar dilandaskan bagi para siswa dengan latar belakang yang berbeda-beda
dan berdasarkan pada kemampuan intelektual kelompok usia tertentu.
4. Pengontrolan secara ketat terhadap lingkungan latihan yang diselenggarakan
dalam laboratorium microteaching.
5. Pengadaan low-threat-situation untuk memudahkan calon guru/dosen
mempelajari keterampilan mengajar.
6. Penyediaan low-risk-situation yang memungkinkan siswa berpartisipasi aktif
dalam pengajaran.
7. Penyediaan kesempatan latihan ulang dan pengaturan distribusi latihan dalam
jangka waktu tertentu.
Pertimbangan yang mendasari penggunaan program pengajaran mikro
(micro teaching) adalah:
a. Untuk mengatasi kekuarangan waktu yang diperlukan dalam latihan mengajar
secara tradisional.
b. Keterampilan mengajar yang kompleks dapat diperinci menjadi keterampilan-
keterampilan mengajar yang khusus dan dapat dilatih secara berurutan.
c. Pengajaran mikro dimaksudkan untuk memperluas kesempatan latihan
mengajar mengingat banyaknya calon guru yang membutuhkannya. (Ardi, 2014).
(Sebaiknya dinaratifkan bukan point-point).
Pelaksanaan pengajaran mikro (micro-teaching) (harus ajeg pada
penyebutan istilah) pada prinsipnya merupakan realisasi pola-pola pengajaran
yang sebenarnya/sesungguhnya (real teaching) yang dirancang dalam bentuk
micro (Kecil). tiap-tiap calon guru membuat persiapan mengajar yang kemudian
dilaksanakan dalam proses pembelajaran bersama siswa atau teman sejawat (peer
teaching) dengan seting lingkungan kondisi dan konteks kegiatan belajar
mengajar yang sesungguhnya.
Menurut hasil penelitian Tumey (1973) (dalam Ardi, 2014) terdapat 8
(delapan) keterampilan yang sangat berperan dalam kegiatan belajar mengajar.
Kedelapan keterampilan tersebut antara lain: (sebaiknya dijadikan sebagai
kerangka teori)
1) Keterampilan dasar membuka dan menutup pelajaran (set induction and
closure)
2) Keterampilan dasar menjelaskan (explaning skills)
3) Keterampilan dasar mengadakan variasi (variation skills)
4) Keterampilan dasar memberikan pengetahuan (reinforcement skills)
5) Keterampilan dasar bertanya (questioning skills)
6) Keterampilan dasar mengelola kelas
7) Keterampilan dasar mengajar perorangan/kelompok kecil
8) Keterampilan dasar membimbing diskusi kelompok kecil
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi dari pendidikan adalah untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat. Maka dengan itu, perwujudannya tidak hanya tergantung pada
tripusat pendidikan saja, akan tetapi peserta didik sebagai subjek belajar,
mempunyai potensi dan karakteristik yang unik, sangat menentukan keberhasilan
dari pada tujuan pendidikan nasional. Maka, menggali potensi siswa dan
menjadikan siswa sbagai subjek belajar yang baik, maka peran guru yang
profesional sangatlah penting. Sebab, guru bukan hanya sekedar pengajar tetapi
juga sebagai pembimbing/pendidik yang pada hakekatnya saling berkaitan antara
satu dengan yang lainnya. (apabila mengutip undang-undang secara langsung
lebih 40 kata paragraph harus masuk kedalam selebar 1 tab dan spasi 1)
Salah satu upaya untuk mempersiapkan kemampuan para calon guru atau
untuk meningkatkan kemampuan keterampilan mengajarnya dalam menghadapi
tugas pembelajaran yang begitu kompleks itu, dapat dilakukan melalui suatu
proses latihan atau simulasi pembelajaran dengan menggunakan model atau
pendekatan pembelajaran yang lebih disederhanakan atau yang lebih populer
disebut dengan pembelajaran mikro (micro teaching) (W. Anita, 2007). Dosen
pengampuh Mata Kulia Strategi Pembelajaran PPKn Jurusan Hukum dan
Kewarganegaraan UM (jangan disingkat dulu jika kata UM merupakan kata
pertama jadi harus ditulis Universitas Negeri Malang, pada kata selanjutnya boleh
disingkat UM) menyatakan perlu untuk pembuatan modul berbasis micro
teaching. Berdasarkan analisis kebutuhan dan Guna memperluas wawasan dan
meningkatkan pemahaman mahasiswa Prodi (harus ajeg penyebutannya antara
jurusan atau prodi dan jangan lupa jangan disingkat terlebih dahulu, Program
Studi selanjutnya boleh prodi) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Malang tentang pembelajaran mikro sebagai salah satu pendekatan untuk
mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan keterampilan mengajar, maka
peneliti melakukan penelitian pengembangan yang berjudul “STRATEGI
PEMBELAJARAN PPKN (PENGEMBANGAN MODUL
PEMBELAJARAN PADA MATA KULIAH STRATEGI PEMBELAJARAN
PPKN BERBASIS MICRO TEACHING DI JURUSAN HUKUM DAN
KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS
NEGERI MALANG)”. (ada pendapat bahwa judul penelitian yang tertera diatas
tidak perlu di bold, uppercase, dan tanda petik. Dikarenakan yang perlu di bold
hanya judul, dan bab, sub bab.)

RUMUSAN MASALAH
Modul Pembelajaran pada Mata Kuliah Strategi Pembelajaran PPKn
berbasis Miceo Teaching merupakan media pembelajaran yang dikembangkan
untuk belajar secara mandiri bagi Mahasiswa. Produk pembelajaran strategi
pembelajaran PPKn berbasis micro teaching memiliki spesifikasi yang menjadi
keunggulannya adalah (1) media pembelajaran yang memberikan pengalaman
bagi mahasiswa dalam belajar secara mandiri bagaimana Strategi Pembelajaran
PPKn dan menyajikan berbagai Model Pembelajaran yang menarik, efektif, dan
efisien.

TUJUAN
1. Menghasilkan modul strategi pembelajaran PPKn berbasis micro teaching bagi
mahasiswa S1 PPKn Universitas Negeri Malang
2. Menguji kelayakan, kemenarikan, keefektifan, dan keefisienan modul startegi
pembelajaran PPKn berbasis micro teaching
DAFTAR RUJUKAN PROPOSAL TESIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG


GURU DAN DOSEN. PPG KEMDIKBUD. (Online),
(https://ppg.kemdikbud.go.id/download/undang-undang-republik-indonesia-
nomor-14-tahun-2005-tentang-guru-dan-dosen/), diakses 28 September 2021.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia - BPK RI, (Online),
(https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/43920/uu-no-20-tahun-
2003#:~:text=Dalam%20UU%20ini%20diatur%20mengenai,bahasa
%20pengantar%3B%20dan%20wajib%20belajar.), diakses 29 September 2021.
Erawanto, Udin., Santoso Ekbal. 2016. PENGEMBANGAN MODUL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAHUNTUK MEMBANTU
MENINGKATKAN BERFIKIR KREATIFMAHASISWA. Jurnal Inovasi
Pembelajaran, (Online), 2 (2): 428-432,
(https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jinop/article/view/2629/4269), diakses 28
September 2021.
Sukirman, Dadang. 2012. Modul Bahan Ajar: Pembelajaran Micro Teaching. (Online).
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama Islam RI.
(https://chemistryeducation.uii.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/03-
PEMBELAJARAN-MIKRO-Kemenag.pdf), diakses 28 September 2021.
Sri, Anitah. 2007. Modul: Strategi Pembelajaran PPKn. Jakarta: Universitas Terbuka.
(Online), (http://repository.ut.ac.id/4033/1/PKOP4301-M1.pdf), diakses 28
September 2021.
Ardi, Minal. 2014. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MICRO TEACHING BAGI
MAHASISWA PROGRAM STUDI PPKn STKIP-PGRI PONTIANAK. Jurnal
Edukasi. (Online), 1 (1): 77-80. (PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MICRO
TEACHING BAGI ...https://journal.ikippgriptk.ac.id › article › download),
diakses 29 September 2021.
Atok DKK. 2015. MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KARAKTER
DENGAN PENDEKATAN MULTIKULTURAL DALAM PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI. Jurnal Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan. (Online), 28 (1): 20-24,
(http://journal.um.ac.id/index.php/jppk/article/view/5467), diakses 28 September
2021.
Rahmadi, Didin, Septa., Apriawan Andika. 2019. PEMBELAJARAN
MULTIKULTURAL PADA KULIAH KEWARGANEGARAAN BERBASIS
PENDIDIKAN TINGGI VOKASI. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan. (Online),
3 (3): 139-141,
(http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/article/view/808), diakses 28
September 2021.
Sulistryanto. 2014. STRATEGI PEMBELAJARAN MATA KULIAH PANCASILA
DAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI. Jurnal Citra Widya
Edukasi. (Online), 6 (1): 50-53,
(http://journal.cwe.ac.id/index.php/jurnal_citrawidyaedukasi/article/view/134),
diakses 28 September 2021.
Istianah, Anif., DKK. 2021. Strategi Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Kuliah Pembentuk Karakter
Mahasiswa. Journal of Social Studies. (Online), 2 (1): 22-30,
(https://heritage.iain-jember.ac.id/index.php/hrtg/article/view/37), diakses 28
September 2021.
Muchtarom. Moh. 2012. STRATEGI PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA
MELALUI INOVASI PEMBELAJARAN PKn BERORIENTASI CIVIC
KNOWLEDGE,CIVIC DISPOSITION, DAN CIVIC SKILL DI PERGURUAN
TINGGI. PKn Progresif, 7 (2), (Online),
(https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/progresif/article/view/2365), diakses 28
September 2021.
Yayuk, DKK. 2019. Analisis Pendekatan Pembelajaran Mata Kuliah Wajib Umum
Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi. Jurnal
Pancasila dan Kewarganegaraan,4 (1), (Online),
(http://journal.umpo.ac.id/index.php/JPK/article/view/1361), diakses 29
September 2021.
Elmy, Muhammad. PENERAPAN MICROTEACHING BERBASIS PEMBELAJARAN
PKN KONTEKSTUAL DALAM PEMBANGUNAN KOMPETENSI MENGAJAR
(PEDAGOGIK) MAHASISWA (STUDI EKSPERIMEN KUASI PADA
MAHASISWA PKN FKIP UNLAM BANJARMASIN). Thesis tidak diterbitkan.
(Online), (http://repository.upi.edu/1838/), Bandung: Fkip UPI.
Lubis, Armansyah., DKK. 2019. ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM
PENGELOLAANMICROTEACHING DENGAN SIKLUS
PENETAPAN,PELAKSANAAN, EVALUASI, PENGENDALIAN DAN
PENINGKATAN(PPEPP) DALAM MENINGKATKANKETERAMPILAN
MENGAJARCALON GURUINSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI
SELATAN. Jurnal Education and development, 7 (3), (Online),
(http://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/1162/493), diakses 29
September 2021.
Haryati., DKK. 2017. Pembelajaran Mikro Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn). (Online), (http://eprints.upgris.ac.id/505/1/BUKU
%20PEMBELAJARAN%20MIKRO%20PPKn.pdf), Semarang: Universitas
PGRI Semarang Press.
Suhartini, Ninik., DKK. 2019. PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPS
BERORIENTASISTUDENT CENTERLEARNING DALAM BLENDED
LEARNINGKELAS VII DI SMP NEGERI 4 SURABAYA. (Online), 7 (3).
(http://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/1286/545), diakses 2 Oktober
2021

Anda mungkin juga menyukai