Anda di halaman 1dari 6

98 Jurnal Pendidikan Penabur - No.04 / Th.

IV / Juli 2005
Menyiapkan Guru yang Berkualitas dengan Pendekatan Micro Teaching

Menyiapkan Guru yang Berkualitas dengan Pendekatan Micro Teaching


Yuli Kwartolo, S.Pd*)
Opini

*) Staf Pusat Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan BPK PENABUR Jakarta

Abstrak ntuk mempersiapkan diri menjadi guru berkualitas dibutuhkan paling sedikit 10 kompetensi profesional yang kemudian dapat dirangkum menjadi dua kompetensi utama yaitu penguasaan bahan pelajaran dan dapat mengajarkan bahan tersebut secara jelas dan menarik. Untuk membantu menerapkan kompetensi profesional itu di kelas, penulis mengusulkan penggunaan pendekatan micro teaching. Kata kunci : Guru, mutu, mengajar, penguasaan bahan ajar Abstract There are at least ten profesional competencies which have to be mastered if a teacher wants to be a qualified teacher. The ten profesional competencies then can be categorized to become two competencies namely: The ability to master the subject matter well and the ability to present that subject matter clearly and interestingly. To support the application of the profesioanl competencies, the writter proposes a Micro Teaching Approach.

Pendahuluan

Kualitas guru sampai saat ini tetap menjadi persoalan yang penting (crucial ). Menjadi persoalan yang crucial oleh karena pada kenyataannya keberadaan guru di berbagai jenjang, dari Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Atas oleh sebagian kalangan dinilai jauh dari performa yang distandarkan. Seorang Yohanes Surya (pembina Tim Olimpiade Fisika Indonesia atau TOFI yang juga Guru Besar Universitas Pelita Harapan) pun melihatnya begitu. Demikian juga dengan pendapat Dodi Nandika (Kepala Balitbang Depdiknas), kualitas guru menjadi persoalan yang serius di negeri ini. Penilaian kedua tokoh itu tidaklah berlebihan. Hal itu didasarkan pada hasil tes Trend in International Mathematics and Science Study (TIMMSS)

U
Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV/ Juli 2005 Menyiapkan Guru yang Berkualitas dengan Pendekatan Micro Teaching

99

2003. Hasil tes itu menempatkan siswa Indonesia di peringkat 34 penguasaan matematika dan peringkat 36 penguasaan sains dari 48 negara yang disurvei. Peringkat itu jauh tertinggal dari negara tetangga, Singapura dan Malaysia. Singapura berada di peringkat pertama, baik matematika maupun sains, Malaysia peringkat 10 bidang matematika dan peringkat 20 bidang Sains (Republika, 24 Desember 2004). Rendahnya kemampuan anak didik pada mata pelajaran matematika dan sains memang tidak terlepas dari kemampaun/kualitas guru dalam mengajar siswanya, dan minimnya ketersediaaan sumber-sumber belajar. Keadaan yang demikian itu sudah barang tentu sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Akibat lebih jauh, lulusan dari berbagai jenjang pendidikan tidak memenuhi harapan. Berbagai upaya terus dilakukan oleh pemerintah, misalnya dengan penataran, pembekalan, seminar, diskusi, sampai penelitian yang intinya bertujuan meningkatkan kualitas guru. Dalam lingkup yang lebih sempit, BPK PENABUR juga menghadapi persoalan yang klasik tersebut, yaitu ada sebagian guru kompetensi mengajarnya belum

memenuhi tuntutan yang semestinya. Menguasai materi yang diajarkan saja tidaklah cukup. Ia harus dapat menyampaikan materi pelajaran tersebut dengan baik. Makna dengan baik di sini sudah inheren di dalamnya, bicara jelas; pemilihan metode yang tepat; penggunaan pendekatan pembelajaran yang sesuai; penggunaan media pembelajaran yang efektif; sampai pada penampilan fisiknya (gerak-gerik di kelas, mimik muka, ekspresi, dan sebagainya). Melalui artikel ini penulis ingin menyampaikan gagasan-gagasan yang mungkin dapat berguna untuk meningkatkan kualitas guru di lingkup BPK PENABUR. Seperti judul artikel, Menyiapkan Guru Yang Berkualitas dengan Pendekatan Micro Teaching, maka pembahasannya difokuskan pada beberapa pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana mempersiapkan diri menjadi guru? Bagaimana kriteria guru yang berkualitas? Bagaimana konsepsi micro teaching? Prasyarat apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan micro teaching? Bagaimana aplikasi micro teaching? Adakah manfaat micro teaching secara lebih luas? Seperti apa contoh rencana pelajaran micro teaching?

Persiapan Diri Menjadi Guru

Secara akademik jika seseorang ingin menjadi guru ia harus menempuh pendidikan keguruan. Guru TK dan SD masuk ke PGSD, guru SMP dan sekolah lanjutan atas masuk FKIP atau IKIP (sudah melebur di dalam universitas). Akan tetapi mereka yang lulusan universitas dengan disipilin ilmu murni, misalnya kimia, dapat menjadi guru dengan syarat sudah menempuh program Akta IV.

100 Jurnal Pendidikan Penabur - No.04 / Th.IV / Juli 2005


Menyiapkan Guru yang Berkualitas dengan Pendekatan Micro Teaching

Namun demikian persiapan menjadi guru tidak semata-mata melalui jalur pendidikan formal. Faktor internal yang ada di dalam diri seseorang juga mempengaruhi kesuksesan orang menjadi guru. Kesuksesan bukan dalam arti kaya secara duniawi, melainkan kesuksesan karena ia benar-benar menjadi seorang guru yang berkualitas (profesional) ditinjau dari berbagai aspek. Jika faktor internal seperti motivasi dan bakat sangat berpengaruh terhadap kesuksesan seseorang menjadi guru, maka tesis yang dikemukan oleh James Phopam dalam bukunya Bagaimana Mengajar Secara Sistematis, bahwa guru itu dilahirkan bukan dibentuk seolah menjadi pembenaran. Lebih lanjut dikemukakan, tidak setiap guru membutuhkan pertolongan. Beberapa orang memang benar-benar dilahirkan sebagai guru. Termasuk di dalam golongan ini adalah, orang-orang yang tidak pernah memikirkan bagaimana caranya mengajar. Meskipun demikian orang-orang semacam itu tidak banyak memerlukan pertolongan dalam memperbaiki pengajaran. Mereka sungguhsungguh boleh dikatakan sebagai guru-guru yang berbakat; tidak diragukan lagi mereka itu mampu memberi inspirasi. Dalam konteks ini dapat dianalogikan, meskipun seseorang sudah menempuh pendidikan keguruan baik itu program diploma atau S1, namun setelah terjun di dalam kelas tidak menunjukkan performance yang cukup memadai. Secara materi ia mampu menguasai, namun tidak cukup terampil untuk menyampaikan materi dengan jelas, menarik sehingga mudah dimengerti oleh siswa.

Kriteria Guru yang Berkualitas

Seorang guru yang ideal menurut Uzer Usman (1992) mempunyai tugas pokok yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki kompetensi. Dalam profesi keguruan kita mengenal istilah kompetensi. Kompetensi itulah yang digunakan untuk menilai apakah seorang guru berkualitas atau tidak. Ada tiga kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu:

(1) kompetensi personal, (2) kompetensi sosial, dan (3) kompetensi profesional. Kompetensi personal lebih menunjukkan pada kematangan pribadi. Di sini aspek mental dan emosional harus benar-benar terjaga. Kompetensi sosial lebih menunjukkan pada kemampuan guru untuk berelasi, berinteraksi. Guru memperlihatkan keluwesan dalam pergaulan dengan siswa, kepala sekolah, dan juga teman sejawat di tempat ia mengajar. Guru bisa menciptakan persahabatan yang baik. Keberadaannya memberi manfaat yang positif. Sedangkan kompetensi profesional lebih menunjukkan pada kemampuan yang dimiliki guru sebagai pengajar yang baik. Raka Joni (1979) berdasarkan Komisi Kurikulum Bersama P3G menetapkan dan merumuskan bahwa kompetensi profesional guru di Indonesia terdiri atas 10 kompetensi, yakni: (1) menguasai bahan pelajaran; (2) mengelola
Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV/ Juli 2005 Menyiapkan Guru yang Berkualitas dengan Pendekatan Micro Teaching

101

program pembelajaran; (3) mengelola kelas; (4) menggunakan media dan sumber belajar; (5) menguasai landasan pendidikan; (6) mengelola interaksi belajar mengajar; (7) menilai prestasi belajar; (8) mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan; (9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah; dan (10) memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran. Dari kesepuluh kompetensi profesional itu menurut hemat penulis dapat dirangkum menjadi dua kompetensi yang paling utama, yaitu menguasai bahan pelajaran dan dapat mengajarkannya dengan jelas dan menarik. Kedua kompetensi inilah dalam kondisi objektif belum terpenuhi. Mungkin kita pernah mendengar komentar, Si guru A itu hebat benar penguasaan materinya tetapi tidak bisa mengajar, atau sebaliknya, Si guru B itu pandai mengajar tetapi minim penguasaan materi.

Konsepsi Micro Teaching

Harus diakui bahwa tidak banyak referensi atau buku-buku yang membahas secara khusus tentang konsepsi micro teaching. Tetapi secara singkat dapat diungkapkan di sini, micro teaching merupakan latihan mengajar yang diorganisasi di mana ada yang berperan sebagai guru dan lainnya sebagai siswa dalam kelas. Setiap pelaksanaan mengajar direkam supaya dapat dilihat kembali dan dievaluasi cara mengajarnya. Micro teaching dilakukan di dalam sebuah ruangan yang dilengkapi dengan berbagai alat/barang yang diperlukan. Sejauh pengetahuan dan pengalaman penulis, ruangan tersebut dapat didesain seperti gambar sebagai berikut:
2
3

5 5 5 5 1 4 7 8

Keterangan gambar: 1) speaker; 2) white board; 3) meja dan kursi guru; 4) area mengajar; 5) meja dan kursi audience; 6) kamera video; 7) TV monitor dan perangkat untuk playback; 8) pintu

102 Jurnal Pendidikan Penabur - No.04 / Th.IV / Juli 2005


Menyiapkan Guru yang Berkualitas dengan Pendekatan Micro Teaching

Prinsip pelaksanaan micro teaching dapat dijelaskan sebagai berikut: guru/ calon guru mengajar di area mengajar. Selama proses itu segala aktivitas guru/calon guru direkam oleh kamera video. Pastikan bahwa gambar dan guru dapat terekam dengan jelas. Pihak pengamat, dalam hal ini kepala sekolah,

bagian SDM, guru senior yang ditunjuk dapat memperhatikan penampilan guru/calon guru dengan menempatkan diri di kursi dan meja yang telah tersedia. Sekali-sekali pengamat dapat bertanya, berdiskusi dengan guru/ calon guru supaya proses mengajar lebih hidup. Speaker dapat ditambahkan sepanjang memang dibutuhkan agar suara guru terdengar lebih keras. Setelah selesai, hasil rekaman dapat di diputar kembali (playback) dengan memanfaatkan tv monitor (7). Pada sesi ini calon guru/calon guru dapat melihat kembali penampilannya selama mengajar. Sedangkan pengamat memberi penilaian, menyampaikan kelebihan dan kekurangannya. Di sinilah menjadi titik penting untuk melihat, mengevaluasi, memberi pendapat terhadap kelebihan dan kekurangan guru/calon. Dengan demikian micro teaching dapat dijadikan sebuah pendekatan baru yang inovatif dan aplikatif untuk mempersiapkan performance guru agar lebih kapabel.

Prasyarat yang Dibutuhkan untuk Melaksanakan Micro Teaching

Prasyarat utama yang dibutuhkan agar micro teaching dapat berjalan adalah, tersedianya sebuah ruangan khusus yang dilengkapi dengan kamera video, recorder, mic, penerangan yang cukup. Ukuran ruangan tidak ada standar yang baku. Ukuran ruangan bisa antara 8 m x 6 m, atau 8 m x 7 m. Selanjutnya tersedianya sejumlah sarana lainnya layaknya sebuah ruang kelas. Ada white board, meja dan kursi, OHP kalau memang diperlukan. Dari sisi SDM, memerlukan seorang teknisi atau operator dan sekaligus bertindak sebagai kameraman. Penguasaan teknis rekaman video/audio menjadi prasyarat mutlak. Karena sekarang era komputer, dan hasil rekaman selalu dalam bentuk VCD, maka teknisi itu juga harus terampil memadukan antara kamera video dan komputer agar menjadi sebuah sistem yang berdaya guna. Jika setiap sekolah atau yayasan pedidikan memiliki pendekatan model micro teaching dan efektif dalam pelaksanaannya, maka institusi tersebut sudah satu langkah di depan dibandingkan lembaga pendidikan lainnya yang belum punya. Keberadaan dan operasionalnya dapat dikelola oleh unit, bidang, atau pusat sumber belajar.

Aplikasi Micro Teaching

Di atas penulis sudah mengemukakan garis besar aplikasi micro teaching. Untuk mempertegas kembali penulis akan menyampaikan secara lebih rinci.
Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV/ Juli 2005 Menyiapkan Guru yang Berkualitas dengan Pendekatan Micro Teaching

103

Aplikasi micro teaching dapat berangkat dari sebuah recruitment caloncalon guru. Umpama seorang calon guru sudah lulus tes awal, wawancara, dan psiko test. Tetapi ketiga tahapan itu masih mengandalkan hasil tertulis. Menurut hemat penulis itu belumlah cukup. Calon guru harus juga lulus tes mengajar. Calon guru diminta mengajar di ruang micro teaching. Ia harus benar-benar berperan sebagai guru yang memang sedang mengajar di dalam kelas. Kalau perlu guru diminta untuk membuat kerangka pengajaran. Di sinilah kemampuan mengajar calon guru dipertaruhkan. Aplikasi lainnya dapat juga berangkat dari keprihatinan atas kemampuan mengajar guru. Ini berarti semacam in job training. Guru-guru, baik yang senior maupun yunior perlu penyegaran/peningkatan keterampilan mengajarnya. Mereka dapat menilai sendiri apakah kemampuan mengajarnya yang selama ini mereka pertotonkan di depan kelas sudah cukup memadai atau belum. Ini juga memberi pernyataan yang tajam agar para guru tidak mengklaim bahwa penampilan mengajarnya sudah yang terbaik.

Garis Besar Pelaksanaan Micro Teaching

Sebelum melaksanakan micro teaching ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berdasarkan sumber yang ada (http://www.ussoccer.com/) disebut dengan istilah Micro Teaching Lesson Plan. Dalam rencana ini disebutkan kesiapan-kesiapan seputar: (1) Peralatan dan bahan. Termasuk di dalamnya transparansi dan OHP, laptop dengan LCD proyektor, layar, spidol, flip chart; (2) Rencana pelajaran. Anda harus lebih fokus untuk persiapan ini. Termasuk di dalamnya perumusan tujuan pelajaran, pengaturan proses pelajaran, partisipasi yang diharapkan, alat bantu/media, dan penutupan micro teaching; (3) Presentasi. Anda dapat meminta pertolongan orang lain untuk mengatur kelas. Tersedia waktu 10 menit untuk presentasi. Jika ternyata melebih waktu yang tersedia, Anda tetap diizinkan menyelesaikan pelajaran Anda; (4) Orientasi. Tahapan ini fokus pada evaluasi yang dilakukan setelah presentasi. Anda dapat mengevaluasi keterampilan Anda, yang meliputi: penampilan, cara/metode, keantusiasan, kontak mata dengan siswa, penggunaan visual, partisipasi aktif kelas, hal-hal yang tidak diharapkan tetapi terjadi (lampu OHP padam, interupsi, dll), modulasi suara, intonasi yang bagus tidak datar. Secara tegas dapat disebutkan di sini, aspek-aspek yang perlu dievaluasi dalam pelaksanaan micro teaching adalah presentasi (volume dan kejelasan suara, kecepatan dan kejelasan ucapan, kontak mata ke kelas, semangat dan keantusiasan); the chalkboard (besar kecil tulisan dan kejelasan tulisan, pengorganisasian materi, penggunaan media pembelajaran, pengaturan waktu, posisi badan; isi (penguasaan materi, perencanaan topik, kesesuaian

104 Jurnal Pendidikan Penabur - No.04 / Th.IV / Juli 2005


Menyiapkan Guru yang Berkualitas dengan Pendekatan Micro Teaching

penjelasan dengan hal-hal yang telah dirumuskan secara detil, ketergantungan dengan catatan-catatan); dan interaksi kelas (respon terhadap pertanyaan, reaksi terhadap pertanyaan).

Manfaat Micro Teaching Secara Lebih Luas

Penerapan micro teaching tidak hanya terbatas pada tujuan mencari calon guru yang dapat mengajar dengan baik dan upaya mendorong (encourage) terhadap guru-guru untuk selalu meningkatkan performance-nya. Tetapi masih dapat digunakan dengan tujuan-tujuan lain. Pendekatan micro teaching dapat dimanfaatkan untuk mencari seorang guru menjadi model dalam mengajar. Guru yang dijadikan model memang sudah diakui keandalannya dalam mengajar. Namun demikian tidak harus semua bidang studi ada seorang model guru. Tentukan bidang studi yang dianggap harus ada guru model. Pendekatan ini juga dapat digunakan untuk mengajar tanpa kehadiran guru. Misalnya guru mengajar bidang studi x dengan pokok bahasan y, proses mengajarnya direkam. Jika suatu saat guru itu berhalangan, guru pengganti atau guru piket dapat memutar ulang rekaman itu. Siswa tinggal melihat dan mendengarkan. Materi pengajaran yang disampaikan dengan metode eksperimen, demonstrasi atau ceramah sangat cocok. Masih banyak manfaat lain dari kehadiran micro teaching, tergantung daya kreatif dari orang-orang atau unit yang mendapat tugas untuk mengelolanya.

Penutup

Pendekatan micro teaching ditujukan untuk pembentukan profesionalitas guru. Sasaran yang hendak dicapai adalah, guru/calon guru supaya memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap serta tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya serta cakap dan tepat menggunakannya dalam tugas dan perannya di sekolah. Dengan pendekatan micro teaching guru/

calon guru berlatih mengajar secara terbatas (isolated skill development), namun tetap mengajar yang sesungguhnya secara diawasi (supervised teaching), sebelum mengajar yang sesungguhnya secara penuh (fullresponsibility teaching). Pendekatan micro teaching memberi kesempatan seluas-luasnya bagi guru/calon guru untuk mengeksplorasi semua kelebihannya, memberi kesempatan untuk mengukur kemampuannya. Mereka dapat mengevaluasi diri dan mengetahi, sejauh mana kemampuan dan penampilannya.
Jurnal Pendidikan Penabur - No.04/ Th.IV/ Juli 2005 Menyiapkan Guru yang Berkualitas dengan Pendekatan Micro Teaching

105

Daftar Pustaka

Gordon, Thomas. (1990). Guru yang efektif. Penerjemah: Mudjito. Jakarta: Rajawali Phopam, James dalam Sinurat. (1981). Bagaimana mengajar dengan sistematis. Yogyakarta: Kanisius Harian Republika, 24 Desember 2004. http://filebox.vt.edu/users/cecraig/portweb/islamunit/microref.htm http://www.uns.ac.id/resources/ppl/ http://www.ussoccer.com/ Soetjipto (1994). Profesi keguruan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan www.pustekkom.go.id/teknodik/t10/10-6.htm - 50k

Anda mungkin juga menyukai