Disusun oleh:
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan rahmat-
Nya yang diberikan kepada penulis atas kesehatan, kekuatan dan kesempatan sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan laporan kualitatif. Penulisan laporan hasil ini adalah untuk
Kami tentu menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk proposal ini, supaya proposal ini nantinya dapat menjadi
proposal yang lebih baik lagi, kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada proposal ini
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khusunya kepada dosen
kami. Demikian, semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.
PENDAHULUAN
memiliki peran kunci dalam mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja.
Bagian integral dari kurikulum SMK adalah praktik kerja lapangan, yang
praktik kerja lapangan ini dapat berdampak signifikan pada kesiapan kerja siswa
setelah lulus.
Salah satu faktor yang memengaruhi kualitas praktik kerja lapangan di SMK
sekolah bekerja sama dengan perusahaan dan organisasi terkait untuk memberikan
pengalaman belajar yang lebih relevan dan mendalam kepada siswa.. Melalui
kemitraan industri telah menjadi sorotan dalam pendidikan karir, masih terdapat
keterampilan siswa dan mempersiapkan mereka untuk bekerja. Oleh karena itu,
Dalam konteks inilah penelitian ini relevan dan bermakna.. Dengan pemahaman
kurikulum dan praktik-praktik terbaik dalam SMK, serta mendukung upaya untuk
mempersiapkan siswa dengan lebih baik untuk sukses dalam dunia kerja.
ini termasuk menilai keterampilan yang dipelajari siswa selama magang, serta
mereka memasuki dunia kerja. Melalui penelitian ini, kita akan memahami
Berdasarkan konteks dan arah penelitian yang telah dijelaskan, maka rumusan
3. Apa saja jenis kemitraan industri yang ada di sekolah profesi dan apa saja
tersebut?
4. Sejauh mana keterampilan yang diperoleh siswa selama magang relevan dengan
tersebut.
4. Menilai relevansi keterampilan yang diperoleh siswa selama magang dengan
terbaik di SMK.
penelitian ini dapat membantu siswa SMK lebih siap memasuki dunia kerja.
Mereka akan memiliki keterampilan yang lebih relevan dan dapat memenuhi
Penelitian ini juga dapat memberikan wawasan berharga bagi industri yang
tersebut dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja dan bagaimana mereka dapat
bidang pendidikan vokasi dan kemitraan industri. Hasil penelitian ini akan
TINJAUAN PUSTAKA
keterampilan khusus kepada peserta didik. Oleh karena itu, sekolah kejuruan harus
mampu melatih tenaga kerja dengan kualifikasi menengah, siap dipekerjakan pada
bidang pekerjaan tertentu. Sekolah kejuruan adalah sekolah menengah atas yang
dunia kerja sesuai dengan tujuan dasar sekolah kejuruan. Untuk mempersiapkan
Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Menurut Bukit (2014), Pendidikan Sistem Ganda
merupakan dua komponen wajib yang bersumber dari program yang tidak
terpisahkan. Dalam model pendidikan sistem ganda, kedua belah pihak secara
adalah lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah menengah kejuruan dan
membuat dirinya siap bereaksi dengan cara tertentu untuk mendekati suatu situasi.
seringkali bahkan tidak ditangani oleh pelaku kekerasan. Jadi dapat dikatakan
kesiapan kerja adalah keadaan umum seseorang yang membuatnya siap bereaksi
keterampilan, dan sikap yang dimiliki dan diperoleh siswa melalui pengalaman
belajar di sekolah, di rumah, dan dalam praktek kerja industri, yang akan sangat
SMK dapat segera memasuki dunia kerja. Sedangkan jumlah siswa yang lulus SMK
Palebon Semarang pada tahun ajaran 2016/2017 hanya 53,33%. Kondisi ini
menunjukkan lulusan SMK Palebon Semarang belum siap memasuki dunia kerja.
Artinya sekolah belum mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini juga membantu
kita memahami bahwa persiapan kerja setiap siswa tidaklah sama meskipun setiap
siswa telah menyelesaikan penempatan industri.. Terkait dengan hal ini maka dapat
di ketahui bahwa ada penyimpangan antara apa yang telah di rencanakan oleh SMK
menciptakan lulusan yang mempunyai kesiapan kerja yang bagus dan sesuai dengan
permintaan dari dunia kerja ataupun dunia industri. Kesesuaian antara kompetensi
kerja maka praktik kerja industri dilakukan sesuai dengan bidang studinya, karena
Sejalan dengan pengertian diatas juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Fajriah dan Sudarma (2017) yang menyatakan bahwa pengalaman praktik kerja
industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesipan kerja siswa kelas XI
pengalaman kerja siswa dapat mengetahui job deskripsi pekerjaan didunia industri
sehingga hal tersebut dapat mendorong siswa untuk lebih mempersiapkan diri dan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja seseorang. Sejalan
dengan hal tersebut, Hamalik (2009) juga menyatakan bahwa motivasi merupakan
salah satu faktor yang membentuk kesiapan seseorang. Sehingga dapat dikatakan
bahwa motivasi kerja yang dimiliki siswa dapat membentuk kesiapan kerja dalam
soft skill, ketrampilan kerja, ketrampilan teknis, karir kejuruan, sistem penggajian,
batu dan beton, gambar bangunan, furnitur, flumbing, sanitasi, survey, pemetaan,
pembangkit tenaga listrik, distribusi dan transmisi tenaga listrik, instalasi listrik,
otomasi industri, teknik pendingin, pabrikasi logam, pengelasan, pemesinan,
bukan untuk satu generasi melainkan untuk anak cucu tanpa batas. Karenanya,
vokasionalisasi tidak boleh terjebak hanya pada orientasi pasar yang sempit.
tanpa batas waktu. Vokasionalisasi juga membawa visi misi membangun dan
menjaga jagat raya beserta seluruh isinya menjadi “hamemayu ayuning bhawana”.
Dunia yang sudah “ayu” atau baik diperbaiki kembali secara terus menerus agar
tambah baik. Vokasionalisasi tidak boleh terjebak pada kebutuhan sesaat yang
keamanan sementara, tetapi untuk tujuan yang lebih jauh yaitu bahagia dan damai
disebut juga pendidikan vokasi mengalami puncak popularitas sembilan puluh lima
tahun lalu pada saat Smith-Hughes pada tahun 1917 mendefinisikan “vocational
education was training of less than college grade to fit for useful employment”
waktu itu pendidikan vokasi fokus pada pelatihan-pelatihan pada jenjang pendidikan
menengah yang mestinya disesuaikan dengan kebutuhan jenis lapangan kerja dan
jenjang pekerjaan yang ada. Pada waktu itu pendidikan vokasi masih bersifat
sederhana dan dilaksanakan pada pendidikan menengah setingkat SMK dan SMP.
vokasi dalam kerangka penyiapan dan pengembangan sumber daya insani perlu
kembali baik bagi masyarakat pencari kerja maupun pekerja yang membutuhkan
pendidikan dan pelatihan vokasi dengan jenis atau macam pekerjaan yang
dibutuhkan oleh masyarakat menurut (Gill, Dar, & Fluitman, 2000; Boreham, N. and
Fischer, M.; 2009) sangat sulit karena kebutuhan pekerjaan berubah cepat dan tidak
dengan model pendekatan to fit akan efektif hanya jika lembaga-lembaga pendidikan
dan pelatihan vokasi betul-betul memiliki kerjasama yang baik dengan lembaga,
industri, atau dunia kerja pemakai lulusannya. Jika lembaga pendidikan kejuruan
pendidikan kejuruan atau vokasi itu menjadi sangat tidak efisien. Karena pendidikan
kejuruan dan vokasi dengan model pendekatan to fit menuntut adanya pelatihan-
pelatihan spesifik yang sarat dengan kebutuhan berbagai jenis peralatan dan bahan
fleksibel dan adaptif yaitu sebuah pendidikan dan pelatihan kejuruan/vokasi yang
mampu menyiapkan lulusan untuk bekerja (Pavlova, M., 2009). Pendidikan kejuruan
dan vokasi model to prepare lebih menekankan kemampuan lulusannya untuk bisa
bekerja diberbagai institusi atau lapangan kerja. Program pendidikan lebih diarahkan
untuk siap dilatih kembali untuk pekerjaan tertentu bukan siap kerja setelah lulus.
Lalu diantara to fit dan to prepare manakah yang lebih baik? Jawabannya secara
umum to prepare lebih baik dari to fit. Kondisi semacam sementara ini belum
disadari dengan baik oleh para perencana dan pengembang pendidikan kejuruan dan
kejuruan dengan pelatihan kejuruan yang sangat spesifik. Sementara itu banyak
memadai. Mencermati kondisi ini maka sangat perlu dilakukan pencerahan kepada
METODE PENELITIAN
Sesuai dengan masalah yang dibahas dan memperhatikan tujuan yang ingin
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif memiliki
proses lebih dipentingkan dari pada hasil. Analisis dalam penelitian kualitatif
cenderung dilakukan secara analisis induktif dan makna makna merupakan hal yang
esensial. (Lexy Moleong, 2006: 04). Objek dalam penelitian kualitatif adalah objek
yang alamiah, atau natural setting, sehingga penelitian ini sering disebut penelitian
naturalistic. Obyek yang alami adalah objek yang apa adanya, tidak dimanipulasi
oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki objek, setelah berada di
objek dan keluar dari objek relatif tidak berubah. Dalam penelitian kualitatif peneliti
menjadi instrumen. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah
orang atau Human instrument. Untuk menjadi instrumen peneliti harus memiliki
bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis,
memotret dan mengkontruksi objek yang diteliti menjadi jelas dan bermakana.
Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti
adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar
terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berasal dari sumber data primer dan
sumber data sekunder. Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh
secara langsung dari lapangan. Sumber data primer penelitian ini meliputi
sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung dari
berikut:
1. Observasi
2013: 220)
2. Wawancara interview
Menurut Moleong (2002: 103), analisis data adalah proses mengatur urutan data,
dengan demikian maka data-data yang lebih mudah dibaca dan disimpulkan.
Sedangkan menurut Taylor, (1975: 79), data adalah sebagai proses yang merinci
usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide)
seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema
pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih menitikberatkan
tujuan analisis data. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis data
Data berasal dari seluruh informasi yang diperoleh dari hasil wawancara serta
dokumen-dokumen melalui beberapa tahap. Setelah pengumpulan data, pencatatan
data, peneliti melakukan analisis interaksi yang terdiri dari reduksi data, penyajian
data dan verifikasi. Analisis dari penelitian ini berlangsung bersama dengan proses
Pengumpulan data Menggali informasi dan data dari berbagai sumber atau
kegiatan yang ada. 50 2. Reduksi data Dalam reduksi data, data yang diperoleh
disortir karena data dari hasil wawancara merupakan data yang memiliki sifat
sangat luas informasinya bahkan masih mentah (Lexy J. Moleong 2002: 114).
Dengan ini kita akan bisa memilih laporan hasil wawancara yang lebih penting,
jadi bila ada hasil laporan yang dirasa kurang penting bisa dibuang. Langkah
catatan-catatan mengenai berbagai hal berkaitan dengan data yang sedang diteliti
data.Pada tahap terakhir dari reduksi data adalah menyusun rancangan konsep-
konsep serta penjelasan- penjelasan berkenaan dengan tema, pola, atau kelompok
sajikan secara sistematis dapat dibentuk dalam sebuah laporan. Bentuk penyajian
laporan berupa diskriptif analitik dan logis yang mengarah pada kesimpulan.
Dalam tahap ini peneliti dituntut untuk melakukan penefsiran terhadap data dalam
dalam pikiran peneliti saat mengadakan pencatatan atau bisa berupa suatu tinjauan