C. Rudy Prihantoro1
Abstrak : Dalam upaya membekali siswa dengan kecakapan dan keterampilan di bidang otomotif
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, kepala sekolah harus mempunyai rencana strategis yang baik
berkaitan dengan proses belajar siswa, kinerja guru, materi bahan ajar, hubungan dengan dunia
usaha/industry. Dalam konteks itu, penelitian ini dilakukan. Dengan metoda survey deskriptif kualitatif
dan kuantitatf, hasil penelitian memperlihatkan bahwa kepemimpinan sekolah yang memiliki
kemampuan manajerial yang tinggi terbukti meningkatkan jalinan kerjasama dengan industry dan
keterserapan lulusan di dunia kerja.
Abstract : In an effort to equip students with skills and skills in accordance with the needs of the
automotive world of work, school principals must have a good strategic plan related to student learning,
teacher performance, materials of teaching materials, relationships with business / industry. In that
context, this research is conducted. With qualitative and descriptive survey method kuantitatf, research
results show that school leadership has a high managerial skills proved to increase cooperation with
industry and graduates in the world of work absorption.
Kata Kunci: Kepemimpinan kepala sekolah, PSG, industri, keterserapan tenaga kerja
457
1
C. Rudy Prihantoro adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Jakarta
Kemampuan Manajerial Kepala SMK……C Rudi P 458
situasi yang terjadi di sekolah sebagai tempat itu inisiatif sekolah sangat diperlukan dan
proses pembelajaran. Sehingga seorang kepala diutamakan. Disamping itu, motivasi berprestasi
sekolah harus mempunyai kemampuan manajerial siswa juga dituntut karena sekolah harus
yang baik untuk berupaya mengembangkan semua menyiapkan siswa yang memiliki kemampuan
potensi yang ada di sekolah dari unsur kurikulum, dasar otomotif, mau bekerja keras, disiplin, dididik
kinerja guru, kelengkapan sarana prasarana, dan dilatih di dunia usaha dan industri yang
pencapaian hasil belajar siswa untuk mencapai mempunyai beberapa perbedaan dengan kondisi di
mutu sekolah yang diinginkan. sekolah.
Budaya industri yang bercirikan disiplin
dan penuh dengan persaingan, merupakan masalah PERUMUSAN DAN PEMBATASAN
tersendiri terhadap kesiapan siswa. Guna mencapai MASALAH
SMK Jurusan Otomotif yang bermutu, maka Mengingat banyaknya faktor yang
sekolah harus membekali, memfasilitasi, dan berhubungan dengan kualitas lulusan SMK Jurusan
melatih siswanya dalam pelajaran teori maupun Otomotif, maka kajian ini hanya dibatasi pada
praktek khususnya bidang otomotif agar siswa keterkaitan kemampuan manajerial kepala SMK,
mempunyai bekal kemampuan yang memadai peran institusi pasangan, dan keterserapan siswa
ketika lulus. Pengalaman ini dapat diperoleh siswa yang sudah PSG dan sudah lulus di dunia kerja.
di sekolah maupun di dunia industri ketika siswa Berdasarkan uraian latar belakang, maka masalah
melaksanakan PSG di industri. kajian dirumuskan sebagai berikut:
Banyak faktor yang mempengaruhi 1. Bagaimana peran PT Toyota Astra Motor
berhasil atau tidaknya sekolah mengantarkan sebagai perusahaan otomotif terbesar di
siswanya menjadi lulusan yang bermutu sehingga Indonesia dalam mendukung program PSG;
dapat masuk ke dunia industri. Dengan meneliti 2. Sejauhmana tingkat kemampuan manajerial
seberapa banyak siswa yang diterima di dunia kepala sekolah SMK Jurusan Otomotif dalam
industri setelah lulus dari SMK tersebut, menjalin hubungan kerjasama dengan PT
selanjutnya akan dicoba menemukan hubungan Toyota Astra Motor;
antara kepemimpinan kepala sekolah dengan peran 3. Sejauhmana tingkat kemampuan manajerial
institusi pasangan dalam pendidikan sistem ganda kepala sekolah dalam mempersiapkan siswa
(PSG). Asumsi dasarnya, keberhasilan SMK SMK untuk bisa diterima PSG di PT Toyota
melaksanakan PSG, secara dominan ditentukan Astra Motor;
kehandalan manajemen sekolah yang 4. Bagaimana tingkat keterserapan siswa yang
bersangkutan. Sedangkan kehandalan manajemen sudah melaksanakan PSG selama satu tahun di
sekolah sangat dipengaruhi oleh kapasitas kepala PT Toyota Astra Motor pada pasar kerja
sekolahnya, karena itu masalah kekepala- industri.
sekolahan menjadi perhatian dalam pelaksanaan
PSG.
melaksanakan PSG; (6) motivasi berprestasi siswa; jenjang training untuk meningkatkan ketrampilan
(7) profesionalisme guru; (8) pernah atau tidaknya dan pengetahuan Toyota yang membantu proses
guru praktek mengikuti workshop atau pelatihan pekerjaan di lapangan. Fasilitas sekolah yang
otomotif; (9) kompetensi yang dimiliki guru mengikuti T-TEP diantaranya mendapat bantuan
bidang studi otomotif; (10) gaya kepemimpina alat peraga seperti Praktice car, engine simulator,
kepala sekolah; (11) hubungan kerjasama yang engine partia eassy, electricity master, caddy and
dibina antara sekolah dan industri; (12) lamanya tool shape, brake simulator, training manual.
waktu PSG siswa di industri; (13) kelengkapan Program T-TEP meliputi : PSG siswa selama 1
materi bahan ajar yang diberikan guru; (14) cara tahun, training untuk guru dengan tingkatan Basic
guru mengajar; (15) kesesuaian materi bahan ajar Automotive, Advanced Automotive , New
dengan kondisi di industri; (16) tempat siswa Mecanism. Untuk memperluas jangkauan
melakukan PSG; (17) upaya sekolah untuk kerjasama TAM dengan SMK , TAM menjalankan
melengkapi sarana praktek; (18) upaya sekolah program Sub T-TEP, dimana perbedaan dengan T-
mencarikan tempat PSG siswa; (19) upaya sekolah TEP adalah tidak adanya bantuan alat peraga.
memberikan bahan ajar yang ada relevansinya Dealer Toyota yang terdekat dengan SMK
dengan industri; (20) upaya sekolah mencarikan yang bersangkutan atau dealer tempat PSG dari
bahan ajar yang ada relevansinya dengan industri; SMK yang siswanya dinilai baik dalam
pelaksanaan PSG, mengadakan survey ke sekolah
HASIL DAN PEMBAHASAN bersangkutan apakah memiliki sarana prasarana
1. Peran PT Toyota Astra Motor sebagai yang sesuai dengan standar minimal alat praktek
perusahaan otomotif terbesar di Indonesia otomotif. Dealer mengajukan agar sekolah tersebut
dalam mendukung program PSG; diikutsertakan dalam program T-TEP di TAM.
Persyaratan bagi yang akan mengikuti T-TEP
Hasil kajian memperlihatkan bahwa TAM, maka pihak TAM bersama dealer
sebagai principal industry otomotif dari Jepang, mengadakan survai ke SMK bersangkutan untuk
PT. Toyota Astra Motor memiliki andil dan melihat kelangkapan sarana prasarana praktek di
kontribusi cukup besar dalam pengembangan mutu sekolah tersebut. Siswa yang akan mengikuti
SMK otomotif, khususnya melalui penyediaan program PSG/T-TEP mengikuti test kemampuan
kesempatan magang dan pendidikan system ganda. akademik. Setelah siswa lulus maka siswa
Sekaitan dengan itu, telah diintrodusir dan mengikuti pelatihan T-TEP selama satu tahun.
diimplementasikan Toyota Technical Education Pada akhir tahun siswa diuji kembali baik teori
Program (T-TEP), yang merupakan program kerja maupun praktek, untuk mendapatkan sertifikat
sama antara TMC ( Toyota Motor Coorporation ), kompetensi jurusan otomotif. Bagi siswa lulusan
TAM (Toyota Astra Motor) dan dealer. T-TEP akan diprioritaskan jika ada perekrutan
T-TEP, merupakan upaya transfer tenaga keraja dari dealer Toyota, karena dianggap
teknologi ke institusi pendidikan teknik dan sudah memenuhi kualifikasi bidang otomotif.
menghasilkan lulusan yang siap pakai di dunia Tes bagi yang akan mengikuti T-TEP
industri khususnya otomotif serta sebagai wujud menggunakan buku Team 21 Toyota Technician
konstribusi Toyota di masyarakat. Sebagai imbal dan Team 21 Pro Technician yang merupakan
baliknya, ketika bisnis purna jual Toyota manual hand book. Untuk pelaksanaan T-TEP,
meningkat dan membutuhkan manpower baru siswa dibekali dengan training untuk
untuk dealer resmi. Toyota dapat memperoleh meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
sumber teknisi baru yang berkualitas dan siap Toyota yang membantu proses pekerjaan di
pakai. lapangan.
TAM di Indonesia telah menetapkan T-
TEP di 5 sekolah yaitu SMKN 26 Jakarta, BPPK I 2. Tingkat kemampuan manajerial kepala
Pulo Gadung, SMKN 6 Bandung, SMKN 5 sekolah SMK Jurusan Otomotif dalam
Surabaya, SMKN 2 Depok Jogyakarta. menjalin hubungan kerjasama dengan PT
Tujuan Utama institusi T-TEP adalah Toyota Astra Motor dan dalam
sebagai sumber perekrutan generasi muda yang mempersiapkan siswa SMK untuk bisa
berbakat untuk masuk kedalam jaringan Toyota diterima PSG di PT Toyota Astra Motor;
dengan cara mendukung institusi pendidikan
teknik diseluruh dunis yang diikuti dengan adanya Proses terjalinnya kemitraan antara Toyota
training dan program pengakuan atas ketrampilan Astra dengan SMK untuk melaksanakan T-TEP,
dan kesetiaan yang tinggi. sesungguhnya mengikuti prosedur yang sudah
Lulusan T-TEP setelah masuk kedalam disusun oleh pihak Toyota. Dealer Toyota
jaringan Toyota Service dibekali dengan berbagai mengadakan survey ke sekolah untuk menelaah
INVOTEC, Volume VI No. 16, Februari 2010: 457 – 462 461
REKOMENDASI