Anda di halaman 1dari 6

KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SMK PROGRAM KEAHLIAN

OTOMOTIF DAN KETERSERAPAN LULUSAN DI DUNIA KERJA

C. Rudy Prihantoro1

Abstrak : Dalam upaya membekali siswa dengan kecakapan dan keterampilan di bidang otomotif
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, kepala sekolah harus mempunyai rencana strategis yang baik
berkaitan dengan proses belajar siswa, kinerja guru, materi bahan ajar, hubungan dengan dunia
usaha/industry. Dalam konteks itu, penelitian ini dilakukan. Dengan metoda survey deskriptif kualitatif
dan kuantitatf, hasil penelitian memperlihatkan bahwa kepemimpinan sekolah yang memiliki
kemampuan manajerial yang tinggi terbukti meningkatkan jalinan kerjasama dengan industry dan
keterserapan lulusan di dunia kerja.

Abstract : In an effort to equip students with skills and skills in accordance with the needs of the
automotive world of work, school principals must have a good strategic plan related to student learning,
teacher performance, materials of teaching materials, relationships with business / industry. In that
context, this research is conducted. With qualitative and descriptive survey method kuantitatf, research
results show that school leadership has a high managerial skills proved to increase cooperation with
industry and graduates in the world of work absorption.

Kata Kunci: Kepemimpinan kepala sekolah, PSG, industri, keterserapan tenaga kerja

PENDAHULUAN menyepakati tolok ukur berfikir, bagaimana


Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mencapai peningkatan mutu lulusan SMK
sedang menjadi perhatian pemerintah pada lima tersebut?
tahun terakhir ini. Perhatian ini paling tidak Sesungguhnya ada banyak aspek yang
didorong oleh dua hal. Pertama, ada asumsi bahwa mempengaruhi mutu dalam pendidikan, misalnya
lulusan SMK lebih dianggap produktif dan sarana gedung yang memadai, guru yang
memiliki keterampilan lebih untuk masuk di dunia profesional, nilai moral yang tinggi, hasil ujian
kerja di bandingkan dengan sekolah umum. Kedua, yang memuaskan, dorongan orang tua, sumber
kenaikan proporsi anggaran pendidikan yang daya yang mencukupi, aplikasi teknologi mutakhir,
mencapai 20% dari APBN dan APBN, telah kepemimpinan yang baik dan efektif, perhatian
memberi daya dukung pembiayaan yang kuat bagi terhadap pelajar dan anak didik, kurikulum yang
pengembangan SMK. memadai, hubungan sekolah dengan dunia usaha
Lulusan SMK diharapkan dapat langsung dan industri atau kombinasi dari faktor-faktor
bekerja di dunia industri. Untuk itu perlu diadakan tersebut.
penyesuaian kurikulum dan isi pendidikan serta Pembelajaran perlu dipersiapkan agar siswa
penataan kelembagaan pendidikan kejuruan yang mempunyai kompetensi yang diakui oleh dunia
merupakan pembekalan untuk bekal hidup dalam usaha dan industri, mempunyai profesionalisme,
masyarakat. Kualitas pendidikan perlu disesuaikan beretos kerja dan daya saing yang tinggi. Proses
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pembentukan kompetensi yang diharapkan sangat
serta tuntutan perkembangan pembangunan. Perlu dipengaruhi oleh fator-faktor diantaranya (1)
dikembangkan kerjasama antara dunia pendidikan kepemimpin kepala sekolah yang efektif, (2) siswa
dan dunia usaha dalam rangka pendidikan dan yang siap belajar keras, (3) guru yang sesuai
pelatihan untuk memenuhi tenaga kerja yang cakap dibidang keilmuannya, (4) Isi (content)
dan terampil bagi pembangunan sehingga tercipta pembelajaran, (5) peralatan dan bahan penunjang,
keterpaduan. (6) Kerjasama sekolah dengan industri.
Permasalahan yang dihadapi SMK pada saat Seorang kepala sekolah memiliki peranan
ini adalah belum sepenuhnya diakuinya lulusan yang penting, dan menentukan bentuk dan kualitas
SMK untuk siap bekerja di industri. Terbukti dari keberhasilan lembaganya. Seorang kepala sekolah
kelulusan tahun 2007 dan tahun 2008 angka yang efektif dalam kepemimpinannya, mampu
prosentase lulusan yang diterima kerja di industri menumbuhkembangkan dan memberdayakan
masih di bawah 60 %. Upaya untuk meningkatkan sumberdaya dan fasilitas yang ada untuk mencapai
mutu lulusan SMK perlu dimulai dengan tujuan sekolah. Kepala SMK harus memahami

457
1
C. Rudy Prihantoro adalah Dosen Jurusan Teknik Mesin FT Universitas Negeri Jakarta
Kemampuan Manajerial Kepala SMK……C Rudi P 458

situasi yang terjadi di sekolah sebagai tempat itu inisiatif sekolah sangat diperlukan dan
proses pembelajaran. Sehingga seorang kepala diutamakan. Disamping itu, motivasi berprestasi
sekolah harus mempunyai kemampuan manajerial siswa juga dituntut karena sekolah harus
yang baik untuk berupaya mengembangkan semua menyiapkan siswa yang memiliki kemampuan
potensi yang ada di sekolah dari unsur kurikulum, dasar otomotif, mau bekerja keras, disiplin, dididik
kinerja guru, kelengkapan sarana prasarana, dan dilatih di dunia usaha dan industri yang
pencapaian hasil belajar siswa untuk mencapai mempunyai beberapa perbedaan dengan kondisi di
mutu sekolah yang diinginkan. sekolah.
Budaya industri yang bercirikan disiplin
dan penuh dengan persaingan, merupakan masalah PERUMUSAN DAN PEMBATASAN
tersendiri terhadap kesiapan siswa. Guna mencapai MASALAH
SMK Jurusan Otomotif yang bermutu, maka Mengingat banyaknya faktor yang
sekolah harus membekali, memfasilitasi, dan berhubungan dengan kualitas lulusan SMK Jurusan
melatih siswanya dalam pelajaran teori maupun Otomotif, maka kajian ini hanya dibatasi pada
praktek khususnya bidang otomotif agar siswa keterkaitan kemampuan manajerial kepala SMK,
mempunyai bekal kemampuan yang memadai peran institusi pasangan, dan keterserapan siswa
ketika lulus. Pengalaman ini dapat diperoleh siswa yang sudah PSG dan sudah lulus di dunia kerja.
di sekolah maupun di dunia industri ketika siswa Berdasarkan uraian latar belakang, maka masalah
melaksanakan PSG di industri. kajian dirumuskan sebagai berikut:
Banyak faktor yang mempengaruhi 1. Bagaimana peran PT Toyota Astra Motor
berhasil atau tidaknya sekolah mengantarkan sebagai perusahaan otomotif terbesar di
siswanya menjadi lulusan yang bermutu sehingga Indonesia dalam mendukung program PSG;
dapat masuk ke dunia industri. Dengan meneliti 2. Sejauhmana tingkat kemampuan manajerial
seberapa banyak siswa yang diterima di dunia kepala sekolah SMK Jurusan Otomotif dalam
industri setelah lulus dari SMK tersebut, menjalin hubungan kerjasama dengan PT
selanjutnya akan dicoba menemukan hubungan Toyota Astra Motor;
antara kepemimpinan kepala sekolah dengan peran 3. Sejauhmana tingkat kemampuan manajerial
institusi pasangan dalam pendidikan sistem ganda kepala sekolah dalam mempersiapkan siswa
(PSG). Asumsi dasarnya, keberhasilan SMK SMK untuk bisa diterima PSG di PT Toyota
melaksanakan PSG, secara dominan ditentukan Astra Motor;
kehandalan manajemen sekolah yang 4. Bagaimana tingkat keterserapan siswa yang
bersangkutan. Sedangkan kehandalan manajemen sudah melaksanakan PSG selama satu tahun di
sekolah sangat dipengaruhi oleh kapasitas kepala PT Toyota Astra Motor pada pasar kerja
sekolahnya, karena itu masalah kekepala- industri.
sekolahan menjadi perhatian dalam pelaksanaan
PSG.

IDENTIFIKASI MASALAH. MANFAAT


Lulusan SMK Jurusan Otomotif yang Secara praktis kajian ini diharapkan dapat
bermutu dan dapat diserap oleh pasar kerja, adalah bermanfaat dalam hal:
lulusan yang memiliki kompetensi yang diakui 1. Bagi Kepala SMK spektrum teknologi, hasil
oleh dunia usaha/industri bertaraf nasional dan kajian akan menjadi bahan masukan untuk
internasional, mempunyai profesionalisme, etos meningkatkan mutu lulusan, dengan
kerja dan daya saing yang tinggi. Banyak faktor mengadakan kerjasama dengan dunia industri
yang mempengaruhi mutu lulusan, salah satunya dengan harapan membekali siswa dengan
adalah pengalaman PSG siswa untuk menimba kemampuan keterampilan dan pengetahuan
ilmu dan pengalaman dari trend dunia otomotif teknologi mutahir sehingga siswa mudah
terkini. diterima bekerja di industri setelah lulus dari
Kemungkinan terlaksananya PSG di SMK sekolah;
sangat bergantung kepada kesediaan dunia usaha 2. Bagi Guru bidang studi kejuruan, khususnya
dan industri menjadi pasangan SMK untuk otomotif, sebagai masukan untuk memperkaya
bekerjasama melaksanakan program tersebut. Ada khasanah ilmu pengetahuan, serta
atau tidaknya kesediaan dunia usaha dan industri menyesuaikan materi pembelajaran dengan
untuk menjadi institusi pasangan, sangat kondisi teknologi mutahir;
ditentukan oleh kemampuan manajemen sekolah 3. Bagi Siswa, menjadi dorongan untuk
dalam mendekati dan meyakinkan atau menjual menggunakan waktu belajar sebaik mungkin,
programnya ke dunia usaha dan industri. Karena memperkaya diri dengan pengetahuan yang
INVOTEC, Volume VI No. 16, Februari 2010: 457 – 462 459

diajarkan di sekolah dan menambah pengembangan keahlian (skill development


pengalaman ketika melaksanakan PSG di centers) melalui jalur 3 tersebut, diharapkan
industri; industri dan perusahaan terdorong untuk
4. Bagi Pengelola Sekolah, menjadi masukan membangun training center. Dalam hal ini
agar lebih inovatif dalam upaya meningkatkan pertanyaan difokuskan pada jalur 3 dimana
mutu pendidikan dengan mengadakan kerja PT.Toyota Astra Motor sebagai industri
sama dengan dunia industri. otomotif terbesar di Indonesia, mempunyai
kontribusi yang cukup di bidang pendidikan
TUJUAN khususnya SMK Jurusan Otomotif. Pertanyaan
Tujuan yang ingin dicapai dalam kajian ini berkisar tentang :
adalah untuk mengetahui: (1) Peran PT Toyota a. Program yang dilaksanakan oleh PT
Astra Motor sebagai perusahaan otomotif terbesar Toyota Astra Motor dalam rangka
di Indonesia dalam mendukung program PSG; (2) membantu bidang pendidikan untuk
Tingkat kemampuan manajerial kepala sekolah menghasilkan lulusan yang memiliki
SMK Jurusan Otomotif dalam menjalin hubungan kompetensi sesuai dengan dunia
kerjasama dengan PT Toyota Astra Motor; (2) usaha/industri khususnya bidang otomotif.
Tingkat kemampuan manajerial kepala sekolah b. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk
dalam mempersiapkan siswa SMK untuk bisa menjalin kerjasama dengan PT. Toyota
diterima PSG di PT Toyota Astra Motor; (4) Astra Motor untuk siswa PSG.
Keterserapan siswa yang sudah melaksanakan c. Program pelatihan guru otomotif .
PSG selama satu tahun di PT Toyota Astra Motor d. Materi yang diberikan untuk siswa PSG,
pada pasar kerja industri. waktu pelaksanaan.

OBYEK DAN METODE KAJIAN LANDASAN TEORI


Kajian ini menggunakan obyek di PT Banyak hal yang bisa dilakukan oleh
Toyota Astra Motor, Technical Service Division, kepala sekolah dengan kepemimpinannya yang
Training Departement. Jln Gaya Motor Selatan 5, efektif untuk meningkatkan mutu lulusan sekolah.
Sunter II Jakarta Utara. Kajian ini menggunakan Diantaranya melalui upaya menjalin kerjasama
pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan dengan dunia industri, mengirim guru bidang studi
menggunakan metode survey dengan teknik otomotif untuk mengikuti workshop, pelatihan,
deskriptif. Data bersifat primer karena langsung mengirim siswa magang di dunia industri,
diterima dari sumber aslinya. Data diperoleh dari melengkapi kebutuhan alat praktek agar sesuai
hasil wawancara, catatan lapangan. dengan kebutuhan dunia industri dan kemajuan
Instrumen pengumpulan data yang teknologi mutakhir.
digunakan adalah kuesioner dalam bentuk Kepala sekolah harus melaksanakan
wawancara. Pertanyaan berkisar pada tugasnya secara efektif, berdasarkan prinsip
implementasi pengembangan PSG yang melalui 3 kepemimpinan yang harus dipahami dan
jalur : dilaksanakan diantaranya:
1. Jalur 1 ( optimalisasi peningkatan mutu). (1) konstruktif artinya kepala sekolah harus
Upaya pemasyarakatan PSG pada semua SMK mendorong dan membina, membimbing
dengan mengoptimalkan kondisi dan sumber mengarahkan, menggerakkan guru, staf, siswa,
daya yang tersedia. Dari model konvensional orang tua, semua pihak yang terkait untuk
yang berbentuk school based program menuju mencapai tujuan sekolah; (2) kreatif artinya
ke model school industrial based program, mencari gagasan dan cara baru dalam
dengan perencanaan dan pelaksanaan program melaksanakan tugasnya. Kepala sekolah sebagai
pendidikan merupakan hasil rancangan dan seorang manajer harus mampu menghasilkan
kesepakatan bersama antara SMK dengan lulusan yang bermutu untuk kepuasan pelanggan
industri/dunia usaha. Perubahan ini diharapkan dalam hal ini siswa, orang tua dunia industri,
berpengaruh langsung terhadap peningkatan dengan menciptakan proses pembelajaran yang
mutu tamatan baik, sehingga ada kesesuaian antara ketrampilan
2. Jalur 2 : Pengembangan sistem terstandar. yang dipelajari dan dimiliki siswa dengan
Program ini mengembangkan model PSG kebutuhan di dunia industri.
terstandar (standard system development) Faktor-faktor yang berhubungan dengan
melalui uji coba pada beberapa SMK secara mutu lulusan SMK Jurusan Otomotif antara lain
terbatas. terkait dengan variabel-variabel yang berkaitan
3. Jalur 3 Pengembangan pusat keahlian dengan (1) motivasi belajar siswa; (2) kedisiplinan
kejuruan. Pelaksanaan PSG pada Pusat siswa; (3) kinerja guru; (5) tempat siswa
Kemampuan Manajerial Kepala SMK……C Rudi P 460

melaksanakan PSG; (6) motivasi berprestasi siswa; jenjang training untuk meningkatkan ketrampilan
(7) profesionalisme guru; (8) pernah atau tidaknya dan pengetahuan Toyota yang membantu proses
guru praktek mengikuti workshop atau pelatihan pekerjaan di lapangan. Fasilitas sekolah yang
otomotif; (9) kompetensi yang dimiliki guru mengikuti T-TEP diantaranya mendapat bantuan
bidang studi otomotif; (10) gaya kepemimpina alat peraga seperti Praktice car, engine simulator,
kepala sekolah; (11) hubungan kerjasama yang engine partia eassy, electricity master, caddy and
dibina antara sekolah dan industri; (12) lamanya tool shape, brake simulator, training manual.
waktu PSG siswa di industri; (13) kelengkapan Program T-TEP meliputi : PSG siswa selama 1
materi bahan ajar yang diberikan guru; (14) cara tahun, training untuk guru dengan tingkatan Basic
guru mengajar; (15) kesesuaian materi bahan ajar Automotive, Advanced Automotive , New
dengan kondisi di industri; (16) tempat siswa Mecanism. Untuk memperluas jangkauan
melakukan PSG; (17) upaya sekolah untuk kerjasama TAM dengan SMK , TAM menjalankan
melengkapi sarana praktek; (18) upaya sekolah program Sub T-TEP, dimana perbedaan dengan T-
mencarikan tempat PSG siswa; (19) upaya sekolah TEP adalah tidak adanya bantuan alat peraga.
memberikan bahan ajar yang ada relevansinya Dealer Toyota yang terdekat dengan SMK
dengan industri; (20) upaya sekolah mencarikan yang bersangkutan atau dealer tempat PSG dari
bahan ajar yang ada relevansinya dengan industri; SMK yang siswanya dinilai baik dalam
pelaksanaan PSG, mengadakan survey ke sekolah
HASIL DAN PEMBAHASAN bersangkutan apakah memiliki sarana prasarana
1. Peran PT Toyota Astra Motor sebagai yang sesuai dengan standar minimal alat praktek
perusahaan otomotif terbesar di Indonesia otomotif. Dealer mengajukan agar sekolah tersebut
dalam mendukung program PSG; diikutsertakan dalam program T-TEP di TAM.
Persyaratan bagi yang akan mengikuti T-TEP
Hasil kajian memperlihatkan bahwa TAM, maka pihak TAM bersama dealer
sebagai principal industry otomotif dari Jepang, mengadakan survai ke SMK bersangkutan untuk
PT. Toyota Astra Motor memiliki andil dan melihat kelangkapan sarana prasarana praktek di
kontribusi cukup besar dalam pengembangan mutu sekolah tersebut. Siswa yang akan mengikuti
SMK otomotif, khususnya melalui penyediaan program PSG/T-TEP mengikuti test kemampuan
kesempatan magang dan pendidikan system ganda. akademik. Setelah siswa lulus maka siswa
Sekaitan dengan itu, telah diintrodusir dan mengikuti pelatihan T-TEP selama satu tahun.
diimplementasikan Toyota Technical Education Pada akhir tahun siswa diuji kembali baik teori
Program (T-TEP), yang merupakan program kerja maupun praktek, untuk mendapatkan sertifikat
sama antara TMC ( Toyota Motor Coorporation ), kompetensi jurusan otomotif. Bagi siswa lulusan
TAM (Toyota Astra Motor) dan dealer. T-TEP akan diprioritaskan jika ada perekrutan
T-TEP, merupakan upaya transfer tenaga keraja dari dealer Toyota, karena dianggap
teknologi ke institusi pendidikan teknik dan sudah memenuhi kualifikasi bidang otomotif.
menghasilkan lulusan yang siap pakai di dunia Tes bagi yang akan mengikuti T-TEP
industri khususnya otomotif serta sebagai wujud menggunakan buku Team 21 Toyota Technician
konstribusi Toyota di masyarakat. Sebagai imbal dan Team 21 Pro Technician yang merupakan
baliknya, ketika bisnis purna jual Toyota manual hand book. Untuk pelaksanaan T-TEP,
meningkat dan membutuhkan manpower baru siswa dibekali dengan training untuk
untuk dealer resmi. Toyota dapat memperoleh meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
sumber teknisi baru yang berkualitas dan siap Toyota yang membantu proses pekerjaan di
pakai. lapangan.
TAM di Indonesia telah menetapkan T-
TEP di 5 sekolah yaitu SMKN 26 Jakarta, BPPK I 2. Tingkat kemampuan manajerial kepala
Pulo Gadung, SMKN 6 Bandung, SMKN 5 sekolah SMK Jurusan Otomotif dalam
Surabaya, SMKN 2 Depok Jogyakarta. menjalin hubungan kerjasama dengan PT
Tujuan Utama institusi T-TEP adalah Toyota Astra Motor dan dalam
sebagai sumber perekrutan generasi muda yang mempersiapkan siswa SMK untuk bisa
berbakat untuk masuk kedalam jaringan Toyota diterima PSG di PT Toyota Astra Motor;
dengan cara mendukung institusi pendidikan
teknik diseluruh dunis yang diikuti dengan adanya Proses terjalinnya kemitraan antara Toyota
training dan program pengakuan atas ketrampilan Astra dengan SMK untuk melaksanakan T-TEP,
dan kesetiaan yang tinggi. sesungguhnya mengikuti prosedur yang sudah
Lulusan T-TEP setelah masuk kedalam disusun oleh pihak Toyota. Dealer Toyota
jaringan Toyota Service dibekali dengan berbagai mengadakan survey ke sekolah untuk menelaah
INVOTEC, Volume VI No. 16, Februari 2010: 457 – 462 461

apakah sekolah memiliki sarana prasarana yang


sesuai dengan standar minimal alat praktek
otomotif. Dealer mengajukan agar sekolah tersebut
diikutsertakan dalam program T-TEP di TAM.
Siswa yang akan mengikuti program PSG/T-TEP
mengikuti test kemampuan akademik. Setelah
siswa lulus maka siswa mengikuti pelatihan T-TEP Merujuk pada data tersebut, dapat
selama satu tahun. Pada akhir tahun siswa diuji disimpulkan bahwa meskipun sedikit terjadi
kembali baik teori maupun praktek, untuk peningkatan keterserapan lulusan program T-TEP
mendapatkan sertifikat kompetensi jurusan di industry pada tahun 2008 dibandingkan tahun
otomotif. 2007. Secara keseluruhan, lulusan T-TEP terserap
Demikianlah secara garis besar 38,24% pada tahun 2007 dan meningkat menjadi
digambarkan proses jalinan kerjasama PSG itu 39.81% pada tahun 2008. Yang bekerja di Toyota
berlangsung. Namun demikian, hasil kajian sendiri sebasar 16,84% pada tahun 2007 dan
memperlihatkan bahwa, sekolah-sekolah yang meningkat menjadi 18,85 pada tahun 2008.
terpilih untuk menjalankan T-TEP tidak semata-
mata karena memiliki fasilitas yang baik dan hasil KESIMPULAN
tes siswa, tetapi juga karena kepala sekolah
memiliki kepemimpinan baik dalam 1. Sebagai principal industry otomotif dari
menyelenggarakan manajemen sekolahnya. Jepang, PT. Toyota Astra Motor memiliki
Kepemimpinan sekolah yang memiliki andil dan kontribusi cukup besar dalam
kemampuan manajerial yang tinggi terbukti pengembangan mutu SMK otomotif,
meningkatkan jalinan kerjasama dengan industry khususnya melalui penyediaan kesempatan
dan keterserapan lulusan di dunia kerja. Hal ini magang dan pendidikan system ganda.
terjadi karena kemepimpinan kepala sekolah 2. Kepemimpinan sekolah yang memiliki
berdampak positif dalam mendorong peningkatan kemampuan manajerial yang tinggi terbukti
kinerja, proses pembelajaran, motivasi siswa, dan meningkatkan jalinan kerjasama dengan
sarana prasarana guna menghasilkan mutu lulusan industry dan keterserapan lulusan di dunia
yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. kerja. Hal ini terjadi karena kemepimpinan
kepala sekolah berdampak positif dalam
3. Keterserapan siswa yang sudah melaksanakan mendorong peningkatan kinerja, proses
PSG selama satu tahun di PT Toyota Astra Motor pembelajaran, motivasi siswa, dan sarana
pada pasar kerja industri. prasarana guna menghasilkan mutu lulusan
yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
3. Meskipun sedikit dan tidak terlalu signifikan,
terjadi peningkatan keterserapan lulusan
Lulusan T-TEP seluruh Indonesia sekitar : program T-TEP di industry pada tahun 2008
dibandingkan tahun 2007. Secara keseluruhan,
lulusan T-TEP terserap 38,24% pada tahun
2007 dan meningkat menjadi 39.81% pada
tahun 2008.

REKOMENDASI

1. Upaya membekali siswa dengan kecakapan dan


keterampilan yang cukup dibidang otomotif,
sekolah dengan pengedalian pengelolaan oleh
kepala sekolah harus mempunyai rencana
strategis yang baik karena berkaitan dengan
proses belajar siswa, kinerja guru, materi bahan
ajar, hubungan dengan dunia usaha/industry
2. Bagi yang megikuti program T-TEP dan Sub T-
TEP di TAM, maka siswa harus dibekali
Jumlah seluruh SMK yang termasuk dalam dengan materi bahan ajar otomotif yang
program T-TEP dan Sub T-TEP : terdapat dalam buku TEAM21 Toyota
Kemampuan Manajerial Kepala SMK……C Rudi P 462

Technicion dan TEAM21 Pro Technicion, dan DAFTAR PUSTAKA


diberikan pada siswa Jurusan Otomotif di
semester 2. Hal ini berbeda dengan aktivitas Departement Pendidikan Nasional, Direktorat
pembelajaran SMK yang pada umumnya Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
teragendakan pada kurikulum, karena pada Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
semester 2 siswa belum mempelajari materi 2000. Panduan Manajemen Sekolah. Jakarta:
yang ada di buku TEAM21 Toyota Technicion Proyek Pendidikan Menengah Umum.
dan TEAM21 Pro Technicion. Tetapi berkenaan Hardjosoedarmo, Soewarso. 2004. Total Quality
dengan materi tes untuk mengikuti T-TEP atau Management. Jogjakarta: Andi.
Sub T-TEP maka materi ini perlu diberikan. Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional. 1997.
3. Guru yang kompeten dibutuhkan untuk Konsep Pendidikan Sistem Ganda Pada
menyampaikan materi tersebut, di samping Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia.
tambahan waktu jam belajar. Penjadwalan Jakarta: National Council For Vocational
tambahan ini, memerlukan pemikiran dalam Education.
berbagai aspek yang menjadi tanggung jawab Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Strategik Dalam
seorang Kepala sekolah yang memilikai Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:
kemampuan manajerial yang tinggi untuk Alfabeta.
mengelola semua kegiatan tersebut. Sallis, Edward. 2008. Total Quality Management
4. Kepala sekolah harus menyesuaikan sarana In Education. Jogjakarta: IRCiSoD.
prasarana praktek yang sesuai dengan kondisi di Sudarman, Danim dan Suparno. 2009. Manajemen
dunia usaha/ industri, menyiapkan tenaga dan Kepemimpinan Transformasional Ke
pengajar yang kompeten dengan bidang praktek kepala Sekolahan. Jakarta: Rineka Cipta.
otomotif dan menguasai teknologi otomotif Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan
terkini. Oleh karena itu, Kepala sekolah harus Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
memiliki jaringan komunikasi yang luas dengan Bandung : Alfabeta.
dunia usaha/ industri untuk mendapatkan
informasi dan fasilitas yang dapat digunakan
oleh sekolahnya untuk tujuan praktek para
siswanya.

Anda mungkin juga menyukai