Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN

Penyelarasan Kejuruan
Dalam Rangka bantuan SMK Tefa, SMK Rujukan, dan
Penyelarasan Program Kejuruan (Dual System) 4 Tahun
TAHUN 2019

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Tahun 2019
PENGANTAR
Sebagai upaya menghadapi tantangan dan dinamika perubahan kebutuhan ketenaga
kerjaan Dunia Industri dan Dunia Usaha (DUDI) di masa depan, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK) telah menyiapkan program Pengembangan
Pembelajaran Rujukan pada SMK.
Program pengembangan pembelajaran rujukan merupakan kegiatan penguatan,
pembenahan dan peningkatan kualitas semua komponen/sumberdaya sekolah secara
strategis sehingga secara keseluruhan/total, komponen tersebut akan benar-benar mencapai
tingkatan standar pendidikan SMK yang telah ditentukan dan akan menjadi acuan/rujukan
sekolah lain. Mengingat sifat dan maksud program tersebut, maka salah satu kriteria
penetapan sekolah yang akan mengembangkan pembelajaran rujukan ini adalah pengelola
sekolah yang mempunyai kinerja, sumberdaya dan fasilitas yang relatif sudah baik dan
punya motivasi kuat untuk memajukan sekolahnya.
Kegiatan pengembangan pembelajaran rujukan diawali dengan kegiatan penyelarasan
kejuruan. Penyelarasan kejuruan merupakan penyesuaian, pengaturan, koordinasi,
penyerasian dan harmonisasi antara kompetensi yang ada di standar isi dengan kompetensi
yang di perlukan untuk mengerjakan tugas pada jabatan tertentu di dunia kerja.
Panduan ini disusun sebagai rambu-rambu untuk diimplementasikan oleh SMK penerima
bantuan yang memuat materi penyelarasan kurikulum dan bagaimana mengintegrasikannya
kedalam sistem persekolahan di SMK. Kegiatan penyelarasan kejuruan dilakukan di sekolah
yang bersangkutan atau tempat lain yang disepakati. SMK yang akan dijadikan sekolah
rujukkan agar menyiapkan semua bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
penyelarasan kejuruan.

Jakarta, 2019
Direktur
Pendidikan Menengah Kejuruan
DR. M. BAKRUN, MM
NIP.
Bab I. Pendahuluan
A. Kata Pengantar
Pendidikan kejuruan di Indonesia diharapkan dapat menghasilkan tenaga kerja yang siap
untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja di era globalisasi. Tenaga kerja yang diharapkan
adalah tenaga kerja yang memiliki kepemimpinan yang tinggi, disiplin, profesional, handal di
bidangnya dan produktif. Sedangkan kebutuhan tenaga kerja di Dunia Usaha dan Dunia
Industri (DU/DI) belum dapat sepenuhnya disediakan oleh dunia pendidikan. Banyak lulusan
dari lembaga pendidikan formal/non formal belum memiliki kompetensi yang sesuai dengan
kriteria dan persyaratan kompetensi yang diinginkan DU/DI.
Hal ini merupakan tantangan tersendiri untuk membangun sistem pendidikan yang tepat
agar tidak terdapat gap antara pendidikan dan dunia kerja. Melalui pendidikan kejuruan,
diharapkan menghasilkan generasi yang siap menghadapi dan memecahkan problema
hidup dan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun
sebagai warganegara. Apabila hal ini dapat dicapai, maka ketergantungan terhadap
ketersediaan lapangan pekerjaan, yang berakibat pada meningkatnya angka pengangguran,
dapat diturunkan, yang berarti produktivitas nasional akan meningkat secara bertahap.
Struktur kurikulum SMK terdiri atas kelompok mata pelajaran nasional, kelompok mata
pelajaran kedaerahan, dan kelompok peminatan kejuruan. Khususnya untuk kelompok
peminatan kejuruan perlu dilakukan pengembangan dan penyelarasan kurikulum yang
mengacu pada KKNI, SKKNI dengan melibatkan: sekolah, industri, dan akademisi.
Pengembangan dan penyelarasan kurikulum bertujuan untuk meningkatkan relevansi
lulusan SMK agar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Pelibatan DU/DI dalam kegiatan ini
diharapkan memberikan masukan kepada sekolah tentang kebutuhan kompetensi terkini dan
sebagai pendamping penyusunan kurikulum. Akademisi dari Perguruan Tinggi yang terlibat
sebagai tim pendamping dalam pengembangan dan penyelarasan kurikulum, diharapkan
mampu merumuskan kebutuhan kompetensi DU/DI menjadi rumusan pembentukan
kompetensi ke dalam kurikulum pembelajaran di SMK. Evaluasi pengembangan,
penyelarasan, dan pemutakhiran kurikulum di SMK dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan dari waktu ke waktu.
Untuk itu diperlukan keterpaduan dalam perencanaan dan pengembangan dari
komponen-komponen tersebut, penyelarasan kurikulum dikaji dengan mempergunakan
dimensi kualitas, kuantitas, lokasi, dan waktu. Dengan hasil bahwa lulusan SMK mempunyai
peluang besar untuk bekerja dibidang yang sesuai dengan kompentensi lulusan yang
mempunyai hardskill dan softskill. Penyelarasan kurikulum SMK merupakan kegiatan yang
harus dilakukan oleh SMK secara periodik, agar pembentukan kompetensi siswa di sekolah

1
menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pasar
kerja. Atas dasar itulah, Direktorat Pembinaan SMK pada tahun 2019 ini memrogramkan
kegiatan pembinaan SMK yang dibina menjadi sekolah rujukan.
B. Landasan
Landasan kegiatan Penyelarasan Kurikulum ini adalah:
 Kebijakan Direktorat PSMK untuk menerapkan program pembelajaran Rujukan di seluruh
SMK dilakukan dengan cara bertahap.
 Pada tahun 2019 ini, sasaran SMK yang akan mengembangkan program pembelajaran
rujukan sebanyak 500 SMK
 Penerapan program pembelajaran rujukan perlu persyaratan terutama keberadaan dan
kondisi sekolah termasuk diantaranya fasilitas, sarana prasarana, SDM dan kerjasama
dengan DUDI.
 Untuk mendapatkan SMK yang berpotensi dan layak untuk ditetapkan sebagai sekolah
yang akan memulai mengembangkan dan menerapkan pembelajaran rujukan di tahun
2019.

C. Tujuan
Terjadinya kesesuaian sistem pembelajaran yang berlangsung di sekolah dengan sistem
kerja di dunia usaha dan industri, meliputi: silabus dan RPP, bahan ajar, bentuk/teknik
penilaian, literasi sekolah, penguatan pendidikan karakter dan pengimplementasian Revolusi
Industri 4.0 serta pengembangan WEB sekolah. Penyelarasan kurikulum juga dimaksudkan
untuk memperoleh informasi tentang kompetensi keahlian yang lulusannya paling banyak
dibutuhkan oleh DUDI di daerahnya sebagai bagian dari pengembangan keunggulan wilayah
(KK Prioritas)

2
Bab II Penyelarasan Kejuruan

Penyelarasan Kejuruan merupakan penyesuaian, pengaturan, koordinasi, penyerasian dan


harmonisasi antara sistem pembelajaran (perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan
pengawasan pembelajaran) dengan sistem bekerja di industri pada saat membuat barang/jasa.
Langkah-langkah penyelarasan ini dilakukan agar kurikulum SMK lebih menekankan pada
pengembangan keahlian sesuai tuntutan DU/DI. Sehingga diharapkan pendidikan SMK
menghasilkan lulusan yang memiliki ketrampilan dan keahlian terapan tertentu di bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, serta menghasilkan penelitian terapan yang bermanfaat bagi
masyarakat. Penyelarasan kejuruan dilakukan dengan startegi sbb.

Alur Startegi penyelarasan kejuruan

Worksho RDK 1 RDK 2 RDK 2


p

 Analisis arah
Informasi dan pengembangan
Kebijakan: Industri daerah,  Mengintegrasikan  Mengintegrasikan
dukungan kebijakan muatan industri ke muatan industri ke
 Kebijakan Subdit
daerah, dan bidang dalam KTSP dalam silabus dan
Kurikulum PSMK
usaha yang banyak RPP
 Kebijakan
membutuhkan tenaga  Mengintegrasikan
daerah
kerja karakter industri ke  Membuat rencana
 Kondisi dan
 Analisis kompetensi dalam tatatertib pengembangan
situasi dunia
yang diperlukan sekolah prestasi siswa
usaha dan
untuk membuat
Industri
barang/jasa yang
belum ada di
dokumen kurikulum
 Analisis karakter
industri yang perlu
dibentuk di sekolah

1
A. Kegiatan 1 Workshop
Penyelarasan kejuruan diawali dengan workshop di lokasi SMK atau tempat lain yang
disepakati dengan menghadirkan sejumlah nara sumber dari Dit PSMK, Bappeda, dan Dudi
serta warga SMK yang ditetapkan sebagai calon penerima bantuan. Proses penyelarasan
dilakukan dengan pembekalan informasi dalam bentuk presentasi dari nara sumber ke
warga SMK dilanjutkan dengan workshop yang berkaitan dengan:
1. Bappeda
 Arah pengembangan industri daerah tingkat 1 dan/atau 2
 Kemungkinan dukungan kebijakan maupun bantuan dan pembinaan lebih lanjut dari
propinsi,
 Bidang usaha yang banyak membutuhkan tenaga kerja sehingga dapat dianggap
bidang usaha yang merupakan keunggulan daerah
2. DUDI
 Alur/ prosedur untuk membuat barang/jasa
 Kompetensi yang diperlukan untuk membuat barang/jasa yang sesuai untuk tamatan
SMK,
 Aturan/ sistem nilai yang ada di lingkungan pekerjaan,
3. Dit PSMK
 Kegiatan di Subdit Kurikulum, dan
 Konsep SMK Rujukan dan SMK yang melaksanakan teaching factory
B. Rapat Dalam Kantor (RDK) yang dilaksanakan dalam 3 kali kegiatan, yaitu.
1. RDK 1
 Analisis arah pengembangan industri daerah, dukungan kebijakan daerah, dan
bidang usaha yang banyak membutuhkan tenaga kerja, hasil yang diharapkan pada
kegiatan ini adalah:
- Daftar bidang usaha yang ada di daerah
- Daftar bidang usaha yang memiliki prospek masa depan
- Daftar bidang usaha yang menyerap banyak tenaga kerja
- Daftar kemungkinan dukungan baik kebijakan atau bantuan lain untuk
menindaklanjuti kesinambungan program.
 Analisis kompetensi yang diperlukan untuk membuat barang/jasa yang belum ada di
dokumen kurikulum, hasil yang diharapkan pada kegiatan ini adalah:
- Daftar kompetensi yang belum ada didalam dokumen kurikulum

1
- Menentukan tindak lanjut kompetensi yang belum ada didalam dokumen
kurikulum dengan langkah sebagai berikut; 1) jika kompetensi tersebut sesuai
dengan jenjang 2 atau 3 KKNI, maka disusun dalam bentuk KD-3 dan KD-4 dan
menambahkan kedalam kurikulum, atau menugaskan unit lain di sekolah untuk
mengerjakannya.; 2) jika kompetensi tersebut diatas jenjang 3 KKNI, maka
menugaskan unit organisasi lain di sekolah atau luar sekolah untuk
mengerjakannya.
 Identifikasi muatan/budaya kerja industri terkait, hasil yang diharapkan pada
kegiatan ini adalah
Teridentifikasinya muatan industri, baik tata nilai dan budaya kerja yang terdapat di
DU/DI yang akan diimplementasikan di sekolah melalui kegiatan intra, ko dan atau
ekstrakurikuler.
2. RDK 2.
 Mengintegrasikan muatan/budaya industri ke dalam KTSP, hasil yang diharapkan
pada kegiatan ini adalah; 1) Menyesuaikan muatan yang ada di komponnen KTSP
dengan hasil penyelarasan kebutuhan dan kondisi DU/DI terkait; 2) adanya program
penelusuran lulusan/tracer study secara berkala; 3) jadwal tetap pertemuan dengan
pihak DU/DI; 4) tejalinnya komunikasi seacara non formal dalam rangka pembinaan
oleh DU/DI; 5) menerbitkan SK pengembangan kurikulum yang terdiri dari unsur:
sekolah, guru, DU/DI, ahli pendidikan/ kurikulum, dan asosiasi bidang
kejuruan/vokasi yang relevan, ahli entrepreneurship, dan instansi terkait
 Mengintegrasikan tata nilai/budaya kerja industri ke dalam tatatertib sekolah, hasil
yang diharapkan pada kegiatan ini adalah; tata nilai/budaya kerja yang terdapat di
DU/DI diimplementasikan ke dalam tatatertib sekolah

3. RDK 3
 Mengintegrasikan muatan industri ke dalam silabus dan RPP, hasil yang diharapkan
pada kegiatan ini adalah; 1) kompetensi yang ada di DU/DI dan dibutuhkan oleh
lulusan SMK dimuat ke dalam silabus; 2) tata nilai dan budaya kerja DU/DI di
integrasikan dalam pembelajaran;
 Membuat rencana pengembangan prestasi siswa, hasil yang diharapkan pada
kegiatan ini adalah; 1) Membentuk kelompok kegiatan siswa di Kompetensi Keahlian
untuk: menciptakan produk/jasa secara kreatif, mengembangkan inovasi dan
merealisasikan transfer teknologi baik dalam bentuk produk dan konsep sesuai
dengan kebutuhan lingkungan; 2) menyusun program untuk mengikuti atau

2
menyelengarakan kompetisi secara berjenjang yang sesuai dengan Kompetensi
Keahliannya

3
Bab III. Proses integrasi muatan industri kedalam dokumen kurikulum sekolah

A. Proses integrasi
Proses integrasi muatan industri kedalam dokumen kurikulum sekolah dilakukan dengan
mengkaji ulang komponen KTSP, silabus, dan RPP yang perlu di integrasikan muatan
industri.
KTSP
KTSP adalah kurikulum operasional yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh satuan
pendidikan. Integrasi muatan industri ke dalam dokumen KTSP dapat dilakukan pada
setiap komponen, berdasarkan hasil kajian bersama dengan pihak DU/DI.
Komponen KTSP terdiri atas:
a. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan
b. Visi dan Misi SMK
c. Tujuan Sekolah (SMK)
d. Profil Lulusan
e. SKL Kompetensi Keahlian
f. Deskripsi KKNI Level 2 atau 3
g. Deskripsi Standar Kompetensi PMK 3 dan 4 tahun berdasarkan KI
h. Struktur Kurikulum KTSP SMK/MAK
i. Kompetensi Mata Pelajaran
1) Deskripsi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan
Nasional (A)
2) Deskripsi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan
Kewilayahan (B)
3) Deskripsi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Peminatan
Kejuruan (C)
a) Dasar Bidang Keahlian (C1)
b) Dasar Program Keahlian (C2)
c) Kompetensi Keahlian (C3)
j. Program Muatan Lokal ( Muatan Kewilayahan )
1) Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan daerah ( Peraturan Gubernur )
2) Jenis dan strategi pelaksanaan muatan lokal yang dikaksanakan sesuai
kebutuhab peserta didik dan karakteristik sekolah
k. Strategi Pelayanan Bimbingan dan Konseling.

1
l. Kegiatan Ekstra Kurikuker
m. Pengaturan Beban Belajar
n. Peraturan Akademik terdiri
1) Kriteria Ketuntasan Minimal
2) Kriteria Kenaikan Kelas
3) Kriteria Kelulusan dari Ujian Sekolah
4) Kriteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan
o. Kalender Pendidikan
a. Silabus

Silabus memuat rumusan kompetensi Bidang Keahlian masing-masing mata pelajaran


yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka
pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.

Pengintegrasian muatan industri dalam bentuk kompetensi yang menjadi syarat pada
jenjang 2 atau 3 KKNI yang tidak terdapat dalam kurikulum, maka akan ditambahkan
kedalam silabus sebagai muatan pembelajaran pada kompetensi keahlian yang
dikembangkan. Sedangkan untuk muatan industri dalam bentuk kompetensi yang
merupakan kebutuhan untuk jenjang 4 atau lebih yang tidak terdapat dalam kurikulum,
tetapi dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan produk/jasa, maka akan
ditambahkan kedalam komponen lembar kerja (modul) lainnya dan dikerjakan oleh unit
kerja lain yang di kembangkan di satuan pendidikan dibawah koordinasi pimpinan
sekolah.
RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih, yang dilaksanakan di kelas teori, kelas
praktik dan/atau dunia kerja. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Pencapaian KD dirancang melalui proses pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Pengintegrasian muatan industri dalam rancangan pelaksanaan pembelajaran

2
dapat dilakukan berkaitan dengan standar atau tata nilai yang berlaku di industri pad
setiap komponen RPP.

3
B. Biaya dan Bahan Penyelarasan Kejuruan
1. Biaya
a. Tim penyelarasan
Semua biaya yang dibutuhkan untuk kepentingan Tim penyelarasan ditanggung oleh
SMK penerima bantuan Direktorat PSMK sesuai ketentuan yang berlaku;
b. Peserta penyelarasan
Peserta penyelarasan teridiri dari unsure
 Nara sumber K13
 Mitra DUDI
 Bappeda (tingkat II Kabupaten/Kota dan Provinsi)
 Unsur Pimpinan Sekolah
 Unsur Kompetensi Keahlian Prioritas
 Dinas Pendidikan Provinsi/KCD/UPT/DUDI/SMK terkait
Unsur dan Jumlah peserta yang terlibat disesuaikan dengan jenis kegiatan yang
dilakukan.
Tempat dan Konsumsi
Tempat dan konsumsi selama kegiatan penyelarasan akan disepakati,
dikoordinasikan dan diatur bersama antara institusi/lembaga tempat penyelenggara
dan Direktorat PSMK.
2. Bahan
a. Bahan-bahan workshop
b. ATK
Output
Hasil kegiatan penyelarasan adalah kelengkapan data dan informasi yang tertuang dalam
bentuk isian format terlampir.

1
Bab IV. Penutup
Kegiatan penyelarasan kejuruan pada prinsipnya merupakan kegiatan rutin yang
seharusnya dilakukan oleh pihak dinas propinsi sebagai koordinator pembinaan sekolah
menengah dan SMK sebagai pelaksana di lapangan. Oleh karena itu bantuan pelaksanaan
kegiatan penyelarasan kejuruan ini diharapkan mampu mendorong, memandu dan memotivasi
semua unsur yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung kedalam
pengembangan sekolah selanjutnya. Dengan demikian partisipasi aktif semua unsur yang
terkait benar-benar diperlukan.

“Selamat Bekerja”

2
Lampiran

Jadwal Workshop
............., .... - ...... 2019
, ...... ...... 2019
Waktu Acara Narasumber Topik Moderator
08.00-08.30 Pembukaan
08.30-10.00 Paparan 1 Bappeda Tk 1
10.00-10.30 Break
10.30-12.00 Paparan 2 Bappeda Tk 1I
12.00-13.00 Isoma
13.00 -14.30 Paparan 3 DUDI
14.30- 17.30

18.00- 19.30 Ishoma & Buka Puasa


19.30- 22.00

Jadwal Rapat Dalam Kantor 1

Selasa, ....... ....... 2019

Waktu Acara Instansi Moderator


08.00 -10.00
16.00- 17.30
18.00- 19.30 Ishoma & Buka Puasa
19.30- 22.00

Anda mungkin juga menyukai