Anda di halaman 1dari 12

Analisis Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2022 pada Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia

Dibuat Untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Telaah Kurikulum
dan Perencanaan Pembelajaran Teknik Elektro yang diampuh oleh Prof. Dr. H. Mukhidin, S.T., M.Pd

Disusun Oleh :

Luthfi Zulfikar Efendi


(2210330)
PTE-B

PROGTAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2023
Kata pengantar

Dengan menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kita
panjatkan puja dan puji Syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan
kita nabi besar Muhammad SAW, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Analisis Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2022 pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
matakuliah Mata Kuliah Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Teknik Elektro Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kurikulum 2022 dan 2013 bagi
para pembaca dan juga penulis. Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. H.
Mukhidin, S.T., M.Pd

selaku dosen mata kuliah Landasan Pendidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

1
Daftar isi

Kata pengantar .................................................................................................................................. 1


Daftar isi ............................................................................................................................................ 2
Bab 1 Pendahuluan............................................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................... 3
1.2 Tujuan ................................................................................................................................ 3
Bab 2 Kajian pustaka.......................................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Kurikulum 2013 ................................................................................................ 4
2.2 Pengertian Kurikulum Merdeka .......................................................................................... 4
Bab 3 HASIL ANALIASA....................................................................................................................... 5
3.1 Silabus Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka ................................................................ 5
3.2 Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013.............................................................................. 5
3.3 Rencana Pembelajaran Kurikulum Merdeka ....................................................................... 5
3.4 Kelebihan dan Kekurangan kurikulum 2013 dalam mata Pelajaran Bahasa Indonesia.......... 6
3.5 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka dalam Pelajaran Bahasa Indonesia ............ 7
Bab 4 Penutup ................................................................................................................................... 8
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 8
Daftar Pustaka ................................................................................................................................... 9

2
Bab 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan panduan yang mengatur pengajaran dan
pembelajaran di sebuah institusi pendidikan. Latar belakang kurikulum dapat bervariasi
tergantung pada konteksnya, tetapi umumnya mencakup evolusi pendidikan, perubahan
dalam kebutuhan masyarakat, dan perkembangan teori pendidikan.

Sejarah kurikulum mencakup perubahan signifikan dari pendekatan tradisional ke


pendekatan yang lebih progresif. Dulu, fokusnya mungkin lebih pada transfer
pengetahuan, sedangkan sekarang kurikulum cenderung mencakup aspek-aspek seperti
keterampilan, pemikiran kritis, dan penerapan pengetahuan dalam situasi dunia nyata.

Selain itu, kurikulum juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan globalisasi.
Perubahan dalam tuntutan pasar kerja dan kebutuhan masyarakat mengarah pada
penyesuaian kurikulum untuk mempersiapkan siswa dengan keterampilan yang relevan.

Perubahan kurikulum adalah hal yang umum dalam dunia pendidikan. Perubahan ini
disebabkan oleh perkembangan teknologi, kebutuhan masyarakat, dan perubahan dalam
pendekatan pendidikan. Kurikulum 2013 telah diperkenalkan untuk mengatasi beberapa
kelemahan dalam kurikulum sebelumnya dan menyesuaikan dengan perkembangan
zaman. Kurikulum Merdeka yang merupakan perubahan terbaru, juga didasarkan pada
pertimbangan serupa. Dalam penelitian ini, saya akan menganalisis perbedaan antara
Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, dengan
fokus pada silabus dan rencana pembelajaran.

1.2 Tujuan
Tujuan dari peneletian ini adalah:

 Agar senantiasa mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari Kurikulum

Merdekadalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

 Untuk menganalisis perbedaan dalam rencana pembelajaran antara Kurikulum

2013 dan Kurikulum Merdeka pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

 Dapat membandingkan syllabus pada kurikulum 2013 dan kurikulum

merdeka

3
Bab 2 Kajian
pustaka
2.1 Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah merupakan tindak lanjut dari Kurikulum Berbasis


Kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. KBK atau (Competency
Based Curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan dalam
mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu,
sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum
2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.
Kurikulum 2013 berbasis kompetensi memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-
kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum ini mencangkup
sejumlah kompetensi, dan seperangkat tujuan pembelajaran yang dinyatakan sedemikian
rupa, sehingga pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau keterampilan
peserta didik sebagai suatu kriteria keberhasilan. Ada beberapa aspek yang terkandung
dalam konsep kompetensi, antara lain sebagai beikut; pengetahuan (knowledge),
pemahaman (understanding), kemampuan (skill), nilai (value), sikap (attitude), dan minat
(interest).

2.2 Pengertian Kurikulum Merdeka


Perancangan Kurikulum Merdeka yang diluncurkan oleh Kemenristekdikti
berfungsi untuk mengejar ketertinggalan pendidikan Indonesia dalam hal literasi dan
numerasi. Dalam implementasinya, kurikulum tidak serta merta langsung digunakan di
seluruh sekolah di Indonesia, prosesnya dilakukan secara bertahap, tergantung kesiapan
dari masing-masing sekolah. Pada tahun ajaran 2021/2022 Kurikulum Merdeka sudah
mulai diterapkan di beberapa sekolah, tercatat kurang lebih sudah 2.500 sekolah yang
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka adalah konsep
kurikulum yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Republik Indonesia. Konsep ini diperkenalkan sebagai bagian dari reformasi
pendidikan untuk memberikan lebih banyak kebebasan dan kemandirian kepada sekolah
dalam merancang dan melaksanakan kurikulum.
Istilah "Merdeka" di sini mencerminkan semangat kemerdekaan dan kemandirian
dalam dunia pendidikan. Dengan konsep ini, sekolah diharapkan memiliki fleksibilitas
lebih besar dalam menyesuaikan kurikulum mereka dengan kebutuhan lokal,
karakteristiksiswa,danperkembangan terkini.

4
Bab 3
HASIL ANALISA

3.1 Silabus Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka


Pada Kurikulum 2013, silabus untuk Bahasa Indonesia memiliki cakupan yang luas,
menekankan berbagai aspek bahasa, seperti mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis. silabus ini mencakup beragam topik termasuk teks naratif, eksplanasi, dan
wawancara. Hal ini mengindikasikan keragaman materi yang diajarkan, yang pada
dasarnya memungkinkan siswa memahami berbagai jenis teks. Namun, ada
kecenderungan di mana kurikulum ini mungkin kurang memberikan penekanan yang
cukup pada pengembangan keterampilan berbicara. Kompetensi berbicara dalam bahasa
Indonesia adalah penting untuk komunikasi sehari-hari, tetapi dalam Kurikulum 2013,
penekanannya kurang jelas. Dan Kurikulum 2022 membawa perubahan yang signifikan
dalam silabus Bahasa Indonesia. Dalam kurikulum ini, terlihat peningkatan penekanan
pada keterampilan berbicara. Silabus mencakup topik yang lebih relevan dengan
kehidupan sehari-hari, seperti berbicara tentang topik sosial, budaya, dan lingkungan. Ini
mencerminkan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan siswa untuk
mengembangkan keterampilan berbicara dalam bahasa Inggris untuk komunikasi praktis.
Silabus ini juga mungkin lebih bersifat terstruktur dan terintegrasi dengan teknologi,
memungkinkan guru untuk mengajar dengan lebih baik dalam situasi pembelajaran
online atau hibrida.
3.2 Rencana Pembelajaran Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 mendorong integrasi mata pelajaran untuk membantu siswa
memahami hubungan antara berbagai bidang pengetahuan, Dalam kurikulum ini,
pembelajaran menjadi lebih aktif, kolaboratif, dan berorientasi proyek, yang
memungkinkan siswa terlibat lebih dalam dalam proses pembelajaran, Penilaian
sepanjang pembelajaran menjadi fokus, membantu guru dan siswa memahami kemajuan
siswa dan meningkatkan pembelajaran, Guru diberi kebebasan untuk memilih metode
pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa mereka. Namun, kurikulum ini mungkin
kurang memberikan panduan yang spesifik tentang bagaimana mengintegrasikan
teknologi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

3.3 Rencana Pembelajaran Kurikulum Merdeka


Kurikulum Merdeka memberikan panduan yang lebih jelas tentang penggunaan
teknologi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Ini mencerminkan pemahaman akan
pentingnya keterampilan digital dalam pendidikan saat ini. Guru diberi panduan tentang
cara mengintegrasikan teknologi, termasuk penggunaan platform pembelajaran daring,
perangkat lunak, dan sumber daya digital. Hal ini memungkinkan siswa untuk lebih siap
dalam menghadapi pembelajaran berbasis teknologi, terutama dalam situasi di mana
pembelajaran tatap muka terbatas akibat pandemi atau faktor lain

5
3.4 Kelebihan dan Kekurangan kurikulum 2013 dalam mata Pelajaran Bahasa
Indonesia
Pendekatan Holistik: Kurikulum 2013 menekankan pendekatan holistik, memperlakukan
pendidikan sebagai suatu kesatuan yang mencakup berbagai aspek, termasuk karakter,
keterampilan, dan pengetahuan.
Pengembangan Karakter:

Menempatkan penekanan khusus pada pengembangan karakter siswa, termasuk nilai-nilai


moral, etika, dan sikap positif lainnya. Ini bertujuan untuk membentuk individu yang tidak
hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter baik.
Pengurangan Muatan Kurikulum:

Mengurangi muatan kurikulum untuk memberi siswa lebih banyak waktu untuk eksplorasi,
pemecahan masalah, dan pengembangan keterampilan praktis. Hal ini menciptakan ruang untuk
pembelajaran yang lebih kontekstual dan mendalam.
Keterlibatan Guru dalam Proses Pembelajaran

Mengakomodasi keberagaman siswa dengan memberikan fleksibilitas lebih besar dalam


proses pembelajaran, mempertimbangkan gaya belajar yang berbeda, dan memungkinkan akses
untuk semua siswa.

Penekanan pada Pembelajaran Aktif Mendorong pembelajaran aktif dan partisipatif,


memungkinkan siswa untuk terlibat lebih banyak dalam proses pembelajaran, sehingga lebih
mudah memahami dan menerapkan konsep-konsep yang diajarkan.

A. Kekurangan kurikulum 2013 dalam mata Pelajaran Bahasa Indonesia:

1. Tidak Selalu Praktis, Terkadang, implementasi kurikulum ini dapat dianggap terlalu
teoritis dan tidak selalu praktis dalam kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini dapat
membuat siswa kesulitan mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman nyata.
2. Beban Kerja Guru Kurikulum 2013 memerlukan persiapan dan evaluasi yang lebih
intensif dari guru. Hal ini bisa meningkatkan beban kerja guru dan menyebabkan
kurangnya waktu untuk memahami kebutuhan individu siswa.
3. Standar Evaluasi yang Rumit, Standar evaluasi yang rumit dan beragam dapat
membuat penilaian siswa menjadi sulit dan memakan waktu. Guru dan siswa
mungkin merasa tertekan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
4. Ketidaksesuaian dengan Realitas Lokal,Kurikulum ini mungkin kurang
mempertimbangkan konteks sosial, budaya, dan ekonomi di daerah-daerah tertentu.
Hal ini bisa mengakibatkan kurangnya relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan
realitas siswa di daerah tertentu.
5. Kurangnya Penekanan pada Aspek-aspek Klasik, Beberapa orang mungkin merasa
bahwa kurikulum ini mengurangi penekanan pada penguasaan tata bahasa dan

6
3.5 Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Merdeka dalam Pelajaran Bahasa
Indonesia
A. Kelebihan Kurikulum Merdeka dalam Pelajaran Bahasa Indonesia

1. Kontekstual: Kurikulum Merdeka dapat dirancang untuk lebih sesuai dengan


konteks dan kebutuhan lokal siswa, yang mungkin membuat pembelajaran bahasa
Indonesia lebih relevan bagi siswa.
2. Fleksibilitas: Dengan pendekatan yang lebih fleksibel, kurikulum ini mungkin
memungkinkan guru untuk menyesuaikan metode pembelajaran dan materi agar
lebih sesuai dengan gaya belajar individu siswa.
3. Pengintegrasian Nilai-nilai Lokal: Kurikulum ini bisa lebih memperhatikan nilai-
nilai budaya dan lokal yang penting dalam pengajaran bahasa Indonesia,
memungkinkan siswa untuk memahami identitas dan budaya mereka lebih dalam.
4. Pengembangan Kreativitas: Kurikulum Merdeka mungkin memberikan lebih
banyak ruang bagi kreativitas siswa dalam mengekspresikan diri dalam bahasa
Indonesia, seperti dalam menulis dan berbicara.
5. Penanaman Karakter: Kurikulum ini dapat berfokus pada pembentukan karakter
siswa melalui bahasa, termasuk nilai-nilai moral dan sosial yang penting.

B. Kekurangan Kurikulum Merdeka dalam Pelajaran Bahasa Indonesia

1. Kehilangan Standar Nasional: Jika kurikulum ini terlalu fokus pada konteks lokal
dan kebutuhan individu, maka ada risiko bahwa standar pendidikan nasional yang
diperlukan untuk bersaing secara global dapat terabaikan.
2. Evaluasi yang Sulit: Jika terlalu fleksibel, kurikulum ini dapat menghadirkan
kesulitan dalam mengevaluasi kemajuan siswa dan membandingkannya dengan
standar nasional atau internasional.
3. Keterbatasan Sumber Daya: Implementasi kurikulum yang sangat fleksibel dan
terkait dengan konteks lokal mungkin memerlukan sumber daya tambahan, seperti
pelatihan guru yang lebih intensif dan materi pembelajaran yang disesuaikan.
4. Pengabaian Aspek-aspek Bahasa yang Penting: Terlalu banyak penekanan pada
aspek lokal atau kontekstual dapat mengabaikan penguasaan tata bahasa dan literasi
dalam bahasa Indonesia yang penting.
5. Kurangnya Konsistensi: Kurikulum Merdeka mungkin kurang konsisten antara
sekolah-sekolah dan daerah, sehingga ada risiko ketidaksetaraan dalam
pembelajaran siswa.

7
Bab 4
Penutup
4.1 Kesimpulan

Rencana pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka juga menonjolkan pendekatan


pembelajaran yang lebih kontekstual dan berbasis masalah, yang bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti berpikir kritis dan kolaboratif. Namun,
beberapa kelemahan juga teridentifikasi, termasuk kebutuhan untuk memastikan pelatihan
yang memadai bagi guru dalam mengimplementasikan pendekatan ini.

Kurikulum 2013 telah banyak menuai pujian dan kritik sejak diperkenalkan.
Kelebihannya termasuk pendekatan yang lebih kontekstual dan berbasis keterampilan,
menggali potensi siswa dengan pendekatan saintifik. Namun, ada kekurangan dalam
implementasinya, seperti kurangnya pelatihan bagi guru dan beberapa aspek yang terlalu
kompleks bagi siswa.
Sebaliknya, Kurikulum 2012 dianggap lebih tradisional dan terfokus pada penguasaan
materi. Kelebihannya mencakup struktur yang lebih jelas dan pengajaran yang lebih terarah.
Namun, kritik muncul terkait kurangnya pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti
kreativitas dan pemecahan masalah.
Intinya, baik Kurikulum 2013 maupun 2012 memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Pemilihan yang lebih baik mungkin tergantung pada kebutuhan dan kondisi
spesifik di sekolah atau daerah tertentu. Sementara itu, kurikulum 2013 memiliki kekuatan
dalam pendekatan pengajaran yang lebih terstruktur dan konsisten, tetapi bisa dianggap kurang
responsif terhadap tuntutan global dan teknologi. Oleh karena itu, perbandingan ini
menghadirkan gambaran yang seimbang antara kelebihan dan kekurangan masing-masing
kurikulum.
Hasil analisis ini memiliki implikasi signifikan untuk perkembangan kurikulum di masa
depan. Dalam menghadapi perubahan teknologi dan tuntutan masyarakat yang terus
berkembang, pendekatan berbasis masalah, literasi digital, dan pengembangan keterampilan
abad ke-21 perlu lebih diperhatikan dalam perancangan kurikulum. Seiring dengan itu, perlu
juga ditingkatkan pelatihan dan dukungan bagi guru agar dapat mengimplementasikan
perubahan tersebut dengan efektif.

8
Daftar Pustaka
Adi, N. N. S., Oka, D. N., & Wati, N. M. S. (2021). Dampak positif dan negatif pembelajaran

jarak jauh di masa pandemi COVID-19. Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran,

5(1), 43-48.

Amalia, A., & Sa’adah, N. (2020). Dampak wabah COVID-19 terhadap kegiatan belajar

mengajar di Indonesia. Jurnal Psikologi, 13(2), 214-225.

Cahyono, B. Y. (2020). Implementasi Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2022 dalam

Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Bahasa

Inggris, 8(2), 123-137.

Bahri, S. (2017). Pengembangan kurikulum dasar dan tujuannya. Jurnal Ilmiah Islam Futura,

11(1), 15-34.

Bonal, X., & González, S. (2020). The impact of lockdown on the learning gap: Family and

school divisions in times of crisis. International Review of Education, 66(5-6), 635-

655.

Churiyah, M., Sholikhan, S., Filianti, F., & Sakdiyyah, D. A. (2020). Indonesia education

readiness conducting distance learning in COVID-19 pandemic situation. International

Journal of Multicultural and Multireligious Understanding, 7(6), 491.

Darise, G. N. (2019). Implementasi kurikulum 2013 revisi sebagai solusi alternatif pendidikan

di Indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Jurnal Ilmiah Iqra', 13(2), 41-53.

Dewi, M. P., & Wajdi, M. B. N. (2021). Distance learning policy during pandemic COVID-

19. Edutec: Journal of Education and Technology, 4(3), 325-333.

Donnelly, R., & Patrinos, H.A. (2022). Learning loss during COVID-19: An early systematic

review. Prospects, 51, 601-609.

9
Engzell, P., Frey, A., & Verhagen, M. D. (2021). Learning loss due to school closures during

the COVID-19 pandemic. Proceedings of the National Academy of Sciences, 118(17),

1-7.

Faiz, A., Parhan, M., & Ananda, R. (2022). Paradigma baru dalam kurikulum prototipe.

Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(1), 1544-1550.

Hamdan, K. M., Al-Bashaireh, A. M., Zahran, Z., Al-Daghestani, A., AL-Habashneh, S., &

Shaheen, A. M. (2021). University students' interaction, Internet self-efficacy, self-

regulation and satisfaction with online education during pandemic crises of COVID-19

(SARS-CoV-2). International Journal of Educational Management, 35(3), 713-725.

Ikhsan, K. N., & Hadi, S. (2018). Implementasi dan pengembangan kurikulum 2013. Jurnal

Edukasi: Ekonomi, Pendidikan dan Akuntansi, 6(1), 193-202.

Insani, F. D. (2019). Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia sejak awal kemerdekaan

hingga saat ini. As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan, 8(1), 43-64.

Islam, S. (2017). Karakteristik pendidikan karakter: Menjawab tantangan multidimensional

melalui implementasi kurikulum 2013. Edureligia: Jurnal Pendidikan Agama Islam,

1(1), 89-100.

Marisa, M. (2021). Inovasi kurikulum “Merdeka Belajar” di era society 5.0. Santhet: Jurnal

Sejarah, Pendidikan dan Humaniora, 5(1), 66-78.

Megandarisari, M. (2021). Adaptasi kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini di masa pandemi

COVID-19. Inovasi Kurikulum, 18(1), 1-9.

Munajim, A., Barnawi, B., & Fikriyah, F. (2020). Pengembangan kurikulum pembelajaran di

10
Mutiani, M., Abbas, E. W., Syaharuddin, S., & Susanto, H. (2020). Membangun komunitas

belajar melalui lesson study model Transcript Based Learning Analysis (TBLA) dalam

pembelajaran Sejarah. Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 3(2), 113-122.

Nafrin, I. A., & Hudaidah, H. (2021). Perkembangan pendidikan Indonesia di masa pandemi

COVID-19. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 456-462.

Oktapiani, M. (2019). Perencanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan di indonesia. Tahdzib

Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam, 2(1), 71-102.

Onyema, E. M., Eucheria, N. C., Obafemi, F. A., Sen, S., Atonye, F. G., Sharma, A., &

Alsayed, A. O. (2020). Impact of coronavirus pandemic on education. Journal of

Educatio.

11

Anda mungkin juga menyukai