Anda di halaman 1dari 18

PENGEMBANGAN KURIKULUM

KURIKULUM 2013 DENGAN KURIKULUM NEGARA ALGERIA

OLEH ;
NI PUTU SISKA RATNA ULANDARI (1823071011)
LUH GEDE EKA PRATIWI (1823071014)

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2018
KATA PENGANTAR

‘Om Swastiastu”
Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang bejudul “Pengembangan
Kurikulum 2013 di Negara Algeria”.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasi
kepada :
1. yang telah memberikan tugas makalah sehingga penulis dapat mengembangkan
kemampuan diri dalam menulis makalah.
2. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Pendidikan IPA yang telah banyak
memberikan masukan untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna seperti apa yang diharapkan,
untuk itu mohon kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Mudah- mudahan makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.Tidak lupa penulis mohon maaf atas segala
kekurangan maupun kesalahan yang tidak disengaja pada tulisan ini.
“Om Santhi, Santhi, Santhi Om”.
Denpasar, November 2018

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam membangun suatu bangsa, kita tidak boleh hanya berfokus pada pembangunan
infrastruktur yang megah dan mewah, namun Sumber Daya Manusia suatu Negara juga
penting untuk dibina. Perencanaan untuk pembinaan SDM tentu tidak mudah seperti
membalikkan telapak tangan, perlu ada pemikiran yang matang dalam melaksanakan.
Langkah awal yang dapat dilakukan salah satunya memberikan pendidikan yang berkualitas
bagi masyarakat suatu bangsa. Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha manusia untuk
meningkatkan ilmu pengetahuan, baik yang didapat dari lembaga formal maupun informal.
Tujuan pendidikan akan menentukan keberhasilan dalam proses pembentukan pribadi
manusia, tentunya diimbangi dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Dunia pendidikan di
Indonesia bisa dikatakan belum memuaskan. Jika menilik laporan UNDP (United Nations
Development Programme) pada tahun 2017, terlihat rangking HDI (Human Development
Index) Indonesia masih menempati urutan 116 dari 188 negara di dunia, sementara Negara
Algeria berada pada ranking 85. Data diatas seolah menjadi tamparan keras pada wajah
pendidikan di Indonesia. Perlu ada sistem penididikan yang tepat untuk menjamin pembinaan
terhadap SDM di bangsa kita.
Berbicara sistem pendidikan, tentu tidak terlepas dari yang disebut kurikulum. Menurut
UU No. 20 Tahun 2003, pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Bayangkan jika pendidikan tanpa kurikulum, guru bebas mengajar sesuai keinginannya,
seperti contohnya tidak sesuai dengan isi materi, bukannya memberikan pengetahuan yang
benar tetapi menyesatkan. Jika pendidikan diibaratkan sebagai manusia, maka kurikulum
merupakan otaknya.
Dalam perjalanannya, Indonesia setidaknya sudah mengalami perubahan kurikulum
sebanyak 10 kali, termasuk kurikulum 2013 ( yang saat ini digunakan). Beberapa kalangan
menilai perubahan kebijakan yang terlalu sering membuat perubahan yang terjadi tidak
terlalu signifikan. Bahkan ada guyonan “ganti menteri ganti kurikulum”. Dalam makalah kali
ini, penulis akan membandingkan Kurikulum Indonesia (Kurikulum 2013) dengan kurikulum
dengan negara lain, khususnya Negara Timur Tengah yang mungkin dapat dijadikan contoh
pembentukan sistem pendidikan di Indonesia yaitu Negara Algeria (Aljazair).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1.2.1 Apa itu Kurikulum 2013 ?
1.2.2 Apa itu kurikulum di negara Algeria?
1.2.3 Bagaimana keunggulan sistem pendidikan di negara Indonesia (Kurikulum 2013)
?
1.2.4 Bagaimana keunggulan sistem pendidikan di negara Algeria?
1.2.5 Bagaimana perbandingan sistem pendidikan (kurikulum 2013) di negara Indonesia
dengan sistem pendidikan yang ada di negara Algeria ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui Kurikulum 2013
1.3.2 Untuk mengetahui kurikulum di negara Algeria
1.3.3 Untuk mengetahui keunggulan sistem pendidikan di negara Indonesia (Kurikulum
2013)
1.3.4 Untuk mengetahui keunggulan sistem pendidikan di negara Algeria
1.3.5 Untuk mengetahui perbandingan sistem pendidikan (kurikulum 2013) di negara
Indonesia dengan sistem pendidikan yang ada di negara Algeria

1.4 Manfaat Penulisan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kurikulum 2013


2.1.1 Pengertian Kurikulum 2013
Ada banyak definisi tentang kurikulum. Definisi yang disampaikan oleh Saylor dan
Alexander sejajar dengan pendapat Hilda Taba bahwa "a curriculum is a plan for learning".
Sedangkan B. Othanel Smith, W.O. Stanley, dan J. Harlan Shores memandang kurikulum
sebagai "a sequence of potential experiences is set up in the school for the purpose of
disciplining children and youth in group ways of thinking and acting".1 B. Othanel Smith dkk.
Sedangkan menurut David Pratt dalam “Curriculum Design and Development”,
mendefinisikan: a curriculum is a organized set of formal educational and or training
intention.2 Melihat kurikulum sebagai sejumlah pengalaman secara potensial dapat diberikan
kepada anak dan remaja, agar mereka dapat berfikir dan berbuat sesuai dengan
masyarakatnya
Sedangkan menurut Mimin Haryati kurikulum adalah seperangkat terencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.3
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang dirancang untuk
mengantisipasi kebutuhan kompetensi abad 21.4 Kurikulum 2013 mempunyai tujuan untuk
mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik melakukan observasi, bertanya,
bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka
ketahui setelah menerima materi pelajaran.5
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan
pengembangan Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004. 6
Mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana
amanat UU 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di
mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. 7
Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat
menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.

2.1.2 Karakter Kurikulum 2013


Kurikulum mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan-tantangan di
masa depan melalui pengetahuan, keterampilan, sikap dan keahlian untuk beradaptasi serta
bisa bertahan hidup dalam lingkungan yang senantiasa berubah. Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Indonesia periode 2009-2014, Muhammad Nuh menegaskan bahwa perubahan
dan pengembangan kurikulum 2013 merupakan persoalan yang genting dan penting. Alasan
perubahan kurikulum dari KTSP menjadi kurikulum 2013 adalah kurikulum harus lebih
berbasis pada penguatan penalaran, bukan lagi hafalan semata.
Pengembangan kurikulum 2013 menitik beratkan pada penyederhanaan, pendekatan
tematik-integratif.8 Kurikulum 2013 merupakan kelanjutan dan pengembangan kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 yang mempunyai beberapa
cakupan yaitu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Sedangkan
perkembangan kurikulum 2013 dilakukan seiring dengan tuntutan perubahan dalam berbagai
aspek kehidupan dan melaksanakan amanah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional serta Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional.9
2.1.3 Prinsip-prinsip Kurikulum 2013

Setiap kurikulum pastinya mempunyai prinsip. Karena prinsip merupakan landasan


atau acuan untuk mengembangkan kurikulum. Seperti halnya kurikulum yang baru
dirintis ini mempunyai beberapa prinsip yaitu:10
Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata
pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan
untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah
menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum
sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau
jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana.
Hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan
perolehannya di masyarakat
a. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang
pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah
mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang
menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki
peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu
sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada
setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas
Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta
Standar Kompetensi satuan pendidikan.
b. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi
berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik
yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk
pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang
termasuk sikap dan ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat
lintas mata pelajaran dan diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip
penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga
memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.
c. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan
pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar
dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik (mastery learning) sesuai dengan
kaidah kurikulum berbasis kompetensi.
d. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar
prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik, kurikulum memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki tingkat penguasaan di atas
standar yang telah ditentukan (dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan). Oleh
karena itu beragam program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan
minat dan kemampuan awal peserta didik
e. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan
prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar.
f. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh
karena itu konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni; membangun rasa ingin tahu dan
kemampuan bagi peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat
hasil- hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
g. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh
memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum
didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan
lingkungan hidup. Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai
konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang dipelajari di
kelas dalam kehidupan di masyarakat.
h. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan
peserta didik untuk belajar sepanjang hayat dirumuskan dalam sikap,
keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk
mengembangkan budaya belajar.
i. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur
kurikulum, Standar Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta silabus.
Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut
dari akar budayanya dan mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat di
sekitarnya. Kedua kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan keragaman
dan kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
j. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian
kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui
kekurangan yang dimiliki setiap peserta didik atau sekelompok peserta didik.
Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses perbaikan terhadap
kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok
peserta didik.

2.2 Kurikulum Negara Algeria2


2.2.1 Uraian singkat
Pada kemerdekaan tahun 1962, sistem pendidikan Aljazair sangat eksklusif dan
diarahkan untuk melatih seorang elit kolonial Perancis. Dengan terciptanya Kementerian
Pendidikan pada tahun 1963, proses pembangunan sistem pendidikan nasional yang inklusif
dan terbuka mulai berjalan. Pejabat yang ditugaskan untuk mengembangkan sistem
pendidikan berfokus pada sejumlah tujuan, yang utama di antaranya adalah "Arabisasi"
kurikulum dan fakultas, peningkatan keterampilan mengajar di semua tingkatan, dan promosi
kelas pekerja dan teknisi, melalui penekanan pendidikan teknis dan kejuruan.
Pada awal 1960-an, bahasa Perancis digantikan oleh bahasa Arab sebagai bahasa
pengantar di tingkat dasar, dan kemudian pada tahun 1960-an, bahasa Arab distandarisasi
sebagai bahasa pengantar di tingkat menengah. Bahasa Perancis terus digunakan dalam
bidang teknis di banyak institusi pasca sekolah menengah, meskipun undang-undang tahun
1991 mewajibkan penggunaan bahasa Arab di semua sektor dan di semua tingkatan. Bahasa
Arab, bagaimanapun, digunakan sebagai bahasa pengantar di tingkat pasca-sekolah
menengah di sebagian besar fakultas non-teknis.
Reformasi pendidikan yang disahkan pada 1971 memperkenalkan program pendidikan
dasar sembilan tahun. Reformasi lebih lanjut pada tahun 1976 memperpanjang periode wajib
belajar dari enam tahun menjadi 10 tahun sementara juga menjamin bahwa pendidikan di
setiap tingkat diberikan gratis untuk semua masyarakat. Selain menjamin bebas biaya
sekolah, reformasi tahun 1976 mengamanatkan bahwa pendidikan menjadi domain eksklusif
negara. Akibatnya, sektor swasta memiliki sedikit dampak pada pendidikan dan pelatihan di
Aljazair, namun, instruksi swasta telah ditawarkan secara terbatas sejak awal 1990-an dan
mungkin segera memainkan peran yang lebih besar. Bereaksi terhadap kebutuhan untuk
mengurangi beban pada negara, pemerintah mengeluarkan sebuah keputusan eksekutif pada
tahun 2004 yang mengubah reformasi tahun 1976 dan secara eksplisit memungkinkan
pembentukan lembaga pendidikan swasta di bawah peraturan yang teregulasi dengan baik.
Struktur sistem sekolah didasarkan pada model 6 + 3 + 3: enam tahun sekolah dasar, tiga
tahun sekolah menengah pertama dan tiga tahun sekolah menengah atas. Bersama-sama,
sembilan tahun pendidikan dasar dan menengah bawah merupakan fase pendidikan dasar
wajib. Jumlah anak yang menyelesaikan pendidikan dasar telah meningkat terus selama tahun
1990-an, terutama di kalangan siswa perempuan. Pada tahun 1990, 80% siswa yang memulai
pendidikan dasar lulus (74 persen perempuan, 87 persen laki-laki), sedangkan pada 2003,
93% siswa menyelesaikan sekolah dasar (laki-laki dan perempuan). Angka partisipasi sekolah
dasar (sebagai persentase anak usia sekolah) mencapai 95 persen pada tahun 2003. Meskipun
angka partisipasi relatif tinggi di tingkat dasar, hanya 59% dari kelompok usia yang relevan
yang terdaftar dalam studi menengah pada tahun 1999. Di sector perguruan tinggi, jumlah
pendaftaran siswa telah tumbuh secara eksponensial sejak kemerdekaan yaitu 2.809 (1962),
19.213 (1970), 79.351 (1980), 258.995 (1989), dan 423.000 pada tahun 1999.
Departemen Pendidikan Tinggi mendaftar total 57 lembaga pendidikan tinggi negeri: 27
universitas, 13 pusat universitas, 7 sekolah nasional ( nasional écoles ), 6 institut nasional (
instituts nationaux ), dan 4 lembaga pelatihan guru ( écoles normales supérieures ) . Struktur
studi universitas saat ini sedang direformasi dari sistem 3-4-5-7 menjadi sistem 3-5-8
berdasarkan lisensi tiga tahun, master dua tahun dan doktor tiga tahun.
Kementerian Pendidikan Nasional bertanggung jawab atas pengawasan pendidikan dasar
dan menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset Ilmiah, serta Kementerian
Pendidikan Profesional yang bekerja sama dengan berbagai kementerian terkait lainnya yang
mengatur sektor tersier.
2.2.2 Sistem Pendidikan Algeria
2.2.2.1 Pendidikan utama ( Enseignement Fondamental )
Sembilan tahun pertama bersekolah, yang terdiri dari siklus pendidikan dasar, adalah
wajib bagi semua anak usia sekolah (biasanya usia enam tahun ke atas). Ini dibagi menjadi
tiga siklus masing-masing selama tiga tahun. Dua siklus pertama diajarkan di sekolah dasar
dan siklus ketiga di sekolah menengah. Selain itu, ada sekolah terpadu yang mengajarkan
semua sembilan tahun pendidikan dasar di bawah satu atap.
Pada tahun akademik 1992-93, bahasa Inggris diperkenalkan bersama Perancis sebagai
bahasa asing pertama yang diajarkan sejak awal siklus hingga siklus kedua. Sebelum ini,
bahasa Perancis adalah satu-satunya bahasa asing yang diajarkan di tingkat dasar. Siswa
mengambil bahasa Perancis atau Inggris sebagai bahasa asing kedua mereka di kelas delapan.
Dalam enam tahun pertama siswa pendidikan dasar menghadiri kelas selama 27 jam
seminggu dan 32 hingga 35 jam seminggu dalam siklus terakhir. Siswa dinilai berdasarkan
hasil kursus mereka, dan perkembangan antar nilai didasarkan pada hasil ini. Siswa yang
berkinerja buruk dalam mata pelajaran utama diminta untuk mengambil kelas make-up, atau
mengulang kembali jika mereka memiliki rata-rata keseluruhan di bawah 50%. Promosi
untuk siklus ketiga pendidikan dasar didasarkan hanya pada prestasi siswa di kelas enam.
Pada siklus ketiga, siswa dinilai dan dipromosikan ke nilai yang berurutan berdasarkan
kursus mereka, rata-rata 50% (10 dari 20) atau lebih baik diperlukan untuk pengembangan.
Pada akhir pendidikan dasar (kelas 9) siswa mengikuti ujian sertifikat pendidikan dasar
nasional. Siswa yang berhasil pada ujian dan di tahun terakhir studi mereka diberikan Brevet
d'Enseignement Fondamental (BEF), yang memberi mereka akses ke salah satu dari tiga
jurusan ( troncs communs ) dari tahun pertama studi sekunder. Pada tahun 2001/02, 43 persen
dari 600.848 siswa lulus BEF. Pada tahun 2005, total 6.617.976 siswa terdaftar di kelas satu
sampai sembilan.
Tabel 2.1
Sistem Kurikulum Pendidikan Dasar di Algeria

C C Cycle
d'orient
ycle ycle
de d' ation
ba
éveil
se
1st 2 3 4th 5 6 7th yr 8 9
nd rd th th th th
yr yr yr yr yr yr yr yr
Arabic 1 1 1 9 7 7 6 5 5
4 4 2 .5 .5
Islamic 2 2 2 1. 1 1 1 1 1
Studies 5 .5 .5
Political - - - - - 1 1 1 1
education .5
History - - - - - - 2 2 2
/ geography
Mathem 6 6 6 5 5 5 5 6 5
atics
Natural - - - - - - 3 3 3
scienses
Social - - 2 2. 4 4 - - -
studies 5
Technol - - - - - - 3 2 2
ogy
Manual 1. 1 1 1. 1 1 - - -
work 5 .5 .5 5 .5 .5
1st - - - 5 5 5 5 4 4
foreign
language
2nd - - - - - - - 4 5
foreign
language
Art 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Music 1 1 1 - - - 1 1 1
Physical 1. 1 1 1. 1 1 2 2 2
education 5 .5 .5 5 .5 .5
Total 2 2 2 27 2 2 31 3 3
7 7 7 7 7 2 2

2.2.2.2 Pendidikan Sekunder (Enseignement Secondaire)


Siswa yang memilih untuk mengejar the baccalauréat, ujian meninggalkan sekolah
nasional yang kompetitif, dijuruskan ke salah satu dari dua cabang yaitu teknis dan kejuruan
atau umum dan khusus. Studi sekunder yang mengarah ke baccalauréat berdurasi tiga tahun
dan ditawarkan di sekolah umum, teknis atau gabungan.
Siswa pada tahun pertama studi sekunder mengikuti salah satu dari tiga kurikulum inti
yaitu bahasa dan studi sosial (lettres), sains (alam dan fisik), dan teknologi (matematika, ilmu
fisika dan teknologi). Pada tahun kedua dan ketiga studi, siswa mengkhususkan diri lebih
lanjut meskipun tetap dalam kerangka jurusan umum atau teknis the baccalauréat. Secara
total, ada 15 konsentrasi ( seri ) yang bercabang dari tiga kurikulum inti tahun pertama,
sebagai berikut :
a. Dalam jurusan pendidikan umum ada lima konsentrasi utama yaitu ilmu-ilmu keras,
ilmu alam dan kehidupan, seni liberal dan sastra, sastra dan bahasa asing, pelajaran
agama.
b. Dalam siswa jurusan teknis / kejuruan mengikuti salah satu dari enam konsentrasi
yaitu elektronik, elektroteknologi, mekanika, pekerjaan umum dan konstruksi,
kimia, dan akuntansi.
c. Konsentrasi hibrida ada di bidang yaitu teknologi mekanis, teknologi listrik,
teknologi sipil, dan bisnis dan manajemen. Siswa yang mengikuti konsentrasi ini
diberikan Baccalauréat de l'Enseignement Secondaire, opsi "Technologie".
Siswa dijuruskan menurut preferensi pribadi mereka, pendapat guru dan konselor
mereka, hasil mereka pada ujian Brevet d'Enseignement Fondamental , kinerja keseluruhan
mereka di kelas sembilan, dan jumlah slot yang tersedia di setiap spesialisasi. Promosi untuk
nilai berturut-turut didasarkan pada kinerja siswa sepanjang tahun.
Siswa duduk untuk ujian the baccalauréat pada akhir tahun ketiga pendidikan menengah,
dan masuk ke lembaga tingkat tersier didasarkan pada kinerja siswa dalam ujian ini. Siswa
diperiksa di setiap mata pelajaran yang dipelajari selama tahun terakhir mereka dan
mendapatkan baccalauréat jika mereka mendapat rata-rata gabungan lebih dari 50% (lebih
besar dari 10 pada skala 20 poin) dalam semua mata pelajaran. Tingkat kegagalan tinggi dan
mayoritas siswa mengikuti ujian setidaknya dua kali sebelum lulus. Pada 2001/02, hanya
35% dari 349.795 siswa yang lulus ujian musim panas utama dan 230.233 yang
mengundurkan diri pada 18.524 September (9%) lulus. Lebih dari 90% peserta tes terdaftar
dalam aliran umum.
Tahun sekolah adalah 36 minggu dan dibagi menjadi trimester. Bahasa Arab adalah
bahasa pengantar dalam semua mata pelajaran kecuali bahasa asing. Siswa yang
mengkhususkan diri dalam ilmu alam, ilmu fisika dan matematika menerima kelas bahasa
Perancis tambahan untuk mempersiapkan mereka untuk pelatihan di tingkat tersier yang,
dalam sains dan matematika, masih diajarkan dalam bahasa Prancis. Pada tahun 2005,
sebanyak 1.123.123 siswa terdaftar di kelas 10 hingga 12.
Pada tahun pertama studi menengah (teknis dan umum), semua siswa mengambil kelas
dalam mata pelajaran Bahasa Arab, matematika, sejarah dan geografi, studi Islam, ilmu
fisika, dua bahasa asing (Perancis dan Inggris), teknologi informasi, seni dan musik,
pendidikan jasmani. Selain itu, siswa mengambil desain teknis, ilmu alam, dan bahasa asing
ketiga tergantung pada jurusan mereka.
Pada tahun kedua, siswa di jurusan yang sama mengambil kelas yang sama, tetapi
dengan bobot yang berbeda tergantung pada konsentrasi mereka. Sebagai contoh, siswa yang
belajar dalam lima konsentrasi dari jurusan pendidikan umum semua diminta untuk
mengambil kelas dalam bahasa Arab, matematika, sejarah dan geografi, studi Islam, filsafat,
dua bahasa asing, seni atau musik, pendidikan jasmani dan salah satu dari fisik atau ilmu
pengetahuan alam. Pada tahun ketiga, para siswa mengkhususkan diri pada tingkat
konsentrasi yang lebih besar. Pada tahun kedua dan ketiga jurusan teknis, sekitar dua pertiga
dari semua kelas difokuskan pada pelatihan teknis dan mata pelajaran teknis lainnya yang
terkait dengan spesialisasi, dengan kelas-kelas yang tersisa dikhususkan untuk mata pelajaran
akademik umum.
2.2.2.3 Pendidikan Yang Lebih Tinggi
Akses ke studi pasca sekunder terbuka untuk pemegang the baccalauréat atau setara
asing. Selain melewati baccalauréat , siswa juga harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan
setiap tahun oleh Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset Ilmiah berdasarkan pertimbangan
berikut:
a. Pilihan siswa
b. Bidang studi di baccalauréat
c. Skor rata-rata di bidang tertentu pada baccalauréat
d. Jumlah kursi yang tersedia di masing-masing bidang dan yurisdiksi.
Pada tahun 2002, National Information Institute, organisasi yang bertanggung jawab
untuk memproses aplikasi universitas, menerima total 130.000 file.

2.3 Keunggulan Kurikulum 2013


Adapun beberapa keunggulan pada kurikulum 2013 ini menurut Ilo Jayanti adalah
sebagai berikut :
a. Siswa lebih dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap pemecahan
masalah yang mereka hadapi di sekolah.
b. Adanya penilaian dari semua aspek meliputi nilai kesopanan, religi, praktek, sikap
dan lain-lain.
c. Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang telah
diintegrasikan kedalam semua program studi.
d. Adanya kompetensi yang sesuai dengan tuntutan fungsi dan pendidikan nasional.
e. Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistic domain sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.
f. Kurikulum ini sangat tanggap dengan fenomena dan perubahan sosial.
g. Standar penilaian mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi seperti sikap,
keterampilan, dan pengetahuan secara proporsional.
h. Mengharuskan adanya remidiasi secara berkala.
i. Sifat pembelajaran sangat kontekstual.
j. Buku dan kelengkapan dokumen disiapkan lengkap oleh pemerintah.
2.4 Keunggulan Sistem Pendidikan (Kurikulum) Algeria
a. Lebih awal memperkenalkan bahasa asing pada siswa (Kelas 4 pada Pendidikan
Dasar).
b. Ada fokus besar pada bahasa Arab dan Matematika pada sistem kurikulum di
Algeria.
c. Undang-undang Algeria memberikan pendidikan gratis untuk orang-orang berusia 6
atau 7 tahun hingga 15 tahun (Pendidikan Dasar).
d. Penjurusan pada Pendidikan Sekunder berdasarkan berbagai hal yaitu Siswa
dijuruskan menurut preferensi pribadi mereka, pendapat guru dan konselor mereka,
hasil mereka pada ujian Brevet d'Enseignement Fondamental , kinerja keseluruhan
mereka di kelas sembilan, dan jumlah slot yang tersedia di setiap spesialisasi.

2.5 Perbedaan Sistem Pendidikan Indonesia (Kurikulum 2013) dan Algeria


Beberapa perbedaan yang ada pada sistem pendidikan di Indonesia, khususnya
kurikulum 2013 dan sistem pendidikan di Algeria ditampilkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.2
Perbedaan Sistem Pendidikan Indonesia (Kurikulum 2013) dan Algeria

Indonesia Algeria
wajib belajar 9 tahun wajib belajar 9 tahun (dibagi menjadi 3 siklus, 2
siklus di Sekolah Dasar dan siklus terakhir di
Sekolah Menengah)
Sistem pendidikan di Indonesia SD (6 tahun), Sistem pendidikan Aljazair terstruktur dari
SMP (3 Tahun), SMA/SMK (3 tahun) dan pedidikan Dasar (9 tahun), Menengah Umum (3
Perguruan tinggi tahun), dan Teknis Tingkat Sekunder (3 tahun)
Dalam menjalani wajib belajar 9 tahun, Terdapat sekolah terpadu yang mengajarkan
dibedakan antara jenjang SD dan SMP semua sembilan tahun pendidikan dasar di
bawah satu atap
Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan Bahasa Arab adalah bahasa pengantar dalam
carrier of knowledge untuk jenjang semua mata pelajaran kecuali bahasa asing
SD/SMP/SMA/SMK.
Struktur Kurikulum SD/MI pada tabel 2.3 Struktur Kurikulum Pendidikan Dasar pada tabel
Struktur Kurikulum SMP/MTs pada tabel 2.4
2.5

TIdak menjadikan bahasa asing (inggris) Pendidikan bahasa asing pertama dimulai pada
sebagai mata pelajaran wajib di Sekolah kelas 4 pada pendidikan dasar
Dasar, sedangkan bahasa inggris menjadi
mata pelajaran wajib sejak kelas 7-9 di
Sekolah Menengah Pertama
Rata-rata jumlah jam pelajaran untuk Sekolah Rata-rata jumlah jam pelajaran untuk pendidikan
Dasar 5-6 jam, sedangkan untuk Sekolah dasar 5.5-6.5 jam
Menengah Pertama 6.3
Jumlah jam mengajar di Sekolah Dasar pada Dalam enam tahun pertama siswa pendidikan
kelas rendah 30-34 jam/minggu dan pada dasar menghadiri kelas selama 27 jam seminggu
kelas tinggi 36 jam/minggu. dan 32 hingga 35 jam seminggu dalam siklus
Jumlah jam mengajar di Sekolah Menengah
terakhir
Pertama 38 jam/minggu

Tabel 2.3
Struktur Kurikulum SD/MI

Mata Pelajaran Alokasi Waktu Belajar per Minggu


I II III IV V VI
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
Pendidikan Pancasila dan 5 5 6 4 4 4
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3

Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan 4 4 4 4 4 4
2
Kesehatan

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 3

Tabel 2.4
Struktur Kurikulum SMP/MTs
Alokasi Waktu Belajar per Minggu
Mata Pelajaran
I II III
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3 Bahasa Indonesia 6 6 6
4 Matematika 5 5 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7 Bahasa Inggris 4 4 4

Kelompok B
1 Seni Budaya (termasuk muatan lokal) 3 3 3
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan 3 3 3
Kesehatan(termasuk muatan lokal)
3 Prakarya (termasuk muatan lokal) 2 2 2

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 38 38


Tabel 2.5
Struktur Kurikulum Pendidikan Dasar

Cycle Cycle Cycle


de d'éveil d'orientatio
base
n
1st yr 2nd yr 3rd yr 4th yr 5th yr 6th yr 7th yr 8th yr 9th yr
Arabic 14 14 12 9 7.5 7.5 6 5 5
Islamic 2 2 2 1.5 1.5 1.5 1 1 1
Studies
Political - - - - - 1.5 1 1 1
education
History / - - - - - - 2 2 2
geography
Mathematics 6 6 6 5 5 5 5 6 5
Natural - - - - - - 3 3 3
scienses
Social - - 2 2.5 4 4 - - -
studies
Technology - - - - - - 3 2 2
Manual 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 - - -
work
1st foreign - - - 5 5 5 5 4 4
language
2nd foreign - - - - - - - 4 5
language
Art 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Music 1 1 1 - - - 1 1 1
Physical 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 2 2 2
education

Total 27 27 27 27 27 27 31 32 32
Daftar Pustaka

1. Ilo Jayanti, “ Kurikulum 2013”, Dunia Pendidikan, diakses dari


http://www.beritahu.me, pada tanggal 10 Desember 2018.
2. World Education News & Reviews, Education in Algeria Printer friendly version
(online), 2006,https://shelbycearley.files.wordpress.com/2010/06/education-in-
algeria.pdf, diakses pada 10 Desember 2018. (BAB KURIKULUM NEGARA
ALGERIA)
3. UNDP. (2018). Human Development Indices and Indicators 2018 Statistical Update.
USA : United Nations Development Programme (UNDP)

Anda mungkin juga menyukai