Anda di halaman 1dari 6

Kriteria Guru Berkualitas Guru yang berkualitas harus memiliki persyaratan, yang meliputi: 1) Memiliki bakat sebagai guru,

2) Memiliki keahlian sebagai guru, 3) Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi, 4) Memiliki mental yang sehat, 5) Berbadan sehat, 6) Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas, 7) Guru adalah manusia berjiwa Pancasila, 8) Guru adalah seorang warga negara yang baik, 9) Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang, 10) Pengembangan profesi secara berkesinambungan. Faktor-Faktor Penghambat Peningkatan Kualitas Guru Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam usaha pengembangan danpeningkatan kualitas guru di Indonesia, di antaranya adalah: 1) Faktor personal, berupa rendahnya kesadaran guru untuk mengutamakan mutu dalampengembangan diri, kurang termotivasinya guru untuk memiliki program terbaik bagipemberdayaan diri, tertanamnya rasa tidak berdaya dan tidak mampu untuk mengembangkan profesi. 2) Faktor ekonomis, berupa terbatasnya kemampuan finansial guru untuk secaraberkelanjutan mengembangkan diri, amat rendahnya penghasilan sebagai gurusehingga memaksa mereka bekerja bermacam-macam, dan banyaknya pungutan dan pembiayaan kepada mereka sehingga mengurangi kemampuan ekonomis untuk mengembangkan profesi. 3) Faktor struktural, berupa banyaknya pihak yang mengatur dan mengawasi gurusehingga mereka tidak bisa bekerja dengan tenang, rumitnya jenjang dan jalurpengembangan profesi atau karier yang membuat mereka merasa tidak berdaya,terlalu ketat dan kakunya berbagai birokrasi yang mengikat para guru, sehingga tidak mampu mengembangkan kreativitas. 4) Faktor sosial, berupa rendahnya penghargaan masyarakat terhadap profesi guru,kurangnya partisipasi masyarakat dalam upaya pengembangan profesi guru, dankurangnya fasilitas sosial bagi pengembangan profesi guru. 5) Faktor budaya, berupa rendahnya budaya kerja berorientasi mutu sehingga para gurubekerja seadanya

Upaya-Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Guru Jalan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas guru antara lain: 1) Menaikan upah dan gaji guru, Dengan mendapatkan gaji yang lebih memadai maka akan meningkatkan kesejahteraanguru sehingga guru lebih serius dan bertanggung jawab dalam menjalankan profesinya. Perluditata ulang sistem penggajian guru agar gaji yang diterimanya setiap bulan dapat mencukupikebutuhan hidup dirinya dan keluarganya dan pendidikan putra-putrinya. Dengan penghasilanyang mencukupi, tidak perlu guru bersusah payah untuk mencari nafkah tambahan di luar jamkerjanya. Guru akan lebih berkonsentrasi pada profesinya, tanpa harus mengkhawatirkankehidupan rumah tangganya serta khawatirakan pendidikan putra-putrinya. Guru mempunyaiwaktu yang cukup untuk mempersiapkan diri tampil prima di depan kelas. Jika mungkin,seorang guru dapat meningkatkan profesinya dengan menulis buku materi pelajaran yangdapat dipergunakan diri

sendiri untuk mengajar dan membantu guru-guru lain yang belummencapai tingkatnya. Hal ini dapat lebih menyejahterakan kehidupan guru dan akan lebihmeningkatkan status sosial guru. Guru akan lebih dihormati dan dikagumi oleh anak didiknya. Jika anak didik mengagumi gurunya maka motivasi belajar siswa akan meningkatdan pendidikan pasti akan lebih berhasil. 2) Kurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi yang sangat menyita waktu. Sebaiknya tugastugas administrasi yang selama ini harus dikerjakan seorang guru, dibuatoleh suatu tim di Diknas atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang disesuaikandengan kondisi daerah dan bersifat fleksibel (bukan harga mati) lalu disosialisasikan kepadaguru melalui sekolah-sekolah. Hal ini dapat dijadikan sebagai pegangan guru mengajar dalam mengajar dan membantu guru-guru pemula untuk mengajar tanpa membebani tugas-tugasrutin guru. 3) Pelatihan dan sarana. Lembaga-lembaga Diklat (PPG dan BPG) di lingkungan Depdiknas perlu lebihdioptimalkan peranannya sesuai dengan tugas dan fungsinya.Salah satu usaha untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah pendalaman materipelajaran melalui pelatihan-pelatihan. Beri kesempatan guru untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tanpa beban biaya atau melengkapi sarana dan kesempatan agar guru dapat banyak membaca bukubuku materi pelajaran yang dibutuhkan guru untuk memperdalampengetahuannya. 4) Pendidikan dalam jabatan. Dalam upaya peningkatan mutu guru, penekanan diberikan pada kemampuan guru agardapat meningkatkan efektifitas mengajar, mengatasi persoalanpersoalan praktis danpengelolaan PBM, dan meningkatkan kepekaan guru terhadap perbedaan individu para siswayang dihadapinya. 5) Mengikuti program sertifikasi. Dalam UUD RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwasertifikasi adalah proses pemberian sertifikat guru dan dosen. Sertifikasi guru dapat diartikansebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensiuntuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus ujikompetensi oleh lembaga sertifikasi. 6) Memperluas pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan dan keterampilan bagi seorang guru merupakan suatu hal yang mutlak, gurusebagai seorang komunitator harus memiliki syarat, yaitu terampil berkomunikasi, sikap,pengetahuan, dan sistem social budaya. Disamping itu guru senantiasa mengembangkan diri dengan pengetahuan yang mendukung profesionalitasnya dengan ilmu pendidikan,menguasai secara penuh materi yang diajar serta selalu mengembangkan modelpembelajaran. Jadi, untuk meningkatkan kualitas guru sebaiknya guru memiliki pengetahuanyang luas dan berbagai keterampilan. 7) Mengutamakan layanan Guru sebagai tenaga profesional akan melayani siswanya untuk mengembangkan dirilebih maju, berpikir kritis, kreatif, mengambil keputusan dan memecahkan masalah sertatidak membedakan antara satu siswa dengan lainnya. 8) Memiliki kesatuan atau organisasi Suatu profesi perlu memiliki kesatuan atau organisasi profesi yang berfungsi sebagailembaga pengendali keseluruhan profesi itu, baik secara mandiri maupun secara bersama-sama dengan pihak lain yang relevan. 9) Memberikan penghargaan dan sanksi hukuman (reward and punishment). Secara bertahap guru diawasi oleh kepala sekolah dan kepala sekolah diawasi olehpengawas sekolah. Sehingga kinerja guru terpantau dengan baik. 10) Menghapus diskriminasi status guru yang saat ini beragam. Upaya Guru Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengajar dan MenguasaiBahan Ajar Kenyataan menunjukkan bahwa masih sebagian besar guru underqualified, tingkatpenguasaan bahan ajar dan keterampilan dalam menggunakan metode pembelajaran yanginovatif masih kurang.Pada dasarnya peningkatan kualitas diri seseorang harus menjadi tanggung jawab diripribadi. Kesadaran ini akan timbul dan berkembang sejalan dengan kemungkinanpengembangan karir mereka. Oleh

karena itu pengembangan kualitas guru harus dikaitkandengan perkembangan karir guru sebagai pegawai, baik negeri maupun swasta. Gambaranyang ideal adalah bahwa pendapatan dan karir, dalam hal ini jenjang jabatan dan kepangkatanmerupakan hasil dari peningkatan kualitas seseorang selaku guru.Untuk bisa meningkatkan kualitasnya sehingga bisa terus menanjak pangkatnya sampaijenjang kepangkatan tertinggi, guru harus memperbanyak tukar pikiran tentang hal-hal yangberkaitan dengan pengalaman mengembangkan materi pelajaran dan berinteraksi denganpeserta didik. Tukar pikiran tersebut bisa dilaksanakan dalam perternuan guru sejenis disanggar kerja guru. Kegiatan ini hendaknya selalu mengangkat topik pembicaraan yangbersifat aplikatif. Artinya, hasil pertemuan bisa digunakan secara langsung untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.Wadah dan kelembagaan untuk pengembangan ini adalah kelompok yang merupakanorganisasi bersifat non-struktural dan lebih bersifat informal.Wadah ini dikembangkan berdasarkan bidang studi atau rumpun bidang studi padamasing-masing sekolah. Anggota yang memiliki kepangkatan tertinggi dalam setiap rumpundiharapkan bisa berfungsi sebagai pembimbing.Kalau ada anggota memiliki kepangkatan yang sama, maka diharapkan secara bergiliransalah satu darinya berfungsi sebagai pembimbing anggota yang lain. Dengan bentuk wadahdan kelembagaan semacam ini maka di setiap sekolah akan terdapat lebih dari satu kelompok.Keberadaan kelompok akan memungkinkan para guru untuk bisa tukar pikiran denganrekan sejawat mengenai hal ikhwal yang berkaitan interaksi guru dengan para siswa. Bagiseorang pekerja profesional, termasuk guru, komunikasi kesejawatan tentang profesi yangditekuni sangatlah penting. Namun sayangnya, justru komunikasi kesejawatan inilah yangbelum ada di kalangan profesi guru di tanah air kita.Kelompok yang dibentuk merupakan wadah kegiatan di mana antara anggota sejawatbisa saling asah, asuh dan asih untuk meningkatkan kualitas diri masing-masing khususnyadan mencapai kualitas sekolah serta pendidikan pada urnumnya.Asah artinya satu dengan anggota sejawat yang lain saling membantu untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya. Asuh berarti di antara anggota kesejawatan saling membimbing dengan tulus dan ikhlas untuk peningkatan kemampuan profesional dan asihberarti di antara anggota kesejawatan terdapat hubungan kekeluargaan yang akrab. Oleh karena itu kelompok yang beranggotakan para guru suatu bidang studi sejenis harusmenitik-beratkan pada aktifitas profesional.Secara terperinci kegiatan kelompok ditujukan untuk: 1.Meningkatkan kualitas dan kemampuan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.Kegiatan yang dilaksanakan antara lain : a) Diskusi tentang satuan pelajaran. b) Diskusi tentang substansi meteri pelajaran. c) Diskusi pelaksanaan proses belajar mengajar termasuk evaluasi pengajaran. d) Melaksanakan observasi aktivitas rekan sejawat di kelas. e) Mengembangkan evaluasi penampilan guru oleh peserta didik. f)Mengkaji hasil evaluasi penampilan guru oleh peserta didik sebagai feedback bagi anggota kelompok.

2. Meningkatkan penguasaan dan pengembangan keilmuan, khususnya bidang studiyang menjadi tanggung jawabnya. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain : a) Kajian jurnal dan buku baru. b) Mengikuti jalur pendidikan formal yang lebih tinggi. c) Mengikuti seminar-seminar dan penataran-penataran. d) Menyampaikan pengalaman penataran dan seminar kepada anggota kelompok. e) Melaksanakan penelitian.

3. Meningkatkan kemampuan untuk mengkomunikasikan masalah akademis.Kegiatan yang dilaksanakan antara lain: a) Menulis artikel. b) Menyusun laporan penelitian. c) Menyusun makalah. d) Menyusun laporan dan review buku. Kegiatan kelompok dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan. Sebagaimanakonsep asah, asuh dan asih, maka setiap anggota kelompok memiliki hak, kewajiban dankesempatan yang sama dalam setiap kegiatan tanpa memandang jenjang kepangkatan, jabatandan gelar akademik yang disandangnya. Input, feedback, komentar dan saran-saran sejawat atas penampilan salah seoranganggota kelompok kesejawatan diberikan baik secara tertulis maupun secara lisan sesuaidengan kebutuhan. Untuk hasil observasi kelas, misalnya kelompok kesejawatan mungkinbisa mengembangkan format observasi bisa dilaksanakan secara sistematis, objektif danrasional, sehingga anggota yang diobservasi bisa memperoleh input tertulis di samping juga input lisan.Aktifitas yang dimaksudkan ini tidak bersifat searah, melainkan bersifat multiarah.Artinya, aktifitas yang dilaksanakan bersifat komprehensif dan total yang mencakuppresentasi, observasi, penilaian, kritik, tanggapan, saran, dan bimbingan. Kebijakan Pemerintah dalam Peningkatan Kualitas Guru Kebijakan pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas guru antara lain melalui: 1. Standardisasi Kompetensi Guru Standardisasi Kompetensi Guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan bagi seorang gurudalam menguasai seperangkat kemampuan agar berkelayakan menduduki salah satu jabatanfungsional Guru, sesuai bidang tugas dan jenjang pendidikannya. Persyaratan dimaksudadalah penguasaan proses belajar mengajar dan penguasaan pengetahuan. jabatan FungsionalGuru adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak seseorang guru yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atauketerampilan tertentu serta bersifat mandiri. 2. Undang-undang Guru dan Dosen Indonesia pada tahun 2005 telah memiliki Undang-undang guru dan dosen, yangmerupakan kebijakan untuk intervensi langsung meningkatakan kualitas kompetensi guru lewat kebijakan keharusan guru untuk memiliki kualifikasi strata 1 atau D4 dan memilikisertifikasi profesi. Dengan sertifikat profesi ini guru berhak mendapatkan tunjangan 1 bulangaji pokok guru.

I. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Guru Saat Ini

Hingga saat ini masih banyak masalah dan kendala yang berkaitan dengan gurusebagai satu kenyataan yang harus diatasi dengan segera. Berbagai upaya pembaharuanpendidikan telah banyak dilakukan antara lain melalui perbaikan sarana, peraturan,kurikulum, dsb. tapi belum mempriotitaskan guru sebagai pelaksana di tingkat instruksionalterutama dari aspek kesejahteraannya. Beberapa masalah dan kendala yang berkaitan dengankondisi guru antara lain sebagai berikut. 1. Kuantitas, kualitas, dan distribusi. Dari aspek kuantitas, jumlah guru yang ada masih dirasakan belum cukup untuk menghadapi pertambahan siswa serta tuntutan pembangunan sekarang. Kekurangan guru diberbagai jenis dan jenjang khususnya di sekolah dasar, merupakan masalah besar terutama didaerah pedesaan dan daerah terpencil.Dari aspek kualitas, sebagian besar guru-guru dewasa ini masih belum memilikipendidikan minimal yang dituntut. Data di lampiran 1 menunjukkan bahwa dari 2.783.321orang guru yang terdiri atas 1.528.472 orang guru PNS dan sisanya (1.254.849 orang) non-PNS, baru sekitar 40% yang sudah memiliki kualifikasi S-1/D-IV dan di atasnya. Sisanyamasih di bawah D-3 atau lebih rendah.Dari aspek penyebarannya, masih terdapat ketidak seimbangan penyebaran guru antarsekolah dan antar daerah.. Dari aspek kesesuaiannya, di SLTP dan SM, masih terdapatketidak sepadanan guru berdasarkan mata pelajaran yang harus diajarkan. 2. Kesejahteraan. Dari segi keadilan kesejahteraan guru, masih ada beberapa kesenjangan yangdirasakan sebagai perlakuan diskriminatif para guru. Di antaranya adalah: a) Kesenjangan antara guru dengan PNS lainnya, serta dengan para birokratnya, b) Kesenjangan antara guru dengan dosen, c) Kesenjangan guru menurut jenjang dan jenis pendidikan, misalnya antara guru SDdengan guru SLTP dan Sekolah Menengah, d) Kesenjangan antara guru pegawai negeri yang digaji oleh negara, dengan guru swastayang digaji oleh pihak swasta, e) Kesenjangan antara guru pegawai tetap dengan guru tidak tetap atau honorer, f) Kesenjangan antara guru yang bertugas di kota-kota dengan guru-guru yang berada dipedesaan atau daerah terpencil, g) Kesenjangan karena beban tugas, yaitu ada guru yang beban mengajarnya ringantetapi di lain pihak ada yang beban tugasnya banyak (misalnya di sekolah yangkekurangan guru) akan tetapi imbalannya sama saja atau lebih sedikit. Kesejahteraanmencakup aspek imbal jasa, rasa aman, kondisi kerja, hubungan antar pribadi, danpengembangan karir. 3. Manajemen guru Dari sudut pandang manajemen SDM guru, guru masih berada dalam pengelolaanyang lebih bersifat birokratis-administratif yang kurang berlandaskan paradigma pendidikan(antara lain manajemen pemerintahan, kekuasaan, politik, dsb.). Dari aspek unsur danprosesnya, masih dirasakan terdapat kekurang-terpaduan antara sistem pendidikan,rekrutmen, pengangkatan, penempatan, supervisi, dan pembinaan guru. Masih dirasakanbelum terdapat keseimbangan dan kesinambungan antara kebutuhan dan pengadaan guru.Rerkrutmen dan pengangkatan guru masih selalu diliputi berbagai masalah dan kendalaterutama dilihat dari aspek kebutuhan kuantitas, kualitas, dan distribusi. Pembinaan dansupervisi dalam jabatan guru belum mendukung terwujudnya pengembangan pribadi danprofesi guru secara proporsional. Mobilitas mutasi guru baik vertikal maupun horisontalmasih terbentur pada berbagai peraturan yang terlalu birokratis dan arogansi dan egoismesektoral. Pelaksanaan otonomi daerah yang kebablasan cenderung membuat manajemen guru menjadi makin semrawut.

4. Penghargaan terhadap guru Seperti telah dikemukakan di atas, hingga saat ini guru belum memperolehpenghargaan yang memadai. Selama ini pemerintah telah berupaya memberikan penghargaankepada guru dalam bentuk pemilihan guru teladan, lomba kreatiivitas guru, guru berprestasi, dsb. meskipun belum memberikan motivasi bagi para guru. Sebutan pahlawan tanpa tanda jasa lebih banyak dipersepsi sebagai pelecehan ketimbang penghargaan. Pemberian penghargaan terhadap guru harus bersifat adil, terbuka, non-diskriminatif, dan demokratisdengan melibatkan semua unsur yang terkait dengan pendidikan terutama para pengguna jasaguru itu sendiri, sementara pemerintah lebih banyak berperan sebagai fasilitator. 5. Pendidikan guru Sistem pendidikan guru baik pra-jabatan maupun dalam jabatan masih belummemberikan jaminan dihasilkannya guru yang berkewenangan dan bermutu disamping belumterkait dengan sistem lainnya. Pola pendidikan guru hingga saat ini masih terlalu menekankanpada sisi akademik dan kurang memperhatikan pengembangan kepribadian disampingkurangnya keterkaitan dengan tuntutan perkembangan lingkungan. Pendidikan guru yang adasekarang ini masih bertopang pada paradigma guru sebagai penyampai pengetahuan sehinggadiasumsikan bahwa guru yang baik adalah yang menguasai pengetahuan dan cakapmenyampaikannya. Hal ini mengabaikan azas guru sebagai fasilitator dalam pembelajarandan sumber keteladanan dalam pengembangan kepribadian peserta didik. Pada hakekatnyapendidikan guru itu adalah pembentukan kepribadian disamping penguasaan materi ajar.Sebagai akibat dari hal itu semua, guru-guru yang dihasilkan oleh LPTK tidak terkait dengankondisi kebutuhan lapangan baik kuantitas, kualitas, maupun kesepadannya dengankebutuhan nyata.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yakni dengan menciptakan guru yangprofesional dalam upaya peningkatan mutu dan kualitas guru, sehingga masalah pendidikandi Indonesia dapat terselesaikan dengan baik, maka dibutuhkan peran serta dan keterlibatanlangsung dari guru itu sendiri dan pemerintah. Kenyataan menunjukkan bahwa masihsebagian besar guru underqualified, tingkat penguasaan bahan ajar dan keterampilan dalammenggunakan metode pembelajaran yang inovatif masih kurang. Untuk itu perlu upayapeningkatan kualitas guru melalui berbagai cara antara lain : penentuan standar kompetensi,uji kompetensi dan sertifikasi guru, penilaian kinerja guru, penataran /pelatihan guru,peningkatan kesejahteraan dan profesionalisme guru, studi lanjut, peningkatan kualitas LPTKpenghasil guru, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai