Penulisan ulang jurnal penelitian isu positif yang saya gunakan untuk tugas psikologi industri
& organisasi yang berjudul:
Employee engagement sering diukur melalui survei atau penilaian karyawan, yang
mencakup berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan tingkat kepuasan, motivasi,
komitmen, dan keterlibatan mereka dalam pekerjaan mereka. Tingkat employee engagement
yang tinggi sering dikaitkan dengan karyawan yang lebih produktif, kreatif, setia, dan
berkontribusi positif terhadap kesuksesan organisasi.
Indikator atau tanda dari employee engagement adalah cara untuk mengukur tingkat
keterlibatan karyawan dalam pekerjaan dan organisasi. Beberapa indikator umum dari
employee engagement termasuk:
1. Kehadiran dan Kehadiran Yang Baik: Karyawan yang terlibat cenderung hadir secara
teratur dan memiliki tingkat absensi yang rendah.
2. Kinerja yang Tinggi: Karyawan yang terlibat sering memiliki kinerja yang lebih baik,
mencapai target kerja, dan menghasilkan hasil yang berkualitas.
3. Rendahnya Tingkat Putus Kerja: Tingkat putus kerja yang rendah adalah tanda bahwa
karyawan merasa terikat dengan organisasi dan pekerjaan mereka.
4. Partisipasi Aktif dalam Proyek dan Inisiatif: Karyawan yang terlibat sering terlibat
dalam proyek-proyek tambahan atau inisiatif yang mendukung tujuan organisasi.
5. Umpan Balik Positif dalam Survei Kepuasan Karyawan: Karyawan yang merasa
terlibat akan memberikan umpan balik positif dalam survei kepuasan karyawan.
6. Kolaborasi yang Tinggi: Karyawan yang terlibat sering bekerja sama dan
berkolaborasi dengan rekan kerja, mempromosikan budaya kerja yang positif.
7. Peningkatan Inovasi: Tingkat keterlibatan yang tinggi sering berhubungan dengan
kemampuan untuk memberikan kontribusi ide-ide inovatif dan solusi yang
memajukan organisasi.
8. Partisipasi dalam Pelatihan dan Pengembangan: Karyawan yang terlibat sering aktif
dalam pelatihan dan pengembangan yang ditawarkan oleh organisasi untuk
meningkatkan keterampilan mereka.
9. Pertumbuhan Karir dalam Organisasi: Karyawan yang merasa terlibat sering melihat
peluang untuk pertumbuhan karir dalam organisasi mereka.
Nisa Khoirilla Magfiroh / 22104216 / Psikologi Islam F
10. Kepuasan Kerja yang Tinggi: Karyawan yang terlibat cenderung merasa puas dengan
pekerjaan mereka dan dengan lingkungan kerja mereka.
11. Perasaan Kepemilikan Terhadap Pekerjaan: Karyawan yang merasa terlibat sering
memiliki perasaan kepemilikan terhadap pekerjaan mereka dan merasa bahwa
pekerjaan tersebut merupakan bagian integral dari identitas mereka.
Nisa Khoirilla Magfiroh / 22104216 / Psikologi Islam F
Penulisan ulang jurnal penelitian isu negatif yang saya gunakan untuk tugas psikologi
industri & organisasi yang berjudul:
A. Abstrak
Pendahuluan
Sumber daya manusia (SDM) dalam sebuah perusahaan sangat penting karena
mereka berperan dalam mencapai tujuan perusahaan. SDM yang berkualitas memiliki ciri-
Nisa Khoirilla Magfiroh / 22104216 / Psikologi Islam F
ciri seperti pengetahuan luas, kerja keras, akuntabel, dan etos kerja yang kuat. Suatu
perusahaan membutuhkan SDM yang berkualitas dalam waktu yang telah ditentukan, dan
pekerjaan dapat menjadi beban bagi SDM yang tidak memenuhi standar tersebut. Pentingnya
penilaian kerja terhadap kepuasan kerja dan kinerja perusahaan. Kepuasan kerja dipengaruhi
oleh persepsi karyawan tentang sejauh mana pekerjaan mereka memenuhi standar profesi
mereka, seperti gaji, prospek kemajuan, manajemen, dan rekan kerja.
Karyawan yang bekerja terlalu banyak dan tidak menjaga keseimbangan antara
pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka dapat mengalami dampak psikologis dan perilaku
yang mengganggu produktivitas. Banyak perusahaan sekarang mengenalkan program
worklife balance untuk menjaga kepuasan kerja karyawan, yang diperlukan untuk
mencapai tujuan perusahaan. Work-life balance mengacu pada kemampuan karyawan untuk
menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan tanggung jawab pribadi mereka, seperti
keluarga, hobi, seni, dan pengejaran akademik. Work-life balance dapat diukur dengan
indikator seperti kepuasan, waktu, dan keterlibatan dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Burnout adalah reaksi psikologis di mana karyawan tidak dapat melakukan pekerjaan
mereka dengan baik karena tekanan emosional dan stres. Gejala burnout meliputi kelelahan
fisik, emosional, mental, dan perasaan pencapaian rendah. Burnout dapat berdampak negatif
terhadap kepuasan kerja karyawan, dan kepuasan kerja cenderung menurun ketika tingkat
burnout meningkat.
B. Metode
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengumpulan data dari dua
sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner
yang disebarkan menggunakan Google Form kepada 33 karyawan di PT. Bank Sumut
Syariah Medan. Selain itu, data juga dikumpulkan melalui wawancara dengan beberapa
karyawan untuk mendapatkan informasi langsung tentang fenomena sosial yang terjadi.
seperti website perusahaan, jurnal, dan buku yang mendukung penelitian ini. Analisis data
akan meliputi uji normalitas, uji multicollinearity, uji heteroskedastisitas, uji regresi
berganda, uji hipotesis (uji t parsial dan uji F simultan), dan determinasi R-Square. Perangkat
lunak E-Views 10 digunakan untuk membantu analisis data dalam penelitian ini.
Untuk hasil bisa dilihat langsung didalam jurnalnya bisa di acses melalui web:
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/sosio_ekons/article/view/18503/5916
C. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana burnout dan worklife balance
memengaruhi kepuasan kerja karyawan di PT Bank SUMUT Syariah Medan. Data
dikumpulkan melalui kuesioner online menggunakan Google Forms, dan analisis data
dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak E Views 10.
Kesimpulan:
3. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh baik worklife balance maupun burnout secara
bersamaan. Artinya, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta
tingkat kelelahan karyawan, berpengaruh pada kepuasan kerja secara bersamaan.
4. Sebagian besar (90,9%) tingkat kepuasan kerja dipengaruhi oleh worklife balance dan
burnout, sementara faktor lain mungkin mempengaruhi sebesar 9,1%.
Saran:
Dimensi atau aspek utama dari kedua variabel yang termaktub dalam jurnal penelitian yang
berjudul "PENGARUH WORKLIFE BALANCE DAN BURNOUT TERHADAP
KEPUASAN KERJA KARYAWAN" sebagaai berikut:
1. Worklife Balance:
a. Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
b. Kemampuan untuk menjalankan tugas pekerjaan dan merawat aspek-aspek
kehidupan pribadi seperti keluarga, waktu luang, dan kegiatan di luar pekerjaan.
c. Pengaturan waktu, fleksibilitas, dan dukungan dari perusahaan terkait dengan
keseimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi.
2. Burnout:
a. Kelelahan fisik dan emosional yang dialami karyawan.
b. Tekanan, stres, atau beban kerja yang berlebihan sebagai penyebab utama
burnout.
c. Gejala-gejala burnout seperti kelelahan mental, kelelahan emosional, dan
perasaan penurunan pencapaian