Anda di halaman 1dari 54

PENGADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sarana dan
Prasarana Pendidikan
Dosen Pengampu :
Dr. Wahyu Sri Ambar Arum, MA

Disusun Oleh:
1. Veda Athifah (1103619003)
2. Miftah Huljanati (1103619024)
3. Dhia Amalia Putri Prinanto (1103619041)
4. Fathimah Az Zahra (1103619053)
5. Easyah Theoline (1103619079)
6. Hany Damar Mulya Putri (1103619084)

MANAJEMEN PENDIDIKAN 2019 A


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
September 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillahi rabbil allamin puji serta syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan”. Kami menyadari
proses selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kami rahmat-Nya, sehingga
makalah ini tersusun dengan baik dan semestinya
2. Dr. Wahyu Sri Ambar Arum, MA selaku dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
3. Teman-teman dan para sahabat kami di kelas MP 2019 A yang
membantu dan mendukung kami dalam membuat makalah ini
4. Serta Orang tua kami yang selalu mendukung dan memberi motivasi
kepada kami agar terselesainya makalah ini sebagai proses
pembelajaran dan penugasan kami di mata kuliah Manajemen Sarana
dan Prasarana Pendidikan
Makalah ini disusun dan dibuat oleh kami untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dan memberikan
manfaat bagi pembaca, khususnya untuk kami sendiri. Makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun. Atas perhatiannya kami
ucapkan banyak terimakasih.

Jakarta, 18 September 2020

Kelompok 1 Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Prodi MP 2019 A

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan .........................................................................................2
BAB II ...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN ............................................................................................................3
2.1 Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan ..............................3
2.2 Hakikat Pengadaan Sarana dan Prasarana Persekolahan .................................5
2.3 Etika Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ........................................6
2.4 Konsep Pengadaan Sarana Prasarana Pendidikan ............................................7
2.5 Fungsi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ......................................9
2.6 Tujuan Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan .....................................9
2.7 Strategi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan .................................. 10
2.8 Cara Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ....................................... 13
2.9 Metode Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ................................... 21
2.10 Prosedur Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dan
Implementasinya ..................................................................................................... 21
2.11 Karakteristik Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah ....... 28
2.12 Prinsip-prinsip Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ..................... 30
2.13 Jenis-Jenis Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan ....................... 35
2.14 Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikaan ...................... 37
2.15 Asas-Asas Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan ............................. 46
2.16 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pengadaan Sarana dan
Prasarana Pendidikan ............................................................................................. 49
BAB III ........................................................................................................................ 49
PENUTUP ................................................................................................................... 49
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 49
3.1 Saran .................................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 51

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lembaga pendidikan sekolah memerlukan dukungan sarana dan prasarana
pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan merupakan material pendidikan
yang sangat penting, banyak sekolah memiliki sarana dan prasarana pendidikan
yang lengkap sehingga sangat menunjang proses pendidikan disekolah, baik
guru maupun siswa. Pengadaan sarana dan prasaran pendidikan adalah
serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana
pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pengadaan sarana dan prasarana sangat penting karena dengan adanya
pengadaan sarana dan prasarana lembaga pendidikan akan terpelihara dan jelas
kegunaanya. Dalam pengelolaan pihak sekolah harus dapat bertanggung jawab
terhadap sarana dan prasarana terutama kepala sekolah yang langsung
menangani sarana dan prasarana tersebut. Dan pihak sekolahpun harus dapat
memelihara dan memperhatikan pengadaan sarana dan prasarana sekolah yang
sudah ada. Maka dengan adanya sarana dan prasarana di sekolah siswa dapat
belajar dengan maksimal dan efesien.
Dengan demikian, melihat bahwa pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan sangat penting untuk dipelajari dan diketahui agar terpenuhinya
kebutuhan sarana dan prasarana di Lembaga pendidikan oleh karena itu, kami
dari kelompok 1 mata kuliah Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
termotivasi ingin mengetahui lebih dalam mengenai Pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?
2. Bagaimana hakikat pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?
3. Bagaimana etika pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?
4. Bagaimana konsep dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?

1
5. Apa saja fungsi dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?
6. Apa tujuan dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?
7. Apa saja strategi pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?
8. Apa saja tata cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?
9. Bagaimana metode pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?
10. Bagaimana prosedur pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?
11. Apa saja karakteristik dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?
12. Apa saja prinsip pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?
13. Apa saja jenis dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?
14. Bagaimana perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan?
15. Apa saja asas yang perlu diketahui dalam pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dan hakikat dari pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan
2. Untuk mengetahui tujuan, konsep dan fungsi dari pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan
3. Untuk mengetahui etika dan karakteristik dari pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan
4. Untuk mengetahui prinsip, asas dan jenis dari pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan
5. Untuk mengetahui Perencanaan pengadaan, Strategi dan tata cara
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
6. Untuk mengetahui metode dan prosedur pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan dalam makalah ini sebagai berikut :
Agar kami selaku kelompok 1 Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dan
pembaca makalah ini dapat menambah wawasan dan memahami tentang
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Secara etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa Prancis Kuno


menagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Dalam
bahasa inggris, kata manajemen berasal dari kata to manage artinya mengelola,
membimbing, dan mengawasi. Jika diambil dalam bahasa Italia, berasal dari
kata maneggiare memiliki arti mengendalikan, terutamanya mengendalikan
kuda. Sementara itu, dalam bahasa Latin, kata manajemen berasal dari kata
manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan, jika digabung
memiliki arti menangani. Sementara manajer berarti orang yang menangani.
Dalam suatu organisasi, manajer bertanggung jawab terhadap semua sumber
daya manusia dalam organisasi dan sumber daya organisasi lainnya.
Manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang- orang
untuk menentukan, mengintrepretasikan, dan mencapai tujuan- tujuan
organisasi dengan pelaksanaan fungsi- fungsi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian
(staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) dan pengawasan
(controlling). istilah manajemen dapat didefinisikan sebagai kegiatan
mengelola berbagai sumber daya dengan cara bekerja sama dengan orang lain
melalui proses tertentu untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien.
Menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya Organisasi dan
Administrasi " Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan
dalam proses belajar-mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar,
teratur, efektif, efisien".
Sarana sekolah meliputi semua peralatan serta perlengkapan yang
langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Contoh: gedung
sekolah, ruangan, meja, kursi, alat peraga dan lain-lain. Sedangkan prasarana

3
sekolah merupakan semua komponen yang secara tidak langsung menunjang
jalannya proses belajar mengajar atau pendidikan di sekolah. Sebagai contoh:
jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tata tertib sekolah, dan sebagainya.
Sedangkan menurut Piet Sahertian yang dimaksud dengan perlengkapan atau
sarana pendidikan adalah semua barang yang diperlukan baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak yang dianggap sebagai sarana penunjang
pelaksanaan tugas pendidikan diperangkat kelengkapan dasar yang secara tidak
langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Penekanan
pada pengertian tersebut ialah pada sifatnya, sarana bersifat langsung, dan
prasarana tidak didefinisikan sebagai segenap proses pengadaan dan
pendayagunaan komponen- komponen yang secara langsung maupun tidak
langsung menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien. Berdasarkan definisi sederhana tersebut maka pada
hakikatnya manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah itu
merupakan proses pendayagunaan semua sarana dan prasarana yang sekolah.
Berkaitan dengan ini, prasarana pendidikian adalah semua bersifat
langsung dalam menunjang proses pendidikan. Dengan begitu, manajemen
sarana dan prasarana pendidikan dapat dimiliki sekolah.
Sedangkan, untuk pengertian pengadaan menurut Gunawan, (1996:135)
mengatakan bahwa pengadaan sarana dan prasarana adalah segala kegiatan
untuk menyediakan semua keperluan barang, benda dan jasa bagi keperluan
pelaksanaan tugas. Lainnya, menurut Daryanto, (2001:51) bahwa prasarana
berdasarkan etimologi berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dan menurut Nawawi, (1993:63) mengatakan bahwa usaha
pengadaan sarana prasarana yang dibutuhkan sehingga dapat digunakan secara
tepat, memerlukan dan mengembangkan sejumlah dana, komunikasi yang
cepat dan tepat dalan kebutuhan peralatan dapat memungkinkan disusunnya
perencanaan yang lengkap.
Secara ringkas maksud dari pengadaan itu sesuai dengan yang
dinyatakan dalam Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang pedoman
pengadaan barang dan jasa pemerintahan yakni menyatakan “Pengadaan

4
barang/jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang dibiayai
dengan APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara sewa kelola maupun oleh
penyedia barang/jasa”.
Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua
jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan
kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan
dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil
perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar
berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Begitu
pula dengan, pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional
pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan.

2.2 Hakikat Pengadaan Sarana dan Prasarana Persekolahan

Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua


jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan
kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan
dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil
perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar
berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam
manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan. Fungsi ini pada
hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan
prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan
dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga dan
sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

5
2.3 Etika Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengadaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang rawan


penyelewengan. Oleh karena itu, agar tidak terjebak dalam penyelewengan
para pihak yang terlibat dalam pengadaan sarana dan prasarana harus
berpedoman pada etika pengadaan barang/jasa yang telah digariskan oleh
Presiden. Berdasarkan Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 Pasal 6, Etika
pengadaan yang harus dipatuhi oleh para pihak yang terlibat dalam pengadaan
barang/jasa sebagai berikut:

1. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggungjawab untuk


mencapai sasaran, kelancaran, dan ketepatan tercapainya tujuan
pengadaan barang/jasa.
2. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan
dokumen pengadaan barang/jasa yang menurut sifatnya harus
dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan
barang/jasa.
3. Tidak saling memengaruhi, baik langsung, maupun tidak langsung yang
berakibat terjadinya persaingan tidak sehat.
4. Menerima dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang ditetapkan
dengan kesepakatan tertulis pada pihak.
5. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan para pihak yang
terkait, baik secara langsung, maupun tidak langsung pada proses
pengadaan barang/jasa.
6. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan & kebocoran
keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa.
7. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan atau kolusi
dengan tujuan keuntungan pribadi, golongan, atau pihak yang lain yang
secara langsung merugikan negaraa.
8. Tidak menerima, tidak menawarkan, atau tidak menjanjikan untuk
memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa

6
saja dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan
dengan pengadaan barang/jasa

2.4 Konsep Pengadaan Sarana Prasarana Pendidikan

Pengadaan sarana dan prasarana sekolah biasanya dilakukan untuk


memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan pendidikan program
sekolah, menggantikan barang-barang yang rusak, hilang, di hapuskan, atau
sebab-sebab lain yang dapat di pertanggung jawabkan. Dengan pengadaan
tersebut diharapkan dapat menjaga tingkat persediaan barang setiap tahun
anggaran mendatang.
Menurut Martin dan Fuad, (2016: 21) pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan merupakan kegiatan penyediaan semua jenis sarana dan prasarana
sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Proses pengadaan sarana prasarana merupakan proses lanjutan dari
analisis kebutuhan, proses pengadaan merupakan proses mendatangkan alat
atau barang yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar (Jahari dan
Syarbini, 2013: 67) .
Dalam konteks persekolahan, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua
keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud
untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar kegiatan pembelajaran dapat
berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Dapat disimpulkan bahwa pengadaan adalah kegiatan penyediaan semua
jenis sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pendidikan yang
berlangsung di sekolah dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengadaan sarana prasarana harus disesuaikan dengan kebutuhan, baik
berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan
harga, maupun sumber yang dapat dipertanggungjawabkan hal ini sesuai yang
dijelaskan Minarti (2011:259). Berkenaan dengan pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah ada tiga hal yang perlu dipahami yaitu :

7
a. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus melalui
perencanaan yang hati-hati.
b. Banyak cara dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah.
c. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus
diadministrasikan dengan tertib sehingga semua pengeluaran uang yang
berkenaan dengan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah
itu dapat dipertanggungjawabkan baik kepada pemerintah, yayasan
pembina, maupun masyarakat.

Pengadaan sarana prasarana pendidikan dapat dilakukan secara langsung


oleh instansi yang bersangkutan ataupun secara terpusat, biasanya pengadaan
yang dilaksanakan secara terpusat dilakukan oleh pemerintah pusat terhadap
pengadaan kendaraan bermotor, mesin kantor, mesin cetak, alat elektronik dan
computer (Martin dan Fuad, 2016: 21).
Konsep manajemen sarana dan prasarana menurut Tim Pakar Pendidikan
UM (2003:86) manajemen sarana dan prasarana pendidikan didefinisikan
“Sebagai proses kerjasama pendayagunaan semua sarana dan prasarana
pendidikan secara efektif dan efisien”. Begitu pentingnya sarana dan prasarana
dalam lembaga pendidikan dalam menunjang keberhasilan organisasi
pendidikan, menjadikan sarana dan prasarana menjadi satu bagian dari
manajemen yang ada dilembaga pendidikan. Bisa saja diklaim bahwa sarana
dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan
utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu, perlu
dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya agar tujuan
yang diharapkan dapat tercapai.
Proses manajemen sarana dan prasarana meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengadaan, pengurusan, pergudangan, pemeliharaan,
pengawasan, dan penghapusan. Semua proses tersebut harus dilaksanakan
sesuai dengan prosedur yang tepat dan benar.

8
2.5 Fungsi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua


jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan
kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan
dengan cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil
perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar
berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama
dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan. Fungsi ini
pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana
dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik
berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan
harga dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengadaan merupakan
kegiatan untuk menyediakan perlengkapan dalam usaha untuk menunjang
pelaksanaan proses belajar mengajar. Berikut fungsi manajemen pengadaan
sarana prasarana pendidikan:
a) Perencanaan: untuk menyusun daftar perencanaan berdasarkan
analisis kebutuhan, untuk menyusun daftar perkiraan biaya yang
diperlukan selama satu tahun dan untuk menetapkan skala prioritas
pengadaannya berdasarkan dana yang tersedia.
b) Cara pengadaan: untuk menyediakan semua keperluan barang/benda
yang diperlukan.
c) Administrasi/ inventaris: Untuk mencatat dan menyusun daftar barang
yang ada secara teratur menurut ketentuan yang berlaku.

2.6 Tujuan Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Aktivitas pertama dalam manajemen sarana prasarana pendidikan adalah


pengadaan sarana prasarana pendidikan. Pengadaan perlengkapan pendidikan
biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan

9
pendidikan di suatu sekolah menggantikan barang-barang yang rusak, hilang,
di hapuskan, atau sebab-sebab lain yang dapat di pertanggung jawabkan
sehingga memerlukan pergantian, dan untuk menjaga tingkat persediaan
barang setiap tahun dan anggaran mendatang. Pengadaan perlengkapan
pendidikan seharusnya di rencanakan dengan hati-hati sehingga semua
pengadaan perlengkapan sekolah itu selalu sesuai dengan pemenuhan
kebutuhan di sekolah.
Secara umum tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah
memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan prasarana
pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif
dan efisien. Secara rinci tujuannya adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama.
Melalui manajemen perlengkapan pendidikan diharapkan semua
perlengkapan yang didapatkan oleh sekolah adalah sarana dan prasarana
pendidikan yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah,
dan dengan dana yang efisien.
b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara
tepat dan efisien.
c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah,
sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap
diperlukan oleh semua personil sekolah.

2.7 Strategi Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana


pendidikan persekolahan. Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan persekolahan tersebut adalah melalui (Martin dan Fuad,
2016: 22-27):
1) Membeli
Membeli merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan yang lazim ditempuh yaitu dengan jalan membayar sejumlah

10
uang tertentu kepada penjual atau supplier untuk mendapatkan sejumlah
sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak
(Martin dan Fuad,2016: 22-23). Dalam pembelian, termasuk di dalamnya
adalah pelelangan umum, pelelangan terbatas, penunjukan langsung, dan
pengadaan langsung, termasuk pekerjaan pemborongan. Besar nilai
pengadaan prasarana dan sarana pendidikan dengan cara ini diatur oleh
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1984.
2) Membuat Sendiri
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan dengan jalan membuat sendiri yang biasanya
dilakukan oleh guru, siswa, atau pegawai. Pemilihan cara ini harus
mempertimbangkan tingkat efektivitas dan efesiensinya apabila
dibandingkan dengan cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
yang lain. Pembuatan sendiri biasanya dilakukan terhadap sarana dan
prasarana pendidikan yang sifatnya sederhana dan murah, misalnya alat-
alat peraga yang dibuat oleh guru atau murid.
3) Penerimaan Hibah atau Bantuan
Penerimaan hibah atau bantuan yaitu merupakan cara pemenuhan
sarana dan prasaran pendidikan dengan jalan pemberian secara Cuma-
cuma dari pihak lain. Pengadaan dengan cara menerima bantuan,
sumbangan, hibah, dan menerima hak pakai dapat dilaksanakan jika dalam
kegiatan itu telah terpenuhi syarat-syarat tertentu, misalnya bersifat lunak;
tidak mengikat, tidak bertentangan dengan politik pemerintah, tidak
membahayakan pelestarian pancasila, tidak membahayakan keamanan
nasional, dan lain-lain.
4) Penyewaan
Yang dimaksud dengan penyewaan adalah cara pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan dengan jalan
pemanfaatan sementara barang milik pihak lain untuk kepentingan sekolah
dengan cara membayar berdasarkan perjanjian sewa-menyewa.
Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini

11
hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana dan prasarana bersifat
sementara atau temporer.
5) Pinjaman
Yaitu penggunaan barang secara cuma-cuma untuk sementara waktu
dari pihak lain untuk kepentingan sekolah berdasarkan perjanjian pinjam
meminjam. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana dan
prasarana bersifat sementara dan temporer dan harus mempertimbangkan
citra baik sekolah yang bersangkutan.
6) Mendaur Ulang
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara mendaur
ulang adalah pengadaan sarana dan prasarana melalui aktivitas
pemanfaatan barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang
berguna untuk kepentingan sekolah. Misalnya pembuatan alat pelajaran
dan media pendidikan dari limbah kayu atau limbah kertas, seperti
pembuatan kertas doorslag dari bubur kertas koran untuk membuat lukisan
dan peta timbul, pembuatan bangun ruang dari limbah kayu, pembuatan
hiasan dan bunga plastik dari limbah pipet, dan lain sebagainya.
7) Penukaran
Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan dengan jalan menukarkan sarana dan prasarana yang
dimiliki dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan organisasi atau
instansi lain. Pemilihan cara pengadaan sarana dan prasarana jenis ini
harus mempertimbangkan adanya saling menguntungkan di antara kedua
belah pihak, dan sarana/prasarana yang dipertukarkan harus merupakan
sarana dan prasarana yang sifatnya berlebihan atau dipandang dan dinilai
sudah tidak berdaya guna lagi.
8) Perbaikan atau Rekonstruksi Kembali
Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan jalan memperbaiki sarana dan prasarana yang telah
mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit sarana dan

12
prasarana maupun dengan jalan penukaran instrumen yang baik di antara
instrumen sarana dan prasarana yang rusak sehingga instrumen-instrumen
yang baik tersebut dapat disatukan dalam satu unit atau beberapa unit, dan
pada akhirnya satu atau beberapa unit sarana dan prasarana tersebut dapat
dioperasikan atau difungsikan.

2.8 Cara Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Seringkali sekolah mendapatkan bantuan sarana dan prasarana


pendidikan dari pemerintah. Namun, jumlah bantuan tersebut biasanya terbatas
dan tidak selalu ada, sehingga pengelola sarana dan prasarana pendidikan
dituntut juga untuk mengusahakannya dengan cara lain.
Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan yang bisa dijadikan pilihan dalam pengadaan sarana
dan prasarana. Menurut Minarti (2011:261-263) beberapa alternatif cara
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Pembelian
Pembelian merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan persekolahan dengan jalan sekolah membayar
sejumlah uang tertentu kepada penjual atau penyalur untuk dapat
mendapat sejumlah sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua
belah pihak. Pembelian dilakukan apabila anggarannya tersedia.
Pengadaan sarana dan prasarana dengan cara pembelian ini merupakan
salah satu cara yang dominan dilakukan sekolah dewasa ini.
2) Pembuatan sendiri
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan persekolahan dengan jalan membuat sendiri yang
biasanya dilakukan oleh guru, siswa, atau pegawai. Pemilihan cara ini
harus mempertimbangkan tingkat efektifitas dan efisiensinya apabila
dibandingkan dengan cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
yang lain. Pembuatan sendiri biasanya dilakukan terhadap sarana dan

13
prasarana pendidikan yang sifatnya sederhana dan murah, misalnya alat-
alat peraga yang dibuat oleh guru peserta didik.
3) Penerimaan hibah atau bantuan
Penerimaan hibah atau bantuan merupakan cara pemenuhan sarana
dan prasarana pendidikan persekolahan dengan jalan pemberian secara
cuma-cuma dari pihak lain. Penerimaan hibah atau bantuan harus dilakukan
dengan membuat berita acara.
4) Penyewaan
Penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan dengan jalan pemanfaatan sementara barang milik
pihak lain untuk kepentingan sekolah dengan cara membayar berdasarkan
perjanjian sewa-menyewa. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana
dan prasarana bersifat sementara dan temporer.
5) Pinjaman
Pinjaman merupakan penggunaaan barang secara cuma-cuma untuk
sementara waktu dari pihak lain untuk kepentingan sekolah berdasarkan
perjanjiam pinjam-meminjam. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana
dan prasarana bersifat sementara dan temporer dan harus
mempertimbangkan citra baik sekolah yang bersangkutan.
6) Pendaur-ulangan
Pendaur-ulangan adalah pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
dengan cara memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai menjadi
barang yang berguna untuk kepentingan sekolah.
7) Penukaran
Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan dengan jalan menukarkan sarana dan prasara yang
dimiliki dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan organisasi atau
instansi lain. Pemilihan cara pengadaan sarana dan prasarana jenis ini harus
mempertimbangkan adanya saling menguntungkan di antara kedua belah

14
pihak dan sarana prasarana yang dipertukarkan harus merupakan sarana
prasaraba yang sifatnya berlebihan atau dipandang dan dinilai sudah tidak
berdaya guna lagi.
8) Perbaikan atau Rekondisi
Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan jalan memperbaiki sarana dan prasarana yang telah
mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit sarana dan prasarana
maupun dengan jalan penukaran instrument yang baik di antara instrumen
sarana dan prasarana yang rusak sehingga instrument-instrumen yang baik
tersebut dapat disatukan dalam satu unit atau beberapa unit, dan pada
akhirnya satu atau beberapa unit sarana dan prasarana tersebut dapat
dioperasikan atau difungsikan.

Berikut adalah jenis-jenis pengadaan jika dilihat dari jenis barang yang
dikemukakan oleh Sahertian (1985:176)
1) Pengadaan Buku-buku Pelajaran
Yang dimaksudkan dengan buku-buku pelajaran adalah buku-buku
yan diperlukan di sekolah. Buku-buku ini meliputi: buku pelajaran , buku
bacaan, buku bacaan pelajaran, buku perpustakaan, kamus, ensiklopedi,
dan majalah pendidikan.
2) Pengadaan Alat Kantor
Alat kantor adalah alat-alat yang biasanya digunakan dalam suatu
kegiatan kantor yang antara lain meliputi: mesin tik, mesin hitung, mesin
stansil, kertas, alat pembersih, dan lain-lainnya. Sedang yang dimaksudkan
dengan alat pendidikan adalah alat-alat yang secara fungsional digunakan
dalam proses belajar mengajar. Alat-alat ini meliputi: alat peraga, alat
praktek, alat laboratorium, alat kesenian, alat olah raga dan lain-lain.
3) Pengadaan Perabot
Perabot adalah barang-barang rumah tangga yang fungsinya sebagai
tempat penyimpanan atau pengamanan dari alat-alat atau bahan-bahan yang

15
antara lain meliputi: meja tulis, kursi, almari, rak, filing kabinet, brankas
dan lain-lain.
4) Pengadaan Bangunan
Pengadaan bangunan dapat dilakukan dengan cara membangun
bangunan baru, membeli bangunan, menyewa bangunan, menerima hibah
bangunan, atau menukar bangunan.
5) Pengadaan Tanah
Tanah yang dimiliki sekolah pada awalnya dapat diperoleh dengan
cara membeli, menerima hibah, menerima hak pakai, serta melakukan
pemekaran tanah.

Semua tahap pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah tersebut


harus dibingkai oleh rasa tanggung jawab sekolah. Begitu pula dalam metode atau
cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah tidak lepas dari
pertanggungjawaban pihak sekolah. Oleh karena itu, setiap usaha untuk
mengadakan barang, termasuk prasarana, tidak dapat dilakukan sendiri oleh kepala
sekolah atau bendahara. Usaha pengadaan yang dilakukan bersama akan
memungkinkan pelaksanaannya lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan.
Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan. Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan tersebut adalah sebagai berikut. Tata cara dalam
melakukan pengadaan sarana prasarana sekolah itu ada beberapa cara yakni sebagai
berikut :
1) Pembelian ( membeli )
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam pengalihan
barang dari seseorang kepada orang lain atau antara satu pihak satu kepada
pihak lain dengan menukarkan barang dengan sejumlah uang. Dalam
melakukan transaksi tersebut baik itu penukaran menggunakan uang yang
bersumber dari Anggaran pendapatn dan belanja negara ( APBN ) dan
Anggaran pendapatan belanja daerah ( APBN ) diatur oleh Kepres No.80
tahun 2003 dan disempurnakan dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tahun

16
2012. Kepres pembelian yaitu melalui lelang ( tender ), pemilihan
langsung, pertunjukan langsung, dan pengadaan langsung contohnya
tentang lelang Pelelangan Umum, Pelelangan Terbatas, Pelelangan
Sederhana, Penunjukan Langsung, Pengadaan Langsung, atau Kontes
(Pepres No. 70 tahun 2012).
Pembelian melalui lelang (umum dan terbatas) dilakukan untuk
pengadaan barang yang nilainya diatas 100 juta, lelang umum yaitu
metode pemilihan penyediaan barang dan jasa dilakukan secara terbuka
dengan pengumuman secara sekurang-kurangnya di satu surat kabar
nasional atau satu surat kabar provinsi, sedangkan lelang terbatas adalah
metode pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara terbatas
dengan pengumuman secara luas sekurang-kurangnya disatu surat kabar
nasional dan atau surat kabar provinsi dengan mencantumkan penyedia
barang dan jasa yang telah diyakini mampu, guna memberi kesempatan
kepada penyedia barang dan jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi.
Pembelian melalui pemilihan langsung dilakukan bila pengadaan
melalui lelang dianggap tidak efesien dari segi pembiayaan dan dilakukan
untuk pengadaan yang nilainya antara 50 sampai 100 juta. Pembelian
melalui penunjukan langsung dilakukan dalam keadaan tertentu seperti
dalam keadaan darurat untuk pertahanan, keamanan dan keselamatan
masyarakat yang pelaksanaanya tidak dapat ditunda-tunda atau bencana
alam, rahasia serta untuk pekerjaan skala kecil nilainya antara i5 sampai
50 juta.
Pembelian langsung dilakuakan secara langsung oleh intansi yang
membutuhkan barang dan nilai pengadaannya sangat kecil yaitu dibawah
15 juta. Proses dan prosedur pengadaan dengan cara pembelian harus
sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang ditetapkan pemerintah. Khusus
untuk pengadaan dengan cara pembelian melalui lelang harus mengikuti
prosedur berikut ini:
a. Pembentukan panitia lelang yang dilakukan oleh instansi yang akan
mengadakan barang. Panitia lelang haruslah orang yang betul-betul

17
memahami tata cara pengadaan, substansi pekerjaan dan hukum
perjanjian/kontrak. Masa kerja panitia mulai dari masa persiapan
sampai dengan dokumen kontrak siap ditandatangani (secara formal)
bahkan sampai dengan pelaksanaan audit oleh pemeriksa
internal/eksternal (informal). Tugas panitia antara lain, menyususn
jadwal, dan menetapkan cara pelaksanaan serta lokasi pengadaan,
menyusun, dan menyiapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS),
menyiapkan dokumen lelang, mengumumkan pengadaan, mengadakan
penjelasan lelang, melakukan evaluasi terhadap dokumen penawaran,
mengusulkan calon pemenang lelang, membuat laporan proses dan
hasil pelelangan.
b. Penyusunan dokumen lelang oleh panitia yang bercirikan antara lain,
syarat umum (keterangan mengenai pembagian tugas, keterangan
mengenai perencana, keterangan mengenai direksi, syarat-syarat
peserta lelang, bentuk surat penawaran dan cara penyampaiannya),
syarat administratif (jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, tanggal
penyerahan pekerjaan, syarat pembayaran, denda keterlambatan, besar
jaminan pelanggan dan pelaksanaan pekerjaan), syarat teknis (jenis dan
uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan, jenis dan mutu bahan),
spesifikasi teknis dan gambar (detail dan konstruktif).
c. Pengumuman pengambilan dokumen lelang yang dilakukan melalui
media resmi, surat kabar kabupaten/kota untuk paket kecil atau papan
pengumuman resmi dan surat kabar provinsi atau nasional untuk
pekerjaan paket besar.
d. Undangan pemberian penjelasan (Aanwijzing) kepada peserta lelang
yang dilakukan oleh panitia lelang pada tempat dan waktu yang telah
ditetapkan.
e. Penyusunan kriteria penilaian untuk menetukan atau menetapkan calon
pemenang lelang

18
f. Pelaksanaan kegiatan lelang dengan cara memasukan penawaran pada
waktu, tempat dan prosedur yang ditetapkan (metode dua sampul dan
metode dua tahap)
g. Pelaksanaan penilaian terhadap dokumen penawaran yang dimasukan
oleh peserta lelang.
h. Penentuan calon pemenang lelang oleh panitia lelang dan penunjukkan
pemenang lelang oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
i. Pengumuman dan penetapan pemenang lelang oleh panitia lelang.
j. Penetapan surat pesanan/membutuhkan barang dengan pihak pemenang
lelang.
k. Pembuatan dan penandatanganan surat perjanjian atau kontrak kerja
antara pihak yang mengadakan barang dengan pihak pemenang lelang.

2) Penyiapan berita acara pemeriksa dan oenerimaan barang (serah terima


pemenang lelang)
3) Pembuatan Sendiri
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan persekolahan dengan jalan membuat sendiri yang
biasanya dilakukan oleh guru, siswa, atau pegawai. Pemilihan cara ini harus
mempertimbangkan tingkat efektifitas dan efesiensinya apabila
dibandingkan dengan cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang
lain. Pembuatan sendiri biasanya dilakukan terhadap sarana dan prasarana
pendidikan yang sifatnya sederhana dan murah, misalnya alat-alat peraga
yang dibuat oleh guru atau murid.
4) Penerimaan Hibah atau Bantuan
Penerimaan hibah atau bantuan yaitu merupakan cara pemenuhan
sarana dan prasaran pendidikan persekolahan dengan jalan pemberian
secara cuma-cuma dari pihak lain. Penerimaan hibah atau bantuan harus
dilakukan dengan membuat berita acara.
5) Penyewaan

19
Yang dimaksud dengan penyewaan adalah cara pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan dengan jalan
pemanfaatan sementara barang milik pihak lain untuk kepentingan sekolah
dengan cara membayar berdasarkan perjanjian sewa-menyewa. Pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya
dilakukan apabila kebutuhan sarana dan prasarana bersifat sementara dan
temporer.
6) Pinjaman
Yaitu penggunaan barang secara cuma-cuma untuk sementara waktu
dari pihak lain untuk kepentingan sekolah berdasarkan perjanjian pinjam
meminjam. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan
cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana dan prasarana
bersifat sementara dan temporer dan harus mempertimbangkan citra baik
sekolah yang bersangkutan
7) Pendaurulangan
Yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara
memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang
berguna untuk kepentingan sekolah.
8) Penukaran
Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan dengan jalan menukarkan sarana dan prasarana yang
dimiliki dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan organisasi atau
instansi lain. Pemilihan cara pengadaan sarana dan prasarana jenis ini harus
mempertimbangkan adanya saling menguntungkan di antara kedua belah
pihak, dan sarana/prasarana yang dipertukarkan harus merupakan sarana
dan prasarana yang sifatnya berlebihan atau dipandang dan dinilai sudah
tidak berdaya guna lagi.
9) Perbaikan atau Rekondisi
Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan jalan memperbaiki sarana dan prasarana yang telah
mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit sarana dan prasarana

20
maupun dengan jalan penukaran instrumen yang baik di antara instrumen
sarana dan prasarana yang rusak sehingga instrumen-instrumen yang baik
tersebut dapat disatukan dalam satu unit atau beberapa unit, dan pada
akhirnya satu atau beberapa unit sarana dan prasarana tersebut dapat
dioperasikan atau difungsikan.

2.9 Metode Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

1) Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana.


2) Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
3) Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujuakan kepada
pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah swasta.
4) Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapat
persetujuan dari pihak yang dituju.
5) Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan dikirim ke
sekolah yang mengajukan permohonan pengadaan sarana dan prasarana
tersebut.

2.10 Prosedur Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan dan


Implementasinya

Prosedur pengadaan barang dan jasa harus mengacu kepada Kepres No.
80 tahun 2003 yang telah disempurnakan dengan Permen No. 24 tahun 2007.
Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah umumnya melalui
prosedur sebagai berikut:
a. Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana.
b. Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
c. Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujuakan
kepada pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah
swasta.
d. Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk
mendapat persetujuan dari pihak yang dituju.

21
e. Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan dikirim
ke sekolah yang mengajukan permohonan pengadaan sarana dan prasarana
tersebut.
Selain itu, terdapat juga prosedur pengadaan sarana dan prasarana pendidikan.
Prosedur pengadaan barang dan jasa harus mengacu kepada Keppres No. 80/2003
yang telah disempurnakan dengan Permen No. 24/2007. Pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah umumnya melalui prosedur sebagai berikut
(Martin dan Fuad, 2016: 28) :
a. Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana;
b. Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan;
c. Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujukan kepada
pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah swasta;
d. Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapat
persetujuan dari pihak yang dituju;
e. Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan dikirim ke
sekolah yang mengajukan permohonan pengadaan sarana dan prasarana
tersebut.
f. Proses pengadaan sarana dan prasarana pendidikan memiliki beragam cara
tergantung dari jenis barang yang akan diadakan. Jenis-jenis sarana dan
prasarana pendidikan dapat digolongkan ke dalam buku, alat, perabot,
bangunan, dan tanah. Berikut merupakan proses pengadaan berdasarkan jenis
sarana dan prasarana pendidikan :
1. Pengadaan Buku
Mengingat arti penting dan sifat buku yang khusus, maka pengadaan
buku diatur dengan prosedur yang khusus pula. Buku-buku atau majalah
yang akan disajikan kepada pembaca terlebih dahulu harus diseleksi agar
bahan bacaan tersebut sesuai dengan usia dan tingkat pendidikan
pembaca, ideologi negara, dan lain sebagainya. Pelaksanaan seleksi
dilakukan oleh Tim Seleksi yang dibentuk oleh Pimpinan Proyek atau
kepala satuan kerja berdasarkan pertimbangan atasan langsungnya.
Kriteria penilaian memerhatikan:

22
a. Isi buku menunjang pendidikan berpikir dan humaniora sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional;
b. Tidak bertentangan dengan ideologi negara pancasila dan undang-
undang dasar 1945;
c. Memerhatikan ketentuan larangan peredaran judul buku tertentu
dari kejaksaan agung, kejaksaan tinggi;
d. Menghindari pembelian buku dari penerbit yang termasuk dalam
daftar hitam;
e. Ditentukan skala prioritas sesuai dengan keperluan dan dana yang
tersedia.
Yang dimaksud dengan buku disini ialah buku pelajaran, buku bacaan,
buku perpustakaan dan buku-buku lainnya. Buku yang dapat dipakai oleh
sekolah meliputi buku teks utama, buku teks pelengkap, buku bacaan baik fiksi
maupun non fiksi, buku sumber dan sebagainya. Tentang jenis-jenis buku yang
diadakan harus mengacu pada standar di atas yang antara lain meliputi (Martin
dan Fuad, 2016: 31) :
1. Buku teks utama adalah buku pokok yang menjadi pegangan guru dan
murid yang subtansinya mengacu pada kurikulum yang berlaku;
2. Buku teks pelengkap adalah buku yang sifatnya membantu atau
merupakan tambahan buku teks utama yang digunakan oleh murid dan
guru yang seluruh isinya menunjang kurikulum;
3. Buku bacaan non fiksi adalah buku bacaan yang ditulis berdasarkan fakta
atau kenyataan. Pada umumnya buku bacaan non fiksi menunjang salah
satu bidang studi. Sistematika penyusunannya tidak seperti buku teks
pelengkap tetapi disajikan secara popular;
4. Buku bacaan fiksi adalah buku bacaan yang ditulis tidak berdasarkan fakta
atau kenyataan, melainkan berdasarkan khayalan penulis. Isi buku bacaan
fiksi biasanya berbentuk cerita yang tidak benar-benar terjadi.
Untuk pengadaan buku dapat dilakukan dengan 4 (empat) cara, yaitu:
a. Membeli
b. Menerbitkan sendiri

23
c. Menerima bantuan/hadiah
d. Menukar.
Dalam hal ini yang biasa dilakukan oleh sekolah adalah membeli dan
menerima bantuan/hibah. Sebab jika menerbitkan sendiri akan sangat
membutuhkan waktu yang lama, sedangkan jika menukar tidak semua materi akan
sesuai dengan materi yang diajarkan atau dengan kurikulum.
2. Pengadaan Alat
Alat yang dimaksud dalam hal ini terdiri atas alat-alat kantor dan alat-
alat pendidikan. Adapun yang termasuk alat kantor ialah alat-alat , yang
biasa digunakan di kantor seperti: mesin tulis, mesin hitung, mesin stensil,
komputer, alat-alat pembersih dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk
dalam alat pendidikan ialah alat-alat yang secara fungsional digunakan
dalam proses belajar mengajar seperti alat peraga, alat Praktik alat
laboratorium. alat kesenian, alat olahraga dan sebagainya. Pengadaan alat
kantor dan alat pendidikan dapat dilaksanakan dengan cara (Martin dan
Fuad, 2016: 22-31-32) :
a. Membeli;
b. Membuat sendiri;
c. Menerima bantuan/hibah/hadiah.
3. Pengadaan Perabot
Perabot ialah barang-barang yang berfungsi sebagai tempat untuk
menulis, istirahat, tempat penyimpanan alat atau bahan. Contoh: meja, kursi,
lemari, rak, filling kabinet dan sebagainya. Dalam pengadaan perabot
sekolah, maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu sebagai
berikut (Martin dan Fuad, 2016: 32):
a. Antropometri, artinya pengadaan perabot dengan memperhitungkan
tinggi badan atau ukuran penggal-penggal tubuh pemakai (misalnya
siswa dan tenaga kependidikan lainnya);
b. Ergonomis, maksudnya perabot yang akan diadakan tersebut
memerhatikan segi kenyamanan, kesehatan, dan keamanan pemakai;

24
b. Estetis, yaitu perabot tersebut hendaknya menyenangkan untuk dipakai
karena bentuk dan warnanya menarik;
c. Ekonomis, maksudnya perabot bukan hanya berkaitan dengan harganya
tetapi merupakan transformasi wujud efisiensi dan efektivitas dalam
pengadaan dan pendayagunaannya.

Adapun untuk pengadaan perabot dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai


berikut (Martin dan Fuad, 2016: 33):
a. Membeli
b. Membuat sendiri
b. Menerima bantuan/hadiah.

4. Pengadaan Bangunan
Pengadaan bangunan dapat dilaksanakan dengan beberapa cara yaitu
sebagai berikut:
a. Membangun Bangunan Baru
Pengadaan bangunan dengan membangun bangunan baru dapat
meliputi sebagai berikut:
1) Mendirikan, memperbaharui (rehabilitasi/renovasi), memperluas,
mengubah dengan cara membongkar seluruh atau sebagian
bangunan gedung;
2) Pembuatan pagar halaman, jalan, pengerasan halaman,
pemasangan pompa/menara air, pengadaan listrik;
3) Kegiatan pekerjaan tanah yang meliputi ; pengurukan tanah,
perbaikan tanah dan penyelidikan tanah.
b. Membeli Bangunan
Pengadaan bangunan melalui membeli bangunan yang sudah jadi
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1) Pada prinsipnya membeli bangunan yang sudah jadi termasuk
tanahnya tidak diperbolehkan. Tetapi dalam hal-hal luar biasa,
dapat diusulkan kepada Menteri Keuangan dan Ketua Bappenas

25
dengan disertai alasan-alasan yang kuat melalui Menteri
Pendidikan Nasional;
2) Setelah ada persetujuan dan dananya sudah tersedia, selanjutnya
dilakukan penawaran harga dari pemiliknya melalui Panitia
Pembebasan Tanah setempat yang dibentuk berdasarkan Keppres
No. 80/2003;
3) Apabila antara harga penawaran dan harga penaksiran Panitia
sudah ada kecocokan, maka dapat langsung diselesaikan akta jual
beli di depan Notaris/Pejabat Pembuat Akta Tanah dan selanjutnya
diselesaikan balik nama sertifikat tanah.
c. Menyewa Bangunan
Pengadaan bangunan melalui menyewa bangunan mengikuti ketentuan
sebagai berikut:
1) Apabila diperlukan untuk keperluan gedung sekolah, gudang dan
sebagainya, maka suatu instansi diperkenankan untuk menyewa
bangunan, dengan syarat anggaran untuk membayar sewa itu harus
sudah tersedia lebih dahulu;
2) Untuk menetapkan besarnya sewa, pemilik bangunan perlu
dimintakan pengesahan/penetapan lebih dahulu kepada Panitia Sewa
Menyewa atau Kantor Urusan Perumahan setempat;
3) Setelah ditetapkan sewanya, dibuat Surat Perjanjian (kontrak) antara
pihak penjual dan pihak yang menyewakan, jika dianggap perlu
dilakukan dengan akta notaris;
4) Gedung sekolah milik swasta (bersubsidi) dahulu pernah mendapat
subsidi dari Pemerintah cq Departemen Pendidikan Nasional, apabila
dipakai oleh sekolah negeri, berdasarkan peraturan subsidi yang
sekarang masih berlaku tidak perlu dibayar sewanya, tetapi Pemakai
wajib memelihara bangunan tersebut sebagaimana mestinya.
d. Menerima Hibah Bangunan
Pengadaan bangunan melalui menerima hibah bangunan mengikuti
ketentuan sebagai berikut:

26
1) Departemen Pendidikan Nasional dapat menerima hibah bangunan
berikut tanah dari pihak lain (Pemerintah Daerah/ Swasta);
2) Agar ada dasar hukumnya, sebaiknya pelaksanaannya dilakukan
dengan Akta N otaris Pejabat Pembuat Akta Tanah setempat.
e. Menukar Bangunan
Pengadaan bangunan melalui menukar bangunan mengikuti ketentuan
sebagai berikut:
1) Penukaran bangunan atau pemindahtanganan barang tidak bergerak
milik negara pada umumnya diatur dalam Keputusan Presiden tentang
pelaksanaan APBN, yaitu segala sesuatu harus mendapat persetujuan
Menteri Keuangan terlebih dahulu;
2) Bangunan milik negara yang tidak memenuhi fungsinya lagi, lokasinya
terlalu ramai atau tanahnya terlalu sempit untuk diadakan perluasan
bangunan, dapat diusulkan untuk ditukarkan dengan bangunan milik
pihak lain yang sudah jadi atau masih akan dibangun di lokasi lain. Usul
penukaran diajukan kepada Menteri Pendidikan Nasional;
3) Setelah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan, maka perlu
dibentuk Panitia Penaksir yang terdiri atas wakil-wakil dari
Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Keuangan, Departeman
Kimpraswil, Departemen Dalam Negeri, BPN dan pemerintah Daerah,
untuk menetapkan penaksiran harga tanah/ bangunan yang lama dan
harga tanah/bangunan baru;
4) Apabila kedua penaksiran itu sudah disepakati, maka dapat diselesaikan
Surat Perjanjian Penukaran di depan Notaris Pejabat Pembuat Akta
Tanah. Penyerahan tanah/bangunan lama, baru boleh dilakukan setelah
tanah/bangunan baru selesai dibangun menurut Surat Perjanjian dan
diterima baik oleh Departemen Pendidikan Nasional;
5) Selanjutnya diselesaikan balik nama sertifikat tanah/bangunan baru,
dan diselesaikan pula penghapusan tanah/bangunan lama dari daftar
inventaris dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.

27
5. Pengadaan Tanah
Pengadaan tanah dapat dilaksanakan dengan cara membeli, menerima
bantuan atau hadiah, dan dengan menukar. Hal-hal yang perlu diperhatikan
sebelum melakukan pengadaan tanah adalah (Martin dan Fuad, 2016: 39) :
a. Menyusun rencana pengadaan tanah yang lokasi dan luasnya sesua-l
dengan keperluan;
b. Mengadakan survei untuk menentukan lokasi tanah yang baik sesuai
dengan maksud serta memerhatikan perencanaan tata bangunan;
c. Mengadakan survei terhadap adanya sarana jalan, listrik, telepon, air,
dan alat pengangkutan;
d. Mengadakan survei harga tanah di lokasi yang telah ditentukan untuk
bahan pengajuan rencana anggaran dari hasil survey;
b. Mengajukan rencana anggaran kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/
Kota dengan melampirkan data yang telah disusun.

2.11 Karakteristik Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah

Perencanaan perencanaan perlengkapan sekolah tidaklah mudah.


Perencanaan perlengkapan pendidikan bukan sekedar sebagai upaya mencari
ilham, melainkan upaya memikirkan perlengkapan yang di perlukan di masa
yang akan datang dan bagaimana pengadaannya secara sistematis, rinci, dan
teliti berdasarkan informasi dan realistis tentang kondisi sekolah. Agar prisip-
prinsip tersebut betul-betul terpenuhi, semua pihak yang di libatkan atau di
tunjuk sebagai panitia perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah perlu
mengetahui dan mempertimbangkan program pendidikan, perlengkapan yang
sudah di miliki, dana yang tersedia, dan harga pasar. Dalam hubungannya
dengan program pendidikan yang perlu di perhatikan adalah organisasi
kurikulum sekolah, metode pengajaran, dan media pengajaran yang di
perlukan.
Ada beberapa karakteristik esensial perencanaan pengadaan
perlengkapan sekolah, yaitu sebagai berikut:
a. Merupakan proses menetapkan dan memikirkan.

28
b. Objek pikir dalam perencanaan perlengkapan sekolah adalah upaya
memenuhi sarana prasarana pendidikan yang di butuhkan sekolah.
c. Tujuan perencanaan perlengkapan sekolah adalah efektifitas dan
efisiensi dalam pengadaan perlengkapan sekolah.
d. Perencanaan perlengkapan sekolah seherusnya memenuhi prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1) Merupakan proses intelektual;
2) Di dasarkan pada analisis kebutuhan melalui studi komprehensif
menganai masyarakat sekolah dan kemungkinan pertumbuhannya,
serta prediksi populasi sekolah;
3) Harus realistis, sesuai dengan kenyataan anggaran;
4) Visualisasi hasil perencanaan perlengkapan sekolah harus jelas dan
rinci, baik jumlah, jenis, merek, dan harganya

Berdasarkan uraian tentang prosedur perencanaan pengadaan di atas


dapat di tegaskan bahwa perencanaan perencanaan perlengkapan sekolah
tidaklah mudah. Perencanaan perlengkapan pendidikan bukan sekedar
sebagai upaya mencari ilham, melainkan upaya memikirkan perlengkapan
yang di perlukan di masa yang akan datang dan bagaimana pengadaannya
secara sistematis, rinci, dan teliti berdasarkan informasi dan realistis tentang
kondisi sekolah.
Agar prisip-prinsip tersebut betul-betul terpenuhi, semua pihak yang
di libatkan atau di tunjuk sebagai panitia perencanaan pengadaan
perlengkapan sekolah perlu mengetahui dan mempertimbangkan program
pendidikan, perlengkapan yang sudah di miliki, dana yang tersedia, dan
harga pasar.
Dalam hubungannya dengan program pendidikan yang perlu di
perhatikan adalah organisasi kurikulum sekolah, metode pengajaran, dan
media pengajaran yang di perlukan.
Ada beberapa karakteristik esensial perencanaan pengadaan
perlengkapan sekolah, yaitu sebagai berikut :

29
a. Merupakan proses menetapkan dan memikirkan.
b. Objek pikir dalam perencanaan perlengkapan sekolah adalah upaya
memenuhi sarana prasarana pendidikan yang di butuhkan sekolah.
c. Tujuan perencanaan perlengkapan sekolah adalah efektifitas dan
efisiensi dalam pengadaan perlengkapan sekolah.

2.12 Prinsip-prinsip Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Dalam rangka pengadaan atau memilih dan pemeliharaan alat-alat atau


perlengkapan sekolah sebagai satuan pendidikan merupakan tanggung jawab
dari pemimpin sekolah atau kepala sekolah. Maka kepala sekolah itu harus
mampu untuk mengetahui bukan saja ilmu yang berkenaan dengan prinsip-
prinsip gedung serta mempunyai ilmu yang cukup banyak berkenaan dengan
alat-alat atau perkakas kantor baik itu kursi, meja, bangku dan lain sebagainya.
Menyangkut akan adanya prinsip dalam pengadaan ini yang harus dipahami
oleh pemimpin pendidikan serta dijadikan pedoman yakni sebagai berikut :
a. Bahwa semua orang yang ikut menggunakan secara teratur mengenai
peralatan tersebut haruslah dilibatkan dalam proses pemilihan
( pengadaan ).
b. Peralatan sekolah hendaknya serasi dengan interest kebutuhan dan
kematangan anak. Peralatan tersebut haruslah mudah dipindahkan dan
mudah diatur.
c. Ukuran peralatan sebaiknya disesuaikan dengan keadaan murid, maka
disini dalam rangka pengadaan peralatan sekolah dibuat berbeda-beda
setiap kelas sehingga dapat disesuaikan dengan peradabaan besar
kecilnya anak.
d. Lebih baik yang bervariasi maksudnya peralatan ini bentuk dan
ukurannya berbeda sehingga lebih menarik dan mudah disesuaikan
dengan kenpentingan kelas tersebut.
e. Semua kelas hendaknya tidak diberi peralatan yang sama persis. Maka
semakin berbeda tingkatnya maka berbeda pula tentang peralatannya

30
( misanya untuk Sekolah Dasar berbeda dengan Sekola Menengah
Pertama.
f. Kemungkinan dengan peralatan yang akan dibeli harsulah perhatian
Hendra dan Wasty (1982)

Disamping itu ada juga beberapa prinsip yang berlaku secara umum
untuk proses pengadaan ini yakni sesuai dengan Kepres No.80 tahun 2003,
Pengadaan barang/jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip :
a. Efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat
dipertanggungjawabkan. Selain itu, efisien adalah pengadaan barang/jasa
harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya seminimal
mungkin untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu
sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan. Istilah efisiensi
dalam pelaksanaannya tidak selalu diwujudkan dengan memperoleh
harga barang/jasa yang termurah karena di samping harga murah, perlu
dipertimbangkan ketersediaan suku cadang, panjang umur dari barang
yang dibeli serta besarnya biaya operasional dan biaya pemeliharaan
yang harus disediakan di kemudian hari. Langkah-langkah yang perlu
dilakukan agar pengadaan barang/jasa supaya efisien adalah:
1. Penilaian metode pengadaan harus dilakukan secara tepat sesuai
kondisi yang ada. Kesalahan pemilihan metode pengadaan dapat
mengakibatkan pemborosan biaya dan waktu.
2. Survey harga pasar sehingga dapat dihasilkan HPS (Harga Perkiraan
Sendiri) dengan harga yang wajar.
3. Evaluasi dan penilaian terhadap seluruh penawaran dengan memilih
nilai value for money yang terbaik.
4. Penyerahan tepat waktu.
b. Efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan
yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-

31
besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Selain itu, Efektif
artinya memberikan hasil, pengaruh, dan daya guna. Sehingga dapat
diartikan prinsip efektif dalam proses pengadaan barang/jasa adalah
bagaimana proses pengadaan tersebut menghasilkan barang/jasa yang
akan benar-benar bermanfaat dan berpengaruh bagi pemenuhan
kebutuhan barang/jasa pemerintah. Selain adanya manfaat yang
diberikan oleh barang/jasa tersebut, kriteria lain yang tak kalah penting
di antaranya:
1. Kualitas terbaik dari barang/jasa yang dibutuhkan.
2. Penilaian kebutuhan, apakah suatu barang/jasa benar-benar
diperlukan oleh suatu instansi pemerintah.
3. Mampu bersinergi dengan barang/jasa lainnya.
4. Terwujudnya dampak optimal terhadap keseluruhan pencapaian
kebijakan atau program.
c. Terbuka dan Bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi
penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui
persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan
memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur
yang jelas dan transparan. Selain itu, pengadaan barang/jasa harus
terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan yang jelas
dan transparan agar tercipta persaingan yang sehat. Dengan prinsip
terbuka ini, setiap penyedia yang kompeten akan mendapatkan
kesempatan yang sama besar untuk mengikuti bahkan memenangkan
lelang. Faktor keterbukaan yang penting diterapkan untuk menjamin
persaingan sehat antara lain:
1. Proses pengadaan harus transparan dan dapat diakses oleh seluruh
calon peserta.
2. Panitia pengadaan harus mampu menjaga kondisi tetap kondusif
bagi semua pihak, termasuk bagi penyedia yang berkompetisi.
3. Tiap tahapan dalam proses pengadaan barang/jasa harus selalu
mengutamakan persaingan sehat.

32
4. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa harus secara aktif menindak hal-
hal yang dapat menghambat persaingan sehat.
5. Proses pengadaan harus dapat terhindar dari adanya konflik
kepentingan.
d. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan
barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara
evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya
terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi
masyarakat luas pada umumnya.
f. Adil/Tidak Diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi
semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi
keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun.
g. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun
manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan
pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang
berlaku dalam pengadaan barang/jasa.

Dalam proses pengadaan barang/jasa tersebut, ada prinsip-prinsip dasar


yang menjadi acuan dalam pelaksanaan proses tersebut. Prinsip-prinsip dasar
pengadaan barang/jasa di antaranya seperti yang sudah dijelaskan diatas
adalah efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil atau tidak
diskriminatif, dan akuntabel. Keenam prinsip tersebut diterapkan dengan
tujuan mendorong praktek pengadaan barang/jasa yang baik dan menekan
kebocoran anggaran (clean governance).

Selain itu, secara umum tujuan pengadaan sarana dan prasarana sekolah
adalah memberikan layanan secara profesional di bidang pendidikan dalam
rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Agar
tujuan tersebut tercapai, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
mengelola sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Prinsip prinsip yang
dimaksud adalah:

33
(1) Prinsip pencapaian tujuan
Tujuan pada dasarnya pengadaan sarana dan prasarana sekolah
dilakukan dengan maksud agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan
kondisi siap pakai. Oleh sebab itu, sarana dan prasarana sekolah dapat
dikatakan efektif bilamana fasilitas sekolah itu selalu siap pakai setiap
saat, pada setiap ada seorang personel sekolah akan menggunakannya.
(2) Prinsip efisiensi
Dengan prinsip efisiensi berarti semua kegiatan pengadaan sarana
dan prasarana sekolah dilakukan dengan perencanaan yang hati hati,
sehingga bisa memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga
yang relatif murah. Dalam rangka itu maka perlengkapan sekolah
hendaknya dilengkapi dengan petunjuk teknis penggunaan dan
pemeliharaannya. Petunjuk teknis tersebut dikomunikasikan kepada
semua personel sekolah yang diperkirakan akan menggunakannya.
Selanjutnya, bilamana dipandang perlu, dilakukan pembinaan terhadap
semua personel.
(3) Prinsip administratif
Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang undangan
yang berkenaan dengan sarana dan prasarana pendidikan. Sebagai
contohnya adalah peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan
perlengkapan milik negara. Dengan prinsip administratif berarti semua
perilaku pengelolaan perlengkapan pendidikan di sekolah itu
hendaknya selalu memperhatikan undang undang, peraturan, instruksi,
dan pedoman yang telah diberlakukan oleh pemerintah. Sebagai upaya
penerapannya, tiap penanggung jawab pengelolaan perlengkapan
pendidikan hendaknya memahami semua peraturan perundang
undangan tersebut dan menginformasikan pada semua personel sekolah
yang diperkirakan akan berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan
pendidikan.
(4) Prinsip kejelasan tanggung jawab

34
Di Indonesia tidak sedikit adanya lembaga pendidikan yang
sangat besar dan maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya
sangat banyak sehingga manaje¬mennya melibatkan banyak orang.
Bilamana hal itu terjadi maka perlu adanya pengorganisasian kerja
pengelolaan perlengkapan pendidikan. Dalam pengorgasasiannya,
semua tugas dan tanggung jawab semua orang yang terlibat itu perlu
deskripsikan dengan jelas.
(5) Prinsip kekohesifan
Dengan prinsip kekohesifan berarti pengelolaan sarana dana
prasarana pendidikan di sekolah hendaknya terealisasikan dalam
bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak. Oleh karena itu,
walaupun semua orang yang terlibat dalam pengelolaan sarana dan
prasarana itu telah memiliki tugas dan tanggungjawab masing masing,
namun antara yang satu dengan yang lainnya harus selalu bekerja sama
dengan baik.
Apabila kelima prinsip tersebut diterapkan, manajemen perlengkapan
pendidikan bisa menyokong tercapainya tujuan pendidikan.

2.13 Jenis-Jenis Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan


Berdasarkan jenisnya, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat
dilakukan sebagai berikut:

a. Tanah
Pengadaan tanah dapat dilakukan dengan cara membeli, menerima
hibah dan menukar. Dalam melakukan pengadaan tanah ada beberapa hal
yang dilakukan yakni membentuk panitia pengadaan, melakukan
pembebasan tanah, pengurusan akte jual beli, pembayaran, dan
pengurusan sertifikat.
b. Bangunan
Pengadaan bangunan dapat dilakukan dengan cara membangun
bangunan baru, membeli bangunan, menyewa bangunan, menerima hibah

35
bangunan dan menukar bangunan. Dalam membangun bangunan baru
meliputi :
1. Mendirikan, merenovasi, memperluas dan mengubah seluruh atau
sebagian bangunan gedung
2. Membuat pagar, jalan, pengaspalan halaman, pemasangan pompa dan
pengadaan listrik
c. Perabotan
Perabotan merupakan sarana pengisian ruangan misalnya meja, kursi,
lemari, rak dan lain-lain. Dalam pengadaan perabotan sekolah (Depdiknas
2007), ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seperti segi
antropomentri, ergonomis, estetika, dan segi ekonomi.
1. Antropometri, artinya pengadaan perabot dengan memperhitungkan
tinggi badan atau ukuran penggal-penggal tubuh pemakai (misalnya
siswa dan tenaga kependidikan)
2. Ergonomis, maksudnya perabot yang akan diadakan tersebut
memperhatikan segi kenyamanan, kesehatan, dan keamanan pemakai
3. Estetis, yaitu perabot tersebut hendaknya menyenangkan untuk dipakai
karena bentuk dan warnanya menarik.
4. Ekonomis, maksudnya perabot bukan hanya berkaitan dengan harganya
tetapi merupakn transformasi wujud efisiensi dan efektifitas dalam
pengadaan dan pendayagunaannya.
d. Buku
Pengadaan buku dapat dilakukan dengan cara membeli, menerbitkan
sendiri, menerima hibah dan menukarnya. Agar dapat menerbitkan buku
sendiri tanpa biaya pencetakan maka sekolah dapat membentuk tim
penyususnan buku dan hasilnya dapat diterbitkan dengan cara membuat
kerja sama dengan pihak penerbit buku.
e. Alat
Pengadaan alat-alat sekolah dapat dilakukan dengan cara membeli.
Membuat sendiri dan menerima bantuan. Alat-alat yang dilakukan sekolah
berupa alat kantor dan alat pendidikan. Contohnya seperti computer, alat

36
hitung, alat penyimpan uang, alat pendeteksi uang palsu dan alat
pembersih. sementara alat pendidikan seperti alat peraga, alat praktik, alat
kesenian dan alat olahraga.
2.14 Perencanaan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikaan

Perencanaan pengadaan terdapat pengadaan sarana barang bergerak


dan Barang Tidak Bergerak Barang bergerak terdiri dari barang bergerak
habis pakai dan barang tidak habis pakai. Barang bergerak habis pakai adalah
barang yang tidak tahan lama, cepat susut, dan habis setelah digunakan atau
dipakai. Sedangkan barang bergerak tidak habis pakai adalah barang yang
dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain namun tidak mudah susut
dan habis setelah digunakan atau dipakai.
A. Perencanaan Pengadaan -Barang Bergerak Secara umum langkah
perencanaan pengadaannya sbb:
1) Barang habis pakai
a) Mengadakan survei harga-harga barang habis pakai
b) Menyusun dan menata perkiraan biaya/hanya untuk keperluan
pengadaan barang, selama 1 bulan/ semester/ tahun.
c) Menyusun daftar perencanaan berdasarkan analisis kebutuhan
dari masing-masing sekolah.
d) Menyusun dan mengajukan proposal permohonan pengadaan
barang habis pakai berdasarkan analisis kebutuhan

2) Barang Tidak Habis Pakai


a) Mengadakan survei harga barang tidak habis pakai
b) Menyusun dan menata perkiraan biaya/hanya untuk
keperluanpengadaan barang-barang selama 1 bulan/ semester/
tahun.
c) Menyusun daftar perencanaan berdasarkan analisis kebutuhan
sekolah.
d) Menyusun dan mengajukan proposal permohonan pengadaan
barang habis pakai berdasarkan analisis kebutuhan

37
B. Perencanaan Pengadaan Prasarana/Barang tidak Bergerak Sekolah
Dasar sekurang-kurangnya memiliki prasarana Ruang Kelas, Ruang
Perpustakaan, Laboratorium IPA, Ruang Pimpinan, Ruang Guru,
Tempat Ibadah, Ruang UKS, Jamban/ wc/ toilet, gudang, Ruang
sirkulasi, Tempat bermain.Sedangkan untuk SMP dan untuk SMA
Sebagai contoh langkah – langkah perencanaan pengadaan adalah sbb:

1) Ruang kelas
a) Mengadakan survey terhadap tanah dan lokasi, dimana ruang
kelas akan di bangun.
b) Mengadakan survey harga peralatan bangunan dan kelengkapan
ruang kelas
c) Menyusun rencana anggaran d) Mengajukan proposal
/permohonan pengadaan ruang kelas berdasarkan analisis
kebutuhan ruangan kelas yang akan dibangun.

2) Ruang UKS
a) Analisis kebutuhan ruang UKS yang akan didirikan dan
merencanakan letak dan luas ruang UKS
b) Mengadakan survey terhadap tanah dan lokasi, dimana
laboratorium akan dibangun.
c) Mengadakan survey harga peralatan ruang UKS
d) Menyusun rencana anggaran
e) Mengajukan proposal /permohonan pengadaan ruang UKS
berdasarkan analisis kebutuhan ruang UKS yang akan didirikan .

3) Laboratorium IPA
a) Analisis kebutuhan laboratorium yang akan didirikan dan
merencanakan letak dan luas Lab IPA
b) Mengadakan survey terhadap tanah dan lokasi, dimana
laboratorium akan dibangun.

38
c) Mengadakan survey harga peralatan Laboratorium IPA
d) Menyusun rencana anggaran
e) Mengajukan proposal /permohonan pengadaan Laboratorium
IPA berdasarkan analisis kebutuhan laboratorium yang
akandidirikan.

4) Laboratorium komputer
a) Analisis kebutuhan laboratorium yang akan didirikan dan
merencanakan letak dan luas Lab komputer
b) Mengadakan survey terhadap tanah dan lokasi, dimana
laboratorium akan dibangun.
c) Mengadakan survey harga peralatan Laboratorium komputer
d) Menyusun rencana anggaran
e) Mengajukan proposal /permohonan pengadaan Laboratorium
komputer berdasarkan analisis kebutuhan laboratorium yang
akan didirikan.

5) Ruang Perpustakaan
a. Analisis kebutuhan dan merencanakan letak dan Desain
perpustakaan
b. Mengadakan survey terhadap tanah dan lokasi Perpustakaan
yang akandibangun.
c. Mengadakan survey harga peralatan dan mebelair ruang
perpustakaan
d. Menyusunrencanatermasukrencanaanggaran
e. Menyusun dan mengajukan proposal /permohonan pengadaan
Ruang Perpustakaan berdasarkan analisis kebutuhan ruang
perpustakaan yang akan didirikan. Contoh Format Proposal:
1) Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi latar
belakang, tujuan, sasaran serta sumber pendanaan.
2) Waktu pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan.

39
3) Kebutuhan
4) Rincian biaya
5) Produk yang dihasilkan dan
6) Gambar rencana kerja dan spesifikasi teknis (apabila
diperlukan). Lampiran: Profil Sekolah Denah sekolah

C. Perencanaan Pengembangan Bangunan dan perlengkapan Secara


umum tahapan /langkah langkahnya adalah sbb:
1) Tanah
a) Menyusun rencana pengadaan tanah berdasarkan analisis
kebutuhan bangunan yang akan didirikan serta lokasi yang
ditentukan
b) Mengadakan survei tentang adanya fasilitas sekolah seperti:
jalan, listrik, air, telepon, transportasi dan sebagainya.
c) Mengadakan survei harga tanah
d) Menyusun rencana anggaran biaya bangunan.

2) Bangunan
a) Menyusun rencana pendirian bangunan yang akan didirikan
berdasarkan analisis kebutuhan secara lengkap dan teliti.
b) Mengadakan survei terhadap tanah dimana bangunan akan
didirikan,hal luasnya,kondisi,situasi,status,perizinan dan
sebagainya.
c) Menyusun rencana kontruksi dan arsitektur bangunan sesuai
pesanan.
d) Menyusun rencana anggaran biaya sesuai dengan harga standar.
e) Menyusun pertahapan rencana anggaran secara teknik dan
memperhatikan skala prioritas yang telah ditetapkan
berdasarkan kebijakan pemerintah.

40
Bagi sekolah dasar negeri umumnya pendirian bangunan
sekolah mendapatkan subsidi dari pemerintah pusat, pemerintah
daerah melalui hibah,seleksi, matchinggrant atau blockgrant dan ada
aturan/panduan khusus dalam pengelolaannya. Beberapa aspek yang
bertalian dengan perencanaan dan pengembangan bangunan, yakni:

1. Perluasan Bangunan Yang Sudah Ada Pada bangunan sekolah


yang sudah ada seringkali diperlukan tambahan bangunan
seperti ruang kelas baru dan perlengkapan. Keadaan pekerjaan
akan menentukan lamanya waktu dan besarnya tenaga yang
dibutuhkan untuk mempelajari kebutuhan dan
mengidentifikasi dengan tepat. Kepala sekolah guru-guru dan
komite sekolah serta para orang tua murid dan pihak yang
terkait diikutsertakan dalam melakukan perencanaan
mengenai penambahan dan perombakan bangunan atau ruang
kelas baru yang sudah ada. Penambahan ruang kelas baru
umumnya didasarkan pada alasan daya tampung yang kurang,
lahan kosong yang siap dibangun Sebagai gambaran
Persyaratan umum ruang belajar atau ruang kelas. Sesuai
dengan ketentuan yang diatur Permendiknas no 24 th 2007
tentang standar sarana dan prasarana antara lain:
Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2/peserta didik. Untuk
rombongan belajar dengan peseta didik kurang dari 15
orang, luas minimum ruang kelas 30 m2, lebar minimum 5
m. Memiliki pencahayaan yang memadai untuk membaca
buku untuk memberikan pandangan keluar ruangan. Ruang
kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan
guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan
dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan. Agar
peserta didik dapat belajar lebih efektif maka perlu

41
memperhatikan penempatan/tata letak, pencahayaan dan
udara atau penghawaan.

2. Perencanaan Tempat Penyimpanan Alat-alat Selama ini


penyimpanan alat-alat kurang mendapat perhatian, padahal
alat-alat yang langsung dipergunakan dalam pelajaran
memerlukan fasilitas penyimpanan yang memadai dan praktis
sehingga apabila sewaktu-waktu diperlukan dapat segera
disediakan serta terpelihara keamanannya. Alangkah baiknya
jika tempat penyimpanan alat-alat direncanakan sebelum
bangunan didirikan sehingga faktor estitikanyapun mendapat
perhatian juga.Untuk lebih efektif perencanaan penyimpanan
menggunakan rumus 5 W 1H, Alasan penyimpanan, dan cara
menyimpan:
a) Perencanaan pengadaan Perabot dan Perlengkapan Salah
satu faktor penting yang dijadikan bahan pertimbangan
dalam memilih perabot dan perlengkapan adalah ruang
kelas yang harus disediakan sebagai dasar pengajaran.
Administrator yang progresif akan mengutamakan
fleksibilitas dalam fungsi dan letak perabot di ruang
belajar.Jangan sampai ada perabot yang dapat
menghambat proses belajar peserta didik. Dalam
perencanaan pengadaan perabot sebelumnya perlu
menganalisis kebutuhan, dilanjutkan dengan menyusun
perencanaan perabot beserta rincian anggaran. Pengadaan
perabot di SD realisasinya dapat bantuan dari pemerintah
maka syarat-syarat serta aturan hendaknya mengacu pada
aturan Pemerintah.

b) Rencana Rehabilitasi

42
Rencana rehabilitasi hendaknya dibuat sehemat
mungkin.Rehabilitasi dilakukan agar siswa dapat
menjalankan proses belajar dengan baik dan mengurangi
kemungkinan anak putus sekolah. Rencana pengembangan
sekolah melalui rehabilitasi dapat dilakukan dengan
melakukan beberapa kegiatan diantaranya:
3. Survei terhadap bangunan dan perlengkapan yang
sudah ada
4. Mencatat secara terperinci perbaikan-perbaikan yang
diperlukan
5. Kepala sekolah dengan stafnya dapat mengusulkan
perbaikanperbaikan untuk kepentingan efektivitas
pelaksanaan program sekolah.
Perbaikan-perbaikan ini diantaranya mencakup
mengecat dan melabur, mengganti bahan-bahan atau
bagian-bagian yang sudah usang atau lapuk,
menyempurnakan akustik ruangan belajar, menambah
tempat ruang buang air, memperbaiki fasilitas mencuci
tangan dan kaki dan pekerjaan-pekerjaan perbaikan
lainnya yang bertalian dengan pelaksanaan inovasi
pendidikan.
Dalam perencanaan hendaknya memperhatikan
Kondisi Sanitasi agar kebutuhan akan kesehatan dan
pendidikan pada peserta didik dan seluruh anggota
terpenuhi. Sanitasi berdampak pada kelancaran
pelaksanaan program pengajaran di sekolah. Oleh karena
itu kepala sekolah hendaknya menyadari tanggung
jawabnya untuk senantiasa mengawasi ruangan-ruangan
sekolah agar selalu bersih,teratur sehingga kondisinya
memberikan pengaruh yang optimal dalam proses belajar
dan terhadap perkembangan kesehatan.

43
D. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan yang Efektif
Suatu perencanaan sarana dan prasarana pendidikan
dikatakan efektif apabila mampu menyediakan jawaban atas
pertanyaan yang memuat kata tanya 5W + 1H sebagai berikut:

What Kegiatan-kegiatan apayang harus dilakukan dalamrangka


pencapaian tujuan yang telah ditetapkan ?

Misal : pengadaan barang habis pakai

Where Dimana kegiatanhendak dilaksanakan ?

Pertanyaan ini mencakup tata ruang yang disusun, tempat yang


akan digunakan, tempat perhimpunan alat-alat serta
perlengkapan lainnya.

When Bilamana kegiatan tersebut hendak dilaksanakan?

Hal ini berarti harus tergambar sistem prioritas yang akan


digunakan, penjadwalan waktu, target, fase-fase tertentu yang
akan dicapai serta hal-hal lain yang berhubungan dengan faktor
waktu.Rencana kebutuhan dibuat untuk jangka waktu pendek,
menengah dan panjang.

Who Pertanyaan siapa (?)

Berarti diketemukannya jawaban tentang personalia yang


dilengkapi dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab. Harus
terjawab pula pertanyaan yang menyangkut hubungan hirarki
antara orang-orang serta syaratsyarat yang harus dipenuhi, baik
oleh pimpinan dalam berbagai tingkat maupun bagi para
pelaksana. Dalam hal ini juga perlu dipertimbangkan dan
ditegaskan kebijaksanaan yang ditempuh dalam pengadaan

44
tenaga, penempatannya, pembiayaannya, pengupahan dan
penggajian, pemberhentian, pemecatan, dan pemensiunannya.

Why Secara filosofis, pertanyaan yang terpenting diantara rangkaian


pertanyaan ini ialah pertanyaan ”Mengapa” karena pertanyaan
ini ditujukan kepada kelima pertanyaan yang mendahuluinya.

How Bagaimana cara melaksanakan kegiatan ke arah tercapainya


tujuan?

Yang dicakup oleh pertanyaan ini menyangkut sistem kerja,


standar yang harus dipenuhi, cara pembuatan dan penyampaian
laporan, cara menyimpan dan mengolah dokumen-dokumen
yang timbul sebagai akibat pelaksanaan. Dalam menyusun
perencanaan hendaknya diperhatikan juga perencanaan biaya
dan pegawai yang ada disamping kekhususan tugas yang ada.

Contoh: Model Perencanaan Pengadaan Barang


Jenis Barang Tempat Waktu Penanggung Penanggung Cara
(What) (Where) (When) Jawab Jawab (Who)
(Who)

Buku penunja Toko Anugrah Awal Kepala Pendukung Membeli


ng meja kursi, Di perusahaan tahun sekolah implementasi
 Sumber
lemari,papan meubela ir ajaran kurikulum
Kepala dana: BOS
tulis, dll. 2013/2014 2013
sekolah
Pelayanan  dana:
Juni 2013
/administrasi BOS
sekolah

45
2.15 Asas-Asas Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Untuk mengadakan peralatan kantor, perlu memperhatikan asas-asas


pengadaan peralatan. Sebab jika pengadaan perbekalan tidak sesuai dengan
kebutuhan akan mengakibatkan pemborosan. Adapun asas-asas tersebut
adalah sebagai berikut.

1) Pekerjaan dan Kegiatan


Tujuan dan pekerjaan yang akan diselesaikan harus dirumuskan
dengan jelas dan seksama serta diuji secara kritis, untuk menjamin
bahwa jenis dan jumlah peralatan dan perabot itu esensial. Dengan
demikian penggunaan alat/perlengkapan yang tidak perlu dapat
dihindari sehingga tidak terjadi pemborosan.
Suatu analisa yang teliti perlu dilakukan untuk keperluan ini,
terutama harus mempunyai pengetahuan tentang apa yang terbaik untuk
melaksanakan kegiatan, sehingga dapat dipilih alat/peralatan yang
diperlukan sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan.

2) Keperluan disesuaikan dengan kondisi setempat


Tiap organisasi, instansi atau perusahaan, mempunyai situasi dan
kondisi yang berbeda-beda. Dengan perbedaan ini sudah barang tentu
kebutuhan akan alat dan perabot kantor juga berbeda. Hal ini berarti,
suatu jenis peralatan kantor yang tepat atau baik untuk suatu organisasi,
belum tentu baik atau tepat untuk keperluan kantor lainnya.
Pemakaian oleh orang lain bukan merupakan alasan yang cukup
untuk menerima dan menggunakannya, oleh karena itu, dalam
menetapkan pengadaan peralatan dan perabot kantor harus disesuaikan
dengan hakekat, situasi dan kondisi masing-masing serta kebutuhan
karyawan.

3) Fleksibilitas Kegunaan dan Biaya

46
Kegunaan suatu alat tidak hanya untuk suatu kegiatan (pekerjaan),
tetapi juga dipergunakan untuk beberapa jenis kegiatan. Dengan
demikian akan berpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan misalnya:
Dengan membeli peralatan yang dapat digunakan untuk beberapa
pekerjaan akan lebih murah daripada membeli dua buah peralatan yang
digunakan untuk tiap keperluan.
Demikian pula maksud fasilitas disini, mempunyai arti apabila
dimasa yang akan datang terjadi perubahan-perubahan dapat
diseesuaikan dan masih dapat digunakan.

4) Nilai Keindahan dan Keseragaman


Bentuk, ukuran dan warna alat-alat dan perabot kantor hendaknya
dapat memberi kesan yang baik bagi yang melihat. Nilai keindahan dari
suatu kantor sangat dipengaruhi oleh rasa senang seseorang,
sehubungan dengan hal tersebut, keuntungan yang sering diperoleh
adalah dari penggunaan nilai keindahan sebagai pertimbangan untuk
pengadaan peralatan dan perabot kantor.
Selain nilai keindahan, juga harus diperhatikan keseragaman
peralatan tersebut. Karena dengan keseragaman selain dapat menambah
keindahan juga dapat menghemat biaya.

5) Standarisasi
Hal ini menunjukkan kepada pengguna peralatan dan perabot kantor
harus dengan ukuran, bentuk, warna, dan buatanya sama diseluruh
organisasi. Standarisasi ini akan menguntungkan penggunaan perabot
kantor yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan organisasi yang
bersangkutan, dapat menciptakan keseragaman dan efisiensi kantor,
serta mengurangi perselisihan di antara pegawai karena perebutan
peralatan yang paling bagus.

6) Kemampuan dan Kelayakan

47
Penggunaan peralatan dan perabot kantor harus efisien. Kemampuan
dari alat-alat perabot harus menjadi pertimbangan dalam pembelian
barang-barang tersebut, karena jika kemampuannya kurang maka tidak
akan menunjang terhadap pekerjaan kantor, sehingga kurang efisien.
Kemampuan dari peralatan itu dapat diketahui dan ditentukan oleh
pengalaman dari pemakai. Oleh karena itu karyawan yang ada harus
dipertimbangkan ketika pembelian peralatan kantor. Pertimbangan ini
sangat penting, karena unsur manusia (karyawan) menentukan apakan
peralatan dan perabotan banyak dipakai atau tidak.

7) Harga dan Penawaran Modal


Masalah harga selalu merupakan bahan pertimbangan yang penting
bagi pimpinan. Harga atau nilai peralatan dan perabotan harus
dipertimbangkan dan dibandingkan dengan keuntungan yang diperolah
dari pelayanan yang diberikan oleh pekerjaan kantor kepada para
pelanggan. Dengan kata lain harus dipertimbangkan kemungkinan hasil
yang akan diterima dengan yang harus dibayar. Pembelian peralatan
yang berdasarkan pertimbangan yang tepat akan mengakibatkan
penghematan, sehingga akan mengurangi penanaman modal.
Selain ketujuh asas tersebut, dalam pengadaan perlengkapan
pendidikan juga seharusnya di rencanakan dengan hati-hati sehingga
semua pengadaan perlengkapan sekolah itu selalu sesuai dengan
pemenuhan kebutuhan di sekolah berdasarkan asas-asas tersebut:
a. Asas ketepatan
b. Asas kecepatan
c. Asas keamanan
d. Asas ekonomi
e. Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana.

48
2.16 Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pengadaan Sarana dan
Prasarana Pendidikan

Faktor pendukung diantaranya adalah:


1. Adanya dukungan Dinas Pendidikan terkait,
2. Adanya bantuan dari pihak luar seperti dana aspirasi,
3. Bantuan dana dari masyarakat/orang tua murid,
4. Kerjasama dari seluruh komponen internal sekolah agar pelaksanaan
kegiatan manajemen sarana prasarana pendidikan lebih lancar dan tidak
ada hambatan dan masalah yang terjadi serta dapat segera ditangani
dengan baik.
Faktor penghambat diantaranya adalah:
1. Keterbatasan dana dalam mendukung kegiatan sarana dan prasarana hanya
mengandalkan dari segi dana BOS,
2. Pengawas serta supervisi kurang aktif dikarenakan lokasi sekolah jauh
sehingga kurang motivasi dari pengawas berkunjung ke sekolah, dan
3. Kurangnya birokrasi bantuan pemerintah sedikit lambat dalam
penanganan hal sarana dan prasarana.
Sekolah hanya menunggu balasan surat permohonan dan data online
yang diterima dalam permohonan perbaikan, penambahan, renovasi,
perawatan, pemeliharaan kalau hal tersebut di setujui maka sekolah akan
dapat bantuan dana.

49
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengadaan sarana prasarana pendidikan dapat dilakukan secara langsung


oleh instansi yang bersangkutan ataupun secara terpusat, biasanya pengadaan
yang dilaksanakan secara terpusat dilakukan oleh pemerintah pusat terhadap
pengadaan kendaraan bermotor, mesin kantor, mesin cetak, alat elektronik dan
komputer. Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan. Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan persekolahan tersebut adalah melalui pembelian,
pembuatan sendiri, penukaran, daur ulang, peminjaman, penyewaan,
pemberian hibah dan perbaikan sendiri. Ada beberapa prosedur yang harus
dilakukan dalam pengadaan sarana dan prasarana diantanya: menganalisis
kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana; mengklasifikasikan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan, membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana
yang ditujukan kepada pemerintah bagi sekolah negeri dan pihak yayasan bagi
sekolah swasta, bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya
untuk mendapat persetujuan dari pihak yang dituju, dan setelah dikunjungi dan
disetujui maka sarana dan prasarana akan dikirim ke sekolah yang mengajukan
permohonan pengadaan sarana dan prasarana tersebut. Jenis jenis pengadaan
diantaranya adalah pengadaan tanah, bangunan, alat, dan buku.
3.1 Saran

Kita sebagai seorang calon pendidik diharapkan mampu mengelolah atau


menggunakan sarana prasarana dalam proses belajar mengajar agar siswa dapat
memahami dan aktif dalam lingkungan sekolahnya. Begitu juga saat
menggunakan sarana pendidikan harus kita sesuaikan dengan kriteria siswa
yang di didik. Dengan adanya makalah ini penulis mengharapkan apabila ada
kesalahan dalam penulisan agar memberi tahu penulis. Karena segala
kekurangan datang dari kita dan kebenaran dari Allah SWT.

49
DAFTAR PUSTAKA

Harun, C. Z., & Usman, N. (2019).” Manajemen Sarana Dan Prasarana


Pendidikan Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di Sd Negeri Lamteubee
Aceh Besar”. Jurnal Administrasi Pendidikan: Program Pascasarjana Unsyiah,
7(1),62-69.
http://digilib.uinsby.ac.id/6027/5/Bab%202.pdf diakses pada tanggal 12
September 2020 pukul 10.00 WIB
http://fristbloghumpro.blogspot.com/2018/05/sarpras-a.html?m=1 diakses pada
tanggal 12 September 2020 pukul 10.20 WIB
http://meliyaulfa26.blogspot.com/2016/01/pengertian-pengadaan.html?m=1
diakses pada tanggal 12 September 2020 pukul 10.05 WIB
http://scoutvanture.blogspot.com/2012/05/hakikat-sarana-
prasaranadisekolah.html?m=1 diakses pada tanggal 12 September 2020 pukul
10.25 WIB
http://selvikusumawardani.blogspot.com/2015/08/pengadaan-sarana-dan-
prasarana.html?m=1 diakses pada tanggal 12 September 2020 pukul 11.10 WIB
https://bocaherbankan0808.blogspot.com/2019/10/pengadaan-sarana-
prasarana.html?m=1 diakses pada tanggal 12 September 2020 pukul 11.00 WIB
https://brainly.co.id/tugas/24685101 diakses pada tanggal 12 September 2020
pukul 11.15 WIB
https://www.asikbelajar.com/hakikat-cara-dan-prosedur-pengadaan-sarana-
prasarana-implementasi/ diakses pada tanggal 12 September 2020 pukul 10.15
WIB
Rosnaeni. (2019). “Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan”. Jurnal Balai
Diklat Keagamaan Makassar, 8(1), 32-43

51

Anda mungkin juga menyukai