Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Diklat
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd
Rahmatiah, S.S, M.Si
Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Khairul Imam (1103619005)
2. Intan Permata Hidayat (1103619025)
3. Tantri Khoeriyah (1103619050)
Makalah ini disusun dan dibuat oleh kami untuk memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Diklat dan memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya
untuk kami sendiri. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. atas
perhatiannya kami ucapkan banyak terimakasih.
3
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penulisan 3
1.4. Manfaat Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1. Pengertian Pelatihan Elektronik 4
2.2. Jenis Pelatihan Elektronik 7
2.3. Komponen Pelatihan Elektronik 8
2.4. Sistem Pengiriman Pelatihan Elektronik 21
2.5. Desain Pengembangan Pelatihan Elektronik 24
2.6. Kekuatan dan Keterbatasan Pelatihan Elektronik 29
2.7. Contoh Implementasi Pelatihan Elektronik 39
BAB III PENUTUP 51
3.1. Kesimpulan 51
3.2. Saran 51
DAFTAR PUSTAKA 52
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
target yang telah direncanakan secara sistematis dan terstruktur.
Menurut Decenzo dan Robbins (1999), program pelatihan dan
pengembangan dirancang untuk meningkatkan prestasi kerja, mengurangi
2
2
4
sebagian besar lingkungan kerja (1991). Dia membuat pernyataan yang kuat
ini untuk mendukung nilai proposalnya untuk menggunakan sistem
pendukung kinerja elektronik untuk menyelesaikan krisis ini.
5
6
1
Veeriah Sinniah dan Sharan Kaur. Electronic Training Methods: Relative Effectiveness and
Frequency of Use in the Malaysian Context. 2010. Hal 64-65
7
2
P. Nick Blanchard dan James w. Thacker. EFFECTIVE TRAINING: SYSTEMS, STRATEGIES,
AND PRACTICE. (England: 2013). Pearson Education Limited. Hal 269-280
11
metode ini pengguna dapat memilih sendiri materi training yang akan
dipelajari, menyelesaikan latihan soal, dan melakukan evaluasi. Selain itu,
CBT juga dapat digunakan sebagai alat simulasi untuk mempraktekkan
cara kerja yang disesuaikan pada situasi tempat kerja yang sesungguhnya
dengan menggunakan suatu teknologi multimedia (Dewanto, 2008).3
Sistem CBT memberikan keuntungan untuk mencapai cara
pelatihan yang efektif, yaitu adanya peningkatan hasil pelatihan, efisiensi
dalam penggunaan sumber daya yang ada, menghemat biaya, tenaga, dan
waktu serta fleksibel kapan dan dimana saja. Selain berguna sebagai alat
motivasi dan kemandirian Self-Learning, CBT paling sering digunakan di
industri swasta atau pemerintah untuk melatih karyawan menggunakan
instruksi dengan bantuan komputer.
Ada dua keuntungan dalam penggunaan CBT, yaitu memperkecil
biaya dan meningkatkan efektivitas pelatihan. Keuntungan dari CBT
dalam memperkecil biaya pelatihan bagi siswa diantaranya adalah:
a. Memperkecil biaya perjalanan dan biaya pekerjaan siswa
Dalam banyak hal perangkat komputer dapat ditempatkan
pada lokasi yang berlainan, agar siswa dapat berlatih dengan
pekerjaan yang dekat dengan tempat mereka. Bagi perusahaan
besar yang tersebar diberbagai tempat, pekerja dapat melakukan
penghematan pekerjaan yang sangat besar.
b. Mengurangi waktu pelatihan
Terdapat fakta-fakta yang kuat mendukung klaim perusahaan,
bahwa para siswa dalam program CBT menyelesaikan pelatihannya
sekitar 30% lebih cepat dibanding jika mereka dilatih dengan
program yang sama dalam suatu ruang kelas.
c. Pelatihan yang tepat pada waktunya
3
Mimi Miftahul Jannah. Aplikasi multimedia computer base training (CBT) untuk bantuan
operasinal sekolah pada Kantor Depag Kabupaten Tangerang. (Jakarta: 2010). Hal 24
12
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Learning_Management_System dikutip pada Kamis, 16 September
2021, pukul 09.50 WIB
26
3) Manajemen kompetensi
4) Manajemen pengetahuan
5) Sertifikasi atau manajemen kepatuhan
6) Pendampingan
7) Mengobrol
8) Diskusi
9) Konferensi video.
4. Proses Pembelajaran
Perhatian ET umumnya dipandang lebih menarik dan memotivasi
daripada pelatihan berbasis instruktur, seperti kuliah. Trainee
menyebutkan alasan untuk ini, seperti merasa kurang terancam oleh
mesin dan memiliki kontrol lebih besar atas kecepatan instruksi. Selain
itu, ET dapat mengintegrasikan efek audio dan visual yang menarik
perhatian pelajar pada materi. Mungkin sebagian besar penting, ET dapat
terjadi ketika peserta siap untuk belajar dan tidak pada waktu dan lokasi
40
Masalah gegar budaya dan kendala bahasa adalah salah satu akar
permasalah terbesar yang jarang diangkat dan sedang menjangkiti
“pahlawan devisa” kita. Tendensi kekerasan, tereksploitasi dan tidak
memiliki daya tawar muncul disaat gegar budaya dan bahasa tak teratasi
lewat pelatihan konvensional BLKLN. VRIDOM diciptakan sebagai
media pelatihan mandiri yang dapat dikombinasikan dengan pelatihan
balai pelatihan TKI untuk mengaplikasikan blended learning. VRIDOM
dapat mengimprovisasi pelatihan konvensional yang selama ini kurang
efisien secara biaya (sulitnya membeli beragam prototipe seperti alat
perkebunan ataupun tutor native), waktu (terbatasnya durasi akumulatif
pengajaran bahasa-budaya) dan teknik pedagogis (kursus masih tidak
mengemban experiential learning pada skill bahasa - budaya).
Pemerintah (Disnakertrans dan BNP2TKI) akan menerima
manfaat atas pengembangan media pelatihan VRIDOM berupa
5
Laksamana Fadian Zuhad Ramadhan. VRIDOM: Mobile APP Pelatihan Berbasis Virtual Reality
Untuk Mengurangi Resiko Culture Shock & Language Barrier Dalam Meningkatkan Kompetensi
Calon Tenaga Kerja Indonesia Departemen Pendidikan Bahasa Inggris. Universitas Negeri
Malang. (Malang: 2019). Hal 10-20
44
3) Pengembangan VRIDOM
Model pengembangan RnD menggunakan referensi dari
model pengembangan Borg & Gall dalam Sukmadinata (2016:16)
yang diolah sesuai kebutuhan penulis.
a. Preliminary study/Identifikasi Masalah (bulan ke-1 sampe
ke-6)
Studi preliminary dilakukan untuk menganalisis
kebutuhan skill komunikasi dan pengetahuan norma sesuai
karakteristik negara tujuan. Data kualitatif dan kuantitif
diambil dari alumni TKI, BNP2TKI, PJTKI, Disnakertrans dan
P4TKI. VRIDOM saat ini telah mendapatkan tiga responden
alumni TKI dan kepala P4TKI yang diwawancarai. Studi awal
ini juga berfungsi untuk mengetahui masalah pokok pada
pelatihan konvensional dengan keberadaan VRIDOM serta
mengkomparasikan VRIDOM dengan beberapa aplikasi
pembelajaran bahasa yang telah ada.
3.1. Kesimpulan
Pelatihan elektronik (ET) diberikan kepada peserta pelatihan melalui
sistem e-learning seperti LAN, flash drive, DVD, intranet, dan Internet, serta
perangkat elektronik lainnya seperti iPod dan ponsel. Metode ET
mengintegrasikan konten yang akan dipelajari (basis pengetahuan) ke dalam
desain pelatihan seperti: instruksi terprogram (PI), intelligent tutoring system
(ITS), multimedia interaktif (IM), atau virtual reality (VR). Konten dan
desain diubah menjadi media elektronik melalui penggunaan authoring dan
design tools. ET dapat memberikan pelatihan kepada lebih banyak karyawan,
di lebih banyak lokasi, dan dengan biaya lebih rendah daripada metode
pelatihan lainnya.
Namun, biaya pengembangan untuk ET biasanya lebih tinggi daripada
metode lain, jadi analisis biaya/ manfaat yang cermat diperlukan untuk
menentukan apakah metode ET sesuai. Semakin canggih ET, semakin tinggi
biaya pengembangan dan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengembangkan pelatihan. ET dapat melakukan pekerjaan yang sangat baik
untuk mengaktifkan proses pembelajaran perhatian, pengkodean simbolik,
organisasi kognitif, dan latihan simbolik, menjadikannya metode yang baik
untuk menangani tujuan pelatihan pengetahuan dan sikap. Itu melakukan
pekerjaan yang cukup baik untuk mengembangkan keterampilan namun tidak
sampai pada tingkat penguasaan.
3.2. Saran
Mengacu pada materi yang telah dibahas diatas, maka kami
merekomendasikan pelaksanaan ET di segala bidang baik pendidikan,
56
kesehatan ataupun industri hendaknya dipadukan dengan metode pelatihan
elekronik lain untuk memaksimalkan pembelajaran peserta pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA
57