Anda di halaman 1dari 9

THREE STAGE MODEL:

INSIGHT STAGE

KATRIM ALIFA PUTRIKITA, M.PSI., PSIKOLOG


INSIGHT STAGE
 Tujuan: membantu klien memahami pikiran, perasaan, dan
perilakunya (menyadari apa yang terjadi pada dirinya/
masalahnya)
 Pada tahap ini konselor bertindak lebih aktif dibandingkan
tahap exploration, karena kadang kadang klien
membutuhkan saran atau pendapat dari konselor
 Hal yang harus dilakukan konselor:
 Bekerjasama dengan klien untuk membentuk insight baru
yang lebih positif
 Mendorong klien untuk menentukan pikiran, perasaan, dan
perilaku sesuai perannya
 Bekerjasama dengan klien untuk meminimalisir masalah-
masalah yang telah/akan terjadi dalam hubungan terapeutik
yang terjalin
INSIGHT STAGE
 Konselor memberikan feedback kepada klien untuk
membantu klien memunculkan insight terkait dirinya atau
masalahnya
 Insight akan membantu klien untuk memahami apa yang
mereka pikirkan, rasakan, dan lakukan. Ketika klien
memahami dirinya sendiri, maka proses konseling akan
menjadi lebih mudah
 Didasarkan pada teori psikoanalisa, seperti attachment,
defence mechanisme, dan ketidaksadaran
 Didasarkan pada teori interpersonal mengenai hubungan
terapeutik, interaksi, dan hubungan interpersonal antara
koselor dan klien
KEMAMPUAN YANG
HARUS DIMILIKI
KONSELOR DALAM
INSIGHT STAGE
CHALLENGE
 Dilakukan oleh konselor ketika klien menunjukan
kontradiksi atau perbedaan antara apa yang ingin diraih
dengan apa yang sudah dilakukan
 Dilakukan untuk membantu klien memahami pikiran dan
perasaan yang awalnya tidak disadari
 Contoh:
 Oke, Anda mengatakan sudah move-on dari pacar Anda,
tapi kemudian Anda berkata bahwa Anda masih sering
cemburu melihat pacar Anda jalan dengan pacar barunya
 Tadi Anda mengatakan bahwa Anda sayang dengan
sahabat Anda, tapi Anda juga bilang bahwa Anda sering
menolak bertemu sahabat Anda
INTERPRETATION
 Merupakan pernyataan yang dikemukakan konselor
berdasarkan cerita klien untuk memberikan pandangan
baru pada klien mengenai perilaku, pikiran, dan
perasaannya terhadap masalah yang dihadapi
 Intrepetasi membantu klien untuk memahami apa yang
sebenarnya terjadi pada dirinya
 Contoh
Klien: Ibu saya selalu menyuruh saya untuk bersih bersih
kamar. Tapi entah kenapa saya tidak pernah mau, rasanya
males.
Konselor: Mungkin, Anda tidak mau mematuhi perintah Ibu
Anda karena Anda masih marah dengan Ibu Anda dan belum
memaafkan beliau
SELF-DISCLOSURE OF
INSIGHT
 Merupakan suatu cara yang dilakukan konselor untuk
memunculkan insight pada klien dengan menceritakan
pengalaman konselor yang terkait dengan pengalaman
klien
 Self disclosure membuat klien merasa normal dan senasib
sepenanggungan dengan konselor
 Contoh:
Klien: Saya terlalu perfeksionis. Semua tugas selalu saya
koreksi berulang ulang sampai akhirnya saya telat
mengumpulkan. Saya capek.
Konselor: Saya dulu juga begitu. Tapi kemudian saya
menerima diri saya yang perfeksionis sambil perlahan lahan
saya kurangi. Tidak ada yang tidak mungkin bukan?
IMMEDIACY
 Dilakukan oleh konselor untuk menyatakan perasaan
konselor terhadap klien, hubungan antara konselor dan
klien, atau hubungan di dalam proses konseling
 Kemampuan ini penting dimiliki oleh konselor karena
kadang klien memproyeksikan konselor sebagai sosok
yang bermasalah dengan klien
 Perlu dilakukan dengan hati-hati
 Contoh:
 Saat ini, saya merasa tidak nyaman, karena sepertinya
Anda sedang marah pada saya
 Saya merasa tidak nyaman juga, tetapi saya tersanjung
jika Anda bersedia menceritakan apa yang Anda rasakan
REFERENSI
 Hill, C. E. (2003). Helping Skill, Facilitating, Exploration,
Insight, and Action, Second Edition. Washington, DC:
American Psychological Association

Anda mungkin juga menyukai