Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENGOLAHAN PENDIDIKAN
MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

Dosen pengampu :
Hengky L. Wambrauw, S.Pd., M.Si

Disusun oleh :

NUR HIJRA 202159007


DORSILA HOWAY 202159005
ISAYAS GOBAI 202159006
MARIA TEBAI 202159014
YUNUS SWO 202159036
SARA MANDOBAR 202159017

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAPUA
2022
KATA PENGATAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmatnya, maka pada hari ini makalah yang berjudulkan “ Manajemen
Sarana dan Prasarana Pendidikan ” dapat diselesaikan. Secara garis besar, makalah ini
berisi tentang hal yang berhubungan tentang sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah. Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu mata kuliah Pengolahan
Pendidkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami selaku penulis maupun
pembaca.

Manokwari, April 2022

……………
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
BAB I...........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................4
1.1 Latar belakang..............................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah.........................................................................................................5
1.3 Tujuan penulisan..........................................................................................................6
BAB II.........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..........................................................................................................................7
2.1 Definisi Manajemen Sarana dan Prasarana...................................................................7
2.2 Jenis - jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan.............................................................8
2.3 Sarana Pendidikan Dilihat dari Habis tidaknya pakai...................................................9
2.4 Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan..................................................9
2.5 Prinsip Dasar Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.....................................11
2.6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan u/ SMA/MA.............................................12
2.7 Ketentuan Sarana dan Prasarana.................................................................................15
BAB III......................................................................................................................................23
PENUTUP..................................................................................................................................23
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................23
3.2 Saran...........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam membangun sekolah yang utuh diperlukan juga sebuah gedung dan
juga sebuah ruangan juga buku-buku penunjang dalam kegiatan pembelajaran.
Hal tersebut bisa disebut tersedianya sebuah sarana dan prasarana sebuah sekolah
yang memiliki fungsi penting dalam pembuatan sekolah itu sendiri. Sarana dan
prasarana yang telah disediakan oleh pemerintah atau pihak lain seharusnya dapat
dikelola dengan baik oleh pihak sekolah untuk kepentingan kegiatan belajar
mengajar. Kegiatan pengelolaan melalui manajemen sarana dan prasarana
seharusnya dilakukan oleh sekolah, mulai dari perencanaan, pengadaaan,
penginventarisasian, penggunaan, pemeliharan, sampai dengan penghapusan
sarana dan prasarana yang sudah tidak dapat dipakai atau diperbaiki lagi.
Keberhasilan melakukan pembangunan pendidikan ditentukan oleh banyak faktor
yaitu: oleh keberhasilan mengelola sumber daya manusia, uang, sarana dan
prasarana, dan metodenya. Dalam perspektif pemerintah, kegiatan manajemen
sarana dan prasarana pendidikan setidak - tidaknya memiliki delapan mata rantai
kegiatan yaitu:

1. perencanaan sarana dan prasarana pendidikan;


2. pengadaan sarana dan prasarana pendidikan;
3. penyaluran sarana dan prasarana pendidikan;
4. penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan;
5. pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan;
6. penyalahgunaan sarana dan prasarana pendidikan;
7. inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan; dan
8. penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dengan tujuan untuk
mencapai tingkat pengamanan yangs emaksimal mungkin terhadap kekayaan
milik negara.
Manajemen sarana dan prasarana tersebut harus berdasar pada suatu
sistem pengamanan yang dinamis, mengikuti lajunya dinamika politis, strategis
dan teknis dalam pola pembangunan sarana dan prasarana nasional, misalnya
kegiatan pengadaan sarana dan prasarana milik negara.Pemerintah
mengeluarkan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 junto Nomor
32Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Nomor 24 Tahun 2007
tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah. Pada Bab VII pasal 42 pp
32/2013 disebutkan bahwa;
1. Setiap satuan Pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya. Bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,
ruang kelas,ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang
tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboraturium, ruang bengkel kerja,
ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat
berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan
ruang / tempat lain yang di perlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis membuat rangkaian dan batasan
permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana definisi manajemen sarana dan prasarana pendidikan ?


2. Apa saja jenis - jenis manajemen sarana dan prasana pendidikan ?
3. Apa saja yang terdapat dalam sarana pendidikan yang di lihat dari habis
tidaknya pakai ?
4. Apa saja tujuan dari manajemen sarana dan prasarana pendidikan ?
5. Apa saja prinsip dasar menejemen sarana dan prasarana pendidikan ?
6. Sebutkan apa saja standar manajemen sarana dan prasarana dalam
(u/ SMA/MA) ?
7. Ketentuan apa saja yang mengenai sarana dan prasarana dalam pendidikan ?

1.3 Tujuan penulisan


Adapun tujuan yang hendak dicapai dari mengkaji manajemen sarana dan
prasarana pendidikan ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mendeskripsikan apa pengertian dan hal-hal lain berkatian dengan


manajemen.
2) Untuk mendeskripsikan apa pengertian dan hai-hal lain yang berkaitan
dengan sarana dan prasarana.
3) Untuk mengetahui pembahasan tentang manajemen sarana dan prasaran
tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Manajemen Sarana dan Prasarana


Manajemen adalah sebuah proses dalam perencanaan untuk mencapai tujuan
tertentu. Menurut Hasibuan, “manajemen” adalah ilmu dan seni yang mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber - sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut GR Terry,
“manajemen” adalah suatu proses yang mempunyai ciri khas yang meliputi segala
tindakan - tindakan perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian
yang bertujuan untuk menentukan dan mencapai sasaran-sasaran yang sudah
ditentukan melalui pemanfaatan berbagai sumber, diantaranya sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya. Sedangkan menurut GR. Terry dalam Engkoswara dan
Aan Komariah, mendefinisikan manajemen sebagai: Suatu proses yang jelas terdiri
dari tindakan - tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengendalian yang dilaksanakan untuk menentukan serta melaksanakan sasaran /
tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan sumber daya dan sumber-sumber
lainnya. Dalam konteks dunia pendidikan, yang dimaksudkan dengan manajemen
pendidikan atau sekolah adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pendidikan dalam upaya menghasilkan lulusan yang sesuai dengan visi, misi, dan
tujuan pendidikan itu sendiri“Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan
yang secara langsung dipergunakan dalam proses belajar mengajar, seperti gedung,
ruang kelas, meja, kursi, serta media pengajaran. Adapun prasarana pendidikan
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pengajaran
seperti halaman, kebun, taman sekolah, dan jalan menuju sekolah. Jika prasarana itu
dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar seperti taman sekolah
untuk mengajarkan biologi atau halaman sekolah menjadi lapangan olahraga, maka
komponen tersebut berubah posisi menjadi sarana pendidikan. Manajemen sarana
dan prasarana pendidikan bertugas mengatur serta menjaga sarana dan prasarana
pendidikan agar dapat memberikan kontribusi pada proses pendidikan secara
optimal, dan berarti. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan,
pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventarisasi, penghapusan, serta penataan.

Menurut Rugaiyah : Manajemen sarana dan prasarana adalah “kegiatan


pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya
menunjang seluruh kegiatan, baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan lain
sehingga seluruh kegiatan berjalan dengan lancar”. Berdasarkan pendapat dari para
ahli manajemen sebagaimana diuraikan, dapat diambil kesimpulan bahwa
manajemen itu merupakan suatu proses yang sistematik dan kooperatif dalam usaha
memanfaatkan sumberdaya yang ada guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
secara efektif dan efisien. Manajemen didefinisikan sebagai proses, karena semua
manajer harus menjalankan kegiatan kegiatan tertentu, yang saling berkaitan
antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2.2 Jenis - jenis Sarana dan Prasarana Pendidikan


Sarana dan Prasarana pendidikan memiliki tiga aspek ( Diding dan Imam,
2015:39 ) yaitu:

1) Aspek tanah, berkaitan dengan kepemilikan tanah,, luas, sempit, ramai,


kumuh, dan lain-lain,
2) Aspek bangunan, kondisi gedung,
3) Aspek perabot penunjang pendidikan,seperti meja kursi, papan tulis, alat
peraga, dan lainnya Sukirman (2010:290) menjelaskan bahwa ditinjau dari
fungasi atau perannya terhadap proses belajar mengajar, saran pendidikan
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : alat pelajaran , alat peraga dan media
pembelajaran.
 Alat pelajaran
Merupakan alat yang digunakan secara langsung dalam proses
belajar mengajar. Misalnya buku, alat tulis, dan alat praktik.
 Alat peraga
Merupakan alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa
peralatan-peralatan atau benda - benda yang mudah memberi
pengertian kepada siswa berturut - turut dari yang abstrak sampai
dengan yang kongkrit. Misalnya OHP dan LCD.
 Media pengajaran
Merupakan sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara
dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektifitas
dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada tiga jenis
media, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual.

2.3 Sarana Pendidikan Dilihat dari Habis tidaknya pakai


Nawawi dala Bafadal (2008:2) menjelaskan bahwa diliat dari habis
tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang
habis pakai dan sarana pendidikan tahan lama.

1. Sarana pendidikan yang habis pakai


Segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang
relatif singkat. Contoh kapur tulis, beberapa bahan kimia untuk praktik guru
dan siswa. Selain ituada sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya
kayu, besi, dan kertas karton yangsering digunakan oleh guru dalam
mengajar. Contoh pita mesin ketik atau komputer, bolalampu dan kertas.
2. Sarana pendidikan tahan lama
Keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus
dan dalam waktu yang relative lama. Contohnya bangku sekolah, mesin
tulis, atlas, globe, dan beberapa peralatan olah raga.

2.4 Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan


Jannah (2010:47) menjelaskan tujuan manajemen sarana dan prasarana
sebagai berikut :

1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui


sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Diharapkan
melalui manajemensarana dan prasarana semua sarana dan prasarana yang
didapatkan oleh sekolah adalah saranadan prasarana yang berkualitas tinggi,
sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan danayang efisien.
2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat
dan efisien.
3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah sehingga
keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai setiap diperlukan oleh semua
warga sekolah.

Menurut Bafadal (2003): menjelaskan bahwa tujuan dari manajemen


sarana dan prasarana pendidikan adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan mulai


sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Dengan
perkataan ini, melalui manajemen sarana dan prasarana diharapkan semua
perlengkapan yang didapatkan sekolah adalah sarana dan prasarana kualitas
tertinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah dan dengan dana yang efisien.
2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat
dan efisien.
3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah sehingga
keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan
oleh semua personil sekolah.

Selanjutnya, Menurut Arum (2007:8) menjelaskan tentang tujuan


manajemen sarana dan prasarana sebagai berikut.

“ Memberikan sistematika kerja dalam mengelola pendidikan berupa fasilitas


belajar,sehingga tugas-tugas opersional kependidikan dapat dilaksanakan secara
efektif danefisien menuju sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.”

Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional dalam


bukunya Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah
(2007:3) menjelaskan bahwa manajemen sarana dan prasarana diharapkan dapat
membantu sekolah dalam merencanakan kebutuhan fasilitas, mengelola
pengadaan fasilitas, mengelola pemeliharaan fasilitas, mengelola kegiatan
inventaris sarana dan prasarana, serta kegiatan penghapusan barang inventaris
sekolah.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah supaya perencanaan,
pengadaan, pemakaian, dan pemeliharaan sarana dan prasarana dapat dilakukan
secara efektif dan efisien.

2.5 Prinsip Dasar Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan


Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelola
sarana dan prasarana pendidikan disekolah menurut Bafadal (2003:5) sebagai
berikut:

1. Prinsip Pencapaian Tujuan


Manajemen sarana dan prasarana dapat dikatakan berhasil apabila fasilitas
sekolah itu selalu siap pakai setiap saat ketika ada personil sekolah yang
akan menggunakannya, dengan begitu sarana dan prasarana sekolah dapat
berfungsi secara optimal sehingga dapat menunjang ketercapaian tujuan
pendidikan yang diinginkan.
2. Prinsip Efisiensi
Hal yang perlu dilakukan untuk menunjang prinsip efisiensi diantaranya
adalah pemeliharaan terhadap sarana dan prasana sekolah yang sudah ada
sehingga sarana dan prasarana sekolah terawat dan dapat tahan lama.
3. Prinsip Administratif
Prinsip administratif berarti semua perilaku pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan hendaknya selalu memperhatikan undang- undang,
peraturan, instruksi dan pedoman yang ada.
4. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab
Pada hal ini diperlukan pembagian tugas yang jelas sehingga setiap orang
bertanggung jawab akan tugasnya masing-masing.
5. Prinsip Kekohesifan
Prinsip kekohesifan berarti manajemen sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerjasama di sekolah
yang sangat kompak.
Berdasarkan kutipan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip
dasar dalam kegiatan manajemen sarana dan prasarana antara lain adalah :
pencapaian tujuan, efisiensi, administratif, kejelasan tugas dan tanggung jawab,
serta prinsip kekohesifan. Apabila prinsip - prinsip tersebut dijalankan oleh
sekolah maka manajemen sarana dan prasarana akan berjalan dengan baik dan
tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

2.6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan u/ SMA/MA


Dalam ruang lingkup pengelolaan sekolah, sarana dan prasaran termasuk
dalam pengelolaan sekolah yang bersifat fisik,

“Pertama, pengelolaan sekolah yang bersifat fisik terdiri dari, pengelolaan


ruang, gedung dan ruang belajar, pengelolaan tanah yang sudah digunakan dan
belum digunakan, pengelolaan kursi dan meja guru dan siswa, papan tulis untuk
kegiatan belajar, jumlah siswa, jumlah guru, tenaga administrasi, penjaga
sekolah, ruang wc, ruang laboratorium, alat-alat laboratorium IPA, alat-alat
laboratorium bahasa, ventilasi udara, buku-buku sumber belajar, buku panduan
guru, rak buku, jumlah pendanaan dan pengalolasiannya, jumlah invetaris
kendaraan, jumlah infocus, jumlah komputer, penataan halaman ruang osis,ruang
UKS, jumlah alat - alat kesenian, jumlah alat-alat olahraga.”

Diding dan Iman,(2015:55-56) Mengacu pada UU No. 20 tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional yang kemudian diikuti dengan terbitnya PP No. 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya dilakukan
perubahan pada PP No. 23 tahun 2013 disebutkan lingkup standar nasional
pendidikan meliputi standar isi, standar kompetensi lulusan, standar sarana dan
prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan,
standar proses, standar pembiayaan dan standar penilaian. lebih lanjut terkait
standar sarana dan prasarana SMA/MA diatur dengan jelas dalam permendiknas
Nomor 24 tahun2007, permendiknas No. 33 tahun 2008 serta permendiknas No.
40 tahun 2008. Berdasarkan permendiknas tersebut, maka standar sarana dan
prasarana SMA/MA dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Satuan pendidikan
 Satu SMA/MA memiliki minimum 3 rombongan belajar dan maksimum
27 rombongan belajar.
 Satu SMA/MA dengan tiga rombongan belajar melayani maksimum
6000 jiwa. Untuk pelayanan penduduk lebih dari 6000 jiwa dapat
dilakukan penambahan rombongan belajar di sekolah yang telah ada atau
pembangunan SMA/MA baru.

2. Lahan
 Lahan untuk satuan pendidikan SMA/MA memenuhi ketentuan
rasiominimum luas lahan terhadap peserta didik.
 Untuk satuan pendidikan yang memiliki rombongan belajar dengan
banyak peserta didik kurang dari kapasitas maksimum kelas, lahan juga
memenuhi ketentuan luas minimun.
 Luas lahan yang dimaksud pada angka 1 dan 2 diatas adalah luas lahan
yang dapat digunakan secara efektif untuk membangun prasaran sekolah
berupa gedung dan tempat bermain / berolahraga.
 Lahan terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan
keselamatan jiwa serta memilki akses untuk penyelamatan dalam
keadaan darurat.
 Kemiringan lahan rata-rata kurang dari 15%, tidak berda di dalam daris
sepadan sungai dan jalur kereta api.

 Lahan terhindar dari ganguan-gangguan berikut:


a. Pencemaran air sesuai dengan PP RI Nomor 22 tahun 1990 Tentang
pengendalian pencemaran air.
b. Kebisingan sesuai dengan KepMen Negara KLH Nomor
94/MENKLH/1992 Tentang baku mutu kebisingan.
c. Pencemaran udara sesuai dengan KepMen Negara KLH Nomor 02/MEN
KLH/1998 Tentang pedoman baku mutu lingkungan.
 Lahan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam peraturan
daerah Tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten / kota atau
rencana lain yang lebih rinci dan mengikat, dan mendapat izin
pemanfaatan tanah dari pemerintah daerah setempat.

 Lahan memiliki status hak atas tanah, dan atau memiliki izin
pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan
peraturan perundang - undangan yang berlaku untuk jangka waktu
minimum 20 tahun.
3. Bangunan Gedung
 Bangunan gedung untuk satuan pendidikan SMA/MA memenuhi
ketentuan rasio minimum luas lantai terhadap peserta didik.
 Untuk satuan pendidikan yang memiliki rombongan belajar dengan
banyak peserta didik kurang dari kapasitas maksimum kelas, lantai
bangunan juga memenuhi ketentuan luas minimum.
 Bangunan gedung memenuhi ketentuan tata bangunan.
 Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan.
 Bangunan gedung memenuhi persyaratan kesehatan.
 Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksesabilitas yang mudah,
aman dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat.
 Bangunan gedung memenuhi persyaratan kenyamanan.
 Bangunan gedung bertingkat memenuhi persyaratan.
 Bangunan gedung dilengkapi sistem keamanan.
 Bangunan gedung dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum
1300 Watt.
 Pembangunan gedung atau ruang baru harus dirancang, dilaksanakan,
dan diawasi secara profesional.
 Bangunan gedung sekolah baru dapat bertahan minimum 20 tahun.
 Pemeliharaan bangunan gedung sekolah adalah sebagai berikut.
a. Pemeliharaan ringan, meliputi pengecatan ulang, perbaikan
sebagian daun jendela atau pintu, penutup lantai, penutup atap,
plafon, instalasi air dan listrik, dilakukan minimum sekali dalam
5 tahun.
b. Pemeliharaan berat, meliputi penggantian rangka atap, rangka
plafon, rangka kayu, kusen, dan semua penutup atap, dilakukan
minimum sekali dalam 20 tahun.
 Bangunan gedung dilengkapi izin mendirikan bangunan dan izin
penggunaan sesuai ketentuan peraturan perundang - undangan yang berlaku.

4. Ketentuan Sarana dan Prasarana

Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:

1) Ruang kelas
2) Ruang perpustakaan
3) Laboratorium biologi
4) Laboratorium fisika
5) Laboratorium kimia
6) Laboratorium komputer
7) Laboratorium Bahasa
8) Ruang pimpinan
9) Ruang guru
10) Ruang tata usaha
11) Tempat beribadah
12) Ruang konseling
13) Ruang UKS
14) Ruang organisasi kesiswaan
15) Jamban
16) Gudang
17) Ruang sirkulasi
18) Tempat bermain / berolahraga
2.7 Ketentuan Sarana dan Prasarana
Ketentuan mengenai prasarana tersebut beserta sarana yang ada di dalamnya
diatur dalam standar sebagai berikut:

1. Ruang kelas.
 Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktik
yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktik dengan alat
khusus yang mudah dihadirkan,
 Banyak minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar,
 Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik.
 Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2 / peserta didik. untuk rombongan
belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang
kelas 30 m2, lebar minimum ruang kelas 5 meter.
 Ruang kelas memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan yang
memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke
luar ruangan.
 Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru
dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci
dengan baik saat tidak digunakan.
 Ruang kelas dilengkapi sarana sebagai berikut:
o Meja dan kursi peserta didik
o Meja dan kursi guru
o Lemari
o Papan tulis dan papan panjang dan perlengkapan lain (tempat
sampah, tempat cuci tangan, jam dinding dan soket listrik).
2. Ruang Perpustakaan.
 Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan
guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan
membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas
mengelola perpustakaan.
 Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang kelas,
lebar minimum ruang perpustakaan 5 meter.
 Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan
yang memadai untuk membaca buku dan ruang perpustakaan terletak di
bagian sekolah yang mudah dicapai.
3. Ruang Laboratorium biologi
 Ruang laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran biologi secara praktek yang memerlukan
peralatan khusus.
 Ruang laboratorium biologi dapat menampung minimum satu
rombongan belajar.
 Rasio minimum ruang laboratorium biologi 2,4 m2 / peserta didik. untuk
rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas
minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan
dan persiapan 18 m2, lebar minimum ruang laboratorium 5 m.
 Ruang laboratorium biologi memiliki fasilitas yang memungkinkan
pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan.
4. Ruang laboratorium fisika
 Ruang laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran fisika secara praktek yang memerlukan peralatan
khusus.
 Ruang laboratorium fisika dapat menampung minimum satu rombongan
belajar.
 Rasio minimum ruang laboratorium fisika 2,4 m2 / peserta didik. untuk
rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang,luas
minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan
dan persiapan 18 m2, lebar ruang laboratorium fisika minimum 5 m.
 Ruang laboratorium fisika memiliki fasilitas yang memungkinkan
pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan.
5. Ruang laboratorium kimia
 Ruang laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan pembelajaran kimia secara praktek yang memerlukan peralatan
khusus.
 Ruang laboratorium kimia dapat menampung minimum satu rombongan
belajar.
 Rasio minimum ruang laboratorium kimia 2,4 m2 / peserta didik. untuk
rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas
minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan
dan persiapan 18 m2, lebar ruang laboratorium kimia minimum 5 m.
 Ruang laboratorium kimia memiliki fasilitas yang memungkinkan
pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek
percobaan.
6. Ruang laboratorium komputer
 a.Ruang laboratorium komputer berfungsi sebagai tempat
mengembangkan keterampil andalan bidang teknologi informasi dan
komunikasi.
 b. Ruang laboratorium komputer dapat menampung minimum satu
rombongan belajar yang bekerja dalam kelompok 2 orang
 .c. Rasio minimum luas ruang laboratorium komputer 2 m2 / peserta
didik. untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15
orang, luas minimum ruang laboratorium komputer 30 m2, lebar
minimum ruang laboratorium komputer 5.
7. Ruang laboratorium bahasa.
 Ruang laboratorium bahasa berfungsi sebagai tempat mengembangkan
keterampilan berbahasa, khusus untuk sekolah yang mempunyai jurusan
Bahasa.
 Ruang laboratorium Bahasa dapat menampung minimum satu
rombongan belajar.
 Rasio ruang laboratorium Bahasa 2 m2 / peserta didik. untuk rombongan
belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang luas minimum ruang
laboratorium 30 m2, lebar minimum laboratorium Bahasa 5 m.

8. Ruang pimpinan.
 Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan
pengolaan sekolah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua
murid, unsur komite sekolah, petugas dinas Pendidikan, atau tamu
lainnya.
 Luas minimum ruang pimpinan 12 m2 dan lebar minimum 3m2.
 Ruang pimpinan mudah di akses oleh guru dan tamu sekolah dan dapat
di kunci dengan baik.
 Ruang pimpinan di lengkapi sarana yang memadai.
9. Ruang guru.
 Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta
menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.
 Rasio minimum luas ruang guru 4 m2 / pendidik dan luas minimum 72
m2.
 Ruang guru mudah dicapai dari halaman sekolah atatupun dari luar
lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan.
 Ruang guru dilengkapi sarana yang standar.

10. Ruang tata usaha.


 Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk
mengerjakan administrasi sekolah.
 Rasio minimum luas ruang tata usaha 4 m2 / petugas dan luas minimum
16 m2.
 Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar
lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan.
 Ruang tata usaha dilengkapi sarana memadai.

11.Tempat Ibadah

 Tempat ibadah berfungsi sebagai tempat warga sekolah melakukan


ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah.
 Banyak tempat ibadah sesuai dengan kebutuhan tiap satuan pendidikan,
dengan luas minimum 12 m2.
 Tempat beribadah dilengkapi sarana yang standar.

12.Ruang konseling
 Ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta didik mendapatkan
layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan
pribadi, sosial, belajar, dan karir.Luas minimum ruang konseling 9 m2.
 Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan
menjamin privasi peserta didik.Ruang konseling dilengkapi sarana
memadai.

13. Ruang UKS


 Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta
didik yang mengalami gangguann kesehatan di sekolah.
 Ruang UKS dapat dimanfaatkan sebagai ruang konseling.
 Luas minimum ruang UKS 12 m2.
 Ruang UKS dilengkapi sarana yang memenuhi standar sarana UKS.

14. Ruang organisasi kesiswaan


 Ruang organisasi kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan
kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan.
 Luas minimum ruang organisasi kesiswaan 9 m2.
 Ruang organisasi kesiswaan dilengkapi sarana sesuai dengan ketentuan.
15. Jamban
 Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan / kecil.
 Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1
jamban untuk setiap30 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk
guru. Banyak minimum jamban setiap unit sekolah 3 unit.
 Luas minimum 1 unit jamban 2 m2.
 Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah
dibersihkan.Tersedia air bersih di setiap unit jamban.
 Jamban dilengkapi sarana yang memenuhi standar.

16. Gudang
 Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan peralatan
pembelajaran di luar kelas,tempat penyimpanan sementara peralatan
sekolah yang tidak/belum berfungsi di satuan pendidikan, dan tempat
menyimpan arsip sekolah yang telah berusia lebih dari 5 tahun.
 Luas minimum gudang 21 m2, gudang dapat dikunci, gudang dilengkapi
sarana yang memenuhi standar.

17. Ruang sirkulasi


 Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar
ruang dalam bangunan sekolah dan sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didikdi luar jam pelajaran,
terutama pada saat hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan - kegiatan
tersebut di halaman sekolah.
 Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang -
ruang di dalam bangunan sekolah dengan luas minimum 30 % dari luas
total seluruh ruang pada bangunan,lebar minimum 1,8 m, dan tinggi
minimum 2,5 m.
 Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan
baik, beratap, serta mendapat pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
 Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi
pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm.
 Bangunan bertingkat dilengkapi tangga. bangunan bertingkat dengan
panjang lebih dari 30 meter dilengkapi minimum 2 buah tangga.
 Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat
tidak lebih dari 25 meter.
 Lebar minimum tangga 1,5 meter, tinggi maksimum anak tangga 17 cm,
lebar anak tangga 25-30 cm, dan dilengkapi pegangan tangan yang
kokoh dengan tinggi 85-90 cm.
 Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi
bordes dengan lebar minimum sama dengan lebar tangga.
 Ruang sirkulasi vertikal dilengkapi pencahayaan dan penghawaan yang
cukup.

18. Tempat bermain/berolahraga.


 Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai arena bermain,
berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan
ekstrakulkuler.
 Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang tidak
mengganggu proses p embelajaran di kelas.
 Tempat bermain/berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir.
 Ruang bebas yang dimaksud di atas memiliki permukaan datar,
drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda -
benda lain yang mengganggu kegiatan olahraga.
 Tempat bermain/berolahraga dilengkapi sarana yang memenuhi
standar.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan kajian diatas mengenai manajemen sarana dan
prasarana pendidikan maka dapat dibuatkan kesimpulan, sarana pendidikan adalah
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang
proses pendidikan,khususnya proses belajar mengajar seperti gedung, ruang kelas,
meja kursi, serta alat-alat dan media pembelajaran. Ada pun yang dimaksud
prasarana pendidikan yaitu sebagai berikut :

1. Definisi manajemen sarana dan prasarana pendidikan, bertugas mengatur


serta menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan
kontribusi pada proses pendidikan secara optimal.
2. Jenis - jenis sarana dan prasarana pendidikan, Aspek tanah, berkaitan
dengan kepemilikan tanah,, luas, sempit, ramai, kumuh, dan lain-lain, Aspek
bangunan, kondisi gedung, Aspek perabot penunjang pendidikan,seperti
meja kursi, papan tulis, alat peraga, dan lainnya.
3. Sarana Pendidikan dilihat dari habis tidaknya pakai, sarana ini terbagi
menjadi dua yaitu: Sarana pendidikan yang habis pakai, segala bahan atau
alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat,
Sarana pendidikan tahan lama, keseluruhan bahan atau alat yang dapat
digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang relative lama.
4. Tujuan manajemen sarana dan prasarana Pendidikan, Untuk mengupayakan
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan
pengadaan yang hati-hati dan seksama, Untuk mengupayakan pemakaian
sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien, Untuk mengupayakan
pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah sehingga keberadaannya selalu
dalam kondisi siap pakai setiap diperlukan oleh semua warga sekolah.
5. Prinsip dasar menejemen sarana dan prasarana pendidikan yaitu : prinsip
pencapaian tujuan, prinsip efisiensi, prinsip administratif, prinsip kejelasan
tanggung jawab, serta prinsip kekohesifan.
6. Standar sarana dan prasana pendidikan u/SMA/MA yaitu : satuan
pendidikan, lahan, bangunan gedung, ketentuan sarana dan prasarana,
7. Ketentuan sarana dan prasarana pendidikan yaitu : ruang kelas, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang
laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium
bahasa, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat ibadah, ruang
konseling, ruang uks, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang
sirkulasi, tempat bermain/ berolahraga.

3.2 Saran

Berdasarkan penjelasan kajian diatas mengenai manajemne saran dan


prasaran sesuaidengan standar nasional pendidikan maka dapat dibuatkan saran,
sebagai berikut :

1. Bagi warga sekolah, sarana dan prasarana pendidikan yang ada disekolah
untuk memfasilitasi warga sekolah dalam menunjang semua kegiatan di
sekolah. perlu juga adanya peningkatan sarana dan prasaran saat hal
tersebut mulai tidak baik digunakan.
2. Bagi dinas pendidikan (Pemerintah Daerah), dinas pendidikan diharapkan
dapat berperan lebih aktif lagi dalam melakukan pendataan dan
mengupayakan solusi terhadapkebutuhan sarana dan prasarana yang belum
dapat dipenuh
DAFTAR PUSTAKA

Bafadhal, Ibrahim. 2008. Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan


Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara

Darma. 2003. Pengelolaan Sarana dan Prasarana. Jakarta. Gramedia.

Fauzi, Imron. 2008. Administrasi Sarana dan Prasarana.


Imronfauzi.wordpress.com

Moloeng. 2005. Metodedologi Penelitian Kuanlitatif. Bandung: Remaja Rosda


Karya

Suryadi, 2002. Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

wahyuningrun. 2000. Buku ajar: Manajemen Fasilitas Pendidikan. Yogyakarta:


AP FIP UNY.

Anda mungkin juga menyukai