Anda di halaman 1dari 23

RUANG LINGKUP MANAJEMEN PENDIDIKAN (Manajemen Sarana

Prasarana, Keuangan/pembiayaan, dan Manajemen Humas)

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Manajemen Pendidikan

Disusun Oleh Kelompok 3:

1. Nova Lisa 2030111098


2. Nuria Arisma 2030111105
3. Putri Dwi Latifa 2030111109
4. Putri Sandela 2030111113

Dosen Pengampu:

Ferdino Wedi Sanjaya, S.pd., M.pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS

BATUSANGKAR

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolonganNya,
penulis tidak akan mampu menyelesaika makalah ini dengan baik. Tidak lupa juga
shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak. Tidak lupa juga terimakasih kami ucapkan kepada Bapak
Ferdino Wedi Sanjaya, S.Pd., M.Pd selaku pengampu mata kuliah yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat waktu.

Makalah ini berjudul Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan yang disusun


untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Manajemen Pendidikan. Pada
makalah ini akan membahas tentang manajemen peserta didik, manajemen
kurikulum dan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan.

Apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini, izinkan penulis menghaturkan


permohonan maaf. Sebab, makalah ini tidak sempurna dan masih memiliki
banyak kelemahan. Penulis juga berharap pembaca makalah ini dapat memberikan
kritik dan sarannya kepada penulis. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca
untuk menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan menjadi acuan untuk menulis
makalah lainnya.

Batusangkar, 27 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap
kemajuan bangsa dan dalam membentuk watak bangsa. Pendidikan juga
tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat. sebagaimanan
termaktub dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 3 menyebutkan tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, dan kreatif.

Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat


kompleks karena sekolah sebagai organisasi didalamnya terdapat berbagai
dimensi satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan
sifat unik, menunjukkan balwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-
ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisai-organisasi lain. Ciri-ciri
yang menempatkan sckolah memiliki karakter tersendiri, dimana terjadi
proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan
umat manusia. Karena sifatnya yang kompleks dan unik tersebutlah,
sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi.

Untuk meralisasikan tujuan pendidikan nasional setiap sekolah


perlu melakukan manajemen sekolah agar tujuan kegiatan belajar
mengajar dapat berlangsung secara leralur. efektif dan efisien. Sekolah
merupakan lembaga pendidikan, yang menampung peserta didik dan
dibina agar mereka memiliki kemampuan. kecerdasan dan keterampilan
Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara terkoordinasi dan
terarah Agar pemahaman kita tentang manajemen pendidikan lebih luas
dan komprehensif, maka penulis menyusunnya dalam sebuah makalah
dengan judul "Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan". Semoga
bermanfaat dan berguna untuk pribadi penulis dan реmbaca pada
umumnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah
sebagai berikut :

1. Apa ruang lingkup manajemen Sarana dan Prasarana?


2. Apa ruang lingkup manajemen Keuangan/Pembiayaan?
3. Apa ruang lingkup manajemen Humas?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penulisan makalah yaitu :
1. Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen sarana dan prasarana.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen keuangan/pembiayaan.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen humas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana


1. Pengertian Manajemen Pendidikan
Manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dan
kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi
adalah sebagai aktivitas manajerial. Manajemen dalam artian sempit
sebagai penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara
sistematis dengan tujuan supaya dapat menyediakan keterangan serta
memudahkan memperolehnya kembali secarakeseluruhan dalam
hubungan satu sama lainnya. Sarana dan prasarana adalah semua
benda atau barang yang bergerak maupun yang tidak bergerak yang
digunakan untuk menunjang terlaksanakannya proses pembelajaran
yang langsung maupun yang tidak langsung dalam sebuah pendidikan
(Rohiat, 2006).
Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan
bagaimana mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan
secara efisien dan efektif dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Secara umum, proses kegiatan manajemen sarana dan
prasarana meliputi perencanaan, pengadaan, pengawasan,
penyimpanan inventarisasi, penghapusan dan penataan. Proses ini
penting dilakukan agar pengadaan sarana dan prasarana tepat sasaran
dan efektif dalam penggunaannya.
Menurut Rohiat (2006) Manajemen sarana dan prasarana
adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala
peralatan/material bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah.
Manajemen sarana dan prasarana dibutuhkan untuk membantu
kelancaran proses belajar mengajar. Manajemen sarana dan prasarana
dapat diartikan sebagai kegiatan menata, mulai dari merencanakan
kebutuhan, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, pendayagunaan,
pemeliharaan, penginventarisan dan penghapusan serta penataan lahan,
bangunan, perlengkapan, dan perabot sekolah serta tepat guna dan
tepat sasaran (Sobri, 2009).
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat
menciptakan sekolah yang bersih, rapi, dan indah sehingga
menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun
murid untuk berada di sekolah. Di samping itu juga tersedianya alatalat
atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan
relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal
untuk kepentingan proses pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru
sebagai pengajar maupun siswa sebagai pelajar.
Tujuan dari pengelolaan sarana dan prasarana sekolah adalah
untuk memberikan layanan secara profesional agar proses
pembelajaran bisa berlangsung secara efektif dan efisien. Bafadal
(2004) menjelaskan tujuan sarana dan prasarana pendidikan sebagai
berikut:
1) Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana sekolah
melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan
seksama, sehingga sekolah memiliki sarana dan prasarana yang
baik, sesuai kebutuhan, dan dengan dana yang efisien;
2) Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah
secara tepat dan efisien;
3) Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan , sehingga dalam kondisi siap pakai.

Proses belajar mengajar akan semakin efektif dan berkualitas


bila ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai. Proses
belajar mengajar merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksanakan
oleh guru dan siswa dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang
tersedia untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Dengan
demikian tanpa adanya sarana dan prasarana pendidikan dapat
dikatakan proses pendidikan kurang berarti. Untuk memaksimalkan
penggunaan sarana dan prasarana pendidikan secara optimal maka
perlu adanya suatu manajemen agar tujuan pendidikan yang
dirumuskan dapat tercapai secara sempurna.

Dengan adanya manajemen sarana dan prasarana pendidikan


akan mampu mendayagunakan semua sarana dan prasarana pendidikan
secara efektif dan efisien. Menurut Imron, (1995) bahwa tujuan
manajemen sarana dan prasarana secara umum adalah untuk
memberikan layanan secara profesional dibidang sarana dan prasarana
pendidikan dalam rangka terselenggarakannya pendidikan secara
efektif dan efisien.

2. Ruang lingkup Manajemen Sarana dan Prasarana


a. Pengadaan Fasilitas Pendidikan
Pada tahap pengadaan mi pendidikan mencakup langkah
perencanaan fasilitas pendidikan (Hartati Sukirman, 2002:29).
Tujuan yang ingin dicapai dengan perencanaan pengadaan
perlengkapan atau fasilitas tersebut adalah untuk memenuhi
kebutuhan perlengkapan. Oleh karena itu, keefektifan suatu
perencanaan pengadaan perlengkapan sekolah tersebut dapat
dinilai atau dilihat dari seberapa jauh pengadaanya itu dapat
memenuhi kebutuhan perlengkapan di sekolah dalam periode
tertentu (Ibrahim Bafadal. 2004:27).
b. Penyimpanan dan Pendayagunaan fasilitas Pendidikan
Tindakan yang perlu dilakukan setelah adanya
barang/fasilitas adalah pengaturan (Hartati Sukirman dkk,
2002:29). Langkah awal pengaturan yaitu penyimpanan, atau
tindakan meletakkan atau menaruh ditempat yang aman. Perlu
diingat bahwa kemudahan pengaturan alat pelajaran dipengaruhi
oleh jumlah macam/jenis, kelas, jumlah peserta didik serta ruang
yang ada di sekolah. Tempat penyimpanan barang dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu: ruangan, lemari tertutup dan lemari
terbuka, serta rak atau sekat. Untuk memudahkan pengaturan
sebaiknya setiap jenis tempat penyimpanan tersebut diberikan
kode/nama sesuai dengan barang/alat pelajaran yang disimpannya,
missal: berdasarkan alat pelajaran.
c. Pemeliharaan fasilitas Pendidikan
Pemeliharaan berfungsi agar barang-barang tetap dalam
keadaan baik dan utuh, dapat digunakan sampai batas umurnya,
untuk membedakan perangkat atau barang yang masih bisa dipakai
dan barang yang sudah rusak (Hartati Sukirman dkk, 2002:30).
Tujuan pengaturan fasilitas pendidikan sebenarnya sedikit banyak
telah termasuk pada tindakan pemeliharaan.
Menurut Ibrahim Bafadal (2004:49), ada beberapa macam
pemeliharaan perlengkapan pendidikan di sekolah. Ditinjau dari
sifatnya, ada empat macam pemeliharaan perlengkapan
pendidikan. Keempat pemeliharaan tersebut cocok dilakukan pada
perlengkapan pendidikan berupa mesin. Pertama, pemeliharaan
yang bersifat pengecekan. Pengecekan ini dilakukan oleh
seseorang yang mengetahui tentang baik buruknya keadaan mesin.
Kedua, pemeliharaan yang bersifat pencegahan. Pencegahan
dengan cara demikian perlu dilakukan agar kondisi mesin selalu
dalam keadaan baik. Ketiga, pemeliharaan yang bersifat perbaikan
ringan. Keempat, perbaikan berat.
Ditinjau dari waktu perbaikannya, ada dua macam
pemeliharaan perlengkapan sekolah, yaitu pemeliharaan sehari-hari
dan pemeliharaan berkala. Pemeliharaan sehari-hari, misalnya,
berupa menyapu, mengepel lantai, dan membersihkan pintu,
sedangkan pemeliharaan berkala, misalnya berupa pengontrolan
genting dan pengapuran tembok (Ibrahim Bafadal, 2004:49).
d. Penghapusan Fasilitas Pendidikan
Secara definitif, penghapusan perlengkapan adalah kegiatan
meniadakan barang-barang milik lembaga (bisa juga sebagai milik
Negara) dari daftar inventaris dengan cara berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Ibrahirn Bafadal, 2004:62).
Menurut Hartati Sukirman (2002:31), penghapusan fasilitas
pendidikan dapat dilakukan dengan cara untuk mencegah atau
sekurangkurangnya membatasi kerugian yang lebih besar,
meringankan beban kerja dan 46 tanggungjawab pelaksana
inventaris dan membebaskan tanggungjawab lembaga yang
mengurusnya.
e. Pelaporan Fasilitas Pendidikan
Pelaporan fasilitas pendidikan berisi mengenai keadaan
barang baik dan segi kuantitas maupun kualitas (Hartati Sukirman
dkk. 2002:30). Pelaporan fasilitas biasanya diuraikan dalam bentuk
tertulis. dalam hal ini catatan-catatan. Untuk memudahkan
pelaporan di kemudian hari sedari awal hendaknya dibuat buku
inventaris buku catatan tentang masuk/keluarnya barang, serta
buku catatan istimewa. Pelaporan diperlukan bilamana terdapat
rencana pengadaan, atau sekedar ingin mengetahui sejauh mana
keberadaan dan keadaan fasilitas dilihat dari segi kuantitas dan
kualitas.
3. Prinsip-prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana
Menurut Bafadal, dalam mengelola sarana dan prasarana
pendidikan, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan agar
tujuan bisa tercapai dengan maksimal. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Prinsip pencapaian tujuan, yaitu sarana dan prasarana pendidikan
di sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai apabila akan
didaya gunakan oleh personil sekolah dalam rangka pencapaian
tujuan pembelajaran di sekolah.
b. Prinsip efisiensi, yaitu pengadaan sarana dan prasarana di sekolah
harus dilakukan melalui perencanaan yang seksama, sehingga
dapat diakdakan sarana dan prasarana pendidikan yang baik
dengan harga yang murah. Demikian juga pemakaiannya harus
dengan hati-hati sehingga mengurangi pemborosan.
c. Prinsip administratif, yaitu manajemen sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah harus selalu memperhatikan UU, peraturan,
instruksi, dan petunjuk teknis yang diberlakukan oleh pihak yang
berwenang.
d. Prinsip kejelasan tanggung jawab, yaitu manajemen sarana dan
prasarana pendidikan di sekolah harus didelegasika kepada
personel sekolah yang mampu bertanggung jawab, apabila
melibatkan banyak personil sekolah dalam manajemennya, maka
perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk
tiap personil sekolah.
e. Prinsip kekohesifan, yaitu manajemen sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah harus direalisasikan dalam bentuk proses
kerja sekolah yang sangat kompak.

B. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan/ Pembiayaan


1. Pengertian Manajemen keuangan/pembiayaan
Manajemen keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan
pembiayaan pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut
kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan secara efektif dan
transparan. (Mulyasa, 2006: 194).
Secara umum, manajemen memiliki tiga tahapan penting yaitu
tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian. Ketiga
tahapan tadi apabila diterapkan dalam manajemen keuangan adalah
menjadi tahap perencanaan keuangan (budgeting), Pelaksanaan
(Akunting) dan tahap penilaian atau evaluasi (Auditing).
a. Penganggaran (budgeting)
Penganggaran (budgeting) merupakan kegiatan atau proses
penyusunan anggaran. Budget merupakan rencana operasional
yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang
digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan
lembaga dalam kurun waktu tertentu (Fatah, 2000: 47). Dalam
menentukan biaya satuan pendidikan terdapat dua pendekatan yaitu
pendekatan makro dan pendekatan mikro. Pendekatan makro
mendasarkan perhitungan pada keseluruhan jumlah pengeluaran
pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudian
dibagi jumlah murid. Pendekatan mikro berdasarkan perhitungan
biaya dimana menggunakan alokasi pengeluaran per komponen
pendidikan yang digunakan oleh murid.
b. Pelaksanaan (Akunting)
Kata akuntansi (Akunting) berasal dari bahasa inggris to
account yang berarti memperhitungkan atau mempertanggung
jawabkan. Menurut Mulyasa, pelaksanaan keuangan sekolah dapat
dikelompokan dalam dua kegiatan, yakni penerimaan dan
pengeluaran. Penerimaan keuangan sekolah dari sumbersumber
dana perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang
selaras dengan kesepakatan yang telah disepakati, baik berupa
konsep teoritis maupun peraturan pemerintah.
c. Evaluasi (Auditing)
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian
bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu
entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan
independen untuk dapat melaporkan kesesuaian informasi
dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Dalam
evaluasi keuangan sekolah, pengawasan merupakan salah satu
proses yang harus dilakukan dalam manajemen pembiayaan
berbasis sekolah.
Biaya pendidikan diartikan sebagai sejumlah uang yang dihasilkan
dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan
pendidikan yang mencakup gaji guru, peningkatan kemampuan
profesional guru, pengadaan sarana ruang belajar, perbaikan ruang
belajar, pengadaan parabot/mebeler, pengadaan alatalat pelajaran,
pengadaan buku-buku pelajaran, alat tulis kantor, kegiatan
ekstakulikuler, kegiatan pengelolaan pendidikan, dan supervisi
pembinaan pendidikan serta ketataushaan sekolah (Fattah, 2000:
112).
Jadi dapat disimpulkan bahwa Manajemen
keuangan/pembiayaan adalah serangkaian kegiatan perencanaan,
melaksanakan dan mengavaluasi serta mempertanggung jawabkan
pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah
(Mulyasa, 2005: 47). Pengelolaan keuangan yang baik dalam lembaga
akan meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pendidikan. Dengan
tersedianya biaya, pencapaian tujuan pendidikan yang lebih produktif,
efektif, efisien dan relevan memungkinkan kebutuhan akan segera
terwujud.
Adapun sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu
sekolah/madrasah, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi
tiga bagian yaitu a) pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah, yang bersifat umum atau khusus dan
diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan; b) orang tua atau peserta
didik; dan c) masyarakat baik mengikat maupun tidak.
2. Prinsip-Prinsip Manajemen keuangan/pembiayaan
Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan
bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip
keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping
itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. (Arwildayanto,
2017: 8-9).
a. Transparansi, berarti adanya keterbukaan.
Di lembaga pendidikan, manajemen keuangan yang
transparan yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya,
rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas
sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan
untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan sangat diperlukan
dalam rangka meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan
pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di
sekolah. Disamping itu transparansi dapat menciptakan
kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua
siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan
menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat
dan memadai.
b. Akuntabilitas
Dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang
sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah
ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah
membelanjakan uang secara bertanggung jawab.
Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua,
masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama yang menjadi
prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1) adanya transparansi
para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan m\
engikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah , (2)
adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3) adanya
partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam
menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah,
biaya yang murah dan pelayanan yang cepat.
c. Efektivitas
Lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen
keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan
yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai
aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang
bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
d. Efisiensi
Perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan
keluaran (output) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud
meliputi tenaga, pikiran, waktu, dan biaya.
e. Keadilan (Equilibrium/keseimbangan),
Menuntut terwujudnya keseimbangan individu dan
masyarakat. Dalam penyusunan anggaran harus dialokasikan
secara adil untuk kepentingan seluruh kelompok masyarakat.
(Hidayat dan Candra Wijaya, 2017: 112)
3. Tujuan Manajemen Keuangan dan Pembiayaan
Dalam pelaksanaan manajemen keuangan dan pembiayaan
pendidikan, ada beberapa tahapan yang perlu dilaksanakan, di
antaranya tahap perencanaan keuangan (financial plan),penganggaran
(budgeting), pelaksanaan pembukuan (accounting) dan tahap penilaian
atau auditing. (Arwildayanto, 2017: 7).
Adapun tujuan dari manajemen keuangan dan pembiayaan
adalah untuk memperoleh, dan mencari peluang sumber-sumber
pendanaan bagi kegiatan sekolah, agar bisa menggunakan dana secara
efektif dan tidak melanggar aturan, dan membuat laporan keuangan
yang transparan dan akuntabel. Di sinilah peran kepala sekolah untuk
mengelola keuangan dengan sebaik mungkin dengan memperdayakan
sumber daya manusia yang ada. Melalui kegiatan manajemen
keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat
direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan,
dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara
efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah
untuk; 1) meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan
sekolah; 2) meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan
sekolah; 3) Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.
Selanjutnya fungsi manajemen keuangan dalam pendidikan adalah
untuk melaksanakan kegiatan agar suatu tujuan tercapai dengan efektif
dan efisien. Secara tegas tidak ada rumusan yang sama dan berlaku
umum untuk fungsi manajemen (Tim Dosen Administrasi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia, 2009: 92).

C. Ruang Lingkup Manajemen Humas


1. Pengertian Manajemen Humas
Humas merupakan fungsi manajemen yang diadakan untuk
menilai dan menyimpulkan sikap-sikap publik, menyesuaikan policy
dan prosedur instansi atau organisasi untuk mendapatkan pengertian
dan dukungan masyarakat (Hassbullah, 2006: 124).
Manajemen humas merupakan suatu komunikasi dua arah
antara suatu lembaga dengan masyarakat untuk melakukan kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan serta evaluasi dalam
usaha pencapaian tujuan organisasi. Manajemen humas difungsikan
untuk mendukung dan memelihara jalur bersama bagi komunikasi,
pengertian, penerimaan, dan kerja sama antara organisasi dengan
publiknya. Berikut definisi dan pengertian manajemen humas dari
beberapa sumber buku:
Menurut Ruslan (2005), manajemen humas adalah komunikasi
dua arah antara organisasi dengan publik (masyarakat) secara timbal
balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan
meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan
bersama.
Menurut Wahjosumidjo (2007), manajemen humas adalah suatu
proses pengembangan hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat yang bertujuan memungkinkan orang tua dan warga
wilayah berpartisipasi aktif dan penuh arti di dalam kegiatan
pendidikan di sekolah.
Menurut Kustadi (2004), manajemen humas adalah suatu fungsi
manajemen yang menilai sikap publik, menyatakan kebijaksanaan dan
prosedur (tata laksana) seseorang atau suatu organisasi atas dasar
kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk
memperoleh pengertian dan pengakuan yang baik dari publik.
Kegiatan kehumasan di sekolah tidak hanya cukup
menginformasikan fakta-fakta tertentu dari sekolah, melainkan juga
harus mengemukakan beberapa hal di antaranya (Baharuddin, 2010:
90)
a. Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam
masyarakat tentang masalah pendidikan;
b. Membantu Kepala Sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh
bantuan dan kerja sama;
c. Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan; dan
d. Membantu pemimpin karena tugastugasnya tidak dapat langsung.

Memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak yang


memerlukannya (Asmendri, 2012: 96). Untuk melaksanakan tugas-
tugas tersebut, Humas yang efisien harus memerhatikan asas-asas
berikut.

a. Obyektif dan resmi, informasi yang dikeluarkan tidak boleh


bertentangan dengan dengan kebijaksanaan yang dijalankan.
Pemberitaan yang disampaikan harus merupaka suara resmi dari
instansi atau lembaga yang bersangkutan;
b. Organisasi yang tertib dan disiplin, humas akan berfungsi bilamana
tugas-tugas organisasi berjalan lancar dan efektif serta memiliki
hubungan keluar dan kedalam yang efektif pula.
c. Informasi harus bersifat mendorong timbulnya keinginan untuk
ikut berpartisipasi atau ikut memberikan dukungan secara wajar
pada masyarakat;
d. Kontinuitas, informasi humas harus berusaha agar masyarakat
memperoleh informasi secara kontiniu sesuai dengan kebutuhan;
e. Respon yang timbul dikalangan masyarakat merupakan umpan
balik dari informasi yang disampaikan harus mendapat perhatian
sepenuhnya.
2. Tujuan Manajemen Humas

Humas juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam


kehidupan berorganisasi, karena hidup matinya sebuah perusahaan
atau organisasi tergantung terhadap peranan humas. Hal ini tak lepas
dari kegiatan yang mereka lakukan berhubungan langsung dengan
seluruh publik lembaga pendidikan, dan pada dasarnya keberadaan
sebuah lembaga pendidikan amatlah tergantung pada publik. Jika
seorang humas dapat menciptakan suasana yang harmonis, saling
kepercayaan antara pihak lembaga dan publik maka humas tersebut
telah melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik.

Menurut Nasution (2010), peran humas di lembaga pendidikan


yaitu sebagai berikut:

a. Membina hubungan harmonis kepada publik intern (dalam


lingkungan lembaga pendidikan, seperti: dosen/guru, tenaga
administrasi, dan siswa), dan hubungan kepada publik ekstern (di
luar lembaga pendidikan, seperti: orang tua siswa, dan di luar
lembaga pendidikan).
b. Membina komunikasi dua arah antara publik internal (dosen/guru,
karyawan, dan mahasiswa/siswa), dan publik eksternal (lembaga
luar/instansi, masyarakat, dan media massa) dengan menyebarkan
pesan, informasi dan publikasi hasil penelitian, dan berbagai
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pimpinan.
c. Mengidentifikasi dan menganalisis suatu opini atau berbagai
persoalan, baik yang yang ada di lembaga pendidikan maupun
yang ada di masyarakat.
d. Berkemampuan mendengar keinginan atau aspirasi-aspirasi yang
terdapat di dalam masyarakat.
a. Bersikap terampil dalam menerjemahkan kebijakan-kebijakan
pimpinan dengan baik.
3. Fungsi Manajemen Humas
Fungsi manajemen humas adalah membantu manajemen dalam
melaksanakan kebijakan-kebijakan dan mengembangkan hubungan
yang baik dengan berbagai macam publik. Fungsi manajemen humas
dalam menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi
yang diwakilinya dengan masyarakat sebagai sasaran pada akhirnya
dapat menentukan sukses atau tidaknya tujuan dan citra yang hendak
dicapai oleh organisasi yang bersangkutan.
Menurut Nasution (2010), beberapa fungsi manajemen humas di
lembaga pendidikan yaitu:
a. Mampu sebagai mediator dalam menyampaikan komunikasi secara
langsung (komunikasi tatap muka) dan tidak langsung (melalui
media pers) kepada pimpinan lembaga dan publik intern (guru,
karyawan, dan siswa/i).
b. Mendukung dan menunjang kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan mempublikasikan lembaga pendidikan. Dalam hal ini
Humas bertindak sebagai pengelola informasi kepada publik intern
dan publik ekstern, seperti: menyampaikan informasi kepada pers
dan promosi.
c. Menciptakan suatu citra yang positif terhadap lembaga
pendidikannya.
4. Tugas Manajemen Humas
a. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta
pendapat umum masyarakat. Di samping itu, menjalankan dan
bertanggung jawab terhadap kehidupan kita bersama dengan
lingkungan. Karena mereka ikut menentukan kehidupan
organiasi apabila kita tidak saling mengganggu, perlu diajak
berunding, demi kebaikan semua pihak tak ada yang dirugikan.
b. Memperbaiki citra organisasi. Citra organisasi bisa merupakan
citra dari pemimpin, ada citra yang menjadi keinginan, harapan
dan sebagainya. Citra yang bisa mendapat kepercayaan adalah
citra dari kenyataan identitas organisasi.
c. Tanggung jawab sosial. Humas merupakan instrumen untuk
bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak
terhadap tanggung jawab tersebut. Terutama kelompok publik
sendiri, publik internal dan pers. Penting diusahakan bahwa
seluruh organisasi bersikap terbuka dan jujur terhadap semua
kelompok atau publik yang ada hubungannya dan memerlukan
informasi. Suatu organisasi mempunyai kewajiban adanya
usaha untuk pelayanan sosial yang harus menjadi tanggung
jawab.
d. Komunikasi. Humas mempunyai bentuk komunikasi yang
khusus, komunikasi timbal-balik, pengetahuan komunikasi
menjadi modalnya. Dalam fungsinya, komunikasi itu sentral
perlu juga untuk dimiliki adalah pengetahuan manajemen dan
kepemimpinan, struktur organisasi.
5. Ruang Lingkup Manajemen Humas
Menurut Rumanti (2009), manajemen humas dalam sebuah
organisasi memiliki beberapa ruang lingkup aktivitas, yaitu sebagai
berikut
a. Publisitas
Salah satu kegiatan Humas adalah publisitas, yaitu kegiatan
menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi atau
perusahaan di media massa. Dengan kata lain, publisitas adalah
upaya orang atau organisasi agar kegiatannya diberitakan media
massa.
b. Pemasaran
Tujuan Humas dalam pemasaran ini adalah untuk
menyampaikan pesan kepada khalayak yang bukan menjadi
pelanggan (customer) dari perusahaan tempat Humas itu berada.
Perusahaan memasang iklan jika merasa pandangan perusahaan
terhadap suatu isu tidak diberitakan secara proporsional atau jika
perusahaan merasa publik tidak memahami isu yang berkembang.
c. Public Affairs
Organisasi atau perusahaan harus menjalin hubungan yang
harmonis dengan pemerintah karena pemerintah mengeluarkan
peraturan yang harus dipatuhi oleh perusahaan. Pubic affairs
bertugas untuk memengaruhi kebijakan publik yang dapat
mendukung tujuan perusahaan.
d. Manajemen Isu
Manajemen isu (issues management) merupakan upaya
organisasi atau perusahaan untuk melihat kecenderungan isu atau
opini publik yang muncul di tengah masyarakat dalam upaya
organisasi atau perusahaan untuk memberikan tanggapan atau
respon yang sebaik-baiknya.
e. Lobi
Organisasi bisnis di Negara maju seperti Amerika Serikat
sudah lazim menunjuk suatu tim Humas untuk melakukan
pendekatan atau lobi (lobbying) dengan lembaga-lembaga yang
bertanggung jawab terhadap pembentukan hukum undang-undang
baru dengan harapan undang-undang baru yang akan dikeluarkan
itu tidak akan merugikan organisasi bersangkutan.
f. Hubungan Investor
Tugas hubungan investor sangat sering berkaitan dengan maslah
keuangan sehingga bidang ini sering pula disebut dengan financial
relations. Penyebaran informasi yang memengaruhi pengertian
pemegang saham dan investor secara umum mengenai posisi keuangan
dan prospek perusahaan, dan termasuk pula dalam tujuan financial
relations adalah perbaikan hubungan antara perusahaan dengan
pemegang saham.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan materi diatas, dapat disimpulkan

B. SARAN
Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
menjadi sarana untuk menambah wawasan bagi para pembaca. Mohon
maaf jika dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan sarannya kamai harapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai