Anda di halaman 1dari 12

Nikah Siri

Kelompok 12
Anggota
Salman Habib 11220430000061
Zhafira Alya 11220430000029
Deklan Ramadhan 11220430000069
Wahyu Ikshan 11220430000120
A. Pengertian Nikah Siri
Dalam pengertian fiqih, nikah adalah akad yang menyebabkan kebolehan
hubungan seksual antara suami dan istri, dengan mengunakan lafal nikah,
kawin, atau lafal lain yang semakna dengannya .
Kata “sirri” dalam istilah nikah sirri berasal dari Bahasa arabyaitu :”sirrun”
yang artinya rahasia. Melalui kata ini, nikahsirri diartikan sebagai
pernikahan yang dirahasiakan. berbedadengan nikah pada umumnya yang
dilakukan secara terang-terangan. Oleh karena itu, nikah siri dapat
didefinisikansebagai “bentuk pernikahan yang dilakukan secara
hukumagama atau secara adat istiadat, dan juga tidak diumumkanpada
halayak yang ramai serta tidak dicatatkan secara resmi di kantor pegawai
pencatat nikah.
B. Sebab Terjadinya Nikah Siri dan Bentuk-Bentuk
Nikah Siri
Nikah siri dilakukan karena hubungan yang tidak direstuioleh orang tua kedua pihak atau salah
satu pihak. Atausebaliknya, pernikahan siri terjadi karena tekanan danpaksaan dari orang tua
agar menikah dengan pilihan orang tuanya.
Nikah siri dilakukan karena adanya hubungan terlarangatau perselingkuhan.
Nikah siri dilakukan dengan alasan tidak memilikiketurunan dari isteri pertamanya.
Nikah siri dilakukan dengan dalih menghindari dosakarena zina.
Nikah siri dilakukan karena pasangan merasa belum siapsecara materi dan secara sosial.
Nikah siri dilakukan hanya untuk penjajagan danmenghalalkan hubungan badan saja. Bila setelah
menikahternyata tidak ada kecocokan maka akan mudahmenceraikannya tanpa harus melewati
prosedur yang berbelit-belit di persidangan.
Adapun bentuk-bentuk nikah siri sebagai berikut :
1. Perkawinan gelap, yaitu kawin tanpa memenuhi prosedursebagaimana mestinya seperti yang
ditentukan didalamperaturan udang-undang.
2. Perkawinan liar, perkawinan tersebut oleh sebagai besarumat Islam dianggap sah menurut agama,
walaupun tidakdidaftar atau dicatat pada Kantor Urusan Agama (KUA) setempat.
3. Perkawinan secara sembunyi-sembunyi, salah satualtenatif yang sering difikirkan oleh suadara kita yang
menikah adalah melakukan nikah siri ada duakemungkinan yang berkembang terhadap nikah siri inidiantaranya
adalah: pertama nikah siri adalah pernikahansebagaimana yang bisa terjadi, hanya saja tidak tercatatpada Kantor
Urusan Agama.Pernikahan semacam inisecara agama sah, tetapi tidak memiliki legalitas formal yang berfungsi
sebagai perlindungan hukum dan bisasewaktu-waktu terjadi masalah.Kedua sebagian saudarakita memahami nikah
siri sebagai bentuk pernikahan yang benar-benar rahasia, walimah yang berfungsi untukmengumumkan juga tidak
ada.
4. Perkawinan (nikah) gantung, yaitu perkawinan antaraseorang laki-laki dan seorang perempuan yang suami istri
digantungkan pada suatu keadaan atauwaktu dimasa yang akan datang. Menurut Hadikusumo, nikah gantung adalah
nikah yang dilangsungkan menurutketentuan syari’at Islam, namun suami-istri belum tinggalserumah dan hidup
bersama sebagai suami istri. Latarbelakang terjadinya nikah gantung pada umumnya karenaanak perempuan belum
dewasa, sehingga untuk hidupsebagai suami-istri memerlukan waktu sampai anakperempuan menjadi dewasa.
C. Implikasi dari Nikah Siri
Ada beberapa dampaknegatif menikah siri, antara lain:
1. Pihak perempuan tidak bisa menuntut hak-hak-nyasebagai istri yang telah
dilanggar oleh suami karenatidak adanya kekuatan hukum yang tetap
terhadaplegalitas perkawinan tersebut. l
2. Kepentingan terkait pembuatan KTP, KK, paspor sertaakta kelahiran anak
tidak dapat dilayani karena tidakadanya bukti pernikahan berupa akta
nikah/ bukunikah.
3. Nikah siri cenderung membuat salah satu pasangan, khususnya suami lebih
leluasa untuk meninggalkankewajibannya.
4. Banyak perlakuan kekerasan terhadap istri
5. Dapat mempengaruhi psikologis istri dan anak.
6. Akan ada banyak kasus poligami yang terjadi
Selain dampak negatif, ada juga dampak positif meskipun dampak
negatif akan lebih banyak, antara lain:

1. Mengurangi beban atau tanggung jawab seorangperempuan yang menjadi tulang


punggung keluarga.
2. Meminimalisasi adanya seks bebas sertaberkembangnya penyakit AIDS maupun penyakitlainnya.

3. Mampu menghindarkan seseorang dari hukum zinadalam agama.


D. Pandangan Para Imam Madzhab
•Mazhab Hanafi

Imam Hanafi mengemukakan bahwa istilah nikah siri adalahsebuah pernikahan yang
tidak bisa menghadirkan dua saksi, adapun jika dalam pernikahan telah dihadiri oleh dua
orang saksi maka tidak termasuk ke dalam nikah sirinamun melainkan ‘alaniyah
pernikahan pada umumnya yang diketahui khalayak umum.
Lebih lanjut lagi, masalah ketidakhadiran wali dalam pendapatUlama Imam Hanafi
mendapatkan perhatian khusus karenawali bukan termasuk rukun nikah sehingga
apabila ada duaorang saksi tanpa adanya wali pernikahan maka dianggap sah.
Apabila melihat hukumnya, Imam Hanafi mengharamkanpernikahan siri atas dasar dalil
yakni perintah Rasulullah Saw yang mengharuskan adanya penyiaran dalam pernikahan.
•Madzhab Maliki

Pernikahan Siri menurut Imam Maliki adalah nikah yang ataspesan suaminya, para
saksi merahasiakannya untuk istri danjamaahnya sekalipun sekeluarga setempat.
Madzhab Maliki melarang adanya pernikahan siri karenaadanya rukun-rukun yang
tidak lengkap atau dalam kata lain dilanggar. Selain itu terdapat kerusakan yang
terjadi dalampernikahan siri yakni tidak dipublikasikan kepada wargatentang
pernikahan tersebut yang dalam Islam disebutWalimatul Urs.
Dalam mazhab maliki jika pernikahan siri itu dilaksanakankarena takut dengan
mengumumkannya akan terjadi suatu halyang tak diinginkan misal perbuatan dzalim,
atau khawatirtakut kena sihir maka pernikahannya bukan suatu yang haram dan tidak
perlu fasakh (pembatalan pernikahan)
Namun, jika hilang kekhawatiran dan ketakutan seperti yang di atas maka tidak boleh
adanya praktik nikah siri. Pernikahannyadapat di fasakh (dibatalkan) jika keduanya
belum sampaimelakukan hubungan suami istri. Namun jika telah terjadihubungan
suami istri keduanya harus dipisahkan.
•Imam Syafi’i

Imam Syafi’i mendefinisikan nikah siri sebagai pernikahanyang


tidak dihadiri oleh dua saksi atau akad nikah yang tidakada
saksinya. Madzhab Syafi’i lebih menekankan padapelanggaran
dari salah satu rukun nikah yakni dua orang saksi. Hal tersebut
berdasarkan hadist Rasulullah yakni: “Dari Aisyah R.A dari
Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda“Tidak sah nikah,
melainkan dengan wali dan dua orang saksiyang adil”.
Tak jauh dari pendapat Hanafiyah, kalangan madzhab ini
jugatidak membolehkan praktik nikah siri. Menyiarkannya
adalahlebih disukai
•Madzhab Hanabilah

Menurut Imam Hambali, nikah menurut syariat dan ketentuanIslam adalah sah,
walaupun pernikahannya menjadi rahasiaoleh kedua pengantin, para wali nikah,
dan dua saksinya.
Madzhab Hambali menyatakan bahwa hukum nikah siri adalahmakruh. Hal tersebut
dilatarbelakangi oleh peristiwa di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab
yang pernahmengancam para pelaku nikah siri dengan hukuman had.
Hukuman had adalah hukuman yang diberikan kepada para pelaku jarimah hudud.
Yang termasuk ke dalam jarimah hududadalah zina, mencuri, peminum, perampokan,
pemberontakan, dan murtad,
Terjadinya perbedaan pendapat dari Ulama besar padamasanya juga hingga saat ini
terjadi perbedaan pandangan di kalangan ulama dan cendekiawan Indonesia. Ada
perbedaanpandangan yakni ada yang membolehkan, melarang, ataupunberada di sisi
netral atau tengah-tengah. Perbedaan mengenaisuatu syariat dalam Islam
seringkali terjadi karena perbedaaninterpretasi masing-masing orang yang
berdasarkan pada ilmuatau rujukan dari Al Quran, hadist Nabi, qiyas, ijma, dan
ijtihad.
Thank u
any questions?

Anda mungkin juga menyukai